Anda di halaman 1dari 10

Nama : Putri Rahmahtika Viani

Nim : 4211901027

Prodi : Teknik Mekatronika I A

Variable adalah suatu pengenal (identifier) yang digunakan untuk mewakili suatu nilai tertentu di
dalam proses program. Berbeda dengan konstanta yang nilainya selalu tetap, nilai dari suatu
variable bisa diubah-ubah sesuai kebutuhan. Selain itu variable dapat digolongkan berdasarkan
kelas penyimpanan nya. Berikut penjelasan nya :

1. Variabel Lokal (Variabel Otomatis)

Variabel yang didefinisikan didalam suatu fungsi dan berlaku sebagai variabel lokal bagi fungsi
Variabel hanya dikenal di dalam fungsi dimana variabel itu didefinsikan dan tidak dikenal oleh
fungsi lain

Sifat variabel otomatis:

· Hanya diciptakan saat fungsi dipanggil

· Saat fungsi berakhir, variabel otomatis akan dihapus

· Hanya dapat diakses didalam fungsi yang mendefinisikannya

Selang waktu antara penciptaan dan penghapusan variabel disebut sebagai lifetime atau waktu
hidup.

Contoh penggunaan variabel otomatis / local:

#include <stdio.h>
#include<conio.h>

using namespace std;

int main()

void contoh();

void main()

clrscr();

int x = 10;

printf("x pada main() :",x);

contoh();

getch();

void contoh()

{ int x = 15;

printf("x pada contoh() :",x);


}
2. Variabel Ekternal (Variabel Global)
· Variabel yang didefinisikan di luar fungsi manapun sehingga dikenal oleh semua fungsi

· Variabel eksternal mempunyai lifetime selama program dieksekusi

· Variabel eksternal sebaiknya digunakan sesedikit mungkin atau bahkan tidak digunakan sama
sekali.

Contoh penggunaan variabel eksternal / global:

#include <stdio.h>
#include<conio.h>

int x = 10;

using namespace std;

int main()

void contoh();

void main()

clrscr();

contoh();

printf("%d", x");
getch();

void contoh()

x++;

Salah satu perbedaan antara variabel lokal dan variabel eksternal atau global adalah

1. Variabel Global dideklarasian diluar fungsi main() atau diluar sebuah fungsi atau prosedur
lain.
2. Variabel Lokal dideklarasian didalam sebuah fungsi atau didalam sebuah prosedur.

3. Variabel statis:
• Penjelasan:
Variabel statis adalah suatu variable yang menyimpan nilai permanen dalam memori, artinya
variable tersebut akan menyimpan nilai terakhir yang diberikan . Sifat variable statis ini :
1.Kalau variabel statis bersifat internal, maka variabel hanya dikenal oleh fungsi tempat
variabel dideklarasikan

2 .Kalau variabel statis bersifat eksternal, maka variabel dapat dipergunakan oleh semua
fungsi yang terletak pada file yang sama, tempat variabel statis dideklarasikan

3.Berbeda dengan variabel lokal, variabel statis tidak akan hilang sekeluarnya dari
fungsi (nilai pada variabel akan tetap diingat).

4.Inisialisasi akan dilakukan hanya sekali, yaitu saat fungsi dipanggil yang pertama kali.
Kalau tak ada inisialisasi oleh pemrogram secara otomatis akan diberi nilai awal nol

Untuk menyatakan bahwa suatu variable adalah variable statis adalah dengan menggunakan kata
kunci static.

• Syntax:
static tipe_data nama_variabel;
• Contoh:
#include

Int KaliSepuluh (void) {


static int a=1;
a=a*10;
return a;
}

Int main (void) {


Int x,y,z;
x=KaliSepuluh();
y=KaliSepuluh();
z=KaliSepuluh();

printf(“Nilai x=%d\n”,x);
printf(“Nilai y=%d\n”,y);
printf(“Nilai z=%d\n”,z);
return 0;
}
Contoh hasil yang akan diperoleh adalah:
Nilai x =10
Nilai y=100
Nilai z= 1000

4. Variabel Register:
• Penjelasan:
Berbeda dengan variable biasa yang akan bertempat di memori, variable register ini akan
disimpan di dalam register CPU. Dengan demikian, apabila kita ingin mengisikan atau
mengubah nilai variable register, maka kita tidak perlu melakukan akses terhadap memori
sehingga proses yang dilakukan pun lebih cepat.Perlu diperhatikan bahwa variable register ini
hanya dapat diterapkan ke tipe bilangan bulat, karakter, dan pointer saja. Selain itu variable ini
hanya boleh dideklarasika sebagai variable lokal ataupun parameter dari fungsi. Untuk
mendeklarasikannya kita harus menggunakan kata kunci register.
• Syntax:
register tipe_data nama_variabel;
• Contoh:
#include

int Pangkat(register int B, register int e){

register int hasil;


hasil=1;
for(;e;e--){
hasil *= B;
}
return hasil;
}
Int main(void){
printf(“3^5=%d”,Pangkat(3,5));
return 0;
}
Hasil yang akan diperoleh dari program di atas adalah:
3^5=243

Dari pernyataan di atas muncul pertanyaan , apakah variabel statis dan variabel register bisa di
padukan menjadi satu fungsi?
kalau dilihat atau ditelusur dari pengertian kedua variabel ini dirasa tidak bisa dipadukan ,
mengapa?
ada beberapa alasan seperti berikut:
1. untuk variabel statis : variabel yang menempati ruang memori kumputer secara permanen,
sedangkan variabel register : variabel register ini akan disimpan di register CPU.
2. untuk variabel statis : Untuk mendeklarasikan variabel register, kita harus menggunakan kata
kunci static, sedangkan variabel register : Untuk mendeklarasikan variabel register, kita harus
menggunakan kata kunci register.
3. untuk variabel register hanya dapat diisi oleh tipe data char, int dan pointer saja serta hanya
boleh dideklarasikan sebagai variabel lokal ataupun parameter dari sebuah fungsi.
4. Variabel statis disebut juga variabel yang tidak berubah nilai akhirnya bila suatu proses telah
keluar dari suatu blok (fungsi) yang mendeklarasikannya dan kemudian masuk kembali ke blok
(fungsi) tersebut. sedangkan variabel register dapat kembali mengisikan atau mengubah nilai dari
variabel register tentunya tidak memerlukan akses memori sehingga prosesnya juga akan lebih
cepat.

Menciptakan Sejumlah fungsi

1. Rekursif

Suatu proses yang dapat memanggil dirinya sendiri. Dalam rekursif sebenarnya
terkandung pengertian prosedur dan fungsi. Perbedaannya ialah bahwa rekursif bisa
memanggil ke dirinya sendiri,tetapi prosedur atau fungsi harus dipanggil lewat pemanggil
suatu prosedur atau fungsi. Pemanggilan diri sendiri dilakukan berulang ulang sampai
mencapai titik tertentu.
Implementasi dari rekursif yang paling simple biasanya digunakan untuk menghitung
factorial dari sebuah bilangan atau menghitung bilangan Fibonacci. Berikut adalah
program untuk mencari factorial dari 3 :

#include Int factorial(int angka)


{
If (angka==1)
Return 1 ;
Else
Return angka * factorial( angka – 1 );
}
Int main ()
{
Printf(“ Faktorial dari 3 = %d”,factorial(3));
}

Berikut langkah langkah eksekusi dari program diatas

• Factorial(3)
• 3 * factorial(2)
• 3 * ( 2 * factorial(1))
• 3 * ( 2 * 1))
• 6.
Bilangan fibonacci itu seperti barisan yang berawal dari 0 dan 1, kemudian angka
berikutnya itu didapat dengan cara menambahkan kedua bilangan yang berurutan
sebelumnya. Contohnya seperti 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144.
Bilangan 2 didapat dari dua bilangan sebelumnya yang dijumlahkan, yaitu 1 + 1, dan 144
juga didapatkan dari dua bilangan sebelumnya yang dijumlahkan, yaitu 55 + 89.

2. Menciptakan sebuah fungsi

Dalam pemograman Bahasa C, semua fungsi bersifat sederajat. Suatu fungsi tidak dapat
didefinisikan di dalam fungsi lain tetapi suatu fungsi boleh memanggil fungsi yang lain.
Komunikasi antar fungsi bisa dilihat dari program dibawah ini :
#include #include #include int main()
{
puts("OHAYOU ONII-CHAN");
tampil_1();
return 0;
}
void tampil_1(void)
{
puts("JANGAN LUPA MAKAN YA");
tampil_2();
}
void tampil_2(void)
{
puts("SEMOGA HARI MU MENYENANGKAN");
}

Penjelasan :
Pada program diatas,terdapat 2 fungsi yaitu tampil_1() dan tampil_2(). Dapat kita lihat
bahwa pada fungsi tampil_1() berisi program “ puts("JANGAN LUPA MAKAN YA");” dan
pemanggilan fungsi tampil_2() dan pada fungsi main() hanya terdapat fungsi tampil_1() .
Ketika program tersebut di jalankan maka yang akan muncul dilayar adalah :

“ OHAYOU ONII-CHAN
JANGAN LUPA MAKAN YA
SEMOGA HARI MU MENYENANGKAN “

Kenapa hal ini bisa terjadi ? karena pada fungsi main() menjalankan fungsi tampil_1()
Yang didalamnya juga memanggil fungsi tampil_2(). Hal ini lah yang dinamakan
Komunikasi antar fungsi dalam Bahasa C

3. Konsep Pemograman Terstruktur

Ketika sedang memprogram sesuatu,biasanya tidak terdiri dari 2 atau 3 baris coding saja
,melainkan terdiri dari ratusan bahkan ribuan baris dalam sekali coding. Oleh karena
itu,penting bagi seorang programmer untuk membuat suatu baris program menjadi
terstruktur. Untuk membuat program menjadi terstruktur,maka kita menggunakan metode
FUNGSI. Fungsi ini bertujuan untuk memudahkan kita untuk menganalisa program jika
terjadi error atau membuat program kita terlihat lebih rapi dan mudah dipahami.

untuk membuat pemrograman menjadi terstruktur yang harus diperhatikan adalah :


1. mengandung teknik pemecahan yang tepat dan benar,
2. memiliki struktur logika yang benar dan mudah dipahami,
3. terdiri dari 3 struktur dasar yaitu urutan, seleksi dan perulangan,
4. menghindari penggunaan GOTO.

Manfaat Pemrograman Terstruktur

– Dapat menangani program yang besar dan komplek

– Dapat menghindari konflik internal team

– Membagi kerja team berdasarkan modul-modul program yang sudah dirancang

– kemajuan pengerjaan sistem dapat dimonitor dan dikaji

*Ciri – ciri Program Terstruktur (Good Program) :


– Run correctly (Program handal)
– Run efficiently (Program menjadi sederhana / tidak rumit)
– Be easy to read and understand (Mudah dibaca dan ditelusuri)
– Be easy to debug (Program mudah ditelusuri kesalahannya)
– Be easy to modify (Program mudah dimodifikasi)

*Tujuan dari pemrograman terstruktur adalah :


1.Meningkatkan kehandalan suatu progam,
2.Program mudah dibaca dan ditelusuri,
3.Menyederhanakan kerumitan program,
4.Pemeliharaan program, dan
5. Meningkatkan produktivitas pemrograman

Anda mungkin juga menyukai