Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH:
NAMA : WENDY VIRGIAN SAPUTRA
NRP : 142018014
MATA KULIAH : SEJARAH ARSITEKTUR TIMUR
DOSEN : RENY KARTIKA SARY, S.T, M.T
» CANDI PRAMBANAN
» Kaki candi merupakan bagian bawah candi. Bagian ini melambangkan dunia
bawah atau bhurloka. Pada konsep Buddha disebut kamadhatu. Yaitu
menggambarkan dunia hewan, alam makhluk halus seperti iblis, raksasa dan
asura, serta tempat manusia biasa yang masih terikat nafsu rendah. Bentuknya
berupa bujur sangkar yang dilengkapi dengan jenjang pada salah satu sisinya.
Dasar candi ini sekaligus membentuk denahnya, dapat berbentuk persegi empat
atau bujur sangkar.
▪ Tangga masuk candi terletak pada bagian ini, pada candi kecil tangga
masuk hanya terdapat pada bagian depan, pada candi besar tangga masuk
terdapat di empat penjuru mata angin. Biasanya pada kiri-kanan tangga
masuk dihiasi ukiran makara.
▪ Pada dinding kaki candi biasanya dihiasi relief flora dan fauna berupa
sulur-sulur tumbuhan, atau pada candi tertentu dihiasi figur penjaga
seperti dwarapala.
▪ Pada bagian tengah alas candi, tepat di bawah ruang utama biasanya
terdapat sumur yang didasarnya terdapat pripih (peti batu). Sumur ini
biasanya diisi sisa hewan kurban yang dikremasi, lalu diatasnya
diletakkan pripih.
» Tubuh candi adalah bagian tengah candi yang berbentuk kubus yang dianggap
sebagai dunia antara atau bhuwarloka. Pada konsep Buddha disebut rupadhatu.
Yaitu menggambarkan dunia tempat manusia suci yang berupaya mencapai
pencerahan dan kesempurnaan batiniah.
Bagian – bagiantubuhcandi:
▪ Pada bagian depan terdapat gawang pintu menuju ruangan dalam candi.
Gawang pintu candi ini biasanya dihiasi ukiran kepala kala tepat di atas-
tengah pintu dan diapit pola makara di kiri dan kanan pintu.
A. CANDI BOROBUDUR
SEJARAH BANGUNAN
Pada tahun 1885, secara tidak disengaja ditemukan struktur tersembunyi di kaki
Borobudur.Kaki tersembunyi ini terdapat relief yang 160 di antaranya adalah
berkisah tentang Karmawibhangga. Pada relief panel ini terdapat ukiran aksara
yang merupakan petunjuk bagi pengukir untuk membuat adegan dalam gambar
relief.Kaki asli ini tertutup oleh penambahan struktur batu yang membentuk
pelataran yang cukup luas, fungsi sesungguhnya masih menjadi misteri. Awalnya
diduga bahwa penambahan kaki ini untuk mencegah kelongsoran
monumen.Teori lain mengajukan bahwa penambahan kaki ini disebabkan
kesalahan perancangan kaki asli, dan tidak sesuai dengan Wastu Sastra, kitab
India mengenai arsitektur dan tata kota.Apapun alasan penambahan kaki ini,
penambahan dan pembuatan kaki tambahan ini dilakukan dengan teliti dengan
mempertimbangkan alasan keagamaan, estetik, dan teknis.
Rupadhatu Empat undak teras yang membentuk lorong keliling yang pada
dindingnya dihiasi galeri relief oleh para ahli dinamakan Rupadhatu. Lantainya
berbentuk persegi. Rupadhatu terdiri dari empat lorong dengan 1.300 gambar
relief. Panjang relief seluruhnya 2,5 km dengan 1.212 panel berukir dekoratif.
Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat membebaskan diri dari nafsu, tetapi
masih terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkatan ini melambangkan alam
antara yakni, antara alam bawah dan alam atas. Pada bagian Rupadhatu ini
patung-patung Buddha terdapat pada ceruk atau relung dinding di atas pagar
langkan atau selasar. Aslinya terdapat 432 arca Buddha di dalam relung-relung
terbuka di sepanjang sisi luar di pagar langkan.Pada pagar langkan terdapat
sedikit perbedaan rancangan yang melambangkan peralihan dari ranah
Kamadhatu menuju ranah Rupadhatu; pagar langkan paling rendah dimahkotai
ratna, sedangkan empat tingkat pagar langkan diatasnya
dimahkotai stupika (stupa kecil). Bagian teras-teras bujursangkar ini kaya akan
hiasan dan ukiran relief.
STRUKTUR BANGUNAN
Sekitar 55.000 meter kubik batu andesit diangkut dari tambang batu dan
tempat penatahan untuk membangun monumen ini. Batu ini dipotong dalam
ukuran tertentu, diangkut menuju situs dan disatukan tanpa menggunakan
semen. Struktur Borobudur tidak memakai semen sama sekali, melainkan
sistem interlock(saling kunci) yaitu seperti balok-balok lego yang bisa menempel
tanpa perekat. Batu-batu ini disatukan dengan tonjolan dan lubang yang tepat
dan muat satu sama lain, serta bentuk "ekor merpati" yang mengunci dua blok
batu. Relief dibuat di lokasi setelah struktur bangunan dan dinding rampung.
Monumen ini dilengkapi dengan sistem drainase yang cukup baik untuk wilayah
dengan curah hujan yang tinggi. Untuk mencegah genangan dan kebanjiran, 100
pancuran dipasang disetiap sudut, masing-masing dengan rancangan yang unik
berbentuk kepala raksasa kala atau makara.Borobudur amat berbeda dengan
rancangan candi lainnya, candi ini tidak dibangun di atas permukaan datar,
tetapi di atas bukit alami. Akan tetapi teknik pembangunannya serupa dengan
candi-candi lain di Jawa. Borobudur tidak memiliki ruang-ruang pemujaan
seperti candi-candi lain. Yang ada ialah lorong-lorong panjang yang merupakan
jalan sempit. Lorong-lorong dibatasi dinding mengelilingi candi tingkat demi
tingkat. Secara umum rancang bangun Borobudur mirip
dengan piramida berundak. Di lorong-lorong inilah umat Buddha diperkirakan
melakukan upacara berjalan kaki mengelilingi candi ke arah kanan. Borobudur
mungkin pada awalnya berfungsi lebih sebagai sebuah stupa, daripada kuil atau
candi. Stupa memang dimaksudkan sebagai bangunan suci untuk memuliakan
Buddha. Terkadang stupa dibangun sebagai lambang penghormatan dan
pemuliaan kepada Buddha. Sementara kuil atau candi lebih berfungsi sebagai
rumah ibadah.
Struktur bangunan dapat dibagi atas tiga bagian: dasar (kaki), tubuh, dan
puncak. Dasar berukuran 123×123 m (403.5 × 403.5 ft) dengan tinggi 4 meter
(13 ft). Tubuh candi terdiri atas lima batur teras bujur sangkar yang makin
mengecil di atasnya. Teras pertama mundur 7 meter (23 ft) dari ujung dasar
teras. Tiap teras berikutnya mundur 2 meter (6,6 ft), menyisakan lorong sempit
pada tiap tingkatan. Bagian atas terdiri atas tiga teras melingkar, tiap tingkatan
menopang barisan stupa berterawang yang disusun secara konsentris. Terdapat
stupa utama yang terbesar di tengah; dengan pucuk mencapai ketinggian 35
meter (115 ft) dari permukaan tanah. Tinggi asli Borobudur termasuk chattra
(payung susun tiga) yang kini dilepas adalah 42 meter (138 ft) .
Tangga terletak pada bagian tengah keempat sisi mata angin yang
membawa pengunjung menuju bagian puncak monumen melalui serangkaian
gerbang pelengkung yang dijaga 32 arca singa. Gawang pintu gerbang dihiasi
ukiran Kala pada puncak tengah lowong pintu dan ukiran makara yang menonjol
di kedua sisinya. Motif Kala-Makara lazim ditemui dalam arsitektur pintu candi
di Jawa. Pintu utama terletak di sisi timur, sekaligus titik awal untuk membaca
kisah relief. Tangga ini lurus terus tersambung dengan tangga pada lereng bukit
yang menghubungkan candi dengan dataran di sekitarnya.