GLAUKOMA
Oleh :
David Kristianus
Nadhila Aditiyaputri
Preceptor :
BANDUNG
2019
1. Anatomi Mata
Mata adalah organ penglihatan yang terdiri dari bola mata dan saraf optik.
Mata terdiri dari 3 lapisan, dari yang terluar yaitu lapisan fibrosa yang terdiri dari
sklera dan kornea. Lapisan tengah yaitu lapisan vaskular yang terdiri dari koroid,
badan siliaris, dan iris. Lapisan yang terdalam yaitu retina yang terdiri dari bagian
Bilik anterior adalah ruangan yang dibatasi oleh kornea di bagian anterior
serta iris dan pupil di bagian posterior. Bilik posterior adalah ruangan di posterior
iris dan anterior lensa serta badan vitreous. Bilik anterior dan posterior berisi
humor akuos, yaitu cairan jernih yang dihasilkan oleh badan siliaris di bilik
mengalirnya humor akuos dari bilik posterior. Pada bagian tengah bilik anterior
mikroliter pada mata normal, sedangkan rata-rata volume bilik posterior sekitar 60
mikroliter.
Sudut bilik anterior adalah pertemuan antara kornea perifer dan akar dari
iris. Sudut bilik anterior dibentuk oleh akar iris, bagian anterior badan siliaris,
garis Schwalbe, anyaman trabekular dan kanal Schlemm, serta taji sklera. Garis
adalah jaringan ikat yang dilapisi oleh trabekulosit yang punya kemampuan
usia dikatakan dapat membuat lapisan trabekular lebih tebal 2-3 kali lipat karena
limfatik dan tersusun atas jaringan ikat tipis di dindingya. Di bagian apikal dan
berperan dalam aliran pengeluaran akuos, semakin tinggi tekanan intra okuler
semakin banyak vesikelnya. Saluran efferent dari kanal Schlemm yaitu terdapat
sekitar 30 kanal kolektor dan 12 vena akuos yang terhubung dengan vena sistemik
episkleral. Taji sklera adalah ekstensi dari sklera tempat menempelnya iris dan
badan siliaris.
Anyaman trabekular
1.3 Badan Siliaris
posterior, berbentuk segitiga jika dipotong melintang. Ada dua fungsi utama
badan siliaris yaitu pembentukan humor akuos dan akomodasi lensa serta
uveoskleral.
Badan Siliaris
Mata memiliki sekitar satu juta akson yang memanjang dari sel ganglion
retina membentuk batang saraf optik. Saraf optik ini muncul dari permukaan
posterior bola mata, melewati foramen sklera posterior. Ketika keluar dari bola
mata, serabut saraf akan termielinasi, dan diameternya bertambah dari 1,5 mm di
sklera menjadi 3 mm di orbit. Saraf optik kemudian bergabung dengan saraf optik
sisi lainnya membentuk optik kiasma. Apabila saraf optik mengalami kerusakan
sekresi aktifi, dan difusi sederhana. Pada proses ultrafiltrasi, sebagian besar
substansi plasma bergerak keluar dari dinding kapiler dan masuk ke dalam
prosesus siliaris. Pada proses sekresi aktif, dibutuhkan energi untuk perpindahan
gradien untuk masuk ke dalam bilik posterior. Pada proses difusi sederhana terjadi
perpindahan air dan ion-ion secara pasif karena perbedaan muatan dan
nutrisi seperti glukosa dan asam amino untuk jaringan seperti lensa yang tidak ada
pembuluh darah, kornea, dan anyaman trabekular, selain itu juga untuk
banyak mengandung ion hidrogen dan klorida, dan askorbat, namun lebih sedikit
plasma. Hal ini penting untuk menjaga kejernihan cairan dan merefleksikan
oleh tekanan (jalur pengeluaran trabekular) atau tidak dipengaruhi tekanan (jalur
bilik posterior mengalir melewati pupil, menuju bilik anterior lalu menuju jalur
trabekular, kanal Schlemm, lalu menuju vena. Bagian anyaman terbagi menjadi
keluar humor akuos. Jalur pengeluaran uveoskleral yaitu dari bilik anterior
menuju sklera. Pengeluaran melalui jalur ini hanya 5%-10%. Jalur ini dipengaruhi
oleh usia, diperkirakan semakin muda usianya semakin tinggi pengeluaran melalui
jalur uveoskleral.
3. Tekanan Intraokular
sekresi dan aliran akuos. Aliran akuos berhubungan dengan resistensi yang
ditemui di trabekular dan tekanan vena episkeral. Laju aliran akuos sebanding
ada poin patologis yang mutlak, 21 mmHg dianggap sebagai batas atas tekanan
dengan tekanan intraokular kurang dari 21 mmHg, namun di kasus lain tekanan
humor akuos di badan siliar, hambatan aliran akuos di anyaman trabekular dan
sistem kanal Schlemm serta besar tekanan vena episkleral. Secara umum
akuos. Level tekanan intraokular yang normal juga bisa bervariasi berdasarkan
respirasi, aktivitas fisik, konsumsi cairan, medikasi sistemik dan medikasi topikal.
hari dan lebih rendah di sore dan malam hari. Variasi diurnal pada mata dengan
tekanan normal adalah <5 mmHg. Hypertensi okular ataupun mata glaukoma
memiliki fluktuasi lebih tinggi (>8 mmHg). Variasi ini memungkinkan terjadinya
hal ini, dilakukan pengukuran beberapa kali di waktu yang berbeda. Namun dalam
prakteknya, dapat dilakukan satu kali di pagi hari karena 80% pasien memiliki
4. Glaukoma
tekanan intra okuler merupakan faktor risiko yang utama. Klasifikasi glaukoma
yang masih sering dipakai antara lain berdasarkan penyebabnya, primer dan
akuos terbagi menjadi sudut terbuka dan sudut tertutup. Berdasarkan kecepatan
terjadinya yaitu akut dan kronis. Berdasarkan usia terjadinya yaitu kongenital,
Glaukoma adalah penyakit mata di mana terjadi kerusakan saraf optic yang diikuti
gangguan pada lapang pandang yang khas. Kondisi ini utamanya diakibatkan oleh
pengeluaran cairan bola mata. Penyebab lain kerusakan saraf optic antara lain
gangguan suplai darah ke serat optic dan kelemahan pada saraf optik itu sendiri.
open angle
Glaukoma
Primer closed
Glaukoma angle
GLAUKOMA
Sekunder
Glaukoma
Kongenital
4.1.Epidemiologi
0.2%.
diantaranya adalah open angle glaucoma. Orang keturunan Asia lebih sering
menderita closed angle glaucoma sementara ras afrika dan amerika lebih
Faktor risiko utama adalah meningkatnya usa dan faktor keturunan. Faktor
risiko yang lain antara lain adalah myopia derajat severe diabetes mellitus,
Orang hipotensi juga memiliki risiko walau tak sebesar dengan hipertensi
mengakibatkan penipisan serat nuklir dan saraf bagian dalam lapisan retina
dan kehilangan aksonal pada saraf optik. Disk optik menjadi atrofi, dengan
jaringan ikatnya.
ganglion retina yang salah satu diantaranya adalah transport dari faktor
Fitur patologis utama pada glaucoma jenis ini adalah proses degenerative
pada jaringan dan pada endotel pada kanal Schlemm. Hal ini berbeda dari
Terjadi pada mata yang memiliki faktor predisposisi tanpa ada patologi
pengeluaran aqueous pada trabecular meshwork dan iris. Kondisi ini dapat
5.2.1 Gejala
pandang. Sakit kepala dan sakit mata dapat terjadi dengan intensitas
menerus terhadap otot silier dan suplai sarafnya. Oleh karena itu,
pasien mengeluhkan seringnya mengganti lensa presbiopi. Jika
penyakit ini tidak diobati, dapat terjadi hilangnya lapang pandang dan
kebutaan.
tetapi terdapat variasi diurnal yang berbeda pada glaukoma tipe ini .
pandang.
sudut terbuka.
b) Hipertensi okuler
bagian aksial, bentuk diafragma iris lensa konveks, jarak antara iris ke
- TIO normal
sudut > 270o , peningkatan TIO dengan atau tanpa sinekia perifer
a) Subakut
pada satu mata, di sekitar cahaya terdapat halo, disertai gejala sakit
kepala, sakit bagian alis, dan sakit mata. Serangan hilang biasanya
karena miosis fisiologis yang distimulasi oleh cahaya terang dan tidur.
mengalami kongesti.
b) Akut
fase ini adalah onset nyeri tiba-tiba pada mata yang menjalar di
dibagi menjadi subakut, akut, dan kronis. Pada fase subakut dan akut,
gejala sama seperti gejala subakut dan akut pada sudut-tertutup primer
5.4.1 Oftalmoskopi
glaukoma, saraf optik digambarkan dengan rasio cawan dan diskus optik.
5.4.2 Tonometri
kornea.
5.4.3 Gonioskopi
cermin
5.4.Tata Laksana
5.4.1 Medikamentosa
di epitel siliari.
brimonidine.
tidak efektif pada individu pasien dan jika pada pasien terdapat glaukoma
diantaranya :
Untuk GPSTa:
a. Laser Trabekuloplasti
b. Pembedahan insisi
a) Trabekulektomi
b) Filtration surgery
Untuk GPSTp:
b. Pembedahan insisi
5.2.1 Trabekulektomi
terapi pembedahan dikatakan jika TIO <21 mmHg dan atau penurunan
fungsi saraf optik karena TIO yang sangat tinggi atau sudah tidak dapat
adanya luka ekstensif pada konjungtiva dan sklera yang sangat tipis dapat
menurunkan keberhasilan trabekulektomi karena dapat meningkatkan
bleb dan mengontrol TIO namun dengan komplikasi seperti infeksi. Cara
melepas sutur.
DAFTAR PUSTAKA
1. Moore KL, Dalley AF, Agur AMR, Tank PW, Gest TR. Clinically Oriented
Anatomy, 6th Ed + Lippincott Williams & Wilkins Atlas of Anatomy: Lippincott
Williams & Wilkins; 2009.
2. American Academy Of Ophthalmology. Fundamentals and Principles of
Ophthalmology in Basic and Clinical Science Course Section 2: American
Academy of Ophthalmology; 2011-2012.
3. Riordan-Eva P, Whitcher J, editors. Vaughan & Ashbury's General
Ophthalmology. 17th ed: McGraw-Hill; 2008.
4. Kanski JJ, Bowling B. Clinical Ophthalmology: A Systematic Approach:
Elsevier Health Sciences UK; 2011.