Anda di halaman 1dari 13

ANALISA KEANDALAN SISTEM BAHAN BAKAR

MOTOR INDUK PADA KM. LEUSER

Eko Sasmito H, Untung B.


Program Studi Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

ABSTRACT

Fuel oil system is one of the vital main engine supporting systems of MV. Leuser because this system
is directly influence the main engine performance. The failure of fuel system should be the main engine
shut down. The bigger affect was the ship could not be operated so the financial lost would be occurred.
The aim of the research is an analysis the fuel system by approximation on reliability based.
An analysis of the system was using qualitative and quantitative approximation. Qualitative analysis
could be achieved by the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) and the Fault Tree Analysis (FTA).
The quantitative analysis could be achieved by the Monte Carlo simulation.
The resulted of the research, severity components such as filter, separator, transfer pump and
booster pump was obtained by the severity classification and failure probability. The simulation would be
achieved the value availability at 0.97 and the value of MTTFF (Mean Time to First Failure) is
2423.8363 hours. The simulation used some scenarios, the system availability would be more decrease if
there were more stand by components occur the failure in the one of the components at 0,893.

Keywords : Reliability, FMEA, FTA, Monte Carlo Simulation, Availability.

PENDAHULUAN dilaksanakan di kapal penumpang KM. Leuser milik


1. Latar Belakang PT. PELNI (Persero) yang dibuat oleh galangan
Penggunaan analisa keandalan dalam industri Meyer Werft, Jerman dan telah beroperasi sejak
perkapalan semakin meningkat sehubungan dengan tahun 1993 hingga sekarang.
kebutuhan akan keamanan dan keselamatan kapal KM. Leuser memiliki sistem–sistem sebagai
yang handal. penunjang fungsi operasioanal dan pelayanan kapal.
Beberapa bagian pada design kapal yang dapat Salah satunya adalah sistem yang menunjang
dianalisa keandalannya adalah : kelancaran operasioanal motor induk sebagai sistem
 Konstruksi kapal penggerak kapal. Salah satu sistem penunjang motor
 Sistem permesinan, dan induk adalah sistem bahan bakar. Instalasi sistem
 Peralatan dikapal (equipment) bahan bakar didefinisikan sebagai peralatan untuk
Ketiga bagian tersebut merupakan faktor mensuplai bahan bakar ke mesin utama dari tangki
terpenting pada keamanan dan keandalan kapal untuk penyimpanan (storage tank) menuju mesin utama
kelanjutan pelayanan dari pengoperasian kapal. Pada (main engine) untuk pembakaran di ruang bakar main
kapal-kapal yang telah beroperasi dengan waktu yang engine sehingga dapat dihasilkan tenaga sebagai
cukup lama perlu dilakukan ulang evaluasi keandalan penggerak utama kapal.
untuk mengetahui keandalan sistem atau penyebab Pengantisipasian kegagalan komponen didalam
kegagalan/kerusakan pada masing-masing komponen sistem ini dapat dilakukan dengan cara analisa
sistem, karena kerusakan pada salah satu komponen keandalan atau evaluasi keandalan. Pelaksanaannya
akan menyebabkan kerusakan yang lebih besar pada dengan cara mengidentifikasi bagaimana sistem dapat
seluruh fungsi kapal, akibatnya dapat menimbulkan terjadi kegagalan dan konsekuensi kejadian tersebut.
kerusakan pada kapal dan membahayakan kehidupan Analisa yang dilakukan juga dapat meningkatkan
manusia serta muatan yang diangkut. pengetahuan tentang pengoperasian dan perilaku
Dengan melihat kenyataan bahwa banyaknya sistem (system behavior) bahan bakar tersebut. Hasil
sistem yang ada diatas kapal, maka dalam penilitian analisa yang dilakukan dapat digunakan sebagai
ini akan ditekankan pada salah satu sistem yaitu panduan dalam perawatan sistem baik berupa
sistem bahan bakar motor induk dengan jenis bahan pencegahan (preventive maintenance) dan perbaikan
bakar Marine Diesel Fuel. Objek dari penelitian ini (corrective maintenance). Evaluasi keandalan ini,

KAPAL, Vol. 5, No.3, Juni 2008


123
akan dilaksanakan dengan cara analisa secara yang digunakan untuk mengetahui keandalan suatu
kualitatif (experience) dan kuantitatif (perhitungan) sistem.
dari sistem tersebut.
2. Batasan Masalah 1. Analisa Kualitatif
Didalam pengerjaan penelitian ini diberikan Failure Mode and Effect Metode Analysis (FMEA)
beberapa batasan masalah dan asumsi-asumsi guna Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
memperjelas permasalahan dan ruang lingkupnya, merupakan suatu metode yang bertujuan untuk
yaitu : mengevaluasi desain sistem dengan
1. Fokus objek studi yang diteliti adalah sistem mempertimbangkan bermacam-macam mode
bahan bakar KM. Leuser milik PT. Pelni kegagalan dari sistem yang terdiri dari komponen-
(Persero). komponen dan menganalisa pengaruh-pengaruhnya
2. Evaluasi keandalan tidak memasukkan terhadap keandalan sistem tersebut. Dengan
pengaruh kesalahan operator atau pengguna penelusuran pengaruh-pengaruh kegagalan
(human error) dan pengaruh alam yang tidak komponen sesuai dengan level sistem, item-item
diinginkan. khusus yang kritis dapat dinilai dan tindakan-
3. Dalam penelitian ini tidak melakukan tinjauan tindakan perbaikan diperlukan untuk memperbaiki
ekonomi. desain dan mengeliminasi atau mereduksi
4. Sistem yang ada dikapal sebagai penunjang probabilitas dari mode-mode kegagalan yang kritis.
motor induk selain sistem bahan bakar dianggap [Davidson,J, 1988].
normal. FMEA merupakan salah satu bentuk analisa
kualitatif. FMEA bertujuan untuk mengidentifikasi
3. Tujuan dan Manfaat Penelitian mode – mode kegagalan penyebab kegagalan. Serta
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisa dampak kegagalan yang ditimbulkan oleh tiap – tiap
keandalan sistem bahan bakar pada kapal penumpang komponen terhadap sistem. Kegiatan FMEA tersebut
KM. Leuser dengan menggunakan analisa kualitatif ditulis dalam sebuah bentuk FMEA worksheet.
dan kuantitatif, sebagai berikut : Berikut ini penjelasan masing–masing kolom
- Mengetahui komponen kritis pada sistem bahan yang ada di FMEA worksheet :
bakar dan penyebab kegagalan sistem.  Kolom 1 (Identification Number)
- Menghitung MTTFF (mean time to first failure) Menunjukan part number atau ID komponen
sistem bahan bakar pada KM. Leuser pada  Kolom2 (Item/Functional Identification)
periode waktu tertentu. Menunjukan nama item atau komponent yang
- Menghitung indeks ketersediaan (availability) dimaksud.
sistem bahan bakar pada periode waktu tertentu.  Kolom 3 (Function)
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : Menjelaskan fungsi komponen didalam sistem
- Memberikan informasi tingkat keandalan dan yang sedang dianalisa.
ketersediaan sistem bahan bakar pada kapal  Kolom 4 (Failure mode and Cause)
KM. Leuser pada periode waktu tertentu. Mode – mode kegagalan dan penyebabnya pada
- Mengetahui komponen – komponen yang paling tiap komponen diidentifikasi dan dicatat pada
kritis dan perlu mendapat perhatian lebih. kolom ini.
- Mengetahui mode, penyebab dan dampak  Kolom 5 (Severity classification)
terjadinya kegagalan komponen serta Penggolongan ranking terjadinya kegagalan
pengaruhnya terhadap kondisi operasi sistem pada komponen yang diidentifikasi yang
bahan bakar. menggambarkan seberapa besar dampak yang
- Memberikan masukan mengenai penanganan dapat di timbulkan terhadap sistem. Tabel diatas
perawatan sistem. menunjukan tingkat kerusakan yang dipakai.
 Kolom 6 (Failure Probability)
TINJAUAN PUSTAKA Probabilitas kegagalan dari masing – masing
Definisi Reliability adalah probabilitas dari mode kegagalan di catat pada kolom ini. Untuk
suatu item untuk dapat melaksanakan fungsi yang kasus yang tidak memiliki data kuantitatif,
telah ditetapkan, pada kondisi pengoperasian dan maka klasifikasi pada table dibawah dapat
lingkungan tertentu untuk periode waktu yang digunakan untuk mengisi kolom ini.
ditentukan. [Hyland and Rausand, 1994]. Dalam Kombinasi antara severity dan frekuensi
menganalisa keandalan sebuah komponen atau sistem mode kegagalan dari tiap-tiap komponen
baik yang telah ada maupun yang akan mulai
dirancang ada dua teknik penilaian yang dapat
yang ada didalam sistem dapat
dipakai. Kedua penilaian itu adalah penilaian secara dipresentasikan kedalam sebuah Failure
kualitatif dan penilaian secara kuantitatif. Dalam Mode Classification Matrix.
penelitian ini ada beberapa metode evaluasi
keandalan baik secara kualitatif maupun kuantitatif Fault Tree Analysis (FTA)

KAPAL, Vol. 5, No.3, Juni 2008


124
Fault Tree Analysis (FTA) adalah keandalan akan berhubungan dengan distribusi
sebuah metode untuk mengidentifikasi probabilitas dengan waktu sebagai variable random.
Variable random adalah suatu nilai atau
kegagalan (failure) dari suatu sistem, baik parameter yang akan diukur di dalam pengolahan
yang disebabkan oleh kegagalan komponen data. Agar teori probabilitas dapat diterapkan maka
atau kejadian kegagalan lainnya secara kejadian atau nilai – nilai tersebut haruslah random
bersama-sama atau secara individu. terhadap waktu. Parameter kejadian yang akan diukur
Sebuah fault tree mengilustrasikan keadaan yaitu misalnya laju kegagalan komponen, lama waktu
komponen – komponen sistem (basic event) dan untuk mereparasi, kekuatan mekanis komponen,
hubungan antara basic event dan top event. Simbol adalah variabel yang bervariasi secara random
grafis yang dipakai untuk menyatakan hubugan terhadap waktu dan atau ruang. Variable random ini
tersebut disebut gerbang logika. dapat didefinisikan secara diskrit maupun secara
Sebuah top event yang merupakan definisi kontinue. [Billinton, 1992].
kegagalan suatu sistem, harus ditentukan terlebih
dahulu pengkonstruksian FTA. Sistem kemudian Goodnest of Fit Test
dianalisa untuk menemukan semua kemungkinan Goodness – of – fit test digunakan untuk
kegagalan yang didefinisikan pada top event. Setelah melakukan pengujian sekumpulan data waktu
mengidentifikasi top events, even – even yang kegagalan dan waktu reparasi suatu komponen
memberikan kontribusi secara langsung terjadinya sehingga akan diketahui distribusi komponen
top events dengan memakai hubungan logika dengan tersebut. Metode yang digunakan untuk melakukan
menggunakan gerbang AND (AND – gate) dan pengujian tersebut yaitu:
gerbang OR (OR –gate) sampai dicapai event besar.  Maximum Likelihood Estimate (MLE).
Pengkontruksian fault tree dimulai dari top Metode yang digunakan untuk mencari
event. Sistem dianalisa untuk menentukan semua parameter dari distribusi tersebut. Jika ada
kemungkinan yang menyebabkan suatu sistem sekumpulan data pengamatan yaitu misalnya t1, t2,
mengalami kegagalan seperti yang didefinisikan pada ….., tn dan data tersebut merupakan random sample
top event. Oleh karena itu, berbagai fault event yang dari sebuah distribusi dengan Pdf
secara langsung menjadi penyebab terjadinya top f  t;1 , 2 ,....., m  dimana parameter
event harus secara teliti diidentifikasi. Berbagai
penyebab ini di koneksikan ke top event oleh sebuah 1 ,2 ,....., m  tidak diketahui. (Ansell, 1994).
gerbang logika. Tabel berikut merupakan simbol fault
tree. Kita dapat menuliskan 1 ,2 ,....., m  dengan  ,
sehingga persamaan pdf nya menjadi f  t ;  .
Diagram fault tree ini dapat disusun cut set
dan minimal cut set. Cut set yaitu serangkaian
komponen sistem, apabila terjadi kegagalan dapat
berakibat kegagalan pada sistem. Sedangkan minimal Persamaan Maximum Likelihood Estimate (MLE)
cut set yaitu set minimal yang dapat menyebabkan yaitu:
kegagalan pada sistem. Untuk mencari minimal cut (1)
sets digunakan Mocus (Method for obtaining cut sets)
yaitu sebuah algoritma yang dipakai untuk
Distribusi probabilitas dalam analisa keandalan
mendapatkan minimal cut sets dalam sebuah fault
 Distribusi Eksponensial
tree.
Distribusi eksponensial merupakan distribusi
Kekritisan dari sebuah cut sets tergantung
yang paling banyak dipakai di dalam mengenalisa
pada jumlah basic events di dalam cut sets (orde cut
keandalan sistem. Ciri utama distribusi ini adalah laju
sets). Sebuah cut set dengan orde satu umumya lebih
kegagalannya yang konstan. [Kececioglu, 1991].
kritis daripada sebuah cut sets dengan orde dua atau
 Persamaan fungsi densitas probabilitas:
lebih. Jika sebuah fault tree memiliki cut set dengan
(2)
orde satu, maka top events akan terjadi sesaat setelah
basic events yang bersangkutan terjadi. Jika cut sets
memiliki dua basic event, kedua event ini harus  Persamaan keandalan:
terjadi secara serentak agar top events dapat terjadi. (3)

2. Analisa Kuantitatif  Persamaan fungsi failure rate eksponensial :


Variabel Random
(4)
Dalam melakukan analisa keandalan suatu
sistem tidak terlepas akan tersedianya data yang akan
diolah. Nilai keandalan suatu komponen akan  Distribusi Weibull.
bergantung terhadap waktu. Untuk itu analisa Distribusi weibull banyak dipakai karena
distribusi ini memiliki berbagai parameter sehingga

KAPAL, Vol. 5, No.3, Juni 2008


125
distribusi tersebut mampu memodelkan berbagai data Pada penyelesaian analisa kuantitatif ini penulis
(Kececioglu, 1991). Jika time to failure suatu menggunakan Program Aplikasi BlockSim 7.0.6
komponen adalah t mengikuti distribusi weibull untuk mencari nilai ketersediaan (Availability)
dengan tiga parameter β, η dan γ maka persamaan sistem. Pada Program BlockSim menggunakan teknik
fungsi densitas probabilitas dapat dinyatakan sebagai Simulasi Monte Carlo untuk memprediksi
berikut : performance sistem dan komponen. Program
BlockSim adalah Simulator Availability, Reliability,
(5)
Maintainability yang mengijinkan pengguna untuk
memprediksi dan mengoptimasi performance sistem
Jika nilai   0 , maka akan diperoleh dan komponen.
persamaan distribusi weibull dengan dua parameter.
METODOLOGI PENELITIAN
 Persamaan keandalan : 1. Pengumpulan Data
(6) Untuk mengevaluasi keandalan suatu sistem
diperlukan design sistem atau design awal. Design
awal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
 Persamaan failure rate: design sistem bahan bakar motor induk kapal KM.
(7) Leuser. Dengan adanya design awal sistem bahan
bakar maka dapat diketahui komponen yang
digunakan pada sistem bahan bakar.
Reliability Block Diagram Mengingat kapal tersebut telah beroperasi lama,
Untuk mengevaluasi keandalan secara maka perlu adanya pengambilan data sistem bahan
kuantitatif suatu sistem yang pertama kali harus bakar yang sekiranya bisa mewakili data jam
dilakukan adalah dengan memodelkan sistem tersebut operasional sistem pada saat sistem mengalami waktu
ke dalam blok diagram keandalan. [Billinton, 1992]. kegagalan dan reparasi atau perawatan selama
Blok diagram keandalan merupakan gambaran periode waktu tertentu guna pengevaluasian
secara grafis tentang hubungan komponen – keandalan sistem bahan bakar. Dalam hal ini
komponen yang ada didalam sistem bahan bakar. pengambilan data berupa jam operasi dan waktu
Untuk membuat blok diagram keandalan suatu reparasi tiap komponen sistem bahan bakar dibatasi
sistem, antara bentuk fisik sistem dan model blok dari bulan Januari 2007 sampai Juni 2008. Data
diagram keandalan sistem tidak harus selalu sama. tersebut diambil dari buku Laporan Perawatan Harian
Susunan blok diagram keandalan ini pada dasarnya KM. Leuser sedangkan untuk data spesifikasi kapal
terdiri dari susunan seri dan parallel atau kombinasi dan komponen sistem diambil dari buku Instruction
susunan seri dan parallel. and Maintenance Manual dan TSAR Maintenance
System KM. Leuser.
 Sistem dengan susunan seri
Suatu sistem dapat dimodelkan dengan susunan 2. Analisa Kualitatif
seri jika komponen – komponen yang ada Analisa sistem sistem bahan bakar KM. Leuser
didalam sistem tersebut harus bekerja atau secara kualitatif dilakukan dengan metode Fault
berfungsi seluruhnya agar sistem tersebut Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Fault Tree
sukses dalam menjalankan misinya. Analysis (FTA).

 Sistem dengan susunan parallel. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
Suatu sistem dapat di modelkan dengan susunan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
parallel jika seluruh komponen yang ada di merupakan salah satu metode yang dipergunakan
dalam sistem itu gagal menjalankan fungsinya. dalam analisa kualitatif. Metode FMEA lebih
menekankan pada hardware oriented approach atau
 Sistem dengan susunan standby. bottom – up approach, karena analisa FMEA ini
Pada konfigurasi standby, satu atau lebih menguji level komponen atau kelompok komponen-
komponen berada dalam keadaan standby dan komponen fungsional yang memiliki level lebih
siap akan mengambil alih ketika komponen rendah dan memikirkan kegagalan sebagai hasil dari
utama mengalami kegagalan. modus kegagalan (Failure Modes) yang berbeda-
beda, mengevaluasi sistem dengan
Simulasi Monte Carlo mempertimbangkan macam mode kegagalan
Simulasi montecarlo bertujuan untuk komponen sistem serta menganalisa dampak atau
mendapatkan gambaran tentang pengaruh waktu pengaruh-pengaruhnya terhadap keandalan sistem.
kegagalan dan perbaikan komponen untuk Analisa kualitatif dengan metode Failure Mode
mendapatkan Availability. Simulasi yang dilakukan and Effect Analysis (FMEA) dapat dilakukan dengan
tidak hanya terhadap waktu kegagalan tetapi juga pembuatan lembar kerja FMEA (FMEA Worksheet).
waktu perbaikan baik itu komponen hingga sistem. FMEA akan menyajikan bentuk tabel seperti yang
KAPAL, Vol. 5, No.3, Juni 2008
126
telah dijelaskan pada bab sebelumnya untuk setiap dalam menentukan distribusi probabilitas yang sesuai
modus kegagalan (Failure Modes) dari semua untuk memodelkan komponen yang ada. Dalam
komponen. Penyusunan FMEA dilakukan dengan melakukan uji kesesuaian (goodness of fit test) untuk
mereview berbagai komponen, subsistem dan juga penentuan distribusi probabilitas pada tiap-tiap
mengidentifikasi mode-mode kegagalan, penyebab komponen tersebut digunakan bantuan software
kegagalan serta dampak atau efek kegagalan yang weibull ++ 4.0.
ditimbulkan untuk selanjutnya digunakan sebagai
input dalam lembar kerja FMEA. Simulasi Montecarlo
Dalam penelitian ini, proses pengerjaan FMEA Simulasi montecarlo bertujuan untuk
dilakukan dengan menginput data-data kegagalan mendapatkan gambaran tentang pengaruh waktu
komponen serta informasi lainnya seperti yang telah kegagalan dan perbaikan komponen untuk
dijelaskan diatas kedalam suatu program komputer mendapatkan ketersediaan komponen atau sistem.
(software) yang outputnya menentukan tingkat Simulasi yang dilakukan tidak hanya terhadap waktu
kekritisan dari komponen sistem. Adapun software kegagalan (TTF) tetapi juga waktu perbaikan (TTR),
yang digunakan adalah software XFMEA 4 dengan suatu komponen atau sistem. Pada penyelesaian
langkah sebagai berikut : analisa kuantitatif ini menggunakan program aplikasi
1. Membuat hirarki sistem yaitu (software) BlockSim Ver 7.0.6 yang betujuan untuk
mengidentifikasi sistem dengan mereview tiap memprediksi nilai Reliability dan Availability Sistem.
komponen. Program BlockSim menggunakan teknik Simulasi
2. Menjelaskan diskripsi tiap komponen meliputi Montecarlo ini juga bertujuan untuk memprediksi
fungsi (function), mode kegagalan (failure), performance sistem dan komponen.
dampak atau efek (effect), dan sebab kegagalan
(cause) komponen. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
3. Mengidentifikasi kegagalan sesuai dengan Sistem Bahan Bakar
klasifikasi kerusakan (severity classification) Sistem bahan bakar merupakan salah satu
dan laju kegagalan (failure rate) komponen. sistem penunjang dari sistem penggerak utama pada
4. Melakukan criticality analysis. sebuah kapal. Dimana fungsi dari sistem bahan bakar
Penyusunan Criticallity Matrix guna ini tidak lain untuk mensuplai bahan bakar dari
mengetahui mode kegagalan paling tidak kritis storage tank atau tanki penyimpanan menuju main
sampai paling kritis. Sehingga kita dapat menentukan engine. Atau dapat juga didefinisikan bahwa instalasi
komponen yang perlu diperhatikan. bahan bakar merupakan peralatan yang diperlukan
untuk menangani bahan bakar dari titik
Fault Tree Analysis (FTA) diserahkannya ke instalasi sampai mencapai main
Fault Tree Analysis digunakan untuk engine. Susunan komponen tersebut dapat dilihat
mengidentifikasikan kegagalan (failure) suatu sistem. pada gambar 1.
Tahapan menyusun FTA :
a. Mendefinisikan problem dan kondisi batas Komponen Sistem Bahan Bakar
dari sistem. KM. Leuser adalah kapal penumpang yang
b. Pengkonstruksian Fault Tree menggunakan mesin diesel 4 tak dengan bahan bakar
c. Menentukan minimal Cut Set Marine Diesel Fuel. Adapun fungsi komponen sistem
bahan bakar yang digunakan dapat dijelaskan sebagai
3. Analisa Kuantitatif berikut :
Evaluasi sistem sistem bahan bakar KM. Leuser a. Tangki Penyimpanan (Storage Tank)
secara kuantitatif dilakukan dengan simulasi Merupakan tempat penyimpanan awal bahan
montecarlo dengan sebelumnya dilakukan analisa bakar sebelum disuplai ke settling tank.
data dan pembuatan Reliability Block Diagram b. Pompa Transfer (Transfer Pump)
(RBD). Pompa yang berfungsi untuk memindahkan
bahan bakar dari storage tank ke settling tank.
Analisa Data c. Tangki Pengendapan (Settling Tank)
Nilai keandalan suatu komponen atau sistem Settling tank digunakan sebagai tempat untuk
merupakan nilai kemungkinan/ probabilitas dari suatu mengendapkan kandungan air dan kotoran padat
komponen atau sistem untuk dapat memenuhi pada bahan bakar.
fungsinya dalam kurun waktu dan kondisi tertentu d. Separator
yang sudah ditetapkan. Pengambilan data yang telah Ada dua buah separator yang dipasang secara
dilaksanakan berupa sekumpulan data waktu standby. Komponen separator ini berfungsi
kegagalan (TTF atau time to failure) dan waktu untuk membersihkan dan memurnikan bahan
reparasi (TTR atau time to repair) dari masing- bakar dari pengaruh kandungan air dan
masing komponen suatu sistem akan digunakan kontaminasi partikel padat.

KAPAL, Vol. 5, No.3, Juni 2008


127
Gambar 1. Sistem bahan bakar KM. Leuser

e. Tangki Harian (Day Tank) Didalam day tank ini bahan bakar ditampung sebagai
Day tank atau tangki harian adalah tempat operasional harian main engine, selanjutnya bahan
penyimpanan bahan bakar yang siap disuplaikan bakar dari daily tank dipindahkan ke balance tank
ke main engine. sebagai tangki penampungan akhir dengan sistem
f. Tangki Imbang (Balance Tank) gravitasi dengan posisi day tank lebih tinggi (berada
Merupakan tempat penampungan akhir bahan dideck 1) dari balance tank (berada di kamar mesin),
bakar untuk disuplai ke main engine, dimana akan tetapi sebelumnya telah melewati filter yang
memiliki fungsi sebagai pemisah bahan bakar berfungsi sebagai penyaring bahan bakar. Booster
dari kandungan udara. Tangki imbang juga pump yang disusun secara standby redundant akan
digunakan sebagai tempat penampungan menarik/mengalirkan bahan bakar dari balance tank
overflow bahan bakar yang disuplai ke main ke main engine. Apabila bahan bakar yang telah
engine. disuplai ke main engine terjadi kelebihan aliran
g. Saringan (Filter) (overflow) maka kelebihan aliran bahan bakar
Berfungsi sebagai penyaring bahan bakar dari tersebut akan dialirkan ke balance tank untuk
daily tank agar bahan bakar benar-benar bersih ditampung kembali. Demikianlah prinsip kerja sistem
untuk disuplai ke main engine setelah bahan bakar KM. Leuser.
sebelumnya bahan bakar telah dibersihkan oleh
separator sebelum ke day tank. 1. Analisa Kualitatif
h. Booster Pump Evaluasi sistem sistem bahan bakar KM. Leuser
Terdapat dua buah booster pump yang dipasang secara kualitatif dilakukan dengan metode Failure
secara standby redundant, yang salah satunya Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Fault Tree
digunakan sebagai komponen standby. Booster Analysis (FTA).
pump berfungsi untuk menarik atau
memindahkan bahan bakar dari balance tank Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
menuju main engine. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
merupakan salah satu teknik yang sistematis dalam
Prinsip Kerja Sistem Bahan Bakar menganalisa suatu bentuk kegagalan dan
Sistem bahan bakar pada KM. Leuser dapat penekanannya pada bottom-up approach. Maksud
dijelaskan sebagai berikut : Bahan bakar dari Storage dari bottom-up approach disini adalah merupakan
Tank yaitu tanki penyimpanan awal dipindahkan oleh teknik analisa yang dilakukan mulai dari peralatan
pompa transfer ke Settling Tank guna dilakukan atau komponen dan kemudian meneruskannya ke
pengendapan dari air dan kotoran padat, selanjutnya sistem yang merupakan tingkat atau level yang lebih
bahan bakar tersebut dipindahkan ke day tank untuk tinggi. Kegiatan FMEA ini bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan main engine. Dalam proses mendapatkan komponen yang paling kritis atau
pemindahan ke Day Tank bahan bakar akan komponen yang significant terhadap kegagalan
dibersihkan dan dimurnikan terlebih dahulu dari sistem bahan bakar.
pengaruh kandungan air dan kontaminasi partikel Dalam analisa FMEA melibatkan banyak hal
padat, proses ini dilaksanakan oleh Separator yang yang diantaranya adalah mereview berbagai
disusun secara standby redundant. Selanjutnya bahan komponen, subsistem dan juga mengidentifikasi
bakar dipindahkan oleh motor pada separator ke day mode-mode kegagalan, penyebab kegagalan serta
tank. dampak atau efek kegagalan yang ditimbulkan.
KAPAL, Vol. 5, No.3, Juni 2008
128
Untuk Kerusakan saluran pipa (pipeline) dan
kebocoran pipa diasumsikan sangat kecil dapat Tabel 1. Minimal cut set dari fault tree sistem bahan
terjadi. Berbagai Mode kegagalan beserta dampaknya bakar Km. Leuser
pada sistem dicantumkan dalam sebuah worksheet
(lembar kerja FMEA) untuk masing-masing
komponen. Namun dalam penelitian ini, analisa
kualitatif dengan metode failure mode and effect
analysis (FMEA) dilakukan menggunakan Software
XFMEA 4. Hasil analisa dengan metode FMEA dapat
dilihat pada gambar 2.
Fault Tree Analysis (FTA)
Fault Tree Analysis (FTA) untuk sistem bahan
bakar pada kapal KM. Leuser dari diagram Fault
Tree ditunjukkan pada gambar 3. Setelah selesai
menentukan Fault tree tersebut, maka kita dapat
menentukan minimal Cut Set. Sebuah Cut Set
didefinisikan sebagai basic event yang bila terjadi
akan mengakibatkan Top event. Minimal cut set
dapat ditentukan dengan metode MOCUS dan
ditabelkan seperi pada tabel 1.

Gambar 2. Criticality Matrix Sistem bahan bakar KM. Leuser

KAPAL, Vol. 5, No.3, Juni 2008


129
Gambar 3. Fault tree diagram sistem bahan bakar KM. Leuser

Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa minimal mempunyai rangking pertama. Karena pada
Cut Set dari Fault Tree adalah : pengujian distribusi, rangking pertama merupakan
{1},{2,3},{4},{5,6},{7},{8,9},{10},{11,12}. distribusi yang sesuai dengan komponen tersebut.
Sehingga sistem memiliki minimum first order Distribusi tersebut ditunjukkan pada tabel 2.
{1}, {4}, {7}, {10} dan second order Tabel 2. Distribusi komponen sistem bahan bakar
{2,3},{5,6},{8,9},{11,12}. dengan input time to failure
Dimana :
1 = Storage Tank
2 = Transfer Pump 1
3 = Transfer Pump 2 (Standby)
4 = Settling Tank
5 = Separator 1 Selain menentukan distribusi komponen dari time
6 = Separator 2 (Standby) to failure perlu juga dilakukan penentuan distribusi
7 = Day Tank untuk time to repair. Hal ini dikarenakan pada
8 = Filter 1 evaluasi sistem secara kuantitatif juga mencantumkan
9 = Filter 2 (Standby) pengaruh dari perbaikan komponen atau sistem.
10 = Balance tank Dengan metode dan langkah yang sama pada
11 = Booster Pump 1 penentuan distribusi komponen dengan input time to
12 = Booster Pump 2 (Standby) failure, maka didapatkan distribusi komponen sistem
bahan bakar dengan input time to repair sebagai
2. Analisa Kuantitatif berikut :
Tujuan analisa data yaitu untuk mencari Tabel 3. Distribusi komponen sistem bahan bakar
distribusi yang tepat untuk tiap-tiap komponen sistem dengan input time to repair
bahan bakar. Penentuan distribusi tersebut untuk
merupakan tahap menentukan kecenderungan
distribusi sistem dengan adanya fungsi waktu yang
berubah-ubah. Input data yang diperlukan adalah
variable random t yang mewakili time to failure tiap-
tiap komponen sistem bahan bakar. Penentuan
distribusi komponen sistem bahan bakar tersebut Simulasi Monte Carlo
dilakukan dengan bantuan software Weibull ++ 4.0 Simualsi monte carlo merupakan salah satu
dengan menggunakan metode MLE. Input data untuk metode evaluasi sistem secara kuantitatif. Evaluasi
menentukan distribusi yaitu dengan memasukan data sistem secara kuantitatif terlebih dahulu dilakukan
time to failure tiap-tiap komponen. Untuk dengan memodelkan sistem bahan bakar kedalam
menentukan distribusi yang sesuai untuk tiap blok diagram. Reliability Block Diagram (RBD)
komponen maka dari hasil diambil distribusi yang
KAPAL, Vol. 5, No.3, Juni 2008
130
merupakan gambaran secara grafis tentang hubungan
komponen yang ada didalam sistem. Rangkaian dasar Simulasi Monte Carlo
yang sering dilakukan dalam rangkaian blok diagram Simulasi montecarlo bertujuan untuk
keandalan adalah susunan seri, parallel, dan stand by. mendapatkan gambaran tentang pengaruh waktu
Adapun rangkaian yang ada didalam sistem kegagalan dan perbaikan komponen untuk
merupakan gabungan dari berbagai rangkaian dasar. mendapatkan ketersediaan (Availability). Simulasi
Untuk mengevaluasi reliability suatu sistem secara yang dilakukan tidak hanya terhadap waktu
kuantitatif, terlebih dahulu sistem tersebut kegagalan tetapi juga waktu perbaikan, baik itu
dimodelkan kedalam blok diagram keandalan. Blok komponen maupun sistem. Pada penyelesaian analisa
diagram keandalan tersebut digunakan untuk kuantitatif ini menggunakan Program Aplikasi
membuat simulation montecarlo. BlockSim Ver 7.0.6 yang betujuan untuk
memprediksi nilai Reliability dan Availability Sistem.
Reliability Block Diagram (RBD) Program BlockSim menggunakan teknik Simulasi
Sistem bahan bakar KM. Leuser adalah sistem Montecarlo ini, dengan kata lain juga bertujuan untuk
untuk memindahkan bahan bakar dari storage tank ke memprediksi performance sistem dan komponen.
main engine seperti yang telah diuraikan diatas maka Adapun langkah – langkah penyimulasian
storage tank, settling tank, day tank dan balance tank availability sistem minyak bahan bakar dapat
dapat dimodelkan kedalam blok diagram keandalan dijelaskan sebagai berikut :
dengan susunan seri. Karena komponen-komponen Pengkonstruksian Reliability Block Diagram
ini harus bekerja atau berfungsi seluruhnya agar (RBD)
sistem dapat menjalankan fungsinya. Dan jika salah Pada Pengkonstruksian Reliability Block
satu dari komponen tersebut mengalami kegagalan Diagram (RBD) sistem bahan bakar, untuk
maka akan mengakibatkan kegagalan pada sistem komponen-komponen yang dianggap normal adalah
bahan bakar. Sedangkan pada komponen tranfer katup-katup, pipa dan aliran fluida. Pada komponen
pump, booster pump, separator dan filter dapat yang tersusun standby diasumsikan proses switching
dimodelkan kedalam blok diagram keandalan dengan berlangsung sempurna (perfect swithcing). Adapun
susunan standby. Karena pada komponen tersebut konstruksi RBD dapat dilihat pada gambar 4.
masing-masing dapat menggantikan fungsinya [Irwanda, 2008].
apabila salah satu dari komponen itu mengalami
kegagalan operasi.

[A] Transfer [A] Booster


Pump [A] Separator [A] Filter Pump
(P/N=1131) (P/N=1121) (P/N=1123) (P/N=1133)
Storage Tank Settling Tank Daily Tank Balance Tank
(P/N=1111) (P/N=1112) (P/N=1113) (P/N=1114)
[S:1] [S:1] [S:1] Booster
[S:1] Filter
Transfer Separator Pump
(P/N=1124)
Pump (P/N=1122) (P/N=1134)
(P/N=1132)
Standby 1 Standby2 Standby 3 Standby 4
(P/N=1131)

Gambar 4. Reliability Block Diagram sistem bahan bakar KM. Leuser


Tabel 4. Nama Komponen pada RBD (Reliability Untuk mendapatkan hasil simulasi yang
Block Diagram) sistem bahan bakar diinginkan, maka parameter simulasi untuk sistem
harus diisi terlebih dahulu. Adapun parameter
simulasi yang diisikan adalah simulation end time,
compute point availability, dan number of simulation.
Tujuan simulasi ini adalah untuk mendapatkan
limiting state availability system. Untuk itu interval
waktu misi sistem dibuat sangat lama. Dengan
mengisi parameter sistem end time dengan nilai 5000
Pengisian Parameter Simulasi Untuk Tiap jam sudah dipertimbangkan cukup untuk
Komponen mendapatkan nilai limiting state availability dari
Parameter yang diisikan adalah jenis dari model sistem.
kegagalan/failure model, parameter dari failure Agar simulasi yang dilakukan menghasilkan
distribution serta repair distribution. Proses hasil yang akurat, maka simulasi untuk mendapatkan
pengisian parameter ini dilanjutkan sampai semua indeks Availability perlu dilakukan berulang – ulang
parameter untuk masing – masing blok yang dan hasil indeks Availability yang diharapkan
dibutuhkan untuk simulasi terisi seluruhnya. merupakan rata – rata dari seluruh hasil simulasi
yang dilakukan. Seribu kali simulasi untuk
Pengisian Parameter Simulasi Untuk Sistem mendapatkan satu nilai indeks Availability untuk
masing – masing interval waktu misi

KAPAL, Vol. 5, No.3, Juni 2008


131
dipertimbangkan sudah cukup untuk mendapatkan ringkasan dari hasil simulasi yang telah dilakukan
hasil yang valid. dan grafik 5 dibawah menunjukkan grafik
Availability dan Reliability terhadap waktu pada
Proses Simulasi dan hasil simulasi sistem bahan bakar.
Setelah semua parameter simulasi diisi, proses
simulasi dapat dimulai. Tabel 5 menunjukan

Re l i a S o ft Bl o ck S i m 7 - www.Re l i a S o ft.co m
Availability and Reliability vs Time
1.000
D iagram1
Point Availability Line
Point Reliability Line

0.800

0.600
A (t ), R(t )

0.400

0.200

irwanda gb
undip
12/ 13/ 2008
12:00:57 PM
0.000
0.000 1000.000 2000.000 3000.000 4000.000 5000.000
Time, (t)

Gambar 5. Grafik Availability dan Reliability sistem bahan bakar KM. Leuser terhadap waktu

Tabel 5. Hasil simulasi sistem bahan bakar


Simulasi dengan berbagai skenario sebagai
alternatif
Proses simulasi sebelumnya merupakan hasil
simulasi sistem bahan bakar dengan seluruh
komponen berada pada kondisi normal atau active
tanpa ada komponen yang mengalami down baik
komponen tersusun secara seri ataupun tersusun
secara standby. Pada komponen tersusun secara
standby, komponen yang berada dalam keadaan
standby dan siap akan mengambil alih ketika
komponen normal atau komponen utama mengalami
kegagalan. Dari keterangan diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa komponen tersusun secara
standby memiliki tiga kondisi dalam operasionalnya
yaitu kondisi kedua komponen standby tidak ada
yang gagal, salah satu komponen gagal dan kedua
komponennya gagal. Dari penjelasan diatas maka
perlu adanya skenario sebagai alternatif apabila salah
satu komponen yang berada pada kondisi standby ini
mengalami down setelah kegagalan yang pertama.

KAPAL, Vol. 5, No.3, Juni 2008


132
Skenario alternatif yang dapat dilakukan ditunjukkan Analisa kualitatif dengan metode Fault Tree
pada tabel 6 dibawah ini : Analysis (FTA)
Dengan menganalisa sistem menggunakan
Tabel 6. Skenario alternatif per kondisi komponen
metode FTA dan dilanjutkan dengan penentuan
standby sistem bahan bakar KM. Leuser
minimal cut set dengan metode Mocus, dihasilkan
minimal cut set sistem bahan bakar yaitu komponen
{Storage Tank}, {Transfer Pump 1, Transfer Pump
2}, {Settling Tank}, {Separator 1, Separator 2},
{Day Tank}, {Filter 1, Filter 2}, {Balance Tank},
dan {Booster Pump 1, Booster Pump 2}.
Berdasarkan analisa minimal cut set diatas dapat
dinyatakan sebagai berikut :
1. Bila melihat dari skema aliran bahan bakar KM.
Leuser, maka komponen-komponen first order
mempunyai susunan secara seri didalam sistem,
Skenario 1 (satu) telah dilakukan pada simulasi sehingga hanya diperlukan satu komponen
sebelumnya. Berbagai skenario pada skenario gagal agar sistem tersebut mengalami
kegagalan. Untuk itu perlu dilakukan dengan
dilakukan simulasi sistem dengan isian parameter
baik dan teratur terhadap komponen yang
seperti pada perhitungan sebelumnya yaitu end time termasuk pada first order yaitu storage tank,
5000 jam dan 1000 kali simulasi. Maka hasil simulasi settling tank, day tank dan balance tank. Karena
dapat dirangkum pada tabel 7 dibawah ini : jika komponen tersebut gagal maka sistem akan
gagal menjalankan fungsinya.
Tabel 7. Hasil simulasi skenario alternatif sistem 2. Komponen yang termasuk second order yaitu
bahan bakar KM. Leuser komponen transfer pump, separator, filter dan
booster pump merupakan komponen-komponen
yang tersusun secara standby. Komponen yang
tersusun secara standby diperlukan dua
komponen gagal untuk menyebabkan sistem
mengalami kegagalan.

Analisa kuantitatif dengan Simulasi Monte Carlo


menggunakan program aplikasi Blocksim 7.0.6
Evaluasi sistem bahan bakar dengan Simulasi
Monte Carlo menggunakan program aplikasi
Blocksim 7.0.6 diperoleh hasil seperti pada lampiran
D (Hasil Simulasi Monte Carlo) dan telah dirangkum
pada table diatas dari hasil tersebut maka dapat
dijelaskan sebagai berikut :
3. Pembahasan - Berdasarkan hasil simulasi bahwa dengan
Analisa kualitatif dengan metode Failure Mode pengoperasian sistem bahan bakar selama 5000
and Effect Analysis (FMEA) jam secara kontinyu didapatkan nilai rata-rata
Setelah dilakukan analisa dengan metode ketersediaan 0.97 yang berarti bahwa 97 %
FMEA seperti yang dijelaskan diatas maka hasil sistem bahan bakar dapat beroperasi dengan
analisa dapat dibahas sebagai berikut : baik selama 5000 jam operasi. Nilai keandalan
- Pada tabel Criticality matrix (Gambar 2) (reliability) sistem pada end time 5000 jam
menjelaskan bahwa dengan mengombinasi severity adalah 0.002 hal ini berarti bahwa seiring
classification dan failure probability maka dapat bertambahnya waktu dalam pengoperasian
ditentukan kekritisan komponen dari sistem. sistem bahan bakar maka nilai keandalannya
Pembacaan matrik dimulai dari sudut kiri bawah akan semakin berkurang. [Irwanda, 2008]
(low) dan berakhir pada sudut kanan atas (increasing - Nilai MTTFF (mean time to first failure) pada
criticality) yang menunjukan bahwa semakin end time 5000 jam adalah 2423.8363 dengan
kekanan atas kekritisan komponen semakin demikian dapat diartikan bahwa sistem bahan
meningkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bakar akan mengalami kegagalan pertama kali
komponen paling kritis adalah komponen Filter, pada saat sistem telah beroperasi selama
Separator, Transfer Pump dan Booster Pump. 2423.8363 jam pada end time 5000 jam. Oleh
karena itu untuk menjaga keandalan sistem
maka sebelum memasuki waktu operasional
pada 2423.8363 jam harus dilakukan perawatan

KAPAL, Vol. 5, No.3, Juni 2008


133
preventif (pencegahan) terhadap sistem. a. Sistem bahan bakar KM. Leuser memiliki
[Irwanda, 2008]. availability (ketersediaan) 0.97. Hal ini
- Pada kolom Block summary pada tabel 4.6 berarti bahwa 97 % sistem tersebut dalam
menunjukkan bahwa nilai rata-rata ketersediaan kondisi baik dan 3 % berada dalam kondisi
komponen paling sedikit yaitu filter I dengan reparasi pada operasional sistem selama
ketersediaan 0.9894 dari pengoperasian sistem 5000 jam.
selama 5000 jam. Jumlah kegagalan komponen b. Indeks MTTFF (mean time to first failure)
terjadi paling besar yaitu 17.341 kali kegagalan menunjukkan perkiraan kegagalan sistem
pada operasi 5000 jam dan mengalami waktu bahan bakar pertama kali yaitu pada jam
down time terlama yaitu 52.8656 jam. [Irwanda, operasi 2423.8363 jam sistem akan
2008]. mengalami kegagalan. Hal ini berarti
- Pada grafik Availability dan Reliability terhadap sebelum jam kegagalan harus diadakan
waktu menunjukkan bahwa nilai keandalan kegiatan perawatan dan memastikan
sistem akan semakin berkurang mendekati nilai komponen dalam keadaan baik sebelum
nol seiring bertambahnya waktu pengoperasian. start.
Sedangkan nilai availability terhadap waktu c. Dengan melakukan simulasi dari skenario
tertentu akan berkurang oleh karena itu untuk kejadian kegagalan pada tiap komponen
menjaga nilai ketersediaan sistem maka standby maka nilai ketersediaan sistem
dilakukan perawatan pada komponen sistem terendah dihasilkan jika seluruh komponen
dengan memasukkan parameter distribusi time standby mengalami kegagalan pada salah
to repair. Dengan adanya perawatan pada satu komponennya. Hal ini berarti bahwa
komponen sistem bahan bakar maka walaupun ketersediaan sistem akan semakin berkurang
nilai keandalan sistem berkurang tetapi sistem jika semakin banyak komponen standby
masih memiliki ketersediaan untuk tetap mengalami kegagalan pada salah satu
beroperasi. [Irwanda, 2008]. komponennya.
- Pada hasil simulasi dengan berbagai skenario
sebagai alternatif maka sistem memiliki SARAN
ketersediaan terendah 0.893 pada operasional 1. Pada komponen kritis sistem bahan bakar yaitu
sistem selama 5000 jam, hal ini terjadi pada Transfer pump, Separator, Filter, Booster pump
skenario ke 16 dengan kondisi seluruh perlu diberikan perhatian lebih pada
komponen standby down pada salah satu penjadwalan perawatan terhadap komponen
komponennya. Semakin banyak komponen sistem dengan memberikan prioritas tertinggi
down pada salah satu komponen yang tersusun pada komponen yang kritis.
secara standby pada sistem maka ketersediaan 2. Untuk menjaga ketersediaan sistem maka perlu
sistem akan semakin berkurang. [Irwanda, dilakukan perawatan preventif (pencegahan)
2008]. dan perawatan korektif (perbaikan) sebelum
sistem mencapai nilai MTTFF (mean time to
Kesimpulan first failure) yaitu pada saat sistem beroperasi
Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan selama 2423.8363 jam.
sistem bahan bakar motor induk KM. Leuser baik 3. Disarankan kepada perusahaan pemilik kapal
dengan analisa kualitatif maupun kuantitatif dapat untuk dapat mendata dengan baik waktu dan
diambil kesimpulan sebagai berikut : jumlah perbaikan maupun kerusakan setiap
1. Sistem bahan bakar memiliki komponen kritis komponen dalam suatu sistem dalam periode
yaitu filter, separator, transfer pump, dan tertentu, sehingga perilaku sistem yang ada
booster pump. Level kekritisan komponen ini diatas kapal dapat diprediksi serta selalu
ditinjau dari peningkatan probability dan memperhatikan segi perawatan atau
severity kegagalan komponen pada sistem hasil pemeliharaan komponen pada setiap sistem
evaluasi dengan metode Failure Mode and yang ada diatas kapal, karena hal tersebut sangat
Effect Analysis (FMEA). menentukan keandalan dari suatu kapal.
2. Sistem akan berhenti atau gagal menjalankan
fungsi jika terjadi kegagalan pada salah satu DAFTAR PUSTAKA
komponen storage tank, settling tank, day tank, Billinton. R. and Ronald N. Allan [1992], Reliability
balance tank atau kedua komponen transfer Evaluation of Engineering System Concepts
pump, separator, filter, booster pump gagal and Technique. 2nd edition. Plenum Press,
bersamaan. Komponen-komponen tersebut New York and London.
berada dalam first order dan second order dari Ebeling.E. Charles. [1997], An Introduction to
evaluasi Fault Tree Analysis (FTA). Reliability and Maintainability Engineering,
3. Dengan melakukan simulasi pada sistem selama The Mc Graw-Hill Componies, Inc.
5000 jam secara kontinyu dan dilakukan
sebanyak 1000 kali :
KAPAL, Vol. 5, No.3, Juni 2008
134
Dhillon, B. S. [2004]. Reliability, Quality, and Safety
for Engineers. CRC Press, Washington DC,
USA.
Griya Bhakti, Irwanda. [2008]. Analisa Keandalan
Sistem Bahan Bakar Motor Induk Pada KM.
Leuser. Skripsi. Teknik Perkapalan FT-
UNDIP. Semarang
Hecht, Herbert. [2004]. System Reliabiliity and
Failure Prevention. Artech House, Boston,
London.
Mobley, E. Keith. [2008]. Maintenance Engineering
Handbook, 7th edition, Mc Graw Hill, USA.
Pham, Hoang. [2003]. Handbook of Reliability
Engineering. Rutgers University Piscataway,
New Jersey, USA.
Priyanta, Dwi . [2000], Keandalan dan Perawatan,
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas
Teknologi Kelautan Institut Teknologi
Sepuluh November, Surabaya.
Reliasoft Corporation. [2006]. Reliasoft’s XFMEA
version 4. Reliasoft Plaza, Tucson, AZ, USA.
Reliasoft Corporation. [2007]. Reliasoft’s Blocksim
7. Reliasoft Plaza, Tucson, AZ, USA.
www.migas-indonesia.com. Rangkuman Diskusi
KBK Reliability. Diakses pada tanggal 11
Oktober 2008 pukul 00.30 wib
Yang, Guangbin. [2007]. Life Cycle Reliability
Engineering, Jhon Willy  Son, inc,
Hoboken, New Jersey.

KAPAL, Vol. 5, No.3, Juni 2008


135

Anda mungkin juga menyukai