Anda di halaman 1dari 2

SOP RUJUKAN EMERGENSI

PENGERTIAN
Puskesmas tidak dapat menyediakan kebutuhan pasien dengan kondisi emergensi dan pasien
memerlukan rujukan ke pelayanan yang mempunyai kemampuan lebih tinggi.

TUJUAN
Mencegah kematian dan atau cacat pada pasien kasus emergensi.

KEBIJAKAN
SK kepala puskesmas tentang kebijakan mutu dan keselamatan pasien

REFERENSI
Permenkes 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Permenkes No 75 tahun 2014

PERALATAN DAN BAHAN


1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Kasa
4. Termometer
5. Tabung oksigen
6. Infus set
7. Cairan infus : RL

PROSEDUR
1. Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medik untuk
menentukan diagnosis utama dan diagnosis banding.
2. Menstabilkan keadaan umum pasien sesuai kasus berdasarkan Standar Operasional
Prosedur (SOP).
a. Sebelum dirujuk pastikan :
- Gangguan pernapasan dan sirkulasi telah ditangani
- Perdarahan telah dihentikan
- Luka-luka telah ditutup
- Patah tulang telah difiksasi b. Jika belum stabil :
- Periksa kesadaran pasien untuk menentukan keadaan umum pasien sadar atau
tidak
 Air Way ( jalan nafas) :
- Periksa jalan nafas, bebaskan jalan nafas dari sumbatan sekret, darah, benda
asing.
- Lakukan tindakan Triple manouver ; Head Tilt (ekstensi kepala), Chin Lift
(angkat dagu keatas), Jaw Thrust(dorong rahang bawah kedepan).
- Buka mulut.
- Pemasangan Oro-pharingeal tube bila pasien tidak sadar.
 Breathing (pernafasan) :
- Periksa pernafasan pasien bernafas atau tidak dengan Listen (suara nafas), Look
(melihat gerakan dada), Feel ( Merasakan ada udara atau tidak).
- Bila tidak bernafas segera beri bantuan nafas :
- Bantuan nafas buatan tanpa alat (manual) dari mulut kemulut dengan frekwensi
30:2 (30 kali pijat jantung 2 kali nafas buatan)
- Bantuan nafas buatan dengan alat ambu bag, jukson reese, respirator
- Bila pasien bernafas segera beri terapi oxygen melalui
- Nasal Pronge 3 liter
- Nasal catheter 3 liter
- Mask 6-8 liter
 Circulation (sirkulasi darah) :
- Periksa bagaimana perdarahannya
- Segera lakukan terapi cairan pemasangan infus dengan pemberian cairan
kristaloid (Nacl, RL, Normal Salin)
- Periksa tekanan darah, nadi dan perifer.
- Drugs (obat-obatan) :sesuai kasus
b. Membuat catatan rekam medis pasien
c. Menjelaskan/memberikan
d. Informed Consernt
e. (persetujuan/penolakan rujukan)
f. Meminta konfirmasi/ Menghubungi rumah sakit yang akan dituju dengan
menggunakan sarana komunikasi dan memastikan kesiapan fasilitas penerima rujukan
1. Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk.
2. Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan dan
selama dalam perjalanan ke tempat rujukan
3. Meminta petunjuk dan cara penangan untuk menolong penderita bila
penderita tidak mungkin dikirim.
g. Membuat surat rujukan pasien rangkap 2, Lembar pertama dikirim ke tempat rujukan
bersama pasien yang bersangkutan. Lembar kedua disimpan sebagai arsip
h. Mobil ambulan disiapkan di depan puskesmas
i. Pasien dibawa ke ambulan dengan kursi roda atau bed sesuai dengan kondisi pasien
j. Proses rujukan harus didampingi tenaga medis yang berkompeten.
k. Selama di dalam ambulan pasien harus dimonitor kondisi vitalnya sampai di tempat
rujukan.
l. Setelah sampai di rumah sakit, tenaga medis menghubungi petugas IGD rumah sakit
rujukan.
m. Menyerahkan surat rujukan kepada pihak yang berwenang di fasilitas pelayanan
kesehatan tempat kesehatan.
n. Meminta lembar umpan balik surat rujukan, yang menyatakan bahwa pasien telah
diterima dan ditangani di rumah sakit rujukan.

Anda mungkin juga menyukai