S DENGAN
DIAGNOSA MEDIS VESIKOLITIASIS DI RUANG WIJAYA KUSUMA
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh:
Siska Anisarani
M14.01.0024
T.A 2016/2017
HALAMAN PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Mengetahui
Dosen Pembimbing
A. DEFINISI
Vesikolitiasis adalah penyumbatan saluran kemih khususnya pada vesika
urinaria atau kandung kemih oleh batu penyakit ini juga disebut batu kandung kemih.
(Smeltzer and Bare, 2005).
Vesikolitiasis adalah batu yang terjebak di vesika urinaria yang menyebabkan
gelombang nyeri yang luar biasa sakitnya yang menyebar ke paha, abdomen dan
daerah genetalia. Medikasi yang diketahui menyebabkan pada banyak klien mencakup
penggunaan antasid, diamox, vitamin D, laksatif dan aspirin dosis tinggi yang
berlebihan. Batu vesika urinaria terutama mengandung kalsium atau magnesium
dalam kombinasinya dengan fosfat, oksalat dan zat-zat lainnya. (Brunner and
Suddarth, 2007)
Batu kandung kemih adalah batu yang tidak normal di dalam saluran kemih
yang mengandung komponen kristal dan matriks organik tepatnya pada vesika urinari
atau kandung kemih. Batu kandung kemih sebagian besar mengandung batu kalsium
oksalat atau fosfat (Prof.Dr.Arjatm T. Ph.D. Sp. And dan dr. Hendra Utama,
SPFK,2006).
B. ETIOLOGI
a. Obstruksi kelenjar prostat yang membesar
b. Striktur uretra (penyempitan lumen dari uretra)
c. Neurologik bladder (lumpuh kandung kemih karena lesi pada neuron yang
menginervasi bladder)
d. Benda asing misalnya kateter
e. Divertikula urin dapat tertampung pada suatu kantung di dinding vesika urinaria
f. Shistomiasis terutama oleh Shistoma haemotobium, lesi mengarah keganasan.
Hal-hal yang disebutkan diatas dapat menimbulkan retensi urin, infeksi, maupun
radang. Menurut Smeltzer (2005) bahwa, batu kandung kemih disebabkan infeksi,
statis urin dan periode imobilitas (drainage renal yang lambat dan perubahan
metabolisme kalsium).
Faktor-faktor yang mempengaruhi batu kandung kemih adalah :
a. Hiperkalsiuria : suatu peningkatan kadar kalsium dalam urin.
b. Hipositraturia : suatu penurunan ekskresi inhibitor pembentukan kristal dalam
air kemih.
c. Hiperurikosuria : peningkatan kadar asam urat dalam air kemih yang memacu
pembentukan batu kalsium.
d. Penurunan jumlah air kemih dikarenakan masukan cairan yang sedikit.
e. Jenis cairan yang diminum. Minuman yang banyak mengandung soda seperti
soft drink, jus apel dan jus anggur.
f. Hiperoksalouria : kenaikan ekskresi oksalat diatas normal (45 mg/hari).
C. MANIFESTASI KLINIS
Batu yang terjebak dikandung kemih biasanya menyebabkan iritasi dan
berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan hematuria jika terjadi obstruksi
pada leher kandung kemih menyebabkan retensi urin atau bisa menyebabkan sepsis,
kondisi ini lebih serius yang dapat mengancam kehidupan pasien, dapat pula kita lihat
tanda seperti mual, muntah, gelisah, nyeri dan perut kembung. (Smeltzer, 2005).
a. Dapat tanpa keluhan
b. Sakit berhubungan dengan kencing (terutama di akhir kencing)
c. Lokasi sakit terdapat di pangkal penis atau suprapubis kemudian dijalarkan ke
ujung penis (pada laki-laki) dan klitoris (pada wanita).
d. Terdapat hematuri pada akhir kencing
e. Disuria (sakit ketika kencing) dan frequensi (sering kebelet kencing walaupun
VU belum penuh).
f. Aliran urin berhenti mendadak bila batu menutup orificium uretra interna.
a. Hematuri
b. Sering ditemuakan infeksi disaluran kemih
c. Demam rasa nyeri di daerah kandung kemih dan ginjal
d. Mual
e. Muntah
f. Nyeri abdomen
g. Disuria
h. Menggigil
D. PATOFISIOLOGI
Batu dalam perkemihan berasal dari obstruksi saluran kemih, baik parsial
maupun total. Obstruksi total dapat berakibat menjadi hidronefrosis. Batu saluran
kemih merupakan kristalisasi dari mineral dari matriks seputar, seperti pus, darah,
tumor, dan urat. Komposisi mineral dari batu bervariasi, kira-kira 3/2 bagian dari batu
adalah kalsium fosfat, asam, urine dan custine.
Peningkatan konsentrasi larutan urine akibat intake cairan yang rendah dan
juga penigkatan bahan organic akibat ISK atau urine statis menjadikan sarang untuk
pembentukan batu, ditambah adanya infeksi, meningkatkan lapisan urine yang
berakibat presipitasi kalsium fosfat dan magnesium ammonium fosfat. Teori menurut
Nursalam (2006) antara lain :
a. Teori matriks
Terbentuknya batu saluran kemih memerlukan adanya substansia organic sebagai
inti terutama dari mukopolisakarida dan mukoprotein yang akan mempermudah
kritalisasi dan agregasi substansi pembentukan baru.
b. Teori supersaturasi
Terjadinya kejenuhan substansi pembentuk dalam urine seperti sistin, asam urat,
kalsium oksalat akan mempermudah terbentuknya batu.
c. Teori berkurangnya factor penghambat
Berkurangnya factor penghambat seperti peptid, fosfat, pirofosfat, polifosfat,
sitrat, magnesium, asam mukopolisakarida akan mempermudah terbentuknya batu
saluran kencing.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Smeltzer (2002)
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Pemeriksaan radiologis
3. USG, kloesistografi oral, ERC
4. Foto polos abdomen
F. PENATALAKSANAAN
Penanganan non bedah :
1. Disolusi Medis
2. Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatography (ERCP)
3. Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy(ESWL)
Penanganan bedah :
1. Kolesistektomi terbuka
2. Kolesistektomi laparoskopik
G. MASALAH KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL
1. Nyeri akut b.d agen cidera fisik
2. Resiko infeksi b/d prosedur infasif (pembedahan)
3. Ketidakefektifan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d faktor biologis (nyeri
abdomen)
Smeltzer, Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi
8. Jakarta, EGC.
Long, B C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan) Jilid
3. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan
Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Kllinis Proses-proses
Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC
Suyono, Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I II. Jakarta.: Balai
Penerbit FKUI