Anda di halaman 1dari 26

Konsep Pengukuran

PENGERTIAN
 Pengukuran
Membandingkan suatu besaran yang tidak diketahui harganya dengan
besaran lain yang telah diketahui harganya.
Alat ukur digunakan untuk keperluan pengukuran.

 Alat ukur
Instrumen untuk mengetahui harga suatu besaran atau suatu variabel.
Prinsip kerja alat ukur harus dipahami agar alat ukur dapat digunakan
dengan cermat dan sesuai dengan pemakaian
yang telah direncanakan.
DEFINISI
 Ketelitian (accuracy)
Suatu alat ukur dikatakan tepat jika mempunyai akurasi yang baik yaitu
hasil ukur menunjukkan ketidakpastian yang kecil. Dapat juga dipahami
sebagai seberapa dekat hasil ukur dengan nilai sebenarnya.
 Ketepatan (precision)
Sebuah alat ukur dikatakan presisi jika untuk pengukuran besaran fisis
tertentu yang diulang maka alat ukur tersebut mampu menghasilkan
hasil ukur yang sama seperti sebelumnya. Sebagai contoh jika pengukur
tegangan dengan voltmeter menghasilkan pengukuran diulang
beberapa kali kemudian tetap menghasilkan pembacaan 5,61 volt, alat-
alat tersebut sangat presisi. Oleh karena itu, sifat presisi sebuah alat
ukur bergantung pada resolusi dan stabilitas alat ukur.
Contoh- contoh masalah dalam presisi dan ketelitian :
- kesalahan paralaksis (beda lihat)
- kesesuaian (conformity) → kesalahan skala
- jumlah angka berarti → jumlah angka dibelakang koma untuk
menyatakan hasil pengukuran
Contoh 68 Ω dengan 68.0 Ω
68 Ω (2 angka bearti) lebih mendekati ke 68 dari pada 67 atau 69
sedangkan
68.0 Ω (3 angka berarti) lebih mendekati 68.0 daripada 67.9 atau
68.1 jadi nilai 68.0 memiliki ketepatan yang lebih tinggi dari
pada 68
 Sensitivitas (sensitivity)
Perbandingan antara sinyal keluaran/respon instrumen terhadap
perubahan variabel masukan yang diukur. Contoh 1000ohm/volt.
Apabila alat ukur mempunyai respon yang baik terhadap setiap
perubahan kecil sinyal input/masukan sehingga output (hasil baca)
mengikuti perubahan tersebut maka alat dikatakan sensitif.

 Resolusi (resolution)
Sebuah alat ukur dikatakan mempunyai resolusi yang tinggi/baik jika alat
tersebut mampu mengukur perubahan nilai besaran fisis untuk skala
perubahan yang semakin kecil. Voltmeter dengan skala terkecil I mV
tentu mempunyai resolusi lebih baik dibanding voltmeter dengan skala
baca terkecil 1 volt.

 Errors
Penyimpangan variabel yang diukur dari nilai sebenarnya.
SUMBER KESALAHAN
Secara umum dapat dibagi atas 3 bagian :
 Gross errors (Kesalahan umum)
Penyebabnya adalah kesalahan manusia misalnya salah
menafsirkan harga pembagian skala.
Kesalahan ini dapat dikurangi dengan cara melakukan
pengukuran oleh beberapa orang kemudian ditentukan harga
rata-rata dari hasil pengukuran. Cara seperti ini perlu waktu
yang lama maka dilakukan apabila benar-benar perlu.
Contoh efek pembebanan (loading effect), setting yang tidak
tepat, ketidaktepatan penggunaan alat ukur
Contoh sebuah voltmeter dengan kepekaan (sensitivity) 1000Ω/volt
membaca 100 volt pada skala 150 volt, bila dihubungkan diantara
ujung-ujung sebuah tahanan yang tidak diketahui. Tahanan ini
dihubungkan secara seri dengan sebuah miliamperemeter. Bila
miliamperemeter membaca 5 mA tentukan
a. Tahanan yang terbaca
b. Nilai tahanan aktual dari tahanan yang diukur
c. Kesalahan karena loading effect

Penyelesaian
a. Tahanan total Rt = Vt/It
Rt = 100V/0.005
= 20 kΩ
b. Tahanan voltmeter
Rv = 1000Ω/volt x 150 volt =150 k Ω
karena voltmeter tsb paralel terhadap tahanan yang tidak
diketahui maka
Rx = Rt.Rv/Rv-Rt = 20 x 150/ 150-20
= 23.07 k Ω

c. Prosentase kesalahan : %error |


aktual  terbaca
| x100%
aktual

23.07  20
%error | | x100%  13.23%
23.07
 Kesalahan Sistematis
Kesalahan ini terjadi karena sistem pengukuran (alat ukur, metoda, manusia).

 Instrumental errors
Penyebabnya adalah struktur mekanis alat ukur (usia alat ukur, gesekan pada
tumpuan alat penunjuk, suhu, peneraan).

 Enviromental errors
Penyebabnya adalah keadaan disekitar alat ukur seperti pengaruh medan magnet
dan medan listrik, suhu, kelembaban serta tahanan bocor.
Kesalahan seperti ini dapat dikurangi dengan memilih alat ukur yang tepat dan
menerapkan metode yang benar.
 Cara mengatasi kesalahan instrumental
a. pemilihan instrument yang tepat untuk pemakaian tertentu
b. menggunakan faktor koreksi untuk kondisi tertentu
c. kalibrasi terhadap instrument standart
 Kesalahan acak
Kesalahan seperti ini tidak diketahui penyebabnya dan tetap selalu
terjadi meskipun telah diantisipasi semua sumber kesalahan. Pada
pelaksanaan pengukuran harus dipilih alat ukur, cara, kondisi dan
prosedur pengukuran yang benar agar sumber-sumber kesalahan
yang akan terjadi dapat dihindari sehingga hasil pengukuran
memiliki tingkat akurasi tinggi.
 Kesalahan alat ukur biasanya sering dinyatakan dalam spesifikasi
alat yang dikeluarkan oleh pabrik berupa rekomendasi besar
kesalahan yang mungkin terjadi, contoh :
Osiloskop memiliki spesifikasi kesalahan alat ukur 3%. Hasil
suatu pengukuran menunjukkan amplitudo sebesar 10 volt. Maka
harga sebenarnya dari hasil pengukuran adalah : 10 volt ± 3%.
Range alat ukur penunjuk 10 volt sedangkan jarum penunjuknya
pada angka 10 volt skala penuh. Harga tegangan sebenarnya
adalah 10,2 volt.
Tabel. Klas ketelitian alat ukur dan penggunaannya.
Klas Kesalahan yg Penggunaan Keterangan
diizinkan (%)
0,1 ± 0,1 Laboratorium Presisi

0,2 ± 0,2 Laboratorium Presisi


0,5 ± 0,5 Laboratorium Menengah

1,0 ± 1,0 Industri Menengah


1,5 ± 1,5 Industri Menengah
2,0 ± 2,0 Industri Menengah
2,5 ± 2,5 Industri Menengah
3,0 ± 3,0 Hanya utk cek Rendah
5,0 ± 5,0 Hanya utk cek Rendah
Metoda Pengamatan
Pengukuran
 Metoda langsung
Pengamatan secara langsung dengan melihat skala alat ukur.
 Metoda tidak langsung
Suatu metoda untuk mendapatkan besaran pengukuran dengan
mengukur besaran lainnya dimana pengamatan dilakukan secara
langsung.
 Defleksi
Pengamatan dengan mengkonversi penyimpangan jarum penunjuk
instrumen pengukuran.
 Metoda Nol
Upaya untuk memperoleh suatu besaran dengan mengkalibrasi
dimana besaran hasil pengukuran disamakan dengan suatu
referensi standar.

 Metoda substitusi
Merupakan cara semacam metoda nol dimana besaran yang akan
diukur disubstitusikan dengan besaran referensi dan hasilnya
adalah perbandingan kedua pembacaan.
 Keuntungannya adalah untuk mengurangi kesalahan yang sama
pada kedua alat.
ANALISA STATISTIK

 Manfaat analisa statistik terhadap data pengukuran adalah untuk


menentukan ketidakpastian hasil pengujian.
 Metode analisa statistik yang dilakukan akan bermanfaat jika
pengukurannya dilakukan dengan baik dan benar.
NILAI RATA-RATA
Merupakan nilai termungkin dari suatu variabel yang diukur atas
seluruh pembacaan yang dilakukan.

x
 x x x
 1 2  x3  ...xn
n n
 Semakin banyak data pengamatan maka akan diperoleh hasil
pendekatan yang sangat baik.
 Pembacaan data pada kenyataannya hanya dapat dilakukan
secaraterbatas.
Penyimpangan terhadap rata-rata (deviasi)
Deviasi adalah selisih antara suatu pembacaan terhadap nilai rata-
rata dalam sekelompok pembacaan.

d1  x1  x
d 2  x2  x
Penyimpangan Rata-rata (deviasi rata-rata)
Yaitu suatu indikasi ketepatan instrumen-instrumen yang digunakan untuk pengukuran.
Instrumen yang ketepatannya tinggi akan menghasilkan deviasi rata-rata yang rendah.

D
 |d | |d
 1 |  | d 2 |  | d3 | ... | d n |
n n
STANDAR DEVIASI
Standar deviasi adalah cara yang sangat ampuh untuk menganalisa
kesalahan acak secara statistik.

d1  d 2  d 3  ....d n
2 2 2 2

n
d1  ( x1  x ) 2
2

 Fungsi penggunaan deviasi :


 Sebagai indikator ketepatan instrumen yang digunakan.
Bilamana deviasinya rendah berarti menunjukkan ketepatan tinggi.
 Menganalisa kesalahan acak yang terjadi.
 Standart deviasi (untuk data terbatas)

d1  d 2  d 3  ....d n
2 2 2 2

n 1
d  xx

 Variant = standart deviasi kuadrat


Contoh
Satu rentetan pengukuran arus yang tidak saling bergantungan
dilakukan oleh enam pengamat dan menghasilkan data:

No Hasil pengukuran
1 12.8 mA
2 12.2 mA
3 12.5 mA
4 13.1 mA
5 12.9 mA
6 12.4 mA

a. Tentukan nilai rata-rata


b. Deviasi rata-rata
c. Standar deviasi

Anda mungkin juga menyukai