PENDAHULUAN
1
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini antara lain:
1. Untuk mengetahui peluang munculnya jenis kelamin betina atau jantan
dengan menggunakan koin
2. Untuk mengetahui peluang munculnya fenotip pada persilangan
monohybrid dengan menggunakan kancing baju (2 warna)
3. Untuk mengetahui peluang munculnya berbagai macam fenotip pada
persilangan dihibrid dengan menggunakan kancing baju (4 warna).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.3. Monohibrid
Persilangan monohybrid merupakan persilangan yang hanya menggunakan
satu macam gen yang berbeda atau menggunakan satu tanda beda. Ada pasangan
gen pada kromosom homolognya yang berpengaruh terhadap suatu sifat. Melalui
percobaan yang dilakukan oleh mende maka dapat lebih mengerti mengenai
pengaruh alel yang memberikan variasi pada bentuk atau fenotip makhluk hidup
(Ferdinand dan Moekti Ariebowo, 2007).
3
Mendel mengawini bunga ercis berwarna ungu dengan bunga ercis
berwarna putih. Perkawinan induk ini dinamakan dengan parental (P). hasil
perbandingan anakan yang diperoleh disebut dengan filial (F) (Ferdinand dan
Moekti Ariebowo, 2007).
Pada beberapa kasus, terdapat gen sealel yang tidak dominan terhadap
lainnya. Keadaan ini disebut dominan tidak penuh. Pada dominan tidak penuh,
individu heterozigot memiliki fenotp pencampuran dari kedua sifat gen sealel.
Sifat ini disebut intermediet (Ferdinand dan Moekti Ariebowo, 2007).
2.4. Dihibrid
Persilangan Dihibrid adalah perkawinanantara dua individu dari spesies
yang sama yangmemiliki dua sifat berbeda. PersilanganDihibrid sangat
berhubungan dengan hukum Mendel II yang berbunyi “independentassortment of
genes” atau pengelompokan gen secara bebas. Hukum ini berlaku
ketikapembentukan gamet, dimana gen sealel secarabebas pergi ke masing-masing
kutub ketikameiosis. Hukum Mendel II disebut juga hukumasortasi. Sama halnya
dengan monohibrid,dihibrid pun mengenal sifat dominan danintermediet,Contoh
persilangan dihibrid misalnyadalam persilangan tanaman biji/kacang ercis.Dimana
sifat biji pertama berbentuk bulat danberwarna kuning, dan kedua sifat
tersebutdominan terhadap sifat lainnya. Sedangkan padabiji kedua berbentuk kisut
dan berwarna hijau (Akbar,R.T dkk, 2015).
4
dari hukum mendel yang seharusnya pada keturunan kedua (F2) memiliki
perbandingan fenotipe 9 : 3 : 3: 1 (Abdurahman, Deden, 2006).
Empat tahun kemudian, seorang sarjana Amerika bernama T.H. Morgan
dapat memecahkan misteri tersebut. Beliau menemukan bahwa kromosom
mengandung banyak gen dan mekanisme pewarisannya menyimpang dari hukum
mendel. Saat ini lalat buah memiliki kira-kira 5000 gen, padahal lalat buah hanya
memiliki 4 proses kromosom. Kesimppulannya, dalam sebuah kromosom tidak
hanya terdiri dari sebuah gen saja, melainkan puluhan hingga ratusan gen
(Abdurahman, Deden, 2006).
Gen memiliki peran tersendiri dalam menumbuhkan karakter, tetapi ada
beberapa gen yang saling berinteraksi dengan gen lain dalam menumbuhkan
karakter. Gen-gen tersebut terdapat pada kromosom yang sama atau pada
kromosom yang berbeda (Abdurahman, Deden, 2006).
Interaksi antargen akan menimbulkan perbandingan fenotipe keturunan
yang menyimpang dari hokum mendel, hal ini disebut penyimpangan semu
hukum mendel. Menurut hukum mendel pada perbandingan fenotipe F2 pada
persilangan dihibrid adalah 9 : 3 : 3 : 1. Apabiala terjadi penyimpangan dari
hokum mendel perbandingan tersebut akan berubah menjadi 9 : 3 : 4, 9 : 7, atau
12 : 3 : 1. Perbandingan tersebut merupakan hasil dari interaksi gen. perbandingan
tersebut menyebabkan penyimpangan hokum mendel memiliki 5 bentuk, yaitu
komplementer, polimer, epistasis, hypostasis dan kriptomeri (Abdurahman,
Deden, 2006).
5
2.6.2. Dasar-dasar Uji Chi Kuadrat
Dalam uji chi kuadrat kita membandingkan datahasil pengamatan
kita dengan nilai hipotesis tau yang diharapkan. Data hasil pengamatan
kita disebut observesed dan diberi lambang 0, sedang data atu perbandingan
hipotesis yang diharapkan dinamakan expected dan diberi lambang e.
Untuk melakukan uji chi kuadrat harus menghitung nilai chi kuadrat (x 2)
dengan rumus (Irawan, Bambang, 2010).
X2 = (0 – e)2
e
Atau
X2 = d2
E
(x2) : nilai chi kuadrat
O : nilai hasil pengamatan kita
E : nilai yang diharapkan
: jumlah
D : |o - e|
Setelah mendpatkan nilai chi kuadrat, maka nilai tersebut kita
bandingkan dengan nilai yang ada di dalam tabel chi kuadrat. Untuk
membandingkan nilai tersebut yang pertama kita perlukan adalah
menentukan nilai derajat kebasaan daridata kita yang sebenarnya n-1. Nilai
n menunjukkan jumlah kelas fenotip (Irawan, Bambang, 2010).
6
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
7
Peluang Monohibrid
1. yang pertama dilakukan yaitu disiapkan manik genetika yang berwarna
merah dengan jumlah 40 pasang dan manik genetika yang berwarna
kuning dengan jumlah masing-masing 40 pasang. Warna disesuaikan
dengan ketersediaan di lab.
2. Disiapkan wadah dua buah
3. Dimasukkan manik genetika berwarna merah dan kuning yang masing-
masing 20 buah kedalam salah satu wadah.
4. Dimasukkan manik genetika berwarna merah dan kuning yang masing-
masing 20 buah kedalam wadah lainnya.
5. Diambil manik genetika dari kedua gelas secara bersamaan dan diacak.
Kemudian dicatat hasil gari pengambilan acaknya dan dibuat
perumpamaan merah (panjang) dominan terhadap kuning (pendek). Lalu
dibuat tabel berdasarkan hasil pengambilan benik genetika secara acak
tersebut.
6. Hasil pengambilan acak benik genetika tersebut dihitung dengan
menggunakan analisis chi kuadrat.
7. Kemudian hasil dari pengambilan acak benik genetika tersebut di buat
kesimpulan apakah sesuai dengan hukum mendel atau menyimpang dari
hukum mendel 1.
Peluang Dihibrid
1. Dipersiapkan manik genetika berwarna merah, kuning, hitam dan hijau
yang masing-masing berjumlah 40 pasang.
2. Disiapkan empat buah wadah.
3. Dimasukkan manik genetika berwarna merah dan kuning yang masing-
masing 20 buah kedalam wadah pertama dan kedua. Dimasukkan manik
genetika berwarna hitam dan hijau yang masing-masing 20 buah kedalam
wadah ketiga dan keempat.
4. Kemudian diambil benik genetika dari tiap wadah tersebut secara acak.
Lalu dihitung dan dimasukkan hasilnya kedalam tabel. Dengan keterangan
: M = Merah (sifat berwarna merah/dominan) m= kuning (sifat berwarna
8
putih/resesif) p= hitam (sifat panjang/dominan) p= hijau (sifat
pendek/resesif).
5. Dicatat hasil pengambilan acak yang telah dilakukan. Dibuat tabel dari
hasil pengambilan acak yang telah dilakukan tadi dan dibuat perhitungan
menggunakan teknik chi kuadrat dan dibandingkan dengan tabel chi
kuadrat.
6. Dibuat kesimpulan dari hasil pengambilan acak yang telah dilakukan,
apakah sesuai dengan hukum Mendel II atau menyimpang dengan hukum
Mendel II
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Tabel 1. Hasil Peluang Koin
Jantan Betina Jumlah
Jumlah individu yang 57 43 100
diamati
Jumlah individu yang 50 50 100
diharapkan
10
Tabel 2. Hasil Monohibrid
Panjang Pendek jumlah
Jumlah individu yang di 30 10 40
amati
Jumlah individu yang 30 10 40
diharapkan
Monohibrid
Biru = M_ (panjang)
Kuning = mm (pendek)
Individu yang diharapkan =
M_ = 3⁄4 × 40 = 30
Mm = 1⁄4 × 40 = 10
Derajat kebasaan = 1
2-1 = 1 (3,84)
Analisis chi-kuadrat:
X2 = ∑ (Ft diamati – Ft harapan)2
F
= (30-30)2 : 30 + (10-10)2 : 10
=0
Kesimpulan:
Setelah dihitung dengan chi kuadrat hasilnya 0 yang mana hasil tersebut lebih
kecil dibandingkan 3,84 sehingga diterima artinya percobaan ini sesuai dengan
yang diharapkan.
Diagram persilangan
P1 = M × m
(merah) (kuning)
G1 = M → m
F1 = Mm (merah)
G2 = Mm × Mm
11
F2
M M
M MM Mm
m Mm mm
MM : Mm : Mm : mm
(merah) (merah) (merah) (kuning)
1:2:1
Dihibrid
Merah = M_
Putih = mm
Panjang = P_
Pendek = pp
Jumlah individu yang diharapkan :
M_P_ = 9⁄16 × 40 = 22,5
12
Analisis chi-kuadrat =
X2 = ∑ (Ft diamati – Ft harapan)2
F
= (24-22,5)2 : 22,5 + (7-7,5)2 : 7,5 + (7-7,5)2 : 7,5 + (2-2,5)2 : 2,5
= 0,1 + 0,033 + 0,033 + 0,1
= 0,266
Kesimpulan:
Dari hasil yang diperoleh, jika dibandingkan dengan nilai tabel chi kuadrat
ternyata menghasilkan data lebih kecil dari tabel Chi kuadrat ternyata
menghasilkan data lebih kecil dari tabel chi kuadrat yaitu 0,266<7,82. Sehingga
deterima artinya percobaan ini sesuai dengan yang diharapkan.
Diagram Persilangan:
P1 = MP × mp
(merah panjang) (putih pendek)
G1 = MP → mp
F1 =MmPp
P2 = MmPp × MmPp
G2 = MP MP
Mp Mp
mP mP
mp mp
F2 MP Mp mP mp
MP MMPP MMPp MmPP MmPp
Mp MMPp MMpp MmPp Mmpp
mP MmPP MmPp mmPP mmPp
mp MmPp Mmpp mmPp mmpp
F2 = 9 M_P_ 9 : 3 : 3 : 1
3 M_pp (merah panjang)(merah pendek)(kuning panjang)(kuning pendek)
3 mmP_
1 mmpp
13
4.2. Pembahasan
Menurut, Wildan (2003), peluang merupakan peristiwa yang diharapkan.
Yaitu perbandingan antara peristiwa yang diharapkan itu dengan semua peristiwa
yang mungkin terjadi pada suatu objek.
Pada percobaan pertama dilakukan dengan menggunakan koin untuk
mengetahui peluang munculnya laki-laki atau perempuan. Percobaan ini
dilakukan dengan melempar koin keatas kemudian setelah jatuh akan muncul
angka atau gambar, sebelumnya di tentukan permisalan terlebih dahulu yaitu sisi
yang angka untuk jantan dan sisi yang gambar untuk betina. Maka setelah
dilempar kemudian muncul angka berarti dicatat sebagai munculnya individu
jantan begitu seterusnya sampai 100 kali, maka dari percobaan yang dilakukan sisi
yang angka muncul 57 kali yang menunjukkan individu jantan dan sisi gambar
muncul 43 kali yang menunjukkan munculnya individu perempuan, hasil ini
sesuai dengan yang diharapkan karena hasil yang di harapkan dari masing-masing
individu adalah 50, dan derajat kebebasanya adalah 1, kemudian setelah di analisis
dengan menggunakan chi-kuadrat ternyata menghasilkan data lebih kecil dari
tabel shi kuadrat yaitu 1,96 < 3,84 sehingga percobaan ini sesuai dengan harapan.
Kemudian pada percobaan kedua menggunakan kancing baju untuk
menguji persilangan monohibrid dengan Hukum Mendel 1 yaitu hukum segregasi
yang berbunyi“ pada pembentukan gamet, gen yang merupakan pasangan akan
disegregasikan ke dalam dua sel anak” Untuk mengujinya digunakan kancing baju
warna merah dan warna kuning masing-masing 40 pasang untuk kemudian di
buka kancingnya dan di pisahkan pada dua wadah sebagai F1 sehingga pada
masing-masing gelas itu terdapat jumlah kancing baju warna merah dan warna
kuning sama banyak, lalu praktikan mengambil secara acak dari wadah yang satu
dan yang satunya lagi kemudian dipasangkan, barulah kemudian di baca sifat
fenotipe yang muncul setelah sebelumnya di tentukan merah untuk sifat panjang
dan kuning untuk sifat pendek, lalu setelah dihitung hasil yang diperoleh untuk
sifat panjang (kancing warna merah) dengan genotipe M- adalah 30 dan sifat
pendek (kancing warna kuning) dengan genotipe mm adalah 10 sedangkan
individu yang diharapkan untuk yang bergenotipe M- adalah 30 dan untuk yang
bergenotipe mm 10, sehingga diperoleh perbandingan fenotipe 1:2:1. Maka dari
14
hasil tersebut kemungkinan yang muncul, menunjukkan sesuai dengan hukum
Mendel 1 dan memiliki derajat kebebasan 1 dan setelah di analisis dengan chi-
kuadrat menunjukkan menerima hipotesis nol yang berarti tidak menyimpang dari
hukum Mendel 1.
Kemudian pada percobaan yang ketiga untuk menguji peluang yang
muncul pada persilangan dihibrid juga digunakan kancing baju dengan 4 warna
yang berbeda yang menunjukkan adanya dua sifat beda. Pada praktikum ini
digunakan warna merah untuk sifat berwarna merah, kuning untuk sifat warna
kuning, biru untuk sifat panjang dan hijau untuk sifat pendek. Langkah pertama
menyediakan 20 pasang masing-masing kancing baju kemudian di lepas dan
disediakan 4 wadah lalu warna merah dan kuning di campur sehingga masing-
masing dari dua wadah mendapat jumlah kancing baju yang sama (merah dan
kuning) dan pada wadah yang kedua diberi kancing baju warna biru dan hijau
dengan jumlah yang sama kemudian mengambil secara acak dari masing-masing
gelas dan di baca sesuai permisalan sebelumnya, sehingga hasilnya adalah 24
untuk yang bergenotipe M-P-, 7 untuk yang bergenotipe M-pp, 7 untuk yang
bergenotipe mmP- dan 2 untuk yang bergenotipe mmpp sehingga diperoleh
perbandingan fenotipe 9:3:3:1 sesuai dengan hasil persilangan dihibrid dan setelah
di analisis dengan chi-kuadrat menghasilkan data lebih kecil dari tabel chi kuadrat
yaiu 0,266 < 7,82. Sehingga diterima yang berarti tidak menyimpang dari Hukum
Mendel II.
Maka dari berbagai hasil percobaan tersebut menunjukkan peluang yang
muncul semuanya sesuai dengan harapan.
15
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Percobaan dengan melempar koin untuk mengetahui kemungkinan dari
munculnya jenis laki-laki atau perempuan pada suatu individu memperoleh hasil
50% untung masing-masing, sehingga sesuai dengan yang diharapkan.
Percobaan dengan kancing baju (2 warna) menunjukkan perbandingan
fenotipe 1:2:1 dan setelah di analisis dengan chi kuadrat hasilnya menerima
hipotesis nol yang berarti sesuai dengan hukum Mendel 1.
Percobaan dengan kancing baju (4 warna) menunjukkan adanya
pernbandingan fenotipe 9:3:3:1 dan setelah di analisis dengan chi-kuadrat hasilnya
adalah 0,266 karena lebih kecil dari dari tabel chi-kuadrat 7,82 menunjukkan
percobaan ini sesuai dengan hukum Mendel II.
5.2. Saran
Pada praktikum kali ini dan yang akan mendatang praktikan diharapkan
mendengarkan langkah-langkah dan intruksi asleb dengan benar sehingga
percobaan berjalan dengan lancar sesuai harapan.
16
DAFTAR PUSTAKA
17