ini berpamitan pada ibunya. “apakah perlu ibu antar ,nak”. Itulah yang ditanyakan oleh ibunya ,sebelum Alya berangkat sekolah setiap pagi. “Alya ini sudah kelas tiga ,bu. Ibu tenang saja, Alya tidak berangkat sendiri. Ada Hanum dan Risa juga , jadi ibu tidak perlu cemas”. Itu yang di katakan Alya setiap menjawab pertanyaan ibunya yang selalu sama setiap pagi. “Alya!, ayo kita berangkat sebelum ibu Lastri akan menjemur kita”. Ujar Hanum . Alya tertawa mendengar kelakar sahabatnya yang satu ini. “Lihat bu ,tidak ada yang perlu di kawatirkan . kami ini trio paling kompak, jadi kalau Alya kena sanksi Hanum dan Risa juga kena sanksi .” kata Alya sambil melambaikan tangan pada ibunya. Alya adalah anak tungal dari pasangan ibu Dewi dan pak Mirwan ,sayangnya ayah Alya meningal saat Alya masih berusia tujuh bulan .Itulah mengapa ibu Dewi sangat menyayanginya,bukan hal itu saja yang membuat bu Dewi sangat menyayanginya .Alya mempunyai kemampuan untuk melihat,berkomunikasi,dan merasakan kehadiran mahluk tak kasat mata sejak usianya tiga tahun.Ia tinggal di desa. Daerah yang ia tinggali ini, adalah daerah yang sangat terrpencil dan sangat jauh dari kata perbaikan. Dulu masarakat pernah mengajukan permohonan kepada pemeintah, memohon agar diberi dana untuk memprbaiki jalan dan fsiliatas desa .Walaupun di izinkan ,tapi sampai sekarang dana itu belum juga di kirim .