Anda di halaman 1dari 39

Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

LEMBAR PENILAIAN

Judul Percobaan : Hukum Ohm dan Kirchoff


Kelompok :V
Tanggal Praktek : 08 Maret 2016

1. Praktikan:
Persetujuan
No Nama NIM
(TandaTangan)
1 Rully 321 15 039
2 Fadel Muhammad 321 15 040
3 Mursalim Burhan 321 15 041

2. Catatan:

3. Penilaian:

Skor : LaporanDiperiksa,

Ashar AR, S.T


Tgl ACC :

ii
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ................................................................................................... i


Lembar Penilaian .................................................................................................. ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii
Daftar Gambar ....................................................................................................... iv
Daftar Tabel .......................................................................................................... v
Daftar Lampiran .................................................................................................... vi
Bab I Pendahuluan .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 1
Bab II Teori Dasar ............................................................................................... 2
Bab III Metode Percobaan ................................................................................... 6
A. Alat dan Bahan ............................................................................................ 6
B. Gambar Rangkaian Percobaan ..................................................................... 7
C. Prosedur Percobaan ..................................................................................... 9
D. Analisa Perhitungan ..................................................................................... 11
Bab IV Data dan Hasil Percobaan ......................................................................... 13
A. Data Percobaan ............................................................................................ 13
B. Grafik percobaan......................................................................................... 15
Bab V Pembahasan ............................................................................................... 20
A. Perhitungan secara Teori ............................................................................. 20
B. Perbandingan Teori dan Praktek .................................................................. 25
C. Analisa Hasil Praktikum .............................................................................. 28
Bab VI Jawaban Pertanyaan.................................................................................. 31
Bab VII Kesimpulan ............................................................................................. 34
Daftar Pustaka
Lampiran

iii
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1.1 Penerapan dari hukum ohm 2
1.2 Penerapan hukum kirchhoff I 4
1.3 Penerapan hukum kirchhoff II 5
1.4 Rangkaian percobaan hukum ohm 7
1.5 Rangkaian percobaan hukum kirchhoff I 7
1.6 Rangkaian percobaan hukum kirchhoff II 7
1.7 Rangkaian percobaan 2 sumber terpasang seri 8
1.8 rangkaian percobaan 2 sumber terpasang seri (polaritas V2 8
dibalik)
1.9 Rangkaian hukum ohm 28

iv
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1.1 Alat dan bahan yang digunakan 6
1.2 Hasil percobaan hukum ohm 13
1.3 Hasil percobaan hukum kirchhoff I 13
1.4 Hasil percobaan hukum kirchhoff II 13
1.5 Data hasil percobaan dengan 2 sumber DC 14
1.6 Data hasil percobaan dengan 2 sumber DC (polaritas V2 14
dibalik)
1.7 Perhitungan arus pada hukum ohm 15
1.8 Perhitungan arus pada hukum kirchhoff I 16
1.9 Perhitungan hukum kirchhoff II 17
1.10 Perhitungan hukum kirchhoff 2 sumber 18
1.11 Perhitungan dengan 2 sumber (polaritas V2 dibalik) 19
1.12 Perbandingan teori, praktek dan persentase error pada 20
hukum ohm
1.13 Perbandingan teori, praktek dan persentase error pada 20
hukum kirchhoff I
1.14 Perbandingan teori, praktek dan persentase error pada 21
hukum kirchhoff II
1.15 Perbandingan teori, praktek dan persentase error pada 2 21
sumber DC
1.16 Perbandingan teori, praktek dan persentase error pada 2 22
sumber dc (polaritas V2 dibalik)

v
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Asistensi


Lampiran 2 Copy Kartu Kontrol
Lampiran 3 Data Sementara

vi
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Latar belakang dilakukannya praktikum ini adalah agar praktikan dapat


mengetahui, memahami dan membedakan antara Hukum Ohm dan Hukum
Kirchoffl. Dan jugaa pada praktikum ini praktikan dapat mengetahuihubungan
antara arus, tegangan dan resistansi. Selain itu praktikan dapat mengetahui cara
kerja dan penerapannya sebagai langkah awal atau pembelajaran sebelum terjun
langsung ke masyarakat umum atau dunia kerja.Untuk mengetahui dasar-dasar
teori serta pembuktian akan hukum-hukumnya, berikut adalah praktikum
mengenai Hukum Ohm dan Hukum Kirchhoff.

B. Tujuan
1. Hukum Ohm

Selesai melaksanakan percobaan praktikum ini, maka diharapkan dapat:

- Membuktikan kebenaran hukum ohm dan hukum kirchoff I, II dengan


percobaan
- Menentukan harga yang mengalir pada suatu cabang, bila cabang yang
lain diketahui harganya
- Menganalisa hubungan antara tegangan dan arus listrik pada suatu
tahanan tertentu.
- Menganalisis hubungan antara arus dan tahanan pada tegangan tertentu
- Menggambar grafik tegangan fungsi arus pada 5 buah tahanan yang
berbeda

1
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

BAB II
TEORI DASAR
A. Hukum Ohm

Penemu Hukum Ohm (Ω) adalah Georg Ohm seorang ahli fisika dan
matematika Jerman yang banyak mengemukakan teori di bidang elektrisitas.
Karyanya yang paling dikenal adalah teori mengenai hubungan antara aliran listrik,
tegangan, dan tahanan konduktor di dalam sirkuit, yang umum disebut Hukum Ohm.
Pada tahun 1827 , dia menemukan hubungan antara arus listrik (I) yang mengalir
melalui suatu rangkain dengan tegangan yang dipasang dalam rangkaian (V).
Hubungan V dan I tersebut diperoleh ohm melalui sebuah percobaan dan secara
empiris ohm menyatakan hubungan antara V dan I
a. Pengertian hukum Ohm
Ohm adalah satuan tahanan listrik yang sering ditulis dengan symbol Ω. Dalam
suatu rangkaian listrik, hukum ohm menyatakan bahwa hubungan antara
tegangan, arus dan tahanan.
b. Bunyi hukum Ohm:
“Kuat arus listrik pada suatu beban listrik bernading lurus denan tegangan dan
berbanding terbalik dengan hambatan.”
c. Rumus Hukum Ohm:
Lambang dari hambatan adalah R, lambang dari Arus adalah I, dan lambang dari
tegangan adalah V.

Berdasarkan hukum Ohm diatas maka bisa diambil rumus sebagai berikut ini;

Gambar 2.1 Penerapan dari Hukum Ohm

2
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Dimana:
𝑉
𝐼= (1)
𝑅
Ket R = Resistansi/ tahanan (Ω)

V = Tegangan yang diberikan pada tahanan (Volt)

I = Arus yang mengalir pada resistor (Ampere)

Tahanan adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen


elektronik dengan arus listrik yang mengalir pada rangkaian itu.Tegangan
listrik adalah perbedaan potensial listrik antara dua
titikdalam rangkaian listrik.

Persamaannya:

𝑉 = 𝐼. 𝑅 (2)

Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik akibat dari pergerakan elektron-
elektron yang mengalir melalui suatu titik dalam rangkaian listrik tiap satuan
waktu.

B. Hukum kirchhoff

Penemu Hukum Kirchhoff adalah Gustaf Robert Kirchhoff seorang


fisikawan jerman yang berkontribusi pada pemahaman konsep dasar teori
rangkaian listrik, spektroskopi, dan emisi radiasi benda hitam yang dihasilkan
oleh benda-benda yang dipanaskan. Dalam kelistrikan, sumbangan utamanya
adalah dua hukum dasar rangkaian, yang kita kenal sekarang dengan Hukum I
dan Hukum II Kirchhoff. Kedua hukum dasar rangkaian ini sangat bermanfaat
untuk menganalisis rangkaian - rangkaian listrik majemuk yang cukup rumit.
Akan tetapi sebagian orang menyebut kedua hukum ini dengan Aturan Kirchoff,
karena dia terlahir dari hukum-hukum dasar yang sudah ada sebelumnya, yaitu
hukum kekekalan energi dan hukum kekekalan muatan listrik.

Hukum kirchhoff terbagi menjadi 2 yaitu :

3
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

a. Hukum Kirchhoff I(Kirchhof’s Current Law)

Cara untuk menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang yang kemudian
di kenal dengan Hukum Kirchoff.

Bunyi dari Hukum Kirchoff I adalah” Jumlah kuat arus yang masuk dalam
titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik
percabangan”.

Bila digambarkan dalam bentuk rangkaian bercabang maka akan diperoleh


sebagai berikut:

I2
I1
I4

I3
I5

Gambar 2.2 Penerapan Hukum Kirchhoff I

Berdasarkan Hukum Kirchhoff dan gambar 2.2 diatas maka bisa diambil
rumus sebagai berikut ini :

𝐼𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝐼𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
atau

∑ 𝐼𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = ∑ 𝐼𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
atau

𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 + 𝐼4 + 𝐼5 = 0 (3)

b. Hukum Kirchhof II (Kirchhof’s Voltage Law)

Hukum Kirchhoff II dipakai untuk menentukan kuat arus yang mengalir pada
rangkaian bercabang dalam keadaan tertutup (saklar dalam keadaan tertutup).

4
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Gambar 2.3 Penerapan Hukum Kirchoff II

𝑉1 + 𝐼. 𝑅1 + 𝐼. 𝑅2 + 𝑉2 + 𝐼. 𝑅3 = 0 (4)

Bunyi dari Hukum Kirchoff II adalah ” Dalam rangkaian tertutup, Jumlah aljabbar
GGL (E) dan jumlah penurunan potensial sama dengan nol”.

Maksud dari jumlah penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak ada energi
listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut, atau dalam arti semua energi listrik bisa
digunakan atau diserap. Dari gambar diatas kuat arus yang mengalir dapat ditentukan
dengan menggunakan beberapa aturan sebagai berikut :
 Menentukan arah putaran arusnya untuk masing-masing loop.
 Arus yang searah dengan arah perumpamaan dianggap positif.
 Arus yang mengalir dari kutub negatif ke kutup positif di dalam elemen
dianggap positif.
 Pada loop dari satu titik cabang ke titik cabang berikutnya kuat arusnya sama.
 Jika hasil perhitungan kuat arus positif maka arah perumpamaannya benar,
bila negatif berarti arah arus berlawanan dengan arah pada perumpamaan.

5
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

BAB III
METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan


Tabel 3.1. Daftar Alat dan Bahan
No.
Material Jumlah / Unit Satuan
1. Sumber tegangan DC 1 Buah
2. Multimeter
- Analog 1 Buah
- Digital 3
3. Tahanan Ω
1
- 47 Ω,
2
- 100 Ω,
1
- 470 Ω
1 Buah
- 680 Ω
1
- 82 Ω,
1
- 1K2 Ω,
1
- 1K8 Ω,
1
- 3K3 Ω

4. Saklar 1 Buah
5. Kabel Penghubung 16 Buah
6. Papan rangkaian 1 Buah

6
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

B. Gambar Rangkaian Percobaan


a. Hukum Ohm

Gambar 3.1 Rangkaian Percobaan Hukum Ohm

b. Hukum Kirchhoff I

Gambar 3.2 Rangkaian Percobaan Hukum Kirchhoff I

c. Kirchhoff II

Gambar 3.3 Rangkaian Percobaan Hukum Kirchhoff II

7
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

d. 2 sumber terpasang seri

Gambar 3.4 Rangkaian Percobaan 2 sumber terpasang seri

e. 2 sumber terpasang seri (polaritas V2 dibalik)

Gambar 3.5 Rangkaian Percobaan 2 sumber terpasang seri (polaritas V2


dibalik)

8
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

C. Prosedur Percobaan
Berikut adalah langkah kerja dari percobaan kali ini, di antaranya:

a. Hukum Ohm

Mengecek atau Membuat rangkaian


memeriksa semua alat seperti pada gambar
yang akan digunakan 3.1

Meng-on-kan power Menghubungkan alat


suply atau sumber dan ukur amperemeter dan
menutup saklar voltmeter

Membaca tegangan Mencatat hasil


pada voltmeter dan pengukuran pada tabel
arus pada amperemeter data sementara

Mengulangi langka- Mengubah tegangan


langkah di atas untuk sumber sesuai dengan
resistor selanjutnya tabel

9
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

b. Hukum Kirchhoff

Mengecek atau memeriksa


1
Membuat rangkaian seperti
semua alat yang akan pada gambar 3.2 untuk KCL
digunakan

2
Membuat rangkaian seperti
pada gambar 3.3 untuk KVL

Meng-on-kan power suply Menghubungkan alat ukur


atau sumber dan menutup amperemeter dan voltmeter
saklar

Membaca arus pada Mencatat hasil pengukuran


amperemeter dan tegangan pada tabel data sementara
pada voltmeter

Mengubah tegangan sumber


sesuai dengan tabel

10
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

c. Rangkaian dengan 2 sumber tegangan

1. Membuat rangkaian seperti 6. Mengganti nilai sumber


pada gambar 3.4. dan 3.5 tegangan

2. Meng”on”kan saklar dan 5. Mematikan saklar dari


power sumber tegangan

3. Membaca tegangan pada


4. Mancatat hasil pengukuran
voltmeter dan arus pada
pada tabel data sementara
amperemeter

D. Analisa Perhitungan
Untuk rumus 1,2,3 dan 4 terdapat pada Bab II teori dasar.
Hukum Ohm
𝑽
R= (5)
𝑰

Hukum Kirchoff
- KCL (Kirchhoff Low Current)
∑ Imasuk = ∑ Ikeluar (6)
- KVL ( Kirchoff Voltage Low)
∑V= 0 (7)
Presentase Error
𝑻−𝑴
Error (%) = x 100% (8)
𝑻

Ket :
T = theory (teori)
M = Measurement (pengukuran)

11
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Pembagi tegangan
𝑹𝟏 𝒙 𝑹𝟐
Rp =𝑹 (9)
𝟏+ 𝑹𝟐

Resistansi total

Rtot = Rp + Rs (10)

Arus total
𝐄
Itot = (11)
𝐑𝐭𝐨𝐭

12
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

BAB IV
DATA DAN HASIL PERCOBAAN
A. Data Percobaan
a. Hukum Ohm
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Hukum Ohm
Jatuh Arus (mA)
No Tegangan R = 47 Ω R = 100 Ω R = 220 Ω R = 470 Ω R = 680 Ω
(V)
1. 4 88.5 41.5 19.7 8.7 5.8
2. 6 129.1 61.9 29.3 12.9 8.7
3. 8 175 84.1 39.1 17.3 11.6
4. 10 210 103 51.4 22.8 15.4
5. 12 250 122.6 58.1 25.7 17.3

b. Hukum Kirrchhoff I
Tabe 4.2 Hasil Percobaan Hukum Kirchhoff I (KCL)
Sumber DC Arus (mA)
No A1 A2 A3
(V)
1. 4 8.9 10.9 19.9
2. 6 13.2 16.2 29.6
3. 8 17.6 21.6 39.3
4. 10 22 26.9 49.1
5. 12 26.1 32 58.3

c. Hukum kirchhoff II
Tabel 4.3 Hasil Percobaan Hukum Kirchhoff II (KVL)
Tegangan (V) Arus (mA)
No Sumber DC (V) V1 V2 V3 A
1. 4 1.23 1.03 1.90 12.7
2. 6 1.83 1.54 2.83 18.9
3. 8 2.35 1.98 3.63 24.3
4. 10 2.95 2.48 4.54 30.4
5. 12 3.55 2.98 5.48 36

13
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

d. Hukum kirchhoff (2 sumber tegangan)


Tabel 4.4 Data Hasil Percobaan dengan 2 Sumber DC
Sumber DC (V) Tegangan (V) Arus (mA)
No
V1 V2 V1 V2 V3 A
1. 4 9 2.55 7.06 3.87 2.1

2. 6 9 2.87 8.04 4.41 2.4

3. 8 9 3.26 9.13 4.99 2.7


4. 10 9 2.64 10.06 5.52 3.0

5. 12 9 3.97 11.12 6.09 3.3

e. Hukum kirchhoff ( 2 sumber tegangan dengan polaritas V2 terbalik)


Tabel 4.5 Data Hasil Percobaan dengan 2 Sumber DC (Polaritas V2 dibalik)
Sumber DC (V) Tegangan (V) Arus (mA)
No V1 V2 V1 V2 V3 A
1. 4 9 0.98 2.70 -1.48 -0.81

2. 6 9 0.59 1.62 -0.88 -0.48

3. 8 9 0.29 0.74 -0.40 -0.21


4. 10 9 0.12 0.35 0.18 0.10

5. 12 9 0.46 1.30 0.71 0.37

14
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

1
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

BAB V
PEMBAHASAN

A. Perhitungan secara Teori


1. Percobaan Hukum Ohm
Untuk mencari arus pada suatu rangkaian dengan sumber tegangan (E) 4 V dan
hambatan (R) 47Ω dapat diselesaikan dengan menggunakan formula (1) dan
hasilnya dicari dengan cara :
𝐸
I=
𝑅
4
=
47
= 0.08510 A = 85.10 mA
Untuk perhitungan dengan nilai resistansi yang berbeda dapat dilakukan dengan
cara dan rumus yang sama, sehingga hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini
:
Tabel 5.1. Perhitungan arus pada hukum ohm
Jatuh Arus (mA)
No Tegangan R = 47 Ω R = 100 Ω R = 220 Ω R = 470 Ω R = 680 Ω
(V)
1. 4 85.10 40 18.18 8.51 5.88
2. 6 127.65 60 27.27 12.76 8.82
3. 8 170.21 80 36.36 17.02 11.76
4. 10 212.76 100 45.45 21.27 14.70
5. 12 255.31 120 54.54 25.53 17.64

2. Percobaan Hukum Kirchhoff I


Apabila suatu sumber tegangan (E) adalah 4V dan resistansi yang digunakan
yaitu R1 = 100 Ω, R2= 82 Ω, R3= 150 Ω, maka untuk mencari arus arus (I1)
digunakan formula (9), (10) dan (11) sehingga dapat diselesaikan dengan
langkah berikut:
𝑅1 𝑥 𝑅2
Rp =𝑅
1+ 𝑅2

20
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

100 𝑥 82
= = 45.05 Ω
100+82

Rtot = Rp + R3
= 45. 05 Ω + 150 Ω
= 195. 05 Ω
𝐸
Itot =
𝑅𝑡𝑜𝑡
4
= 195.05

= 0.020 A= 20 mA
𝑅2
I1 =𝑅 x Itot
1+ 𝑅2

82
= 182 x 20

= 9.01 mA

Untuk perhitungan arus yang lain dengan sumber tegangan yang berbeda maka
dapat diselesaikan dengan cara dan rumus yang sama dengan rumus diatas,
sehingga hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.2 :

Tabel 5.2. Perhitungan arus hukum kirchhoff I (KCL)


Sumber DC Arus (mA)
No A1 A2 A3
(V)
1. 4 9.01 10.98 20
2. 6 13.51 16.48 30
3. 8 18.47 22,52 41
4. 10 22.9 28.02 51
5. 12 27,48 33.51 61

3. Percobaan Hukum Kirchhoff II


Untuk mencari tegangan (V1) pada suatu rangkaian yang memiliki sumber
tegangan 4 V dan resistansi (R1 = 100 Ω, R2= 82 Ω, R3= 150 Ω) maka digunakan
formula atau rumus (5), (10) dan (11) dan hasilnya dapat diperoleh dengan cara
berikut :

21
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Rtot = R1+R2+R3
= 100Ω + 82 Ω+ 150 Ω
= 332 Ω
𝐸
Itot = 𝑅𝑡𝑜𝑡
4
=
332

= 0.012 A= 12 mA
V1 = I. R1
= 0.012 x 100
= 1.2 V
Untuk perhitungan pada percobaan selanjutnya dapat dilakukan dengan cara dan
rumus yang sama,sehingga hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.3. Perhitungan hukum kirchhoff II (KVL)


Tegangan (V) Arus (mA)
No Sumber DC (V) V1 V2 V3 A
1. 4 1,2 0,98 1,8 12

2. 6 1,8 1,47 2,7 18

3. 8 2,44 1,99 3,56 24

4. 10 3,03 2,46 4,5 30

5. 12 3.6 2,95 5,4 36

4. Percobaan Hukum Kirchhoff 2 sumber


Apabila suatu rangkaian memili 2 sumber tegangan yang nilainya yaitu E1 = 4V
dan E2= 9V dan memiliki resistansi (R1= 1.2 kΩ, R2= 1.8kΩ, R3= 3.3kΩ) maka
untuk menghitung tegangan (V1) dapat dicari dengan menggunakan formula (5)
dan (6) dan hasilnya dapat dicari dengan cara :
∑V= 0
-4 + 1200.I – 9 + 1800.I + 3300 I = 0
6300.I = 13

22
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

I = 2.06 mA
V1 = I.R1
= 0.00206 x 1200
= 2.47 V
Untuk perhitungan arus dan tegangan yang lain dan dengan sumber tegangan yang
berbeda, dapat diselesaikan dengan cara dan rumus yang sama dengan rumus
diatas, sehingga hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.4 :

Tabel 5.4. Perhitungan Hukum Kirchhoff Dua Sumber


Sumber DC (V) Tegangan (V) Arus (mA)
No
V1 V2 V1 V2 V3 A
1. 4 9 2,47 3,70 6,79 2.06

2. 6 9 2,76 4,14 7.59 2,3

3. 8 9 3,12 4,68 8,85 2,6

4. 10 9 3,6 5,4 9,90 3

5. 12 9 3,96 5,94 10,89 3,3

5. Hukum Kirchhoff Jika Polaritas E2 dibalik


Untuk mencari tegangan (V1) pada suatu rangkaian yang memiliki sumber tegangan
(E1= 4 V,E2 = 9 V) dan resistansi (R1= 1.2 kΩ, R2= 1.8 kΩ, R3= 3.3 kΩ) maka
digunakan formula atau rumus (5) dan (7) sehingga hasilnya dapat dihitung dengan
cara seperti berikut :
∑V= 0
-4 + 1200.I + 9 - 1800.I - 3300 I = 0
6300.I = -5
−5
I=
6300
I = - 0.0007 A= - 0.7 mA
V1= I X R1
V1= 0.7 X 1.2
V1= 0.84 V

23
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Untuk perhitungan arus dan tegangan yang lain dengan menggunakan sumber
tegangan yang berbeda, dapat dilakukan dengan cara dan rumus yang sama dengan
rumus di atas, sehingga hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.5 Perhitungan dengan dua sumber (polaritas V2 dibalik)


Sumber DC (V) Tegangan (V) Arus (mA)
No V1 V2 V1 V2 V3 A
1. 4 9 0.84 2.70 -1.48 -0.7

2. 6 9 0.59 1.62 -0.88 -0.48

3. 8 9 0.29 0.74 -0.40 -0.21

4. 10 9 0.12 0.35 0.18 0.10


5. 12 9 0.46 1.30 0.71 0.37

B. Perbandingan Teori dan Praktek


1. Persentase kesalahan (error)
Dengan menggunakan resistansi (R = 47Ω) dan tegangan( V= 4V) maka untuk
mencari persentase kesalahannya digunakan cara seperti berikut :

𝑻−𝑴
Error (%) = x 100 %
𝑻
𝟖𝟓.𝟏− 𝟖𝟖.𝟓
Error (%)= x 100 %
𝟖𝟓.𝟏

Error (%) =−𝟑. 𝟖𝟒 %

Untuk mencari persentase error (%) masing-masing resistor pada tabel 3.1,
tegangan dan arus pada tabel 3.2, 3.3, 3.4, dan 3.5 digunakan rumus yang sama
dengan rumus diatas sehingga hasilnya dapat di lihat pada tabel dibawah ini :

24
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

1
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

2
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

2. Tabel perbandingan teori, praktek dan persentase kesalahan


Tabel 5.6 Perbandingan teori, praktek dan persentase kesalahan pada Hukum Ohm

Arus (mA) Arus (mA)


Jatuh R = 47 Ω R = 100 Ω R = 220 Ω R = 470 Ω R = 680 Ω
No Tegangan Error Error Error Error Error
(V) Praktek Teori Praktek Teori Praktek Teori Praktek Teori Praktek Teori
(%) (%) (%) (%) (%)
1. 4 88.5 85.1 -3.84 41.5 40 -3,7 19.7 18.18 -8.36 8.7 8.51 -2.23 5.8 5.88 1.36
2. 6 129.1 127.6 -1.17 61.9 60 -3.2 29.3 27.27 -7.44 12.9 12.76 -1.09 8.7 8.82 1.36
3. 8 175 170.2 -2.82 84.1 80 -5.1 39.1 36.36 -7.53 17.3 17.02 -1.64 11.6 11.76 1.36
4. 10 210 212.7 1.27 103 100 -3 51.4 45.45 -13.9 22.8 21.27 -7.19 15.4 14.70 -4.7
5. 12 250 255.3 2.07 122.6 120 -2.7 58.1 54.54 -6.52 25.7 25.53 -6.65 17.3 17.64 1.92

Tabe 5.7 Perbandingan teori, praktek dan persentase kesalahan pada Hukum Kirchhoff I (KCL)
Arus (mA)
Sumber DC A1 A2 A3
No
(V)
Praktek Teori Error (%) Praktek Teori Error (%) Praktek Teori Error (%)
1. 4 8.9 9.01 1.22 10.9 10.98 0,73 19.9 20 0,50
2. 6 13.2 13.51 2.29 16.2 16.48 1,70 29.6 30 1,33
3. 8 17.6 18.47 6.73 21.6 22,52 4,09 39.3 41 4,15
4. 10 22 22.9 3.93 26.9 28.02 4,00 49.1 51 3,73
5. 12 26.1 27,48 5.02 32 33.51 4,51 58.3 61 4,43

25
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Tabel 5.8 Perbandingan teori, praktek dan persentase kesalahan pada Hukum Kirchhoff II (KVL)
Tegangan (V) Arus (mA)
Sumber V1 V2 V3 A
No DC Error Error Error Error
(V) Praktek Teori Praktek Teori Praktek Teori Praktek Teori
(%) (%) (%) (%)
1. 4 1.23 1,2 1.03 0,98 1.90 1,8 12.7 12
-2,50 -5,10 -5,56 -5,83
2. 6 1.83 1,8 1.54 1,47 2.83 2,7 18.9 18
-1,67 -4,76 -4,81 -5,00
3. 8 2.35 2,44 1.98 1,99 3.63 3,5 24.3 24
3,69 0,50 -3,71 -1,25
4. 10 2.95 3,03 2.48 2,46 4.54 4,5 30.4 30
2,64 -0,81 -0,89 -1,33
5. 12 3.55 3.6 2.98 2,95 5.48 5,4 36 36
1,39 -1,02 -1,48 0,00

Tabel 5.9 Perbandingan teori, praktek dan persentase kesalahan pada 2 Sumber DC
Sumber DC Arus (mA)
Tegangan (V)
(V)
V1 V2 V3 A
No
V2 Error Error Error Error
V1 Praktek Teori Praktek Teori Praktek Teori Praktek Teori
(%) (%) (%) (%)
1. 4 9 2.55 2,47 3.87 3,70 7.06 6,79 2.1 2.06
-3,24 -4,59 -3,98 -1,94
2. 6 9 2.87 2,76 4.41 4,14 8.04 7.59 2.4 2,3
-3,99 -6,52 -5,93 -4,35
3. 8 9 3.26 3,12 4.99 4,68 9.13 8,85 2.7 2,6
-4,49 -6,62 -3,16 -3,85
4. 10 9 2.64 3,6 5.52 5,4 10.06 9,90 3.0 3
26,67 -2,22 -1,62 0,00
5. 12 9 3.97 3,96 6.09 5,94 11.12 10,9 3.3 3,3
-0,25 -2,53 -2,02 0,00

26
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Tabel 5.10 Perbandingan teori, praktek dan persentase kesalahan pada 2 Sumber DC (Polaritas V2 dibalik)
Sumber DC Arus (mA)
Tegangan (V)
(V)
V1 V2 V3 A
NO
V1 V2 Error Error Error
Praktek Teori Praktek Teori Praktek Teori Error (%) Praktek Teori
(%) (%) (%)
1. 4 9 0.98 0,84 -16,7 -1.48 1,42 -4,23 2.70 2,6 -3,85 -0.81 0,70 -15,71
2. 6 9 0.59 0,56 -5,36 -0.88 0,84 -4,76 1.62 1.55 -4,52 -0.48 0,47 -2,13
3. 8 9 0.29 0,18 -61,1 -0.40 0,48 16,67 0.74 0,89 16,85 -0.21 0,15 -40,00
4. 10 9 0.12 0,18 33,33 0.18 0,48 62,50 0.35 0,89 60,67 0.10 0,15 33,33
5. 12 9 0.46 0,56 17,86 0.71 0,84 15,48 1.30 1,55 16,13 0.37 0,47 21,28

27
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

C. Analisa Hasil Praktikum


1. Pengukuran Arus dan tegangan pada Hukum Ohm
a. Dari hasil pengukuran pada percobaan resistor pada hokum, dan terdapat
limiting error pada setiap resistor yang mempunyai nilai yang berbeda – beda,
mulai dari yang terendah yaitu -8.36% dan yang tertinggi yaitu 2.07%
b. Hasil dari pengukuran tersebut resistor 47Ω memiliki limiting error yang
terendah, karena arus yang mengalir pada resistor tersebut semakin besar.
c. Berdasarkan hasil pengukuran terdapat perbedaan pada perhitungan praktek dan
teori, bila di bandingkan hasil perhitungan praktek dan teori bergantung dari
besar resistor dan besar tegangannya.
d. Pada hasil pengukuran semakin kecil resistornya, maka semakin tinggi arus
yang mengalir. Karena aru berbanding terbalik dengan resistansi.
e. Hasil pengukuran Arus yang mengalir akan semakin tinggi jika tegangan
sumbernya diperbesar, karena arus berbanding lurus dengan tegangan.

2. Pengukuran Arus pada Hukum Kirchoff I


a. Pada hasil pengukuran KCL (Kirchoff Current Low), dan terdapat limiting error
pada setiap resistor yang mempunyai nilai yang berbeda – beda, karena hasil
pengukuran dan teori masing-maing resistor juga berbeda.
b. Terdapat perbedaan hasil pengukuran ini Arus yang terdapat pada R1 dan R2,
Arus di R1 lebih kecil dibandingkan R2 karena resistansinya lebih besar.
c. Dari hasil pengukuran, Arus yang terdapat pada R3 lebih besar dibandingkan
dengan arus pada R1 dan R2, Karena Arus di R3 tidak terbagi berbeda dengan
R1 dan R2.
d. Berdasarkan hasil percobaan arus kan semakin tinggi bila tegangannya di
tambah, karena Arus berbanding lurus dengan Tegangan.

3. Pengukuran Arus pada Hukum Kirchoff II


a. Pada hasil pengukuran KVL (Kirchoff Voltage Low), dan terdapat limiting
error pada setiap resistor yang mempunyai nilai yang berbeda – beda.

28
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

b. Hasil pengukuran tegangan Pada V1, V2 dan V3, mempunyai limiting error
yang berbeda beda. Karena besar jatuh tegangan pada resistor akan
mempengaruhinya.
c. Hasil pengukuran arus total pada rangkaian seri, limiting errornya paling rendah
adalah 0.0%
d. Hasil dari pengukuran arus, di pengaruhi dengan sumber tengangannya dan
resistansinya. Kenaikan tegangan akan mempengaruhi arus.

4. Pengukuran Tegangan dan Arus pada Hukum Kirhcoff dengan 2 sunber tegangan.
a. Berdasarkan penghukuran apda percobaan dengan 2 sumber, dengan limiting
error yang cukup rendah. Kareana pengykuran dan teori hasilnya hampir sama.
b. Akan terjadi perbedaan jika menggunakan 2 sumber.
c. Dan jika polaritasnya memiliki perbedaan maka akan saling menjumlahkan
sehingga tegangannya ikut naik.
d. Hasil dari pengukuran tegangan pada V1, V2 dan V3 yang dimiliki jatuh
tegangan yang berbeda – beda.
e. Hasil dari pengukuran arus, di pengaruhi dengan sumber tengangannya dan
resistansinya. Kenaikan tegangan akan mempengaruhi arus.

5. Pengukuran Tegangan dan Arus pada Hukum Kirhcoff dengan 2 sumber tegangan
(polaritasnya V2 dibalik).
a. Berdasarkan hasil pengukuran Tegangan dan Arus pada Hukum Kirhcoff
dengan 2 sumber tegangan (polaritasnya V2 dibalik), terdapat limiting error
pada setiap resistor tersebut berbeda – beda.
b. Dilihat dari hasil pengukuran Tegangan dan Arus pada Hukum Kirhcoff dengan
2 sumber tegangan (polaritasnya V2 dibalik). 2 tegangan sumber akan saling
mengurangkan jika polaritasnya sama dan arus akan menuju ke sumber yang
lebih kecil.
c. Hasil pengukuran tegangan pada V1, V2 dan V3. Memiliki jatuh tegangan yang
bervariasi atau berbeda – beda, tergantung pada nilai dan besar resistornya.

29
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

d. Perbandingan antara pengukuran 2 sumber tegangan yang dipolaritas dan yang


tidak adalah presentasi errornya berbeda – beda tergantung dari besar tahanan
dan tegangan yang diberikan.

30
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

BAB VI
JAWABAN PERTANYAAN

A. Hukum Ohm
Soal 1
1. Jelaskan maksud dari percobaan gambar 6.1
Solusi

Gambar 6.1. Rangkaian Hukum Ohm

Maksud dari percobaan di atas merupakan hubunagn untuk hubungan antara arus
(I),Tegangan(V) dan Hambatan(R). Dimana Tegangan (V) sebanding dengan
Arus (I), dan berbanding terbalik dengan resistansi(R), sesuai dengan hukum
ohm (I = V / R) , maksudnya adalah apabila ketika nilai tegangan mengalami
kenaikan maka nilai arus juga akan naik. Arus (I) berbanding terbalik dengan
Resistansi. Dalam keadaan tegangan konstan perubahan resistansi pada sebuah
rangkaian akan memberi dampak pada perubahan dan nilai arus. Sehingga pada
saat pengukuran dapat diketahui bahwa semakin besar nilai resistansi maka akan
semakin kecil nilai arus pada sebuah rangkaian. Jadi kesimpulannya besarnya
nilai resistansi akan mempengaruhi besarnya arus dan besar tegangan dari suatu
rangkaian.

Soal 2
2. Jelaskan hubungan antara tegangan dan arus listrik pada tegangan yang konstan.
Solusi

31
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Pada saat tegangan konstan, dapat diketahui bahwa hubungan anatara tegangan
dan arus akan berbanding lurus, maksudnya apabila arus pada suatu rangkaian
besar maka dpat diketahui bahwa rangkaian tersebut memiliki tahanan yang
kecil, hal tersebut yang menjadi patokan untuk memenuhi nilai tegangan yang
konstan. Karena nilai arus sebanding dengan tegangan tapi berbanding terbalik
dengan hambatan.

Soal 3
3. Jelskan hubungan antara arus listrik dan tahanan pada tegangan yang konstan.
Solusi
Pada saat tegangan konstan, maka dapat diketahui bahwa nilai arus akan
berbanding terbalik dengan hambatan. Maksudnya apabila dalam suatu
rangkaian memiliki tahanan yang besar maka pada rangkaian tersebut akan
memiliki arus yang kecil, bgitupun sebaliknya. Dan sebagaiman telah di jelaskan
bahwa arus akan cenderung mengalir pada tahanan atau hambatan yang kecil.

Soal 4
4. Bandingkan hasil percobaan dengan teori.
Solusi
Perbandingan hasil percobaan dengan teori dapat dilihat pada tabel 5.6, 5.7, 5.8,
5.9, 5.10 dan grafik

B. Hukum Kirchhoff
Soal 1
1. Jelskan maksud percobaan pada :
a. Gambar 3.2
b. Gambar 3.3
c. Gambar 3.4
Solusi
a. Gambar 3.2 : ditunjukan bahwa arus yang masuk pada suatu rangkaian akan
sma dengan arus yang keluar dari rangkaian tersebut, maksudnya apabila

32
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

suatu rangkaian dialiri arus maka arus yang kluar akan sama, meskipun pada
rangkaian tersebut memiliki tahanan yang berbeda-beda besarnya.
b. Gambar 3.3 : ditunjukan bahwa apabila suatu tahanan dirangkai seri maka
pada masing-masing tahanan akan memiliki nilai tegangan yang berbeda-
beda pula, lain halnya dengan arus, apabila suatu tahanan dirangkai seri maka
pada tahanan tersebut akan memiliki nilai arus yang sama.
c. Gambar 3.4 : ditunjukan bahwa pada rangkain terdapat 2 sumber tegangan,
sumber tegangan inilah yang mempengaruhi besarnya arus dan tegangan pada
rangkaian tersebut, 2 sumber tegangan dan hambatan yang disusun seri akan
menghasilnya besar tegangan yang berbedaa-beda, disebabkan karena arus
cenderung akan mengalir ke sumber yang memiliki tegangan yag kecil.

Soal 2
2. Sesuaikan percobaan-percobaan yang telah saudara lakukan dengan teori?
Jelaskan!

Solusi
Dari percobaan yang telah dilakukan terdapat sedikit perbedaan antara hasil
pengukuran dengan perhitungan secara teori, adanya perbedaan tersebut
mungkin diakibatkan karena kesalahan pembacaan dari pengukur ataupun
kesalalahan dari alat ukur yang digunakan.

Soal 3
3. Mengapa ketika baterai E2 dibalik polaritasnya, menyebabkan berubahnya
penunjukan tegangan pada setiap tahanan?
Solusi
Karena Arah polaritas E2 sumber tegangan berlawanan arah dengan sumber
tegangan yang lain, sehingga untuk tegangan total dalam rangkaian tersebut
tidak bertambah karena gabungan dari 2 sumber tegangan melainkan tegangan
totalnya akan berkurang karena salah satu sumber akan bernilai negatif.
Sehingga arus dan teganganyang dihasilkan akan semakin kecil bahkan ada yang
bernilai negatif (-).

33
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada percobaan kali ini kita telah membuktikan mengenai Hukum Ohm dan
Hukum Kirchhof dimana telah terbukti bahwa nilai arus pada suatu rangkaian
berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan resistansi,
berdasarkan hukum kirchhoff I jumlah arus yang memasuki rangkaian sama
dengan jumlah arus yang meninggalkan rangkaian dan berdasarkan hukum
kirchhoff II jumlah tegangan pada suatu rangkaian tertutup adalah nol.
2. Pada percobaan untuk menghitung arus , tegangan dan resistansi dari setiap
rangkaian digunakan rumus hukum ohm dan hukum kirchhoff kemudian
mebandingkannya dengan hasil pengukuran
3. Hubungan antara arus dan tegangan pada suatu tahanan dapat dijelaskan bahwa
arus berbanding lurus dengan tegangan dimana semakin tinggi suatu tegangan
maka nilai arus yang dihasilkan akan semakin besar.
4. Lain halnya hubungan antara tegangan dan resistansi dimana apabila nilai
resistansi dalam suatu rangkaian besar maka tegangan yang dihasilkan juga akan
besar.
B. Saran
Dalam melakukan praktikum, hendaknya selalu berhati-hati karena alat dan bahan
yang digunakan mudah rusak, disamping itu alat dan bahan juga sangat
membahayakan bagi kesehatan atau kehidupan. Oleh karena itu, dalam melakukan
praktikum praktikan harus selalu menggunnakan peralatan K3 dan selalu mengikuti
arahan dan petunjuk dari guru pembimbing demi tercapainya hasil praktikum yang
maksimal. Dan kami juga sangat mengharapkan adanya kritikan yang sifatnya
membangun pada laporan kami ini agar kedepannya kami dapat membuat laporan
yang lebih baik.

34
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

DAFTAR PUSTAKA

- Job sheet,”hukum ohm dan kirchhoff”,2016


- Buku ajar rangkaian listrik dasar,”hukum ohm dan hukum kirchhoff”,2015
- https://merlina900301.wordpress.com/ipa-3/listrik-dinamis/hukum-ohm/
- http://www.nakhodaku.com/2012/12/hukum-ohm-dan-hukum-kirchoff.html
- http://www.berpendidikan.com/2015/10/rumus-dan-bunyi-hukum-ohm-dan-
hukum-kirchoff-1-dan-2.html

35
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

LAMPIRAN – LAMPIRAN

36

Anda mungkin juga menyukai