Delineasi Model Tentatif Sistem Geothermal
Delineasi Model Tentatif Sistem Geothermal
Makhrani
ABSTRAK
Adapun tujuan dari deliniasi sistem Transfer panas pada sistem geothermal
geothermal dan interpretasi secara terjadi dalam dua mekanisme yaitu
komprehensif adalah untuk menentukan perpindahan panas secara konduksi dan
zonasi bawah permukaan wilayah secara konveksi. Honstein (1992)
prospek geothermal berdasarkan nilai membagi menjadi sistem konveksi dan
resistivitas yang dicerminkan oleh data nonkonveksi. Perpindahan panas secara
3D-MT, menentukan pola aliran konduksi terjadi melalui batuan,
hidrotermal berdasarkan karakteristik sedangkan perpindahan panas secara
sifat kimia air permukaan yang konveksi terjadi karena adanya kontak
dicerminkan oleh data sekunder antara air dengan suatu sumber panas
geokimia, menentukan nilai temperatur (Saptadji, 2002). Air yang terpanaskan
bawah permukaan yang dicerminkan oleh sumber panas memiliki densitas
oleh data PT, menentukan jenis fluida yang lebih ringan dibanding air yang
berdasarkan parameter kurva BPD, lebih dingin. Oleh karena itu, air yang
serta menentukan kategori temperatur panas memiliki kecenderungan untuk
reservoar geothermal. bergerak ke atas (Gambar 1). Sementara
air yang lebih dingin memiliki densitas
2 TINJAUAN PUSTAKA yang lebih berat, memiliki
kecenderungan untuk bergerak ke
2.1 Pengertian Geothermal bawah akibat pengaruh gaya gravitasi.
Energi geothermal (panas bumi) Mekanisme yang dikenal sebagai arus
merupakan energi yang berasal dari konveksi ini menyebabkan
dalam bumi yang bersifat ramah terbentuknya sirkulasi air yang dapat
lingkungan, terbarukan, serta dapat mentransfer panas (perpindahan panas
dimanfaatkan secara berkelanjutan. Dari secara konveksi).
sudut pandang geologi, sumber energy
panas bumi berasal dari magma yang
berada di dalam bumi (Suparno, 2009).
Pasokan energi geothermal tidak
bergantung pada musim seperti halnya
energi matahari dan angin, serta tidak
ditentukan oleh pasaran energi dunia
Gambar 1 Ilustrasi perpindahan panas di bawah
permukaan
Gambar 2 Diagram trilinear perbandingan Cl,
Menurut Bartucz (2009), yang SO4 dan HCO3
terpenting dari berbagai definisi
geothermal adalah bahwa energi 2.3 Metode Magnetotellurik
geothermal lebih bergantung pada Disiplin ilmu Geofisika sering kali
fluida yang ada dan suhu panas mengacu pada penerapan dan aplikasi
bebatuan yang dapat menyebar. Di metode-metode geofisika. Metode
beberapa daerah dekat permukaan geofisika digunakan untuk memetakan
bumi, orang dapat menemukan suhu zona bawah permukaan bumi
yang tepat, tetapi tidak dieksploitasi berdasarkan nilai hasil pengukuran yang
karena tidak adanya cairan pembawa. merupakan respon fisik bumi. Salah
Suhu di kerak bumi meningkat seiring satu metode geofisika yang sering
dengan kedalaman dengan suhu rata- digunakan dalam eksplorasi geothermal
rata 30° C/km, namun untuk membawa adalah metode megnetotellurik (MT).
panas ini ke dekat permukaan pada
kedalaman (mencapai 3000 m hingga Metode magnetotellurik adalah metode
4000 m pada kasus yang ekstrim), elektromagnetik pasif yang mampu
dibutuhkan cairan untuk mengedarkan mencerminkan respon fisik bumi
dan mentransfer panas dari bebatuan. terhadap nilai resistivitas di bawah
permukaan. Metode ini melibatkan
2.2 Geoindikator Sifat Kimia Sistem hubungan antara medan magnet dengan
Geothermal medan listrik yang merambat di
permukaan sebagai akibat dari interaksi
Dalam bukunya yang berjudul yang terjadi antara solar wind (angin
Chemical Behaviour of Common matahari) dengan magnetosfer bumi.
Species, Nicholson (1993) Akibat interaksi tersebut, timbul medan
mengemukakan berbagai parameter elektromagnetik yang merambat di
dalam menginterpretasikan sifat kimia permukaan dan dapat diinvestigasi
air. Salah satu dari parameter tersebut untuk mendapatkan nilai resistivitas
adalah persentasi antara kandungan Cl, batuan di bawah permukaan bumi.
SO4 dan HCO3. Parameter persentasi
kandungan Cl, SO4 dan HCO3 Medan elektromagnetik disebabkan
digunakan untuk menentukan jenis dan oleh matahari, inilah yang merupakan
asal fluida geothermal. Gambar 2 sumber medan untuk metode
menampilkan model diagram trilinear magnetotellurik. Di permukaan
perbandingan antara kandungan Cl, SO4 matahari, selalu terjadi letupan-letupan
dan HCO3. yang menghasilkan partikel hidrogen.
Karena terjadi proses ionisasi di
permukaan matahari, maka hidrogen sifat pembawaannya yaitu berfluktuasi
berubah menjadi plasma atau lebih terhadap waktu. Bila medan ini
dikenal sebagai angin matahari (solar merupakan sumber medan magnet di
wind) yang mengandung proton dan permukaan bumi dan menembus bumi,
elektron. Kecepatan solar wind ini maka akan terjadi interaksi antara
relatif rendah dan memiliki sifat acak medan EM dan meterial bumi yang
dan berubah terhadap waktu. dapat bersifat sebagai konduktor.
Akibat interaksi ini, akan timbul arus
Proses pemisahan proton dan elektron induksi dengan konsep :
yang menciptakan arus listrik
diterangkan oleh Hukum Gauss. Hukum ⃗⃗
∂B
∇ × ⃗E = − ∂t (3)
tersebut menerangkan bahwa muatan
listrik dapat menciptakan dan dengan :
mengubah medan listrik yang 𝐵⃗ = Induksi magnetik (Wb/m2)
cenderung bergerak dari muatan positif 𝐸⃗ = Medan listrik (V/m)
ke muatan negatif, dengan perumusan :
Arus induksi ini, akan menginduksi ke
⃗⃗ = 𝜌𝑓
∇ .D (1) permukaan bumi yang dikenal sebagai
arus tellurik. Arus tellurik inilah yang
dengan : akan menjadi sumber medan listrik di
⃗ = Medan pergeseran listrik (C/m2)
𝐷 permukaan bumi untuk metoda MT
𝜌𝑓 = Rapat muatan bebas/densitas (Nurwianti, 2010).
muatan listrik (C/m3)
Gambar 5a Posisi Intersection Pada Lapangan Penelitian Bagian Selatan (Tampak Atas). 5b Hasil
Sayatan terhadap Section 3D-MT Bawah Permukaan (Tampak Selatan).
Catatan : Jarak antara koordinat X dan Y (Longitude dan Latitude)
n dengan n+1 sama dengan 2000 m (n = Y atau X)
Manifestasi mata air panas pada air SO4 (Asam Sulfat). Diduga bahwa
kelompok BND-1, BND-2 dan BND-3 air asam sulfat tersebut berasal dari
menunjukkan bahwa air panas bertipe oksidasi H2S yang terjadi pada zona
vadose (dalam zona overburden). yang mengandung CO2 yang (sifatnya
Asumsi ini diperkuat oleh kondisi tidak lebih mudah bereaksi dibanding
resistivitas batuan bawah permukaan senyawa H2S) dengan air lingkungan
yang memiliki nilai resistivitas 10 – 30 sekitar (air meteorik).
Ω.m pada kedalaman mencapai 100 m
(di atas lapisan clay cap). Hal tersebut Dari model tentatif dan interpretasi di
dapat menjelaskan keterdapatan fluida atas, maka diketahui bahwa tipe sistem
yang mengandung oksigen. Reaksi geothermal daerah penelitian
oksidasi H2S yang berkondensasi dan merupakan sistem yang berhubungan
membentuk hidrogen sulfida adalah dengan tektonik dan terletak di
sebagai berikut : lingkungan busur vulkanik (volcanic
arc). Topografi sistem geothermal
H2S(g) + 2O2(aq) = 2H+(aq) + SO42-(aq) + berada pada dataran tinggi (high relief)
SO42-(aq) dengan arah aliran lateral yang
ekstensif (long outflow). Transfer energi
Pada teori mengenai fluida hidrotermal, yang terjadi pada sistem geothermal
dikatakan bahwa fluida panas bumi daerah penelitian secara konveksi,
yang berada paling dekat dengan mengklasifikasikan bahwa sistem ini
magma mengandung senyawa H2S termasuk sistem hidrothermal. Sistem
yang bersifat reaktan. Dengan hidrotermal dalam sistem geothermal
mempertimbangkan kedua kondisi ini termasuk dalam sistem terbuka dan
tersebut, maka diinterpretasikan bahwa terputar (cyclic system) yang melibatkan
fluida yang keluar sebagai manifestasi aliran hidrologi dalam dan dangkal.
mata air panas asam sulfat di daerah Kondisi dimana air permukaan
penelitian merupakan fluida magmatik (meteorik) masuk, terpanaskan dan
yang keluar menerobos permukaan muncul kembali ke permukaan, sistem
dengan kecepatan yang tinggi. Dengan ini melibatkan kondisi permebilitas
kondisi demikian maka diketahui bahwa yang baik. Karena sistem ini melibatkan
daerah penelitian merupakan daerah kombinasi antara hidrotermal dan
dengan zona aliran ke atas (upflow). sistem vulkanik, maka sistem
geothermal daerah penelitian termasuk
Sesuai sifat alaminya, gradien hidrologi dalam tipe sistem magmatik-
fluida cenderung mengikuti topografi. hidrotermal. Dibawah lapisan
Kondisi ini menyebabkan fluida impermeabel, ditemukan reservoar
memiliki kecenderung untuk bergerak berada pada kedalaman ≤ 1350 m dan
ke arah topografi yang lebih rendah dan memiliki temperatur tinggi yaitu >
menjauhi wilayah yang memiliki 225oC. Reservoar sistem geothermal
kondisi topografi yang lebih tinggi. daerah penelitian terdiri atas dua fasa
Kondisi ini menyebabkan adanya aliran dan termasuk sistem dominasi air.
lateral ke arah Selatan dari daerah
penelitian, yaitu ke arah aliran sungai 5 KESIMPULAN
yang memiliki topografi lebih rendah.
Kondisi ini diperkuat oleh keterdapatan Dari Delineasi Sistem Geothermal
manifestasi mata air panas karbonat seperti Gambar 4 dan berdasarkan
(HCO3) di daerah WNS-2 dan ARP-2 Analisis Geofisika, Geokimia dan
sekitar 5000 m dari mata air panas asam Geologi, dapat ditarik kesimpulkan
sulfat. Air karbonat merupakan penciri sebagai berikut :
adanya aliran lateral atau aliran keluar 1. Zona reservoar geothermal berada
(out flow), karena keterdapatannya pada bagian Utara dan Timur lokasi
merupakan hasil reaksi fluida magmatik pengukuran MT dengan kedalaman
≤ 1350 m. Hal tersebut ditandai oleh Garut Pangalengan Berdasarkan
terdapatnya lapisan dengan Data Magnetotellurik. Universitas
resistivitas 20-75 Ωm yang berada Pendidikan Indonesia. Bandung.
di bawah zona yang bersifat lebih Saptadji, N. M. 2002. Teknik Panas
konduktif dengan harga resistivitas Bumi. Institut Teknologi Bandung.
≤ 10 Ωm. Bandung.
2. Aliran hidrotermal memiliki pola Simpson, F. dan Bahr K. 2005. Partical
pergerakan dari arah Utara ke arah Magnetotellurics. Cambridge
Selatan lapangan penelitian. University Press. USA.
3. Fasa fluida yang mendominasi Suparno, S. 2009. Energi Panas Bumi -
sistem ini adalah fasa cair, dengan A Present From the Heart of the
kapasitas > 90%. Temperatur Earth. Universitas Indonesia.
reservoar termasuk dalam kategori Jakarta.
suhu tinggi yaitu > 225 oC.
DAFTAR PUSTAKA