Anda di halaman 1dari 17

BAB VIII

MANAJEMEN PENUNJANG LAYANAN KLINIS

KRITERIA

8.2.2

ELEMEN PENILAIAN DOKUMEN TERKAIT KETERANGAN


EP 1 - SK Pelayanan Farmasi tentang
persyaratan petugas yang berhak
memberi resep
EP 2 - SK Pelayanan Farmasi tentang
persyaratan petugas yang berhak
menyediakan obat
- Sk Pelayanan Farmasi tentang
EP 3 pelatihan bagi petugs yang diberi
kewenangan menyediakan obat tetapi
belum sesuai persyaratan
- SK Pelayanan Farmasi memuat
EP 4 tentang pemesanan, peresepan dan
pengeloalaan obat
- SOP tentang pelayanan, peresapan
dan pengelolaan obat.
- SOP menjaga tidak tersedianya
EP 5 pemberian obat kadaluarsa.
- SK pelayanan farmasi yang memuat
tentang larangan memberi obat
kadaluarsa dan upaya untuk adanya
obat kadaluarsa dengan sistem FIFO
dan FEFO.
- Bukti dilakukan pengawasan oleh
Dinas Kesehatan
EP 6
- SK yang memuat ketentuan yang
EP 7 berhak meresapkan obat Psikotropika
dan Narkotika.
- SOP peresapan Psikotropika dan
Narkotika.
- SK tentang Reskosiliasi obat
EP 8 - SOP penggunaan obat yang dibawa
sendiri oleh pasien/keluarga.
EP 9 - SOP pengawasan dan pengendalian
penggunaan obat Psikotropika dan
Narkotika.
- Pedoman Penggunaan Psikotropika
dan Narkotika ( Dokumen Eksternal)
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA
PUSKESMAS KALIBALANGAN
KECAMATAN ABUNG SELATAN
Jalan Pura Utama – Kalibalangan Kec. Abung Selatan, 34581 Telp (0724) 26075

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KALIBALANGAN


NOMOR : 445/110/P.50201/ SK-UKP/2016

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN APOTEK UPTD PUSKESMAS KALIBALANGAN


KEPALA UPTD PUSKESMAS KALIBALANGAN

Menimbang : a. B ahwa penyediaan obat merupakan langkah awal


pengelolaan di puskesmas untuk melayani keperluan pelnggan
dalam penanganan kesehatan sehingga perlu di berikan
kewenangan kepada petugas yang berhakpenyimpanan obat
sehingga tidak terjadi pemberian obat yang kadaluarsa;
b. Bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian
yang berorientasi kepada pasien maka pelayanan selama hari
kerja harus diatur tentang peresepan, pemesanan dan
pengelolaan obat yang meliputi persyaratan petugas yang
berhak memberikan resep dan meresapkan obat psikotropika,
ketentuan tentang reskosiliasi obat, pencatatan pemberian
informasi obat serta ketentuan tentang penggunaan obat yang
dibawa sendiri oleh pasien;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b maka
perlu menetapkan Keputusan Kepala Puskesmas tentang
penyediaan obat di Puskesmas Kalibalangan.
Mengingat : a. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009, tentang
Pekerjaan Kefarmasian.
c. Peraturan Mentri Kesehatan Repulik Indonesia Nomor
889/Menkes/Per/V/2011 tahun 2011 tentang Registrasi, ijin
Praktek dan Ijin Kerja Tenaga Kefarmasian;
d. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30
Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.
e. Peraturan Pemerintah No 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan
Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan ( Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3781)
f. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas;

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
Kesatu : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kalibalangan Tentang
Pelayanan Farmasi ;
Kedua : Pelayanan Farmas di UPTD Puskesmas Kalibalangan

Meliputi :
1. Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat.
2. Pelayanan farmasi selama hari kerja
3. Peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat.
4. Persyaratan petugas yang berhak menyediakan obat.
5. Ketentuan petugas yang diberikan kewenangan dalam penyediaan
obat jika petugas yang memenuhi syarat tidak
6. Persyaratan petugas yang berhak memberi resep
7. Ketentuan tentang petugas yang berhak meresapkan obat-obatan
Psikotropikan dan Narkotik.
8. Ketentuan tentang reskonsiliasi obat
9. Penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien
10. Persyaratan penyimpanan obat
11. Menjaga tidak terjadinya pemberian obat kadaluarsa
12. Penanganan dan pelaporan obat kadaluarsa
13. Pencatatan dan pemantauan Efek samping obat dan kejadian tidak
diinginkan.
14. Pemberian informasi obat
15. Penyediaan obat-obatan emergency di ruangan tindakan adapun
penjelasan dari pelayanan farmasi diatas sebagaimana terlampir
dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini.

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan dan apabila di


kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kalibalangan
Pada tanggal : 1 Juni 2016
KEPALA UPTD PUSKESMAS KALIBALANGAN

dr. Hj Sri Haryati, M.Kes


NIP.19730419 2005012006
Daftar Lampiran : Surat Keputusan Kepala UPTD
Puskesmas Kalibalangan
Nomor : 445/48-56/P 50201/SOP – UKP
/2016
Tanggal : 01 Juni 2016

PELAYANAN OBAT
1. Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan bagi keperluaan puskesmas kalibalangan
harus mengikuti standar prosedur oprasional penyediaan obat yang menjamin
ketersediaan obat untuk puskesmas kalibalangan.
2. Puskesmas Kalibalangan memberikan pelayanan obat selama jam kerja kepada pasien
yang datang di UPTD Puskesmas Kalibalangan.
3. Peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat
TUJUAN
a. Menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan Obat dan Bahan Habis
Pakai yang efisien, efektif dan rasional.
b. Meningkatkan Kompetensi/Kemampuan tenaga kefarmasian
c. Mewujudkan sistem informasi manajemen
d. Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan

SASARAN
a. Puskesmas
b. Pustu/Poskesdes
c. Posyandu
d. Pengobatan Lansia

BENTUK KEGIATAN
1. Peresepan Obat
a. Obat diresepkan sesuai terapi atas diagnosa pasien
b. Pemberian resep dilakukan oleh petugas farmasi atau petugas lain diberi
kewenangan.
2. Pemesanan Obat
a. Pemesanan Obat yang dibutuhkan Puskesmas dilakukan oleh petugas farmasi atau
gudang obat puskesmas
b. Pemesanan Obat untuk kebutuhan pelayanan dilakukan oleh petugas unit
pelayanan kepada petugas farmasi atau gudang obat puskesmas
c. Pelayanan terkait kepada petugas farmasi gudang obat puskesmas.
3. Pengeloalaan Obat
Pengelolaan obat di gudang obat dilakukan oleh petugas farmasi meliputi kegiatan
perencanaan, pencatatan, pelaporan dan persiapan pemantauan dan evaluasi.
4. Persyaratan petugas yang berhak menyediakan obat bagi para pelanggan/pasien di
UPTD Puskesmas Kalibalangan antaralain :
a. Tenaga Profesi Apoteker memiliki Kompetensi dan Surat Ijin Praktek Apoteker
(SIPA) di UPTD Puskesmas Kalibalangan.
b. Tenaga teknis kefarmasian yang telah memiliki surat ijin kerja asissten apoteker
(SIKA) di UPTD Puskesmas Kalibalangan
c. Tenaga non teknis kefarmasian yang telah terlatih, dibawah pengawasan dan
tanggung jawab langsung asissten apoteker.

Ketentuan tentang petugas yang berhak menyediakan obat ini berlaku untuk
semua pelayanan obat kepada pelanggan di UPTD Puskesmas Kalibalangan.

5. Pelatihan petugas yang diberi kewenangan menyediakan obat apabila tidak tersedia
tenaga yang berkopetensi dilakukan secara eksternal UPTD Puskesmas Kalibalangan
yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Utara.
6. Persyaratan petugas yang berhak memberi resep bagi pelanggan di UPTD Puskemas
Kalibalangan antara lain:
a. Dokter Umum yang telah memiliki ijin praktek dokter di UPTD Puskesmas
Kalibalangan.
b. Dokter gigi yang telah memiliki ijin praktek dokter ggigi di UPTD Puskesmas
Kalibalangan .
c. Perawat umum yang telah memiliki ijin praktek Keperawatan di UPTD
Puskesmas Kalibalangan.
d. Perawat gigi yang telah memiliki ijin praktek perawat gigi di UPTD Puskesmas
Kalibalangan.
e. Bidan yang telah memiliki izin praktek bidan di UPTD Puskemas Kalibalangan.
7. Peresapan Narkotik dan Psikotropika bagi pasien antara lain :
a. PERESAPAN NARKOTIK
1) Dokter Penulis Resep adalah dokter/dokter gigi yang telah memiliki ijin
praktek dokter di UPTD Puskesmas Kalibalangan.
2) Resep Narkotik ditulis dengan jelas dan dapat dibaca tanpa menimbulkan
kemungkinan salah tafsir.
3) Setiap Resep di lengkapi dengan; kekuatan takaran, jumlah yang harus
diberikan, dosis pemakaian, cara pemakaian dan dibubuhi tandatangan penuh
oleh dokter/dokter gigi penulis resep.
b. PERESEPAN PSIKOTROPIKA
1) Dokter penulis resep adalah Dokter/Dokter gigi yang tlah memiliki ijin
praktek
2) Resep Psikotropika di ditulis dengan jelas dan dapat dibaca tanpa
menimbulkan kemungkinan salah tafsir.
3) Setiap Resep di lengkapi dengan; kekuatan takaran, jumlah yang harus
diberikan, dosis pemakaian, cara pemakaian dan dibubuhi tandatangan penuh
oleh dokter/dokter gigi penulis resep.
8. Tidak ada ketentuan yang mengikat mengenai reskosiliasi obat.
9. Ketentuan tentang penggunaan obat yng dibawa sendiri oleh pasien/keluarganya
antara lain :
a. Bahwa Obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga harus di ketahui oleh
dokter pemeriksa pasien.
b. Bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga telah mendapatkan
persetujuan dari Apoteker di UPTD Puskesmas Kalibalangan.
c. Bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga tidak mempunyai kontra
indikasi dengan kondisi fisik pasien.
d. Bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga tidak mempunyai efek
bertentangan dengan obat yang dipergunakan dalam proses pengobatan oleh
dokter di UPTD Puskemas Kalibalangan.
e. Bahwa obat yang dibawa oleh pasien/keluarga tidak menimbulkan efek ganda
dengan obat yang dipergunakan dalam pengobatan pelanggan.
f. Bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga tidak menimbulkan
interaksi obat dan berdampak negatif terhadap pengobatan pasien.
10. Persyaratan Penyimpanan Obat
a. Petugas obat menerima obat dari IFK dengan memeriksa keadaan obat yang di
terima antara lain: kesessuaian jumlah, tanggal kadaluarssa serta kondisi fisik
obat.
b. Petugas obay menyusun obat kedalam rak obat secara alfabetis untuk setiap
bentuk sediaan.
c. Petugas obat mengendalikan sirkulasi mengikuti sistem FIFO dan FEFO
d. Petugas obat menyimpan obat Narkotik dan Psikotropika dalam lemari khusus.
e. Petugas obat menyimpan sediaan cair di pisahkan dari sediaan padat.
f. Petugas obat menyimpan vaksin dan sisposotoria dalam lemari pendingin dan
melakukan kontrol suhu setiap hari.
g. Petugas obat mencatat semua obat dalam buku penerimaan puskesmas dan buku
pengeluaran obat.
h. Petugas obat mencatat semua obat yang di terima dan di keluarkan ke dalam kartu
stok sebagai kendali persediaan.
i. Petugas obat membuat laporan persediaan obat melalui LPLPO setiap bulannya.
j. Petugas obat melaporkan LPLPO kepada Kepala Puskesmas dan IFK Lampung
Utara
11. Menjaga tidak terjadinya pemberian obat yang kadaluarsa.
a. Petugas obat memeriksa semua obat yang diterima termasuk tanggal kadaluarsa
dan keadaan fisik barang.
b. Petugas obat memasukkan obat kedalam gudang penyimpanan obat di UPTD
Puskesmas Kalibalangan.
c. Petugas obat menyimpan obat dalam rak dan menyusun sesuai jenis obat denngan
mengikuti sistem FIFO dan FEFO.
d. Petugas obat melakukan pencatatan obat yang disimpan dalam kartu stok obat
sebagai kartu kendali.
e. Petugas obat mendistribusikan obat dari dalam gudang mengikuti sistem FIFO dan
FEFO.
f. Petuga obat melakukan kontrol rutin terhadap kualitas obat termasuk tanggal
kadaluarsa.
g. Petugas obat memilah obat yang telah kadaluarsa dan menyimpan di tempat
terpisah dari obat lain.
h. Petugas obat membuat daftar obat yang telah kadaluarsa .
i. Petugas obat melaporkan obat kadaluarsa kepada Kepala Puskesmas
j. Petugas obat mengambil obat kadaluarsa dalam membuat Berita Acara Serah
Terima Obat Kadaluarsa kepada IFK.
12. Pemberian Informasi obat kepada pasien dan petugas kesehatan di Puskesmas
Kalibalangan
a. Petugas farmasi wajib menyampaikan segala sesuatu yang berkaitan dengan obat
yang diterima oleh pasien dengan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien dan
keluarganya.
b. Pemberian Informasi obat wajib memenuhi kriteria 8T dan 1W
13. Pencatatan Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping obat dan kejadian tidak
diinginkan :
a. Petugas obat menyampaikan formulir monitoringefek samping obat (MESO)
kepada petugas kesehatan pemeriksa pasien.
b. Petugas kesehatan melakukan pemantauan terhadap kemungkian timbulnya efek
samping obat yang di pergunakan dalm terapi terhadap pasien.
c. Petugas kesehatan mencaatat kejadian efek samping obat dalam formulir MESO
d. Petugas kesehatan menyerahkan laporan MESO kepada petugas obaat
e. Petugas obat memberikan kompilasi data hasil monitoring efek samping obat
yang diterima dari petugas kesehatan
f. Petugas obat membuat laporan monitoring efek samping obat di UPTD
Puskesmas Kalibalangan.
g. Kepala Puskesmas memeriksa dan menandatangani laporan Monitoring Efek
Samping Obat
h. Petugas tata usaha membubuhkan nomor surat keluar Laporan Monitoring Efek
Samping Obat
i. Petugas obat mengirimkan Laporan Monitoring Efek Samping Obat ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Lampung Utara
j. Petugas obat mendokumentasikan arsip Laporan Monitoring Efek Samping Obat.

Ditetapkan di : Kalibalangan
Pada tanggal : 1 Juni 2016
KEPALA UPTD PUSKESMAS KALIBALANGAN

dr. Hj Sri Haryati, M.Kes


NIP.19730419 2005012006
PERESEPAN, PEMESANAN DAN
PENGELOALAAN OBAT
No Dokumen : 445/III/ P.50201/SOP-
UKP/2016
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit: 1 Juni 2016
Halaman : 1/2
UPTD Puskesmas Dr. Hj Sri Haryati, M.Kes
Kalibalangan NIP.19730419 2005012006
1. Pengertian Pemesanan obat adalah suatu proses kegiatan pengelolaan
obat untuk mengajukan pemesanan/permintaan obat ke IFK
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan jumlah dan
jenis obat yang sudah direncanakan alam rangka pemenuhan
kebutuhan obat dan alkes di puskesmas.
2. Tujuan Memenuhi kebutuhan masing-masing unit pelayanan
kesehatan sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah
kerjanya.
3. Kebijakan Setiap kegiatan pengelolala obat dalam melakukan
pemesanan obat di puskesmas mengikuti langkah-langkah
SOP.
4. Referensi - Buku Pedoman pengelolaan obat publik dan perbekalan
kesehatan Puskesmas
- Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Ahli
Kesehatan, Depkes RI Jakarta (Cetakan kedua tahun
2004)

5. Prosedur 1. Petugas Farmasi memperkirakan / menghitung


pemakaian obat rata-rata perbulan di puskesmas induk
dan seluruh unit pelayanan untuk menyusun rencana
kebutuhan obat selama setahun.
2. Petugas Farmasi mengajukan usulan obat ke Instalasi
Farmasi Kabupaten ( IFK) sesuai ketersediaan obat /
alkes di IFK setiap 3 bulan sekali.
3. Petugas menerima obat dan alkes berdasar permintaan
yang diusulkan setiap 3 (tiga) bulan sekali.
4. Petugas obat menyimpan obat /alkes yang datang dari
IFK di logistik farmasi dipuskesmas.
5. Petugas Obat menginventarisasi obat dan menulis di
penerimaan dan kartu stok sebagai pengendali
ketersedian obat.
6. Petugas obat menginformasikan kepada petugas medis
untuk ketersediaan obat yang berlebih untuk
menghindari obat kadaluarsa.
7. Petugas obat menginformasikan pada petugas medis
untuk obat yang kosong ketersediaannya untuk
digantikan dengan obat pengganti lain dengan fungsi
yang sama.
8. Petugas obat menyiapkan permintaan obat/alkes untuk
didistribusikan ke Sub.Unit Internal (Pel.Gigi, Pel.
KIA, Laboratorium dan Pel. Umum) berdasarkan
LPLPO Sub Unit.
9. Petugas obat menyiapkan permintaan obat/alkes untuk
didistribusikan ke Sub.Unit Eksternal (PKD/PUSTU)
berdasarkan LPLPO Sub Unit.
10. Petugas obat mengevaluasi ketersediaan obat, kamar
obat dan logistik farmasi di Puskesmas, tidak lagi
mencukupi Kebutuhan Pelayanan segera membuat
LPLPO untuk mengajukantambahan obat.

6. Unit Terkait 1. Pelayanan Umum


2. Pelayanan KIA
3. Pelayanan Gigi
4. Lboratorium

445/III/P.50201/SOP-UKP/2016
2/2
MENCEGAH PEMBERIAN OBAT
KADALUARSA
No Dokumen : 445/III/ P.50201/SOP- UKP/2016
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit: 1 Juni 2016
SOP Halaman : 1/2
UPTD Puskesmas Dr. Hj Sri Haryati, M.Kes
Kalibalangan NIP.19730419 2005012006
1. Pengertian Mencegah pemberian obat kadaluarsa artinya upaya
menghindari penerahan obat-obatan yang sudah melewati
batas waktu pemakaian yang tertera pada wadah obat,
sehingga komposisi dan khasiat obat sudah hilang, menurun
dan atau membahayakan jika di konsumsi oleh manusia.
2. Tujuan Menghindari resiko efek samping obat membahayakn kepada
pasien akibat obat kadaluarsa.
3. Kebijakan Permenkes Nomor 30 tahun2014 tentang standar pelayanan
kefarmasian di puskesmas.
4. Referensi - Buku Pedoman pengelolaan obat publik dan perbekalan
kesehatan Puskesmas
- Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Ahli
Kesehatan, Depkes RI Jakarta (Cetakan kedua tahun
2004)

5. Prosedur 1. Petugas obat memeriksa semua obat yang diterima dari


IFK termasuk tanggal kadaluarsa dan keadaan fisik
barang.
2. Petugas obat me masukksan obat kedalam gudang
penyimpanan obat di UPTD Puskesmas Kalibalangan
3. Petugas obat menyimpan dalam rak penyusunan sesuai
jenis dan mengikuti sistem FIFO dan FEFO
4. Petugas obat melakukan pencatatan obat yang disimpan
dalam kartu stok obat sebagai kartu kendali.
5. Petugas obat mendistribusikan obat dari dalam gudang
mengikuti sistem FIFO dan FEFO nya.
6. Petugas obat melakukan kontrol rutin terhadap kualitas
obat termasuk tanggal kadaluarsanya.
7. Petugas obat memilah obat yang telah kadaluarsa dan
menyimpan di tempat terpisah dari obat lain.
8. Petugas obat membuat daftar obat yang telah kadaluarsa.
9. Petugas obat melaporkan obat kadaluarsa kepada kepala
puskesmas
10. Petugas obat mengambil obat kadaluarsa dengan
membuat Berita Acra Serah terima Obat Kadaluarsa
kepada IFK
6. Unit Terkait 1. Gudang Obat UPTD Puskesmas Kalibalangan

445/III/P.50201/SOP-UKP/2016
2/2
PERESEPAN NARKOTIKA DAN
PSIKOTROPIKA
No Dokumen : 445/III/ P.50201/SOP- UKP/2016
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit: 1 Juni 2016
SOP Halaman : 1/2
UPTD Puskesmas Dr. Hj Sri Haryati, M.Kes
Kalibalangan NIP.19730419 2005012006
1. Pengertian Peresepan Narkotika dan Psikotropika adalah kegiatan
penulisan resep obat yang mengandung Narkotika dan
Psikoyropika untuk pasien Puskesmas Kalibalangan dan
hanya bisa diresepkan oleh dokter/dokter gigi.
2. Tujuan Menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan penggunaan
dan penyalahgunaan obat Narkotika dan Psikotropika.
3. Kebijakan - Undang – undang nomor 35 tahun 2009 tentang
Narkotika
- Undang – undang nomor 5 tahun 1997 tentang
Psikotropika
4. Referensi Pedoman pelayanan kefarmasian di puskesmas, Direktorat
Bina Farma Komunikasi dan Klinik, Direktorat Jendral Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia tahun 2006.
5. Prosedur 1. Petugas kesehatan memeriksa pasien dan melakukan
anamnesa
2. Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan lanjutan
sesuai keadaan pasien dengan memeriksa fisik maupun
psikis/keadaan kejiwaan pasien
3. Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan penunjang
terhadap pasien
4. Petugas kesehatan menentukan diagnosa penyakit dan
atau gangguan kejiwaan pasien
5. Petugas kesehatan menentukan terapi bagi pasien
6. Petugas kesehatan menuliskan diagnosa dan terapinya
kedalam kartu catatan medik pasien
7. Petugas kesehatan mendokumentasikan catatan medik
yang dibuat dalam kantung family folder
8. Petugas kesehatan menulis resep psikotropika/narkotika
yag diaksud adalah dokter atau dokter gigi dengan
membubuhkan paraf/tanda tangan penuh untuk pasien
setiap penulisan resep
9. Petugas kesehatan menyerahkan resep kepada
pelanggan/pasien
10. Pasien membawa dan menyerahkan resep kepada
petugas obat Puskesmas Kalibalangan
11. Petugas obat menulis alamat lengkap dan nomor telpon
pasien pada lembar belakang kertas resep
6. Unit Terkait 1. Pelayanan Umum
2. Pelayanan KIA
3. Pelayanan Gigi
445/III/P.50201/SOP-UKP/2016
2/2
PENGGUNAAN OBAT YANG DIBAWA SENDIRI
OLEH PASIEN / KELUARGA
No Dokumen : 445/III/ P.50201/SOP- UKP/2016
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit: 1 Juni 2016
SOP Halaman : 1/1
UPTD Puskesmas Dr. Hj Sri Haryati, M.Kes
Kalibalangan NIP.19730419 2005012006
1. Pengertian Penggunaan Obat yang dibawa sendiri oleh
pasien/keluarganya adalah penggunaan obat diluar obat yang
sudah diresepkan oleh dokter/ petugas pemeriksa pasien dan
di perbolehkan sendiri oleh pasien atau keluarga.
2. Tujuan Menjamin pasien mendapat terapi obat yang sesuai dengan
kebutuhan dan tidak terjadi penggunaan obat ganda atau
interaksi obat yang tidak diinginkan.
3. Kebijakan Untuk penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh
pasien/keluarga harus mengikuti langkah-langkah dalam
SOP.
4. Referensi Pedoman pengelolaan obat dan standar pelayanan
Puskesmas.

5. Prosedur 1. Petugas menerima resep yang diserahkan pasien.


2. Petugas obat membaca dan meneliti kesesuaian
penulisan resep dan memastikan tidak terjadi
overdosis/dobel dosis, kontra indikasi maupun interaksi
obat.
3. Petugas obat menyiapkan obat sesuai yang tertulis dalam
resep .
4. Petugas menuliskan etiket/label anatara lain
mencantumkan nama pasien, tanggal dan aturan
pakainya.
5. Petugas obat memanggil pasien dan memeriksa ulang
identitas dan alamat pasien sesuai tercantum dalam resep
untuk menyerahkan obatnya.
6. Petugas obat menanyakan dan menjajaki kemungkinan
adanya obat lain yang dibawa sendiri oleh pasien
/keluarganya untuk dipergunakan dalam upaya
penyembuhan penyakitnya.
7. Petugas obat memeriksa jenis, jumlah dan keadaan obat
yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga.
8. Unit Terkait 1. Pelayann Umum
2. Pelayanan KIA / KB
3. Pelayanan Gigi

445/III/P.50201/SOP-UKP/2016
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
PENGGUNAAN NARKOTIKA DAN
PSIKOTROPIKA
No Dokumen : 445/III/ P.50201/SOP- UKP/2016
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit: 1 Juni 2016
SOP Halaman : 1/1
UPTD Puskesmas Dr. Hj Sri Haryati, M.Kes
Kalibalangan NIP.19730419 2005012006
1. Pengertian Pengawasan dan pengendalian penggunaan Narkotika dan
Psikotropika adalah proses kontrol terhadap obat Narkotika
dan Psikotropika dari permintaan, penerimaan sampai
pengeluaran dan penggunaan obatnya.
2. Tujuan Mencegah dan menghindari penyalahgunaan obat Narkotika
dan Psikotropika
3. Kebijakan - Undang – undang nomor 35 tahun 2009 tentang
Narkotika
- Undang – undang nomor 5 tahun 1997 tentang
Psikotropika
- Peraturan pemerintah no 72 Tahun 1999 tentang
pengamanan Sediaan Framasi dan Alkes.
4. Referensi Pedoman pengelolaan obat di Puskesmas, Dirjen Bina
Kefarmasian dan Alkes tahun 2010.

5. Prosedur 1. Petugas menyusun rencana kebutuhan obat Narkotika


dan Psikotropika sesuai kebutuhan untuk pelayan di
Puskesmas Kalibalangan
2. Petugas obat mengajukan permintaan Narkotika dan
Psikotropika ke Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung
Utara.
3. Petugas obat memeriksa dan menerima obat Narkotika
dan Psikotropika dari IFK
4. Petugas obat menyimpan obat di lemari khusus Nakotika
dan Psikotropika dan diaman kan dengan kunci almari
yang dipegang oleh pengelola obat dan Kepala
Puskesmas .
5. Petugas Obat mencatat setiap penerimaan dan
pengeluarannya.
6. Petugas obat mencatat setiap pengeluaran Narkotika dan
Psikotropika dan identitas pasien ke dalam buku bantu
pencatatan Pengeluaran Obat Narkotika dan
Psikotropika.
7. Petugas obat membuat laporan penerimaan da pemakaian
obat Narkotika dan Psikotropika setiap akhir bulan.
8. Kepala Puskesmas memeriksa dan menandatangani
Laporan Penerimaan dan Penggunaan Narkotia dan
Psikotropika.
9. Petugas obat mengirim Laporan Narkotika dan
Psikotropika ke Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung
Utara dan tembusa ke IFK
10. Petugas obat mendokumentasikan laporan pengeluaran
Narkotika dan Psikotropika.
9. Unit Terkait 6. Pelayann Umum
7. Pelayanan KIA / KB
8. Pelayanan Gigi

445/III/P.50201/SOP-UKP/2016
2/2

Anda mungkin juga menyukai