LEMBAR PENILAIAN
1. Praktikan:
Persetujuan
No Nama NIM
(TandaTangan)
1 Rully 321 15 039
2 Fadel Muhammad 321 15 040
3 Mursalim Burhan 321 15 041
2. Catatan:
3. Penilaian:
Skor : LaporanDiperiksa,
ii
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
DAFTAR ISI
iii
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Penerapan dari hukum ohm 2
1.2 Penerapan hukum kirchhoff I 4
1.3 Penerapan hukum kirchhoff II 5
1.4 Rangkaian percobaan hukum ohm 7
1.5 Rangkaian percobaan hukum kirchhoff I 7
1.6 Rangkaian percobaan hukum kirchhoff II 7
1.7 Rangkaian percobaan 2 sumber terpasang seri 8
1.8 rangkaian percobaan 2 sumber terpasang seri (polaritas V2 8
dibalik)
1.9 Rangkaian hukum ohm 28
iv
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Alat dan bahan yang digunakan 6
1.2 Hasil percobaan hukum ohm 13
1.3 Hasil percobaan hukum kirchhoff I 13
1.4 Hasil percobaan hukum kirchhoff II 13
1.5 Data hasil percobaan dengan 2 sumber DC 14
1.6 Data hasil percobaan dengan 2 sumber DC (polaritas V2 14
dibalik)
1.7 Perhitungan arus pada hukum ohm 15
1.8 Perhitungan arus pada hukum kirchhoff I 16
1.9 Perhitungan hukum kirchhoff II 17
1.10 Perhitungan hukum kirchhoff 2 sumber 18
1.11 Perhitungan dengan 2 sumber (polaritas V2 dibalik) 19
1.12 Perbandingan teori, praktek dan persentase error pada 20
hukum ohm
1.13 Perbandingan teori, praktek dan persentase error pada 20
hukum kirchhoff I
1.14 Perbandingan teori, praktek dan persentase error pada 21
hukum kirchhoff II
1.15 Perbandingan teori, praktek dan persentase error pada 2 21
sumber DC
1.16 Perbandingan teori, praktek dan persentase error pada 2 22
sumber dc (polaritas V2 dibalik)
v
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
DAFTAR LAMPIRAN
vi
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Hukum Ohm
1
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
BAB II
TEORI DASAR
A. Hukum Ohm
Penemu Hukum Ohm (Ω) adalah Georg Ohm seorang ahli fisika dan
matematika Jerman yang banyak mengemukakan teori di bidang elektrisitas.
Karyanya yang paling dikenal adalah teori mengenai hubungan antara aliran listrik,
tegangan, dan tahanan konduktor di dalam sirkuit, yang umum disebut Hukum Ohm.
Pada tahun 1827 , dia menemukan hubungan antara arus listrik (I) yang mengalir
melalui suatu rangkain dengan tegangan yang dipasang dalam rangkaian (V).
Hubungan V dan I tersebut diperoleh ohm melalui sebuah percobaan dan secara
empiris ohm menyatakan hubungan antara V dan I
a. Pengertian hukum Ohm
Ohm adalah satuan tahanan listrik yang sering ditulis dengan symbol Ω. Dalam
suatu rangkaian listrik, hukum ohm menyatakan bahwa hubungan antara
tegangan, arus dan tahanan.
b. Bunyi hukum Ohm:
“Kuat arus listrik pada suatu beban listrik bernading lurus denan tegangan dan
berbanding terbalik dengan hambatan.”
c. Rumus Hukum Ohm:
Lambang dari hambatan adalah R, lambang dari Arus adalah I, dan lambang dari
tegangan adalah V.
Berdasarkan hukum Ohm diatas maka bisa diambil rumus sebagai berikut ini;
2
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
Dimana:
𝑉
𝐼= (1)
𝑅
Ket R = Resistansi/ tahanan (Ω)
Persamaannya:
𝑉 = 𝐼. 𝑅 (2)
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik akibat dari pergerakan elektron-
elektron yang mengalir melalui suatu titik dalam rangkaian listrik tiap satuan
waktu.
B. Hukum kirchhoff
3
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
Cara untuk menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang yang kemudian
di kenal dengan Hukum Kirchoff.
Bunyi dari Hukum Kirchoff I adalah” Jumlah kuat arus yang masuk dalam
titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik
percabangan”.
I2
I1
I4
I3
I5
Berdasarkan Hukum Kirchhoff dan gambar 2.2 diatas maka bisa diambil
rumus sebagai berikut ini :
𝐼𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝐼𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
atau
∑ 𝐼𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = ∑ 𝐼𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
atau
𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 + 𝐼4 + 𝐼5 = 0 (3)
Hukum Kirchhoff II dipakai untuk menentukan kuat arus yang mengalir pada
rangkaian bercabang dalam keadaan tertutup (saklar dalam keadaan tertutup).
4
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
𝑉1 + 𝐼. 𝑅1 + 𝐼. 𝑅2 + 𝑉2 + 𝐼. 𝑅3 = 0 (4)
Bunyi dari Hukum Kirchoff II adalah ” Dalam rangkaian tertutup, Jumlah aljabbar
GGL (E) dan jumlah penurunan potensial sama dengan nol”.
Maksud dari jumlah penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak ada energi
listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut, atau dalam arti semua energi listrik bisa
digunakan atau diserap. Dari gambar diatas kuat arus yang mengalir dapat ditentukan
dengan menggunakan beberapa aturan sebagai berikut :
Menentukan arah putaran arusnya untuk masing-masing loop.
Arus yang searah dengan arah perumpamaan dianggap positif.
Arus yang mengalir dari kutub negatif ke kutup positif di dalam elemen
dianggap positif.
Pada loop dari satu titik cabang ke titik cabang berikutnya kuat arusnya sama.
Jika hasil perhitungan kuat arus positif maka arah perumpamaannya benar,
bila negatif berarti arah arus berlawanan dengan arah pada perumpamaan.
5
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
BAB III
METODE PERCOBAAN
4. Saklar 1 Buah
5. Kabel Penghubung 16 Buah
6. Papan rangkaian 1 Buah
6
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
b. Hukum Kirchhoff I
c. Kirchhoff II
7
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
8
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
C. Prosedur Percobaan
Berikut adalah langkah kerja dari percobaan kali ini, di antaranya:
a. Hukum Ohm
9
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
b. Hukum Kirchhoff
2
Membuat rangkaian seperti
pada gambar 3.3 untuk KVL
10
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
D. Analisa Perhitungan
Untuk rumus 1,2,3 dan 4 terdapat pada Bab II teori dasar.
Hukum Ohm
𝑽
R= (5)
𝑰
Hukum Kirchoff
- KCL (Kirchhoff Low Current)
∑ Imasuk = ∑ Ikeluar (6)
- KVL ( Kirchoff Voltage Low)
∑V= 0 (7)
Presentase Error
𝑻−𝑴
Error (%) = x 100% (8)
𝑻
Ket :
T = theory (teori)
M = Measurement (pengukuran)
11
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
Pembagi tegangan
𝑹𝟏 𝒙 𝑹𝟐
Rp =𝑹 (9)
𝟏+ 𝑹𝟐
Resistansi total
Rtot = Rp + Rs (10)
Arus total
𝐄
Itot = (11)
𝐑𝐭𝐨𝐭
12
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
BAB IV
DATA DAN HASIL PERCOBAAN
A. Data Percobaan
a. Hukum Ohm
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Hukum Ohm
Jatuh Arus (mA)
No Tegangan R = 47 Ω R = 100 Ω R = 220 Ω R = 470 Ω R = 680 Ω
(V)
1. 4 88.5 41.5 19.7 8.7 5.8
2. 6 129.1 61.9 29.3 12.9 8.7
3. 8 175 84.1 39.1 17.3 11.6
4. 10 210 103 51.4 22.8 15.4
5. 12 250 122.6 58.1 25.7 17.3
b. Hukum Kirrchhoff I
Tabe 4.2 Hasil Percobaan Hukum Kirchhoff I (KCL)
Sumber DC Arus (mA)
No A1 A2 A3
(V)
1. 4 8.9 10.9 19.9
2. 6 13.2 16.2 29.6
3. 8 17.6 21.6 39.3
4. 10 22 26.9 49.1
5. 12 26.1 32 58.3
c. Hukum kirchhoff II
Tabel 4.3 Hasil Percobaan Hukum Kirchhoff II (KVL)
Tegangan (V) Arus (mA)
No Sumber DC (V) V1 V2 V3 A
1. 4 1.23 1.03 1.90 12.7
2. 6 1.83 1.54 2.83 18.9
3. 8 2.35 1.98 3.63 24.3
4. 10 2.95 2.48 4.54 30.4
5. 12 3.55 2.98 5.48 36
13
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
14
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
1
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
BAB V
PEMBAHASAN
20
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
100 𝑥 82
= = 45.05 Ω
100+82
Rtot = Rp + R3
= 45. 05 Ω + 150 Ω
= 195. 05 Ω
𝐸
Itot =
𝑅𝑡𝑜𝑡
4
= 195.05
= 0.020 A= 20 mA
𝑅2
I1 =𝑅 x Itot
1+ 𝑅2
82
= 182 x 20
= 9.01 mA
Untuk perhitungan arus yang lain dengan sumber tegangan yang berbeda maka
dapat diselesaikan dengan cara dan rumus yang sama dengan rumus diatas,
sehingga hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.2 :
21
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
Rtot = R1+R2+R3
= 100Ω + 82 Ω+ 150 Ω
= 332 Ω
𝐸
Itot = 𝑅𝑡𝑜𝑡
4
=
332
= 0.012 A= 12 mA
V1 = I. R1
= 0.012 x 100
= 1.2 V
Untuk perhitungan pada percobaan selanjutnya dapat dilakukan dengan cara dan
rumus yang sama,sehingga hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
22
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
I = 2.06 mA
V1 = I.R1
= 0.00206 x 1200
= 2.47 V
Untuk perhitungan arus dan tegangan yang lain dan dengan sumber tegangan yang
berbeda, dapat diselesaikan dengan cara dan rumus yang sama dengan rumus
diatas, sehingga hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.4 :
23
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
Untuk perhitungan arus dan tegangan yang lain dengan menggunakan sumber
tegangan yang berbeda, dapat dilakukan dengan cara dan rumus yang sama dengan
rumus di atas, sehingga hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
𝑻−𝑴
Error (%) = x 100 %
𝑻
𝟖𝟓.𝟏− 𝟖𝟖.𝟓
Error (%)= x 100 %
𝟖𝟓.𝟏
Untuk mencari persentase error (%) masing-masing resistor pada tabel 3.1,
tegangan dan arus pada tabel 3.2, 3.3, 3.4, dan 3.5 digunakan rumus yang sama
dengan rumus diatas sehingga hasilnya dapat di lihat pada tabel dibawah ini :
24
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
1
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
2
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
Tabe 5.7 Perbandingan teori, praktek dan persentase kesalahan pada Hukum Kirchhoff I (KCL)
Arus (mA)
Sumber DC A1 A2 A3
No
(V)
Praktek Teori Error (%) Praktek Teori Error (%) Praktek Teori Error (%)
1. 4 8.9 9.01 1.22 10.9 10.98 0,73 19.9 20 0,50
2. 6 13.2 13.51 2.29 16.2 16.48 1,70 29.6 30 1,33
3. 8 17.6 18.47 6.73 21.6 22,52 4,09 39.3 41 4,15
4. 10 22 22.9 3.93 26.9 28.02 4,00 49.1 51 3,73
5. 12 26.1 27,48 5.02 32 33.51 4,51 58.3 61 4,43
25
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
Tabel 5.8 Perbandingan teori, praktek dan persentase kesalahan pada Hukum Kirchhoff II (KVL)
Tegangan (V) Arus (mA)
Sumber V1 V2 V3 A
No DC Error Error Error Error
(V) Praktek Teori Praktek Teori Praktek Teori Praktek Teori
(%) (%) (%) (%)
1. 4 1.23 1,2 1.03 0,98 1.90 1,8 12.7 12
-2,50 -5,10 -5,56 -5,83
2. 6 1.83 1,8 1.54 1,47 2.83 2,7 18.9 18
-1,67 -4,76 -4,81 -5,00
3. 8 2.35 2,44 1.98 1,99 3.63 3,5 24.3 24
3,69 0,50 -3,71 -1,25
4. 10 2.95 3,03 2.48 2,46 4.54 4,5 30.4 30
2,64 -0,81 -0,89 -1,33
5. 12 3.55 3.6 2.98 2,95 5.48 5,4 36 36
1,39 -1,02 -1,48 0,00
Tabel 5.9 Perbandingan teori, praktek dan persentase kesalahan pada 2 Sumber DC
Sumber DC Arus (mA)
Tegangan (V)
(V)
V1 V2 V3 A
No
V2 Error Error Error Error
V1 Praktek Teori Praktek Teori Praktek Teori Praktek Teori
(%) (%) (%) (%)
1. 4 9 2.55 2,47 3.87 3,70 7.06 6,79 2.1 2.06
-3,24 -4,59 -3,98 -1,94
2. 6 9 2.87 2,76 4.41 4,14 8.04 7.59 2.4 2,3
-3,99 -6,52 -5,93 -4,35
3. 8 9 3.26 3,12 4.99 4,68 9.13 8,85 2.7 2,6
-4,49 -6,62 -3,16 -3,85
4. 10 9 2.64 3,6 5.52 5,4 10.06 9,90 3.0 3
26,67 -2,22 -1,62 0,00
5. 12 9 3.97 3,96 6.09 5,94 11.12 10,9 3.3 3,3
-0,25 -2,53 -2,02 0,00
26
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
Tabel 5.10 Perbandingan teori, praktek dan persentase kesalahan pada 2 Sumber DC (Polaritas V2 dibalik)
Sumber DC Arus (mA)
Tegangan (V)
(V)
V1 V2 V3 A
NO
V1 V2 Error Error Error
Praktek Teori Praktek Teori Praktek Teori Error (%) Praktek Teori
(%) (%) (%)
1. 4 9 0.98 0,84 -16,7 -1.48 1,42 -4,23 2.70 2,6 -3,85 -0.81 0,70 -15,71
2. 6 9 0.59 0,56 -5,36 -0.88 0,84 -4,76 1.62 1.55 -4,52 -0.48 0,47 -2,13
3. 8 9 0.29 0,18 -61,1 -0.40 0,48 16,67 0.74 0,89 16,85 -0.21 0,15 -40,00
4. 10 9 0.12 0,18 33,33 0.18 0,48 62,50 0.35 0,89 60,67 0.10 0,15 33,33
5. 12 9 0.46 0,56 17,86 0.71 0,84 15,48 1.30 1,55 16,13 0.37 0,47 21,28
27
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
28
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
b. Hasil pengukuran tegangan Pada V1, V2 dan V3, mempunyai limiting error
yang berbeda beda. Karena besar jatuh tegangan pada resistor akan
mempengaruhinya.
c. Hasil pengukuran arus total pada rangkaian seri, limiting errornya paling rendah
adalah 0.0%
d. Hasil dari pengukuran arus, di pengaruhi dengan sumber tengangannya dan
resistansinya. Kenaikan tegangan akan mempengaruhi arus.
4. Pengukuran Tegangan dan Arus pada Hukum Kirhcoff dengan 2 sunber tegangan.
a. Berdasarkan penghukuran apda percobaan dengan 2 sumber, dengan limiting
error yang cukup rendah. Kareana pengykuran dan teori hasilnya hampir sama.
b. Akan terjadi perbedaan jika menggunakan 2 sumber.
c. Dan jika polaritasnya memiliki perbedaan maka akan saling menjumlahkan
sehingga tegangannya ikut naik.
d. Hasil dari pengukuran tegangan pada V1, V2 dan V3 yang dimiliki jatuh
tegangan yang berbeda – beda.
e. Hasil dari pengukuran arus, di pengaruhi dengan sumber tengangannya dan
resistansinya. Kenaikan tegangan akan mempengaruhi arus.
5. Pengukuran Tegangan dan Arus pada Hukum Kirhcoff dengan 2 sumber tegangan
(polaritasnya V2 dibalik).
a. Berdasarkan hasil pengukuran Tegangan dan Arus pada Hukum Kirhcoff
dengan 2 sumber tegangan (polaritasnya V2 dibalik), terdapat limiting error
pada setiap resistor tersebut berbeda – beda.
b. Dilihat dari hasil pengukuran Tegangan dan Arus pada Hukum Kirhcoff dengan
2 sumber tegangan (polaritasnya V2 dibalik). 2 tegangan sumber akan saling
mengurangkan jika polaritasnya sama dan arus akan menuju ke sumber yang
lebih kecil.
c. Hasil pengukuran tegangan pada V1, V2 dan V3. Memiliki jatuh tegangan yang
bervariasi atau berbeda – beda, tergantung pada nilai dan besar resistornya.
29
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
30
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
BAB VI
JAWABAN PERTANYAAN
A. Hukum Ohm
Soal 1
1. Jelaskan maksud dari percobaan gambar 6.1
Solusi
Maksud dari percobaan di atas merupakan hubunagn untuk hubungan antara arus
(I),Tegangan(V) dan Hambatan(R). Dimana Tegangan (V) sebanding dengan
Arus (I), dan berbanding terbalik dengan resistansi(R), sesuai dengan hukum
ohm (I = V / R) , maksudnya adalah apabila ketika nilai tegangan mengalami
kenaikan maka nilai arus juga akan naik. Arus (I) berbanding terbalik dengan
Resistansi. Dalam keadaan tegangan konstan perubahan resistansi pada sebuah
rangkaian akan memberi dampak pada perubahan dan nilai arus. Sehingga pada
saat pengukuran dapat diketahui bahwa semakin besar nilai resistansi maka akan
semakin kecil nilai arus pada sebuah rangkaian. Jadi kesimpulannya besarnya
nilai resistansi akan mempengaruhi besarnya arus dan besar tegangan dari suatu
rangkaian.
Soal 2
2. Jelaskan hubungan antara tegangan dan arus listrik pada tegangan yang konstan.
Solusi
31
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
Pada saat tegangan konstan, dapat diketahui bahwa hubungan anatara tegangan
dan arus akan berbanding lurus, maksudnya apabila arus pada suatu rangkaian
besar maka dpat diketahui bahwa rangkaian tersebut memiliki tahanan yang
kecil, hal tersebut yang menjadi patokan untuk memenuhi nilai tegangan yang
konstan. Karena nilai arus sebanding dengan tegangan tapi berbanding terbalik
dengan hambatan.
Soal 3
3. Jelskan hubungan antara arus listrik dan tahanan pada tegangan yang konstan.
Solusi
Pada saat tegangan konstan, maka dapat diketahui bahwa nilai arus akan
berbanding terbalik dengan hambatan. Maksudnya apabila dalam suatu
rangkaian memiliki tahanan yang besar maka pada rangkaian tersebut akan
memiliki arus yang kecil, bgitupun sebaliknya. Dan sebagaiman telah di jelaskan
bahwa arus akan cenderung mengalir pada tahanan atau hambatan yang kecil.
Soal 4
4. Bandingkan hasil percobaan dengan teori.
Solusi
Perbandingan hasil percobaan dengan teori dapat dilihat pada tabel 5.6, 5.7, 5.8,
5.9, 5.10 dan grafik
B. Hukum Kirchhoff
Soal 1
1. Jelskan maksud percobaan pada :
a. Gambar 3.2
b. Gambar 3.3
c. Gambar 3.4
Solusi
a. Gambar 3.2 : ditunjukan bahwa arus yang masuk pada suatu rangkaian akan
sma dengan arus yang keluar dari rangkaian tersebut, maksudnya apabila
32
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
suatu rangkaian dialiri arus maka arus yang kluar akan sama, meskipun pada
rangkaian tersebut memiliki tahanan yang berbeda-beda besarnya.
b. Gambar 3.3 : ditunjukan bahwa apabila suatu tahanan dirangkai seri maka
pada masing-masing tahanan akan memiliki nilai tegangan yang berbeda-
beda pula, lain halnya dengan arus, apabila suatu tahanan dirangkai seri maka
pada tahanan tersebut akan memiliki nilai arus yang sama.
c. Gambar 3.4 : ditunjukan bahwa pada rangkain terdapat 2 sumber tegangan,
sumber tegangan inilah yang mempengaruhi besarnya arus dan tegangan pada
rangkaian tersebut, 2 sumber tegangan dan hambatan yang disusun seri akan
menghasilnya besar tegangan yang berbedaa-beda, disebabkan karena arus
cenderung akan mengalir ke sumber yang memiliki tegangan yag kecil.
Soal 2
2. Sesuaikan percobaan-percobaan yang telah saudara lakukan dengan teori?
Jelaskan!
Solusi
Dari percobaan yang telah dilakukan terdapat sedikit perbedaan antara hasil
pengukuran dengan perhitungan secara teori, adanya perbedaan tersebut
mungkin diakibatkan karena kesalahan pembacaan dari pengukur ataupun
kesalalahan dari alat ukur yang digunakan.
Soal 3
3. Mengapa ketika baterai E2 dibalik polaritasnya, menyebabkan berubahnya
penunjukan tegangan pada setiap tahanan?
Solusi
Karena Arah polaritas E2 sumber tegangan berlawanan arah dengan sumber
tegangan yang lain, sehingga untuk tegangan total dalam rangkaian tersebut
tidak bertambah karena gabungan dari 2 sumber tegangan melainkan tegangan
totalnya akan berkurang karena salah satu sumber akan bernilai negatif.
Sehingga arus dan teganganyang dihasilkan akan semakin kecil bahkan ada yang
bernilai negatif (-).
33
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada percobaan kali ini kita telah membuktikan mengenai Hukum Ohm dan
Hukum Kirchhof dimana telah terbukti bahwa nilai arus pada suatu rangkaian
berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan resistansi,
berdasarkan hukum kirchhoff I jumlah arus yang memasuki rangkaian sama
dengan jumlah arus yang meninggalkan rangkaian dan berdasarkan hukum
kirchhoff II jumlah tegangan pada suatu rangkaian tertutup adalah nol.
2. Pada percobaan untuk menghitung arus , tegangan dan resistansi dari setiap
rangkaian digunakan rumus hukum ohm dan hukum kirchhoff kemudian
mebandingkannya dengan hasil pengukuran
3. Hubungan antara arus dan tegangan pada suatu tahanan dapat dijelaskan bahwa
arus berbanding lurus dengan tegangan dimana semakin tinggi suatu tegangan
maka nilai arus yang dihasilkan akan semakin besar.
4. Lain halnya hubungan antara tegangan dan resistansi dimana apabila nilai
resistansi dalam suatu rangkaian besar maka tegangan yang dihasilkan juga akan
besar.
B. Saran
Dalam melakukan praktikum, hendaknya selalu berhati-hati karena alat dan bahan
yang digunakan mudah rusak, disamping itu alat dan bahan juga sangat
membahayakan bagi kesehatan atau kehidupan. Oleh karena itu, dalam melakukan
praktikum praktikan harus selalu menggunnakan peralatan K3 dan selalu mengikuti
arahan dan petunjuk dari guru pembimbing demi tercapainya hasil praktikum yang
maksimal. Dan kami juga sangat mengharapkan adanya kritikan yang sifatnya
membangun pada laporan kami ini agar kedepannya kami dapat membuat laporan
yang lebih baik.
34
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
DAFTAR PUSTAKA
35
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
LAMPIRAN – LAMPIRAN
36