Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

“Bronkopneumonia”
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Klinik Keperawatan Anak

Disusun oleh :

DIO ARGI
P27220019262

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2019
Konsep Dasar Penyakit
A. Pengertian
Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai
parenkim paru. Pneumonia pada anak dibedakan menjadi (Bennete, 2013) :
1. Pneumonia lobaris
2. Pneumonia interstisial (bronkiolitis)
3. Bronkopneumonia
Pneumonia adalah salah satu penyakit yang menyerang saluran nafas bagian bawah
yang terbanyak kasusnya didapatkan di praktek-praktek dokter atau rumah sakit dan
sering menyebabkan kematian terbesar bagi penyakit saluran nafas bawah yang
menyerang anak-anak dan balita hampir di seluruh dunia. Diperkirakan pneumonia
banyak terjadi pada bayi kurang dari 2 bulan, oleh karena itu pengobatan penderita
pneumonia dapat menurunkan angka kematian anak (Bennete, 2013).
Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu peradangan pada
parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga mengenai
alveolus disekitarnya, yang sering menimpa anak-anak dan balita, yang disebabkan
oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda
asing. Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi ada juga
sejumlah penyebab non infeksi yang perlu dipertimbangkan. Bronkopneumonia lebih
sering merupakan infeksi sekunder terhadap berbagai keadaan yang melemahkan daya
tahan tubuh tetapi bisa juga sebagai infeksi primer yang biasanya kita jumpai pada
anak-anak dan orang dewasa (Bennete, 2013).
B. Etiologi
Bronchopneumonia dapat disebabkan oleh :
1. Bakteri misalnya Staphylococcus dan Streptococcus.
2. Virus misalnya Virus influenza.
3. Jamur seperti Candida albicans.
4. Aspirasi karena makanan atau benda asing.
Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya bronchopneumonia adalah penyakit
menahun, trauma paru, berat badan anak yang turun karena KKP (Kurang Kalori
Protein). Faktor pencetus timbulnya penyakit ini antara lain karena udara dan cuaca
yang buruk, anka-anak suka makan makanan yang kurang bersih.
C. Patofisiologi
Proses terjadinya bronchopneumonia yaitu masuknya mikroorganisme ke traktus
respiratorius yang menginfeksi saluran napas atas. Karena daya tahan tubuh lemah
maka infeksi menyebar ke paru-paru sampai ke bronchioli dan menimbulkan gejala
ringan: batuk, pilek, panas, malaise. Bila infeksi bertambah kuat, terjadi infiltrasi yaitu
masuknya mukus paru-paru yang menyebabkan sumbatan dan konsolidasi yaitu
penimbunan mukus paru-paru yang menyebabkan gangguan ventilasi, gangguan difusi
dan gangguan perfusi yang menyebabkan hipoksemia yang ditandai dengan gejala
bertambah berat dengan pernapasan cuping hidung, pernapasan cepat, sianosis, kadang-
kadang konstipasi atau diare, muntah dan distensi abdomen. Jika hal ini tidak
ditanggulangi terjadi kondisi yang lebih buruk yaitu kegagalan pernapasan.
D. Manifestasi Klinis
Biasanya didahului infeksi traktus respiratorius bagian atas. Penyakit ini umumnya
timbul mendadak, suhu meningkat 39-40º C disertai menggigil, napas sesak dan cepat,
batuk-batuk yang non produktif “napas bunyi” pemeriksaan paru saat perkusi redup,
saat auskultasi suara napas ronchi basah yang halus dan nyaring. Batuk pilek yang
mungkin berat sampai terjadi insufisiensi pernapasan dimulai dengan infeksi saluran
bagian atas, penderita batuk kering, sakit kepala, nyeri otot, anoreksia dan kesulitan
menelan.
E. Komplikasi
Komplikasi dari bronchopneumonia adalah :
1. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru
merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang.
2. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura
terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.
3. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.
4. Infeksi sitemik
5. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
6. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pengambilan sekret secara broncoscopy dan fungsi paru untuk preparasi langsung,
biakan dan test resistensi dapat menemukan atau mencari etiologinya, tetapi cara ini
tidak rutin dilakukan karena sukar.
2. Secara laboratorik ditemukan leukositosis biasa 15.000 – 40.000 / m dengan
pergeseran LED meninggi.
3. Foto thorax bronkopeumoni terdapat bercak-bercak infiltrat pada satu atau
beberapa lobus, jika pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsolidasi pada satu
atau beberapa lobus.
Pada pemeriksaan laboratorium dan diagnostik yang sering dijumpai adalah:
1. Rontgen untuk melihat infiltrasi atau daerah konsolidasi yang
kadang disertai efusi pleura, kultur nasofaring, tenggorokan dan darah yang
mengisolasi organisme.
2. Jika penyebabya bakteri maka, dijumpai leukositosis (18000 –
30000), kultur nasofaring darah yang positif.
3. Urine counter Curren Immuno Electrophoresis (CIE) untuk
mendeteksi antigen bakterikhusus.
G. Penatalaksanaan Medis
1. Penicillin 50.000 u/kg BB/ hari ditambah dengan
Klorampenikol 50-70 mg/ kg BB/ hari atau diberikan antibiotik yang mempunyai
spektru luar seperti Ampicillin. Pengobatan ini diteruskan sampai batas demam 4-5
hari.
2. Pemberian oksigen dan cairan intravena biasanya
diperlukan campuran glukosa 5% dan NaCl 0,9% dengan perbandingan 3 : 1
ditambah larutan KCl 10 mEq/ 500 ml/ batas infus.
3. Karena sebagian besar pasien jatuh pada keadaan
asidosis metabolik akibat kurang makan dan hipoksia, maka dapat diberikan
koreksi dengan analisis gas darah arteri.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Data subjektif
Kemungkinan akan ditemukan data bahwa anak dikeluhkan batuk pilek, muntah,
panas, diare, nafsu makan menurun, jumlah jam tidur berkurang, sesak, rewel dan
mual. Orang tua pasien bertanya-tanya tentang keadaan penyakit anaknya.
Data objektif
Kemungkinan data yang ditemukan adalah anak/pasien tampak sesak, nafas cepat
dan dangkal, terlihat nafas cuping hidung, retraksi otot bantu pernafasan, cyanosis,
respirasi > 30 x/menit, anak tampak pucat, batuk-batuk, suhu meningkat( > 38ºC,
berkeringat, bibir kering, terjadi leukositosis, ronkhi positif, ekspirasi memanjang, dari
hasil rontgen tampak adanya konsolidasi atau infiltrasi paru, kultur nasofaring positif,
berat badan menurun.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berbuhungan dengan produksi mukus kental
pada paru dan ketidakefektifan batuk.
2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual dan muntah.
3. Kurang pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurang informasi tentang
penyakit anaknya.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder (adanya
infeksi penekanan imun
5. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan demam, masukan cairan
yang kurang karena dispnea.
C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Intervensi
Hasil
1 Ketidakefektifan NOC : NIC :
- Respiratory status : Airway suction
bersihan jalan nafas
Ventilation - Pastikan kebutuhan oral / tracheal
berbuhungan dengan - Respiratory status : suctioning
Airway patency - Auskultasi suara nafas sebelum dan
produksi mukus kental
- Aspiration Control sesudah suctioning.
pada paru dan - Informasikan pada klien dan keluarga
Kriteria Hasil : tentang suctioning
ketidakefektifan batuk.
- Mendemonstrasikan - Minta klien nafas dalam sebelum
batuk efektif dan suction dilakukan.
suara nafas yang - Berikan O2 dengan menggunakan
bersih, tidak ada nasal untuk memfasilitasi suksion
sianosis dan nasotrakeal
dyspneu (mampu - Gunakan alat yang steril sitiap
mengeluarkan melakukan tindakan
sputum, mampu - Anjurkan pasien untuk istirahat dan
bernafas dengan napas dalam setelah kateter
mudah, tidak ada dikeluarkan dari nasotrakeal
pursed lips) - Monitor status oksigen pasien
- Menunjukkan jalan - Ajarkan keluarga bagaimana cara
nafas yang paten melakukan suksion
(klien tidak merasa - Hentikan suksion dan berikan
tercekik, irama oksigen apabila pasien menunjukkan
nafas, frekuensi bradikardi, peningkatan saturasi O2,
pernafasan dalam dll.
rentang normal,
tidak ada suara Airway Management
nafas abnormal) - Buka jalan nafas, guanakan teknik
- Mampu chin lift atau jaw thrust bila perlu
mengidentifikasikan - Posisikan pasien untuk
dan mencegah memaksimalkan ventilasi
factor yang dapat - Identifikasi pasien perlunya
menghambat jalan pemasangan alat jalan nafas buatan
nafas - Pasang mayo bila perlu
- Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Keluarkan sekret dengan batuk atau
suction
- Auskultasi suara nafas, catat adanya
suara tambahan
- Lakukan suction pada mayo
- Berikan bronkodilator bila perlu
- Berikan pelembab udara Kassa basah
NaCl Lembab
- Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan.
- Monitor respirasi dan status O2

2 Gangguan pemenuhan NOC : NIC :


- Nutritional Status : Nutrition Management
nutrisi kurang dari
food and Fluid - Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh Intake - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Kriteria Hasil : menentukan jumlah kalori dan nutrisi
berhubungan dengan
- Adanya peningkatan yang dibutuhkan pasien.
anoreksia, mual dan berat badan sesuai - Anjurkan pasien untuk meningkatkan
dengan tujuan intake Fe
muntah.
- Berat badan ideal - Anjurkan pasien untuk meningkatkan
sesuai dengan tinggi protein dan vitamin C
badan - Berikan substansi gula
- Mampu - Yakinkan diet yang dimakan
mengidentifikasi mengandung tinggi serat untuk
kebutuhan nutrisi mencegah konstipasi
- Tidak ada tanda - Berikan makanan yang terpilih
tanda malnutrisi ( sudah dikonsultasikan dengan ahli
- Tidak terjadi gizi)
penurunan berat - Ajarkan pasien bagaimana membuat
badan yang berarti catatan makanan harian.
- Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
- Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi
- Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring
- BB pasien dalam batas normal
- Monitor adanya penurunan berat
badan
- Monitor tipe dan jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
- Monitor interaksi anak atau orangtua
selama makan
- Monitor lingkungan selama makan
- Jadwalkan pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
- Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
- Monitor turgor kulit
- Monitor kekeringan, rambut kusam,
dan mudah patah
- Monitor mual dan muntah
- Monitor kadar albumin, total protein,
Hb, dan kadar Ht
- Monitor makanan kesukaan
- Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
- Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
- Monitor kalori dan intake nuntrisi
- Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas
oral.
- Catat jika lidah berwarna magenta,
scarlet

3 NOC : NIC :
- Kowlwdge : disease Teaching : disease Process
process - Berikan penilaian tentang tingkat
- Kowledge : health pengetahuan pasien tentang proses
Behavior penyakit yang spesifik
Kriteria Hasil : - Jelaskan patofisiologi dari penyakit
- Pasien dan keluarga dan bagaimana hal ini berhubungan
menyatakan dengan anatomi dan fisiologi, dengan
pemahaman tentang cara yang tepat.
penyakit, kondisi, - Gambarkan tanda dan gejala yang
prognosis dan biasa muncul pada penyakit, dengan
program pengobatan cara yang tepat
- Pasien dan keluarga - Gambarkan proses penyakit, dengan
mampu cara yang tepat
melaksanakan - Identifikasi kemungkinan penyebab,
prosedur yang dengna cara yang tepat
dijelaskan secara - Sediakan informasi pada pasien
benar tentang kondisi, dengan cara yang
- Pasien dan keluarga tepat
mampu menjelaskan - Hindari harapan yang kosong
kembali apa yang - Sediakan bagi keluarga informasi
dijelaskan tentang kemajuan pasien dengan cara
perawat/tim yang tepat
kesehatan lainnya - Diskusikan perubahan gaya hidup
yang mungkin diperlukan untuk
mencegah komplikasi di masa yang
akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
- Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
- Dukung pasien untuk mengeksplorasi
atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
- Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat
- Rujuk pasien pada grup atau agensi
di komunitas lokal, dengan cara yang
tepat
- Instruksikan pasien mengenai tanda
dan gejala untuk melaporkan pada
pemberi perawatan kesehatan,
dengan cara yang tepat

D. Pelaksanaan
Melaksanakan tindakan yang telah direncanakan, kagiatan yang dilakukan dengan
cara melihat data dasar, mempelajari rencana, penyesuaian rencana, mengadakan
tindakan keselamatan, menentukan kebutuhan, melaksanakan tindakan keperawatan
sesuai rencana yang telah disusun, analisa umpan balik dan mengkomunikasikan hasil
asuhan keperawatan mencangkup tindakan mandiri dan kolaborasi.
E. Evaluasi
1. Bersihan jalan nafas efektif.
2. Pasien/klien dapat melakukan aktivitas.
3. Tidak terjadi kekuangan volume cairan.
4. Tidak terjadi potensial komplikasi infeksi.
5. Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
6. Orang tua tidak cemas lagi.
Pathway
Bakteri, virus dan jamur penyebab bronchopneumonia,
aspirasi karena makanan atau benda asing.

Kurang pengetahuan
orang tua
Menginfeksi saluran nafas atas.

Daya tahan tubuh lemah.

Infeksi menyebar ke paru-paru sampai ke bronkheoli Potensial komplikasi


infeksi

Infiltrasi (masuknya mukus ke paru)

Penyumbatan & penimbunan mukus di paru

Hipoksemia

- Pernafasan cuping hidung. - Muntah. - Mual/ muntah. Orang tua pasien bertanya-tanya
- Pernafasan cepat. - Diare. - Nafsu makan menurun. tentang penyakit anaknya.
- Batuk, pilek. - Demam.
- Berkeringat.
- Bibir kering.

Gangguan pemenuhan nutrisi


Kelelahan. kurang dari kebutuhan tubuh
Ketidakefektipan
Resiko kekurangan
bersihan jalan nafas.
volume cairan

Intoleransi aktivitas
DAFTAR PUSTAKA

Bennet, John Nicholas. 2013. http://emedicine.medscape.com/article/967822-overview.

Hidayat, A.Aziz Alimul.2009. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika

Nanda. 2010. Diagnosis Keperawatan-Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta: EGC

Riyadi, Sujono dan sukarmin. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Yogyakarta : Graha
Ilmu.

Smeltzer SC, Bare B.G. 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah vol. 1. Jakarta: EGC.

Suriadi, Yuliani. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta : CP Agung Seta.

Staf pengajar FKUI. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Buku Kuliah 3. Jakarta : Imfomedika.

Dongoes, Marilynn,E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaaan


dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai