Anda di halaman 1dari 6

TUGAS FISIKA IMAGING

SINGLE PHOTON EMISSION COMPUTER TOMOGRAPHY

Dosen Pengampu : Bapak Dr. Suryono, M.Si

Disusun Oleh :

RETNO NOVIA MASITHOH

NIM : P1337430214039

JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

PRODI D-IV TEKNIK RADIOLOGI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2017
A. PENDAHULUAN
Pencitraan molekuler mengalami perubahan yang luar biasa selama dekade
terakhir. Perkembangan ini dapat dilihat pada perkembangan dunia medis, seperti
scanner penyakit yang canggih, obat farmasi, agen diagnostik, dan terapi baru.
Sehingga menghasilkan perubahan yang signifikan pada perawatan kesehatan pasien.
Salah satu wujud perubahan modalitas kesehatan yang semakin canggih yaitu
adanya Single Photon Emisson Computer Tomography (SPECT) Dan Positron
Emission Tomography (PET), kedua alat ini mengawali perubahan pada diagnostik
molekuler dan dipersonalisasi obat.
Dalam makalah ini penulis tertarik untuk membahas kelebihan dan kekurangan,
desain dan sistem deteksi SPECT yang berbeda, dan (radiofarmaka) yang digunakan

B. TEORI
Modalitas diagnostik adalah alat penting dalam pengembangan baru
dalam pendeteksian, penentuan obat dan terapi terapeutik. Beberapa tahun terakhir, ada
perubahan pada Pengembangan sistem pencitraan mikroskop dengan spasial
Resolusi dan sensitivitas deteksi yang tinggi. Demikian pula, pada perkembangan
biokimia agar sesuai dengan target dan dapat dideteksi dengan menghasilkan sinyal
khusus. Sebagian besar modalitas memiliki karakteristik masing-masing. Contoh yang
bisa diambil Adalah implementasi baru PET / CT dan (SPECT / CT). Hingga saat ini
penelitian mengenai PET / SPECT masih berlangsung guna mengetahui keefektifan,
serta penyebaran pengetahuan tentang modalitas tersebut di masyarakat.
Radiofarmaka memiliki peran yang penting dalam konteks ini, dan alat tomografi
seperti Single Photon Emission Computer tomography (SPECT) dan Positron Emission
Tomografi (PET) memiliki kontribusinya yang signifikan dalam dunia diagnostic dan
imejing. Namun, teknik penggambaran anatomi yang dapat dilakukan pada modalitas
CT dan MRI, yang mana memiliki spasial resolusi tinggi dapat mengidentifikasi
morfologi dan struktur anatomi terkecil. Saat ini modalitas pencitraan bekerja secara
sinergis, sehinga dapat saling mengisi kekurangan dalam setiap modalitas. Sehingga
dapat menghasilkan hasil yang lebih akurat dibandingkan hanya dengan satu modalitas
saja.
Aspek penting lainnya dari pencitraan praklinis adalah Kemampuan untuk mempelajari
fisiologi selama beberapa waktu yang biasa disebut sebagai studi longitudinal.

C. SISTEM ISTRUMENTASI SPECT


1. Kelebihan dan kekurangan.
Modalitas diagnostik dibedakan antara Teknik pencitraan struktural atau
fungsional. Computed Tomografi (CT) dan magnetic resonance imaging (MRI)
merupakan alat yang memiliki tingkat ketelitian jaringan yang tinggi,
dibandingkan dengan modalitas fungsional seperti SPECT atau PET.
Kekurangan relatif dan kekuatan yang ada diantara modalitas pencitraan
penting untuk dipahami. Seseorang bisa perhatikan bahwa resolusi spasial MRI
dan CT secara signifikan lebih tinggi dari SPECT dan PET. Namun, sensitivitas
deteksi SPECT dan PET secara signifikan lebih tinggi daripada yang diberikan
oleh modalitas struktural dan terlebih lagi bisa mendeteksi konsentrasi pelacak
di picomolar atau nanomolar jarak. Kedua pendekatan tersebut menggunakan
pokok pelacak untuk dideteksi Kelainan fisiologis atau proses biokimia yang
terganggu.
2. Pinhole Geometry : Pinhole memiliki peran yang dikenal dengan baik
terutama untuk organ kecil seperti tiroid dan paratiroid. Pada sendi tulang anak-
anak, pinhole juga dapat meningkatkan spasial resolusi dengan memperbesar
struktur terkecil yang ditandai dengan perbedaan serapan tracer. Geometri
pinhole tidak sama dengan geometri paralel dimana pembesaran satu-ke-satu
tercapai. Geometris Pembesaran yang diberikan oleh geometri pinhole adalah
Jarak obyek dari aperture dan jarak dari aperture dari permukaan detektor.
3. Detektor. Sebuah kamera gamma konvensional bisa digunakan dengan
membuat kolimator pinhole dengan aperture yang ukurannya sangat kecil.
Sehingga memperkecil bidang pandang, untuk mengatasi hal tersebut maka
digunakan detector pixilated dimana detector tersebut dapat membaca citra
resolusi rendah.
4. Desain. Trimodality Triumph Scanner (Gamma Medica, Inc) adalah sebuah
integrated SPECT / PET / CT platform perangkat keras dan perangkat lunak
yang dirancang untuk hewan kecil dalam penelitian praklinis dan biomedis
aplikasi. Sistem ini menggabungkan PET (LabPET), SPECT (X-SPECT) dan
CT (X-O).
Sistem Bioscan memiliki empat detektor head yang terdiri KristalNaI (Tl).
Memiliki berbagai pilihan kolimator dan dapat mencapai resolusi <1mm, selain
itu sistem bioscan menggunakan multiplexedmultipinhole, merupakan detektor
dengan desain kolimator mencapai 36 pinhole atau lebih.
5. Sistem SPECT Hybrid. Pemindai μSPECT dapat menghasilkan gambar
fungsional dengan resolusi spasial tinggi; namun, korelasi anatomi
menggunakan modalitas pencitraan struktural masih dibutuhkan Untuk alasan
ini, CT atau MRI telah digabungkan dalam beberapa sistem μSPECT.

Figure 2: Invivo SPECT and SPECT/CT with


99mTc-MDP in C57BL/6 mice (3 hrs after
injection dose 120 MBq i.v.). Note the high
uptake in glenohumeral, the hip, and the
femorotibial joints as shown in the whole body
mouse (a). In (b) and (c), upper and lower
extremities are shown where SPECT and CT
images are coregistered. The whole body
fused SPECT and CT is shown in (d). Images
were acquired with the Inveon system
(Siemens Medical Solutions) using dual
detectors each mounted with a 5-pinhole
collimator. The pinhole aperture size was
1.0 mm.
Figure 3: Some commercial preclinical SPECT systems. (a) A preclinical hybrid
PET/SPECT device, the VECTor (Image courtesy of MI Labs), (b) Triumph Trimodality
scanner (courtesy of Gamma Medica), (c) NanoSPECT (courtesy of BioScan, Inc),

6. Radiofarmaka
Table 1: Commonly used single photon emitting radionuclides.
Radionuclide Half-life Energy Mode of decay
Tc-99m 6.02 h 142 keV IT (100%)
I-131 8.03 days 364 keV β− (100%)
I-123 13.22 h 159 keV EC (100)
In-111 2.80 days 171,245 keV EC (100%)
IT: isomeric transition, β−: beta-minus, EC: electron capture.

D. KESIMPULAN
Dari pemaparan di atas, beberapa kesimpulan penting dapat diambil:
1. Sensitivitas pada SPECT lebih tinggi dari pada modalitas CT/MRI.
2. SPECT memiliki kemampuan untuk melacak kelainan fisiologis dengan bantuan
radiofarmaka yang sesuai dengan organ yang akan dilakukan scanning.
3. Modalitas SPECT berkerja secara sinergi dengan bantuan CT atau MRI, guna
menghasilkan diagnose yang lebih akurat.
Sumber : International Journal of Molecular Imaging
“Molecular SPECT Imaging: An Overview”

Anda mungkin juga menyukai