Anda di halaman 1dari 2

Alya bersiap pegi ke sekolah .

Bocah berusia Sembilan tahun


ini berpamitan pada ibunya. “apakah perlu ibu antar ,nak”.
Itulah yang ditanyakan oleh ibunya ,sebelum Alya berangkat
sekolah setiap pagi.
“Alya ini sudah kelas tiga ,bu. Ibu tenang saja, Alya tidak
berangkat sendiri. Ada Hanum dan Risa juga , jadi ibu tidak
perlu cemas”. Itu yang di katakan Alya setiap menjawab
pertanyaan ibunya yang selalu sama setiap pagi. “Alya!, ayo kita
berangkat sebelum ibu Lastri akan menjemur kita”. Ujar Hanum
. Alya tertawa mendengar kelakar sahabatnya yang satu ini.
“Lihat bu ,tidak ada yang perlu di kawatirkan . kami ini trio
paling kompak, jadi kalau Alya kena sanksi Hanum dan Risa juga
kena sanksi .” kata Alya sambil melambaikan tangan pada
ibunya.
Alya adalah anak tungal dari pasangan ibu Dewi dan pak
Mirwan ,sayangnya ayah Alya meningal saat Alya masih berusia
tujuh bulan .Itulah mengapa ibu Dewi sangat
menyayanginya,bukan hal itu saja yang membuat bu Dewi
sangat menyayanginya .Alya mempunyai kemampuan untuk
melihat,berkomunikasi,dan merasakan kehadiran mahluk tak
kasat mata sejak usianya tiga tahun.Ia tinggal di desa.
Daerah yang ia tinggali ini, adalah daerah yang sangat terrpencil
dan sangat jauh dari kata perbaikan. Dulu masarakat pernah
mengajukan permohonan kepada pemeintah, memohon agar
diberi dana untuk memprbaiki jalan dan fsiliatas desa
.Walaupun di izinkan ,tapi sampai sekarang dana itu belum juga
di kirim .

Anda mungkin juga menyukai