Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS JEMBER

UNIT PELAKSANA TEKNIS BIDANG STUDI MATA KULIAH


UMUM
MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

LAPORAN HASIL DISKUSI (LHD)


1. Identitas Kelompok Penyaji
a. Kelas : PAI. 86
b. Nama Kelompok : Kelompok 5
c. Nama-Nama Anggota :
1. Thazkia Fatimah Dewi (192010101128)
2. Nur Alfianti Putri (192010101129)
d. Anggota Tidak Hadir :-
e. Nama Moderator : Yestin Farros Qushoyyi (192010101156).
f. Hari/Tanggal Diskusi : Jumat, 25 Oktober 2019
g. Waktu Diskusi : Mulai Jam 14.30 WIB s/d Jam 16.00 WIB
2. Inti materi diskusi
ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN SENI
Ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasikan, disistematisasi, dan
diinterpretasikan sehingga menghasilkan kebenaran objektif serta sudah diuji
kebenarannya secara ilmiah. Sedangkan pengetahuan adalah apa saja yang diketahui
oleh manusia atau segala sesuatu yang diperoleh manusia baik melalui panca indra,
intuisi, pengalaman maupun firasat. Jadi ilmu pengetahuan atau sains adalah
himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian dan
dapat diterima oleh akal dalam pemikiran Islam. Ada dua sumber ilmu yaitu akal dan
wahyu. Keduanya tidak boleh dipertentangkan. Ilmu yang bersumber dari wahyu
Allah yang bersifat abadi dan tingkat kebenaran mutlak. Sedangkan ilmu yang
bersumber dari akal pikiran manusia bersifat perolehan dan tingkat kebenaran nisbi.
Sedangkan seni menurut KBBI adalah karya yang diciptakan dengan keahlian yang
luar biasa seperti tari, lukisan, dan ukiran. Seni bisa dijadikan media dalam dakwah
islam.
Dalam Surat Ibrahim ayat 24-25 menggambarkan keutuhan antara Iman, ilmu,
dan amal atau aqidah syariah dan akhlak dengan menganalogikan bangunan Dinul
Islam bagaikan sebatang pohon yang baik, iman diidentikkan dengan akar sebuah
pohon yang menopang tegaknya ajaran Islam. Ilmu bagaikan batang pohon yang
mengeluarkan bahan dari cabang-cabang ilmu pengetahuan sedangkan amal ibarat
buah dan pohon identik dengan teknologi dan seni iptek yang dikembangkan di atas
nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal saleh.

39
Agama (Iman) berfungsi untuk memberikan arah bagi seorang ilmuwan untuk
mengamalkan Ilmunya. Dengan didasari oleh keimanan yang kuat, pengembangan
ilmu dan teknologi akan selalu dapat dikontrol beradapada jalur yang benar.
Keutamaan orang berilmu :
a) Allah menjanjikan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu dan beriman
b) Dimintakan ampunan oleh siapa saja yang ada di langit dan bumi
c) Penghapus dosa dan kesalahan yang telah lalu
d) Allah memudahkan jalan menuju surga
e) Bagaikan kelebihan bulan pada malam purnama dari semua bintang yang lain
Ada dua fungsi utama manusia di dunia yaitu sebagai Abdun (hamba Allah)
dan sebagai khalifah Allah di bumi. Esensi dari Abdun adalah ketaatan ketundukan
dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah. Sedangkan esensi dari khalifah
adalah tanggung jawab terhadap diri sendiri dan alam lingkungannya baik lingkungan
sosial maupun lingkungan alam.

3. Proses dan Hasil Diskusi


a. Pentanyaan 1 :
Apakah jika seseorang yang menuntut ilmu dengan tujuan dunia juga mendapatkan
keutamaan dari Allah seperti diangkat derajatnya jugakah?
(INGGIL NOOR MAULIDIYAH/192010101045/KELOMPOK 4)
Jawaban:
Dalam menuntut ilmu kita harus ikhlas karena Allah Ta’ala dan seseorang tidak akan
mendapat ilmu yang bermanfaat jika ia tidak ikhlas karena Allah. “Padahal mereka
tidak disuruh kecuali agar beribadah hanya kepada Allah dengan memurnikan
ketaatan hanya kepadaNya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya
mereka mendirikan shalat dan memurnikan zakat; dan yang demikian itulah agama
yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah:5) Orang yang menuntut ilmu bukan karena
mengharap wajah Allah termasuk orang yang pertama kali dipanaskan api neraka
untuknya. Rasulallah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Barangsiapa yang
menuntut ilmu syar’i yang semestinya ia lakukan untuk mencari wajah Allah dengan
ikhlas, namun ia tidak melakukannya melainkan untuk mencari keuntungan duniawi,
maka ia tidak akan mendapat harumnya aroma surga pada hari kiamat.” (HR. Ahmad)

“…..Allah akan mencerai-beraikan urusan dunianya, menjadikan kefakiran di kedua


pelupuk matanya, dan ia mendapat dunia menurut apa yang telah ditetapkan baginya.”
Namun, Islam mewajibkan kita untuk menuntut berbagai macam ilmu dunia yang
memberi manfaat dan dapat menuntun kita untuk beribadah kepada Allah (akhirat).

40
Hal tersebut dimaksudkan agar tiap-tiap muslim dapat mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan yang dapat membawa kemajuan bagi Islam.

b. Pentanyaan 2:
Bagaimana pandangan Islam terhadap seni? Misal seni music, patung
FATIH MUHAMMAD RIFQI (192010101012/KELOMPOK 10)
Jawaban:
Konsep kesenian mengikut perspektif Islam ialah membimbing manusia ke arah
konsep tauhid dan pengabdian diri kepada Allah. Seni dibentuk untuk melahirkan
manusia yang benar-benar baik dan beradab. Motif seni bertuju kepada kebaikan dan
berakhlak. Selain itu, seni juga seharusnya lahir dari satu proses pendidikan bersifat
positif dan tidak lari dari batas-batas syariat. Seni Islam ialah seni yang bertitik tolak
dari akidah Islam dan berpegang kepada doktrin tauhid yaitu pengesaan Allah dan
seterusnya direalisasikan dalam karya-karya seni. Ia tidak bertolak dari akidah, syarak
dan akhlak. Perbedaan di antara seni Islam dengan seni yang lain ialah niat atau tujuan
dan nilai akhlak yang terkandung di dalam sesuatu hasil seni itu. sabda Rasulullah
saw., “Sesungguhnya Allah Maha Indah dan menyukai keindahan.” (HR. Muslim).
Seni yang sahih adalah seni yang bisa mempertemukan secara sempurna antara
keindahan dan al haq, karena keindahan adalah hakikat dari ciptaan ini, dan al haq
adalah puncak dari segala keindahan ini. Oleh karena itu Islam membolehkan
penganutnya menikmati keindahan, karena hal itu adalah wasilah untuk melunakkan
hati dan perasaan. Jadi, Di dalam Islam, prinsip dari seni adalah ketauhidan,
kepatuhan dan keindahan.
Seni music, patung, dll boleh saja, tetapi harus dalam batasan Islam (tidak boleh untuk
melalaikan kita menyembah Allah)
Sumber : Wildan, R. 2007. Seni dalam Perspektif Islam. Islam Futura, Vol. VI, No.
2

c. Pentanyaan 3:
Bagaimana pandangan Islam terhadap seseorang yang tidak beriman (non-Islam)
yang memiliki pangkat lebih tinggi daripada seorang muslim?
(ANANDA MARYAM JAMILA/192010101090/KELOMPOK 1)
Jawaban:
Sesungguhnya Allah memiliki sifat Rahman dan Rahiim. Perbedaan antara Rahman
dan Rahiim adalah bahwa sifat Rahman itu adalah kasih Allah pada semua manusia,
tidak pandang ia beriman atau kafir. Namun Rahman Allah itu hanya sebatas di dunia
saja. Selama di dunia, orang beriman maupun orang kafir semuanya mendapatkan
rezeki, semuanya mendapatkan udara dan sinar matahari gratis. Sedangkan Rahiim
adalah kasing sayang Allah hanya untuk orang beriman saja kelak di akhirat.

41
Kepada masing-masing golongan baik golongan ini maupun golongan itu Kami
berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat
dihalangi. (Q.S. Al-Israa’ [17] : 20)
Allah tidak akan memperlihatkan dosa orang kafir dan zalim semasa hidup di dunia

Allah tidak akan menampakkan dosa mereka semasa hidup di dunia kepada orang
kafir dan zalim. Menampakkan dosa semasa hidup kita juga termasuk ke dalam
nikmat Allah, kenapa tidak, dengan di perlihatkannya dosa kita manusia akan tetap
mengingat kematian dan untuk kita bisa beralih menjadi untuk lebih baik lagi. Tetapi
orang kafir dan zalim, Allah tidak memberikan hal seperti itu. Lubuk hati mereka
telah tertutup dan tidak akan pernah bisa melihat dosa-dosa yang telah mereka
lakukan kecuali hidayah dari Allah Ta'ala.

Allah tidak memberikan hukumannnya di dunia

Bagi orang kafir dan zalim, Allah tidak akan memberikan azab di dunia. tetapi hal
tersebut tidak berarti orang kafir dan zalim tidak luput dari azab Allah Ta'ala tetapi
Allah hanya akan menangguhkan azab untuk mereka. Terhadap rahmat yang
diberikan untuk manusia yang jelas-jelas kafir dan ingkar, menunjukkan kita atas
kesabaran Allah atas semua Makhluk-Nya.

Seperti Firman Allah Ta'ala, "Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad)


mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim.
Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu
itu mata (mereka) terbelalak." (QS Ibrahim: 42)

Jember, 19 November 2019


Dosen Pembina,

Suparman, S.Ag, M.HI

42

Anda mungkin juga menyukai