Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SIRKULASI DARAH DENGAN RADIOISOTOP NATRIUM

DISUSUN OLEH:

1. AISYAH YULINDA
2. DEVIANI NABILAH
3. DINDA TIHERA
4. DZAFIRA UTAMI
5. FATMA HUSAINI
6. IRA AFRILIKA
7. RISA ALBETA
8. SYARIFAH INDAR DEWI

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kehadirat Allah S.W.T, yang senantiasa


melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah Sirkulasi Darah dengan Radioisotop Natrium ,memenuhi
Mata Kuliah Fisika Medis ini dengan tepat waktu. Terima kasih kami ucapkan
kepada dosen pengampu yang turut serta membantu kami. Kami menyadari
bahwa sepenuhnya dalam pembuatan Makalah ini dapat terwujud karena adanya
dukungan, bantuan dan dari berbagai pihak sekalian.Kami hanya dapat
memanjatkan doa, semoga semua pihak yang telah memberikan bantuan tersebut
akan mendapatkan pahala dari Tuhan YME.
Demikian sedikit pengantar yang dapat kami sampaikan, semoga
pembuatan Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang mempergunakan
pada umumnya.Kami mohon maaf apabila dalam pembuatan Makalah ini masih
banyak kekurangannya, dan kami juga mohon saran maupun kritik dari berbagai
pihak untuk dapat menyempurnakan pembuatan Makalah ini.

Indralaya, 25 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 1

1.3 Tujuan ............................................................................................................. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 2

2.1 Radioisotop ..................................................................................................... 2

2.2 Natrium-24 ...................................................................................................... 2

2.3 Radioaktif ........................................................................................................ 3

2.4 Menghitung Waktu Paruh Natrium-24 ............................................................ 4

BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................ 5

3.1 Cara Kerja Radioisotop Natrium-24 ............................................................... 5

3.2 Penyempitan pembuluh darah pada tubuh manusia ........................................ 6

3.3 Faktor penyempitan pembuluh darah.............................................................. 6

3.4 Akibat penyempitan pembuluh darah ............................................................. 7

3.5 Menghindari penyempitan pembuluh darah ................................................... 8

3.6 Vascular Dopller ............................................................................................. 9

BAB IV PENUTUP ........................................................................................................... 11

4.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 11

4.2 Saran ................................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 12


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Radioisotop dapat terjadi secara alamiah maupun sengaja(sintetis) dibuat
oleh manusia dalam reaktor penelitian. Radioisotop yang sering digunakan dalam
berbagai bidang kebutuhan manusia seperti bidang kesehatan, pertanian, hidrologi
dan industri, pada umumnya tidak terdapat di alam, karena kebanyakan umur
paronya relatif pendek. Maka dari itu dibuatlah radioisotop sintesis. Produksi
radioisotop dengan proses aktivasi (sintesis) dilakukan dengan cara menembaki
isotop stabil dengan neutron di dalam teras reaktor. Proses ini lazim disebut
irradiasi neutron, sedangkan bahan yang disinari disebut target atau sasaran.
Proses tersebut dibuat di dalam suatu reaktor nuklir yang mempunyai kerapatan
(fluks) neutron tinggi dengan mereaksikan antara inti atom tertentu dengan
neutron. Satu-satunya isotop yang stabil adalah Natrium. Logam bebasnya tidak
terdapat di alam, tetapi harus dibuat dari senyawanya. Radioisotop Natrium-24
sering digunakan untuk mendeteksi kebocoran saluran air bawah tanah dan
menyelidiki kecepatan aliran sungai. Selain itu, di bidang kesehatan digunakan
untuk mendeteksi gangguan peredaran darah dengan mendeteksi penyempitan
pembuluh darah/trombosit.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara kerja Radioisotop Natirum-24 saat diinjeksikan ke dalam
tubuh?
2. Bagaimana faktor penyebab, akibat dan cara menghidari penyempitan
pembuluh darah dalam tubuh manusia yang dideteksi dengan Radioisotop
Natrium-24?
3. Bagaimana cara kerja Vascular Doppler?
1.3. Tujuan
1. Dapat mengetahui cara kerja Radioisotop Natrium-24 saat diinjeksikan ke
dalam tubuh.
2. Dapat mengetahui faktor penyebab, akibat dan cara menghidari penyempitan
pembuluh darah dalam tubuh manusia yang dideteksi dengan Radioisotop
Natrium-24.
3. Dapat mengetahui cara kerja Vascular Doppler.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Radioisotop
Radionuklida atau radioisotop adalah isotop dari zat radioaktif.
Radionuklida mampu memancarkan radiasi. Radionuklida dapat terjadi secara
alamiah atau sengaja dibuat oleh manusia dalam reaktor penelitian. Tergolong ke
dalam zat radioaktif, unsur tersebut biasanya bersifat labil, berarti tergolong zat
radioaktif adalah isotopnya, karena untuk mencapai kestabilan salah satunya harus
melakukan peluruhan. Peluruhan zat radioaktif untuk menghasilkan unsur yang
lebih stabil sambil memancarkan partikel seperti, partikel alpha α (sama dengan
inti He), partikel beta (β), dan partikel gamma (γ). Bagi sebagian orang,
radioisotop masih memberikan kesan menyeramkan dan bahkan menakutkan.
Namun, sesungguhnya radioisotop telah memberikan kontribusi yang berarti
dalam kehidupan manusia. Mereka memberikan manfaat baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh umat
manusia. Sebenarnya radioisotop bukanlah sesuatu yang menyeramkan bagi
kehidupan manusia melainkan sesuatu yang dapat dimanfaatkan dan berguna bagi
kehidupan manusia. Selain di bidang kesehatan, radioisotop juga dapat
dimanfaatkan dalam bidang industri, pertanian, arkeologi, pertambangan, kimia
dan kesenian.
2.2 Natrium-24
Natrium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Na dan nomor atom 11. Ini adalah logam lunak, putih keperakan, dan
sangat reaktif. Natrium adalah logam alkali, berada pada golongan 1 tabel periodik,
karena memiliki satu elektron di kulit terluarnya yang mudah disumbangkannya,
menciptakan atom bermuatan positif kation Na+. Satu-satunya isotop stabil
adalah 23 Na.. Ada dua puluh isotop natrium yang diketahui, namun hanya 23 Na
yang stabil. Dua isotop kosmogenik, radioaktif adalah produk sampingan
dari spalasi sinar kosmis 22 Na dengan waktu paruh 2,6 tahun dan 24 Na, waktu
paruh 15 jam semua isotop lainnya memiliki waktu paruh kurang dari satu menit.
Dua isomer nuklir telah ditemukan, yang memiliki umur terpanjang adalah 24 Na
dengan waktu paruh sekitar 20,2 milidetik. Radiasi neutron akut, seperti
dari kecelakaan kegentingan, mengubah beberapa 23 Na yang stabil dalam darah
manusia menjadi 24 Na dosis radiasi neutron pada korban dapat dihitung dengan
mengukur konsentrasi 24 Na relatif terhadap 23 Na.Seperti semua logam alkali,
natrium bereaksi eksotermik dengan air, dan potongan yang cukup besar meleleh
dan bisa meledak. Reaksinya menghasilkan soda api (natrium hidroksida) dan
gas hidrogen yang mudah terbakar. Ketika terbakar di udara, ia membentuk,
terutama, natrium peroksida dan natrium oksida. Pada manusia, natrium adalah
mineral penting yang mengatur volume darah, tekanan darah,
kesetimbangan osmotik dan PH persyaratan fisiologis minimum natrium adalah 500
miligram per hari.
2.3 Radioaktif
Radioaktivitas pertama kali ditemukan pada tahun 1896 oleh
ilmuwan Prancis Henri Becquerel ketika sedang bekerja dengan material fosforen.
Material semacam ini akan berpendar di tempat gelap setelah sebelumnya mendapat
paparan cahaya, dan dia berpikir pendaran yang dihasilkan tabung
katode oleh sinar-X mungkin berhubungan dengan fosforesensi. Karenanya ia
membungkus sebuah pelat foto dengan kertas hitam dan menempatkan beragam
material fosforen diatasnya. Kesemuanya tidak menunjukkan hasil sampai ketika ia
menggunakan garam uranium. Terjadi bintik hitam pekat pada pelat foto ketika ia
menggunakan garam uranium tesebut. Pada awalnya tampak bentuk radiasi yang
baru ditemukan ini mirip dengan penemuan sinar-X. Akan tetapi, penelitian
selanjutnya yang dilakukan oleh Becquerel, Marie Curie, Pierre Curie, Ernest
Rutherford dan ilmuwan lainnya menemukan bahwa radiaktivitas jauh lebih rumit
ketimbang sinar-X. Beragam jenis peluruhan bisa terjadi. Para peneliti ini juga
menemukan bahwa banyak unsur kimia lainnya yang mempunyai isotop radioaktif.
Radioaktivitas juga memandu Marie Curie untuk mengisolasi radium dari barium
dua buah unsur yang memiliki kemiripan sehingga sulit untuk dibedakan. Bahaya
radioaktivitas dari radiasi tidak serta merta diketahui. Efek akut dari radiasi pertama
kali diamati oleh insinyur listrik Amerika Elihu Thomson yang secara terus
menerus mengarahkan sinar-X ke jari-jarinya pada 1896. Dia menerbitkan hasil
pengamatannya terkait dengan efek bakar yang dihasilkan. Bisa dikatakan ia
menemukan bidang ilmu fisika medik (health physics); untungnya luka tersebut
sembuh dikemudian hari.

Efek genetis radiasi baru diketahui jauh dikemudian hari. Pada tahun
1927 Hermann Joseph Muller menerbitkan penelitiannya yang menunjukkan efek
genetis radiasi. Pada tahun 1947 dimendapat penghargaan hadiah Nobel untuk
penemuannya ini. Sebelum efek biologi radiasi diketahui, banyak perusahan
kesehatan yang memasarkan obat paten yang mengandung bahan radioaktif; salah
satunya adalah penggunaan radium pada perawatan enema.

Marie Curie menentang jenis perawatan ini, ia memperingatkan efek


radiasi pada tubuh manusia belum benar-benar diketahui (Curie dikemudian hari
meninggal akibat Anemia Aplastik, yang hampir dipastikan akibat lamanya ia
terpapar Radium). Pada tahun 1930-an produk pengobatan yang mengandung
bahan radioaktif tidak ada lagi dipasaran bebas. Menurut teori Big Bang, isotop
radioaktif dari unsur teringan (H, He, dan Li) dihasilkan tidak berapa lama
seteleah alam semesta terbentuk. Tetapi, inti-inti ini sangat tidak stabil sehingga
tidak ada dari ketiganya yang masih ada saat ini. Karenanya sebagian besar inti
radioaktif yang ada saat ini relatif berumur muda, yang terbentuk
di bintang (khususnya supernova) dan selama interaksi antara isotop stabil dan
partikel berenergi. Sebagai contoh, karbon-14, inti radioaktif yang mempunyai
umur-paruh hanya 5730 tahun, secara terus menerus terbentuk di atmosfer atas
bumi akibat interaksi antara sinar kosmik dan Nitrogen.

2.4 Menghitung Waktu Paruh Natrium-24

Waktu paruh (t½) suatu radioisotop adalah waktu yang diperlukan


radioisotop untuk meluruh menjadi setengahnya.

Rumus:

At = A0.e-λt1/2

Dengan :

At = aktivitas pada saat t

Ao = aktivitas mula-mula,

λ = tetapan peluruhan

t ½ = Umur paro
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Cara kerja Radioisotop Natrium-24

Gambar 3.1 Sirkulasi Darah dengan Natrium-24

Radioisotop Natrium-24 dapat digunakan untuk mendeteksi gangguan


peredaran darah dalam tubuh manusia. Larutan Na-Cl yang tersusun atas Na24
dan Cl yang stabil disuntikan ke dalam darah dan aliran darah dapat diikuti
dengan mendeteksi sinar yang dipancarkan, sehingga dapat diketahui jika terjadi
penyumbatan aliran darah. dengan bantuan radioisotop 24Na, sirkulasi dalam
tubuh dapat diamati. Sesaat 24NaCl diinjeksikan kedalam tubuh dapat diketauhi
perjalnannya ke seluruh pembuluh darah. Pada daerah dimana sirulasi darah tada
mengalami hambatan,. Harga cacahan disitu rata-rata cukup tinggi. Sedangakan
pada daerah dimana terdapat penyempitan pembuluh darah harga cacahan jadi
relatif rendah, atau terjadi hambatan pada sirkulasi darah. Diagnosa ini sekaligus
dapat menentukan lokaasi penyempitan pembuluh darah.
3.2 Penyempitan Pembuluh Darah dalam Tubuh Manusia

Gambar 3.2 Pembuluh darah normal dan penyempitan

Penyempitan pembuluh darah adalah kondisi dmana pembuluh darah


menyempit dan bahkan bisa tersumbat yang diakibatkan oleh berbagai sebab.
Penyumbatan bisa terjadi pada pembuluh darah arteri maupun vena. Kondisi yang
lebih sering dikaitkan dengan penyumbatan pembuluh darah adalah penyumbatan
pembuluh darah arteri karena kondisi umumnya lebih berbahaya daripada
penyubatan pembuluh darah vena. Penyumbatan pembuluh darah arteri dianggap
lebih berbahaya karena berpengaruh pada kerja jantung yang harus membawa
darah ke seluruh tubuh. Tersumbatnya pembuluh darah arteri akan menyebabkan
aliran darah menuju seluruh tbuh juga tehambat.

3.3 Faktor penyebab penyempitan pembuluh darah

 Plak pada pembuluh darah


Penyebab penyempitan pembuluh darah yang pertama adalah akibat plak
pada pembuluh darah. Plak terbentuk dari lemak yang mengandap pada sel yang
melapisi pembuluh darah. Samakin lama, jumlah lemak yang mengendap dapat
semakin meningkat hingga dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah.
 RCVS
RCVS atau reversible cerebral vasoconstriction syndrome merupakan
kondisi di mana terjadinya penyempitan pembuluh darah arteri sementara. Jika
terjadi di kepala, maka akan menyebabkan sakit kepala yang berat. Penyebab
sindrom ini sulit untuk dideteksi, namun umumnya dapat terjadi akibat reaksi
pada obat tertentu. Ditemukan juga sebuah kasus langka seseorang menderita
RCVS akibat konsumsi cabai yang rasanya terlalu pedas.
 Hipotermia
Hipotermia adalah kondisi menurunnya suhu tubuh secara ekstrem. Kondisi
yang satu ini juga dapat memicu penyempitan pembuluh darah. Ketika tubuh
kedinginan hebat, maka tubuh akan menggigil dan menghasilkan panas dengan
cara merangsang aktivitas otot. Penyempitan pembuluh darah terjadi akibat tubuh
berubaha untuk menjaga suhunya agar tetap hangat.
 Obat-obatan
Penyempitan pembuluh darah juga bisa terjadi akibat pengaruh obat-obatan.
Hal ini dibuktikan dengan adanya efek samping obat seperti meningkatnya
tekanan darah atau meningkatnya detak jantung. Obat-obatan yang berpotensi
untuk memicu penyempitan pembuluh darah adalah seperti obat-obatan
terlarang dan beberapa golongan obat seperti antidepresan, dekongestan, dan
imuniosupresan.
 Faktor psikologis
Penyebab penyempitan pembuluh darah selanjutnya adalah faktor
psikologis. Kondisi psikis seperti stres atau depresi bisa menjadi salah satu
penyebab penyempitan pembuluh darah. Stres juga merupakan salah satu faktor
yang dapat memicu penyakit seperti hipertensi dan penyakit jantung jika tidak
ditindaklanjuti.
3.4 Akibat penyempitan pembuluh darah
 Serangan jantung
Serangan jantung terjadi jika penyumbatan pembuluh darah terjadi di daerah
jantung. Kondisi ini termasuk ke dalam kondisi darurat medis. Gejala yang
umumnya terjadi adalah seperti sesak di dada, nyeri pada beberapa bagian tubuh
seperti dada, leher, punggung, dan lengan, detak jantung tidak normal, cemas,
kelelahan, dan kehilangan keseimbangan. Penyumbatan pembuluh darah akan
terjadi dalam 4 fase hingga menyebabkan jantung koroner.
 Stroke
Stroke terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah arteri yang terjadi di area
leher hingga otak. Stroke juga tergolong pada kondisi darurat medis. Gejala stroke
antara lain adalah seperti kesulitan berjalan dan bebicara, serta kelumpuhan dan
mati rasa pada anggota tubuh tertentu seperti wajah, lengan, dan tungkai. Stroke
bisa terjadi secara tiba-tiba. Beberapa kondisi yang membuat seseorang waspada
serangan stroke adalah seperti tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol yang
tinggi. Penanganan stroke dapat menggunakan pembedahan, terapi, dan obat-
obatan penghancur gumpalan darah.
 Arteri perifer
Arteri perifer adalah kondisi yang diakibatkan oleh penyumbatan pembuluh
darah di bagian tubuh lain selain jantung dan kepala. Arteri perifer bisa
menyerang bagian tubuh mana saja, namun paling sering ditemukan di bagian
kaki. Gejala dari penyakit ini antara lain meliputi nyepi pada bokong, nyeri ketika
berjalan atau beraktivitas menggunakan kaki, kulit dingin, kulit kaki menipis,
hingga kerontokan rambut. Penangangan penyakit ini bisa dengan obat-obatan,
angioplasti, dan menerapkan pola hidup sehat.
3.5 Menghindari penyempitan pembuluh darah
Penyempitan pembuluh darah memang disebabkan oleh berbagai macam
faktor. Salah satu penyebab utamanya adalah terbentuknya plak pada pembuluh
darah. Kondisi ini pada dasarnya sangat berkaitan dengan pola hidup seseorang.
Agar Anda terhindar dari bahaya akibat penyempitan pembuluh darah, berikut
adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan:
 Hindari rokok dan minuman beralkohol
 Olahraga secara rutin
 Perhatikan tingkat kolesterol dan tekanan darah Anda
 Hindari makanan tidak sehat dan jaga asupan makanan bergizi
 Periksaan kesehatan Anda secara rutin.
Jangan mengabaikan gejala penyakit meskpun gejala tersebut belum
sampai tingkat mengganggu. Sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk
deteksi dini kondisi Anda. Deteksi dini sebuah penyakit merupakan hal yang
sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang lebih cepat dan tepat.
3.6 Vascular Doppler

Gambar 3.3 Vascular Doppler

Vascular Doppler adalah alat yang digunakan untuk melihat gambaran


aliran darah vaskuler dengan menggunakan prinsip Doppler. Secara umum
Vascular Doppler terdiri dari transducer dan pengolah data (komputer).
Transducer pada alat vascular doppler tersedia dalam beragam frekuensi,
umumnya pada frekuensi 5, 8, dan 10 Mhz. Jenis transducer yang digunakan
tergantung pada posisi pembuluh darah yang hendak diamati. Semakin dalam/jauh
pembuluh darah yang akan diamati, semakin tinggi frekuensi transducer yang
perlu digunakan. Transducer adalah bagian alat yang berfungsi sebagai pengirim
sinyal sekaligus mikrofon (yang melekat pada scanner dengan sambungan kabel).
Transducer mengirimkan gelombang suara frekuensi tinggi inaudible antara 5 –
10 Mhz ke bagian yang akan diamati, kemudian menangkap sinyal balik dari
jaringan yang dilalui sinyal.

Cara kerja Vascular Dopler::

Gelombang suara frekuensi tinggi, dikirimkan oleh transducer alat ke area


di mana probe diletakkan yang mana telah dilapisi gel penghantar sinyal.
Gelombang ini merambat ke pembuluh darah, dan akan terpantul ketika sinyal
mengenai aliran darah. Semakin lancar aliran darah yang dilalui sinyal, semakin
kecil frekuensi balik yang diterima transducer. Transducer kemudian menangkap
sinyal suara balik dan mengirimkannya ke pengolah data pada alat untuk diubah
menjadi gambar atau nilai aliran. Hasil bacaan akan ditampilkan pada layar alat
secara real-time. Gambaran atau nilai yang diperoleh adalah berdasarkan
amplitudo, frekuensi, dan waktu balik sinyal ke transducer. Gel USG berfungsi
untuk membantu sinyal merambat dan kembali diterima oleh transducer. Vascular
Doppler dapat memberikan gambaran mengenai kondisi aliran darah pada vena
dan arteri, termasuk vena dan arteri utama di daerah perut, lengan, kaki, leher, dan
kepala, juga dapat dilakukan untuk anak dan bayi.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Kondisi dimana pembuluh darah menyempit dan bahkan bisa tersumbat disebut
penyempitan pembuluh darah.

2. Penyempitan pembuluh darah menyebabkan beberapa penyakit dalam tubuh.

3. Plak, RCVC, hiportemia, obat-obatan sampai faktor psikologis adalah beberapa


faktor penyebab penyempitan pembuluh darah.

4.2 Saran

Harapannya kepada pembaca untuk menjaga kesehatan dengan cara


menghindari hal-hal yang memicu terjadinya penyempitan pembuluh darah.
Kepada penulis makalah ini selanjutnya dapat menyempurnakan isi makalah ini
untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Hani, Ahmad Ruslan. 2007. Fisika Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendekia


Press.

Kristiyanti. Dkk, 2009. Analisis Waktu Peluruhan Terhadap Persyaratan Dosis


Radioisotop Untuk Pemeriksaan Gondok. Jurnal Keilmuan, 12(6): 372.

http://www.academia.edu/9881078/Makalah_Radioaktif_di_Berbagai_Bidang

https://www.medicalogy.com/blog/vascular-doppler-alat-deteksi-kondisi-aliran-
darah/

Anda mungkin juga menyukai