Anda di halaman 1dari 3

RESUME FIELD TRIP

DISUSUN OLEH :

Nabila Rahma Alia (20160320050)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018
Resume Kelompok 8A
Kelompok 8A mendapatkan field trip di sebuah swalayan, analisa masalah yang mereka
dapat saat sudah melakukan pengkajian :
1. Psikososial: Stress kerja (beban kerja & karena ketidak harmonisan antara pekerja)
2. Ergonomi: Low back pain (efek dari mengangkat barang/memindahkan barang dengan
cara yang salah)
3. Biologi: penataan barang di gudang yang tidak rapi dan menimbulkan munculnya tikus.

Dari rumusan masalah di atas, kelompok 8A memprioritaskan mengenai masalah


psikososial yaitu stress kerja akibat beban kerja dan ketidak harmonisan antara pekerja. Alasan
kenapa kelompok 8A mengambil stress kerja karena apabila karyawan dapat mengurangi
stressnya, maka mereka akan bekerja dengan semangat dan tidak mengganggu kinerja masing-
masing karyawan itu sendiri.
Inovasi dari kelompok 8A adalah PINTAR (pijat anti stress dengan aroma terapi
lavender) pijat sendiri dapat bermanfaat bagi kebugaran dan mengatasi stress.
Berikut prosedur program pijat anti stress menggunakan aromaterapi lavender. Pijat
dilakukan selama 10 menit.
1. Oleskan dan ratakan aromaterapi lavender pada kedua telapak tangan kemudian mulai
gerakan meluncur menggunakan ibu jari dari pusat telapak tangan kearah jari dengan
memberikan sedikit tekanan dimulai dari jari kelingking
2. Genggam tiap jari dengan sedikit tekanan
3. Lakukan gerakan memutar atau seperti membuka tutup botol dari arah bawah keatas
pada tiap jari
4. Terakhir lakukan gerakan meluncur di sela-sela jari sampai pergelangan tangan

Resume Kelompok 5A
Kelompok 5A mendapatkan field trip di laboratorium di rumah sakit PKU
Muhammadiyah Gamping, analisa masalah yang mereka dapat saat sudah melakukan
pengkajian :
1. Pekerja di laboratorium RS PKU Muhammadiyah Gamping ada yang terkena
tumpahan reagen kimia
2. Pekerja di laboratorium RS PKU Muhammadiyah Gamping beberapa mengeluh
pegal-pegal saat bekerja karena kebanyakan bertugas sambil berdiri dan pada shift
pagi petugas diharuskan untuk mengambil sampel pasien di setiap bangsal. Petugas
juga tidak pernah melakukan perengangan atau stretching.
Dari kelompok 5A sendiri ini membuat 2 inovasi:

1. Membuat apron berlengan panjang seperti jas lab, berbahan pelastik yang tebal atau
karet. Apron ini untuk menambah APD yang digunakan oleh petugas lab dan untuk
melindungi dari tumpahan reagen atau sampel lainnya yang akan di uji klinik.
2. Rencana program yang kedua yaitu membuat sepatu untuk pekerja di laboratorium
tersebut dengan menambahkan sinar infrared dan nanti disepatunya juga akan
dilengkapi dengan tombol pengaturan on-off. Jadi sinar infrared nya bisa digunakan
pada saat saat tertentu saja, misalnya saat pekerja mulai merasa pegal pada kaki nya.

Resume Kelompok 3A
Kelompok 3A mendapatkan field trip di laundry di rumah sakit PKU Muhammadiyah
Gamping, analisa masalah yang mereka dapat saat sudah melakukan pengkajian :
1. Hazard Ergonomis: Nyeri punggung (low back pain) akibat kegiatan berulang-ulang seperti
mendorong, mengangkat beban, dan mendistribusikan linen bersih menuju ke bangsal, atau
menjemput linen kotor dengan berat hampir ratusan kilogram.
2. Hazard Psikososial: Vertigo yang muncul akibat keletihan kerja, dan adanya tekanan berat
ketika aktivitas jam kerja yang padat.

Dari kelompok 3A sendiri ini membuat inovasi:

Penggunaan Lift Table Laundry Cart di rumah sakit, yang dapat diberlakukan bagi
petugas laundry untuk mengangkut dan mendistribusikan linen dari ruang laundry ke bangsa-
bangsal, ataupun dari membawa linen kotor dari bangsal menuju ke ruang laundry. LiftTable
Laundry Cart ini terinspirasi dari scooter yang merupakan kendaraan sederhana untuk bermain anak-
anak. Namun bedanya, alat ini akan dipasang jok untuk tempat duduk petugas.

Lift Table Laundry Cart ini memiliki roda yang lebih besar dan akan dipasang system rem
kaki top up yang berfungsi untuk menjalankan, memperlambat, atau menghentikannya. Alat ini akan
dimodifikasi sedemikian rupa, agar bisa menyatu dengan landasan troli besi, sebagai tempat
memasang cart laundry. Tinggi cart laundry akan disesuaikan agar tidak menutupi pandangan petugas
yang membawa linen. Apabila inovasi ini dikembangkan, maka akan sangat membantu para petugas
laundry agar tidak kesulitan dalam mengangkut dan distribusi linen menggunakan troli manual yang
harus selalu didorong. Rumah sakit dapat mengadakan edukasi dan pelatihan penggunaan alat ini
kepada petugas laundry. Sehingga, Lift Table Laundry Cart ini dapat menurunkan risiko hazard
ergonomis.

Anda mungkin juga menyukai