Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
B. Fokus Penelitian
C. Tujuan Penelitian

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Supervisi Klinis
Supervisi secara etimologi berasal dari bahasa Inggris, to supervise artinya
mengawasi. Sedangkan supervisi menurut istilah yaitu, segala bantuan dari para pemimpin
sekolah, yang tertuju pada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya
di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Ia berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi
pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru, serta bimbingan dalam usaha pelaksanaan
pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran dan
metode pembelajaran yang lebih baik, cara-cara penilaian yang sistematis terhadap fase seluruh
proses pengajaran dan sebagainya.1
Konsep dasar supervisi klinis adalah kolegial, kolaboratif, memiliki keterampilan
layanan dan perilaku etis.2 Supervisi klinis merupakan salah satu teknik supervisi tipe
demokratik.3 Menurut Bolla, supervisi klinis merupakan suatu proses bimbingan kepada
guru yang bertujuan untuk membantu pengembangan profesionalnya, khususnya dalam
penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan obyektif.4
Pada dasarnya, supervisi klinis merupakan pembinaan performansi guru dalam
mengelola proses pembelajaran. Pelaksanaannya didesain dengan praktis dan rasional.
Desain maupun pelaksanaannya dilakukan atas dasar analisis data mengenai kegiatan-
kegiatan di kelas. Data dan hubungan antara guru dengan supervisor merupakan dasar
program prosedur dan strategi pembinaaan perilaku mengajar guru dalam mengembangkan
belajar peserta didik.
Menurut Cogan aspek supervise klinis ditekankan pada lima hal, yaitu; proses supervisi
klinis, interaksi antara guru dengan murid, performansi guru dalam mengajar, hubungan guru
dengan supervisor, dan analisis data berdasarkan peristiwa aktual di kelas.5 Sedangkan menurut
Eko Suprianto dalam Priansa dan setiana, supervisi klinis adalah alat untuk memastikan apakah

1
Purwanto, 2004: 76).
2
Piet A. Sahertian dan Frans Mataheru, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982),
hlm. 58.
3
Baharuddin Harahap, Supervisi Pendidikan yang Dilaksanakan Oleh Guru, Kepala Sekolah, Penilik dan Pengawas
Sekolah (Jakarta: Ciawi Jaya, 1983), hlm. 15.
4
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), hlm. 91.
5
D.juni Priansa dan S. Suntani Setiana, Manajemen dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : CV. Pustaka Setia,
2018), hlm. 303-304
penyelenggaraan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah dilakukan secara baik melalui
perencanaan, pengamatan dan umpan balik. Sehingga dengan adanya supervisi klinis yang
dilakukan oleh kepala sekolah mampu menjadikan seorang guru yang memiliki kemampuan dalam
merefleksikan diri atas pengalaman
Dengan demikian, supervisi klinis memiliki pengertian; pertama,
supervisi klinis berlangsung dalam bentuk hubungan tatap muka antara
supervisor dengan guru. Kedua, tujuan supervisi klinis untuk
memperbaiki perilaku guru dalam proses pembelajaran secara intensif,
sehingga ia dapat menciptakan keefektifan pembelajaran. Ketiga,
kegiatan supervisi klinis ditekankan pada beberapa aspek yang menjadi
perhatian guru serta pengamatan kegiatan pembelajaran di kelas.
Keempat, kegiatan pengamatan harus dilakukan secara cermat, selektif,
obyektif, dan mendetail. Kelima, analisis terhadap hasil pengamatan
B. Pengertian Supervisi Klinis
1.
BAB III
METODE PENELITIAN

BAB IV
PAPARAN DATA, TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai