Anda di halaman 1dari 41

POB Saku Utilitas Pusri-III

Uraian Isi:
1. Filosofi Proses
2. Peralatan-peralatan proses dan instrumentasi
3. Kondisi Operasi
4. Prosedur Operasional Baku

FILOSOFI PROSES

Pabrik Utilitas merupakan Pabrik yang memproduksi kebutuhan Utility untuk


operasional Pabrik Amoniak, Urea dan Utilitas sendiri terdiri dari: Water Treatment,
Water Demiliralizer, Cooling Tower, Pembangkit Steam (Boiler), Pembangkit Listrik,
Plant Air (PA) & Instrumen Air (IA), Gas Metering Station (GMS), Pusri Effluent
Treatment (PET), Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), Air Separator Plant (ASP)
dan Carbon Diokside Plant (CO2 Plant).

I. WATER TREATMENT PLANT.


Water treatment adalah bagian dari pabrik Utilitas yang berfungsi mengolah air
sungai menjadi air bersih (filtered water). Bahan baku yang digunakan adalah
berasal dari air sungai Musi yang diolah dengan menggunakan proses koagulasi,
flokulasi, dan filtrasi dengan cara injeksi bahan kimia. Bahan kimia yang digunakan
pada water treatment adalah sebagai berikut:
1. Aluminium sulfat (tawas), Al2(SO4)3.xH2O, berfungsi untuk membentuk floc
melalui proses koagulasi dan flokulasi.
2. Kaustik Soda (NaOH), berfungsi untuk mengatur pH.
3. Coagulant Aid (Sparant), berfungsi untuk membantu proses koagulasi. (di
pabrik utilitas P-IB tidak dipakai).
4. Chlorine (Cl2), berfungsi untuk membunuh mikroorganisme dan lumut.
Produk filter water digunakan untuk keperluan make up cooling water, bahan
baku demin water, air minum dan service water.

1
POB Saku Utilitas Pusri-III

PROSES DAN OPERASIONAL WATER TREATMENT PLANT.


Semua air yang berasal dari alam mengandung bermacam-macam jenis dan
jumlah bahan pengotor (impurities). Bahan pengotor ini dapat berupa padatan
terlarut, mineral-mineral seperti CaCO3, CaSO4, NaCl, Silica, gas-gas terlarut seperti
CO2, O2, padatan tak terlarut, limbah rumah tangga, mikroorganisme, algae, lumut
dan bahan pengotor lainnya dalam bentuk turbidity (kekeruhan), warna, tanah,
endapan mineral, minyak dll.
Partikel tersuspensi berukuran besar dapat dihilangkan melalui penyaringan
(filtrasi), akan tetapi senyawa koloidal tersuspensi harus dihilangkan dengan proses
clarification (penjernihan). Partikel-partikel halus ini dinyatakan sebagai turbidity
(kekeruhan). Adapun tahapan dalam proses di Water treatment plant adalah sebagai
berikut:
a. Proses Koagulasi, Flokulasi dan Penjernihan
Zat-zat pengotor dalam bentuk senyawa suspensi koloidal tersusun dari ion-ion
bermuatan negatif yang saling tolak-menolak. Dengan adanya penambahan
Aluminium Sulfat dalam air sungai yang digunakan sebagai bahan baku,
makaAluminium Sulfat akan larut membentuk ion Al+3 dan OH- serta
menghasilkan asam sulfat dengan reaksi sebagai berikut :
Al2(SO4)3 + 3H2O  2Al+3 + 3OH- + 3H2SO4
Ketika ion yang bermuatan positif dalam koagulan (Alum, Al+3) bertemu dengan
ion negatif dalam air pada kondisi pH tertentu, maka akan terbentuk floc
(butiran gelatin). Butiran partikel (floc) ini akan terus bertambah besar dan
berat sehingga cenderung akan mengendap ke bawah. Pada proses ini Ph air
cenderung turun karena terbentuk juga H2SO4. Pembentukan floc untuk air
sungai Musi paling baik terjadi pada pH 5.5 – 6.2. Untuk menjamin proses
koagulasi yang efisien pada dosis bahan kimia yang minimal maka koagulant
harus dicampur secara cepat dengan air. Proses pencampuran bahan kimia ini
dilakukan di Premix Tank / Flocculator. Tahap selanjutnya adalah menjaga
pembentukan floc (flokulasi) dan mengendapkan partikel floc sambil
memperhatikan pembentukan lapisan lumpur (sludge blanket) dengan
pengadukan pelan, sehingga air yang jernih akan terpisah dari endapan floc.

2
POB Saku Utilitas Pusri-III

Proses ini terjadi di Clarifier/ Floctreator. Level lapisan lumpur dijaga dengan
melakukan blow down.
b. Proses filtrasi
Proses filtrasi berfungsi untuk menyaring pengotor tersuspensi yang masih lolos
dari tahap Penjernihan. Pengotor yang disaring diantaranya yaitu senyawa
organik, partikel halus, senyawa warna, dan mikroorganisme. Proses filtrasi ini
dilakukan di Sand Filter yang berisi media pasir. Apabila Sand Filter sudah jenuh
akibat akumulasi pengotor pada permukaanya sehingga mengakibatkan
pressure dropnya tinggi, maka dilakukan backwash untuk membersihkan
kembali media pasir dari kotoran tersebut.

Data Media Sand Filter

Lokasi Tinggi Volume


Type Media Size
Media (inch) (Cuft)
Tak bermedia - 22,5 - -
Working Anthrafilt 5 0,68-0,78 mm 101
Media Fine Sand 27 20-35 mesh 561
Medium Sand 4 6-14 Mesh 67
Support Media Fine Gravel 4 1
/8 – ¼ Inch 66
Medium Gravel 4,5 ¼- ½ Inch 66
Subfill Media Coarse Gravel ½-1,0 Inch 301

II. AIR BEBAS MINERAL (DEMIN WATER).


Untuk keperluan proses, terutama untuk keperluan air boiler tidak cukup hanya
menggunakan air bersih, akan tetapi air bersih masih perlu dilakukan proses lebih
lanjut yaitu dengan menghilangan kandungan mineral berupa garam-garam terlarut.
Garam-garam terlarut dalam air berikatan dalam bentuk ion positif (cation) dan
negatif (anion). Ion-ion tersebut dihilangkan dengan cara pertukaran ion di alat
Penukar Ion (Ion Exchanger).
Mula-mula air bersih (Filtered Water) dialirkan ke Carbon Filter (CF) yang di
dalamnya diisi activated carbon untuk pengikatan zat organik dan penghilangan bau

3
POB Saku Utilitas Pusri-III

/ warna. Dari Carbon Filter, air mengalir ke Cation Exchanger yang diisi resin.cation
yang akan mengikat cation dan melepaskan ion H+. Selanjutnya air mengalir ke
Anion Exchanger dimana anion dalam air bertukar dgn ion OH- dari resin anion.
Air keluar dari Anion Exchanger hampir seluruh garam terlarutnya telah diikat.
Selanjutnya dilakukan proses akhir (finishing) di Mixed Bed Exchanger yang diisi
dengan campuran resin cation dan anion dalam satu bejana (vessel) untuk mengikat
cation maupun anion yang masih tersisa. Air Demin yang dihasilkan kemudian
disimpan di tanki penyimpanan (Demin Water Storage).
Setiap perioda tertentu, resin yang dioperasikan utk pelayanan (service) akan
mengalami kejenuhan dan tidak mampu mengikat cation atau anion secara optimal.
Untuk itu perlu dilakukan penyegaran/pengaktifan kembali dengan cara regenerasi.
Regenerasi resin dilakukan dengan proses kebalikan dari operasi service. Resin cation
diregenerasi menggunakan larutan H2SO4 sedangkan resin anion menggunakan
larutan NaOH.
Reaksi pengikatan ion positif dan ion negatif pada resin adalah seperti proses
berikut :
1. Reaksi pengikatan cation pada resin H-Z:
Cation(aq) + Anion(aq) + H-Z(s)  Cation-Z(s) + 2H+(aq) + Anion(aq).
2. Reaksi regenerasi cation:
Cation-Z (s) + H2SO4(aq)  H-Z(s) + Cation-SO4(aq)
3. Reaksi pengikatan anion pada resin R-OH:
2H+(aq) + Anion(aq) + R-OH(s)  R-Anion(s) + H2O(l).
4. Reaksi regenerasi anion:
R-Anion(s) + NaOH(aq)  R-OH(s) + Na-Anion(aq).

III. SISTEM AIR PENDINGIN.


Sistim air pendingin merupakan Unit pengolahan air yang menyediakan air
pendingin dengan kualitas dan kuantitas tertentu yang digunakan untuk pendinginan
fluida proses di pabrik. Terdapat beberapa macam type sisitim air pendingin. Tipe
sistem air pendingin yang dipakai PUSRI adalah Open recirculating system.
Terdapat beberapa tipe cooling tower yang sering dipakai di industri,

4
POB Saku Utilitas Pusri-III

diantaranya yaitu :
Aliran Lawan Arah Jujut Mekanis (Counter Flow – Mechanical Draft).
Tipe cooling tower ini yang dipakai di pabrik Utilitas P-IB.
• Aliran Silang Mekanis (Cross Flow –Mechanical Draft).
Tipe cooling tower jenis ini dipakai di pabrik Utilitas dan Urea P-II/III/IV.
 Aliran Lawan Arah Alami (Counter Flow – Natural Draft).
 Aliran Silang Jujut Alami (Cross Flow – Natural Draft).
 Aliran Lawan Arah Jujut Mekanis (Counter Flow – Mechanical Draft).
Tipe cooling tower ini dipakai di pabrik Utilitas Pusri 1B

PROSES PENDINGINAN DI COOLING TOWER


Cooling Water yang telah menyerap panas fluida proses pabrik akan dialirkan
kembali untuk didinginkan. Air dialirkan ke bagian atas kemudian dijatuhkan ke
bawah dan akan kontak dengan aliran udara yang dihisap oleh Induce Draft (ID)
Fan. Akibat kontak dengan aliran udara, terjadi proses pengambilan panas dari air
oleh udara dan juga terjadi proses penguapan sebagian air dengan melepas panas
laten yang akan mendinginkan air yang jatuh ke bawah. Air yang telah menjadi
dingin ditampung di Basin dan dipergunakan kembali sebagai cooling water. Air
dingin dari Basin dikirim kembali ke pabrik dengan menggunakan pompa sirkulasi
Cooling water. Akibat adanya proses penguapan air, di basin cooling harus
ditambahkan air make up untuk menggantikan air yang hilang.

PENGENDALIAN KUALITAS COOLING WATER


Kualitas Cooling Water harus dijaga sesuai parameter design yang telah
ditetapkan oleh vendor.
Bahan Kimia yang diinjeksikan pada Cooling water bertujuan untuk mencegah tiga
hal penting, yaitu :
a. Mencegah Korosi (Corrosion inhibitor).
Korosi adalah suatu peristiwa perusakan metal oleh reaksi kimia atau reaksi
electrokimia. Untuk menghindari hal ini maka diinjeksikan bahan kimia yang
dapat melapisi permukaan metal dan membentuk lapisan passive (protective

5
POB Saku Utilitas Pusri-III

film) agar terhindar dari pengaruh korosi atau dapat menurunkan kecepatan
korosi. Bahan kimia ini berupa cairan yang terdiri dari Ortho-phosphate,
Polyphosphate dan Zinc dengan perbandingan tertentu, diinjeksikan kedalam
Cooling Water system.
b. Mencegah Kerak (Scale inhibitor).
Scale atau kerak terjadi karena adanya endapan deposit di permukaan metal.
Endapan ini dapat digolongkan dalam beberapa jenis:
 Mineral Scale, yaitu pengendapan garam-garam kristal apabila daya
kelarutannya dilampaui (misalnya: garam-garam Ca, Mg, SiO2).
 Suspended Matters, yaitu pertikel-pertikel asing yang masuk kedalam
system karena terbawa udara (misal: debu – debu).
 Corrosion Product, yaitu hasil sampingan dari proses korosi yang tidak
terlarut dalam air. Adanya Scale / kerak dalam permukaan pipa akan
menyebabkan terganggunya perpindahan panas (Heat transfer),
penyumbatan pipa dan korosi.
Untuk menghindari terbentuknya pengendapan yang berupa garam Ca, maka
diinjeksikan Scale Inhibitor (dispersant). Terbentuknya kerak ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor :
 pH, makin tinggi pH maka makin mudah terjadinya pengendapan.
 Temperature, makin tinggi temperatur maka kelarutan garam Calsium
Carbonate semakin turun sehingga bertendensi terjadi pengendapan.
 Flow rate, semakin rendah Flow rate akan memperbesar kesempatan
terjadi pengendapan.
c. Mencegah pertumbuhan Mikroorganisme (Biocide).
Sytem air pendingin khususnya jenis open recirculation merupakan lingkungan
yang sangat baik bagi pertumbuhan mikroorgnisme. Mikroorganisme
menimbulkan lendir/slime yang berwarna coklat kehitaman yang menempel
dipermukaan pipa. Slime ini akan mengurangi effect pencegahan korrosi dan
menurunkan effiesiency CW. Untuk mencegah pertumbuhan bakteri /
microorganisme tersebut, diinjeksikan gas chlorine yang akan mampu
membunuh hampir semua jenis microbiologi yang ada. Disamping bakteri, Cl2

6
POB Saku Utilitas Pusri-III

juga mampu menghilangkan fungi / jamur, algae / ganggang dan lumut.

IV. STEAM
Steam (uap air bertekanan) di pabrik umumnya digunakan untuk
menggerakkan turbin yang akan menggerakkan pompa atau kompresor, sebagai
pemanas di heater atau reboiler serta sebagai media stripping dii Stripper.
Alat untuk menghasilkan steam disebut boiler dengan menggunakan bahan
baku air bebas mineral (air demin).
Steam yang dihasilkan oleh Pabrik Utilitas umumnya dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Steam tekanan menengah (Medium Steam).
Tekanan : 42 kg/cm2
Temperatur : 390 oC
Dihasilkan dari Boiler (WHB dan P. Boiler).
2. Steam tekanan rendah (Low Steam).
Tekanan : 3,5 kg/cm2
Temperatur : 150 oC.
Diperoleh dari:
 Let down MS ke LS
 Exhaust Turbin (type Back Pressure)
 Flash Drum.

Terdapat berbagai macam tipe boiler yang banyak digunakan di Industri, akan
tetapi yang dipakai di pabrik PT. Pusri hanya dua jenis yaitu:
1. Waste Heat Boiler (WHB)
Boiler jenis water tube dengan sumber panas utamanya berasal dari gas sisa
pembakaran GTG dan ditambah panas dari pembakaran gas alam sebagai
Auxiliary Fuel.
2. Package Boiler (PB)
Boiler jenis water tube merupakan boiler yang berdiri sendiri dengan sumber
panas utama berasal dari pembakaran gas alam

7
POB Saku Utilitas Pusri-III

PROSES PENGOLAHAN AIR UMPAN BOILER.


Air Demin sebelum digunakan sebagai air umpan boiler harus dihilangkan
terlebih dahulu kandungan gas-gas terlarutnya terutama Oksigen dan CO2 melalui
proses Deaerasi. Adanya kandungan Oksigen dan CO2 pada air umpan boiler dapat
menyebabkan korosi pada perpipaan dan tube-tube boiler.
Proses deaerasi ini dilakukan dalam deaerator dengan 2 tahap:
1. Secara mekanis, yaitu dengan proses stripping menggunakan steam LS. Proses
deaerasi secara mekanis papat menghilangkan kandungan Oksigen sampai
0,007 ppm.
2. Secara Kimia, yaitu dengan menggunakan bahan kimia yang dikenal dengan
nama oksigen scavenger. Oksigen scavenger yang biasa digunakan adalah
Hydrazine (N2H4) yang dapat menghilangkan sisa oksigen yang tidak
terstripping secara mekanis di deaerator. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
N2H4 + O2  N2 + H2O
Hydrazine dapat juga bereaksi dengan besi dengan reaksi sebagai berikut:
N2H4 + 6Fe2O3  4Fe3O4 + 2H2O + N2

PROSES PEMBANGKITAN STEAM (STEAM GENERATION).


Proses pembangkitan steam di boiler (WHB dan Package boiler) terjadi dengan
tahapan proses sebagai berikut:
1. BFW yang masuk ke Boiler terlebih dahulu dipanaskan di Economizer tube
dengan memanfaatkan panas gas buang Boiler.
2. Dari Economizer tube, BFW masuk ke Steam Drum dan kemudian turun ke
Evaporator tube sehingga terjadi proses pembentukan steam (jenuh) dan
kemudian aliran Steam kembali ke Steam Drum.
3. Steam jenuh dari Steam Drum dialirkan ke Superheater tube untuk
dilewatjenuhkan dengan menaikkan temperaturnya diatas temperatur jenuh.
4. Spesifikasi produk steam yang keluar dari WHB dan PB adalah bertekanan 42
kg/cm2 dan temperatur 400 oC.
5. Pada steam drum dilakukan injeksi senyawa phosphate (Na3PO4) untuk

8
POB Saku Utilitas Pusri-III

menjaga pH dan mengendapkan senyawa Ca dan SiO2.


6. Untuk menghilangkan endapan/kotoran di boiler dilakukan blow down
intermitten dan blowdown kontinyu.

V. PEMBANGKIT LISTRIK
Guna menunjang operasional pabrik yang beroperasi secara terus menerus,
handal, stabil dan kontinu, PT. Pusri mempunyai Pembangkit (Generator) yang
dikelola dan juga untuk dikonsumsi sendiri.
Sistem pembangkit Tenaga Listrik PT. Pusri merupakan sistem pembangkit
tersendiri yang terdiri dari:
1. Pembangkit Utama.
Pembangkit Utama yang digunakan adalah berupa Gas Turbine Generator
(GTG) yang berfungsi untuk melayani kebutuhan tenaga listrik untuk Pabrik,
perbengkelan, perkantoran, perumahan dan kebutuhan lainnya. GTG P-II, P-III,
P-IV dan P-IB pada kondisi normal beroperasi secara paralel melalui
synchronizing bus. Pada kondisi tertentu seperti pada saat ada pekerjaan
perbaikan di salah satu GTG, maka salah satu atau keempat GTG dapat
dioperasikan secara terpisah (berdiri sendiri).
2. Pembangkit emergency.
Pembangkit emergency adalah sistim pembangkit yang digunakan apabila
pembangkit Utama mengalami gangguan. Ada dua macam alat yang digunakan
sebagai pembangkit emergency yaitu:
1. Emergency Diesel Generator.
Alat ini berfungsi untuk melayani beban-beban yang sangat kritis di pabrik
apabila pembangkit Listrik mengalami gangguan. Sistim kerja Emergency
Generator akan bekerja secara otomatis apabila sumber listrik dari sumber
normal hilang sehingga transfer switch dari ATS secara otomatis akan
bekerja mengalihkan sumber listrik dari sumber normal ke sumber
emergency.
2. Uninteruptible Power Supply (UPS).
Alat ini berfungsi untuk melayani beban-beban listrik yang tidak boleh

9
POB Saku Utilitas Pusri-III

terputus supply listriknya, seperti power supply untuk panel kendali


(Control Room). UPS secara kontinu mensuply tegangan 120 Volt ke panel
kontrol dan DCS, dan apabila supply utama ke UPS hilang maka supply
listrik langsung diambil alih oleh battery.

SISTEM TEGANGAN LISTRIK.


Sistim tegangan listrik yang dimiliki oleh pembangkit listrik PT. Pusri adalah
terdiri dari:
1. Sistem tegangan 13,8 KV; 3 phase; 50 hz
Sistim tegangan ini merupakan jaringan distribusi utama dari sumber
pembangkit ke Pusat-Pusat Beban yang berupa:
 Transformator (13,8 KV / 2,4 KV)
 Transformator (13,8 KV / 480 V)
 Motor dgn beban di atas 2000 HP seperti: 101-J1 P-III/IV, 5209-JCM P-1B.
2. Sistem tegangan 2,4 kv; 3 phase; 50 hz
Sistim tegangan ini digunakan untuk men-supply beban yang berupa:
 Motor dengan kapasitas 200 HP s/d 2000 HP (Pompa Sungai, Pabrik Urea,
Cooling Tower, Bulk Storage, dll)
 Transformator 2,4 KV / 480 V
 Transformator 2,4 KV / 110 V.
3. Sistem tegangan 480 V; 3 phase; 50 hz
Sistim tegangan ini digunakan antara lain untuk:
 Motor-motor dengan kapasitas sampai dengan 200 HP
 Lampu-lampu sorot lapangan (Flood Light) di pabrik
 Trafo Lampu penerangan.
4. Sistem tegangan 220 V, 120 V
Sistim tegangan ini digunakan antara lain untuk:
 Instalasi-instalasi listrik di perkantoran atau perumahan
 Lampu penerangan
 Instrumentasi pabrik
 Battery Charger

10
POB Saku Utilitas Pusri-III

LOAD SHEDDING SYSTEM.


Load Shedding System berfungsi untuk melepaskan beban yang telah
ditentukan apabila ada salah satu atau lebih GTG yang trip berdasarkan perhitungan
beban kritis dan tidak kritis. Atau dengan kata lain tujuan dipasangnya Load
Shedding System adalah apabila ada GTG yang mati (trip) maka GTG yang masih
jalan tidak terganggu atau ikut mati akibat harus menanggung beban yang tadinya
ditangani oleh GTG yang trip. Apabila kondisi sudah normal kembali, beban yang tadi
dilepas dapat dimasukkan kembali dengan memperhitungkan kemampuan GTG yang
masih beroperasi.

VI. PLANT AIR DAN INSTRUMENT AIR


Plant air (Udara Pabrik) adalah udara bertekanan yang digunakan untuk
berbagai keperluan pabrik sedangkan Instrumen Air (Udara Instrument) adalah
udara bertekanan yang telah dikeringkan atau dihilangkan kandungan airnya
digunakan untuk mengerakan peralatan instrument.
Udara pabrik maupun udara instrumen digunakan juga untuk keperluan lain :
 Udara purging
 Mesin pengantongan pupuk (bagging)
 Udara pembersih urea
 Pengadukan
 Peralatan lain seperti: snapper dll.
Sumber Utama udara pabrik adalah berasal dari kompresor Udara 101-J Pabrik
Amoniak, Kompresor Udara Standby (Centac) dan Kompressor udara baru (2004-JA
dan 4004-JA).

PROSES PEMBUATAN UDARA INSTRUMENT.


Pada proses pembuatan udara instrumen, udara pabrik yang berasal
kompressor masuk ke Instrument Air Receiver untuk dipisahkan kandungan airnya
dan sebagai penampung udara sementara pada tekanan 8,0 kg/cm2. Dari Receiver
ini, udara masuk ke filter inlet yang berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran dan
minyak yang terbawa dan kemudian udara masuk melalui 4-way valve ke salah satu

11
POB Saku Utilitas Pusri-III

Dryer (A atau B) yang berisi Silica Gel atau Activated Alumina. Kandungan air di
udara (moisture) akan diserap oleh Silica Gel atau Activated Alumina yang bersifat
higroskopis. Setelah keluar dari Dryer, udara yang telah kering disaring kembali di
filter outlet. Udara Instrumen yang keluar dari Dryer mempunyai tekanan 7,0 kg/cm2
dan titik embun (dew point): -40 oC

VII.GAS METERING STATION


Gas metering station berfungsi sebagai tempat untuk mengukur jumlah
pemakaian gas yang digunakan pabrik PT. Pusri. Adapun gas alam yang dipakai
digunakan untuk:
 Bahan baku pembuatan Amoniak
 Bahan bakar di Primary Reformer dan Auxiliary Boiler Pabrik Amoniak
 Bahan Bakar Gas Turbine Generator
 Bahan Bakar Waste Heat Boiler
 Bahan Bakar Package Boiler

Gas alam yang dipakai PT. Pusri berasal dari Lapangan Gas daerah Pendopo
dan Prabumulih, dengan karakteristik sebagai berikut:
 Tekanan 28 – 32 kg/cm2 (400 – 454 psig)
 Temperatur ambient
 Gas yang mudah sekali terbakar
 Tidak berwarna
 Bila terbakar berwarna biru
 Bau khas (harum)
 Kadar CO2 dan H2S yang rendah
 Tidak mengandung Mercury (Hg)

SPESIFIKASI & SIFAT GAS ALAM.


Gas alam adalah campuran dari bermacam-macam gas yang diperoleh dari
dalam bumi sebagai bahan tambang yang sebagian besar terdiri dari gas metana
dengan komposisinya sebagai berikut :

12
POB Saku Utilitas Pusri-III

KOMPONEN SATUAN NILAI


Metana (CH4) % Vol 81,5
Etana (C2H6) % Vol 6,17
Propana (C3H8) % Vol 4,0
Isobutana (i-C4H10) % Vol 0,68
Butana (n-C4H10) % Vol 0,82
Isopentana (i-C5H12) % Vol 0,27
Pentana (n-C5H12) % Vol 0,18
Heksana (n-C6H14) % Vol 0,08
Karbon Dioksida (CO2) % Vol 6,3
Hidrogen Sulfida (H2S) Ppm 7,75

PROSES DI GAS METERING STATION (GMS).


Gas Metering Station (GMS) berfungsi untuk memisahkan cairan (HHC) yang
terbawa bersama gas di KO Drum, menyaring debu-debu dan kotoran di Filter
Scrubber, mengatur tekanan gas alam sesuai kebutuhan masing-masing pabrik
menggunakan Pressure Control Valve dan mengukur laju alir gas alam
menggunakan Flowmeter Pertamina dan Pusri.
GMS yang dimiliki PT. Pusri berjumlah 4 unit, masing-masing untuk P-IB, P-II,
P-III dan P-IV. Untuk operasional GMS dilaksanakan oleh pabrik Utilitas.
Aliran proses gas alam yang diolah di GMS adalah sebagai berikut:
 Gas alam dari Pertamina masuk ke KO Drum Central Pertamina.
 Dari KO Drum Central Pertamina dibagi untuk keempat GMS P-IB, P-II, P-III &
P-IV.
 Gas alam kemudian masuk ke KO Drum upstream untuk dipisahkan kandungan
liquid HHC.
 Dari KO drum upstream, gas masuk ke Filter scrubber untuk menghilangkan
kotoran-kotoran dan juga liquid HHC.
 Gas kemudian diturunkan diatur tekanannya melalui dua buah control valve.
 Setelah itu gas masuk ke KO Drum downstream untuk dipisahkan kembali
kandungan liquid HHC.

13
POB Saku Utilitas Pusri-III

 Kemudian gas masuk ke KO drum Pusri untuk dipisahkan kembali kandungan


liquid HHC.
 Liquid HHC dikirim ke Burning Pit.

VII. PROCESS CONDENSATE STRIPPER


Condensate Stripper 3201-E berfungsi untuk membersihkan 94.646 kg/jam
condensate amoniak plant dari kandungan CO2 dan NH3 untuk dikembalikan menjadi air
make-up ke demin plant (melalui carbon filter, bercampur dengan filter water) dan urea
plant. Condensate Stripper berisi packing (isian) yang berupa Flexible Ring (Flexiring)
yang berukuran 1” yang berfungsi menyempurnakan kontak antara process water dan
steam LS sehingga proses stripping yang terjadi lebih sempurna.

PROSES DI CONDENSATE STRIPPER


Proses condensate yang berasal dari pabrik Amoniak dengan suhu 124 °C (253
°F) dikirim pada bagian atas Condensate Stripper 3201-E melalui internal distributor.
Condensat yang mengalir ke bawah akan kontak langsung dengan aliran steam low (3,5
kg/cm2) dari bawah ke atas dengan laju aliran 14.711 kg/jam. Kandungan NH3 dan CO2
akan terpisah oleh pemanasan (stripping) dengan steam.
Tekanan operasi di dalam vessel dijaga pada 0,21 kg/cm2 oleh sebuah pressure
controller. Uap bekas yang meninggalkan stripper di-vent melalui exhaust head. Proess
water yang sudah distripping, dengan kadar amoniak < 5 ppm dan conductivity < 25
mmhos, didistribusikan oleh pompa 3210-J dan didinginkan di cooler 3201-C dengan
cooling water sampai temperatur 45 °C.

14
POB Saku Utilitas Pusri-III

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU

Kebutuhan utilitas untuk start-up:

Untuk start-up perlu


N
Plant Bahan Sumber Catatan
O
Pembantu Sendiri Tie-In
Listrik GTG Bisa
Dapat
Water Instrument
Dryer Sulit mengganggu
1 Treatment Air
pabrik lain
Plant
Pompa
River Water Bisa
Sungai
Listrik GTG Bisa
Dapat
Instrument
2 Demin Plant Dryer Sulit mengganggu
Air
pabrik lain
Filter Water WTP Bisa
Listrik GTG Bisa
Instrument Kompresor
3 Plant Air Bisa
Air Dryer Udara
Low Steam LS Header Bisa
Gas Alam GMS Bisa
Cooling Cooling
Bisa
4 GTG Water Tower
Untuk panel
Listrik 120V Battery Bisa
dan control
Dapat
Cooling Filter Water WTP Sulit mengganggu
5
Tower pabrik lain
Listrik GTG Bisa

15
POB Saku Utilitas Pusri-III

Steam WHB / PB Bisa


Dapat
Demin Demin
Bisa mengganggu
Water Plant
6 Deaerator pabrik lain
Listrik GTG Bisa
CW / FW CT / WTP FW Bisa
Dapat
BFW Deaerator Sulit mengganggu
pabrik lain
Dapat
Instrument
Dryer Sulit mengganggu
Waste Heat Air
7 pabrik lain
Boiler
Gas Alam GMS Bisa
I.P Power / Untuk panel
Listrik 120V Tidak
EDG dan control
Exhaust
GTG Tidak
GTG
BFW Deaerator Sulit
Instrument
Dryer Sulit
Package Air
8
Boiler Gas Alam GMS Bisa
I.P Power / Untuk panel
Listrik 120V Tidak
EDG dan control
Instrument
9 GMS Dryer Bisa
Air

I. POMPA SUNGAI (3201-J/JA)


Start-Up Pompa Sungai 3201-J/JA :
1. Siapkan power supply dari TR-35
2. Masukkan / closed-kan CB MCC #39 untuk pompa 3201-J dan 3201-JA

16
POB Saku Utilitas Pusri-III

3. Buka BV “D” (normal operasi posisi terbuka)


4. Buka BV “A”, “B”, misalnya Pompa 3201-J akan di-start
5. Buka BV “C1” atau “C2” ±30%
6. Putar shaft pompa dengan tangan / kunci pipa (harus bisa diputar)
7. Bypass switch vibrator proteksi
8. Tekan switch power motor pompa ke kanan, pompa segera berputar
9. Tekan push button dan normalkan switch vibrator setelah pompa berjalan 10
menit
10. Atur tekanan discharge pompa PG-1 = 60 – 70 psig dengan menutup /
membuka BV “C1” atau “C2”
11. Selanjutnya Pompa normal operasi

Catatan:
1. Apabila pompa akan di-stop secara normal / darurat tekan switch power motor
kekiri, pompa akan segera berhenti. Yakinkan Pompa Standby dengan posisi
switch vibrator bypass
2. Jika pompa sungai dalam keadaan standby, BV discharge harus dalam posisi
terbuka dan CB di MCC #39 posisi closed

II. WATER TREATMENT


Start-Up Water Treatment:
1. Siapkan power supply pada TR-35
2. Jalankan satu unit pompa sungai 3201-J/JA
3. Buat larutan bahan kimia dalam masing-masing tangki dengan level penuh
4. Start motor agitator premix tank 3206-UJM
5. Start motor agitator floctreator 3201-UJM pada speed = 1,5 rpm
6. Buka butterfly valve G1, G2, dan BV “B”
7. Aktifkan sistem backflush dan drain F1, E1 dan F2, E2 secara otomatis di
control room
8. Atur stroke pompa injeksi bahan kimia
o 3202-LJ = 40%

17
POB Saku Utilitas Pusri-III

o 3209-LJ = 10%
o 3207-LJ = 25%
9. Alirkan RW ke inlet premix tank dengan membuka CV “A” sehingga “F1”
menunjukkan indikasi 30%
10. Buka BV “L1” dan “L2” aktifkan injeksi chlorine liquid ±2 kg/jam
11. Atur analisa air pH S1 = 5,8 – 6,2, Turbidity < 5,0 ppm, Cl2 < 5 ppm
bandingkan dengan pH dan turbidity RW
12. Biarkan floctreator overflow setelah analisa turbidity floctreator < 5 ppm, buka
penuh BV “H” air masuk ke Clear Well 3204-F
13. Set stroke 3208-LJ 15%, start pompa injeksi kaustik ke inlet 3204-F, jaga pH
≤8
14. Biarkan 3204-F overflow selama 10 menit untuk membuang kotoran terapung,
buka BV suction / discharge pompa 3203-J, aktifkan Butterfly Valve sand filter
15. Tutup LCV-3033 secara manual
16. Backwash 3202-UA dan UB, UC-F posisi servis, start satu pompa 3202-J
17. Servis-kan 3202-UA dan UB setelah backwash selesai, backwash 3202-UC-F
secara bergantian lalu servis-kan
18. Buka LCV-3033 secara manual sehingga level 3204-F mantap di 92%
19. Biarkan tangki filter water 3201-F overflow selama 15 menit untuk membuang
kotoran terapung dan buka BV drain 10 menit untuk membuang kotoran yang
ada dalam tangki 3201-F
20. Filter water 3201-F siap pelayanan

Backwash sand filter:


1. Drain down selama 30 detik
Tutup FV-1, FV-2 dengan memutar solenoid valve FV-1,2 ke kanan
2. Backwash selama 30 menit
Buka FV-2, FV-4 dengan memutar solenoid valve FV-2,4 ke kanan
3. Rinse selama 10 menit
Buka FV-8 dengan memutar solenoid valve FV-8 ke kanan, tutup FV-2 dengan
memutar solenoid valve FV-2 ke kanan

18
POB Saku Utilitas Pusri-III

4. Servis
Buka FV-1 dan 2, atur pembukaan LC-3033 untuk keseimbangan level filter
water storage 3201-F

Mode Operasi Sand Filter 3202-U:


WAKTU RATE
NO STEP VALVE OPEN
(MENIT) (GPM)
1 Servis 785 FV-1 dan FV-2
2 Drain Down 30 433 FV-10 dan FV-8
3 Backwash 10 3000 FV-2 dan FV-4
4 Rinse 5 785 FV-1 dan FV-8

III. DEMIN PLANT


Persiapan start up:
1. Check pompa 3204-JT/JM kondisi standby, 3204-JT sudah heating up dan siap
servis
2. Buka BV minimum flow 3204-JT/M yang kembali ke FW storage 3201-F
3. Buka BV inlet FV-1 dan BV vent Carbon Filter 3205-UA-D
4. Start pompa 3204-JT/JM lalu isi Carbon Filter
5. Tutup BV FV-1, BV vent carbon filter 3205-UA-D bila kondisi sudah penuh
6. Check kondisi fasilitas injeksi bahan kimia asam sulfat dan kaustik, level
minimum 3004-F = 20 inch, 3003-F = 5 inch
Carbon filter:
1. Atur LC-3036 dengan pedoman tekanan inlet Carbon Filter maksimum 7
kg/cm2g temperatur maksimum 50 oC
2. Lakukan backwash carbon filter selama 10 menit satu persatu sebagai berikut:
o Buka FV-3, 4, dan BV outlet ke sewer
o Atur flow dan BV FV-3, monitor jangan terjadi media carbon filter terikut
o Kirim air bekas backwash ke floctreator via BV-5B
3. Lakukan pembilasan (rinse) selama 5 menit sebagai berikut:
o Tutup FV-3 dan 4

19
POB Saku Utilitas Pusri-III

o Buka FV-1 dan 5, kirim air bekas rinse ke floctreator via BV-5B
4. Servis carbon filter, tutup BV FV-1 dan 2

INLET FILTER WATER


STEAM MS

AV-4
AV-1

AV-3

AV-2 AV-5

AV-9

Mode Operasi Carbon Filter 3205-U:


WAKTU RATE
NO STEP VALVE OPEN
(MENIT) (GPM)
1 Servis 200 FV-1 dan FV-2
2 Backwash 15 400 FV-3 dan FV-4
3 Rinse 5 400 FV-1 dan FV-8
4 Steaming FV-6 dan FV-9

Kation – Anion Exchanger:


Buka butterfly valve CV-1 dan BV vent, isi vessel cation sampai penuh

20
POB Saku Utilitas Pusri-III

Lakukan regenerasi kation sebagai berikut:


1. Backwash 10 – 15 menit, tutup BV vent dan CV-1, buka CV-3 dan CV-4.
Perhatikan aliran backwash jangan sampai resin ikut terbuang
2. Injeksi asam sulfat sebanyak 1,4 inch dari 3003-F, tutup CV-3 dan CV-4, buka
CV-5, CV-6, AS1V1, AS2V2 dan BV dilution acid
3. Start pompa 3008-J, cek SG asam sulfat = 1,02
4. Displace asam sulfat selama 30 menit, stop pompa asam sulfat 3008-J, tutup
AS1V1
5. Rinse kation selama 25 menit, tutup CV-6, AS2V2, BV dilution acid. Buka CV1
dan BV sample acid
6. Servis kation, buka CV-1 dan BV ke anion, tutup CV-5.

H2SO4

CV-6 CV-4

CV-1

CV-3

CV-5 CV-2

VENT

KE NEUTRALIZER POND

Mode Operasi Kation Exchanger 3204-U:


Waktu Flow Valve
No. Step
(menit) (GPM) Open
1. Service - 1&2
2. Backwash 30 250 3&4

21
POB Saku Utilitas Pusri-III

3. Injeksi H2SO4 30 115 6&5


4. Displace 25 113 6&5
5. Rinse 30 300 1&5

Lakukan regenerasi anion sebagai berikut:


1. Isi vessel anion dengan membuka BV AV-1 dan BV vent
2. Backwash 20 menit, perhatikan aliran backwash jangan sampai resin ikut
terbuang
3. Injeksi NaOH sebanyak 2,5 inch, tutup AV-3 dan 4, buka BV dilution, AV-5, AV-
6, CS1V2-1, BV LS. Atur aliran 220 GPM dan temperatur = 50 oC, jalankan
pompa NaoH atur SG = 1,025
4. Soaking NaOH tutup semua valve, biarkan NaOH dalam vessel selama kurang
lebih 30 menit
5. Injeksi NaOH ke-2 sebanyak 4”, tutup AV-3 dan AV-4, buka BV dilution, AV-5,
AV-6, CS1V2-1, BV low steam. Atur aliran 220 GPM, temperatur 50 oC, Jalankan
pompa NaOH atur SG = 1,025
6. Displace NaOH selama 30 menit, stop pompa NaOH, tutup CS1V2-1 dan AV-6.
Atur aliran displace kurang lebih 250 GPM dan temperatur 55 oC
7. Rinse Anion selama 50 menit, tutup BV low steam, BV dilution, CS1V2-1 dan
AV-6. Buka AV-1, BV sample NaOH dan BV sample anion. Aktifkan Conductivity
Analizer = < 25 mmhos/cm
8. Servis tutup AV-5, buka AV-2 dan butterfly valve outlet ke Mixed Bed.

Mode Operasi Anion Exchanger 3203-U:


Waktu Flow Valve
No. Step
(menit) (GPM) Open
1. Service - 1&2
2. Backwash 15 125 3&4
3. Injeksi NaOH I 16 96 6&5
4. Soaking 30 - All Closed
5. Injeksi NaOH II 68 48 6&5

22
POB Saku Utilitas Pusri-III

6. Displace 30 45 6&5
7. Rinse 70 300 1&5

NaOH

CV-6 CV-4
KE KATION
CV-1

CV-3

CV-5 CV-2

VENT

KE NEUTRALIZER POND

Mixed Bed Exchanger


Lakukan regenerasi mixed bed sebagai berikut:
1. Kondisi awal tutup semua valve, kemudian isi vessel dengan membuka MV-11 &
BV vent
2. Condition bed inject NaOH sebanyak 1 inch, tutup MV-11 dan BV vent, buka
MV-5, MV-6, CS2V1, CS2V2, BV dilution dan BV low steam. Atur aliran 110 GPM
dan temperatur 50 oC
3. Conditional bed rinse selama 15 menit, stop pompa NaOH, tutup BV Low steam,
BV dilution, CS2V1, CS2V2 dan MV-6. Buka BV sample NaOH dan MV-11.
4. Backwash selama 15 menit tutup MV-11 dan MV-5, buka MV-3 dan MV-4, atur
aliran jangan sampai resin ikut terbuang
5. Idle selama kurang lebih 2 menit, tutup MV-3 dan MV-4, yakinkan resin dapat
terpindah. Resin anion di atas dan resin kation di bawah
6. Inject acid dan NaOH, buka MV-7, MV-6, CS1V1, CS2V2, BV dilution dan BV

23
POB Saku Utilitas Pusri-III

Low Steam. Atur aliran dilution NaOH = 110 GPM, temperatur = 50 oC. Start
pompa NaOH atur SG = 1,025 konsumsi NaOH = 3” buka AS1V1, AS2V2,
dilution acid, BV sample NaOH dan BV sample acid. Start pompa acid atur SG =
1,02. Tutup BV sample acid (konsumsi acid = 1,0”)
7. Displace acid, inject NaOH, stop Pompa acid. Tutup AS1V1
8. Displace Acid / NaOH selama 30 menit, stop pompa NaOH, Tutup CS2V1
9. Displace Acid, Rinse Anion. Tutup BV Low steam, CS2V2, BV dilution dan MV-6.
Buka MV-11 dan BV sample NaOH
10. Drain down selama 8 menit, tutup AS2V2, BV dilution acid, MV-7, MV-12, MV-
11.
11. Buka MV-10 dan MV-8. Batas level air kurang lebih 2” di bawah sight glass atas.
12. Air mix selama 20 menit, tutup MV-8, buka MV-9 dan regulator PA > 6 kg/cm2g.
PA sebelum dipakai terlebih dahulu dilakukan venting ke udara untuk
membuang kotoran-kotoran yang terdapat di piping.
13. Air mix dan drain down selama 8 menit, buka MV-8 amati kondisi resin tidak
bergerak lagi (stagnan)
14. Slow refill selama 10 menit, tutup regulator PA, MV-9, MV-8, BV sample NaOH,
buka MV-6, MV-10, CS2V2 dan BV dilution NaOH
15. Fast refill selama 5 menit, tutup MV-6, CS2V2 dan BV dilution NaOH, buka BV
sample NaOH, MV-11 biarkan air keluar dari MV-10
16. Final rinse selama 10 menit, tutup MV-10 dan MV-11, buka MV-1, MV-5 dan BV
drain ke sewer. Aktifkan conductivity analyzer hingga conductivity = < 0,2
mmhos/cm
17. Servis tutup BV drain dan MV-5, buka MV-2 dan butterfly valve MV-2. Atur
aliran maksimum 80 – 90 m3/jam

Mode Operasi Mix Bed Exchanger 3202-U:


Waktu
No. Step Valve Open
(menit)
1 Idle 5 All close
2 Backwash 30 3, 4, 10 & vent

24
POB Saku Utilitas Pusri-III

3 Settle 5 All Close


4 Inject Acid / Caustic 30 6, 7 & 12
5 Displace Acid / Caustic 30 6, 7 & 12
6 Rinse 30 11 & 12
7 Drain Down 5 8, 10 & Vent
8 Air Mix 3–5 9, 10 & Vent
9 Air Mix & Drain Down 3–5 8, 9, 10 & Vent
10 Slow Refill 10 6
11 Fast Refill 10 11
12 Final Rinse 30 1&5

IV. WASTE HEAT BOILER


Start Up Deaerator 3002-U:
1. Isi storage deaerator setinggi 75% level
2. Start slow roll 3003-JT sirkulasi via minimum flow
3. Aktifkan Low Steam via PIC-3053, atur tekanan DAH = 0,56 kg/cm2
4. Vent kelebihan tekanan DAH melalui Gate Valve berlubang ukuran 2 inch.
5. Start pompa injeksi Hidrazin 3007-LJ, atur stroke sesuai dengan dosis
6. Naikkan speed 3003-JT untuk mengisi steam drum dengan level 67,5% melalui
BFWCA-3001 / bypass. Buka vent steam drum untuk menghilangkan udara
terperangkap
Pemanasan Waste Heat Boiler dengan Exhaust Gas Hitachi:
1. Buka vent steam drum, vent sebelum BV NRV dan BV isolasi Medium Steam
2. Buka BV drain dan outlet superheater
3. Buka damper bertahap dengan kenaikan temperature 50 oF / jam pada TI-
3005.
4. Pertahankan beban GTG Hitachi 2 – 3 MW dengan temperature exhaust 200 –
250 oC
5. Tutup vent steam drum setelah tekanan mencapai 2,5 kg/cm2g
6. Naikkan tekanan bertahap 10 kg/cm2g per jam
7. Buka BV NRV setelah tekanan mencapai 20 kg/cm2g, aktifkan vent MS PIC-3029

25
POB Saku Utilitas Pusri-III

A dan B
8. Tutup BV vent sebelum NRV bertahap
9. Atur level steam drum pada kondisi normal 60 – 70% sight glass, bila level
terlalu tinggi lakukan blow down intermiten
10. Jalankan Pompa Injeksi Posfat 3008-LJ, atur dosis PO4 = 12 – 14 ppm
Persiapan firing Waste Heat Boiler:
1. Buka cock valve header gas alam
2. Buka cock valve sebelum PIC-3036 B dan PIC-3028
3. Buka BV sesudah Maxon A ke line vent
4. Atur regulator valve gas ke pilot = 5 – 6 psig
5. Buka penuh BV NRV, jangan menyalakan api pada kondisi BV NRV tertutup
Start up Waste Heat Boiler 3003-U:
1. GTG Hitachi sudah beroperasi normal dengan beban 2 – 3 MW / unload tanpa
beban
2. Level steam drum kondisi normal 60 – 70%
3. Toggle scanner A dan B posisi normal tidak pada posisi bypass
4. Udara purge scanner dengan tekanan kurang lebih 0,6 kg/cm2g
5. Buka bypass PIC-3036 dengan tekanan gas = 1 kg/cm2g, atur tekanan gas
alam menggunakan BV vent terbuka seperlunya
6. Check kondisi mercoid panel local tidak ada yang pada posisi TRIP
7. Masukkan power supply CB Panel Control Lokal
8. Switch ON Power Control System, lampu PURGE COMPLETE dan LIMIT nyala
9. Check kondisi PIC-3028 posisi minimum firing terbuka 10%
10. Setelah lampu purge complete menyala dan lampu purge in progress mati
tekan tombol ignition selama 30 detik
11. Monitor lampu purge complete mati dan lampu ignition menyala
12. Monitor api burner melalui view port sight glass telah menyala, segera jumper
salah satu scanner
13. Pertahankan tekanan gas alam tetap 0,6 – 1 kg/cm2g atur menggunakan BV
vent
14. Monitor Maxon A & B mulai membuka, lampu MAIN VALVE ALL BURNER ON

26
POB Saku Utilitas Pusri-III

menyala
15. Pertahankan WHB pada kondisi minimum firing
16. Jalankan pompa injeksi bahan kimia posfat dan amoniak
17. Kondisi normal operasi lampu pada panel local yang menyala adalah:
o Scanner RA, RB
o Limit all burner ON
o Main Valve

Remote control dari panel:


1. Naikkan beban WHB perlahan-lahan minimal 40 Ton / jam
2. Manualkan controller PIC-3036 di panel control room pada pembukaan 0%
3. Buka cock valve sesudah PIC-3036 A di lapangan
4. Tutup bypass PIC-3036 A dengan diimbangi bukaan PIC-3036 di Panel
5. Samakan pembukaan controller PIC-3036 di panel dengan kondisi PCV-3036 di
lapangan kemudian autokan PIC-3036 di Panel Control Room
6. Atur temperature MS = 401 oC menggunakan TIC-3006 spray Desuperheater
7. Buka kurang lebih ¾ putaran continuous blow down steam drum
8. Aktifkan tri-element system: flow steam, level steam drum dan flow BFW

Normal shutdown:
1. Turunkan beban ke minimum firing = 25 Ton/jam dengan tekanan gas = 0,4
kg/cm2
2. Tutup cock valve sesudah PIC-3036 A
3. Stop injeksi posfat dari pompa 3008-LJ ke Steam Drum
4. Tutup BFW ke Steam Drum dari BFWCA-3001, level Steam Drum dijaga normal
= 60 – 70%
5. Tutup BV Isolasi Medium Steam
6. Tutup BV NRV Medium Steam
7. Cooling Down temperature 100 oF/jam
8. Buka BV vent steam drum pada tekanan lebih dari 3,5 kg/cm2g, temperature =
50 oC

27
POB Saku Utilitas Pusri-III

9. Buka MH WHB setelah cooling down selama 6 jam


10. Tekanan steam drum mencapai atmosfir setelah waktu 12 jam, isi kembali
steam drum menggunakan air demin melalui line injeksi posfat sampai keluar
dari vent line BFW & vent steam drum untuk pengetesan hidrostatik bocoran
tube boiler. Pengecekan hidrostatik menggunakan pompa 3003-JT/JM sampai
tekanan 50 kg/cm2g
11. Lakukan blowdown dan pengosongan

V. PACKAGE BOILER
Persiapan start-up, dilakukan setelah mengalami shutdown lama atau setelah TA cold
start:
1. 3007 UJT running speed 2500 Rpm Dumper close 0 %
2. Level steam drum terjaga 50 %, inlet BFW via BFWca 3002 sembari di blow
down intermitten
3. Buka BV header NG atur press gas 3,1 kg/cm2 via by pass PIC 3047 (sebagian
di vent-kan)
4. Yakinkan cock valve inlet burner down stream FV-3008 posisi OPEN dan valve
burner 8 EA full open (FV-3008 10 % OPEN)
5. Dari panel steam klik START BURNER di menu Burner Management System
Purging In Progress Timer :
Ignition On Timer :

6. Lapangan siap-siap atur gas dari by pass PIC-3047 dijaga press 3,1 kg/cm2
Main Flame On (Diiringi bypass 1 scanner) – Timer :
monitor api
Released to DCS Timer :

7. Naikkan pembakaran melalui FV-3008 di imbangi by pass PIC-3047. Kenaikan


temperature cold start 100 oF (37,8 oC) perjam dimonitor di panel steam
hingga minimum firing 25 % open valve FV-3008
8. Dalam keadaan FV-3008 25 % tetap dimonitor level steam drum terpantau di

28
POB Saku Utilitas Pusri-III

level glass 50 %, sekali kali inlet Header superheater di drain utk meyakinkan
line tube superheater benar benar kering
9. Di panel steam dimonitor tekanan steam drum dan temperature steam outlet
superheater (dalam keadaan vent steam drum tetap full open dan vent
superheater ke vent Utilitas Pusri 4 tetap terbuka, NRV dan valve isolasi posisi
close)
10. Aktifkan line injeksi phospat dilanjutkan start pompa phospat diatur stroke
pompa skitar (30 – 40) % tutup BV intermitten blow down. Monitor level
steam drum
11. Naikkan pembakaran via FV-3008. Jika % O2 kurang dari 2 – 3 % tambah
bukaan dumper, Jika tekanan steam drum 40 kg/cm2 arah naik dan
temperature steam outlet superheater mendekati 300 o
C, tutup BV drain
superheater monitoring level glass / level actual steam drum, perlahan lahan
tutup vent steam drum. “yakinkan level benar benar terlihat di level glass
steam drum 47 -50 % center line steam drum”
12. Aktifkan BFWca-3002 yakinkan by pass-nya full close, atur dipanel steam 1
element Auto
13. Yakinkan RV steam drum dan superheater tidak ada yang di gage
14. Jika tekanan steam drum mendekati 45 kg/cm2 dan temperature steam outlet
mendekati 380 oC buka BV isolasi dan buka NRV
15. Hubungi Pusri lain Package Boiler pusri 3 siap ONLINE, tetap dimonitor level
steam drum agar terhindar dari steam basah, tutup perlahan BV vent ke Pusri
4
16. Jika tekanan steam outlet lebih besar dari pada tekanan steam header
termonitor di flow steam produk PB. Naikkan pembakaran manual gas dan
udara dijaga beban awal PB 35 – 45 Ton/jam
17. Aktifkan dan Autokan PIC-3047 yakinkan by pass dan vent-nya tertutup penuh
(atur setting auto di press 3,1 kg/cm2)
18. Naikkan beban sesuai dgn kebutuhan press steam header, tetap dimonitor
level steam drum, press auto PIC-3047, speed turbine bila kurang ditambah
sesuai kebutuhan

29
POB Saku Utilitas Pusri-III

19. Jika level steam drum stabil mengacu ke flow BFW dan Flow steam sama, 3
element-kan
20. Aktifkan line continous blowdown dan aktifkan 3007-F jaga level stabil di (50 –
60)% level glass 3007-F
21. Hubungi laboratorium tuk cek PH 8,5 - 9,5, conductivity < 100 mmhos, SiO2
< 0,5 ppm

Shutdown Package Boiler 3007-U:


1. Turunkan beban PB 3007-U secara bertahap menuju 25 Ton/Jam (minimum
firing). Dengan cara mengurangi GAS dan UDARA secara manual.
2. Stop injeksi phospat dan amankan pompa 3012-LJ, dan amankan switch
power
3. Jika beban sudah 25 Ton/Jam manualkan PIC-3047
Dari panel steam: Bisa dengan Meng-Klik EMERGENCY SHUT DOWN dan Bisa
juga PIC-3047 dalam posisi manual atur press gas hingga LGP
Jika PB sudah trip yakinkan Maxon valve 1 dan 2 posisi auto Close, Maxon
valve Vent auto OPEN. Tutup cock valve Up stream dan Down stream PIC-
3047 (manual close panel local), buka vent dan tutup header cock valve Down
stream FV-3008 (manual close panel steam)
4. Pertahankan FD FAN 3007-UJT tetap running (cooling down ruang bakar),
turunkan speed bertahap
5. Turunkan temperature steam drum 100 oF perjam. Atur level steam drum
tetap stabil 50 %
6. Buka BV vent superheater ke Pusri 4, tutup BV isolasi steam header PB, tutup
NRV pada tekanan steam drum 400 – 350 Psig, buka BV drain superheater
hati-hati panas
7. Buka BV vent steam drum jika tekanan steam drum 50 Psig
8. Stop F D FAN 3007-UJT, tutup BV MS inlet dan outlet turbine yakinkan 3007-
UJT LO Pump auto start (cooling down turbine) buka semua BV drain turbine.
Tutup damper 0 %
9. Jika tidak adak lagi steam yang keluar dari vent steam drum, buka BV blow

30
POB Saku Utilitas Pusri-III

down intermitten dan bila perlu kosongkan steam drum.

VI. COOLING TOWER


Persiapan start-up cooling tower:
1. Water Treatment plant sudah service dan operasi normal
2. Yakinkan pompa 3205-JT / JM siap operasi
3. Yakinkan power listrik sudah tersedia
4. Yakinkan sumber steam MS dan LS tersedia
5. Pompa 3209-JAT / JBT / JCM telah siap (BV suction dan discharge full open)
6. ID fan telah siap (3204 U1-U5)
7. Chemical telah siap
8. Buka BV Hot Water return (All valve Marley full open)
9. Basin telah bersih / siap
10. Yakinkan LC-3010 siap operasi (full open)

Start-Up Cooling Tower:


1. Start pompa make up 3205-JT / JM to cooling water
2. Isi basin cooling tower dengan filter water sampai penuh
3. Over flowkan level basin untuk membuang kotoran dan minyak-minyak yang
terbawa
4. Hubungi Ammonia plant untuk flushing line CW
5. Start pompa cooling water yang digerakkan motor (3209-JCM) dengan
memperhatikan indikasi AMPERE tidak melebihi AMPERE maksimum agar tidak
trip (dengan cara mengatur bukaan discharge pompa)
6. Lakukan flushing line CW dan HW (reference prosedur Teknik Proses).
7. Lakukan pasivasi cooling water system dengan injeksi corrosion inhibitor (PO4)
high dosis (reference prosedur Teknik Proses dan Vendor Chemical)
8. Start ID fan (3204 U1-U5) bila temperature HW return mulai naik
9. Bila steam dari Ammonia plant telah tersedia start pompa turbine (3209 JAT /
JBT) sesuai dengan kebutuhan
10. Perhatikan level basin

31
POB Saku Utilitas Pusri-III

Shutdown Cooling tower 3204-U:


1. Stop pompa bahan kimia 24 jam sebelum shutdown atau sesuai rekomendasi
Teknik Proses
2. Stop pompa 3209-JAT/JBT/JCM yang servis
3. Stop ID Fan 3204-U1-5 satu persatu, open-kan breaker di 3003-K
4. Tutup BV Inlet LC-3010 dan BV bypass untuk make-up basin cooling tower
5. Tutup semua BV discharge 3209-JAT/JBT/JCM bila diperlukan
6. Tutup BV vacuum sistem yang ke Surface Condenser 101-JC
7. Blowdown basin 3204-U, kosongkan bila diperlukan

Prosedur start Pompa Turbine 3209 JAT / JBT


Persiapan
1. Hubungi Ammonia Plant
2. Personel mekanik mendampingi bila perlu
3. Yakinkan steam MS dan LS tersedia dari Ammonia plant
4. Yakinkan vaccum condenser di ammonia plant telah siap (dengan menghubungi
amm plant)
5. Yakinkan condensat sealing tersedia dari amm plant
6. Yakinkan level Lube oil di governor, bearing motor, bearing pompa dan di
gearbox tercukupi
7. Yakinkan cooler LO siap operasi
8. Yakinkan BV suction dan discharge full open
9. Yakinkan vent casing pompa posisi open 50% (untuk membuang udara yang
terjebak di casing pompa)
10. Yakinkan line sealing pompa sudak aktif (BV harus full open)
11. Auto kan relief valve outlet steam turbin

Start Pompa Turbine 3209 JAT / JBT (Test vaccum tubine)


1. Personel mekanik yakinkan mekanisme governor dan system trip turbine di
posisi siap start

32
POB Saku Utilitas Pusri-III

2. Start Aux LO pump yakinkan sirkulasi oli lancar dan press LO termonitor
3. Tutup BV vaccum exhaust turbine
4. Yakinkan BV drain casing turbine terbuka
5. Aktifkan seal steam turbine
6. Aktifkan condensat sealing ke RV exhaust turbine
7. Buka BV steam header ke turbine, start slow roll (500 Rpm)
8. Yakinkan steam yang keluar dari BV drain casing turbine benar-benar kering
(jika kering tutup perlahan)
9. Karena RV outlet turbine posisi auto (yakinkan steam yang keluar lancar,
terindikasi dari katup RV yang bekerja)
10. Naikkan speed bertahap menuju MGS (Minimum Governor Speed 2700 Rpm
refrence Mekanik)
11. Buka perlahan BV vaccum exhaust turbine (di monitor personel Amm plant)
12. Yakinkan vaccum bekerja terindikasi dari menutupnya RV exhaust turbine
13. Naikkan speed menuju speed normal 3550 Rpm
14. Bila tidak ada udara yang keluar dari venting casing pompa, tutup BV vent
casing pompa
15. Stop Aux LO pump (di posisikan AUTO)
16. Yakinkan turbine normal operasi (cek visual kelainan turbine) bila dibutuhkan
cek vibrasi oleh Teknik Andalan
17. Amati level basin

Stop pompa Turbine 3209 JAT / JBT


1. Hubungi ammonia plant
2. Turunkan speed hingga MGS (Minimum Governor Speed)
3. Yakinkan Aux LO pump Auto start
4. Tutup BV steam MS inlet turbine (bila diperlukan tutup BV vacum exhaust
turbine)
5. Buka BV drain casing turbine
6. Tutup BV seal steam turbine
7. Tutup BV condensate sealing RV

33
POB Saku Utilitas Pusri-III

8. Cooling down hingga temperature LO < 35 C (stop Aux LO pump)


9. Non aktifkan cooler LO
10. Bila ada perbaikan mingikuti reference Mekanik

Prosedur Start Pompa Motor 3209-JCM:


1. Hubungi Ammonia plant
2. Operator panel listrik siapkan power dengan memonitor speed GTG
3. Yakinkan level basin aman 95 – 98 %
4. Yakinkan level Lube oil di bearing motor, bearing pompa dan di gearbox
tercukupi
5. Yakinkan suction full open dan discharge open (40% tuk hindari ampere motor
berlebih sehingga berdampak trip)
6. Yakinkan vent casing pompa posisi open 50% (untuk membuang udara yang
terjebak di casing pompa)
7. Yakinkan line sealing pompa sudak aktif (BV harus full open)
8. Yakinkan cooler LO sudah siap
9. Yakinkan power di MCC 34 tersedia dan ready (breaker close)
10. Start motor (di dampingi oleh operator ammonia plant bila dibutuhkan)
11. Amati ampere motor
12. Bila tidak ada udara yang keluar dari venting casing pompa, tutup BV vent
casing pompa
13. Amati dan periksa bearing-bearing yakinkan panas dan vibrasinya normal (bila
kurang yakin minta bantuan Teknik Andalan tuk pengecekan vibrasi)
14. Amati level basin

VII. GAS TURBINE GENERATOR


Persiapan start up:
1. Cooling water, tekanan minimum = 4 kg/cm2g, temperature maksimum = 32
o
C. Buka semua valve dan periksa kondisi aliran
2. Lube oil, level tangki minimum = 50%, tekanan minimum = 1,3 kg/cm2g,
temperatur maksimum DT2 = 55 oC. Periksa aliran pada semua Sight Glass

34
POB Saku Utilitas Pusri-III

Flow
3. Fuel, tekanan minimum = 14 kg/cm2g. Tutup secara manual Throttle Valve ke
Starting turbine dan buka fuel gas valve ke Starting Turbine.

Start-up 3006-J menggunakan PC Turboview:


1. Klik menu “CRT Format” menggunakan tombol mouse kanan akan tampil:
FUEL GEN CONTROL GEN_MODES
GEN_STATUS LUBE OVERVIEW
PERMISSIVE START_UP TEMPERATURE
Arahkan pointer menggunakan “Ball Mouse” pada menu “PERMISSIVE” klik
menggunakan tombol kiri, perhatikan pada tampilan “STARTUP PERMISSIVE”
semua berwarna hijau:
ALL TRIPS CLEAR
FLAME DETECTOR OFF
ZERO SPEED
FUEL VALVE CLOSED
MASTER OPERATION SELECTION BUTTON POSITION OK
EMERGENCY LUBE OIL PUMP VOLTAGE OK
Pada kotak ready to start berwarna kuning
2. Pindahkan selector switch “OFF, CRANK, FIRE, AUTO, REMOTE” ke REMOTE,
kemudian tekan tombol EXECUTE pada menu Permissive di depan Execute
merah.
3. Klik menu “CRT FORMAT” menggunakan tombol mouse kanan arahkan pointer
menggunakan Ball Mouse pada menu “START UP” klik tombol kiri pada layar
dengan urutan:
1. SHUTDOWN 8. STOP VALVE OPEN
2. READY TO START 9. WARM UP
3. CRANK 10. ACCELERATING
4. START-UP CLURCH 11. READY TO SYNCH
5. PURGE 12. GEN. BRK. CLOSED
6. FIRING 13. 14 HR

35
POB Saku Utilitas Pusri-III

7. IGNITOR ON 14. 14 HM
Perhatikan pada daftar Start-Up, Sequence-Pusri, READY TO START berwarna
kuning, bila belum tekan tombol stop, start 2x Timer Pompa Lube Oil Ratchet
bekerja
4. Pindahkan pointer ke kotak START, klik tanda lingkaran hitam dengan tombol
kiri. Klik kembali kotak START dengan tombol kiri
5. Monitor sequence start-up akan berurutan dari no.2 sampai dengan no.11
ditandai dengan masing-masing perubahan warna menjadi kuning, perubahan
sequence start-up disesuaikan dengan setting TIME REMAIN masing masing
6. Perhatikan pada akhir sequence start-up speed = 5100 rpm, beban = 0 MW
generator siap synchronizing
Closed-kan automatic voltage regulator (AVR):
1. Perhatikan 3006-J pada normal speed = 5100 rpm kondisi unload
2. 52-L incoming breaker di switch gear (3002-K) pada posisi CLOSED
3. Pindahkan MAN EXISTER ke posisi MANUAL dan closed-kan field breaker
apabila akan memasukkan AVR secara manual
4. Pindahkan MAN EXISTER ke posisi AUTO apabila akan memasukkan AVR secara
auto dengan cara auto field breaker akan close secara auto
5. Pada saat field breaker closed voltage generator = 13,8 kV sama dengan bus
voltage, apabila voltage generator < 13,8 kV raise Field Current Control untuk
menaikkan voltage generator = 13,8 kV

Synchronizing:
1. Informasikan ke masing-masing pabrik GTG P-III siap untuk synchronizing
beroperasi parallel dengan GTG Hitachi yang lain
2. Perhatikan kondisi generator voltage lebih tinggi 0,5 Volt dari Bus Generator
3. Yakinkan pada monitor Turboview Personal Computer MW SP = 2 MW
4. Pindahkan selector switch Synchronizing pada posisi AUTO/MANUAL. Pada
kondisi synchronizing auto synchroscope secara auto akan berputar ke arah
FAST, saat synchroscope berada pada posisi puncak Breaker 52-G akan Close
5. Monitor pada Turboview / Meteran Power listrik setelah 52-G closed beban akan

36
POB Saku Utilitas Pusri-III

naik bertahap menuju 2,0 MW speed 5100 rpm. Pada kondisi ini generator
hitachi 3006-J beroperasi parallel dengan GTG hitachi yang lain
6. Pindahkan kembali selector switch synchronizing ke posisi “OFF”

Menaikkan beban GTG Hitachi melalui Turboview PC:


1. Perhatikan MAX PF, Gen. Volt dimana PF pada posisi LEAD dengan PF = 0,8
atau sesuaikan grafik
2. Klik menggunakan tombol kiri GEN – CONTROL, arahkan pointer ke Auto
Sequence lakukan perubahan dari hijau ke merah
3. Klik menu PUS OVR VW menggunakan tombol kiri, pada monitor tambil menu
TURBINE OVER VIEW
4. Arahkan pointer ke kotak hitam MWSP, klik tombol kiri arahkan kembali ke NEW
ketik menggunakan keyboard angka MW yang diinginkan. (Note: hati-hati
penulisan angka titik (.) terbaca koma, koma (,) terbaca titik)
5. Yakinkan setting beban sudah sesuai dengan yang dikehendaki, tekan EXECUTE
6. Kembalikan Auto sequence menjadi hijau apabila MW means sudah sesuai yang
dikehendaki

Start Crank:
1. Siapkan personil dan mobil safety agar standby selama proses crank
2. Buka BV gas bumi ke starting turbine
3. Tampilkan menu PERMISSIVE – PUSRI
4. Pindahkan selector switch “OFF, CRANK, FIRE, AUTO, REMOTE” ke CRANK
5. Tekan tombol execute, perhatikan pada menu PERMISSIVE – PUSRI selector
button position crank berwarna merah
6. Tampilkan menu Startup sequence – pusri
7. Tekan tombol start warna hijau satu kali dan tekan tombol execute warna
kuning satu kali, ready to start berwarna kuning, tekan kembali tombol start
8. Perhatikan menu STARTUP SEQUENCE – PUSRI CRANK, STARTING CLUTCH
9. Putar starting valve 12 – full open, speed turbine naik bertahap pada kondisi
crank speed ± 3000 rpm

37
POB Saku Utilitas Pusri-III

Start Crank:
1. Tampilkan menu startup sequence – pusri
2. Tekan tombol stop berwarna merah
3. Tekan tombol execute berwarna kuning
4. Tutup BV gas bumi yang menuju ke starting turbine
5. Monitor penurunan speed, pada speed 0 rpm time remain HYDRAULIC
RATCHET akan bekerja mulai 180 – 0 second. Pada time remain = 0 second
hydraulic ratchet start otomatis, ditandai dengan menu status pada hydraulic
ratchet berwarna merah

Tes over speed trip (OST):


1. Tampilkan menu startup sequence – pusri
2. 3006-J normal speed 5100 rpm
3. Putar kunci OST enable ke kanan
4. Tekan tombol lampu hijau over speed test, perhatikan:
o Speed turbine akan naik ke otomatis
o Pada speed = 5700 rpm, turbine akan OST
o Mechanical OST di lapangan posisi lepas (trip)
o Reset kembali mechanical OST dengan cara menarik handle nya
o Pompa lube oil secara otomatis akan start
o Perhatikan pompa hydraulic ratchet pada speed turbine 0 dengan interval
180 detik akan start

Melepas incoming breaker (52-L):


Melepas incoming breaker tidak dibolehkan pada kondisi 3006-J
running sudah menghasilkan listrik (52-G closed). 3006-J normal speed unload,
melepas incoming breaker 52-L pada kondisi 52-AR mengakibatkan GTG
shutdown. WHB ketika 3006-J pada normal speed unload dapat menghasilkan
steam sebanyak 70 ton/jam.
1. Pindahkan selector 52-AR ke 52-AS

38
POB Saku Utilitas Pusri-III

2. Pindahkan handel di luar pintu incoming breaker (52-L) ke posisi trip, warna
hijau
3. Turunkan breaker incoming 52-L ke posisi lower
4. Apabila ada pekerjaan di TRAFO GENERATOR, GAC, ground-kan Knift Switch
Trafo terlebih dahulu
5. Panaskan Knift Switch Trafo Generator dengan lampu 500 watt sebanyak 3
buah apabila incoming breaker posisi open dalam waktu lama, pemanasan
dilakukan untuk menghindari kelembaban

Mengaktifkan kembali incoming breaker (52-L):


1. Yakinkan kondisi instalasi listrik incoming breaker tidak lembab bila diperlukan
lakukan megger oleh pihak pemeliharaan listrik
2. Naikkan breaker incoming (52-L) pada posisi raise
3. Pindahkan handle incoming di luar pintu ke posisi close warna merah
4. Perhatikan bus voltage di panel generator menunjukkan voltage sama dengan
voltage bus incoming di switch gear 3002-K (13,4 kV) di monitor
5. Pindahkan selector 52-AS ke 52-AR di belakang panel retrofit
6. Reset sebanyak 2x tombol putih pada monitor display computer panel utama
apabila tampilan saat memindahkan 52-AS ke AR hilang

Shutdown generator Hitachi 3006-J:


1. Informasikan bahwa GTG Pusri-III akan normal shutdown
2. Klik menu “CRT-FORMAT” menggunakan tombol mouse kanan, klik
menggunakan tombol kiri pada overview
3. Turunkan beban bertahap menuju 2 MW
4. Pada panel load shedding ikuti prosedur normal shutdown:
o Arahkan cursor ke NOR S/D
o Tekan kotak ON, timer 60 detik akan bekerja
o Shutdown-kan GTG dalam waktu kurang dari 60 detik
o Pada panel load shedding 52-G P3 berubah warna menjadi merah
o Jangan melakukan reset pada load shedding warna merah ke hijau

39
POB Saku Utilitas Pusri-III

sebelum incoming breaker 52-L dilepas bila akan shutdown lama. Hal ini
akan menyebabkan target trip ter-shedding
5. Open-kan field breaker AVR
6. Tampilkan menu start_up dari CRT FORMAT, klik tombol kotak hitam
menggunakan tombol kiri, klik kembali STOP pada menu tampilan berikutnya.
Pada kondisi tersebut turbine akan shutdown, speed turbine turun bertahap ke
nol.
7. Perhatikan kondisi hydraulic ratchet pada speed 0 rpm, ratchet time remain
bekerja dimulai dari 180 sec, pada saat time remain ratchet = 0 sec, pompa
hydraulic ratchet di lapangan akan start
8. Monitor temperature lube oil apabila < 100 oC, main lube oil dan ratchet pump
bisa di stop.

Switch cooler LO GTG Hitachi 3006-J:


1. Buka BV bypass LO, yakinkan cooler yang akan diaktifkan terisi LO dilihat dari
SG
2. Buka BV CW dan HW, operasikan parallel terhadap kedua cooler
3. Switch LO buka menggunakan kunci tracker ke cooler yang akan diaktifkan
secepat mungkin, yakinkan aliran LO melalui SG sudah seluruhnya dialirkan ke
cooler yang aktif
4. Tutup BV CW dan HW ke cooler yang akan di-nonaktifkan
5. Buka penuh VTR-1, throttle BV HW ±terbuka 60% sampai temperature DT-2 =
52 oC

VIII. CONDENSATE STRIPPER


Persiapan start up:
1. Aktifkan Condensate Stripper Cooler 3201-C
2. Heating-Up Condensate Stripper 3201-E menggunakan Low Steam
3. Yakinkan Pompa 3201-J siap servis
4. Yakinkan valve drain process water dan drain vent terbuka

40
POB Saku Utilitas Pusri-III

Start-Up Condensate Stripper 3201-E:


1. Aktifkan Low Steam ke Condensate Stripper via FICa-3021
2. Aktifkan PICa-3057 dengan tekanan 0,21 kg/cm2g
3. Alirkan Process water dari pabrik Amoniak-III, Jaga level sight glass = 50%
4. Analisa outlet stripper bila kondisi pH < 10, NH3 < 5 ppm, Conductivity < 100
mmhos/cm
5. Buka BV diatas Rack Sewer Lift Pump
6. Start Pompa 3210-J, kirim Process Condensate Water ke Inlet Carbon Filter
3205-U
7. Tutup BV Drain Process Water yang ke sewer

Shutdown Condensate Stripper 3201-E:


1. Drain inlet Process Water dari Pabrik Amoniak-III ke sewer
2. Tutup BV Process Water ke Condensate Stripper 3201-E
3. Tutup FICa-3012 dan BV Isolasi Low Steam ke Condensate Stripper 3201-E
4. Buka vent exhaust FICa-3057 ke atas Condensate Stripper 3201-E
5. Stop Pompa 3210-J, Drain level condensate stripper 3201-E

Emergency Shutdown Condensate Stripper 3201-E:


1. Dilakukan bila terjadi hal-hal berikut:
o Analisa Outlet Condensate Stripper > 5,0 ppm, conductivity > 100
mmhos/cm
o Terjadi gangguan low steam
o Terjadi gangguan udara instrument
2. Buka BV drain process water dari pabrik Amoniak-III ke sewer
3. Stop pompa 3210-J, tambah LS ke condensate stripper bila memungkinkan
4. Switch manual FICa-3021 dan PICa-3057 bila terjadi gangguan udara
instrument

41

Anda mungkin juga menyukai