Defisit Perawatan Diri Jadi
Defisit Perawatan Diri Jadi
N USIA 39 TAHUN
DENGAN GANGGUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa II
dosen pengampu Siti Ulfah Rifa’atul Fitri, S.Kep., Ners., MNS
Disusun oleh:
Shafitri
Virna
Zelfira Latifah Dewi 302017087
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
2
BAB I
PEMBAHASAN
A. Definisi Schizophrenia
Skizofrenia berasal dari kata Yunani yang bermakna schizo artinya terbagi,
terpecah dan phrenia artinya pikiran. Jadi pikirannya terbagi atau terpecah (Rudyanto,
2007).
Skizofrenia (schizophrenia) adalah gangguan yang terjadi pada fungsi otak
(Yosep, 2010). Menurut nancy andreasen (2008), dalam Broken Brain, The BiologicaI
Revolution psychiatry bahwa bukti-bukti terkini tentang serangan skizofrenia
merupakan suatu hal yang melibatkan banyak sekali faktor. Faktor-faktor itu meliputi
perubahan struktur fiskk otak.perubahan struktur kimia otak, dan faktor genetik.
Melinda Hermann (2008), mendefmisikan skizofrenia sebagai penyakit
neorogis yang memengaruhi persepsi klien, cara berpikir, bahasa, emosi, dan perilaku
sosialnya.
Kelompok menyimpulakan skizofrenia adalah gangguan yang terjadi pada
fungsi otak yang ditandai dengan pola pikir yang tebagi sehingga mempengaruhi
persepsi, cara piker, Bahasa, emosi, dan perilaku sosial.
2
3
3
4
2. Faktor presipitasi
a. Biologis
Salah satu dari stresor adalah gangguan dalam umpan balik otak yang mengatur
jumlah informasi yang diproses dalam waktu tertentu. Terganggunya kemampuan
dalam umpan balik otak dikarenakan penurunan fungsi lobus frontal yang
berdampak pada pengolahan informasi berlebih. Stresor biologis lainnya yaitu
proses listrik yang melibatkan elektrolit tidak normal. Sebagai contoh, biasanya
ketika orang mendengar suara keras, mereka akan terkejut; namun ketika suara
keras terulang yang kedua kali respon kaget menurun. Orang dengan skizofrenia
berbeda, ia akan lebih terkejut lagi ketika mendengar suara keras yang kedua
kalinya. Sehingga, orang dengan skizofrenia umumnya takut di tempat keramaian
(Maramis, 2010; Stuart, 2016).
b. Gejala Pemicu
Pemicu umum klien skizofrenia terhadap respons neurobiologis berhubungan
dengan kondisi kesehatan, lingkungan, dan perilaku. Kelas sosial ke bawah juga dapat
berpengaruh timbulnya skizofrenia. Hal ini terkait dengan interaksi ibu dan anak, peran
ayah, persaingan antar saudara kandung, hubungan keluarga, dan pekerjaan. Selain itu,
faktor konsep diri dan pola adaptasi juga akan mempengaruhi kemampuan untuk
menghadapi masalah (Maramis, 2010; Stuart, 2016;).
C. Jenis-Jenis Skizofrenia
Menurut Maramis (2010) Skizofrenia dinamai dengan istilah yang tercantum
dalam PPDGJ-IV atau DSM-IV-TR. Untuk mengetahui jenis-jenis skizofrenia dibagi
dalam beberapa istilah, yaitu:
a. Skizofrenia Paranoid
Jenis ini sering mulai sesudah 30 tahun. Awalnya bisa jadi subakut, tetapi
mungkin juga akut. Kepribadian penderita sebelum sakit sering terlihat mudah
tersinggung, suka menyendiri, agak congkak, dan kurang percaya pada orang lain.
Gejala yang muncul pada jenis ini biasanya ditandai dengan adanya waham kejar, yaitu
4
5
14 rasa menjadi korban atau seolah-olah dimata-matai, halusinasi, perilaku agresif, dan
bermusuhan.
b. Skizofrenia Hebefrenik
Pemulanya perlahan-lahan dan sering timbul pada masa remaja 15-25 tahun.
Gejala yang mencolok adalah gangguan proses berpikir, gangguan kemauan dan
adanya depersonalisasi atau double personality. Gangguan psikomotor seperti
mannerism, neologisme atau perilaku seperti keanak-anakan sering terdapat pada
skizofrenia heberfenik, waham dan halusinasi.
c. Skizofrenia Katatonik
Timbulnya perama kali usia 15 sampai 30 tahun, biasanya akut dan sering
didahului dengan stress emosional. Biasanya ditandai dengan gangguan psikomotor
seperti, mutisme (mata tertutup, muka tampa mimik, seperti topeng, stupor tidak
bergerak dalam waktu yang lama), bila diganti posisinya penderita menentang,
makanan ditolak, air ludah tidak ditelan sehingga terkumpul dimulut dan meleleh
keluar, terdapat grimas dan katalepsi.
d. Skizofrenia Simplex
Sering timbul pertama kali pada masa punertas. Gejala utama pada jenis ini
adalah kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses berfikir
biasanya sulit ditemukan, waham dan halusinasi jarang sekali ditemukan.
e. Skizofrenia Residual
Jenis ini adalah keadaan yang kronis dari skizofrenia dengan riwayat sedikitnya
satu episode psikotik yang jelas dan gejala-gejala berkembang kearah gejala negatif
yang lebih menonjol. Gejala negatif terdiri dari kelambatan psikomotor, penurunan
aktivitas, penumpukan afek, pasif dan tidak ada inisiatif, kemiskinan pembicaraan,
ekspresi nonvebal yang menurun, serta buruknya perawatan diri dan fungsi sosial.
5
6
6
7
e. Gejala Psikomotor
Adanya gejala katatonik atau gangguan perbuatan dan sering mencerminkan
gangguan kemauan. Bila gangguan hanya kemauan saja maka dapat dilihat adanya
gerakan yang kurang luwes atau agak kaku, stupor dimana pasien tidak menunjukkan
pergerakan sam sekali dan dapat berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan dan kadang
bertahun-tahun lamanya pada pasien yang sudah menahun; hiperkinese dimana pasien
terus bergerak saja dan sangat gelisah.
2. Gejala Positif
Menurut Kaplan, H.I., Sadock, B.J (2010) Gejala positif dialami sensasi oleh
pasien, padahal tidak ada yang merangsang atau mengkreasi sensasi tersebut. Dapat
timbul pikiran yang tidak dapat dikontrol pasien.
a. Delusi (Waham)
Gejala skizofrenia dimana adanya suatu keyakinan yang salah pada pasien.
Pada skizofrenia waham sering tidak logis sama sekali tetapi pasien tidak menginsyafi
hal ini dan dianggap merupakan fakta yang tidak dapat dirubah oleh siapapun.Waham
yang sering muncul pada pasien skizofrenia adalah waham kebesaran,waham
kejaran,waham sindiran, waham dosa dan sebagainya.
b. Halusinasi
Memdengar suara, percakapan, bunyi asing dan aneh atau malah mendengar
musik, merupakan gejala positif yang paling sering dialami penderita skizofrenia.
3. Gejala kognitif
Permasalahan yang berhubungan dengan perhatian, tipe-tipe ingatan tertentu dan
fungsi yang memungkinkan kita untuk merencanakan mengorganisasikan sesuatu.
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
Terapi skizofrenia secara farmakologi berdasarkan onset dibagi menjadi 2 fase, yaitu
(Sadock & Sadock, 2010):
a) Fase Psikosis Akut
Pada fase ini pengobatan dengan menggunakan anti psikotik dan benzodiazepine
akan cepat menenangkan pasien yang kebanyakan mengalami agitasi akibat halusinasi dan
12
13
delusi. Anti psikotik akan bekerja lebih cepat melalui injeksi intramuskuler (Sadock &
Sadock, 2007). Obat antipsikotik yang dapat menyebabkan akinesia dan gangguan traktus
ekstrapiramidalis antara lain haloperidol dan flupenazine. Sedangkan golongan
antipsikotik atipikal seperti olanzapine dan risperidone tidak menyebabkan gangguan
ekstrapiramidal (Sadock & Sadock, 2007).
13
14
14
15
15
16
2. Faktor presipitasi
Faktor persipitasi yang dapat menyebabkan seseorang kurang perawatan diri.
Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari berbagai stressor antara lain:
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap
kebersihannya.
b. Praktik social
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status sosioekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
16
17
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus dia
harus menjaga kebersihan kakinya. Yang merupakan faktor presipitasi defisit
perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau
perseptual, hambatan lingkungan, cemas, lelah atau lemah yang dialami individu
sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri (Nanda,
2006).
17
18
18
19
19
BAB II
PEMBAHASAN KASUS
A. Kasus
Ny. N, usia 39 tahun, pendidikan terakhir SLTA, tidak bekerja, agama Islam,
status marital Janda dengan 1 anak usia lai-laki usia 5 tahun, 4 hari sebelum masuk
rumah sakit, klien menjadi keluarga juga mengatakan klien tampak gelisah, serta tidak
tidur dimalam hari. Karena keluhan tersebut, klien akhirnya dibawa keluarga berobat
ke RSJ dan diharuskan untuk rawat inap. Namun sebelum di bawa ke RSJ, keluarga
sempat membawa Ny. N ke pengobatan alternative, karena semenjak 1 bulan yang lalu
Ny. N tampak berdiam diri di kamar, tidak mau makan, mandi, melamun seharian.
Keluarga mengira kalau Ny. N mengalami guna-guna. Karena tidak kunjung
mengalami perbaikan, akhirnya baru Ny. N di bawa ke medis.
Pada saat dilakukan pengkajian oleh perawat, Ny. N tampak sedang menyendiri
di kamar, melamun sembari tiduran menatap ke atap langit-langit kamar, terkadang
meihat keluar jendela kamar sembari menggaruk-garuk rambut dan tanganya. Klien
tidak mau mengobrol dengan teman-temanya dan lebih banyak diam, ketika berbicara
intonasi bicara pelan, kontak mata kurang. Penampilan klien tidak rapi, tubuh bau,
kuku tangan dan kaki terlihat panjang dan hitam, rambut klien tampak acak-acakan, di
kasur juga tercium bau pesing dan tampak seperti ada bekas basah air kencing. Saat di
tanya sudah berapa hari tidak mandi, Ny. N mengatakan “untuk apa mandi?” lebih baik
di sini saja, diam diri di kamar!”.
Ny. N menurut adiknya, sekitar 3 bulan yang lalu sempat mengalami cek-cok
dengan kakak tertuanya. Kakaknya cenderung keras terhadap Ny. N, karena ada
permasalahan hutang piutang dan Ny. N belum mampu membayarnya ke teman
kakaknya, dan kakaknya berbicara kasar bahwa dia hanyalah janda yang membuat
malu keluarga saja. semenjak itu, Ny. N cenderung diam diri di kamar, sedangkan
anaknya di urus oleh adiknya.
20
B. Pengkajian Kasus
2. ALASAN MASUK
Keluhan Utama :
Klien tampak sedang menyendiri, melmun sembari tiduran meratap keatap langit-
langit kamar, terkadang melihat keluar jendel kamar sembari menggaruk-garuk
rambut dan tangannya. Saat diajak berbicara intonasi bicara pelan, kontak mata
kurang. Penampilan klien tidak rapi, tubuh bau, kuku tangan dan kaki terlihat
panjang dan hitam, rambut klien tampak acak-acakan, dikasur tercium bau pesing
dan tampak seperti ada bekas basah air kencing. Saat ditanya berapa hari tidak
mandi, klien menjawab “Untuk apa mandi ? lebih baik disini saja, diam diri dikamar
21
SMRS :
4 hari sebelum masuk rumah sakit, klien menjadi keluarga juga mengatakan klien
tampak gelisah, serta tidak tidur dimalam hari. Karena keluhan tersebut, klien
akhirnya dibawa keluarga berobat ke RSJ dan diharuskan untuk rawat inap.
b. Presipitasi
Biologis (traumatic) Psikologis Social Budaya, Agama
Sebelum di bawa ke RSJ, Yang baru dialami oleh
keluarga sempat klien
membawa Ny. N ke
pengobatan alternative,
karena semenjak 1 bulan
yang lalu Ny. N tampak
berdiam diri di kamar,
tidak mau makan, mandi,
melamun seharian.
Keluarga mengira kalau
Ny. N mengalami guna-
guna. Karena tidak
kunjung mengalami
22
perbaikan, akhirnya baru
Ny. N di bawa ke medis.
Ny. N menurut adiknya,
sekitar 3 bulan yang lalu
sempat mengalami cek-
cok dengan kakak
tertuanya. Kakaknya
cenderung keras terhadap
Ny. N, karena ada
permasalahan hutang
piutang dan Ny. N belum
mampu membayarnya ke
teman kakaknya dan
kakaknya berbicara
kasar bahwa dia hanyalah
janda yang membuat malu
keluarga saja
Masalah Keperawatan :
Genogram (minimal tiga generasi) Klien, orang tua, nenek / kakek : Tidak Terkaji
23
membuat malu keluarga saja. semenjak itu, Ny. N cenderung diam diri di
kamar, sedangkan anaknya di urus oleh adiknya.
Masalah Keperawatan:
6. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda Tanda Vital: TD: ..........mmHg, N:.............. x/mnt, S: ........, P: .........
x/mnt
b. Atopometrik : BB .......... Kg, TB: ....... cm
c. Keluhan Fisik ada / tidak : Tidak Terkaji
Masalah Keperawatan: Tidak Terkaji
7. Psikososial
a. Konsep diri
1) Gambaran diri
2) Identitas diri
3) Peran
4) Ideal diri
5) Harga diri
Masalah Keperawatan:
b. Hubungan sosial
1) Orang yang berarti : Tidak Terkaji
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat: Tidak Terkaji
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Tidak Terkaji
Masalah Keperawatan:
c. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan : Pasien beragama islam
2) Kegiatan ibadah : Tidak Terkaji
24
8. Pengkajian Status Mental (Berilah tanda √ pada kolom yang sesuai)
a. Penampilan
√ Tidak rapi Penggunaan pakaian tidak
sesuai
Jelaskan: Penampilan klien tidak rapi, tubuh bau, kuku tangan dan kaki terlihat
panjang dan hitam, rambut klien tampak acak-acakan, di kasur juga tercium bau pesing
dan tampak seperti ada bekas basah air kencing.
b. Pembicaraan
Cepat Gelisah Apatis
Keras Inkoheren tidak mampu memulai pembicaraan
Lambat Membisu Sesuai
Jelaskan :
.......................................................................................................................
c. Aktivitas motorik
Lesu Tegang Gelisah
25
Jelaskan:
........................................................................................................................
Masalah Keperawatan:
.............................................................................................
d. Suasana hati:
Sedih Ketakutan Putus asa
Jelaskan: ..................................................................................................................
e. Afek
Datar Tumpul Labil Sesuai Tidak Sesuai
Jelaskan: .............................................................................................................
g. Persepsi
26
√ Auditori (suara) Taktil (sentuhan) Ilusi
Jelaskan:
..........................................................................................................................
h. Proses berfikir
Sirkumtansial Tangensial Kehilangan asosiasi Inkoheresn
Jelaskan: ....................................................................................................................
Masalah keperawatan:
i. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Waham: Sesuai
j. Tingkat kesadaran
27
Mudah beralih tidak mampu berkonsentrasi
k. Memori
Gangguan daya ingat
m. Kemampuan penilaian
Gangguan ringan Gangguan bermakna
Tidak ada gangguan
Jelaskan : Tidak Terkaji
Masalah Keperawatan :
28
Memahami sakit yang di
deritanya
Jelaskan: ................................................................................................................
a. Makan
Bantuan minimal Bantuan Total
Jelaskan : Tidak Terkaji
Masalah Keperawatan : Tidak Terkaji
b. BAB/BAK
Bantuan minimal Bantuan Total
Jelaskan : Tidak Terkaji
Masalah Keperawatan : Tidak Terkaji
c. Mandi
Bantuan minimal Bantuan Total
Jelaskan : Tidak Terkaji
Masalah Keperawatan : Tidak Terkaji
d. Berpakaian/Berhias
Bantuan minimal Bantuan Total
Jelaskan : Tidak Terkaji
Masalah Keperawatan : Tidak Terkaji
e. Istirahat tidur
Tidur siang lama: Tidak Terkaji s/d Tidak Terkaji
Tidur malam lama: Tidak Terkaji s/d Tidak Terkaji
Kegiatan sebelum dan sesudah tidur
Jelaskan : Tidak Terkaji
Masalah Keperawatan : Tidak Terkaji
29
f. Penggunaan obat
Bantuan minimal Bantuan Total
Jelaskan : Tidak Terkaji
Masalah Keperawatan : Tidak Terkaji
g. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjut Ya Tidak
Perawatan pendukung Ya Tidak
Jelaskan : Tidak Terkaji
Masalah Keperawatan : Tidak Terkaji
30
Adaptif Maladaptif
Berbicara dengan orang lain Minum alqohol
Mampu menyelesaikan Reaksi lambat/berlebihan
masalah
Tekhnik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktifitas Konstruktif Menghindar
Olah raga Mencederai diri
Lainnya Lainnya
.............................................. ...........................................
Jelaskan : Tidak Terkaji
Penyakit jiwa Sistem pendukung
Faktor presipitasi Penyakit fisik
Koping Obat obatan
Lainnya:
...............................................
Masalah Keperawatan : Tidak Terkaji
31
a. Defisit Perawatan diri : Mandi
b. Isolasi sosial
C. Analisa Data
DS: .......................................
....................................
DO:
DS:
Dst
32
Nama klien: Ny. N Dx Medis: Tidak Terkaji No. Medrec: Tidak terkaji
Ruang: Tidak Terkaji
Perencanaan
Diagnosa Kriteria
Tujuan Intervensi Rasional
Evaluasi
Defisit Setelah 3 (tiga) SP 1 : SP 1
Perawatan pertemuan 1. Identifikasi: 1. Meninjau
Diri pasien mampu Kebersihan diri, tingkat
menjelaskan berdandan, pengetahuan
pentingnya:
makan dan klien mengenai
1. Kebersihan
diri BAB/BAK Kebersihan diri
2. Berdandan 2. Jelaskan 2. Memberikan
dan berhias pentingnya informasi
3. Makan kebersihan diri kepada klien
Pasien
mampu: 4. BAB/BAK 3. Jelaskan alat dan sehingga klien
1. Melakukan 5. Mampu cara kebersihan mampu
kebersihan melakukan diri memahami
diri secara cara 4. Masukkan dalam pentingnya
mandiri merawat diri
jadwal dan kebersihan diri
2. Melakukan kegiatan klien 3. Memberikan
berhias/ informasi
berdandan kepada klien
secara baik
sehingga klien
3. Melakukan
makan mampu
dengan menggunkan
baik alat mandi
4. Melakukan (gayung, sikat
BAB/ gigi dll) dan
BAK cara kebersihan
secara diri seperti
mandiri mandi,
berdandan,
berpakian, dll
4. Agar klien
dapat
melakukannya
secara
terjadwalkan
untuk
meningkatkan
33
kemamuannya
dalam
perawatan diri
SP 2 : 1. Memastikan
1. Evaluasi klien sudah
kegiatan yang mempraktekkan
lalu (SP1) kegiatan yang
2. Jelaskan telah dilakukan
pentingnya sebelumnya
berdandan 2. Memberikan
3. Latihan cara informasi
berdandan kepada klien
seperti sehingga klien
berpakaian, mampu
menyisir rambut, memahami
berhias pentingnya
4. Masukkan dalam berdandan
jadwal kegiatan 3. Agar klien
klien dapat
melakukan cara
berdandan
dengan baik
dan benar
seperti
menggunakan
sisir saat
menyisir ramut.
4. Agar klien
dapat
melakukannya
secara
terjadwalkan
untuk
meningkatkan
kemamuannya
dalam
berdandan
SP 3 : 1. Memastikan
klien sudah
mempraktekkan
34
1. Evaluasi kegiatan yang
kegiatan lalu telah dilakukan
(SP1 & 2) sebelumnya
2. Latih cara BAB/ 2. Agar klien
BAK yang baik, memahami
seperti : jelaskan tempat
tempat BAB/ BAB/BAK
BAK yang yang baik yaitu
sesuai, cara di kamar
membersihkan mandi/
diri setelah toilet/WC dank
BAB/BAK lien dapat
memahami cara
membersihkan
diri setelah
BAB/BAK
pada
perempuan
yaitu dengan
teknik cebok
dari depan ke
beakang
Setelah 3 (tiga) SP 1 1. Meninjau
pertemuan , 1. Identifikasi tingkat
keluarga masalah yang pengetahuan
Keluarga mampu : dirasakan keluarga
mampu : 1. Meneruskan keluarga dalam mengenai
1. Merawat latihan merawat klien Kebersihan diri
anggota klien dengan masalah : 2. Agar keluarga
keluarga 2. Mendukung kebersihan diri, dapat
yang dalam 2. Jelaskan deficit melakukan
megalami peningkatan perawatan diri perawatan diri
masalah kemampuan 3. Jelaskan pada klien
kurang klien dalam mengenai cara secara mandiri
perawatan melakukan merawata 3. Agar keluarga
diri perawatan kebersihan diri, dapat
dirinya berdandan, memberikan
BAB/BAK bantuan jika
kelian
mengalami
35
4. Jadwalkan hambatan
keluarga dalam dalam
merawat klien perawatan diri
4. Agar keluarga
dapat
melakukannya
secara
terjadwalkan
untuk
meningkatkan
kemampuan
klien dalam
perawatan diri
SP 2 1. Memastikan
1. Evaluasi klien sudah
kegiatan yang mempraktekkan
lalu (SP1) kegiatan yang
2. Latihan keluarga telah dilakukan
langsung pada sebelumnya
klien mengenai 2. Agar keluarga
berdandan dan dapat
kebersihan diri melakukan cara
3. Jadwalkan berdandan
keluarga untuk dengan baik
merawat klien dan benar
seperti
membantu
menyisir
rambut klien
3. Agar keluarga
dapat
melakukannya
secara
terjadwalkan
untuk
meningkatkan
kemampuan
klien dalam
berdandan
36
SP 3 1. Memastikan
1. Evaluasi klien sudah
kemampuan mempraktekkan
keluarga(SP1&2) kegiatan yang
2. Evaluasi telah dilakukan
kemampuan sebelumnya
klien 2. Memastikan
3. Follow up dan kembali apakah
rujukkan klien dapat
keluarga melakukannya
mengenai secra mandiri
perawatan klien 3. Memastikan
keluarga
membantu
klien dalam
meningkatkan
perawatan diri
klien.
37
BAB III
38
DAFTAR PUSTAKA
39