FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan berjalannya perkembangan pembangunan, terlihat banyak
bangunan–bangunan struktural maupun non struktural yang ada pada saat ini. Hampir
pada setiap aspek kehidupan sehari–hari, kita tidak dapat terlepas dari banyak hal yang
menyangkut pembangunan baik secara langsung maupun tidak langsung. Bidang
ketekniksipilan banyak berhubungan dengan pekerjaan surveying yang merupakan
sebuah pekerjaan awal dari setiap pengerjaan suatu proyek pembangunan. Untuk itu,
mata kuliah yang berkaitan dengan surveying dianggap sangat penting akan
keberadaannya dan untuk dipelajari oleh setiap calon-calon ahli teknik sipil. Sehingga
mata kuliah yang behubungan dengan surveying atau pemetaan bisa dikategorikan
sebagai kompetensi utama dari setiap ahli teknik sipil.
Alat yang pasti diperlukan dalam kegiatan surveying adalah
Theodolith/Waterpass, alat ukur, kalkulator, dan buku catatan. Tidak fleksibel sekali
bila alat-alat tersebut dibawa dalam pekerjaan yang sebenarnya membutuhkan
efektifitas yang tinggi seperti ini. Oleh karena kegiatan surveying adalah sangat penting
dalam kegiatan pembangunan, juga efektifitas yang sangat diperlukan, maka saat ini
telah diperkenalkan sebuah alat yang merupakan gabungan alat-alat yang diperlukan
dalam kegiatan surveying.
Elektronic Total Station ( E T S ) adalah sebuah alat ukur (sudut dan jarak)
survey digital yang dapat memberikan data langsung yang dibutuhkan di lapangan.
ETS mampu mengolah data dan menyimpan data hasil pengukuran hingga menjadi
data yang siap disajikan karena memiliki memori. Sehingga dapat dikatakan bahwa
alat Elektronic Total Station (ETS) adalah gabungan dari alat ukur sudut dan jarak
ditambah dengan unit processing dan perekaman. Selain itu, penggunaan Elektronic
Total Station ini diperlukan untuk meminimalisir “Human Error”, mempermudah
pekerjaan dan mempercepat akses input data ke komputer. Tetapi juga perlu
diperhatikan, bahwa dalam praktik perhitungan ETS membutuhkan ketelitian
pengoperasian alat.
Alat ukur Elektronic Total Station (ETS) mempunyai jumlah koreksi
atau ketelitian alat yang sangat kecil, sehingga alat ini banyak digunakan pada
proyek - proyek besar di lapangan. Hal ini disebabkan sistem pengukuran yang
dilakukan oleh alat Elektronic Total Station ini adalah pemantulan sinyal yang
kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya.
Gambar 1.1
Peta Lokasi Praktikum Total Station
Sumber: Google Maps
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Total Station
Total Station adalah suatu alat ukur (sudut dan jarak) survey digital elektronik yang
mampu memberikan data yang dibutuhkan di lapangan (di station alat). Bila
dibandingkan dengan alat ukur manual maka TS secara fisik merupakan gabungan dari
alat ukur sudut dan jarak ditambah unit prosesing dan perekaman. Sehingga metode
penentuan parameter posisi masih mengacu pada metode konvensional.
Gambar 2.1.
Total Station
Sumber: en.wikipedia.org
Gambar 2.2
Bagian Total Station
Sumber: en.wikipedia.org
Keterangan :
1. Pegangan skrup pengaman pegangan
2. Garis acuan tinggi instrumen
3. Penutup baterai
4. Panel pengoperasian
5. Pengunci instrumen dengan pelat bawah
6. Pengunci instrumen dengan pelat bawah
7. Pelat dasar
8. Pengatur sekrup kaki
9. Skrup pengatur nivo
10. Nivo
11. Layar
12. Lensa yang menghadap obyek
Gambar 2.3
Bagian Total Station
Sumber: en.wikipedia.org
Keterangan :
Gambar 3.1
Tombol pengoperasian
Sumber: en.wikipedia.org
2.3.1 Keterangan Tombol Pengoperasian :
a. Tombol untuk menyalakan dan mematikan alat
(ON) = Untuk menyalakan alat
c. Pengoperasian Ringan
Tombol pengoperasian ringan ini terdapat di bawah garis layar
Gambar 3.2
Tombol pengoperasian
Sumber: en.wikipedia.org
Gambar 3.3
Tombol pengoperasian
Sumber: en.wikipedia.org
Gambar 3.4
Tombol pengoperasian
Sumber: en.wikipedia.org
a. Tombol yang Dijabarkan dalam Mode MEAS pada saat SET Dipilih
1. MEM => JOB => JOB Selection => pilih JOB Selection (ada 10 JOB dan
nantinya bisa diRename) => samakan COORD search JOB dengan
JOBnya
2. MEM => Known Data => Key in Coord => Input koordinat & no. point-
nya
3. MEM => Code => Key in Code => Input code yang diinginkan
d. Pengukuran Sudut
Gambar 3.5
Sudut yang terbentuk oleh dua buah titik
Sumber: en.wikipedia.org
1. Arahkan ke target 1.
2. Pada Mode MEAS => [OSET] => (setelah berkedip) => [OSET] lagi => Maka
sudut horizontal target 1 adalah 00.
3. Arahkan ke Target 2, harga sudut horizontal (HAR) akan tampil sebagai selisih
sudut keduanya. Sehingga akan didapat sudut α.
(02) Backsight
Gambar 3.6
Missing Line Measurement
Sumber: en.wikipedia.org
Tujuan MLM adalah untuk mengukur jarak antara 2 point atau lebih
Buka Menu REC
Stn data => RAD => (cari titik 01) => (isi Tnst.h, Code)=> OK
Untuk Back Sight : Angle data => (arahkan ke titik 02) => OSET 2kali
=>Enter=>Esc
MENU=> MLM=> (arahkan ke Target A)=> OBS
(arahkan ke Target A) => OBS
akan keluar S = Slop Distance/Jarak Miring antara (A) dan (B)
H = Horizontal Distance/ Jarak Mendatar antara (A) dan (B)
V = Height Difference/Beda Tinggi antara (A) dan (B)
Setting Out
Digunakan untuk setting out/staking out point ke lapangan
Buka Menu MEAS, cari S-O=>(setting alat)=> Stn Orientation=>Stn
Coordinate =>EDIT=>(masukkan coordinate titik 01)=>(isi Inst.h,
Tgt.h)=>OK
(arahkan ke titik 02)=>Set H angle => Back sight =>EDIT=>(masukan
koordinat titik 02) => OK=>(pada “set H angle”)=>YES=>ESC
S-o Data =>READ=>(cari titik yang akan di stake Out)=>OK
(arahkan alat sampai di H sama dengan 0º00’00’’)=>(gunakan kombinasi
kunci kasar dan halus)=>(letakan prisma searah dengan bidikan alat)
OBS (untuk mendapatkan jarak)=>Maju mundurkan prisma sampai
diperoleh S-Q S sama dengan 0 m
Patok posisi tersebut
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat yang Digunakan
1. Total Station
2. Statif
3. Prisma
4. Unting –Unting
5. Alat Tulis dan Buku Ukur
6. Kompas
7. Baak Ukur
3.2 Langkah Kerja di Lapangan
1. Sentring, leveling, dan berdirikan ETS di titik PL 1
2. Gunakan Nivo Bulat, Nivo Tabung, kemudian Nivo Digital.
3. Membuat job baru
MEM → JOB → JOB Selection
Pilih Job 1 atau Job 2,….dst yang masih kosong.
Samakan juga Coord search Job dengan Job selectionnya.
4. Mengisi Stn Data (Data tempat brdirinya alat)
MEAS → REC→ Stn Data → isi (No, E0, Z0, Pt, Inst.h, code, operator) →
OK
Isilah :
N0 = 0 →Y = 0
E0 = 0 →X =
Z0 = 0 →Z = 0
Tinggi Alat → 1,4
Tinggi Max → 1,700
Code → PL 1
5. Menjadikan titik PL 1 sebagai back sight (BS) dengan azimuth 0000’00’’
Masih dalam Menu REC → Angle data → (arahkan ETS ke titik 00) → 0SET
2kali → REC → EDIT (Isi Pt = 1, Tgt. H = 1,50, Code = PL) → OK → Esc.
1. Membidik detail (situasi) yang diinginkan (misal titik R1).
→ Pindahkan prisma ke titik R1 (Ujung gedung ruang 1)
Masih dalam Menu REC → Dist data → arahkan ETS ke titik R1→ Dist
→ REC → Edit (isi no Point= Pt.15, Tgt. H= 1,50, code= PL) → OK →
Esc.
Catatan : ( Tgt. H = 1,700)
Ulang langkah no.5 diatas untuk membidik titik detail lainnya (yang di
bidik dari titik PL 1).
2. Membidik titik PL 2 sebagai Foresight (FS)
→ Pindahkan prisma ke titik PL 2
Masih dalam menu REC → Dist+coord. Data → arahkan ETS ke titik
Stn 2 → OBS → REC → (isi no point = 14, Tgt.h = 1,50 Code= PL2 ) →
OK.
PINDAHKAN ETS DARI TITIK KE Stn 2
→ Buka Klep ETS dari tripod, Pindahkan ETS dari titik Stn 1 ke titik Stn 2
→ Prisma dari titik Stn 2 ke titik Stn 1
3. Sentring alat, panggil koordinat titik Stn 2 sebagai stn orientation dan
masukkan tinggi alat dan tinggi target.
Buka menu COORD → Stn Orientation → Stn Coordinate → Read →
(cari titik Stn 2) → isi (Inst.h= 1,385 Tgt.h=1,50 m) → REC (Untuk
merecord Stn data) → OK → Overwrite? → YES.
4. Membidik titik Stn 1 sebagai Backsight (BS) dan memanggil koordinat titik
Stn 1 tersebut
→ Arahkan ETS ke titik Stn 1 → Sct H angle → backsight → READ →
(cari Stn 1) → OK → OK
→ (Pada “ Take BS”) → YES → Esc → Esc.
5. Membidik detail (situasi) yang diinginkan (misal titik PL R3)
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil praktikum total station adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengukur jarak dan sudut dengan alat Total Station apabila manual bisa
menggunakan roll meter sedangkan apabila dengan cara digital maka dapat
mengambil data dari hasil pengamatan menggunakan total station.
b. Cara mengetahui dan hasil dari koreksi sudut dan jarak di lapangan dengan
mencocokkan hasil pengukuran langsung dengan mencocokan cara perhitungan data
dengan dalil cosinus.
5.2 Saran
Dalam praktikum pemetaan II Total Station masih banyak kekurangan, maka dari itu
saran yang penulis berikan adalah:
a. Waktu praktikum yang lama membuat alat harus dimatikan dan dinyalakan agar
baterai tidak mudah habis.
b. Perhatikan kondisi cuaca karena sangat berpengaruh pada proses pemetaan
menggunakan alat Total Station.