Laporan Hemoroid

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HEMOROID DI


RUANG ASPARAGA RUMAH SAKIT DR. HARYOTO LUMAJANG

oleh
Husnita Faradiba, S.Kep
NIM 192311101049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................... I
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... II
HALAMAN PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN.................... III
DAFTAR ISI................................................................................................. IV
A. Konsep Teori tentang Penyakit ............................................................ 1
1.1 Review Anatomi Fisiologi ..................................................................... 1
1.2 Definisi ................................................................................................... 1
1.3 Epidemilogi............................................................................................. 2
1.4 Etiologi.................................................................................................... 3
1.5 Klasifikasi ............................................................................................... 3
1.6 Patofisiologi............................................................................................ 6
1.7 Clinical Pathway..................................................................................... 6
1.8 Manifestasi Klinis................................................................................... 8
1.9 Pemeriksaan Penunjang.......................................................................... 9
1.10 Penatalaksanaan Farmakologi dan Non Farmaklologi......................... 17
B. Konsep Asuhan Keperawatan ...............................................................
C. Discharge Planning ................................................................................
BAB 1. KONSEP TEORI PENYAKIT

1.1. Review Anatomi Fisiologi


A. Anatomi
Bagian utama usus besar yang terakhir disebut sebagai rektum
danmembentang dari kolon sigmoid hingga anus (muara ke bagian luar
tubuh).Satu inci terakhir dari rektum disebut sebagai kanalis ani dan
dilindungioleh otot sfingter ani eksternus dan internus. Panjang rektum dan
kanalis aniadalah sekitar 15cm (5,9 inci).
Usus besar secara klinis dibagi menjadi belahan kiri dan kananberdasarkan
pada suplai darah yang diterima. Arteria mesenterika superiormendarahi belahan
kanan (sekum, kolon asendens, dan duapertiga proksimalkolon transversum) dan
arteria mesenterika inferior mendarahi belahan kiri(sepertiga distal kolon
transversum, kolon asendens, kolon sigmoid danbagian proksimal rektum). Suplai
darah tambahan ke rectum berasal dariarteri hemoroidalis media dan inferior yang
dicabangkan dari arteria iliakainterna dan aorta abdominalis.

Gambar 1.1
B. Fisiologi
Aliran balik vena dari kolon dan rektum superior adalah melalui
venamesenterika superior, vena mesenterika inferior, dan vena
hemoroidalissuperior (bagian sistem portal yang mengalirkan darah ke hati).
Venahemoroidalis media dan inferior mengalirkan darah ke vena iliaka sehingga
merupakan bagian sirkulasi sistemik. Terdapat anastomosis antara
venahemoroidalis superior, media, dan inverior, sehingga tekanan portal
yangmeningkat dapat menyebabkan terjadinya aliran balik ke dalam vena
danmengakibatkan hemoroid.

Gambar 1.2
Rektum dan anus merupakan lokasi sebagian penyakit yang
seringditemukan pada manusia. Penyebab umum konstipasi adalah
kegagalanpengosongan rektum saat terjadi peristaltik masa. Bila defekasi
tidaksempurna, rektum menjadi relaks dan keinginan defekasi menghilang. Air
tetap terus diabsorpsi dari massa feses, sehingga feses menjadi keras,
danmenyebabkan lebih sukarnya defekasi selanjutnya. Bila massa feses yangkeras
ini terkumpul disatu tempat dan tidak dapat dikeluarkan, maka disebutsebagai
impaksi feses. Tekanan pada feses yang berlebihan menyebabkantimbulnya
kongesti vena hemoroidalis interna dan eksterna, dan hal inimerupakan salah satu
penyebab hemoroid (vena varikosa rektum). (Price,2005)
1.2. Definisi Hemoroid
Hemoroid adalah Suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus
Hemoroidalis (Muttaqin, 2011). Hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah vena
hemoroidalis dengan penonjolan membrane mukosa yang melapisi daerah anus
dan rectum (Nugroho, 2011). Hemoroid (wasir) merupakan dilatasi karena varises
pada pleksus venosus di submukosa anal dan parianal (Mitchell, 2006).
1.3. Etiologi Hemoroid

Menurut Mutaqqin (2011), kondisi hemoroid biasanya tidak berhubungan


dengan kondisi medis atau penyakit, namun ada beberapa predisposisi penting
yang dapat meningkatkan risiko hemoroid seperti berikut:
a. Peradangan pada usus, seperti pada kondisi colitis ulseratif atau penyalit
crohn.
b. Kehamilan, berhubungan dengan banyak masalah anorektal.
c. Konsumsi makanan rendaj serat.
d. Obesitas.
e. Hipertensi portal.
1.4. Klasifikasi Hemoroid
Klasifikasi hemoroid menurut Lumenta (2006) dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Hemoroid internal
Adalah pelebaran plexus hemoroidalis superior. Diatas garis mukokutan dan
ditutupi oleh mukosa diatas sfingter ani. Hemoroid internal dikelompokkan
dalam 4 derajat :
1. Derajat I
Hemoroid menyebabkan perdarahan merah segar tanpa rasa nyeri sewaktu
defekasi. Tidak terdapat prolap dan pada pemeriksaan terlihat menonjol
dalam lumen.
2. Derajat II
Hemoroid menonjol melalui kanal analis pada saat mengejan ringan tetapi
dapat masuk kembali secara spontan.
3. Derajat III
Hemoroid akan menonjol saat mengejan dan harus didorong kembali
sesudah defekasi.
4. Derajat IV
Hemoroid menonjol keluar saat mengejan dan tidak dapat didorong masuk
kembali.

b. Hemoroid Eksternal
Adalah hemoroid yang menonjol keluar saat mengejan dan tidak dapat
didorong masuk. Hemoroid eksternal dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu:
1. Akut
Bentuk hemoroid akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir
anus dan sebenarnya merupakan hematoma. Walaupun disebut sebagai
hemoroid trombosis eksterna akut. Bentuk ini sering sangat nyeri dan gatal
karena ujung-ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.
2. Kronik
Bentuk hemoroid eksterna kronik adalah satu atau lebih lipatan kulit anus
yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.

1.5. Patofisiologi Hemoroid

Menurut Nugroho (2011) hemoroid dapat disebabkan oleh tekanan


abdominal yang mampu menekan vena hemoroidalis sehingga menyebabkan
dilatasi pada vena. dilatasi tersebut dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Interna (dilatasi sebelum spinter)
a. Bila membesar baru nyeri
b. Bila vena pecah, BAB berdarah anemia
2. Eksterna (dilatasi sesudah spingter)
a. Nyeri
b. Bila vena pecah, BAB berdarah-trombosit-inflamasi Hemoroid dapat
terjadi pada individu yang sehat.
Hemoroid umumnya menyebabkan gejala ketika mengalami pembesaran,
peradangan, atau prollaps. Diet rendah serat menyebabkan bentuk feses menjadi
kecil, yang bias, mengakibatkan kondisi mengejan selama BAB. Peningkatan
tekanan ini menyebabkan pembengkakan dari hemoroid., kemungkinan gengguan
oleh venous return (Muttaqin, 2011).

1.6. Clinical Pathway


1.7. Manifestasi Klinis Hemoroid

Sedangkan tanda dan gejala menurut Lumenta (2006) pasien hemoroid


dapat mengeluh hal-hal seperti berikut :
a. Perdarahan
Keluhan yang sering dan timul pertama kali yakni : darah segar menetes
setelah buang air besar (BAB), biasanya tanpa disertai nyeri dan gatal di anus.
Pendarahan dapat juga timbul di luar wakyu BAB, misalnya pada orang tua.
Perdaran ini berwarna merah segar.
b. Benjolan
Benjolan terjadi pada anus yang dapat menciut/ tereduksi spontan atau
manual merupakan cirri khas/ karakteristik hemoroid.
c. Nyeri dan rasa tidak nyaman Dirasakan bila timbul komplikasi thrombosis
( sumbatan komponen darah di bawah anus), benjolan keluar anus, polip
rectum, skin tag.
d. Basah, gatal dan hygiene yang kurang di anus Akibat penegluaran cairan dari
selaput lender anus disertai perdarahan merupakan tanda hemoroid interna,
yang sering mengotori pakaian dalam bahkan dapat menyebabkan
pembengkakan kulit.
1.8. Pemeriksaan Penunjang Hemoroid
1. Inspeksi
 Hemoroid eksterna mudah terlihat terutama bila sudah mengandung
thrombus.
 Hemoroid interna yang prolap dapat terlihat sebagai benjolan yang
tertutup mukosa.
 Untuk membuat prolap dengan menyuruh pasien mengejan.
2. Rectal touch
 Hemoroid interna biasanya tidak teraba dan tidak nyeri, dapat teraba
bila sudah ada fibrosis
 Rectal touch diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan
karsinoma recti.
 Anoscopi
Pemeriksaan anoscopi diperlukan untuk melihat hemoroid interna
yang belum prolap. Anoscopi dimasukkan dan dilakukan sebagai
struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lubang.

1.10 Penatalaksanaan Farmakologi dan Non Farmaklologi


1. Operasi Hemoroidectomy
2. Non operatif
a. Untuk derajat I dan II
 Diet tinggi serat untuk melancarkan BAB.
 Obat – obat suposituria untuk membantu pengeluaran BAB dan untuk
melunakan feces.
 Anti biotik bila terjadi infeksi.
 Injeksi skloretika ( Dilakukan antara mokosa dan varises dengan
harapan timbul fibrosis dan hemoroid lalu mengecil ).
 “ Rubber Band Ligation “ yaitu mengikat hemoroid dengan karet
elastic kira – kira I minggu, diharapkan terjadi nekrosis.
b. Untuk derajat III dan IV
 Pembedahan
 Dapat dilakukan pengikatan atau ligation.
 Dapat dilakukan rendam duduk.
 Dengan jalan suntikan”Sklerotika” ujntuk mengontrol pendarahan dan
kolaps (keluar) hemoroid interna yang kecil sampai sedang.

DAFTAR PUSTAKA

Grace, Pierce A. dan Neil R. Borley. 2005. Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: Erlangga
Lumenta, Nico A. 2006. Kenali Jenis Penyakit dan Cara Penyembuhannya :
Manajemen Hidup Sehat. Jakarta : Gramedia
Mitchell, Kumar,Abbas,Fausto. 2008. buku Saku Dasar Patologis Penyakit Edisi
7. Jakarta: EGC
Muttaqin, Arif Dan Kumala Sari. 2011. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika
Nugroho, Taufan. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit
Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai