Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laboratorium Teknik Sumber Daya Alam dan Lingkungan berada di bawah


Program studi Teknik Sumber Daya Alam dan Lingkungan (TSAL), dimana Program
studi Teknik Sumber Daya Alam dan Lingkungan (TSAL) adalah bidang multidisiplin
ilmu teknik yang menggabungkan ilmu biologi, kimia dan fisika dengan ilmu teknik. Di
bawah unit kerja Fakulas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, TSDAL berusaha
menumbuhkan individu yang akan mencoba untuk menstabilkan hubungan antara
manusia dan lingkungan sementara pada saat yang sama melestarikan dan menciptakan
suatu lingkungan dimana orang dapat hidup dengan aman dan nyaman bersama-sama
dengan makhluk hidup lainnya. Karena masalah lingkungan dan pengelolaan sumber
daya alam perlu manajemen yang komprehensif untuk menghindari degradasi lingkungan.
Pemecahan masalah lingkungan tidak hanya dalam tindakan kuratif (setelah terjadi
kerusakan lingkungan), tetapi juga membutuhkan perencanaan pengeloaan sumber daya
alam yang terbaik.

Studi laboratorium adalah pengenalan terhadpa laboratorium dan alat alat maupun
budaya kesehatan dan keselamatan yang ada di laboratorium. Jadi studi laboratorium ini
sangan penting dilakukan untuk membekali praktikan agar saat melakukan praktikum
tidak terjadi seusatu yang tidak diinginkan. Studi laboratorium juga dilakukan untuk
membekali para praktikan agar mereka mengetahui persiapan mengenai alat alat
laboratorium yang mudah rusak, membekali para laboran untuk menggunakan alat alat di
laboratorium dengan baik dan benar agar tidak merusak alat tersebut.

1.2 Tujuan

a. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis alat yang ada di laboratorium TSAL beserta
fungsinya

b. Mahasiswa mampu memahami prinsip dan cara kerja alat


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Turbidimeter

Turbidimeter adalah alat penguji air yang berfungsi untuk mengukur tingkat
kekeruhan air. Air yang keruh akan menyebabkan cahaya yang melewatinya akan
mengalami pengurangan intensitas cahaya yang signifikan hal tersebut dikarenakan
cahaya yang dilewati akan mengalami penyerapan (absorbsi), pemantulan (refleksi), dan
diteruskan (transmisi) (Sari,2017).

Cara menggunakan turbidimeter adalah pertama hidupkan turbidimeter, kemudian


dimasukkan sampel ke dalam tabung yang telah tersedia pada alat tersebut Skala diaduk
sesuai dengan nilai sampel standart. Lalu sampel standart dikeluarkan dan dimasukkan
sampel yang akan diteliti, lalu dibaca nilai kekeruhannya (Hanum,2012).

(Sari,2017).

2.2 Rainfall Simulator

Rainfall simulator merupakan alat yang memungkinkan kita melihat siklus


hidrologi dalam skala kecil, tetapi ada faktor yang tidak dimasukan dalam alat ini yaitu
evapotranspirasi dan evaporasi. (Goro,Garup Lambang, 2009)

Membersihkan dan mempersiapkan alat Rainfall Simulator. Menutup saluran drainase


dan lubang sumur, sehingga air yang keluar sistem hanya menuju ke outlet. Memasang
saringan pada saluran infiltrasi yang terhubung ke manometer, agar tidak terjadi endapan
sedimentasi di saluran infiltrasi.Memasang saringan pada outlet agar tanah tidak terbawa
aliran air. Memasukkan tanah ke dalam bak rainfall simulator. Memasang biopori dan
diisi dengan humus saat pengujian menggunakan biopori. Mengisi tangki
air.Mengoperasikan hujan dengan intensitas maksimal agar saluran lancar pada saat
penelitian.Mengatur manometer sampai kedudukan air pada manometer memiliki
ketinggian yang sama(Yudhistira,2014).
(Goro,Garup Lambang,2009)

2.3 Current Meter

Pada prinsipnya Current Meter adalah alat ukur kecepatan aliran air. Dengan
melakukan pengukuran kecepatan aliran air menggunakan Current Meter di berbagai titik
pada suatu penampang, maka dapat diketahui distribusi kecepatan alirannya, sehingga
debit total aliran dapat dihitung dengan menggunakan metode yang ada(Akrom,2015).

Current meter adalah alat yang berbentuk propoller dihubungkan dengan kotak
pencatat, kemudian dimasukan kedalam sungai yang akan diukur kecepatan alirannya.
Bagia ekor alat tersebut yang berbentuk seperti sirip akan berputar karena gerakan aliran
air di sungai. Kecepatan aliran air akan ditentkan dengan jumlah putaran perdetik yang
kemudian dihitung akan disajikan dalam monitor kecepatan rata rata aliran sungai selama
waktu Tertentu (Setiono,2009)

(Akrom,2015)

2.4 Desikator

Desikator adalah wadah untuk mengeringkan suatu spesimen dan menjaganya dari
kelembaban udara (Daintith 1994). Desikator sederhana laboratorium adalah wadah yang
pada bagian dasarnya berisi silica gel atau bahan kimia pengering lainnya. Desikator
dilengkapi dengan penutup kaca yang dilapisi oleh vaselin. Vaselin atau petroleum jelly
merupakan hidrokarbon golongan alkana dengan 20 hingga 30 atom karbon yang berasal
dari minyak bumi (Humaidah,2011)

Buka tutup desikator dengan cara menggeser tutupnya kesamping Menaruh silika
gel di bawah Menaruh saringan yang terbuat dari porselin Menaruh median di atas
saringan Sebelum menutup oleskan sedikit vaselin di bibir tutup Menutup kembali tutup
desikator sama seperti saat membukanya.Atur kran dan usahakan tidak ada udara di
dalam desikator (Agustina,2015).
(Humaida,2011)

2.5 Theodolite

Theodolit adalah alat ukur semacam teropong yang dilengkapi dengan lensa,
angka-angka yang menunjukkan arah (azimuth) dan ketinggian dalam derajat dan
waterpass. (Adieb,2014)

Buka kunci penjepit horizontal atas, dan putar theodolite hingga panah di tempat
yang kasar berbaris dengan titik yang ingin Anda ukur, lalu kunci klem. Gunakan adjuster
horizontal atas (bukan klem) untuk menyelaraskan objek antara dua lampu vertikal dalam
penglihatan.Lihatlah melalui lensa mata kecil, dan gunakan tombol penyesuaian halus
untuk mendapatkan garis horizontal tepat dengan objek Anda. Derajat dari referensi Anda
diukur pada skala derajat horisontal, menit dan detik pada skala penyesuaian halus (mis.
30 derajat 10’30 “).Buka kunci penjepit vertikal dan lihat melalui penglihatan sambil
memindahkan theodolite naik turun untuk menemukan titik yang tepat secara vertikal
pada objek Anda yang ingin Anda ukur. Kunci klem dan gunakan tombol penyesuaian
vertikal halus untuk mendapatkan perbaikan tepat pada titik yang Anda
pilih(Starizky,2016)

(Adieb,2014)

2.6 Pengunting

Alat pengunting atau leveling berguna untuk mendapatkan garis visir (sipat)
horizontal antara rambu muka dan rambu belakang, dengan demikian didapatkan
perbedaan tinggi antara dua tempat tersebut . Karena itu pada alat pengunting dilengkapi
nivo untuk mendapatkan garis visir yang horizontal. Maka pengukuran dengan alat
pengunting diperlukan beberapa persyaratan pengukuran yang penting. (Ramdani,2010)

Garis visir dari teropong harus sejajar dengan garis arah dari nivo. Kalau syarat ini
dipenuhi maka jika nivo seimbang yaitu pada garis arah horizontal garis visir juga akan
horizontal. Kalau syarat ini tidak dipenuhi maka pada pembacaan rambu akan kita buat
kesalahan , sesuai dengan jarak dari alat sampai rambuGaris arah dari nivo harus tegak
lurus pada poros vertica Benang silang horizontal harus tegak lurus pada poros vertical
syarat terakhir tersebut tidak begitu penting karena kita dapat mengira-ira pembacaan
rambu dengan pembacaan seluruhnya. Kalau syarat kedua dipenuhi keuntungannya
adalah bahwa pada pemutaran rambu dari poros pertama rambu satu kerambu lainya, kita
tidak perlu bekerja dengan sekrup penyetel untuk mendapatkan gelembung yang
seimbang (Sulardi,2019)

(Ramdani,2010)

2.7 Total Station

Cara lain yang diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif dalam pengukuran
beda tinggi adalah dengan menggunakan alat Total Station.Total Station diharapkan dapat
menggantikan peran alat ukur Sipat Datar dan dapat menghemat waktu pengukuran. Akan
tetapi, jika dibandingkan dengan alat Sipat Datar, Total Station mempunyai ketelitian
yang lebih rendah dalam melakukan pengukuran beda tinggi. Hal ini dikarenakan
banyaknya besaran-besaran yang harus diukur dibandingkan dengan alat Sipat Datar,
sehingga memberikan konstribusi kesalahan yang lebih besar (Rosalina,2015)

Centring Alat TS dirikan statif di atas titik, ketinggian disesuaikan dengan


pembidik. Pasang TS di atas statif kemudian putar sekrup pengunci pada statif Angkat
dan gerakkan 2 kaki statif sambil melihat titik patok melalui centering optik sampai
benang centering mendekati titik patok Atur nivo tabung dengan cara menaik-turunkan
kaki statif Setelah nivo tabung tepat ditengah, atur nivo kotak dengan memutar 3
sekrupA,B,C secara secara searah dan bersamaan sampai gelembung udara nivo
kotaktepat di tengah lingkaran Siap membuat job baru. Hidupkan Alat : Tekan Tombol
power ( selama kurang lebih 2 detik ) akan ditampilkan zerro set, dilayar akan
ditampilkan nilai konstanta prisma yang aktif (PSM) dengan koreksi atmosfir (PPM) yang
akan dipakai selama pengukuran(Hakim,2016)

(Rosalina,2015)
DAFTAR PUSTAKA

Adieb, M. (2014). Studi komparasi penentuan arah kiblat Istiwaaini karya Slamet
Hambali dengan theodolite (Doctoral dissertation, IAIN Walisongo)

Agustina, S., Swantara, I. M. D., & Suartha, I. N. (2015). Isolasi kitin, karakterisasi, dan
sintesis kitosan dari kulit udang. Jurnal Kimia (Journal of Chemistry).

Akrom, I. F., & Soewaeli, A. S. (2015). PENGEMBANGAN PROTOTIPE COUNTER


CURRENT METER DENGAN PERHITUNGAN DEBIT SECARA SEMI
OTOMATIS. Jurnal T eknik Hidraulik, 6(1), 51-62

Goro, Garup Lambang. "Kajia n Pengaruh Intensitas Hujan Pada Jenis Tanah Regosol
Kelabu Untuk Kemiringan Lereng Yang Berbeda." Jurnal Wahana Teknik Sipil 13.2
(2009): 86-98.

Hakim, R. N. (2016). DEFORMATION MONITORING AT WALL AND ROOF


TUNNEL OF UNDERGROUND GOLD MINING USING TOTAL STATION
REFLECTORLESS. In Seminar Nasional Riset Terapan (Vol. 1, pp. D1-D8).

Hanum, F. (2012). Proses p engolahan air sungai untuk keperluan air minum.

Humaidah, S., Shovitri, M., & Nengah, D. (2011). Potensi desikator untuk inkubator
anaerob. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November.

Pangaribuan, T. H., Soedarsono, P., & Ain, C. (2013). Hubungan Kandungan Nitrat Dan
Fosfat Dengan Densitas Zooxanthellae Pada Polip Karang Acropora SP. Di Perairan
Terumbu Karang Pulau Menjangan Kecil, Karimun Jawa. Management of Aquatic
Resources Journal, 2(4), 136-145.

Ramdani, D. (2010). PENGGUNAAN EGM2008, EGM1996 DAN GPS-LEVELING


UNTUK TINGGI UNDULASI GEOID DI SULAWESI. Widyariset, 13(3), 135-139.

Sari, Z.A.K., Permana, H. and Indrasari, W., 2017. Karakterisasi Sensor Photodioda,
DS18B20, dan Konduktivitas pada Rancang Bangun Sistem Deteksi Kekeruhan dan
Jumlah Zat Padat Terlarut dalam Air. Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, 2(2),
pp.149-156.

Setiono, A. (2009). Prototipe Aplikasi KWh Meter Digital Menggunakan Mikrokontroler


ATMEGA8535 untuk Ruang Lingkup Kamar. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
TELAAH, 26(11), 32-39.

Sulardi, S. (2019). PERBAIKAN PENURUNAN PONDASI POMPA DENGAN


METODE LEVELING. Teknologi Sipil, (1).
Starizky, O., Ekawati, E., & Jayanti, S. (2016). Hubungan Antara Beban Kerja Dan Iklim
Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerjaan Pengukuran Tanah Menggunakan Alat
Teodolit. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 4(3), 549-556.

Yudhistira, U. D., Qomariyah, S., & Sobriyah, S. (2014). PENGARUH BIOPORI


TERHADAP INFILTRASI DAN LIMPASAN PADA TANAH LEMPUNG
BERLANAU. Matriks Teknik Sipil, 2(4).

Anda mungkin juga menyukai