PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu wa Ta’ala yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul
“Memahami kalimat efektif” ini dengan tepat waktu. Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW. yang telah membawa risalah islam
yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Semoga pengetahuan ini dapat menjadi bekal hidup kita baik
di dunia maupun di akhirat kelak.
Dalam pembuatan makalah ini, kami banyak mendapat hambatan dan tantangan namun
dengan semangat kami, tantangan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima
kasih kepada dosen pengampuh yang telah memberikan kami tugas ini yang memberikan manfaat
kepadan kami agar kami dapat memahami dan mempelajari makalah ini. Semoga ilmu yang beliau
berikan mendapatkan balasan dari Allah Subhanallahu wa Ta’ala.
Akhir kata, kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan baik dari segi penyusunan
maupun isinya. Karenanya kami berharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Semoga para pembaca dapat mengambil manfaat dari makalah yang telah kami susun ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
PENGANTAR....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................... 2
A. Kalimat Efektif dan Ciri-cirinya............................................................................ 2
B. Struktur Kalimat dalam Bahasa Indonesia............................................................. 5
C. Kesalahan dalam Kalimat...................................................................................... 6
BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 14
A. Kesimpulan......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibuat, maka kita dapat menyusun rumusan
masalah sebagai berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki satu gagasan pokok unsur-unsurnya
minimal terdiri atas subjek dan predikat. Kalimat efektif didefinisikan sebagai kalimat yang
memiliki kemampuan untuk mengungkapkan gagasan penutur sehingga pendengar atau
pembaca dapat memahami gagasan yang dimaksud oleh penutur. Kalimat efektif adalah
kalimat yang disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan oleh
penulis terhadap pembacanya (Fuad, dkk., 2009: 58).
Dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki potensi untuk
menyampaikan pesan, ide, gagasan, atau informasi secara utuh, jelas, dan tepat, sehingga
pendengar atau pembaca dapat memahami maksud yang diungkapkan oleh pembicara atau
penulis. Widjono (2007: 161)
Menurut (Mazanggit, 2012) dalam pembuatan kalimat efektif ada tujuh ciri-ciri
yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S),
predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki
keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
Contoh:
3
Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu
(menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak
efektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).
3. Kehematan
Contoh:
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
4. Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan
penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus
memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
4
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang
tidak simetris.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam
kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang
antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah
terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa
kemanusiaan. (efektif)
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan
dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya
harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
7. Ketegasan
5
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari
kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
(ketegasan)
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar. (benar)
e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
Penyusunan kalimat yang benar adalah yang sesuai dengan aturan dalam penulisan
bahasa indonesia. Penulisan kalimat yang benar diawali dengan huruf besar dan diakhiri
dengan sebuah titik (.), tanda tanya (?), ataupun tanda seru (!). Hal ini disesuaikan dengan
kebutuhan pada penyusunan kalimat tersebut.
6
Syarat Kalimat efektif haruslah mempunyai struktur yang baik. Artinya, kalimat itu harus
memiliki unsur-unsur subjek dan predikat atau bisa ditambah dengan objek, keterangan, dan
unsur-unsur subjek, predikat, objek, keterangan, dan pelengkap. Melahirkan keterpautan arti
yang merupakan ciri keutuhan kalimat.
S P Pel K
Dari contoh tersebut, kalimat ini jelas maknanya, hubungan antar unsur menjadi jelas
sehingga ada kesatuan bentuk yang membentuk kepaduan makna. Pada umumnya dalam
suatu kalimat terdapat satu ide yang hendak disampaikan serta penjelasan mengenai ide
tersebut. Hal ini perlu ditata dalam kalimat secara cermat agar informasi dan maksud penulis
mencapai sasarannya.
1. S – P
2. S – P – O
3. S – P – Pel
4. S – P – K
7
5. S – P – O – Pel
6. S – P – O – Pel – K
7. S – P – O – K
8. S – P – Pel – K
Kesalahan kalimat dapat dibedakan dari dua segi, yakni kesalahan internal dan kesalahan
eksternal. Kesalahan internal adalah kesalahan kalimat yang diukur dari unsur-unsur dalam
kalimat, sedangkan kesalahan eksternal diukur dari unsur luar kalimat yang bersangkutan.
Kesalahan eksternal itu diukur dari kalimat-kalimat lain yang menjadi konteks atas
lingkungannya.
Kesalahan dari segi internal dapat dipilah menjadi beberapa tipe. Tipe pertama adalah
kesalahan kandungan isi yang menyebabkan kalimat menjadi tidak logis sebagaimana tampak
pada contoh-contoh berikut.
Menurut Habibi (dalam Nimbara, 1993) menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dan
teknologi yang diterapkan secara tepat guna diarahkan untuk memberantas
kemiskinan dan keterbelakangan.
Dengan pemakaian pupuk urea pil dapat menyuburkan tanaman dan meningkatkan
produksi pertanian
Kedua kalimat di atas merupakan kalimat yang tidak logis. Untuk membuktikan itu dapat
digunakan pertanyaan-pertanyaan mengenai isi setiap kalimat itu. Pada kalimat pertama dapat
dinyatakan siapa yang menyatakan. Jika dinyatakan hal itu, jawaban tidak ada, walaupun bisa
8
saja dijawab dengan Habibi. Akan tetapi, Habibi pada kalimat pertama itu tidak menempati
pokok kalimat, melainkan keterangan sebagaimana disyaratkan oleh kata mereka. Jadi,
pertanyaan itu sebenarnya tidak dapat dijawab dengan Habibi. Baru bisa dijawab dengan
Habibi jika kalimatnya diubah menjadi Habibi (dalam Nimbara, 1993) “menyatakan bahwa
ilmu pengetahuan dan teknologi yang diterapkan secara tepat guna diarahkan untuk
memberantas kemiskinan dan keterbelakangan.”
Pertanyaan tentang pokok kalimat juga tidak dapat dikenakan pada kalimat kedua. Jika
dipertanyakan dengan kalimat Apa yang menyuburkan tanaman?, jawaban tidak dapat dicari
dalam kalimat itu. Barulah jawaban dapat ditemukan jika frase dengan pemakaian
dihilangkan sehingga kalimatnya menjadi Pupuk Urea Pil dapat menyuburkan tanaman dan
meningkatkan produksi pertanian.
Di samping kesalahan logika, kesalahan kalimat dapat terjadi ketidaklengkapan. Kalimat
yang tidak lengkap itu hanya mengandung sebagian saja unsur-unsur yang seharusnya ada.
Perhatikan dua buah kalimat yang terdapat pada teks berikut!
Situasi pasar bunga memang tidak menggembirakan. Sehingga pada pedagang bunga
mulai berusaha di bidang bisnis yang lain.
Kalimat kedua pada teks tersebut merupakan kalimat yang hanya diisi keterangan. Akan
lebih baik jika kalimat kedua itu diintegrasikan menjadi satu dengan kalimat sebelumnya atau
diupayakan menjadi kalimat yang dapat berdiri sendiri, sebagaimana tampak pada hasil
perbaikannya berikut.
a) Situasi pasar bunga memang tidak menggembirakan sehingga para pedagang bunga
mulai berusaha di bidang bisnis yang lain.
atau
b) Situasi pasar bunga memang tidak menggembirakan. Para pedagang bunga mulai
berusaha di bidang bisnis yang lain. (Nugraheni dan Aninditya Sri, dkk, 2017:63)
2. Kontaminasi
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan kontaminasi dapat kita lihat pada kalimat
berikut ini:
9
Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
Kalimat tersebut akan menjadi lebih efektif apabila akhiran –nya dihilangkan.
Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
4. Salah nalar
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan nalar dapat kita lihat pada kalimat berikut
ini:
Bola gagal masuk gawang.
Seharusnya: Bola tidak masuk gawang.
Bahasa asing
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh bahasa asing terlihat
pada kalimat berikut:
Kalimat ini bisa jadi mendapatkan pengaruh bahasa Inggris, lihat terjemahan kalimat
berikut:
Bahasa daerah
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh bahasa daerah dapat
kita lihat pada kalimat berikut:
10
Contoh lain pengaruh bahasa daerah, khususnya bahasa Jawa, juga dapat kita lihat
pada kalimat berikut. Penulis menemukan contoh ini dari sebuah rubrik di tabloid
anak-anak Yunior.
Sering kali kita membuat kalimat yang mengandung kata depan yang tidak perlu seperti
pada kalimat berikut:
Agar menjadi efektif, sebaiknya kita menghilangkan kata depan di, sehingga kalimatnya
menjadi:
Menurut (Raddict, 2015) berikut ini adalah langkah dalam memperbaiki kesalahan
kalimat:
Untuk membetulkan kalimat di atas dapat dilakukan dengan menghilangkan kata depan
pada masing-masing kalimat tersebut, atau mengubah verba pada kalimat tersebut, misalnya
dari aktif menjadi pasif. Jadi kemungkinan pembetulan kelima kalimat adalah sebagai berikut.
Dalam pembetulan di atas, maka subjeknya menjadi lebih jelas, yaitu berturut-turut
adalah yang merasa kehilangan buku tersebut, perbaikan prasarana pengairan tersebut, dan
beredarnya koran masuk desa.
11
Kesalahan yang telah dibicarakan di atas dapat dikatakan sebagai kesalahan pemakaian
kata depan pada awal kalimat yang biasanya diduduki subjek. Kesalahan pemakaian kata
depan itu juga sering ditemui pada objek. Sebagai contoh:
a. Hari ini kita tidak akan membicarakan lagi mengenai soal harga, tetapi soal ada tidaknya
barang itu.
b. Dalam setiap kesempatan mereka tidak bosan – bosannya mendiskusikan tentang
dampak positif pembuatan waduk itu.
Kalimat (a) dan (b) dapat dibetulkan dengan menghilangkan kata depan mengenai pada
kalimat (a) dan tentang pada kalimat (b). Kesalahan seperti pada contoh (a dan b) ini juga
terjadi karena mengacaukan dua bentuk yang benar, yaitu:
Perlu dicatat bahwa dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa verba dan kata depan
yang sudah merupakan paduan, misalnya: bertentangan dengan, bergantung pada, berbicara
tentang, menyesal atas, keluar dari, sesuai dengan, serupa dengan.
Konstruksi frase yang sejenis dengan kebutuhan dari warga dan buku-buku daripada
perpustakaan ini sering kita dengar dalam pidato-pidato (umumnya tanpa teks). Misalnya:
c. Biaya dari pembangunan jembatan ini; kenaikan daripada harga – harga barang
elektronik.
Dalam karangan keilmuan konstruksi frase yang tidak baku seperti di atas hendaknya
dihindari karena dalam bahasa Indonesia hubungan “termilik” + pemilik bersifat implisit.
Karena terpengaruh oleh (antara lain) bahasa Jawa hubungan “termilik + pemilik” sering
dieksplisitkan dengan sufiks-nya, misalnya:
d. rumahnya Heri
bajunya Riki
Pemakaian -nya seperti contoh perlu dihindari. Namun hal yang lain, “termilik + pemilik
itu perlu dipertegas dengan sufiks -nya. Bandingkan kedua contoh di bawah ini.
12
guru Parman dengan gurunya Parman
Bapak Martono dengan bapaknya Martono
Kesalahan yang sering terjadi ialah pemakaian verba seperti pada kalimat di bawah ini,
misalnya:
Kesalahan seperti kalimat (e) dapat dibetulkan dengan melengkapi ‘tempat’ menaburi
benih ikan yang terpilih, misalnya kolam itu, sehingga kalimat yang betul adalah:
Setelah semuanya siap, menaburi benih ikan yang terpilih kolam itu.
Setelah semuanya siap, mereka mereka menaburi kolam itu dengan benih ikan yang
terpilih.
Dengan pembetulan itu, maka makna kalimatnya menjadi jelas. Jika dipertahankan
seperti kalimat (5a) makna kalimat itu tidak jelas karena dapat ditafsirkan juga ‘menaburi
sesuatu pada benih yang terpilih’. Padahal penafsiran yang demikian bukan yang dimaksud
dalam kalimat (5b).
Dalam kalimat (a) verba berpukul-pukulan menuntut hadirnya dua pelaku, yaitu dia dan
orang lain, misalnya Joni. Demikian pula kalimat (b), di samping pelaku dia diperlukan
hadirnya pelaku lain sebagai mitra diskusi, misalnya para pakar.
13
Bentuk-bentuk seperti contoh pertama dapat dibetulkan dengan memindahkan kata aspek
ke depan pronomina menjadi sebagai berikut :
Kata depan di (a) seharusnya adalah pada; kata depan pada (b) seharusnya adalah dalam
atau ke dalam; kata depan dalam (c) seharusnya adalah pada. Adapun kesalahan pemakaian
kata penghubung umumnya terjadi karena ketidaksesuaian antara pemakaian kata penghubung
dan makna hubungan antar klausanya, misalnya:
Kata penghubung berhubung (d) seharusnya diganti karena atau sebab. Kesalahan
pemakaian kata penghubung lain, misalnya:
e. Penanaman rumput gajah bagi masyarakat pedesaan berguna untuk menyediakan pakan
ternak juga mencegah adanya penggembalaan liar.
f. Pemasukan negara dari sektor pariwisata cukup besar, maka pemerintah berusaha terus
membangun daerah-daerah wisata baru.
Pemakaian kata juga (e) seharusnya diganti kata dan, sedangkan kata maka (f) tidak tepat
karena kata maka lazimnya hadir berpasangan dengan kata penghubung karena.
a. ungguh sangat benar-benar malang sekali nasib anak itu (Kalimat tidak
efektif).
14
b. Kemarin banyak para karyawan yang melakukan demonstrasi (Kalimat tidak
efektif).
Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah (Kalimat
efektif).
e. Rapat tadi dihadiri oleh para pimpinan dan para staf-stafnya (Kalimat tidak
efektif).
Rapat tadi dihadiri oleh pimpinan dan para stafnya (Kalimat efektif).
Kepala sekolah mengimbau agar para murid giat belajar (Kalimat efektif).
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Syarat Kalimat efektif haruslah mempunyai struktur yang baik. Artinya, kalimat
itu harus memiliki unsur-unsur subjek dan predikat atau bisa ditambah dengan objek,
keterangan, dan unsur-unsur subjek, predikat, objek, keterangan, dan pelengkap.
Berdasarkan pola dasarnya, Badudu (1990: 32)
Kesalahan kalimat dapat dibedakan dari dua segi, yakni kesalahan internal dan
kesalahan eksternal. Kesalahan internal adalah kesalahan kalimat yang diukur dari
unsur-unsur dalam kalimat, sedangkan kesalahan eksternal diukur dari unsur luar
kalimat yang bersangkutan. Kesalahan eksternal itu diukur dari kalimat-kalimat lain
yang menjadi konteks atas lingkungannya.
16
DAFTAR REFRENSI
Nugraheni dan Aninditya Sri. 2017. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Berbasis Pembelajaran
Aktif. Jakarta: Kencana.
Alek dan Achmad H.P. 2016. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi : Substansi Kajian dan
Penerapannya. Jakarta: Erlangga.
https://materibelajar.co.id/struktur-kalimat-yang-benar/
http://computeraddict13.blogspot.com/2015/11/kalimat-efektif-dan-kesalahan-kalimat.html?m=1
https://ramlannarie.wordpress.com/2010/10/02/kesalahan-dalam-penulisan-kalimat/amp/#top
https://mazanggit.wordpress.com/2012/10/17/karakteristik-kalimat-efektif/
17