Anda di halaman 1dari 4

Pemerintah baru saja meluncurkan Paket Kebijakan Ekonomi XVI, yang salah satunya mencakup

relaksasi Daftar Negatif Investasi (DNI).


Sebagai informasi, porsi Penanaman Modal Asing (PMA) dalam relaksasi DNI kali ini dinaikkan
menjadi 83% bidang usaha dari 64% di 2016 lalu.
Jumlah bidang usaha yang boleh dimiliki asing hingga 100% pun ditambah. Apabila pada 2016 lalu
hanya mencakup 41 bidang usaha, kali ini pemerintah membuka 54 bidang usaha. Dengan demikian, total
sudah ada 95 bidang usaha yang dibuka bagi 100% kepemilikan asing.
Berikut daftar ke-54 bidang usaha tersebut:
1. Industri pengupasan dan pembersihan umbi umbian
2. Industri percetakan kain
3. Industri kain rajut, khususnya renda
4. Perdagangan eceran melalui pemesanan pos dan internet
5. Warung Internet
6. Industri kayu gergajian dengan kapasitas produksi di atas 2.000 m3/tahun
7. Industri kayu veneer
8. Industri kayu lapis
9. 9 Industri kayu laminated veneer lumber (LVL)
10. Industri kayu serpih kayu (wood chip)
11. Industri pelet kayu (wood pellet)
12. Pengusahaan pariwisata alam berupa pengusahaan sarana, kegiatan, dan jasa ekowisata di dalam
kawasan hutan
13. Budidaya koral/karang hias
14. Jasa konstruksi migas: Platform
15. Jasa survei panas bumi
16. Jasa pemboran migas di laut
17. Jasa pemboran panas bumi
18. Jasa pengoperasian dan pemeliharaan panas bumi
19. Pembangkit listrik di atas 10 MW
20. Pemeriksaan dan pengujian instalasi tenaga listrik atau pemanfaatan tenaga listrik tegangan
tinggi/ekstra tinggi
21. Industri rokok kretek
22. Industri rokok putih
23. Industri rokok lainnya
24. Industri bubur kertas pulp (dari kayu)
25. Industri siklamat dan sakarin
26. Industri crumb rubber
27. Jasa survei terhadap objek-objek pembiayaan atau pengawasan persediaan barang dan
pergudangan (warehousing supervision)
28. Jasa survei dengan atau tanpa merusak objek (destructive/non-destructive testing)
29. Jasa survei kuantitas (quantity survey)
30. Jasa survei kualitas (quality survey)
31. Jasa survei pengawasan (supervision survey) atas suatu proses kegiatan sesuai standar yang berlaku
atau yang disepakati
32. Jasa survei/jajak pendapat masyarakat dan penelitian pasar
33. Persewaan mesin konstruksi dan teknik sipil dan peralatannya
34. Persewaan mesin lainnya dan peralatannya yang tidak diklasifikasikan di tempat lain (pembangkit
tenaga listrik, tekstil, pengolahan/pengerjaan logam/kayu, percetakan dan las listrik)
35. Galeri seni
36. Gedung pertunjukan seni
37. Angkutan orang dengan moda darat tidak dalam trayek: angkutan pariwisata dan angkutan tujuan
tertentu
38. Angkutan moda laut luar negeri untuk penumpang (tidak termasuk cabotage) (CPC 7211)
39. Jasa sistem komunikasi data
40. Penyelenggaraan jaringan telekomunikasi tetap
41. Penyelenggaraan jaringan telekomunikasi bergerak
42. Penyelenggaraan jaringan telekomunikasi layanan content (ringtone, sms premium, dsb)
43. Pusat layanan informasi dan jasa nilai tambah telpon lainnya
44. Jasa akses internet (Internet Service Provider)
45. Jasa internet telepon untuk keperluan publik
46. Jasa interkoneki internet (NAP) dan jasa multimedia lainnya
47. Pelatihan kerja (vocational training meliputi bidang kejuruan teknik dan engineering, tata niaga,
bahasa, pariwisata, manajemen, teknologi informasi, seni dan pertanian)
48. Industri farmasi obat jadi
49. Fasilitas pelayanan akupuntur
50. Pelayanan pest control atau fumigasi
51. Industri alat kesehatan: kelas B (masker bedah, jarum suntik, pasien monitor, kondom, medical
gloves, cairan hemodialisa, PACS, surgical knives)
52. Industri alat kesehatan: kelas C (IV Catheter, X Ray, ECG, Patient Monitor, Implant Orthopedy,
Contact Lens, Oxymeter, Densitometer)
53. Industri alat kesehatan: kelas D (CT Scan, MRI, Catheter Jantung, Stent Jantung, HIV Test, Pacemaker,
Dormal Filler, Ablation Catheter)
54. Bank dan laboratorium jaringan dan sel (gus)

Source: Samuel Pablo, CNBC Indonesia


Pemerintah mengeluarkan 54 bidang usaha dari Daftar Negatif Investasi ( DNI) 2018. Namun,
tak semuanya dimaksudkan untuk mengundang 100 persen investasi asing. "Jadi tidak semua di
keluarkan dari DNI untuk mengundang asing," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution
dalam konferensi pers, Jakarta, Senin (19/11/2018).
Sementara itu, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono
mengatakan alasan dikeluarkannya 54 bidang usaha dari DNI. Alasan itu adalah mulai dari untuk
mempermudah perizinannya hingga lantaran kurang peminat. Ia menyebut, dari 54 bidang usaha
tersebut, pemerintah baru memastikan 25 bidang usaha yang terbuka untuk 100 persen investasi asing.
Namun, di sisi lain, penanaman modal dalam negeri (PMDN) juga bisa 100 persen.
DNI final hasil relaksasi 2018 akan dimuat dalam revisi Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun
2017. Ditargetkan, aturan itu bisa diselesaikan pada akhir pekan ini.
Adapun 25 Bidang Usaha yang bisa 100 persen investasi Asing terdapat pada 8 sektor. Berikut daftarnya:
1. Sektor Kominfo
a. Jasa sistem komunikasi data
b. Penyelenggarakan jaringan telekomunikasi tetap
c. Penyelenggaraan jaringan telekomunikasi bergerak
d. Penyelenggaraan jasa telekomunikasi layanan content
e. Pusat layanan informasi atau call center dan jasa nilai tambah telepon lainnya
f. Jasa akses internet
g. Jasa internet telepon untuk kepentingan publik
h. Jasa interkoneksi internet (NAP), jasa multimedia lainnya

2. Sektor ESDM
a. Jasa konstruksi migas
b. Jasa survei panas bumi
c. Jasa pemboran migas di laut
d. Jasa pembotan panas bumi
e. Jasa pengoperasian dan pemeliharaan panas bumi
f. Pembangkit listrik >10 MW
g. Pemeriksaan dan pengajuan instalasi tenaga listrik atas instalasi penyediaan tenaga listrik
atau pemanfaatan tenaga listrik tegangan tinggi atau ekstra tinggi

3. Sektor Kesehatan
a. Industri farmasi obat jadi
b. Fasilitas pelayanan akupuntur
c. Pelayanan pest control/fumigasi

4. Sektor Perhubungan
a. Angkutan orang dengan moda darat tidak dalam trayek, angkutan pariwisata dan angkutan
jurusan tertentu sektor Perhubungan
b. Angkutan moda laut luar negeri untuk penumpang (tidak termasuk cabotage) sektor
Perhubungan

5. Sektor Ketenagakerjaan
Pelatihan kerja (memberi, memperoleh, meningkatan, mengembangkan kompetensi kerja,
produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja antara lain meliputi bidang kejuruan teknik dan
engineering, tata niaga, bahasa, pariwisata, manajemen, teknologi informasi, seni dan pertanian
yang diarahkan untuk membekali angkatan kerja memasuki dunia kerja).
6. Sektor Pariwisata
a. Galeri Seni
b. Galeri Pertunjukan Seni

7. Sektor Perdagangan
Jasa survei/jajak pendapat masyarakat dan penelitian pasar

8. Sektor Kehutanan
Pengusahaan pariwisata alam berupa pengusahaan sarana, kegiatan, dan jasa ekowisata di dalam
kawasan hutan

Source: Penulis: Yoga Sukmana | Editor: Sakina Rakhma Diah Setiawan | ekonomi.kompas.com

Anda mungkin juga menyukai