SIMRS
SIMRS
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di era teknologi atau zaman digital saat ini, mengakses internet dan
membuka website adalah kegiatan yang lazim dilakukan oleh semua generasi. Pasalnya,
makin banyak aktifitas yang mengharuskan kita terkoneksi dengan internet, sebuah
aktifitas yang menjadi kebutuhan, mulai dari aktifitas kecil seperti mencari info kuliner,
melihat email, hingga mengurus pekerjaan atau bisnis online, mengharuskan membuka
sebuah website. Seiring dengan perkembangan zaman, pastinya tren-tren banyak
bermunculan. Terutama tren pada website itu sendiri yang terus berkembang semakin
pesat.
Website atau situs juga dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang
menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara,
video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang
membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing
dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink). Bersifat statis apabila isi
informasi website tetap, jarang berubah, dan isi informasinya searah hanya dari pemilik
website. Bersifat dinamis apabila isi informasi website selalu berubah-ubah, dan isi
informasinya interaktif dua arah berasal dari pemilik serta pengguna website.
Maka dari itu untuk menunjang kemajuan zaman yang semakin pesat ini, maka
Rumah Sakit RSU Medika Lestari Membuat atau membikin website untuk menunjang
pelayanan terhadap pasien agar lebih mudah dan mempercepat pasien untuk mendaftar
sehingga pasien nantinya tidak perlu antri lagi dan menunjukan informasi yang ada di
rumah sakit atau website profil.
B. TUJUAN UMUM
Untuk mengetahui cara kerja sistem informasi pendaftaran berbasis web pada pasien
rawat jalan di rumah sakit
C. TUJUAN KHUSUS
Untuk mengetahui pengertian sistem informasi
Untuk mengetahui pengertian website
Untuk mengetahui pengertian pasien
1
Untuk mengetahui pengertian rawat jalan
Untuk mengetahui pengertian rumah sakit
Untuk mengetahui konsep Analisa Sistem Rawat Jalan
1. MANFAAT
2. DEFINISI OPERASIONAL
1. Sistem
Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variable
yang teroganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu.
2. Informasi
Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi untuk
digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
3. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi
yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat
menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk
pengambilan keputusan.
4. Website
Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang terangkum dalam sebuah
domain atau subdomain, yang tepatnya berada di dalam World Wide Web (WWW)
di dalam internet.
5. Jaringan
Jaringan adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang didesain
untuk dapat berbagi sumber daya (printer, CPU), berkomunikasi, dan dapat
mengakses informasi.
2
3. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah Sakit
Bab I Pasal 1 ayat 5 berisi tentang Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat
dan prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah,
menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau
menyebarkan Informasi Elektronik.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah Sakit
Bab I Pasal 1 ayat 6 berisi tentang Penyelenggaraan Sistem Elektronik adalah
pemanfaatan Sistem Elektronik oleh penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha,
dan/atau masyarakat.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Badan Layanan Umum;
3
BAB II
D. MISI WEBSITE RS
1. Memberikan pelayanan terbaik dalam pengelolaan informasi untuk mendukung
kegiatan pelayanan rumah sakit;
2. Melengkapi Fasilitas dan pelaratan dalam rangka mendukung pelayanan informasi;
3. Melakukan inovasi pengembangan sistem teknologi informasi rumah sakit;
4. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya WEBSITE dalam rangka menghadapi
kemajuan teknologi Informasi;
5. Melakukan maintenance hardware dan jaringan untuk memperlancar pelayanan
rumah sakit yaitu untuk mengakses website rumah sakit.
E. TUJUAN
Menciptakan sistem informasi manajemen rumah sakit yang akurat, tepat dan cepat serta
terintegrasi untuk mendukung kegiatan pelayanan,
4
URAIAN TUGAS PADA INSTALASI WEBSITE
1. KEPALA INSTALASI
a. Memantau dan mengkoordinir pelaksanaan WEBSITE;
b. Membuat program pengembangan dan maintenance WEBSITE;
c. Melakukan kerja sama dalam hal pemutakhiran informasi dan teknologi;
d. Melaksanakan tugas koordinasi dengan manajemen, seluruh Instalasi dan
unit di lingkungan Rumah Sakit;
e. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
5
b. Merencanakan kebutuhan perlengkapan dan peralatan hardware yang
dibutuhkan untuk mengakses WEBSITE bagi admin.
c. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasannya.
5. STAF ADMIN
a. Melakukan pengecekan pendaftaran online sebagai admin;
b. Mendata Pasien yang telah melakukan pendaftaran online;
c. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasannya.
F. TATA HUBUNGAN KERJA
a. Tata Hubungan Kerja Internal
Pengaturan hubungan kerja yang menyangkut unit-unit kerja di dalam suatu
organisasi merupakan tata hubungan kerja internal. Berdasarkan pengertian tersebut
tata hubungan kerja perlu dibuat untuk unit-unit kerja yang cenderung tumpang tindih
atau memang memerlukan kerjasama yang harus diatur dengan tata hubungan kerja.
tata hubungan kerja perlu dibuat terutama untuk tugas-tugas yang bersifat strategis
yang memerlukan kejelasan peran, wewenang dan tanggung jawab dari masing-
masing unit kerja.
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam penyusunan tata hubungan kerja
internal adalah :
1. Mengidentifikasi tugas-tugas yang cenderung tumpang tindih atau benar-benar
memerlukan pengaturan kerja sama.
2. Menetapkan unit kerja yang menjadi pelaku utama dari setiap tugas.
3. Menetapkan peran unit-unit terkait dalam pelaksanaan setiap tugas.
4. Menetapkan urutan kegiatan yang harus dilakukan untuk
melaksanakan/menyelesaikan setiap tugas, sesuai dengan peran masing-
masing unit.
b. Tata Hubungan Kerja Eksternal
Tata hubungan kerja eksternal adalah pengaturan hubungan kerja antara unit-unit
kerja dalam suatu organisasi dengan unit kerja di luar organisasi tersebut. Hubungan
kerja dengan unit organisasi lain tersebut dapat berupa kerjasama lintas program
ataupun lintas sektor.
Adapun bentuk hubungan dengan unit-unit kerja di luar organisasi dapat berbentuk:
6
1. Hubungan teknis fungsional yaitu hubungan yang serasi, selaras dan seimbang
antara dua atau lebih unit organisasi yang secara teknis mempunyai fungsi
yang sama.
2. Hubungan koordinatif yaitu hubungan dalam rangka penyatuan upaya dan
daya dengan unit kerja lain untuk mencapai tujuan bersama.
BAB III
STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SDM
1. Pendidikan : Diploma III / Sarjana Komputer
2. Mampu mengoperasikan SIM RS baik Front end maupun back end
3. Dutamakan menguasai jaringan komputer
4. Menguasai database MySQL-SQL Server
5. Familiar/terbiasa dengan bahasa pemrograman HTML/PHP/Visual Basiq/Java
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan mengenai jumlah staf di unit SIM-RS menujukkan bahwa jumlah
staf yang ada di unit SIM-RS sudah cukup dalam menunjang proses pengelolaan SIM-RS
Unhas dan tugas-tugas yang dilakukan oleh petugas SIM-RS Unhas. Hal ini dapat dilihat
dari jumlah staf SIM-RS yang saat ini berjumlah 6 orang dengan jadwal kerja shift yang
telah ditetapkan.
C. JADWAL KERJA/SHIFT
Shift pagi : 07.30 – 14.00
Shift siang : 14.00 – 21.00
Jadwal Normal : Senin – Kamis : 07.30 – 16.00
7
Jumat : 07.30 – 16.30
BAB IV
STANDAR FASILITAS
Server
8
Ruang server tentu saja menyimpan komputer server yang menyimpan seluruh data milik
rumah sakit. Ruangan ini sebaiknya berdekatan dengan ruang SIM RS agar lebih mudah
dimonitoring dan dijangkau bila terjadi masalah. Selain itu, di dalam ruangan server
perangkat elektronik yang ada harus tetap menyala 24 jam. Karena itu untuk mencegah
kerusakan perangkat akibat suhu yang panas, ruangan harus tertutup dan dingin.
B. STANDAR SARANA DAN PRASARANA
Standar sarana dan prasarana SIM RS adalah memiliki komponen-komponen berikut ini:
a. Komponen input dan output
Komponen input adalah media untuk menangkap data yang akan dimasukkan ke
dalam sistem, seperti seperangkat komputer, printer, dan scanner.
b. Komponen teknologi
Teknologi merupakan aplikasi yang digunakan dalam sistem informasi. Teknologi
digunakan untuk menerima input, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan
dan mengirimkan output, dan membantu pengendalian dari sistem secara
keseluruhan.
c. Komponen basis data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan
berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di peranagkat keras komputer dan
menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan
dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam
basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan
berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas
penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat
lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).
d. Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api,
temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu
sendiri, ketidak-efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian
perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat
merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan
dapat langsung cepat diatasi.
9
BAB V
TATA LAKSANA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENELITIAN SERTA
PELAYANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) RS
10
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,
RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,
11
dengan baik.
Kebijakan 1. SK standar prosedur operasional dari Direktur Utama Rumah Sakit
Universitas Hasanuddin tentang konsultasi medis kepada dokter
spesialis yang dianggap kompeten sesuai bidangnya.
2. Petugas yang terlibat adalah dokter jaga, perawat jaga, dokter
spesialis/konsulen.
Prosedur 1. Petugas SIM melakukan pengecekan koneksi jaringan pada unit yang
bermasalah.
2. Jika ditemukan permasalahan jaringan maka petugas SIM
menghubungi teknisi jaringan.
3. Jika tidak ditemukan permasalahan jaringan, maka petugas SIM
melakukan re-install aplikasi SIM.
4. Setelah aplikasi SIM di-re-install, petugas SIM melakukan running test
aplikasi.
5. Jika aplikasi belum berjalan baik, maka petugas menghubungi
developer MyHospital.
6. Jika aplikasi telah berjalan baik, maka aplikasi sudah siap dioperasikan
kembali.
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, Laboratorium, Radiologi, Farmasi, Teknisi,
Developer MyHospital
Dokumen Terkait
-
Petugas Terkait - Staf SIM
- Staf Teknisi Jaringan
- Staf dari unit terkait
RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,
12
Prosedur 1. Petugas SIM melakukan pengecekan koneksi jaringan pada PC yang
akan dipasangkan aplikasi SIM.
2. Jika koneksi jaringan belum tersedia, petugas SIM menghubungi
Teknisi Jaringan.
3. Jika koneksi sudah tersedia, petugas SIM melakukan konfigurasi IP
address pada PC yang akan dipasangkan aplikasi SIM.
4. Setelah dilakukan konfigurasi IP address, petugas SIM melakukan
penginstalan aplikasi SIM pada PC tersebut.
5. Aplikasi SIM siap digunakan.
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, Laboratorium, Radiologi, Farmasi, Teknisi,
Developer MyHospital
Dokumen Terkait
-
Petugas Terkait - Staf SIM
- Staf Teknisi Jaringan
RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,
13
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, Laboratorium, Radiologi, Farmasi, Teknisi,
Developer MyHospital
Dokumen Terkait
-
Petugas Terkait - Staf SIM
- Staf dari unit terkait
- Staf Verifikator
- Staf Kasir
RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,
14
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, Laboratorium, Radiologi, Farmasi, Teknisi,
Developer MyHospital
Dokumen Terkait
Data hak akses user
Petugas Terkait - Staf SIM
- Staf dari unit terkait
RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,
PENGELOLAAN FINGERPRINT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
15
RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,
16
memudahkan mesin untuk memeriksa template jari (sample
jari) sidik jari hanya pada nomor ID itu saja. Jadi mesin tidak
perlu memeriksa seluruh template jari yang ada di mesin. (*nb:
hubungi staf SIM-RS untuk mendapatkan no. ID)
Jika permukaan kaca sensor kotor, bersihkan menggunakan
scoth tape (selotip). Jangan menggosok-gosokkan jari atau
benda lainnya pada permukaan sensor, karena hal ini
mengakibatkan permukaan sensor rusak.
Jika masih belum bisa melakukan scan, hubungi staf SIM-RS
untuk ditindak lanjuti segera.
Unit Terkait Seluruh Unit Rumah Sakit
Dokumen Terkait - Form Data Fingerprint staf RS Unhas
Petugas Terkait - Staf SIM
- Seluruh Staf RS Unhas
RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,
17
Prosedur Berikut petunjuk format SMS Gateway yang dibutuhkan:
1. Pendaftaran/Booking :
Ketik : DAFTAR <spasi> NO. MR <spasi> TGL-BLN <spasi>
HH:MM <spasi> POLI <spasi> DOKTER
Contoh: DAFTAR 1234 12-03 10:15 INTERNA PROF.SYAMSU
Kirim ke : 0815 4301 0000
2. Perkiraan Biaya Perawatan :
Ketik : BIAYA <spasi> NO.MR
Contoh : BIAYA 1234
Kirim ke : 0815 4301 0000
3. Saran
Ketik : SARAN <spasi> SARAN ANDA
Contoh : SARAN Pelayanan RS Unhas harus lebih di tingkatkan lagi
Kirim ke : 0815 4301 0000
4. Kritik
Ketik : KRITIK <spasi> KRITIK ANDA
Contoh : KRITIK Tempat parkir nya mohon ditertibkan
Kirim Ke 0815 4301 0000
5. Jadwal Dokter
Ketik : JADWALDOKTER <spasi> NAMA DOKTER
Contoh : JADWALDOKTER Prof. Syamsu
Kirim Ke 0815 4301 0000
Unit Terkait Admisi Center, Complaint Center
Dokumen Terkait -
Petugas Terkait - Staf SIM
- Staf Complaint Center
RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,
18
Prosedur Admin-web dalam pengelolaan web membutuhkan data/materi yang
berasal dari berbagai sumber antara lain:
- Data teks dari situs web, materi berita popular, buku, naskah
- Data gambar dari scan gambar, situs web, manipulasi gambar
- Data yang berasal dari aplikasi desktop seperti : MyHospital, My
Accounting, My HRD, SMS Gateway
- Link-link halaman web
- Script yang di-embeed
- Layanan RSS Feed
- Sumber data lain yang dapat dipertanggungjawabkan
Pengelola website adalah personal-personal yang ditunjuk melalui suatu
surat keputusan yang ditugaskan untuk mengelola web sebagai aktualisasi
informasi tupoksi melalui sarana website.
Personal-personal tersebut di plot dalam fungsi-fungsi pengelolaan
website. Fungsi-fungsi tersebut antara lain :
1. Writer (penulis) dan Reporter, sebagai penyedia data / materi dari
suatu bahan informasi yang akan ditampilkan
2. Editor, yang bertugas melakukan editing terhadap data / materi
yang disiapkan oleh writer / reporter
3. Penanggung jawab, bertugas menentukan informasi yang layak
untuk ditampilkan atau tidak dan bertanggung jawab penuh
terhadap content web secara menyeluruh
4. Publisher / Admin, bertugas untuk menampilkan informasi yang
sudah disetujui penanngung jawab untuk ditampilkan.
Unit Terkait IRD, SMF, Rekam Medis
Dokumen Terkait Data artikel yang akan ditampilkan di website RS Unhas
Petugas Terkait - Staf SIM
- Staf Kerjasama dan Pemasaran
BAB VI
LOGISTIK
Logistik di rumah sakit adalah konsep yang kurang dipahami dan sering tidak dihargai,
meskipun meliputi bagian penting dari anggaran operasional rumah sakit. Studi menunjukkan
bahwa sekitar 30% sampai 45% dari pengeluaran rumah sakit didedikasikan untuk kegiatan
logistik. Logistik di rumah sakit tidak hanya layanan yang berhubungan dengan pembelian,
toko dan farmasi, tetapi juga mencakup layanan kesehatan seperti unit operasi dan ruang
perawatan pasien.
Pengertian
Secara tidak sadar sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita telah melaksanakan fungsi
logistik baik itu di rumah kita atau di kantor, meskipun kenyataannya tidak selalu
mempergunakan istilahnya. Logistik adalah bagian dari instantsi yang tugasnya adalah
menyediakan barang atau bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan operasionalnya instansi
tersebut dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang tepat dengan harga serendah mungkin.
19
Tujuan
Kegiatan logistik sebenarnya punya tiga tujuan, Tujuan operasional agar tersedianya barang
yang bermutu, Tujuan keuangan, operasional dapat terlaksana dengan biaya yang serendah-
rendahnya. Dan Tujuan keamanan yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan,
pencurian, penyusutan, dll.
20
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN DAN MANAJEMEN RISIKO
A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (Kemenkes RI, 2011).
Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai
dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan
dampaknya. Manajemen risiko rumah sakit adalah kegiatan berupa identifikasi dan
21
evaluasi untuk mengurangi risiko cedera dan kerugian pada pasien, karyawan rumah
sakit, pengunjung dan organisasinya sendiri.
B. TUJUAN
Tujuan keselamatan pasien, yaitu membangun kesadaran terhadap keselamatan
pasien serta terlaksananya implementasi keselamatan pasien dalam setiap kegiatan
pelayanan di Rumah Sakit.
Tujuan adanya manajemen resiko, yaitu untuk menciptakan budaya keselamatan
pasien di rumah sakit, untuk mengurangi kejadian yang tidak diharapkan (KTD), serta
untuk melaksanakan program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian yang tidak diharapkan.
BAB VIII
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas medis lainnya
perlu diperhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di rumah
sakit serta metode pengembangan program keselamatan dan kesehatan kerja di sana perlu
dilaksanakan, misalnya perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi,
penanganan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya. Selain
terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di rumah sakit juga ‘concern’ keselamatan dan hak-hak pasien yang masuk kedalam
program patient safety.
Merujuk kepada peraturan pemerintah berkenaan dengan keselamatan dan kesehatan kerja di
tempat kerja, pedoman ini juga mengambil dari beberapa sumber “best practices” yang
berlaku secara Internasional, seperti National Institute for Occupational Safety and Health
22
(NIOSH), the Centers for Disease Control (CDC), the Occupational Safety and Health
Administration (OSHA), the US Environmental Protection Agency (EPA), dan lainnya. Data
tahun 1988, 4% pekerja di USA adalah petugas medis. Dari laporan yang dibuat oleh The
National Safety Council (NSC), 41% petugas medis mengalami absenteism yang diakibatkan
oleh penyakit akibat kerja dan injury dan angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan
sektor industri lainnya. Survei yangdilakukan terhadap 165 laboratorium klinis di Minnesota
memperlihatkan bahwa injury yang terbanyak adalah needle sticks injury (63%) diikuti oleh
kejadian lain seperti luka dan tergores (21%). Selain itu pekerja di rumah sakit sering
mengalami stres, yang merupakan faktor predisposisi untuk mendapatkan kecelakaan.
Ketegangan otot dan keseleo merupakan representasi dari low back injury yang banyak
didapatkan di kalangan petugas rumah sakit.
Keselamatan kerja pada unit kerja SIM RS berfokus kepada peralatan-peralatan utama dan
penunjang yang digunakan oleh staf SIM RS selama melaksanakan tugasnya. Selain dari
perangkat teknis, budaya kerja staf SIM RS juga turut memengaruhi keselamatan staf tidak
hanya dari sisi fisik tapi juga dari sisi psikologis.
23
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu pada unit SIM RS Unhas akan mengarah pada keakuratan data atau
informasi yang ada di dalam sistem. Informasi yang terdaoat dalam sistem meliputi data
pasien, seperti nama, alamat, tempat tanggal lahir, dan seterusnya. Juga data pegawai RS juga
memiliki data, seperti nama, unit kerja, pangkat, serta tagihan pasien, Rekam Medis,
pembukuan RS dan lain-lain.
A. Nilai Informasi
Menurut Burch dan Strater dalam buku mereka, Information Systems: Theory and
Practice, nilai informasi itu didasarkan atas sepuluh sifat sebagai berikut :
1. Mudahnya dapat diperoleh
24
Sifat ini menunjukan mudahnya dan cepatnya dapat diperoleh keluaran informasi.
Kecepatan memperolehnya dapat diukur, akan tetapi berapa nilainya bagi pemakai
informasi, sulit mengukurnya.
2. Sifat luas dan lengkapnya
Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai
volumenya, akan tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifatnya ini sangat
kabur dan oleh karena itu sulit mengukurnya.
3. Ketelitian
Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran informasi.
Dalam hubungannya dengan volume data yang besar, maka biasanya terjasi dua jenis
kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.
4. Kecocokan
Sifat ini menunjukan betapa baik keluaran informasi dalam hubungannya dengan
permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang
dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna akan tetapi masalah
mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.
5. Ketepatan waktu
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek, daripada siklus
dapat diperolehnya informasi : masukan, pengolahan dan pelaporan keluaran kepada
para pemakai. Biasanya agar informasi itu tepat waktu, lamanya siklus ini harus
dikurangi. Dalam beberapa hal ketepatan waktu dapat diukur.
6. Kejelasan
Sifat ini menunjukan tingkat keluaran informasi, bebas dari istilah-istilah yang tidak
jelas. Membetulkan laporan dapat memakan biaya yang besar.
7. Keluwesan
Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya
dengan lebih dari satu keputusan akan tetapi juga dengan lebih dari seorang
pengambilan keputusan. Sifat ini sulit mengukurnya, akan tetapi dalam banyak hal
dapat diberikan nilai yang dapat diukur.
8. Dapat dibuktikan
Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji
keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
9. Tidak ada prasangka
25
Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna
mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
10. Dapat diukur
Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal.
meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan sebagainya sering
dianggap sebagai informasi, hal-hal tersebut berada diluar lingkup pembicaraan kita.
Nilai informasi yang sempurna adalah bahwa mengambil keputusan diizinkan untuk memilih
keputusan optimal dalam setiap hal, dan bukan keputusan yang “rata-rata” akan menjadi
optimal, dan untuk menghindarkan kejadian-kejadian yang akan mengakibatkan suatu
kerugian. Informasi ini tidak sempurna karena lebih banyak memberikan perkiraan daripada
memberikan angka yang pasti.
B. Mutu Informasi
Informasi berbeda dalam mutunya disebagiankan oleh penyimpangan atau kesalahan.
Menurut Gordon B. Davis kesalahan dapat disebagiankan oleh :
1. Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.
2. Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar.
3. Hilang atau tidak terolahnya data.
4. Pemeriksaan atau pencatatan data yang salah
5. Dokumen (induk) sejarah yang salah (atau penggunaan dokumen sejarah yang salah)
6. Kesalahan dalam prosedur pengolahan(misalnya kesalahan program komputer)
7. Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja
26
Kesulitan karena peyimpangan dapat ditangani dalam pengolahan informasi melalui prosedur
untuk menemukan dan mengukur penyimpangan dan menyesuaikannya. Kesulitan karena
kesalahan dapat diatasi dengan :
1. Kontrol intern untuk menemukan kesalahan
2. Pemeriksaan intern dan extern
3. Penembahan “batas kepercayaan” kepada data,
4. Intruksi pemakai dalam prosedur pengolahan dan pengukuran agar para pemakai dapat
menilai kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
BAB X
PENUTUP
27
Diharapkan pedoman ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi unit terkait dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsi khususnya dalam penyusunan rencana kebijakan dan program di
lingkungan Rumah Sakit Unhas.
28