Anda di halaman 1dari 26

JENIS DATA PENELITIAN

MAKALAH
PENYAJI
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Metodologi Penelitian Kuantitatif
Yang dibina oleh Ibu Dr. Siti Nurrochmah, M.Kes

OLEH
Mohammad Syamsul Anam
160614800921

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA
NOVEMBER 2016

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis kepada Allah SWT atas limpahan

rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

karya tulis dalam bentuk makalah dengan judul “Jenis Data Penelitian”.

Makalah ini ditulis sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan mata

kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif. Keseluruhan isi pada makalah ini yaitu

membahas tentang konsep data, dan klasifikasi jenis data penelitian.

Dalam pembuatan makalah ini kami menemukan hambatan karena

terbatasnya ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh penulis mengenai konsep data,

dan klasifikasi jenis data penelitian. Oleh karena itu kami mengucapkan terima

kasih kepada dosen pembimbing matakuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif

yang telah membimbing dan mengarahkan kami sehingga makalah ini dapat

terselesaikan.

Saya sangat menyadari bahwa dalam struktur penulisan makalah ini terdapat

banyak kesalahan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya saran dan

kritik agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat dijadikan acuan

untuk membuat makalah selanjutnya agar lebih sempurna dan harapannya makalah

ini dapat menjadi sumber informasi bagi kita semua yang akan menunjang

kelancaran proses pembelajaran kedepan dan dapat bermanfaat bagi pembaca

makalah ini.

Malang, November 2016

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................. 2

C. Tujuan Penulisan ............................................................... 2

D. Manfaat .............................................................................. 3

BAB II LANDASAN TEORI

A. Konsep Data ...................................................................... 4

B. Klasifikasi Jenis Data ........................................................ 5

BAB III PEMBAHASAN

A. Membahas Contoh Sebuah Penelitian Dan Jenis Data Yang

Digunakan.......................................................................... 15

BAB III KESIMPULAN

A. Kesimpulan ........................................................................ 20

B. Saran .................................................................................. 21

DAFTAR RUJUKAN ............................................................................. 22

LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................... 23

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian hakikatnya merupakan suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh

pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Pengetahuan yang diperoleh dari

penelitian dapat berupa fakta, konsep, generalisasi dan teori yang memungkinkan

manusia dapat memahami fenomena dan memecahkan masalah yang dihadapi.

Masalah masalah yang akan diselesaikan merupakan pusat perahatian dalam

penelitian.

Aktivitas penelitian tidak akan terlepas dari keberadaan data yang merupakan

bahan baku informasi untuk memberikan gambaran spesifik mengenai obyek

penelitian. Data adalah fakta empirik yang dikumpulkan oleh peneliti untuk

kepentingan memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian. Data

penelitian dapat berasal dari berbagai sumber yang dikumpulkan dengan

menggunakan berbagai teknik selama kegiatan penelitian berlangsung.

Menurut Lofland dalam Djaelani (2013:82) sumber data utama dalam

penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan lainnya. Jika dalam penelitian kuantiatif yang

menjadi titik perhatian dalam pengumpulan data adalah sampel yang diperlakukan

sebagai subyek penelitian, sedangkan di dalam penelitian kualitatif tidak berbicara

tentang sampel sebagaimana penelitian kuantitatif, tetapi tentang informan dan

aktor/pelaku, kata-kata dan tindakan informan dan pelaku itulah yang dijadikan

4
sumber data untuk diamati/diobservasi dan diminta informasinya melalui

wawancara/diskusi/dokumentasi.

Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua jenis

yaitu data primer dan data sekunder. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data

penelitian dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu data kualitatif (yang berbentuk

kata-kata/kalimat) dan data kuantitatif (yang berbentuk angka). Berdasarkan proses

atau cara untuk mendapatkannya, data kuantitatif dapat dikelompokkan dalam dua

bentuk yaitu: Data diskrit dan Data Kontinum.

Pemahaman peneliti terhadap jenis-jenis data penelitian tersebut di atas

bermanfaat untuk menentukan teknik analisis data yang akan digunakan. Terdapat

sejumlah teknik analisis data yang harus dipilih oleh peneliti berdasarkan jenis

datanya. Teknik analisis data kualitatif akan berbeda dengan teknik analisis data

kuantitatif. Oleh karena itu penulis ingin membahas mengenai jenis data dalam

penelitian.

B. Rumusan Masalah

Masalah atau topik pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut;

1. Apakah yang dimaksud dengan konsep data ?

2. Bagaimanakah klasifikasi jenis data ?

C. Tujuan

Tujuan topik pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut;

1. Dengan adanya makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu mengetahui,

memahami dan mengerti tentang konsep data.

5
2. Dengan adanya makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu mengetahui,

memahami dan mengerti tentang klasifikasi jenis data.

D. Manfaat

Diharapkan dengan tersusunnya makalah ini mampu memberikan

pengetahuan mengenai konsep atau pengertian jenis data penelitian hingga

klasifikasi jenis data yang digunakan dalam suatu penelitian.

6
BAB II

LANDASAN TEORI

A. KONSEP DATA

Definisi Data secara Etimologis merupakan bentuk jamak dari DATUM

yang berasal dari Bahasa Latin dan berarti "Sesuatu Yang Diberikan". Dalam

pengertian sehari-hari data dapat berarti fakta dari suatu objek yang diamati, yang

dapat berupa angka-angka maupun kata-kata. Sedangkan jika dipandang dari sisi

Statistika menurut Siswandari (2009) dalam Aditya (2013:1) Data merupakan

fakta-fakta yang akan digunakan sebagai bahan penarikan kesimpulan. Arikunto

(2002:96) data adalah hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta ataupun berupa

angka. Bungin (2001:123) Data adalah bahan keterangan tentang suatu objek

penelitian. Definisi data sebenarnya memiliki kemiripan dengan definisi informasi,

hanya informasi lebih ditonjolkan dari segi servis, sedangkan adata lebih

ditonjolkan aspek materi. Jadi dapat disimpulkan bahwa data merupakan kumpulan

fakta (informasi) yang diperoleh dari suatu pengukuran (angka).

Menurut Aditya (2013:2) agar data dapat dianalisis dan ditafsirkan dengan

Baik, maka harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : (1) Obyektif, Data yang

diperoleh dari lapangan/hasil pengukuran, harus ditampilkan dan dilaporkan apa

adanya. (2) Relevan, Dalam mengumpulkan dan menampilkan Data harus sesuai

dengan permasalahan yang sedang dihadapi atau diteliti. (3) Up to Date (Sesuai

Perkembangan), Data tidak boleh usang atau ketinggalan jaman, karena itu harus

selalu menyesuaikan perkembangan. (4) Representatif, Data harus diperoleh dari

7
sumber yang tepat dan dapat menggambarkan kondisi senyatanya atau mewakili

suatu kelompok tertentu atau populasi.

Dari konsep yang demikian itu, dalam penelitian dilapangan , data lebih

banyak disinggung, baik itu jenisnya maupun teknik memperolehnya. Bahkan pada

beberapa penelitian tertentu, disinggung singgung bagaiman data tersebut sudah

dapat dianalisi dilapangan, sehingga betul betul dapat mencerminkan wajah dari

sebuah fakta yang utuh.

B. KLASIFIKASI DATA

Data memiliki beberapa ciri yang dapat diklasifikasikan menurut

kekhususan tertentu, sesuai dengan maksud penelitian atau sumber data yang

digunakan. Oleh karena itu data dapat diklasifikasikan sebagi berikut : Berdasarkan

bentuk dan sifatnya, data penelitian dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu data

kualitatif (yang berbentuk kata-kata/kalimat) dan data kuantitatif (yang berbentuk

angka).

1. Data kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk

angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data

misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah

dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah

gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video. Menurut Bungin

(2001:124) data kualitatif diungkapkan dalam bentuk kalimat serta uraian uraian,

bahkan dapat berupa cerita pendek. Jenis data ini kebanyakan digunakan pada

8
penelitian kualitatif. Contohnya : “amat cantik”, “cantik”, “kurang cantik”, “tidak

cantik”.

Data kualitatif amat bersifat subjektif, karenanya penelitian yang

menggunakan data kualitatif, sesungguhnya harus berusaha sedapat mungkin untuk

menghindari sikap subjektif yang dapat menghamburkan objektivitas data

penelitian.

a. Data Kasus

Ciri khas dari data kualitatif adalah menjelasakan kasus kasus tertentu. Data

kasus hanya berlaku untuk kasus tertentu serta tidak bertujuan untuk generalisaikan

data atau menguji hipotesis tertentu. Lebih memungkinkan data kasus mendalam

dan komprehensif dalam mengekspresikan suatu objek penelitian. Wilayah data

kasus tergantung pada seberapa luas penelitian kasus tertentu. Oleh karenanya data

kasus bisa seluas indonesia, provinsi, kabupaten, kecamatan, desa, dapat beberapa

orang, bahkan satu orang. Dapat juga lembaga tertentu, suatu pranata tertentu dan

lain sebagainya.

b. Data Pengalaman Individu

Data ini adalah salah satu bentuk data kualitatif yang sering digunakan

dalam penelitian kualitatif. Data pengalaman individu dimaksud adalah bahwa

keterangan mengenai apa yang dialami oleh individu sebagai warga masyarakat

tertentu yang menjadi objek penelitian. Data pengalam pribadi ini sungguh sungguh

sarat dengan unsur unsur subjektif sehingga kadang kdang tidak sesuai dengan

realita keadaan masyarakat yang menjadi objek penelitia. Walaupun demikian

9
subjektivitas tersebut dapat dipakai sebagai bagian dari realita masyarakat yang

diteliti dan bukan maksud untuk menerangkan realita masyarakat yang diteliti.

Guna dari data semacam ini adalah si peneliti dapat memperoleh suatu

pandangan dari dalam melalui reaksi, tanggapan, interprestasi dan penglihatan para

warga subjek penelitian serta memperdalam pengertian secara kualitatif mengenai

detail yang tidak dapat diperoleh melalui wawancara ataupun observasi semata.

Misalnya seseorang yang sedang meneliti pemain sepakbola yang dialami

masyarakat.

2. Data Kuantitatif

Data ini lebih mudah dimengerti bila dibandingkan dengan data kualitatif.

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan

bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik

perhitungan matematika atau statistika. Contoh data kuantitatif antara lain: tinggi

badan, berat badan, kecepatan lari, sepakbola dan sebagainya. Selanjutnya data

kuantitatif bisa dibedakan sebagai berikut:

a. Data Nominal

Data nominal atau sering disebut juga data kategori, data yang diperoleh

melalui pengelompokkan obyek berdasarkan kategori tertentu. Perbedaan kategori

obyek hanya menunjukan perbedaan kualitatif. Walaupun data nominal dapat

dinyatakan dalam bentuk angka, namun angka tersebut tidak memiliki urutan atau

makna matematis sehingga tidak dapat dibandingkan. Ukuran nominal adalah

ukuran yang paling sederhana, di mana angka yang diberikan kepada objek

mempunyai arti sebagai label saja dan tidak menunjukkan tingkatan apa-apa. Objek

10
dikelompokkan dalam set-set dan kepada semua anggota set diberikan angka. Set-

set tersebut tidak boleh tumpang tindih dan bersisa (mutually exclusive and

exhaustive) (Nazir, 2005:130). Logika perbandingan “>” dan “<” tidak dapat

digunakan untuk menganalisis data nominal. Operasi matematika seperti

penjumlahan (+), pengurangan (-), perkalian (x), atau pembagian (:) juga tidak

dapat diterapkan dalam analisis data nominal.

Contoh data nominal antara lain: Jenis kelamin yang terdiri dari dua kategori

yaitu: ( 1 : Laki-laki), ( 2 : Perempuan). Angka (1) untuk laki-laki dan angka (2)

untuk perempuan hanya merupakan simbol yang digunakan untuk membedakan

dua kategori jenis kelamin. Angka-angka tersebut tidak memiliki makna kuantitatif,

artinya angka (2) pada data di atas tidak berarti lebih besar dari angka (1), karena

laki-laki tidak memiliki makna lebih besar dari perempuan. Terhadap kedua data

(angka) tersebut tidak dapat dilakukan operasi matematika (+, -, x, : ). Misalnya (1)

= laki-laki, (2) = perempuan, maka (1) + (2) ≠ (3), karena tidak ada kategori (3)

yang merupakan hasil penjumlahan (1) dan (2).

b. Data Diskrit

Data Diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh

dengan cara membilang. Arikunto (2002:96) data dari variabel diskrit disebut data

diskrit, berupa frekuensi. Contoh data diskrit misalnya: (1) Jumlah Sekolah Dasar

Negeri di Kecamatan Klojen sebanyak 20. (2) Jumlah siswa laki-laki di SD 1

Penanggungan sebanyak 67 orang. (3) Jumlah penduduk di Kabupaten Ponorogo

sebanyak 246.867 orang. Karena diperoleh dengan cara membilang, data diskrit

akan berbentuk bilangan bulat (bukan bilangan pecahan).

11
c. Data kontinum

Data Kontinum adalah data dalam bentuk angka/bilangan yang diperoleh

berdasarkan hasil pengukuran. Arikunto (2002:96) data dari variabel kontinum

disebut data kontinum, berupa tingkatan, angka berjarak atau ukuran. Data

kontinum dapat berbentuk bilangan bulat atau pecahan tergantung jenis skala

pengukuran yang digunakan. Contoh data kontinum misalnya: (1) Tinggi badan

Budi adalah 150,5 centimeter. (2) IQ Budi adalah 120. (3) Suhu udara di ruang kelas

24o Celcius. Data kontinum juga dapat dipisah pisahkan seperti berikut:

1) Data Ordinal

Data ordinal adalah data yang berasal dari suatu objek atau kategori yang

telah disusun secara berjenjang menurut besarnya. Setiap data ordinal memiliki

tingkatan tertentu yang dapat diurutkan mulai dari yang terendah sampai tertinggi

atau sebaliknya. Namun demikian, jarak atau rentang antar jenjang yang tidak harus

sama. Ukuran ordinal adalah angka yang diberikan di mana angka-angka tersebut

mengandung pengertian tingkatan (Nazir, 2005:130). Himpunan tidak hanya

dikategorikan pada persamaan atau perbedaan, tetapi juga dari pernyataan lebih

besar atau lebih kecil (Saryono, 2011:39). Dibandingkan dengan data nominal, data

ordinal memiliki sifat berbeda dalam hal urutan. Terhadap data ordinal berlaku

perbandingan dengan menggunakan fungsi pembeda yaitu “>” dan “<”. Walaupun

data ordinal dapat disusun dalam suatu urutan, namun belum dapat dilakukan

operasi matematika ( +, – , x , : ).

Contoh jenis data ordinal antara lain: Tingkat pendidikan yang disusun

dalam urutan sebagai berikut: (1) Taman Kanak-kanak (TK), (2) Sekolah Dasar

(SD), (3) Sekolah Menengah Pertama (SMP), (4) Sekolah Menengah Atas (SMA),

12
(5) Diploma, (6) Sarjana. Analisis terhadap urutan data di atas menunjukkan

bahwa SD memiliki tingkatan lebih tinggi dibandingkan dengan TK dan lebih

rendah dibandingkan dengan SMP. Namun demikian, data tersebut tidak dapat

dijumlahkan, misalnya SD (2) + SMP (3) ≠ (5) Diploma. Dalam hal ini,

operasi matematika ( + , – , x, : ) tidak berlaku untuk data ordinal.

Peringkat (ranking) siswa dalam satu kelas yang menunjukkan urutan

prestasi belajar tertinggi sampai terendah. Siswa pada peringkat (1) memiliki

prestasi belajar lebih tinggi dari pada siswa peringkat (2).

2) Data Interval

Data interval adalah data hasil pengukuran yang dapat diurutkan atas dasar

kriteria tertentu serta menunjukan semua sifat yang dimiliki oleh data ordinal.

Kelebihan sifat data interval dibandingkan dengan data ordinal adalah memiliki

sifat kesamaan jarak (equality interval) atau memiliki rentang yang sama antara

data yang telah diurutkan. Karena kesamaan jarak tersebut, terhadap data interval

dapat dilakukan operasi matematika penjumlahan dan pengurangan ( +, – ). Namun

demikian masih terdapat satu sifat yang belum dimiliki yaitu tidak adanya angka

Nol mutlak pada data interval. Berikut dikemukakan tiga contoh data interval,

antara lain:

a) Hasil pengukuran suhu (temperatur) menggunakan termometer yang

dinyatakan dalam ukuran derajat. Rentang temperatur antara 00 Celcius

sampai 10 Celcius memiliki jarak yang sama dengan 10 Celcius sampai 20

Celcius. Oleh karena itu berlaku operasi matematik ( +, – ), misalnya 150

Celcius + 150 Celcius = 300 Celcius. Namun demikian tidak dapat dinyatakan

bahwa benda yang bersuhu 150 Celcius memiliki ukuran panas separuhnya dari

13
benda yang bersuhu 300 Celcius. Demikian juga, tidak dapat dikatakan bahwa

benda dengan suhu 00 Celcius tidak memiliki suhu sama sekali. Angka 00

Celcius memiliki sifat relatif (tidak mutlak). Artinya, jika diukur dengan

menggunakan Termometer Fahrenheit diperoleh 00 Celcius = 320 Fahrenheit.

b) Kecerdasaran intelektual yang dinyatakan dalam IQ. Rentang IQ 100

sampai 110 memiliki jarak yang sama dengan 110 sampai 120. Namun

demikian tidak dapat dinyatakan orang yang memiliki IQ 150 tingkat

kecerdasannya 1,5 kali dari urang yang memiliki IQ 100.

c) Dalam banyak kegiatan penelitian, data skor yang diperoleh melalui kuesioner

(misalnya skala sikap atau intensitas perilaku) sering dinyatakan sebagai data

interval setelah alternatif jawabannya diberi skor yang ekuivalen (setara)

dengan skala interval, misalnya:

Skor (5) untuk jawaban “Sangat Setuju”

Skor (4) untuk jawaban “Setuju”

Skor (3) untuk jawaban “Tidak Punya Pendapat”

Skor (2) untuk jawaban “Tidak Setuju”

Skor (1) untuk jawaban “Sangat Tidak Setuju”

Dalam pengolahannya, skor jawaban kuesioner diasumsikan memiliki sifat-

sifat yang sama dengan data interval.

3) Data rasio

Data rasio adalah data yang menghimpun semua sifat yang dimiliki oleh

data nominal, data ordinal, serta data interval. Data rasio adalah data yang

berbentuk angka dalam arti yang sesungguhnya karena dilengkapi dengan titik Nol

absolut (mutlak) sehingga dapat diterapkannya semua bentuk operasi matematik (

14
+ , – , x, : ). Sifat-sifat yang membedakan antara data rasio dengan jenis data lainnya

(nominal, ordinal, dan interval) dapat dilihat dengan memperhatikan contoh

berikut:

a) Panjang suatu benda yang dinyatakan dalam ukuran meter adalah data rasio.

Benda yang panjangnya 1 meter berbeda secara nyata dengan benda yang

panjangnya 2 meter sehingga dapat dibuat kategori benda yang berukuran 1

meter dan 2 meter (sifat data nominal). Ukuran panjang benda dapat diurutkan

mulai dari yang terpanjang sampai yang terpendek (sifat data ordinal).

Perbedaan antara benda yang panjangnya 1 meter dengan 2 meter memiliki

jarak yang sama dengan perbedaan antara benda yang panjangnya 2 meter

dengan 3 (sifat data interval). Kelebihan sifat yang dimiliki data rasio

ditunjukkan oleh dua hal yaitu: (1) Angka 0 meter menunjukkan nilai mutlak

yang artinya tidak ada benda yang diukur; serta (2) Benda yang panjangnya 2

meter, 2 kali lebih panjang dibandingkan dengan benda yang panjangnya 1

meter yang menunjukkan berlakunya semua operasi matematik. Kedua hal

tersebut tidak berlaku untuk jenis data nominal, data ordinal, ataupun data

interval.

b) Data hasil pengukuran berat suatu benda yang dinyatakan dalam gram

memiliki semua sifat-sifat sebagai data interval. Benda yang beratnya 1 kg.

berbeda secara nyata dengan benda yang beratnya 2 kg. Ukuran berat benda

dapat diurutkan mulai dari yang terberat sampai yang terringan. Perbedaan

antara benda yang beratnya 1 kg. dengan 2 kg memiliki rentang berat yang

sama dengan perbedaan antara benda yang beratnya 2 kg. dengan 3 kg. Angka

15
0 kg. menunjukkan tidak ada benda (berat) yang diukur. Benda yang beratnya

2 kg, 2 kali lebih berat dibandingkan dengan benda yang beratnya 1 kg.

d. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber

data oleh penyidik untuk tujuan yang khusus (Surakhmad, 1982:162). Maksudnya

data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber

datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki

sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya

secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data

primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion –

FGD) dan penyebaran kuesioner.

e. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data (Sugiyono, 2015:193). Maksudnya data yang diperoleh

atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai

tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro

Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain. Pemahaman terhadap

kedua jenis data di atas diperlukan sebagai landasan dalam menentukan teknik serta

langkah-langkah pengumpulan data penelitian. Bungin (2001:128) data sekunder

kemudian dikategorikan menjadi dua yaitu:

1) Internal data, yaitu tersedia tertulis pada sumber data sekunder. Umpama kalau

pada perusahaan, dapat berupa faktur, laporan penjualan, pengiriman, hasil

riset yang lalu dan sebagainya.

16
2) Eksternal data, yaitu data yang diperoleh dari sumber luar. Umpamanya data

sensus dan data registrasi, serta data yang diperoleh dari badan atau lembaga

yang aktivitasnya menggumpulkan data atau keterangan yang relevan

dengan/dalam berbagai masalah.

17
BAB III

PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan membahas mengenai sebuah penelitian, dari penelitian

tersebut bisa kita ketahui jenis data seperti apa yang digunakan dalam sabuah

penelitian.

Judul penelitian “Pengembangan Model Latihan Beban Untuk

Meningkatkan Kemampuan Fisik Pemain Bolavoli” (Studi Pengembangan

Pada Pemain Bolavoli Putra Tingkat Intermediet Di Surakarta)” yang disusun

oleh Nurrul Riyad Fadhli (2013) Program Studi Ilmu Keolahragaan Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

A. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengembangkan model

latihan beban yang baik untuk meningkatkan kemampuan fisik pemain bolavoli

putra tingkat intermediet di Surakarta secara efektif dan efisien.

1. Melaksanaan dan mengetahui hasil studi pendahuluan yang dilakukan untuk

mengidentifikasi masalah kemampuan fisik pemain bolavoli tingkat intermediet

di Surakarta.

2. Mengetahui model latihan beban yang baik untuk meningkatkan kemampuan

fisik pemain bolavoli putra tingkat intermediet di Surakarta secara efektif dan

efisien.

a. Membuat model latihan beban yang diduga dapat meningkatkan

kemampuan fisik pemain bolavoli putra tingkat intermediet di Surakarta.

18
b. Melaksanakan dan mengetahui hasil pelaksanaan evaluasi ahli dari

penerapan produk pengembangan model latihan beban untuk pemain

bolavoli tingkat intermediet di Surakarta.

c. Melaksanakan dan mengetahui hasil pelaksanaan uji coba kelompok kecil

dan uji coba kelompok besar dari pengembangan model latihan beban untuk

pemain bolavoli tingkat intermediet di Surakarta.

3. Melaksanakan dan mengetahui hasil uji keefektifan model latihan beban untuk

meningkatkan kemampuan fisik pemain bolavoli putra tingkat intermediet di

Surakarta.

a. Mengetahui signifikasi perbedaan kemampuan fisik pemain bolavoli putra

tingkat intermediet yang mengikuti latihan beban dengan kemampuan fisik

pemain bolavoli putra yang melakukan latihan peningkatan kemampuan

fisik secara konvensional.

b. Mengetahui perbandingan kemampuan fisik pemain bolavoli tingkat

intermediet berdasarkan perbedaan skor tes akhir dan tes awal kelompok

latihan dengan beban dan kelompok latihan peningkatan kemampuan fisik

secara konvensional.

B. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dimana data diperoleh. Sumber data dalam

penelitian penegembangan model latihan beban untuk bolavoli ini dikelompokkan

menjadi dua sumber data, yaitu sumber data awal dan sumber data dalam uji coba

kelayakan produk program latihan beban untuk bolavoli yang dikembangkan.

Sumber data tersebut meliputi:

1. Peneliti

19
2. Pelatih bolavoli

3. Evaluasi Ahli

4. Atlit Bolavoli (subjek)

C. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data analisis

kebutuhan, data penilaian ahli bolavoli, data uji coba kelompok, dan data hasil uji

efektifitas produk pengembangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah:

1. Teknik wawancara dipergunakan untuk mengumpulkan data kondisi awal

tentang proses latihan kondisi fisik pemain bolavoli putra tingkat intermediet di

Surakarta.

2. Teknik kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data penilaian kelayakan

produk dari para ahli, serta pendapat dari atlit (pengguna produk).

3. Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan fisik

pemain bolavoli putra tingkat intermediet di Surakarta.

4. Teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data catatan lapangan

tentang keterlaksanaan latihan dan penerapan penelitian (model latihan).

D. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpul data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh peneliti dalam kegiatanya mengumpulkan data. Dalam penelitian ini,

instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:

20
Kekuatan otot tungkai
Intervieu Guide

Kekuatan otot lengan

Kuesioner Campuran

Daya tahan otot perut

Instrumen
Pengumpul Data Tes Kemampuan Fisik Daya tahan otot lengan

Daya tahan otot tungkai

Catatan Lapangan
Power otot tungkai

Power otot lengan

Gambar 1 Bagan instrumen pengumpul data

E. Jenis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian pengembangan ini terdiri dari dua

jenis, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Masing-masing adalah sebagai

berikut:

1. Data Kualitatif

a. Hasil observasi dari peneliti.

b. Hasil wawancara dari pelatih bolavoli pada studi pendahuluan.

c. Masukan dari ahli bolavoli.

d. Catatan lapangan pada saat eksperimen produk.

21
2. Data kuantitatif

a. Data dari evaluasi ahli adalah termasuk data ordinal.

b. Data dari atlit pada saat uji kelompok termasuk data ordinal.

c. Data dari hasil pree test dan post tes termasuk data ordinal.

22
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Data merupakan fakta-fakta yang akan digunakan sebagai bahan penarikan

kesimpulan. Data merupakan Kumpulan fakta yang diperoleh dari suatu

pengukuran (angka).

Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat

up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya

secara langsung. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan

peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data

sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS),

buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.

Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk

angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data

misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah

dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Data kuantitatif adalah data yang

berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat

diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika.

Contoh data kuantitatif antara lain: tinggi badan, berat badan, kecepatan lari,

sepakbola dan sebagainya.

Data kuantitatif dapat dikelompokan menjadi beberapa yaitu: data nominal,

data diskrit, data kontinum. kemudian data kontinum dibedakan lagi menjadi

beberapa sebagai berikut : data ordinal, data interval, dan data rasio.

23
B. Saran

Semoga dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa lebih

mengetahui jenis data dalam penelitian.

24
DAFTAR PUSTAKA

Cari Sendiri

25
LAMPIRAN

26

Anda mungkin juga menyukai