Anda di halaman 1dari 23

TEKNIK KONVERSI DAN KONSERVASI ENERGI

LAMPU PENERANGAN PARKIRAN UISI KAMPUS B


BERBASIS PANEL SURYA

Kelompok 5:
Achmad Zahied (2011610003)
Arvin Nuhandya S. (2011610009)
Elva Maulia Ristina (2011610015)
Reffa Agil Y. (2011610033)
Rochma Sandra N. (2011610038)
Riyan

Dosen Pengampu:
Elita Fidiya Nugrahani, S.T.,M.Eng., M.T.
NIP. 8916194

Manajemen Rekayasa
Fakultas Teknologi Industri Dan Agroindustri
Universitas Internasional Semen Indonesia
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daerah-daerah di Indonesia akan selalu terkena radiasi matahari dalam jangka
waktu 10-12 jam setiap hari dan diperkirakan besarnya intensitas radiasi matahari rata-
rata yang sampai di permukaan bumi Indonesia berkisar 4,8 kWh/m2 /hari.Hal yang
berlaku umum dalam komunitas ilmiah bahwa aktivitas manusia cukup mempengaruhi
perubahan iklim yang terjadi dimana sebagian besar dampak ini berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil yang berasal dari industri yang menggunakan energi
listrik. Dan perubahan iklim dan lingkungan yang merupakan implikasi dari
penggunaan bahan bakar fosil tersebut merupakan tantangan yang serius bagi
masyarakat umum. Secara umum teknologi PV memiliki beberapa keuntungan yang
menonjol dari sumber energi lain khususnya energi fosil dan gas alam. Keuntungannya
termasuk suplai sumber energi yang tak terbatas dari matahari serta memiliki
fleksibilitas yang tinggi untuk instalasi dan aplikasinya. Di samping itu biaya
pengoperasian dan perawatan yang murah juga menjadi daya tarik teknologi ini. Sel
photovoltaic (PV) merupakan suatu perangkat yang mengubah energi radiasi matahari
ke dalam bentuk energi listrik. Sistem sel PV terdiri dari ikatan antara sisi positif dan
negatif (p-n junction) di dalam sebuah sistem semi konduktor. Dalam penggunaannya,
sel PV disusun saling berhubungan untuk menghasilkan energi yang lebih banyak dan
daya yang besar yang dikenal dengan istilah panel atau modul PV.
Seiring berkembangnya teknologi dalam kurun waktu singkat telah mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Teknologi tenaga surya yang dulunya banyak
digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar kini mulai digunakan untuk kebutuhn
perumahan dan penerang jalan. Penggunaan panel surya sebagai alternatif penganti
listrik konvensional sebagai kebutuhan listrik untuk penerang jalan di jembatan, selain
ramah lingkungan panel surya juga tidak membutuhkan perawatan yang mahal, selain
itu panel surya juga cocok digunakan di Indonesia yang memiliki iklim tropis dan
memiliki suhu panas yang cukup untuk penggunaan panel surya.
Penerangan umum dengan menggunakan tenaga surya merupakan sebuah alternatif
yang murah dan hemat untuk digunakan sebagai sumber listrik penerangan karena
menggunakan sumber energi gratis dan tak terbatas dari alam yaitu energi matahari.
Lampu Jalan Tenaga Surya ( PJU Tenaga Surya) dapat diaplikasikan di berbagai
tempat, antara lain : jalan umum, lampu taman, area kampus, lingkungan perumahan,
area SPBU, area pabrik, lampu penerangan daerah wisata, lampu dermaga, lampu area
perparkiran, lampu jalan raya terpencil, lampu jalan pedesaan, lampu lapangan olah
raga, daerah pegunungan, daerah pantai, halte bus, dll. Secara keseluruhan sistem ini
dirancang untuk penyediaan cahaya penerangan umum dengan sumber energi
terbarukan, bebas biaya perawatan dan berumur ekonomis lama. Dengan sistem
pemasangan yang cepat dan mudah, PJU LED Tenaga Surya dapat menjadi solusi yang
cepat dalam mengatasi kebutuhan penerangan jalan umum.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kinerja lampu penerangan parkiran uisi kampus b menggunakan
panel surya?
2. Berapa energi listrik yang dibutuhkan untuk menerangi lampu pada parkiran
uisi kampus b?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kinerja lampu penerangan parkiran uisi kampus b
menggunakan panel surya.
2. Untuk mengetahui listrik yang dibutuhkan untuk menerangi lampu pada
parkiran kampus b.
1.4 Batasan
Penelitian ini hanya untuk penerangan parkiran uisi kampus b.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Potensi Energi Surya
Energi (daya) merupakan syarat utama untuk melakukan pekerjaan atau
kegiatan meliputi listrik, energi mekanik, energi elektromagnetik, energi kimia,
energi nuklir dan panas. Sumber energi ada beberapa macam antara lain: minyak,
gas bumi, dan batu bara. Energi listrik merupakan salah bentuk energi pokok yang
dibutuhkan dan dapat dikonversikan menjadi bentuk energi lain seperti energi
mekanik, energi panas, dan lain-lain (Hasan, 2012).
Memasuki abad 21, persediaan minyak dan gas bumi semakin menipis.
Sementara kebutuhan akan energi semakin meningkat, utamanya di negara-negara
industri akan meningkat sampai 70% antara tahun 2000 sampai dengan 2030. Pada
tahun 2015, kebutuhan energi listrik akan mencapai 19,5 - 20 trilyun kWh. Namun
sumber energi primer (minyak dan gas bumi) hanya mampu menyumbang 12,4
Trilyun Kwh saja, sesuatu hal yang memprihatinkan dan mengkhawatirkan
mengingat minyak dan gas bumi yang selama ini kita andalkan suatu saat nanti
akan habis, di Indonesia diperkirakan dalam waktu 18 tahun lagi akan habis
(Hasan, 2012)
Energi surya merupakan energi yang potensial dikembangkan di Indonesia,
mengingat Indonesia merupakan negara yang terletak di daerah khatulistiwa.
Energi surya yang dapat dibangkitkan untuk seluruh daratan Indonesia yang
mempunyai luas 2 juta km2 adalah sebesar 5,10 mW atau 4,8 kWh/m2 /hari atau
setara dengan 112.000 gWp yang didistribusikan. Oleh karena itu energi surya
memiliki keunggulan-keunggulan dibandingkan dengan energi fosil, diantaranya:
1. Sumber energi yang mudah didapatkan.
2. Ramah lingkungan.
3. Sesuai untuk berbagai macam kondisi geografis.
4. Instalasi, pengoperasian dan perawatan mudah.
5. Listrik dari energi surya dapat disimpan dalam baterai.(Hasan, 2012)

2.2 Lampu Penerangan


Lampu penerangan jalan merupakan bagian dari bangunan pelengkap jalan
yang dapat diletakkan atau dipasang di kiri / kanan jalan dan atau di tengah
(dibagian median jalan) yang digunakan untuk menerangi jalan maupun lingkungan
disekitar jalan yang diperlukan.
Fungsi Penerangan Jalan
Adapun beberapa fungsi penerangan jalan adalah sebagai berikut :
1. Menghasilkan kekontrasan antara jalan dan obyek.
2. Meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan khususnya pada
malam hari.
3. Sebagai alat bantu navigasi pengguna jalan.
4. Mendukung keamanan lingkungan.
5. Menambah nilai keindahan lingkungan

2.2.1 Jenis Lampu Penerangan Jalan


Berdasarkan jenisnya lampu penerangan dibagi beberapa kelompok antara
lain:
1. Lampu Tabung Fluorescent, lampu Fluorescent atau TL adalah jenis lampu
yang didalam tabungnya terdapat sedikit merkuri dan gas argon dengan tekanan
rendah, serbuk phosphor yang melapisi seluruh permukaan bagian dalam kaca
tabung lampu tersebut. Tabung ini mempunyai dua elektroda pada masing-
masing ujungnya. Gas argon berfungsi untuk keperluan start, sedangkan
merkuri berfungsi untuk menghasilkan radiasi ultraviolet yang kemudian akan
membangkitkan phosphors dan akan bercampur mineral lain yang telah
dileburkan pada sisi bagian dalam tabung lampu sehingga akan menimbulkan
cahaya.
2. Lampu Merkuri, Prinsip kerja lampu merkuri sama dengan prinsip kerja lampu
fluorescen, yaitu cahaya yang dipancarkan berdasarkan terjadinya loncatan
elektron (peluahan muatan) di dalam tabung. Sedangkan konstruksinya berbeda
dengan lampu fluorescen. Lampu merkuri terdiri dari dua tabung, yaitu tabung
dalam dari gelas kuarsa dan bohlam luar. Lampu merkuri bekerja pada faktor
daya yang rendah, oleh karena itu harus menggunakan kapasitor untuk
memperbaiki faktor daya lampu.
3. Lampu Sodium Tekanan Rendah (SOX), adalah salah satu lampu hemat energi
yang banyak dipakai untuk penerangan jalan maupun penerangan tempat-
tempat lainnya. Lampu ini memiliki dua tabung bagian dalam berbentuk “U”
.Tabung U berisi cairan sodium ditambah dengan gas neon dan 1% argon
sebagai gas bantu serta dilengkapi dengan dua buah elektroda yang dilapisi
dengan tungsten.
4. Lampu Sodium Tekanan Tinggi (SON), Prinsip kerjanya sama dengan prinsip
kerja lampu sodium tekanan rendah, yaitu berdasarkan terjadinya pelepasan
elektron di dalam tabung lampu. Lampu ini mempunyai tekanan gas di dalam
tabung kira-kira 1/3 atmosper (250 mm merkuri), dibandingkan dengan tekanan
gas dalam lampu sodium tekanan rendah yang kira-kira hanya 3-10 mm
merkuri. Temperatur kerja tabung lampu sodium tekanan tinggi juga lebih
tinggi.
5. Lampu LED, LED adalah bahan semi-konduktor yang mengeluarkan cahaya
ketika arus listrik melaluinya. Bila sumber arus listrik diberikan kepada LED
(kutub negatif dihubungkan dengan N dan kutub positif dngan P) maka lobang
akan mengalir ke arah N dan elektron ke arah P. Cahaya yang dihasilkan LED
bermacam-macam tergantung bahan semi-konduktor yang digunakan.
Pemilihan jenis lampu mempengaruhi kualitas dari pencahayaan
penerangan jalan, adapun syarat dalam pemilihan jenis dan kualitas lampu
penerangan jalan adalah berdasarkan nilai efisiensi, umur rencana, dan kekontrasan
permukaan jalan dan obyek.
2.2.2 Lampu Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS)
Lampu Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) adalah lampu
penerangan jalan yang menggunakan sumber energi matahari sebagai energy
listriknya. Penerangan jalan dengan menggunakan energi matahari ini sangatlah
cocok diterapkan apalagi didaerah yang sulit terjangkau dengan sumber energi
listrik atau daerah terpencil. Akan tetapi, PJU ini sudah banyak diterapkan didaerah
perkotaan dan juga banyak ditemui dibeberapa lampu lalu lintas yang mengganti
sumber energi listriknya dengan energi matahari. Energi alternatif tersebut banyak
digunakan lantaran harganya yang lebih murah, hemat, dan mudah didapat. Lampu
tenaga surya yang digunaka dengan modul atau panel mempunyai daya tahan
hingga kurang lebih 25 tahun, yang berfungsi menerima cahaya matahari yang
kemudian diubah menjadi listrik dengan photovoltaic. Dan cara kerja dari lampu
ini akan menyala disore hari karena pada saat pagi sampai siang hari panel surya
tersebut akan menghisap energi matahari, kemudian disimpan untuk sore hingga
malam hari. Dari data yang ditemukan ketinggian tiang untuk lampu penerangan
berbeda – beda mulai dari 5 – 14 Meter. Jarak antar tiang mulai dari 15 – 40 Meter,
hal tersebut dikarenakan tergantung ketinggian, jenis lampu dan cahaya yang
dibutuhkan. Berikut adalah keunggulan menggunakan Lampu Penerangan Jalan
Tenaga Surya :
1. Terang dan tahan lama.
2. Ramah lingkungan karena menggunakan energi matahari.
3. Hemat biaya.
4. Perawatannya mudah dan kekuatan lampu dan panelnya hingga kurang lebih
mencapai 25 tahun.
Lampu Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) selain menggunakan
material utama panel surya, LED untuk lampu juga ada beberapa komponen
tambahannya seperti Modul Solar Cell Mono atau Polycrystalline (alat yang
merubah cahaya matahari menjadi energy listrik DC dengan satuan
WP(WattPeak)), Battery dan charger berfungsi untuk menyimpan daya energi
listrinya, Controller berfungsi sebagai pengatur arus dari solar modul ke baterai
dan baterai ke beban, Kalau Beban DC biasanya tanpa coventer atau converter
tergantung tegangan sama atau tidak dengan battery. Kalau beban AC harus
menggunakan inverter untuk merubah arus DC ke AC, Solar Bracket dan Kabel
listrik.
Selain sebagai penerangan jalan umum panel surya ini juga sudah banyak
digunakan dijembatan contohnya saja jembatan fly over Bandara Kualanamu
International Airport yang sudah mulai digunakan aksesnya pada 14 Mei 2018 dan
jembatan terpanjang Indonesia Timur, Ambon atau jembatan merah putih yang
sudah dibangun sejak Juli 2014.
2.3 Solar Cell (Panel Surya)

Sel surya merupakan suatu komponen elektronika yang mengubah energi


surya menjadi energi listrik dalam bentuk searah. Tenaga listrik yang dihasilkan
oleh satu solar cell sangat kecil maka beberapa solar cell harus digabungkan
sehingga terbentuk satuan komponen yang disebut module. Sel surya terbuat dari
bahan semikonduktor yaitu berupa silicon yang berfungsi sebagai insulator pada
temperature rendah dan konduktor bila ada energi dan panas. Sebuah Silikon Sel
Surya adalah sebuah diode yang terbentuk dari 3 lapisan atas silikon tipe n
(silicondoping of “phosphorous”), dan lapisan bawah silikon tipe p (silicondoping
of “boron”). Elektron-elektron bebas terbentuk dari milion photon atau benturan
atom pada lapisan penghubung (junction = 0.2-0.5 micron ) menyebabkan
terjadinya aliran listrik. Sel silikon di dalam solar cells panel yang disinari
matahari/ surya, membuat photon bergerak menuju electron dan menghasilkan arus
dan tegangan listrik. Sebuah sel silikon menghasilkan kurang lebih tegangan 0.5
Volt. Jadi sebuah panel surya 12 Volt terdiri dari kurang lebih 36 sel surya (untuk
menghasilkan 17 Volt tegangan maksimun). Solar cells panel module memiliki
kapasitas output: Watt hour. Solar cell 50 WP 12 V, memberikan output daya
sebesar 50 Watt per hour dan tegangan adalah 12 Volt.
Untuk perhitungan daya yang dihasilkan per hari adalah 50 Watt x 5 jam
(maximun peak intensitas matahari). Kapasitas 10 WP artinya menghasil 10 watt
dalam 1 jam apabila terjadi penyinaran matahari dalam 5 jam dan menghasilkan
arus dc 0,5 Ampere. Berikut ini adalah jenis – jenis dari solar cell berdasarkan tipe
bahannya, modul surya yang secara umum sudah dipakai dan terdapat tiga tipe
dengan efisiensi konversinya yaitu perbandingan antara daya yang dihasilkan
modul surya dengan radiasi mata yang ditangkat modul surya dalam satuan (%)
adalah sebagai berikut :
1. Type Mono Crystalline; terbuat dari silicon kristal tunggal, efisiensi
konversi paling tinggi(12% - 18%). Secara visual dapat dilihat dimana
wama solar cell merata. Harga tipe modul ini relatif paling mahal.
2. Type Poly Crystalline;terbuat dari silicon kristal banyak (Poly), saat ini
paling banyak dipakai, efisiensi lebih rendah dari monokristal tetapi lebih
tinggi dari amorphous. (10% - 15%). Secara visual dapat dilihat dimana
wama permukaan solar cell tidak merata dan seragam. Harga tipe modul ni
relatif lebih murah dari monokristal.
3. Type Amorphous; terbuat dari silicon yang tidak terbentuk kristalnya, oleh
karenanya disebut juga sebagai non kristalin. Secara visual tipe modul surya
ini dapat dilihat dari solar cell nya yg berupa lembaran (sheet, dan bukan
kotak-kotak kecil seperti tipe kristalin) dan juga dari ukuran fisiknya.
Karena efisiensi konversinya yang rendah (paling rendah diantara kedua
type di atas berkirsar 8% - 12%), maka ukuran modul surya tipe ini hampir
dua kali lipat dari ukuran modul surya kristalin dengan kapasitas yang sama.
Beberapa tahun yang lalu tipe ini ditinggalkan para pemakainya karena
ketidakstabilan outputnya apabila terkena matahari langsung. Belakangan
beberapa produsen meng-claim bahwa teknologi amorphous telah
diperbaiki dan dapat menghasilkan listrik yang lebih stabil. Tipe ini paling
murah di antara dua tipe lainnya.

Gambar 2.1 Panel Surya (Solar Cell)

2.3.1 Modul Surya


Modul Surya ( Photovoltaic), berfungsi mengubah energi matahari
menjadi arus listrik DC yang diteruskan ke alat BCU untuk selanjutnya disimpan
pada baterai. Modul surya terdiri dari beberapa sel surya (Solar cell) yang
disambung secara seri untuk menghasilkan sistem tegangan tertentu. Modul surya
adalah unit rangkaian lengkap (dilapisi bahan kedap air dan tahan terhadap
perubahan cuaca), tersusun dari sejumlah sel surya yang dirangkai secara seri dan
paralel. Hal ini bertujan untuk meningkatkan tegangan dari arus yang dihasilkan
sehingga cukup untuk pemakaian sistem catu daya beban.
Gambar 2.2 Modul Surya dan Penampang Lintang Modul Surya
2.3.2 Prinsip Kerja Solar Cell

Secara sederhana solar cell terdiri dari persambungan bahan semikonduktor


bertipe p dan n (p-n junction semiconductor) yang jika tertimpa sinar matahari
maka akan terjadi aliran electron, aliran electron inilah yang disebut sebagai aliran
arus listrik. Bagian utama perubah energi sinar matahari menjadi listrik adalah
absorber (penyerap), meskipun demikian, masing - masing lapisan juga sangat
berpengaruh terhadap efisiensi dari solar cell. Sinar matahari terdiri dari bermacam-
macam jenis gelombang elektromagnetik yang secara spectrum dapat dilihat pada
Gambar 2.1.

Gambar 2.3 Spektrum radiasi sinar matahari


Lebih detail lagi bisa dijelaskan sinar matahari yang terdiri dari photon- photon, jika
menimpa permukaaan bahan solar sel (absorber) akan diserap, dipantulkan atau
dilewatkan begitu saja dan hanya foton dengan level energi tertentu yang akan
membebaskan elektron dari ikatan atomnya, sehingga mengalirlah arus listrik. Level
energi tersebut disebut energi band-gap yang didefinisikan sebagai sejumlah energi
yang dibutuhkan utk mengeluarkan electron dari ikatan kovalennya sehingga terjadilah
aliran arus listrik. Untuk membebaskan electron dari ikatan kovalennya, energi foton
(hc/v harus sedikit lebih besar atau diatas dari pada energi band gap. Jika energi foton
terlalu besar dari pada energi band-gap, maka extra energi tersebut akan dirubah dalam
bentuk panas pada solar sel. Karenanya sangatlah penting pada solar sel untuk
mengatur bahan yang dipergunakan, yaitu dengan memodifikasi struktur molekul dari
semikonduktor yang dipergunakan. Tentu saja agar efisiensi dari solar cell bisa tinggi
maka foton yang berasaldari sinar matahari harus bisa diserap yang sebanyak
banyaknya, kemudian memperkecil refleksi dan rekombinasi serta memperbesar
konduktivitas dari bahannya.
2.4 Lampu LED
Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen
elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan
tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan
semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada
jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan
sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada
Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.
(https://teknikelektronika.com/pengertian-led-light-emitting-diode-cara-kerja/)

Gambar 2.4 Lampu LED


2.5 Baterai
Baterai adalah obyek kimia penyimpan arus listrik. Dalam sistem solar cell,
energi listrik dalam baterai digunakan pada malam hari dan hari mendung. Karena
intensitas sinar matahari bervariasi sepanjang hari, baterai memberikan energi yang
konstan. Baterai tidak seratus persen efisien, beberapa energi hilang seperti panas
dari reaksi kimia, selama charging dan discharging. Charging adalah saat energi
listrik diberikan kepada baterai, discharging adalah pada saat energi listrik diambil
dari baterai. Satu cycle adalah charging dan discharging. Dalam sistem solar cell,
satu hari dapat merupakan contoh satu cycle baterai (sepanjang hari charging,
malam digunakan atau discharging). Baterai tersedia dalam berbagai jenis dan
ukuran. Ada dua jenis baterai yaitu "disposable" dan rechargeable. Baterai
rechargeable digunakan oleh sistem solar cell adalah aki/ baterai lead acid.
Gambar 2.5 Baterai
2.6 Modul Charger
Modul Charger adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengisi battery
dengan tegangan konstan hingga mencapai tegangan yang ditentukan. Bila
level tegangan yang ditentukan itu telah tercapai, maka arus pengisian akan
turun secara otomatis sesuai dengan settingan dan menahan arus pengisian
hingga menjadi lebih lambat sehingga indikator menyala menandakan battery
telah terisi penuh. (http://asm-
sudrajatalfatih.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-battery-charger.html)

Gambar 2.6 Modul Charger


2.7 Rangkaian Pemasangan Panel Surya
Rangkaian mini panel surya membuhkan komponen dioda untuk
menghantarkan arus satu arah dan menahan arus dari arus yang berlawanan,
berikut rangkain mini panel surya

Gambar 2.7 Rangakaian mini panel surya


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tahapan Penelitian

Start

Latar belakang

Tinjauan Pustaka

Metode pembuatan

Perhitungan

Prototype

Uji Prototype

End
3.2 Metode Pembuatan
3.2.1 Lokasi
Penelitian ini rencananya akan di gunakan pada tempat parkiran
kampus b uisi.
3.2.2 Data – data yang dibutuhkan
Data-data yang akan dibutuhkan merupakan data yang didapat
berdasarkan survey secara langsung, seperti :
1. Gambar dan kondisi lokasi (lebar, kelas, dan panjang)
2. Jenis lampu penerangan yang digunakan
3. Kabel yang digunakan
4. Daya yang dibutuhkan
5. Seberapa besar penerangan energi matahari yang terjadi pada parkiran

3.2.3 Alat dan Bahan


 Kardus bekas
 Kabel
 4 Lampu led
 Panel Surya Mini
 Baterai
 Dioda
 Mikro USB charger
3.2.4 Tahapan Pembuatan
Tahapan Pembuatan:
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Menyusun modul surya secara paralel
3. Modul panel surya disusun paralel untuk memenuhi kebutuhan desain produk,
penjelasan seperti gambar berikut :

Gambar 3.1 Rangkaian pararel panel surya


4. Menyusun baterai secara paralel

Gambar Error! No text of specified style in document..2 Baterai Paralel


5. Hubungkan dengan mengsolder semua part bagian dan kabel sesuai desain
yang telah ditentukan
6. Memasang Lampu LED secara paralel

Gambar 3.3 Rangkaian Lampu LED Pararel


7. Lakukan Pengujian dengan voltmeter dan amperemeter pada kutub positif dan
kutub negatif
8. Amati tegangan dan arus

3.3 Perhitungan (secara nyata)


BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 PROTOTYPE
4.1.1 TAHAPAN PERANCANGAN PROTOTYPE

1. LUAS PARKIRAN
Spesifikasi parkiran yang akan diberi penerangan adalah dengan panjang
parkiran 39,7 m, lebar 20,5 m, mengguanakan bahan kardus. Desain parkiran
sebagai berikut.
100m

50m

Gambar. 4.1 Desain Parkiran


2. KONSTRUKSI PEMAKAIAN LAMPU
Parkiran diberi 4 buah lampu dengan jarak antar lampu 20 meter
Menggunakan lampu LED akan menyala pada malam hari (12 jam) dengan
desain sebagai berikut :
100 m

50 m
4.1.2 RANCANGAN PENERANGAN PARKIRAN PANEL SURYA
Sebagai komponen utama panel surya menerima sinar matahari yang akan
diubah menjadi energi listrik. Struktur rangkaian PJU panel surya sebagai berikut :
Panel Surya – Dioda – Modul Charger – Baterai – Saklar – Lampu LED.

4.2 ANALISIS DAN PEMBAHASAN


4.2.1 DATA SPESIFIKASI BAHAN
1. Panel Surya
Rangkaian pararel dapat memperbesar arus yang bekerja pada rangkaian
tersebut akan tetapi tegangan pada rangkian tersebut akan tetap. Tiap panel surya
dapat mengeluarkan tegangan sebesar 6V dan arus pengisian sebesar 400mah.
Maka didapatkan keseluruhan data pada rangkaian modul surya pararel adalah
tegangan 6V dan arus untuk pengisisan baterai sebesar 1200mah.
2. BATERAI
Pada rangkaian pararel baterai meningkatkan kapasitas penyimpanan
baterai, setiap 1 buah baterai hanya mampu menyimpan 2000mah menjadi total
6000mah yang bekerja dengan tegangan 3.7V

3. MODUL CHARGE
Spesifikasi dari Modul Charger tipe TP4056 membutuhkan daya inputan
sebesar 4,5V-5,5V dan dapat mengerluarkan tegangan 4,2V pada fullcharge dengan
arus pengisian 1A. Pada saat TP4056 bekerja mengisi baterai lampu indikator akan
menyala bewarna merah dan akan menyala biru ketika sudah terisi penuh.
4. LAMPU LED
Jumlah lampu LED yang digunakan berjumlah 4 buah dengan warna yang
berbeda (puih dan biru) . total arus yang digunakan adalah 120mah.

4.2.2 DATA HASIL PERANCANGAN (HASIL RANCANGAN)


Dari data yang sudah didapatkan maka kemampuan dari modul surya 6V
dan 1200mah dapat dialirkan dan mengaktifkan sistem pada modul charge yang
hanya membutuhkan 4,5v – 5,5v. Lalu untuk kemampuan modul charger untuk
pengisian baterai sebesar 4,2v dan 1000mah yang dapat dapat mengisi baterai yang
bekerja pada 3,7v dengan kapasitas 6000mah. Apabila diasumsikan waktu
pengisian baterai hanya memerlukan waktu sekitar 6 jam.
4.2.3 ANALISA DATA (KEMAMPUAN CHARGE DAN KEMAMPUAN
PENGGUNAAN)
Waktu menyala lampu hanya pada malam hari dimulai pukul 18.00 - 06.00
(12 jam) dengan dikalikan arus penggunaan lampu maka setiap malam
membutuhkan 1440mah, dengan kapasitas baterai sebesar 6000mah mampu
mencukupi kebutuhan arus lampu setiap malam.
Tabel Error! No text of specified style in document..1 Hasil Pengukuran dengan
menggunakan multi meter dan lux meter
Waktu Lux Volt Arus
08.00 5420 5,5 V 1000mah
10.00 10400 5,8 V 1100mah
12.00 13200 6,2 V 1400mah
14.00 12000 6,2 V 1400mah
16.00 3240 5,2 V 800mah

4.2.4 PERHITUNGAN KEBUTUHAN LAMPU PARKIRAN


Luas parkiran motor adalah 100m x 50m, lampu yang digunakan adalah lampu
30 W dengan lumen sebesar 2400.
Perhitunngan E (lux rata-rata) asusmsi 4 lampu untuk parkiran.
ø
E=
A
E = (2400x4) / 5000 m² = 1,92 lux

Perhitungan jumlah titik pemasangan lampu


ExA
N=
ø x LLF x CU x n
1,92 x 5000
N=
2400 x 0,8 x 0,65 x 1
N = 8 titik

Jumlah 8 titik yang artinya membutuhkan 8 lampu parkir 3 watt untuk menerangi
parkiran dengan efektif.
Perhitungan analisa kebutuhan 8 lampu dengan daya powerbank

1 lampu = 30 watt
1 powerbank (3 batrai) 6000 mah 3,7 V = 22,7 wh
Untuk menyalakan 1 lampu selama 12 jam, maka butuh kurang lebih 78000 mah.
Untuk 8 lampu maka membutuhkan daya 624000 mah untuk menyalakan lampu
selama 12 jam.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari laporan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pembuatan


prototype lampu penerangan parkiran uisi kampus b berbasis panel surya
adalah sebagai berikut :

1. Kapasitas baterai sebesar 6000mah mampu mencukupi kebutuhan arus


lampu setiap malam yaitu selama 12 jam.
2. Waktu menyala lampu pada malam hari adalah 12 jam dengan penggunaan
dimulai dari pukul 18.00 – 06.00 apabila dikalikan dengan arus penggunaan
lampu maka setiap malam membutuhkan 1440mah.
3. Untuk keadaan sebenarnya pada parkiran, untuk menyalakan 1 lampu
selama 12 jam, maka butuh kurang lebih 78000 mah. Untuk 8 lampu maka
membutuhkan daya 624000 mah untuk menyalakan lampu selama 12 jam.
5.2 Saran

Dari laporan diatas dapat berikan saran bahwa dalam pembuatan


prototype Lampu Penerang Jembatan Berbasis Panel Surya adalah sebagai
berikut :

1. Pemilihan kapasitas baterai yang digunakan untuk menyimpan energi


matahari harus sesuai dengan kebutuhan.
2. Jumlah panel surya yg digunakan sebaiknya sesuai dengan kemampuan
waktu mengisi batrai.
Daftar Pustaka
Bachtiar Muhammad, 2006, Prosedur Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Untuk Perumahan (Solar Home System), Fakultas Teknik Universitas
Tadulako, Palu.
Delly J, Hasbi M, 2016, Studi Penggunaan Modul Thermoelektrik Sebagai Sistem
Pendingin Portable, Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo, Kendari.
Hasan Hasnawiya, 2012, Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Di Pulau
Saugi, Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan Universitas Hassanudin,
Makasar.
Sihombing, Kasim, 2013, Perencanaan Sistem Penerangan Jalan Umum Dan Taman
Di Areal Kampus Usu Dengan Menggunakan Teknologi Tenaga Surya
(Aplikasi Di Areal Pendopo Dan Lapangan Parkir), Konsentrasi Teknik Energi,
Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
(USU).
Lampiran
Dokumentasi

Gambar prototype yang sudah jadi

Modul panel surya

Anda mungkin juga menyukai