SK
SK
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
H.Badaruddin Kasim tentang Hak Dan Kewajiban
Pasien Dan Keluarga di Rumah Sakit Umum Daerah
H.Badaruddin Kasim.
KEDUA : Memberlakukan Kebijakan tentang Hak dan Kewajiban
pasien dan Keluarga di Rumah Sakit Umum Daerah
H.Badaruddin Kasim sebagaimana terlampir dalam
keputusan ini.
KETIGA : Kebijakan tentang Hak dan Kewajiban pasien dan
Keluarga ini dimaksudkan sebagai acuan dalam
pelaksanaan kegiatan pelayanan pasien di Rumah Sakit
-3-
Direktur,
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR
RSUD H.BADARUDDIN KASIM
Nomor 065 Tahun 2018
Tanggal 21 April 2018
A. Rumah Sakit menghormati Hak pasien dan keluarga dalam beberapa situasi
hak istimewa keluarga pasien.
B. Rumah Sakit menyediakan informasi tertulis tentang Hak dan Tanggung
Jawab pasien sesuai Hak pasien menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit pasal 32 :
1) Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturan yang berlaku di rumah sakit.
2) Pasien berhak memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban
pasien.
3) Pasien berhak memperoleh pelayanan yang manusiawi, adil, jujur dan
tanpa diskriminasi.
4) Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional
5) Pasien berhak memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga
pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi.
6) Pasien berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang
didapat.
7) Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
8) Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya
kepada dokter lain yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP) yang
berlaku baik di dalam maupun di luar rumah sakit.
9) Pasien berhak mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang
dideritanya termasuk data-data medisnya.
10) Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata
cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternative tindakan,
resiko, dan komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap
tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
11) Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan
yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang
dideritanya.
12) Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
13) Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan
yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
14) Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam perawatan di rumah sakit.
15) Pasien berhak mengajukan usul,saran, perbaikan atas perilaku rumah
sakit terhadap dirinya.
-5-
16) Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai
dengan agama atau kepercayaan yang dianutnya.
17) Pasien berhak menggugat dan/atau menuntut rumah sakit apabila
rumah sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan
standar baik secara perdata atau pidana.
18) Pasien berhak mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai
dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.
C. Pelayanan Bimbingan Kerohanian pasien di rumah sakit
1) Rumah Sakit membuat MoU untuk rohaniawan yang tidak tersedia di
Rumah Sakit dengan pihak Departemen Agama untuk menentukan
pihak ketiga sebagai pihak yang akan melakukan bimbingan rohani
kepada pasien.
2) Rumah Sakit membuat jadwal atau ketentuan untuk pelayanan
kerohanian.
D. Kerahasiaan informasi pasien dan kebutuhan privasi pasien
1) Rumah Sakit wajib simpan rahasia pasien dan menjaga dokumen rekam
medis pasien selama perawatan agar tidak terbaca atau diketahui
orang lain
2) Rumah Sakit membuat Surat Keputusan Direktur mengenai Tata Tertib
Rumah Sakit yang didalamnya terdapat penjabaran jam kunjung
untuk menjaga privasi pasien
3) Nama pasien tidak dicantumkan dalam papan informasi pasien
4) Rumah Sakit wajib menghormati apabila pasien menginginkan privasi
dengan mengisi formulir permintaan privasi
5) Jika pasien tidak berkenan dikunjungi, maka akan dipasang
tanda/papan informasi dipintu kamar pasien ( pasien tidak dapat
dikunjungi).
E. Perlindungan harta benda milik pasien
1) Rumah Sakit bertanggung jawab untuk melindungi harta benda milik
pasien dari kehilangan atau pencurian dengan kondisi keterbatasan /
tidak didampingi keluarga.
2) Rumah Sakit menyediakan formulir dan tempat penitipan untuk
menyimpan barang milik pasien dan memastikan barang milik pasien
aman.
F. Perlindungan Kekerasan fisik
1) Rumah Sakit bertanggung jawab melidungi pasien dari kekerasan
fisik, terutama pada kelompok yang beresiko seperti ; bayi dan anak-
anak, penyandang cacat, manula, tidak sadarkan diri (koma) dan
korban criminal.
2) Rumah Sakit memonitor/memasang CCTV di daerah-daerah yang
rawan akan tindak kekerasan.
3) Rumah Sakit membuat buku yang berisi daftar pengunjung Rumah
Sakit diluar jam besuk dan memberikan kartu tamu/pengunjung jika
terdapat tamu/pengunjung yang dating diluar jam besuk pasien.
G. Perlindungan terhadap pasien yang beresiko wajib diberikan pihak rumah
sakit untuk memenuhi hak pasien.
H. Komunikasi Efektif
-6-
I. Second Opinion
1) Rumah Sakit memfasilitasi pasien dan keluarga untuk mendapatkan
second opinion tanpa rasa khawatir dalam melaksanakan
pengobatannya.
2) Rumah Sakit tidak bertanggung jawab terhadap biaya, sarana/fasilitas
untuk mencari second opinion.
J. Persetujuan Tindakan
1) Rumah Sakit wajib memberikan informasi tentang kondisi medis,
diagnosa, rencana asuhan dan kemungkinan hasil yang tidak terduga
serta mendorong keterlibatan pasien dan keluarga untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terhadap rencana
asuhan dan tindakan yang akan dilakukan.
2) Rumah Sakit wajib meminta persetujuan atas semua tindakan medis
yang akan dilakukan.
K. Penolakan Tindakan
Rumah Sakit menghormati keputusan pasien dan keluarga untuk menolak
tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
L. Penolakan do not resuscitate/DNR
Rumah Sakit wajib menginformasikan kondisi darurat pasien dan
menghormati keputusan pasien dan keluarga jika pasien tidak ingin
dilakukan resusitasi, menunda atau melepas bantuan hidup dasar.
M. Asesment dan manajemen nyeri
Rumah Sakit mendukung hak pasien terhadap assessment dan manajemen
nyeri dengan mewajibkan semua Profesional Pemberi Asuhan
melaksanakan assessment dan manajemen nyeri dengan tepat sesuai
dengan format yang tersedia.
N. Pelayanan pasien tahap terminal
1) Mendukung hak pasien untuk mendapatkan pelayanan yang penuh
hormat dan kasih sayang pada akhir kehidupannya.
2) Perhatian terhadap kenyamanan dan martabat pasien yang mengarah
bagi semua aspek pelayanan pada tahap akhir kehidupan.
3) Semua staf harus menyadari kebutuhan unik pasien pada akhir
kehidupannya yaitu meliputi pengobatan terhadap gejala primer dan
sekunder, manajemen nyeri, respon terhadap aspek psikologis,
sosial, , emosional, agama dan budaya pasien dan keluarga serta
keterlibatannya dalam keputusan pelayanan.
4) Rumah Sakit menghormati kebutuhan pasien yang menghadapi
keadaan sakaratul maut dan difasilitasi untuk mendapatkan
pelayanan kerohanian.
O. Rumah Sakit berkewajiban menyediakan fasilitas dan membentuk tim yang
mendukung terhadap pelayanan dalam menghadapi keluhan, konflik atau
beda pendapat tentang pelayanan pasien yang dikeluhkan oleh pasien dan
keluarga.
P. Sistem pelaksanaan Persetujuan Umum (general consent) harus dijelaskan
pada semua pasien dan keluarga oleh petugas TPPRI sesuai formulir yang
-7-
tersedia dan jika sudah ditandatangani oleh pasien dan keluarga maka
dimasukkan dalam rekam medis pasien sebagai dokumentasi.
Direktur,