TINJAUAN PUSTAKA
14
Mariam D. Badrulzaman, Perjanjian Kredit Bank, Alumni, Bandung, Ct. III, 1982, hal.
19.
16
17
yang diberikan oleh bank kepada seseorang untuk digunakan habis dan
sebelumnya.
lahirlah kewajiban atau prestasi dari satu orang atau lebih orang (pihak
kepada satu orang atau lebih orang (pihak) lainnya, yang berhak atas
satu atau lebih orang, bahkan dengan berkembangnya ilmu hukum, pihak
tersebut dapat juga terdiri dari satu atau lebih badan hukum.
Mengingat bahwa agunan sebagai salah satu unsur pemberian kredit, maka
hanya berupa barang, proyek, atau hak tagih yang dibiayai dengan kredit
lain-lain yang sejenis dapat digunakan sebagai agunan. Bank tidak wajib
atau beresiko tinggi agar proyek yang dibiayai tetap menjaga kelestarian
lingkungan.
dengan perjanjian kredit adalah perjanjian antara Bank dengan pihak lain
19
memberikan jaminan atau agunan kepada pihak bank atau kreditur dan
agunan dan prospek usaha dari nasabah debitur dan nasabah debitur harus
dan peminjam.
hukum mengenal empat unsur pokok yang harus ada agar suatu perbuatan
dan dua unsur pokok lainnya yang berhubungan langsung dengan obyek
kesepakatan secara bebas dari para pihak yang berjanji, dan kecakapan
subjektif), maupun batal demi hukum (dalam hak tidak terpenuhinya unsur
objektif).
a. Syarat Subjektif
macam keadaan:
b. Kesepakatan Bebas
salah satu pihak dalam perjanjian (secara tidak langsung) oleh lawan
oleh lawan pihak atau pihak ketiga untuk dan atas nama atau demi
martabat yang dialami oleh salah satu pihak dalam perjanjian, yang
pembatalan perjanjian.
jika penipuan tersebut tidak ada, pihak yang ditipu tersebut jelas tidak
Perdata)
dalam hukum, tidak hanya dari pihak yang memberi kuasa secara
diberikan kepada lawan pihak dari pihak yang dianggap tidak cakap
d. Syarat Objektif
perjanjian
24
Hal ini adalah konsekwensi logis dari perjanjian itu sendiri. Tanpa
adanya suatu objek, yang merupakan tujuan dari para pihak, yang
berisikan hak dan kewajiabn dari salah satu atau para pihak dalam
causa yang halal dalam setiap perjanjian yang dibuat oleh para
pasal 1 ayat 11, “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
pemberian bunga”.
Mengingat bahwa agunan sebagai salah satu unsur pemberian kredit, maka
hanya berupa barang, proyek, atau hak tagih yang dibiayai dengan kredit
adat, yaitu tanah yang bukti kepemilikannya berupa girik, petuk, dan lain-
lain yang sejenis dapat digunakan sebagai agunan. Bank tidak wajib
26
besar dan atau beresiko tinggi agar proyek yang dibiayai tetap menjaga
kelestarian lingkungan.
itu dapat membawa akibat hukum (pada perjanjian riil); ataupun harus
dipenuhinya suatu formalitas tertentu agar perjanjian yang dibuat itu sah
adanya (pada perjanjian formil). Ini berarti perjanjian riil dan perjanjian
undang-undang. Jika suatu perjanjian tidak sah maka berarti perjanjian itu
perlu untuk diketahui oleh tiap pihak yang mengadakan perjanjian. Oleh
dianggap ada pada suatu perjanjian hanya dapat ditentukan oleh sifat dari
perjanjian itu sendiri. Namun ini tidaklah berarti kita tidak dapat menarik
a. Macam-macam Kebatalan
keadaan yang terakhir ini, pasal 1451 dan pasal 1452 Kitab Undang-
dimintakan jika:
satu pihak dalam perjanjian pada saat perjanjian itu dibuat (pasal
Perdata);
pihak yang tidak cakap, dan atau wakilnya yang sah berhak untuk
Pauliana, yang diatur dalam pasal 1341 ayat (1) Kitab Undang-
perjanjian tersebut. Actio Pauliana ini sering kali juga dijadikan contoh
dalam nulitas atau kebatalan relatif dan nulitas atau kebatalan mutlak.
hak-hak pihak ketiga yang telah diperolehnya dengan itikad baik atas
h. Otorisasi
sedemikian.
33
kembali oleh para pihak, para pihak tidak dapat meniadakan atau
pihak-pihak tertantu.
34
Bank
permohonan kredit kepada bank karena hal tersebut berkaitan dengan prinsip
kehati-hatian bank.
resiko karena dana yang ada berasal dari masyarakat dengan memperhatikan
dinyatakan bahwa:
35
sebagian kekuasaannya atas barang itu. Pada asasnya yang harus dilepaskan
itu adalah kekuasaan untuk memindahkan hak milik atas barang itu dengan
16
Pey Heoy Tiong, Fudicia Sebagai Jaminan Unsur-unsur Perikatan, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1984, hal. 14.
17
R. Subekti, Jaminan-jaminan Untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia,
Citra Aditya Bakti, Bandung, 1989, hal. 17.
36
wanprestasi maka barang jaminan dapat segera dilelang agar hasil pelelangan
1. Pengertian Jaminan
Zekerheid atau cautie. Zekerheid atau cautie mencakup secara umum cara-
istilah jaminan, dikenal jiga dengan agunan. Istilah agunan dapat dibaca di
Agunan adalah:
yaitu:
a. Jaminan tambahan;
kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang timbul dari suatu perikatan
hukum. Oleh karena itu, hukum jaminan erat sekali dengan hukum benda”.
memenuhi kewajiban yang dapat dinilai dengan yang timbul dari suatu
b. Ujudnya jaminan ini dapat dinilai dengan uang (jaminan materiil); dan
debitur.
a. Telah lazim digunakan dalam bidang Ilmu Hukum dalam hal ini
oleh M. Bahsan, bahwa istilah yang lazim digunakan dalam kajian teoritis
jaminan perorangan.
2. Jenis Jaminan
tetapi hanya dijamin oleh harta kekayaan seseorang lewat orang yang
a. Gadai;
b. Hak tanggungan;
c. Jaminan fidusia
e. Borg;
f. Tanggung-menanggung, dan
g. Perjanjian garansi.
Tahun 1999
fiducia atas dasar kepercayaan, dengan syarat bahwa benda yang menjadi
proses atau cara mengalihkan hak milik kepada orang lain. Unsur-unsur
yang tercantum dalam definisi yang dikemukakan oleh Dr. A. Hamzah dan
a. Adanya pengoperan;
b. Adanya objek, yaitu benda bergerak baik yang berwujud maupun yang
fiducia; dan
bergerak, dengan syarat bahwa benda tersebut tidak dapat dibebani dengan
dimaksud dalam pasal 314 Kitab Undang-Undang Dagang Jis pasal 1162
Romawi penyerahan hak milik pada fiducia cum creditore terjadi secara
melunasi utangnya.
voorwaarde). Hak miliknya yang sempurna baru lahir jika pemberi fiducia
dijaminkan tersebut.
pemegang fiducia bukan sebagai pemilik seperti halnya dalam jual beli. Ini
berarti penyerahan hak milik kepada kreditor dalam fiducia bukanlah suatu
penyerahan hak milik dalam arti sesungguhnya seperti halnya dalam jual
Fiducia dalam Buku Fiducia pada tanggal yang sama dengan tanggal
dengan FEO dan cessi jaminan yang lahir pada waktu perjanjiannya
jaminan fiducia. Penegasan lebih lanjut dapat kita lihat dalam ketentuan
atas benda yang sama menjadi objek Jaminan Fiducia lebih dari 1 (satu)
Terobosan ini akan lebih bermakna jika kita berkaitan dengan ketentuan
jaminan Fiducia memenuhi asas publisitas sebagai salah satu asas yang
yaitu apabila pihak Pemberi Fiducia cidera janji. Oleh karena itu dalam
d. Permohonan Perubahan
Pendaftaran Fiducia.
perubahan ini tidak perlu dilakukan dengan akta notaris dalam rangka
e. Fiducia Ulang
benda yang menjadi objek Jaminan fiducia yang sudah terdaftar (pasal
ini karena hak kepemilikan atas benda yang menjadi objek Jaminan
dengan bukti pelunasan atau bukti hapusnya utang berupa keterangan yang
dibuat kreditor.
51
tersebut.
tidak perlu dilakukan pengalihan kembali secara tersendiri. Hal ini karena
lagi.
BAB III
jaminan untuk bekerja. Peraturan yang telah ada dan berlaku mensyaratkan bahwa
suatu barang yang dijadikan jaminan harus ditarik dari kekuasaan pemberi barang
jaminan.
Fiducia
1. Tahap Pertama.
53
54
prestasi.
yang dibuat oleh Notaris, hal tersebut sesuai dengan pasal 5 ayat 1 UU
Adapun bentuk dan isi akta pembebanan Fiducia yang dibuat itu
Nomor :
Pada hari
ini…………………………….Tanggal…….Bulan…………tahun
…………(…………….) yang bertanda tangan dibawah ini :
I. *)
*
) Diisi nama pihak pertama
55
12 Juni 2002 yang dibuat oleh Imas Fatimah Sarjana Hukum Notaris di
Jakarta. Oleh karena itu berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan besrta
perubahan-perubahannya yang terakhir diumumkan dalam Berita Negara
RI Nomor 88 tanggal 04 November 2003, Tambahan Nomor 11053,
bertindak untuk dan atas nama PT BANK RAKYAT INDONESIA
(PERSERO) Tbk berkedudukan di Jalan Pandanaran No. 154 Boyolali,
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
Dengan ini kedua belah pihak menerangkan terlebih dahulu :
1. Bahwa berdasarkan Surat Pengakuan Hutang Nomor Urut
…………..tertanggal………………………………………..**) telah
atau masih akan menerima pinjaman dari PIHAK KEDUA. Bahwa
pernjanjian ini merupakan satu kesatuan dari perjanjian / persetujuan
pengakuan tersebut di atas.
2. Bahwa untuk menjamin kepastian dan ketertiban pembayaran kembali
pinjaman dimaksud, baik yang berupa pokok, bunga, denda bunga dan
ongkos-ongkos serta biaya-biaya lainnya tanpa pengecualian, maka
kedua belah pihak sepakat dan setuju untuk mengadakan Perjanjian
Penyerahan Hak Milik Atas Kepercayaan (Fiducia) selanjutnya
disebut PERJANJIAN, dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
PASAL 1
PIHAK PERTAMA setuju untuk menyerahkan hak milik atas
kepercayaan selanjutnya disebut fiducia, kepada PIHAK KEDUA
sebagaimana PIHAK KEDUA setuju untuk menerima penyerahan
tersebut dari PIHAK PERTAMA sebagai jaminan atas pinjaman tersebut
di atas dan / atau perubahan / tambahannya yang berupa barang (- barang)
sebagaimana daftar terlampir (Model PJ-08a/UD) dan ditandatangani oleh
PIHAK PERTAMA dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dengan perjanjian ini.
PASAL 2
Barang (-barang) yang diserahkan dipindahkan hak miliknya kepada
PIHAK PERTAMA secara Fiducia tersebut dan yang diterima oleh
PIHAK KEDUA sejak saat ditandatanganinya PERJANJIAN ini menjadi
milik PIHAK KEDUA oleh karena itu PIHAK KEDUA berhak
sepenuhnya atas barang (-barang) dimaksud tanpa memerlukan perbuatan
hukum lain. Selanjutnya pada saat yang sama barang (-barang) tersebut
diserahkan kembali oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA
dan telah diterima dengan baik oleh PIHAK PERTAMA untuk dipinjam
pakai.
PASAL 3
1. PIHAK PERTAMA berkewajiban untuk :
**
) Diisi Tgl Surat pengakuan hutang Hutang dan nama debitur.
56
PASAL 4
PIHAK KEDUA diberi hak dan diizinkan oleh PIHAK PERTAMA
setiap waktu untuk memasuki halaman (-halaman) dan bangunan (-
bangunan) di mana barang (-barang) tersebut ditempatkan untuk
memeriksa keadaan barang (-barang), serta memberikan peringatan
kepada PIHAK PERTAMA apabila PIHAK PERTAMA tidak
melakukan pemeliharaan dan perawatan atas barang (-barang) dimaksud.
PASAL 6
Apabila setelah diperhitungkan hasil penjualan barang (-barang) tersebut
dalam pasal 5 ternyata terdapat kelebihan maka kelebihan tersebut akan
dikembalikan kepada PIHAK PERTAMA tetapi jika terdapat
kekurangan maka kekurangan tersebut tetap harus dibayar oleh PIHAK
PERTAMA.
PASAL 7
Bea materai dan biaya-biaya lain yang timbul sebagai akibat adanya
perjanjian ini ditanggung dan wajib dibayar sepenuhnya oleh PIHAK
PERTAMA dan dapat diperhitungkan dengan rekening rekening PIHAK
PERTAMA yang ada pada PIHAK KEDUA.
PASAL 8
Tentang perjanjian ini dan segala akibatnya serta pelaksanaannya kedua
belah pihak memilih tempat kedudukan hukum (domisili) yang tetap dan
umum dikantor Kepaniteraan Pengadilan
Negeri………………………..dan / atau BUPLN
di…………………dengan tidak mengurangi hak dan wewenang PIHAK
KEDUA untuk menutut pelaksanaan / eksekusi atau mengajukan tuntutan
hukum terhadap PIHAK PERTAMA berdasarkan perjanjian ini melalui
atau dihadapan Pengadilan-pengadilan lainnya dimanapun juga didalam
wilayah Republik Indonesia.
PASAL 9
1. Kuasa-kuasa yang diberikan pihak pertama kepada PIHAK KEDUA
dalam perjanjian ini diberikan dengan Hak Substitusi dan tidak dapat
ditarik kembali / diakhiri baik oleh ketentuan Undang-Undang yang
mengakhiri pemberian kuasa sebagaiman ditentukan dalam pasal 1813
KUH Perdata maupun oleh sebab apapun juga, dan kuasa-kuasa
tersebut merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian
ini, yang tanpa adanya kuasa-kuasa tersebut perjanjian ini tidak akan
dibuat.
2. Segala sesuatu yang belum cukup diatur dalam perjanjian ini yang
oleh pihak kedua diatur dalam surat-menyurat dan kertas kertas lain
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.
58
3. Surat resi yang diberikan oleh kantor pos dan resi resi ekspedisi
lainnya untuk tanda pengiriman surat menyurat dan kertas lain
sebagaimana tersebut dalam ayat 2 berlaku sebagai tanda bukti bahwa
segala pembentukan yang dikeluarkan oleh pihak kedua sudah berlaku
sebagaimana mestinya.
4. Surat perjanjian ini mulai berlaku sejak ditandatangani oleh kedua
belah pihak.
Ditandatangani di
…………….
Meterai
2. Tahap Kedua.
jaminan. Petugas Bank akan memeriksa kondisi fisik, letak atau lokasi,
3. Tahap Ketiga.
Tahun 1999 bahwa Benda yang dibebani dengan Jaminan Fiducia wajib
benda, baik yang berada didalam maupun diluar wilayah negara Republik
jaminan fiducia.
penerima fiducia kuasa atau wakilnya dalam hal ini di Bank Rakyat
dalam Buku Daftar Fiducia pada tanggal yang sama dengan tanggal
Daftar fiducia ini dianggap sebagai saat lahirnya jaminan fiducia. Hal ini
berkaitan dengan FOE dan Cessi jaminan yang lahir pada waktu
Penegasan lebih lanjut dapat kita lihat dalam ketentuan pasal 28 Undang-
Undang Jaminan Fiducia yang menyatakan apabila atas benda yang sama
fiducia. Hal ini penting diperhatikan oleh kreditur yang menjadi pihak
1
Hasil wawancara tgl 25 April 2006 dengan bapak Sartono bagian kredit umum, BRI tbk cabang
Boyolali
61
Lembaga Fiducia.
Fiducia.
berbunyi
itikad baik debitur meminjam pakaikan barang jaminan untuk dipakai oleh
pinjam pakai.
mengacu pada luas hak milik yang dimiliki masing-masing pihak. Bahwa
terhadap luas hak milik debitur dan kreditur dibatasi oleh syarat-syarat
terhadap luas hak milik, sebagai peminjam dan pemiik maka debitur dan
debitur harus merawat barang jaminan dan tidak boleh merubah atau
jaminan untuk menghindari peristiwa tak tentu yang akan terjadi pada
dalam pinjam pakai kreditur terikat pada tujuan debitur memakai barang
Lembaga Fiducia.
pemakai, dalam Buku III Bab XII KUH Perdata. Tetapi tidak semua
ketentuan pinjam pakai dalam Buku III Bab XII KUH Perdata dapat
kreditur adalah :
65
perjanjian kredit. Secara teori kreditur dapat meminta bantuan alat negara
mengatur di luar ketentuan yang telah diatur di dalam Buku III Bab XII
66
KUH Perdata. Oleh karena peraturan yang bersifat khusus lebih dapat
batas kewenangan penguasaan atas barang jaminan bagi debitur dan bank,
sebagai berikut :
67
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
jaminan.
debitur untuk memakai barang jaminan secara maksimal. Oleh bank debitur
sebagai peminjam pakai dan bank menguasai hak milik atas barang jaminan
hukum berada pada kedudukan yang kuat yang mempunyai hak verbal dan
tgl 25 April 2006, BRI tbk cabang Boyolali, bahwa batas kewenangan debitur
hutang pokok, bunga, dan ongkos-ongkos penagihan pada saat itu juga
barang jaminan.
dahulu, hal tersebut juga telah sesuai dengan UU No. 42 tahun 1999 pasal 23
maka mobil itu berdasarkan itikad baik dan tujuan untuk dan agar dapat
disewakan (carteran) kepada pihak lain tetapi dengan syarat bahwa perbuatan
tersebut atas dasar persetujuan tertulis dari pihak bank dan hasil dari perbuatan
baru yang dapat digunakan untuk melunasi hutangnya. Dengan kata lain
barang jaminan apabila debitur tidak dapat melunasi hutangnya maka bank
dapat melelang atau menjual barang jaminan melalui Badan Urusan Piutang
Dan Lelang Negara setempat (pasal 3 ayat 2 Akta perjanjian penyerahan ahak
71
milik atas kepercayaan (Fidusia) barang). Hasil dari pelelangan atau penjualan
digunakan untuk melunasi hutang debitur apabila kurang maka debitur harus
melunasi sisa hutang tetapi bila ada kelebihan bank harus menyerahkan
kelebihan itu kepada debitur. Cara, syarat, dan tempat pelelangan atau
mengasuransikan barang jaminan untuk dan atas nama bank dengan biaya
debitur dan badan pengasuransian ditunjuk oleh bank sendiri. Setelah debitur
pemilik barang jaminan, bank tidak dapat menarik keluar barang jaminan dari
terjadi hal-hal tertentu di luar perjanjian kredit dan perjanjian fiducia misalnya
Otoritas bank dalam perbuatan untuk dan atas nama bank atau
kedudukan hukum bank sebagai pemilik barang jaminan dalam pinjam pakai.
debitur. Hal tersebut sesuai dengan Pasal 6 Surat Pengakuan Hutang (Model
BANK berhak baik dilakukan sendiri atau dilakukan oleh pihak lain
yang ditunjuk BANK dan YANG BERHUTANG wajib mematuhinya
untuk setiap waktu meminta keterangan dan melakukan pemeriksaan
yang diperlukan BANK kepada YANG BERHUTANG.
1. Pengawasan Aktif.
dan debitur. Dan biasanya pengawasan ini dilaksanakan satu bulan sekali
barang jaminan.
2
Hasil wawancara tgl 25 April 2006 dengan bapak Sartono bagian kredit umum, BRI tbk cabang
Boyolali
74
2. Pengawasan Pasif.
yang dilakukan berdasarkan laporan yang dibuat oleh debitur kepada bank
setiap bulan.
pembinaan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
pada perumusan masalah dan metode penelitian terdapat hal-hal pokok yang
perubahan apabila dilakukan penelitian sejenis dalam waktu yang berbeda, hal
Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan maka dapat diambil
fiducia.
75
76
berbunyi :
b. Tahap kedua yaitu tahap kreditur atau pihak bank memeriksa barang
atau wakilnya dalam hal ini di BRI permohonan dilakukan oleh pihak
bahwa barang jaminan dapat dipinjam pakai oleh debitur dengan hak
fiducia lebih dari satu perjanjian jaminan fiducia , maka kreditur yang
lembaga fiducia.
fiducia.
lembaga fiducia.
78
berbunyi
tahun 1999 Tentang Fiducia pasal 17, 21, 23, 24 dan dengan
Hasil wawancara tgl 25 April 2006 dengan Bapak Sartono bagian kredit
atau kreditur hal tersebut juga telah sesuai dengan pasal 23 ayat 2 UU No.
setiap bulan.
B. Saran-Saran
dalam masyarakat.
isi dari perjanjian tersebut agar kedepannya bisa sama-sama tahu hak dan
2. Dengan banyaknya kredit macet pada akhir-akhir ini maka peneliti apabila
barang
pinjaman, dan untuk para debitur harus sesuai dengan itikad baik dalam
ditentukan.
4. Agar lebih mencermikan sifat pinjam pakai Buku III Bab XII KUH