NIM : C1857201073
Prodi : Sistem Informasi B
A. RELASI
1. Pengertian Relasi
Antara elemen-elemen dari dua buah himpunan seringkali terdapat suatu relasi atau
hubungan tertentu.
Misalnya :
A = { 2, 3, 5 }
B = { 1, 4, 7, 10, 14 }
Akan kita tinjau relasi “ adalah faktor dari “ antara elemen-elemen himpunan A dengan
elemen-elemen himpunan B. Tampaklah bahwa :
2 adalah faktor dari 4
2 adalah faktor dari 10
2 adalah faktor dari 14
5 adalah faktor dari 10
Sedangkan 3 A tidak berrelasi dengan suatu elemenpun dari himpunan B.
Relasi tersebut dapat digambarkan dengan diagram panah. Gambarlah Diagram Panah
tersebut! Relasi itu dikatakan sebagai suatu relasi dari himpunan A ke himpunan B.
Perhatikan bahwa suatu relasi mempunyai arah tertentu. Dalam diagram diatas arah itu
dinyatakan dengan anak panah. Relasi tersebut juga dapat dinyatakan sebagai himpunan
pasangan terurut. Elemen dari himpunan A yang berrelasi dengan elemen dari himpunan B
di susun menjadi suatu pasangan terurut, diman elemen dari A pada urutan pertama dan
elemen dari B pada urutan yang kedua. Jadi kalau relasi “ adalah faktor dari “ tersebut
diberi nama R, maka :
R = { (2, 4), (2, 10), (2, 14), (5, 10) }
Jelaslah bahwa R A x B
R 1 B x A
Contoh :
A = { -3, 3, 4, 7, 10 }
B = { 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 }
Relasi “berselisih 2 dengan” antara elemen-elemen himpunan A dengan elemen-elemen
himpunan B dapat disajikan sebagai himpunan bagian dari A x B, yaitu :
R = { ( x,y ) x A, y B, x y = 2 }
2. Relasi-relasi Khusus
Contoh :
R adalah relasi refleksif pada A karena untuk setiap xA berlakulah bahwa
x x, yaitu (xA). (x,x) R
Suatu relasi R pada himpunan A disebut relasi non- refleksif bhb. ada elemen dari A
yang tidak berrelasi R dengan dirinya sendiri.
R non-refleksif pada A bhb. ( x A).( x,x) R
( xA). x R x
Suatu relasi R pada himpunan A disebut relasi irrefleksif bhb. setiap elemen dari A
tidak berelasi R dengan dirinya sendiri.
R irrefleksif pada A bhb. ( xA).( x,x) R
( xA). x R x
Perhatikan bahwa suatu relasi yang irrefleksif dengan sendirinya adalah non-
refleksif, tetapi sebaliknya belum tentu.
Contoh :
A = himpunan semua bilangan nyata.
Relasi “ > “ adalah suatu relasi yang irrefleksif (jadi juga non- refleksif ) pada A
karena setiap bilangan nyata tidak lebih besar dari pada dirinya sendiri.
A = himpunan semua manusia
Relasi “ dapat menguasai” adalah relasi yang non – refleksif pada A ( karena ada
orang yang tidak dapat menguasai dirinya sendiri), tetapi bukan relasi yang irrefleksif (
karena tidak semua orang tidak dapat menguasai dirinya sendiri)
b) Suatu relasi R pada himpunan A disebut relasi simetris bhb. Untuk setiap dua elemen x
dan y dalam A, jika x berrelasi R dengan y, maka y berrelasi R dengan x.
R simetris pada A bhb. ( x,yA) (x,y) R (y,x) R
( x,yA) (x,y) R (x,y) R 1
( x,yA) xRy yRx
Contoh :
A = himpunan semua garis lurus pada bidang datar.
d) Suatu relasi R pada himpunan A yang sekaligus bersifat refleksif,simetris dan transitif
disebut relasi ekuivalensi pada A.
Contoh:
A = himpunan semua segitiga.
Relasi “sebangun” adalah relasi ekuvalensi pada A sebab relasi tersebut sekaligus
bersifat refleksif, simetris dan transitif pada A
Maka : ( x,yA). x y y x
Jadi relasi kongruensi bersifat simetris.
(3) Untuk setiap tiga bilangan bulat x,y dan z diman x y ( mod.m ) dan y z (
y – z= k 2 .m (k 2 = bilangan bulat).
( x – y ) + ( y – z ) = k 1 .m + k 2 .m
x– z = (k 1 + k 2 ).m
x– z = k 3 .m
R A x B.
f:A B
A disebut daerah asal (daerah sumber, domain ) dari fungsi f, sedangkan B disebut daerah
kawan. (daerah jajahan , kodomain) dari fungsi f. Jika xA oleh fungsi f dikaitkan
(dikawankan) dengan suatu anggota dari B, maka anggota dari B itu disebut ”bayangan
Perhatikan bahwa suatu fungsi f dari A ke B adalah suatu relasi yang mempunyai
dua sifat khusus, yaitu:
a. Setiap anggota himpunan A (daerah asal) dikawankan dengan anggota himpunan B
(Seringkali dikatakan bahwa ”daerah asal dihabiskan”
b. Kawan dari anggota-anggota himpunan A (daerah asal) adalah tunggal. Sifat ini
dapat dinyatakan secara simbolis:
( x 1 , xA). x 1 = x 2 f (x 1 ) = f (x 2 )
Pada umumnya, untuk suatu fungsi f : A B, anggota-anggota dari himpunan B
(daerah kawan ) tidak perlu mempunyai kawan anggota himpunan A (daerah kawan tidak
perlu di habiska), dan jika anggota himpunan B mempunyai kawan anggota himpunan A,
kawannya diA itu tidak harus tunggal.
Suatu fungsi f dari A ke B dapat diilustrasikan dengan diagram panah sebagai
berikut.
x y
A B
Himpunan semua anggota himpunan B yang merupakan bayangan dari suatu anggota
himpunan A disebut daerah hasil (range) dari fungsi f dan disajikan dengan R f . Jadi:
1 6
2 7
3 8
4 9
5 10
11
A
B
Seperti telah diuraikan di atas, jika suatu anggota dari daerah kawan mempunyai
kawan anggota dari daerah asal, maka kawannya itu tidak harus tunggal. Himpunan semua
anggota dari daerah asal yang merupakan kawan dari suatu anggota daerah kawan disebut
bayangan invers dari y dan disajikan dengan lambang f 1 (y). Jadi:
Contoh :
f : R R dengan f (x) = 2(x+1) (x-2), dan g : R R dengan g(x) = 2 x 2 -2x-4
Karena f (x) = 2(x+1) (x-2) = 2( x 2 -x-2) = 2 x 2 -2x-4 = g (x), maka f = g
Contoh :
A = {x x = bilangan bulat }
B = {x x = bilangan cacah}
f : A B dimana f(x) = x
b. Suatu fungsi f : A B disebut fungsi injektif bila anggota – anggota dari B yang
merupakan bayangan dari A, merupakan bayangan dari tepat satu anggota A. Dengan
perkataan lain f : A B adalah fungsi injektif bhb.( x 1 , x 2 A ). x 1 x 2
B = {x x = bilangan nyata}
x2 -1 sehingga x 1 = x 2 .
Fungsi f ini tidak surjektif karena ada anggota B yang tidak merupakan bayangan dari
suatu anggota A, misalnya ½ B.
c. Suatu fungsi f : A B yang sekaligus surjektif dan injektif disebut daerah kawannya
merupakan bayangan dari tepat suatu anggota dari daerah asalnya. Dengan demikian
jika f adalah fungsi bijektif maka setiap anggota dari daerah asal mempunyai satu
kawan di daerah kawan dan sebaliknya setiap anggota dari daerah kawan mempunyai
satu kawan di daerah asal. Karena itu fungsi bijektif seringkali disebut juga
korespondensi satu-satu.
B = {x x = bilangan nyata}
10 log x1 = 10 log x2
x1 = x 2 .
Dengan demikian f adalah fungsi bijektif. Mudah dibuktikan bahwa f adalah fungsi
bijektif bhb. f 1 merupakan fungsi.
Invers dari suatu fungsi bijektif disebut fungsi invers.
Jadi jika f : A B adalah fungsi bijektif, maka fungsi inversnya adalah f 1 : B
A.
Pada contoh diatas fungsi invers dari fungsi bijektif f : A B di mana f (x) =
log x ialah f 1 : B A dimana f 1 ( y )= 10 y .
d. Suatu fungsi f : A B disebut fungsi konstan jika bayangan semua anggota A adalah
satu anggota yang sama dari B.
f : A B adalah fungsi konstan bhb ( !cB) ( xA) . f ( x ) = c
e. Suatu fungsi f : A B disebut fungsi indentitas jika bayangan dari setiap anggota dari
A ialah dirinya sendiri. ( Daerah asal dan saerah kawan dari suatu fungsi identits
adalah himpunan yang sama ).
f : A A adalah fungsi indentitas bhb.( xA). f ( x ) = x
Jelaslah bahwa suatu fungsi identitas adalah fungsi yang bijektif.