Anda di halaman 1dari 10

Aspek Sumber Daya dalam Produksi Pertanian Tanaman Cabai

Kelompok 1: Finatun Musfiroh (1810401009)


Tiara Dwi Krisjayanti (1810401011)
Siti Eka Febri
Lilis Sundari
Afrel Adia P
Sinta
Zainul

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2019
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ........................................................................................ i


Daftar Isi ..................................................................................................... iii
Kata Pengantar ............................................................................................
Bab 1 Pendahuluan .....................................................................................
1.1. Latar belakang .........................................................................
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................
1.3. Tujuan.......................................................................................
Bab 2 Tinjauan Pustaka ...............................................................................
Bab 3 Metode Penelitian ............................................................................
Bab 4 Hasil dan Pembahasan ......................................................................
4.1. Proses Budidaya Tanaman Cabai ..............................................
4.1.1 Pengolahan lahan ..............................................................
4.2.1 Penanaman .......................................................................
4.3.1 Pemupukan lanjutan .........................................................
4.4.1 Penyiangan .......................................................................
4.5.1 Penyemprotan Pestisida ...................................................
4.6.1 Panen ................................................................................
4.7.1 Pasca panen ......................................................................
4.2. Aspek Produksi Tanah dan Modal.............................................
4.3. Aspek Tenaga Kerja ..................................................................
4.4. Aspek Kelembagaan ..................................................................
4.5. Persoalan Ekonomi dalam Budidaya Tanaman cabai dan
Solusinya ...................................................................................
Bab 5 Penutup .............................................................................................
5.1. Kesimpulan ................................................................................
5.2. Saran .........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
Lampiran-lampiran
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cabe merah (Capsicum annum) merupakan salah satu jenis sayuran penting
yang bernilai ekonomi tinggi dan cocok untuk dikembangkan di Indonesia. Cabai
sebagian besar digunakan untuk konsumsi rumah tangga dan sebagiannya untuk
ekspor alam bentuk kering, saus, tepung dan lainnya.Dalam upaya pemenuhan
kebutuhan akan produksi cabai merah yang lebih kompetitif diperlukan upaya
peningkatan produksi yang mengacu pada peningkatan efisiensi baik ekonomi,
mutu maupun produktivitas. Produksi Tanaman Cabe di Kabupaten Magelang
mencapai 60 – 240 Kwintal/ha (magelangkab, 2013).
Pengkajian mengenai aspek sumber daya dalam produksi pertanian, pada
budidaya tanaman cabai dilakukan agar tepat guna, serta sebagai acuan solusi
peningkatan hasil panen. Ragam pembahasan antara lain, mengenai aspek produksi
tanah dan modal, aspek tenaga kerja, aspek kelembagaan, dan persoalan ekonomi
dalam bidang pertanian dan penyelesaiannya.
Kebutuhan cabai yang selalu meningkat, tidak sejalan dengan harga jualnya.
Petani cabai dapat mengalami kerugian yang disebabkan oleh berbagai faktor. Salah
satunya, pengetahuan petani yang minim terkait cara budidaya ataupun
pemberantasan hama dan penyakit. Petisida selalu menjadi solusi pertama untuk
menanggulangi hama dan penyakit. Pembentukan kelembaagaan perlu dilakukan
khususnya pada petani cabai, sebagai pertukaran informasi tentang permasalahan
maupun penyelesaian (solusi).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pendapatan dari hasil panen tanaman cabai dalam pemenuhan
kebutuhan petani ?
2. Bagaimana pengelolaan tanaman cabai dari prses pengolahan lahan hingga
panen ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pendapatan dari hasil panen tanaman cabai dalam pemenuhan
kebutuhan petani.
2. Mengetahui pengelolaan tanaman cabai dari prses pengolahan lahan hingga
panen.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman cabai (Capsicum annum L) berasal dari dunia tropika dan


subtropika Benua Amerika, khususnya Colombia, Amerika Selatan, dan terus
menyebar ke Amerika Latin. Bukti budidaya cabai pertama kali ditemukan dalam
tapak galian sejarah Peru dan sisaan biji yang telah berumur lebih dari 5000 tahun
SM didalam gua di Tehuacan, Meksiko. Penyebaran cabai ke seluruh dunia
termasuk negara-negara di Asia, seperti Indonesia dilakukan oleh pedagang
Spanyol dan Portugis (Dermawan, 2010).
Total konsumsi cabai diperkirakan meningkat dari tahun 2016-2019,
berdasarkan data proyeksi konsumsi cabai Indonesia tahun 2015, kementerian
pertanian baik itu cabai merah dan cabai rawit terus mengalami peningkatan. Jika
dilihat pada tahun 2016 konsumsi (kg/kapita/tahun) untuk cabai total konsumsi
cabai 2,90 kg/kapita, ditahun 2017 (2,95 kg/kapita), tahun 2018 (3,00 kg/kapita)
dan tahun 2019 (3,05 kg/kapita). Untuk cabai merah pada tahun 2016 jumlah
konsumsi sebesar 1,55 (kg/kapita), di 20 Pusat Pengkajian Perdagangan Dalam
Negeri tahun 2017 jumlah konsumsi menjadi 1,56 (kg/kapita) dan di tahun 2019
menjadi 1,58 (kg/kapita). Sedangkan untuk cabai rawit konsumsi tahun 2016
sebesar 1,35 (kg/kapita), tahun 2018 konsumsi 1,43 (kg/kapita), tahun 2019 di
prediksi sebesar 1,46 (kg/kapita). Untuk menjaga ketersediaan nasional aman
sepanjang tahun harus menjaga pola tanam, karena tingkat kepatuhan daerah dalam
melaksanakan pola tanam sangat mempengaruhi stabilisasi produksi. (Kementerian
Pertanian, 2019).
Menurut Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa laju inflasi pada
bulan februari 2019 sebesar 0,07 %. Dimana cabai merah dan cabai rawit termasuk
dalam komoditi yang memberikan andil pada deflasi, cabai merah senilai 0,06 %
dan cabai rawit menyumbang 0,02 %. (finance.detik.com). Harga cabai dalam
negeri pada bulan Februari terus menurun hal ini di karenakan mundurnya musim
hujan pada bulan Oktober-November 2018 disertai kondisi cuaca yang baik dan
berujung terjadinya panen serentak pada bulan Desember 2018 - Februari 2019,
sehingga mengakibatkan produksi yang berlebih. Namun dengan melimpahnya
produksi cabai di sentra produksi di pulau jawa, Lombok dan Sulawesi belum dapat
di distribusikan keluar pulau tersebut akibat dari meningkatnya biaya kargo sejak
awal januari 2019, mengakibatkan cabai yang menumpuk di wilayah sentra diatas.
Menurut kementerian pertanian perlu adanya kebijakan terkait biaya kargo dan
insentif, sehingga saat ini kementerian pertanian terus berusaha menggalang
komunikasi dengan instansi terkait untuk memperjuangkan agar tarif kargo
angkutan hortikultura khususnya cabai secepatnya diturunkan agar perdagangan
antar pulau kembali normal (sindonews.com).
Cabai termasuk komoditas sayuran yang hemat lahan karena untuk
peningkatan produksinya lebih mengutamakan perbaikan teknologi budidaya.
Penanaman dan pemeliharaan cabai yang intensif dan dilanjutkan dengan
penggunaan teknologi pasca panen akan membuka lapangan pekerjaan baru. Oleh
karena itu, dibutuhkan tenaga kerja yang menguasai teknologi dalam usaha tani
cabai yang berwawasan agribisnis dan agroindustri. Harga cabai yang tinggi
memberikan keuntungan yang tinggi pula bagi petani. Keuntungan yang diperoleh
dari budidaya cabai umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan budidaya sayuran
lain. Cabai pun kini mnejadi komoditas ekspor yang menjanjikan. Namun, banyak
kendala yang dihadapi petani dalam berbudidaya cabai. (...)
Syarat tumbuh tanaman cabai dalam budi daya tanaman cabai adalah
sebagai berikut : 1. Iklim Suhu berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, demikian
juga terhadap tanaman cabai. Suhu yang ideal untuk budidaya cabai adalah 24-280
C. Pada suhu tertentu seperti 150 C dan lebih dari 320 C akan menghasilkan buah
cabai yang kurang baik. Pertumbuhan akan terhambat jika suhu harian di areal
budidaya terlalu dingin. (Tjahjadi, 1991) mengatakan bahwa tanaman cabai dapat
tumbuh pada musim kemarau apabila dengan pengairan yang cukup dan teratur.
Iklim yang dikehendaki untuk pertumbuhannya antara lain: a. Sinar Matahari
Penyinaran yang dibutuhkan adalah penyinaran secara penuh, bila penyinaran tidak
penuh pertumbuhan tanaman tidak akan normal. b. Curah Hujan Walaupun
tanaman cabai tumbuh baik di musim kemarau tetapi juga memerlukan pengairan
yang cukup. Adapun curah hujan yang dikehendaki yaitu 800-2000 mm/tahun. c.
Suhu dan Kelembaban Tinggi rendahnya suhu sangat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman. Adapun suhu yang cocok untuk pertumbuhannya adalah siang hari 210C-
280C, malam hari 130C-160C, untuk kelembaban tanaman 80%. d. Angin Angin
yang cocok untuk tanaman cabai adalah angin sepoi-sepoi, angin berfungsi
menyediakan gas CO2 yang dibutuhkannya. 2. Ketinggian Tempat Ketinggian
tempat untuk penanaman cabai adalah adalah dibawah 1400 m dpl. Berarti cabai
dapat ditanam pada dataran rendah sampai dataran tinggi (1400 m dpl). Di daerah
dataran tinggi tanaman cabai dapat tumbuh, tetapi tidak mampu berproduksi secara
maksimal 3. Tanah Cabai sangat sesuai ditanam pada tanah yang datar. Dapat juga
ditanam pada lereng-lereng gunung atau bukit. Tetapi kelerengan lahan 11 tanah
untuk cabai adalah antara 0-100 . Tanaman cabai juga dapat tumbuh dan beradaptasi
dengan baik pada berbagai jenis tanah, mulai dari tanah berpasir hingga tanah liat
(Harpenas, 2010). Pertumbuhan tanaman cabai akan optimum jika ditanam pada
tanah dengan pH 6-7. Tanah yang gembur, subur, dan banyak mengandung humus
(bahan organik) sangat disukai (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). Sedangkan
menurut (Tjahjadi, 1991) tanaman cabai dapat tum buh disegala macam tanah, akan
tetapi tanah yang cocok adalah tanah yang mengandung unsur-unsur pokok yaitu
unsur N dan K, tanaman cabai tidak suka dengan air yang menggenang.
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Observasi dilakukan di....

3.2 Tahapan penelitian

1. Survei
2. Pengolahan Data
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Proses Budidaya Tanaman Cabai


4.1.1 Pengolahan lahan
Pengolahan lahan dimaksudkan untuk pembalikan lapisan atas tanah
yang kaya akan unsur hara ke tanah bagian yang lebih dalam. Kedalaman
pengolahan lahan kurang lebih 20-30cm. Pengolahan lahan masih dilakukan
secara tradisional, penggunaan cangkul merupakan pilihan yang tepat, tanah
yang diolah menjadi lebih rata serta, faktor lahan yang tidak terlalu luas.
pemberian pupuk dasar dilakukan pada lahan bubidaya tanaman cabai.
Biasanya, Ibu sumiyati menggunakan pupuk urea atau pupuk kandang.
Pemberian pupuk dimaksudkan agar tersedianya unsur hara dalam tanah
bagi tanaman cabai. Setelah itu, tanah dicangkul kembali (dilakukan
pengolahan tanah).
4.2.1 Pembuatan bedengan

4.3.1 Penanaman
Penanaman pada lahan budidaya tanman cabai dilakukan dengan
cara, memasukan bibit tanamn cabai yang sudah dibeli, kedalam lubang
tanam.
4.4.1 Pemupukan lanjutan
Pada fase generatif (pembungaan) tanaman cabai memerlukan
konsentrasi unsur hara yang lebih banyak, pemupukan lanjutan dilakukan
untuk pemenuhan unsur hara bagi tanaman cabai. Juga dilakukan,
pemberian hormon perangsang, untuk mempercepat fase generatif pada
tanaman cabai.
4.5.1 Penyiangan
Penyiangan merupakan teknik mekanis untuk menghilangkan gulma
di sekitar tanaman cabai. Penyiangan dilakukan untuk mencegah terjadinya
perebutan unsur hara serta mengurangi resiko terserangnya hama dan
penyakit pada tanaman cabai.
4.6.1 Penyemprotan Pestisida
Beragam hama dan penyakit pada tanaman cabai yang menyebabkan
kerusakan pada tanaman hingga gagal panen. penggunaan pestisida
merupakan cara instan agar hama dan penyakit tidak menyebar ke tanaman
cabai lainnya. Penyemrotan macam-macam pestisida di lakukan oleh ibu
sumiyatir, agar hasil panen cabai tidak mengalami penurunan akibat
terserang hama dan penyakit.
4.7.1 Panen
Masa panen tanaman cabai ... hasilnya
4.8.1 Pasca panen
Hasil panen tanaman cabai di jual kepada tengkulak/pengepul/
pedagang. Tidak adanya proses pasca panen, seperti olahan ataupun
pengawetan. Harga jual yang di dapatkan oleh ibu sumiyati sesuai patokan
harga tengkulak (harga pasar).

4.2. Aspek Produksi Tanah dan Modal


Tanaman cabai tumbuh optimum jika ditanam pada dataran rendah. Tetapi,
tidak mempengaruhi hasil panen tanaman cabai milik ibu sumiyati. Penggunaan
input seperti pupuk urea, NPK, pupuk kandang hingga pemberian hormon dapat
menaikan hasil panen tanaman cabai tersebut. Walau ada faktor pembatas seperti
ketinggian tempat, tidak mempengaruhi hasil panen tanaman cabai.
Modal awal...
4.3. Aspek Tenaga Kerja
Aspek tenaga kerja pada proses budidaya tanaman cabai hanya
mengandalkan keluarga.
4.4. Aspek Kelembagaan
Petani yang kami wawancarai tidak tergabung dalam kelembagaan
pertanian. budidaya yang ia lakukan bersifat perorangan, tidak adanya campur
tangan dari kelompok tani maupun GAPOKTAN.
4.5. Persoalan Ekonomi dalam Budidaya Tanaman cabai dan Solusinya
Harga cabai yang fluktuatif, solusi yang biasanya dilakukan oleh petani
dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hai, dengan hasil panen komoditas pertanian
yang lainnya.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/259272-faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-produksi-a0ac8cec.pdf
epository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/38887/Chapter%20ll.pdf;jsessio
nid=839374E27947DCAA88297356903F92AB?sequence=4
http://hortikultura.litbang.pertanian.go.id/Modul%20PTT/Cabai/Budidaya%20Tanama
n%20Cabai.pdf
oogle.com/search?q=budidaya+tanaman+cabai+dimagelang&oq=budidaya+tana
man+cabai+dimagelang&aqs=chrome..69i57j33.7750j0j7&sourceid=chrome&ie
=UTF-8
https://media.neliti.com/media/publications/273602-pemberdayaan-masyarakat-
melalui-budidaya-71cbecc4.pd

Anda mungkin juga menyukai