PENDEKATAN FORMULA 3.1 Uraian Bahan 3.1.1 Dimeticon (Emolient) (Rowe,2009)
(Gambar 3.1.1 Dimeticon)
Nama lain dimeticon yaitu dimethylpolysiloxane. Dimeticon berwujud cairan jernih dan tidak berwarna. fungsi dari dimeticon yaitu sebagai emollient, anti foaming agent, dan water-repelling agent. Dimeticon juga memiliki sifat hidrofobik dan digunakan secara luas pada formulasi sediaan kosmetik. Dimeticon larut dengan etil asetat, metil etil keton, minyak mineral, dan toluena. Praktis tidak larut dalam gliserin, propilenglikol, dan air. Alasan penambahan dimeticon yaitu untuk memberikan kesan tidak berminyak dan kering, memberika kelembutan serta gloss sehingga cocok sebagai emollient, Dimethicon juga dapat membuat warna lebih terdispersi (pelarut) sehingga merata pada seluruh bagian. Stabilitas dari dimeticon ini harus disimpan dalam wadah kedap udara, sejuk dan kering. stabil terhadap panas. 3.1.2 Tween 80 (Minyak) (FI Edisi III, 1979 ; HOPE edisi V)
(Gambar 3.1.2 Tween 80)
Nama lain dari tween 80 yaitu polisorbat-80. P. Tween 80 memiliki berat molekul 1310 g/ mol dan mempunyai rumus molekul C64H124O26 alasan penambahan untuk melembabkan bibir dan memilki viskositas yang tinggi. Pemerian dari tween 80 ini memilki bau yang khas dan hangat, rasanya pahit, dan berbentuk cairan minyak kuning . Tween 80 larut dalam etanol, tidak larut dalam minyak mineral, tidak larut dalam minyak sayur, larut dalam air. Tween 80 bersifat higroskopik dan harus diperiksa kandungan airnya sebelum digunakan dan dikering jika perlu. stabil untuk elektrolit dan asam lemah dan basa. Penyimpanannya yang lama dapat menyebabkan pembentukan peroksida. 3.1.3 Carnauba wax (Basis) (Rowe, 2009 )
(Gambar 3.1.3 Carnauba wax)
Carnauba wax diperoleh dari daun Copernicia cerifera. Carnauba wax juga merupakan salah satu lilin alami yang sangat keras karena memilki suhu lebur yang tinggi yaitu 80 derajat celcius hingga 86 derajat celcius. Carnauba wax berbentuk serbuk berwarna coklat terang hingga kuning muda, tidak berbau dan tidak berasa. Alasan penambahan carnauba wax karena carnauba wax memilki sifat yang tidak mudah meleleh dan akan meningkatkan daya lekat. Memiliki sifat emulsifier dan mencegah warna pecah. Carnauba wax juga digunakan untuk meningkatkan suhu lebur dan kekerasan lipstick. Carnauba wax Praktis tidak larut dalam air, sedikit larut dalam etanol mendidih (95%) serta dpat dilarutkan dalam kloroform, minyak dan toluene. Carnauba wax stabil dan harus disimpan dalam wadah tertutup, sejuk dan kering. 3.1.4 Kaolin (Texturizer) (Rowe, 2009 ; FI edisi IV, 1995)
(Gambar 3.1.4 Kalolin)
Kaolin adalah aluminium silikat hidrat alam yang telah dimurnikan dengan pencucian dan pengeringan. Kaolin berupa serbuk ringan, putih, bebas dari butiran kasar, tidak berbau, tida mempunyai rasan dan licin. Alasan penambahan kaolin yaitu kaolin memiliki kemampuan melindungi dan anti caking yang baik untuk menstabilkan lip cream. Kaolin mengandung mineral kaolinit (Al 2Si2O5(OH)4) sebagai bagian terbesar, sehingga kaolin biasanya disebut sebagai lempung putih. Kaolin praktis tidak larut dalam dietil eter, etanol (95%), air, pelarut organic lainnya, asam encer dingin, dan larutan alkali hidroksida. Kaolin merupakan bahan atau material yang stabil dan tidak beracun dan tidak toksik. Stabilitas kaolin harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tmpat kering dan sejuk. 3.1.5 BHT (Butil hidroxi toulena) (Antioksidan) (Rowe, 2009)
(Gambar 3.1.4 Butil hidroxi toulene)
Butil hidroxi toluene (2,6-Di-tert-butyl-4-methyphenol) atau yanh disingkat dengan BHT adalah antioksidan yang paling umum digunakan dalam makanan, obat- obatan, produk minyak bumi,produk sediaan kosmetik, karet, dan industri minyak. Butil hidroxi toluene memiliki rumus molekul C15H24O dan mempunyai berat molekul 220,35 g/mol. BHT atau butil hidroxi toluene digunakan sebagai peningkat stabilitas warna. BHT memiliki serbuk Kristal atau padat kuning putih atau pucat dengan aroma fenolik yang samar. Kelarutan dari BHT ini praktis tidak larut dalam air, gliserin, propilenglikol, larutan alkali hidroksida, dan asam mineral encer. Bebas larut dalam aceton, benzene etanol 95%, eter methanol, toluene, berbagai minayk dan minyak mineral. 3.1.6 Aquadest (Pelarut) (FI Edisi III Hal 96 ; Rowe, 2009) (Gambar 3.1.7 Aquadest) Nama resmi dari aquadest yaitu aqua destilata yang memiliki berat molekul 18,02 g/mol dan mempunyai rumus molekul H2O. aquadest disini juaga bersfiat polar. Alasan penambahan Aquadest paling sering digunakan sebagai pelarut atau pembawa yang bahannya larut air atau bersifat hidrofilik. Pemerian dari aquadest memiliki Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempuyai rasa. aquadest juga dapat bercampur dengan pelarut polar lainnya. aquadest meliki inkkompatibel yang dapat bereaksi dengan eksipien yang mudah terhidrolisis. Aquadest juga stabil pada udara.
3.1.7 Alkohol (Pelarut) (FI Edisi III, 1979 : Hal 65)
(Gambar 3.1.8 Alkohol)
Alkohol atau nama resminya yaitu aethanolum merupakan suatu senyawa kimia yang mempunyai berat molekul 46,07 g/mol dan rumus molekulnya C 2H6O alasan penambahan alkohol digunakan sebagai pelarut atau pembawa yang bahannya larut air atau bersifat hidrofilik. Alkohol berupa Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap, bau khas, rasa panas dan mudah terbakar dengan memberikan warna biru yang tidak berasap. Kelarutan dari alkohol ini Sangat mudah larut dalam air, kloroform P, dan eter P. Alkohol inkom dengan aluminium materian oksidasi, alkali, dan garam organik. Alkohol juga Tidak stabil pada udara.