Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

DESAIN PEMBELAJARAN KELOMPOK

Dosen Pengampuh : Dr. AHDAR,S.Ag.,S.Sos.,M.Pd.I

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5

ST.SUHAELA

HASLINDA

JUMRIANI

JURUSAN TARBIYAH DAN ADAB

PTOGRAM STUDI PENDIDIKAN (TADRIS) IPA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE

2019

i
Kata pengantar
Bismilahirrahmanirrahim
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan bagi semesta alam, tiada
daya dan upaya kecuali atas kehendak dan ridha-Nya. Semoga limpahan rahmat dan karunia-Nya
tetap tercurah mengiringi seluruh rangkaian aktivitas kita, termasuk dalam menyusun makalah
yang berjudul Desain Pembelajaran Kelompok.
Makalah ini memuat desain pembelajaran kelompok yang dapat digunakan sebagai
penambah wawasan mahasiswa, sehinnga nantinya ketika sudah menjadi pendidik dapat
mendesain pembelajaran aktif untuk peserta didik demi tercapainya tujuan pendidikan. Makalah
ini juga merupakan bentuk penyelesaian tugas yang telahdi berikan oleh dosen pengampuh mata
kuliah Belajar dan Pembelajaran.
Kami sebagai penyusun menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,oleh
karena itu kami menerima segala bentuk saran dan masukan demi perbaikan makalah kami ini.
Kami berharap kepada Bapak/Ibu Dosen untuk memantu kami dalam menyempurnakan makalah
ini. Sekian dan terima kasih. Wassalam

Penyusun

Kelompok 5

i
Daftar Isi
Kata pengantar ................................................................................................................................. i

Daftar Isi ......................................................................................................................................... ii

BAB I .............................................................................................................................................. 1

Pendahuluan .................................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1

C. Tujuan Makalah ................................................................................................................... 1

Bab II .............................................................................................................................................. 2

Pembahasan..................................................................................................................................... 2

A. Desain Pembelajaran ............................................................................................................ 2

1. Pengertian Desain Pembelajaran.......................................................................................... 2

2. Pembelajaran Kelompok (Cooperative Learning) ............................................................... 2

a. Pengertian Pembelajaran Kelompok (Cooperative Learning) ......................................... 2

b. Model – Model Cooperative Learning ............................................................................. 3

c. Keuntungan-keuntungan dan kelemahan pembelajaran kelompok .................................. 6

Bab III ............................................................................................................................................. 7

Penutup ........................................................................................................................................ 7

A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 7

B. Saran .................................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 8

ii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Suatu pembelajaran yang tidak di desain secara sistematis tidak akan berhasil secara
maksimal. Sebaliknya suatu pembelajaran sangat bergantung pada sejauh mana pembelajaran itu
dirancang. Namun, tidak semua orang dapat merancang atau mendesain suatu pembelajaran
mungkin karena kesibukan atau pengetahuan yang tidak memadai untuk mendesain
pembelajaran atu menganggap bahwa pembelajaran sudah dikuasai sehingga tidak perlu didesain
atau direncanakan.
Suatu pembelajaran tanpa adanya deesain pembelajaran akan berimbas pembelajaran yang
berani melaksanakan pembelajaran tanpa bermodalkan Rancangan Pelaksanakan Pembelajaran
(RPP), silabus, atau kontrak perkuliahan, bahkan sumber – sumber belajar yang memadai.
Akibatnya pembelajaran sering dilakukann secara langsung (direct method) berupa ceramah
yang sering tidak terkontrol, baik dalam penggunaan maupun pemberian materi yang terkadang
ngawur tanpa arah yang jelas.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan desain pembelajaran ?
b. Apa yang dimaksud desain pembelajaran kelompok ?
c. Bagiamana metode pembelajaran kelompok ?
d. Apakah kelebihan dan kekurangan dari desain pembelajaran kelompok ?

C. Tujuan Makalah
a. Mengetahui pengertian desain pembelajaran.
b. Mengatahui pengertian desain pembelajaran kelompok.
c. Mengetahui metode pembelajaran kelompok.
d. Mengetahui kelebihan dan kekurangan desain pembelajaran kelompok.

1
Bab II
Pembahasan

A. Desain Pembelajaran
1. Pengertian Desain Pembelajaran
Desain adalah sebuah istilah yang diambil dari kata design (Bahasa Inggris) yang berarti
perencanaan atau rancangan. Ada pula yang mengartikan dengan “Persiapan”. Di dalam ilmu
manajemen pendidikan atau ilmu administrasi pendidikan, perencanaan disebut dengan
istilah planning yaitu “Persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah
penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian
tujuan tertentu. Herbert Simon (Dick dan Carey, 2006), mengartikan desain sebagai proses
pemecahan masalah. Tujuan sebuah desain adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam
memecahkan masalah dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia.
Dengan demikian, suatu desain muncul karena kebutuhan manusia untuk memecahkan suatu
persoalan. Melalui suatu desain orang bisa melakukan langkah-langkah yang sistematis untuk
memecahkan suatu persoalan yang dihadapi. Dengan demikian suatu desain pada dasarnya
adalah suatu proses yang bersifat linear yang diawali dari penentuan kebutuhan, kemudian
mengembangkan rancangan untuk merespons kebutuhan tersebut, selanjutnya rancangan tersebut
diujicobakan dan akhirnya dilakukan proses evaluasi untuk menentukan hasil tentang efektivitas
rancangan (desain) yang disusun.
Definisi belajar dapat diartikan sebagai segala aktivitas psikis yang dilakukan oleh setiap individu
sehingga tingkah lakunya berbeda antara sebelum dan sesudah belajar. Perubahan tingkah laku atau
tanggapan karena adanya pengalaman baru, memiliki kepandaian/ ilmu setelah belajar, dan aktivitas
berlatih.

2. Pembelajaran Kelompok (Cooperative Learning)

a. Pengertian Pembelajaran Kelompok (Cooperative Learning)


Menurut Wina Sanjaya (2008:129) belajar kelompok dilakukan secara beregu. Sekelompok
siswa diajar oleh orang atau beberapa orang guru. Bentuk pembelajarannya dapat berupa
kelompok besar atau pembelajaran klasikal; atau bisa juga siswa belajar dalam kelompok-
kelompok kecil. Strategi kelompok tidak memperhatikan kecepatan belajar individual, setiap
individu dianggap sama. Menurut Wina Sanjaya (2011 : 242) Pembelajaran kelompok
merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu

2
antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis
kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen).
Slavin dalam Wina Sanjaya (2011 : 242) mengemukakan dua alasan pentingnya
pembelajaran kelompok digunakan dalam pendidikan, pertama beberapa hasil penelitian
membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap
menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua
pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir,
memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.
Depdiknas dalam Kokom Komalasari (2010 : 62) Pembelajaran kooperatif (cooperative
learning) merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling
bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Bern dan
Erickson dalam Kokom Komalasari (2010 : 62) mengemukakan bahwa cooperative learning
merupakan stategi pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran dengan menggunakan
kelompok belajar kecil dimana siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, strategi pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan
sebagai salah satu satrategi pembelajaran yang menuntut adanya kerjasama siswa dalam suatu
kelompok dengan mengembangkan kemampuan tiap individu serta memanfaatkan berbagai
faktor internal dan eksternal untuk memecahkan masalah tertentu sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai bersama.

b. Model – Model Cooperative Learning


Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan
adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat
kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota
kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.
Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan
untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Kokom Komalasari, (2010 : 62) model pembelajaran kooperatif meliputi Kepala
bernomor, skrip kooperatif, tim siswa kelompok prestasi, berpikir berpasangan berbagi, model
jigsaw, melempar bola salju, tim TGT, kooperatif terpadu membaca dan menulis, dan dua tinggal
dua tamu. Berikut adalah model-model pembelajaran kelompok :

3
1. Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Guru membagi siswa dalam kelompok kecil dengan jumlah anggota empat sampai enam
orang, kemudian guru menyajikan suatu materi dengan metode tradisional (ceramah, demontrasi,
eksperimen, atau membahas buku teks). Materi dirancang untuk pembelajaran kelompok. Siswa
secara kolaboratif mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dalam bentuk lembar kerja siswa.
Setiap anggota kelompok saling membantu dan bertanggung jawab atas keberhasilan
anggotanya. Setiap anggota kelompok menyimpulkan, merenungkan kembali apa yang telah
diberikan untuk menyiapkan tes individu. Setelah diperiksa semua nilai individu. Siswa
dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai
mengerti.

2. Number Heads Together (NHT)


Number Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor
kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok kecil (4-6 orang). Dalam setiap kelompok
siswa memiliki nomor diri. Guru memberi tugas kelompok, kemudian siswa membahas atau
mengerjakan tugas kelompok. Dalam diskusi kelas guru memanggil nomor diri siswa dalam
kelompok untuk menjawab pertanyaan, setiap jawaban siswa diberi skor sebagai skor kelompok.
Dalam kegiatan diskusi, guru memberikan reinforcement (penguatan kembali), pada konsep-
konsep yang ditemukan siswa sebagai kesimpulan dan guru mengumumkan kelompok terbaik
hari itu. Langkah – langkah membentuk kelompok dengan metode Number Head Together
(NHT) :
3. Jigsaw
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi
komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar
kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab
terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya.
Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama
membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang. Siswa-siswa ini
bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam belajar dan menjadi ahli dalam
subtopik bagiannya merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota

4
kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing
sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut
kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa
bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan
oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara
keseluruhan.
4. Team Games Tournament (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran
kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan
status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan
reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran
kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan
tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Ada lima komponen
utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
5. Assisted Individualization (AI)
Siswa secara individu bekerja dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dalam jumlah
tertentu, selanjutnya siswa dengan kemampuan unggul diminta untuk memeriksa jawaban yang
dibuat anggota lainnya, dan memberikan layanan kepada anggoota kelompoknya apabila ada
kesulitan, sehingga soal-soal yang diberikan dapat terjawab sebanyak jumlah yang ditentukan.
6. Learning Together
Pembentukkan kelompok dengan anggota yang heterogen. Pemberian tugas sebagai proyek
kelompok, setiap kelompok berdiskusi dan saling bekerja sama dalam menyelesaikan tugas, hasil
kegiatan kelompok merupakan hasil tunggal yang berarti nilai hasil kegiatan kelompok adalah
nilai untuk setiap anggota kelompok.
7. Group Investigation (GI)
Siswa terbentuk dalam kelompok yang heterogen terlibat dalam beberapa hal yakni
pemilihan topik yang dipelajari, penelitian terhadap topik tersebut dipresentasikan. Guru dan
siswa merancang secara khusus prosedur pemberian tugas dan tujuan yang sesuai dengan topik
yang akan dipelajari. Pembelajaran harus meliputi aktivitas dan keterampilan yang berbeda baik
dari dalam maupun luar sekolah. Setelah itu siswa menganalisis dan mengevaluasi informasi
yang dipeoleh serta menyimpulkannya.

5
a. -keuntungan dan kelemahan pembelajaran kelompok
Keuntungan –keuntungan pembeljaran kelompok :
1. Melalui pembelajaran kelompok siswa tidak selalu tergantung kepada guru
2. Melatih kemampuan komunikasi siswa dengan cara mengembangkan kemampuan
mengungkapkan ide atau gagasan
3. Membantu siswa untuk respek kepada orang lain
4. Dapat meningkatkan prestasi akademik siswa
5. Meningkatkan motivasi dan rangsangan untuk berfikir
Kelemahan – kelemahan belajar kelompok :
1. Pembelajaran kelompok membatasi siswa yang berkemampuan tinggi dalam waktu
belajar
2. Dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi apa yang seharusnya
dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa
3. Penilaian yang diberikan berdasarkan hasil kerja kelompok.

6
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Desain pembelajaran adalah prosedur yang terorganisasi yang meliputi langkah – langkah
penganalisisan, perancangan, pengaplikasian dan penilaian pembelajaran. Desain pembelajaran
diperlukan agar pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai efektivitas dan efisiensi.
Pembelajaran kelompok merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem
pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar
belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen).
Adapun model desain pembelajarannya yaitu :
1. Student Teams Achievement Divisions (STAD)
2. Number Heads Together (NHT)
3. Jigsaw
4. Team Games Tournament (TGT)
5. Assisted Individualization (AI)
6. Learning Together
7. Group Investigation (GI)

B. Saran
Diharapkan guru mengenalkan dan melatihkan keterampilan proses dan keterampilam
kooperatif sebelum atau selama pembelajaran agar siswa mampu menemukan dan
mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikap
dan nilai yang dituntut

7
DAFTAR PUSTAKA

Yaumi, Muhammad. Prinsip – Prinsip Desain Pembelajaran (Jakarta : Kencana, 2013)


Abdullah Sani, Ridwan. Inovasi Pembelajaran (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2016)
Maji, Abdul. Strategi Pembelajaran (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2013)
Gafur, Abdul. Desain Pembelajaran (Yogyakarta : Ombak, 2012)

Anda mungkin juga menyukai