Kelompok 1 Permintaan Uang (Akuntansi 2017) - Tugas Akhir Ekonomi Moneter
Kelompok 1 Permintaan Uang (Akuntansi 2017) - Tugas Akhir Ekonomi Moneter
“ PERMINTAAN UANG “
DISUSUN OLEH:
Muhammad Chairil (01031181722004)
Zahratunnisa (01031281722070)
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat segala pertolongan, petunjuk, serta hikmat dan kekuatan yang
Dia berikan, sehingga Kami “Kelompok I” dapat menyelesaikan Tugas
Makalah ini dengan baik. Adapun tujuan dari Membuat Makalah ini adalah
sebagai salah satu tugas akhir mata kuliah “EKONOMI MONETER” pada
jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi, Universitas Sriwijaya. Serta dapat
memperluas Wawasan dan Pengetahuan dari rekan-rekan Mahasiswa yang
lain dan pemahamanya tentang materi ini.
1. Ibu Sri Andaiyani, SE., M.Si, selaku dosen pengampu mata kuliah
Ekonomi moneter yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk
dalam menyusun tugas ini.
2. Rekan-rekan satu kelompok, atas segala kerjasama dan pertisipasinya
dalam proses terselesainya Makalah ini sehingga dapat selesai tepat
waktu.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR............................................................................................... I
DAFTAR ISI............................................................................................................. II
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................ 5
2.1 Uang.................................................................................................................. 5
2.1.1 Pengertian Uang............................................................................5
2.1.2 Sejarah Uang................................................................................... 4
2.1.3 Syarat-Syarat Suatu Benda Berfungsi Sebagai Uang.......5
2.1.4 Fungsi Uang..................................................................................... 7
2.1.5 Jenis –Jenis Uang...........................................................................9
2.2 Jumlah Uang Beredar................................................................................. 12
2.3 Permintaan Uang......................................................................................... 13
2.3.1 Pengertian Permintaan Uang...................................................13
2.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang.................13
2.4 Teori Permintaan Uang............................................................................. 14
2.4.1 Teori Permintaan Klasik.............................................................14
2.4.2 Teori Permintaan Uang Keynes...............................................18
2.4.3 Teori Permintaan Uang Setelah Keynes...............................19
BAB III
PENUTUP................................................................................................................ 21
3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 21
3.2 Saran................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 23
LAMPIRAN.............................................................................................................. 26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Gambar 1: Hubungan Permintaan Uang M1 dengan Pendapatan
Nasional
2
dapat menghambat perekonomian negara, sebaliknya jika terjadi
kelebihan uang yang diminta akan dapat menimbulkan adanya inflasi
yang dapat menganggu aktivitas perekonomian nasional (Kristianto,
1985).
3
1.3 Tujuan Masalah
2. Untuk mengetahui tentang Uang.
3. Untuk mengetahui definisi Permintaan Uang.
4. Untuk mengetahui teori dalam Permintaan Uang.
5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi Permintaan Uang.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uang.
2.1.1 Pengertian Uang.
Robertson dalam bukunya Money menyatakan uang adalah
segala sesuatu yang umum diterima dalam pembayaran barang-
barang. Sedangkan R.S. Sayers dalam bukunya Modern Banking
menyatakan uang adalah segala sesuatu yang umum diterima
sebagai pembayaran utang. A.C. Pigou dalam bukunya the Veil of
Money menyatakan bahwa uang adalah segala sesuatu yang umum
dipergunakan sebagai alat penukar. Menurut Albert Gailor Hart
menyatakan uang adalah kekayaan dengan mana pemiliknya dapat
melunaskan utangnya dalam jumlah yang tertentu pada waktu itu
juga. (Pratama, 6:1997).
5
mengalami proses perkembangan yang panjang. Pada mulanya
masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang
memenuhi kebutuhannya dengan usaha sendiri. Manusia berburu
jika ia lapar, membuat pakaian sendiri dari bahan-bahan yang
sederhana, mencari buah-buhan untuk dikonsumsi sendiri,
singkatnya apa yang mereka peroleh itulah yang di manfaatkan
untuk memenuhi kebutuhannya. Perkembangan selanjutnya
menghadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang
diproduksi sendiri ternyata tidak cukup uuntuk memenuhi seluruh
kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang tidak
dapatdi hasilkan sendri, mereka mencari orang yang mau
menukarkan barang yang dimilki dengan dengan barang lain yang
dibutuhkan. Akibatnya muncullah system Barter yaitu barang yang
ditukar dengan barang. Namun pada akhirnya, banyak kesuulitan-
kesulitan yang dirsakan dengan sistem ini. Diantaranya adalah
kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang
diinginan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikiinya serta
kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu
sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir
sama dengan nliainya. (Nawazirul, 2:1986).
6
logam, emas dan perak juga disebut uang penuh (full bodied
money) artinya, nilai intrinsic (nilai bahan) uang sama dengannilain
nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut).
(Sadono, 2006)
2. Stability of value.
3. Elasticity of supply.
7
negara. Ketidakmampuan menyediakan uang dalam kaitannya
untuk mengimbangi kegiatan perekonomian akan mengakibatkan
perdagangan mengalami kemacetan atau menjadi kurang lancar,
dan pada akhirnya dapat menyebabkan pertukaran dilakukan
seperti pada perekonomian dengan sistem barter, dimana barang
akan ditukar dengan barang yang lain secara langsung oleh para
pihak yang bertransaksi. Kondisi ini sudah barang tentu harus
selalu diantisipasi oleh bank sentral sebagai pencipta uang tunggal,
yang mana bank sentral harus mampu mencermati perkembangan
perekonomian secara berkelanjutan dengan cara tetap harus
mampu memenuhi persediaan uang yang cukup bagi
perkembangan perekonomian di masyarakat. Begitu juga
sebaliknya apabila uang yang beredar dinilai terlalu banyak
jumlahnya dibandingkan dengan kegiatan perekonomian, maka
bank sentral harus dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.
Jadi bank sentral harus senantiasa bertugas untuk menjamin
ketersediaan uang di masyarakat agar tetap baik atau bersifat
elastis.
4. Portability.
5. Durability.
6. Divisibility.
8
dan memperlancar transaksi jual beli tersebut. Untuk menjamin
dapat ditukarkannya uang dengan yang lain, semua uang harus
dijaga agar tetap nilainya.
b. Alat Penukar.
9
c. Penimbun Kekayaan.
1) Kelangkaan (Scarcity).
3) Nilai tinggi.
10
sebagai alat tukar, emas dan perak ini juga dapat dipecah
menjadi bagian-bagian kecil dengan tetap mempunyai nilai
yang utuh, selain itu logam mulia juga tidak pernah susut dan
rusak yang mengakibatkan turunnya harga jual. (Adiwarman,
84-85:2010).
Uang bank disebut dengan istilah uang giral. yaitu uang yang
dikeluarkan oleh bank komersial melalui cek atau alat pembayaran
giro lainnya. Cek merupakan perintah yang ditunjukan oleh pemilik
deposit kepada bank untuk membayarkan kepadanya atau kepada
orang lain atau pemegangnya sejumlah uang. Uang giral in
merupakan simpanan nasaba bank yang dapat diambil setiap saat
dan dapat dipindahkan kepada orang lain untuk melakukan
pembayaran. Kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat
terhadap bank dalam memenuhi hak-hak mereka, itulah yang
mendorong orang-orang mengakui peredaran uang-uang bank. Cek
dan giro yang dikeluarkan oleh bank manapun bisa digunakan
sebagai alat pembayaran dalam transaksi barang dan jasa. Uang
jenis ini berkembang luas di negara - negara maju di mana
kesadaran terhadap sistem perbankan semakin meningkat.
(Rozalinda, 290:2014).
11
1) Kalau hilang dapat dilacak kembali sehingga tidak bisa
diuangkan oleh yang tidak berhak.
12
diantaranya berupa transfer dan remittance, tabungan, dan simpanan
berjangka yang telah jatuh tempo (Wahyu, 2017).
13
Semakin tinggi tingkat harga umum maka permintaan
uang akan semakin bertambah. Karena harga barang dan jasa
akan bertambah besar dan untuk mendapatkan atau
membelinya diperlukan jumlah uang yang lebih besar sehingga
mengakibatkan permintaan uang juka semakin bertambah.
d. Fasilitas Kredit.
Semakin mudah fasilitas kredit atau cara masyarakat
meminjam uang maka akan memudahkan masyarakat
meminjam uang kepada bank sehingga semakin banyak jumlah
uang tunai yang diinginkan masyarakat. Sebaliknya, sulitnya
fasilitas kredit maka akan menurunkan keinginan masyarakat
meminjam uang. Hal ini akan mempengaruhi tingkat
permintaan uang.
Dimana :
14
M = Jumlah uang beredar
P = Tingkat harga
K = Faktor proporsional yang konstan
P= f(M)
MV=PT
15
periode tertentu yang ditentukan oleh tingkat output dari
masyarakat (pendapatan nasional). Identitas tersebut
kemudia mentransformasikan ke dalam bentuk :
Md= 1 / Vt. PT Md
Md = Ms
Ms = 1/Vt . PT
MV = PT atau P = MV / T
16
lainnya. Dengan berpedoman pada fungsi dari uang
sebagai alat tukar umum. Teori-teori klasik berpendapat
bahwa permintaan uang di masyarakat karena kebutuhan
alat yang likuid sebagai tujuan untuk bertransaksi.
Perbedaan dari teori ini dengan teori yang dikemukakan
oleh Fisher terutama pada perilaku dari seseorang yang
akan mengalokasikan kekayaan yang dimilikinya dalam
berbagai bentuk, salah satunya yaitu dalam bentuk uang.
Perilaku seseorang tersebut dipengaruhi oleh
pertimbangan antara untung dan rugi dari pemegang
uang.
Teori Cambridge ini lebih menekankan pada faktor-
faktor yang memengaruhi perilaku dari seseorang
(mempertimbangkan untung dan rugi) yang dihubungkan
anatar permintaan uang dengan volume transaksi yang
direncanakan. Selain dipengaruhi oleh volume transaksi
dan kelembagaan yang ada, teori Cambridge menyatakan
bahwa permintaan uang juga dipengaruhi oleh tingkat
bunga, besar kekayaan yang dimiliki masyarakat dan
ramalan atau harapan dari masyarakat pada masa yang
akan datang. Di dalam jangka pendek, teori Cambridge
memiliki anggapan bahwa antara volume transaksi,
jumlah kekayaan, dan pendapatan nasional mempunyai
hubungan yang proporsional-konstan satu sama lain.
Pada teori ini menganggap bahwa cateris paribus
permintaan uang di masyarakat adalah proporsional
dengan pendapatan nasional.
MV= kPY
17
jangka pendek karena tidak menutup kemungkinan
bahwa faktor-faktor seperti tingkat bunga dan ekspektasi
yang berubah pada teori Cambridge. Jika faktor-faktor
tersebut berubah maka k juga akan berubah. Teori
Cambridge mengatakan bahwa jika tingkat bunga naik
maka masyarakat akan cenderung mengurangi jumlah
uang yang mereka pegang, meskipun volume transaksi
yang mereka rencanakan tetap. Demikian juga faktor
ekspektasi yang ikut mempengaruhi tingkat bunga dimasa
yang akan datang, jika tingkat bunga tersebut naik maka
orang akan cenderung mengurangi jumlah surat berharga
yang dipegangnya dan menambah jumlah uang tunai yang
dipegang dan ini pula yang dapat memengaruhi “k” dalam
jangka pendek.
18
berjaga-jaga dipengaruhi oleh faktor yang sama maka biasanya
kedua variabel ini sering dijadikan satu menjadi permintaan uang
untuk tujuan berjaga-jaga.
c. Motif spekulasi.
Tobin mengasumsikan bahwa setiap orang
akan berusaha menghindari resiko. Secara tidak
langsung orang akan memegang sebuah obligasi
sebagai bentuk penyimpan kekayaan dengan
harapan obligasi tersebut dapat memberikan
manfaat dimasa yang akan datang.
19
1. Tingkat Harga
2. Suku Bunga Obligasi
3. Suku Bunga 'equities'
4. Modal Fisik dan Kekayaan
Bedasarkan faktor faktor yang telah disebutkan
diatas, teori kuantitas modern yang diungkapkan oleh
friedman dinyatakan dalam persemaan sebagai berikut:
Dimana:
Md= Permintaan uang nominal
P= Tingkat Harga
r= suku bunga
rFC= tingkat pengembalian modal dari modal fisik
Y= pendapatan dan kekayaan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Uang bagi manusia memiliki peran penting dalam kehidupannya
untuk melakukan kegiatan dalam bertransaksi karena uang merupakan
standar nilai, yaitu seluruh barang dan jasa dapat dinilai dengan satuan
uang. Jumlah uang dalam suatu perekonomian termasuk jenis kekayaan
moneter lain, karena dipengaruhi oleh kondisi kelembagaan, peraturan
pemerintah, serta perkembangan teknologi.
Pada kebijakan moneter, permintaan uang memegang peran yang
penting pula bagi perekonomian. Model estimasi permintaan dapat
berperan dalam menciptakan stabilitas moneter melalui estimasi
pengadaan uang rupiah yang menjadi kewenangan Bank Indonesia untuk
mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran adalah
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pembangunan ekonomi
nasional.
Jumlah uang beredar adalah uang yang beredar di tangan
masyarakat. Permintaan uang adalah jumlah uang yang ingin dipegang
20
oleh masyarakat dan perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu,
jumlah uang yang diminta berbanding secara proporsional dengan
tingkat pendapatan masyarakat dalam suatu perekonomian.
Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan uang antara lain
adanya keinginan untuk memegang uang atau motif memegang uang;
Tingkat pendapatan riil; Tinggi rendahnya tingkat bunga;
Adanya investasi atau pengembangan usaha sehingga membutuhkan
dana/uang; dan Tingkat harga yang berlaku di pasar. Kemudian tiga
motif yang mendasari adanya permintaan terhadap uang, menurut J.M.
Keynes ialah Permintaan uang untuk transaksi, Permintaan uang untuk
berjaga-jaga, Permintaan uang untuk spekulasi.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat kami
berikan sebagai berikut:
1. Pentingnya uang di dalam perekonomian suatu negara maka
penyediaan jumlah uang harus sesuai dengan yang dibutuhkan
masyarakat. Berdasarkan jumlah permintaan uang di masyarakat
tersebut maka dapat membantu Bank Indonesia sebagai otoritas
moneter dalam hal mencetak dan mengedarkan uang ke
masyarakat.
2. Perlunya otoritas moneter dalam hal ini Bank Indonesia untuk
menerapkan suatu kebijakan guna meningkatkan proporsi uang
giral. Dinegara – Negara yang telah maju perekonomiannya,
banyak yang menggunakan uang giral sebagai alat pembayaran.
21
DAFTAR PUSTAKA
Aini, H. B., Tan, S., & Delis, A. (2016). Analisis Permintaan Uang Riil di
Indonesia, 4(1), 1–14.
Ui, F. E., Fauzie, S., Widodo, A., Nirmala, T., & Widodo, T. (2015).
FAKTOR-FAKTOR MAKROEKONOMI YANG MEMPENGARUHI
PERMINTAAN UANG DI INDONESIA. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi, 16(1),
610–621.
22
23
Lampiran I
Gambar 1.1
Gambar 2.1
24
3. Teori Keynes.
a. Kurva permintaan uang menurut motif transaksi.
Gambar 3.1
Gambar 3.2
25
c. Kurva permintaan uang menurut motif spekulasi.
Gambar 3.3
26
Lampiran II
SOAL
27
JAWABAN
1. Tiga motif yang mendasari adanya permintaan terhadap uang menurut J.M.
Keynes :
28
2. Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang.
Pendapatan Riil.
Pendapatan riil adalah pendapatan yang dihitung dengan harga
konstan. Semakin tinggi pendapatan, permintaan uang akan semakin
besar. Hal ini disebabkan oleh konsumsi dan tabungan masyarakat
akan bertambah seiring dengan bertambahnya pendapatan
masyarakat.
Fasilitas Kredit.
Semakin mudah fasilitas kredit atau cara masyarakat
meminjam uang maka akan memudahkan masyarakat meminjam uang
kepada bank sehingga semakin banyak jumlah uang tunai yang
diinginkan masyarakat. Sebaliknya, sulitnya fasilitas kredit maka akan
menurunkan keinginan masyarakat meminjam uang. Hal ini akan
mempengaruhi tingkat permintaan uang.
29
Bedasarkan faktor faktor yang telah disebutkan diatas, teori kuantitas
modern yang diungkapkan oleh friedman dinyatakan dalam
persemaan sebagai berikut:
Dimana:
Md= Permintaan uang nominal
P= Tingkat Harga
r= suku bunga
rFC= tingkat pengembalian modal dari modal fisik
Y= pendapatan dan kekayaan
4. Diketahui :
M = 5000
V = 100
T = 1000
Ditanya :
P? (M = 10.000)
Jawab :
MV = PT
P = 1000
30
Lampiran III
STUDI KASUS:
31
antara inflasi dengan permintaan uang; hubungan antara PDB, suku bunga,
dan inflasi terhadap permintaan uang.
Hasil dari uji coba tersebut maka dalam jangka pendek estimasinya
yaitu: variabel inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap permintaan
uang. Sehingga perubahan inflasi 1% akan menyebabkan perubahan
permintaan uang sebesar 0,6274. Sedangkan variabel suku bunga
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap permintaan uang. Sama
halnya variabel PDB yang juga tidak berpengaruh signifikan terhadap
permintaan uang. Ini menunjukkan bahwa masyarakat masih belum yakin
dan percaya terhadap sistem penyimpanan uang di bank, atau keadaan inflasi
yang sensitif terhadap permintaan uang dikarenakan kebutuhan masyarakat
akan uang cenderung banyak untuk memenuhi harga kebutuhan yang
dipengaruhi oleh inflasi.
32
berjaga-jaga. Dimana masyarakat dengan pendapatan yang besar akan
cenderung menyiapkan uang untuk berjaga-jaga yang besar pula.
33
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG
DI INDONESIA PERIODE 2010.1 – 2017.4
34
Pertumbuhan Domestik Bruto berbeda dengan produk nasional bruto karena
memasukkan pendapatanpendapatan yang berasal dari faktor produksi luar
negeri yang bekerja di negera tersebut. Pada intinya, Pertumbuhan Produk
Domestik Bruto adalah nilai moneter dari seluruh produksi barang yang
diproduksi oleh negara pada periode tertentu.
Tingkat Bunga. Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang
diberikan oleh bank berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang
membeli atau menjual produknya. Bunga bagi bank juga dapat diartikan
sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan)
dan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (Kasmir , 2014 :
154).
35
disaat terjadi kenaikan pendapatan riil pada jangka pendek belum secara
langsung mempengaruhi masyarakat untuk melakukan permintaan uang.
36
(Endah Siska Aristiyowati dan Telisa Aulia Falianty, 2018)
Inovasi finansial dari sisi produk antara lain yaitu instrumen keuangan
dengan contoh produk derivative. Sedangkan untuk inovasi finansial dari sisi
proses terdiri dari beberapa kategori yaitu kategori pertama adalah cara
inovatif untuk mendistribusikan produk keuangan seperti sekuritisasi dan
credit scoring, kategori kedua yaitu metode inovatif untuk transaksi finansial
atau keuangan seperti business reporting, dan electronic financial analysis.
Kategori ketiga yaitu new payment techniques atau teknik pembayaran baru
yang mencakup sistem pembayaran berupa ATM, internet banking,
debitataucredit card, e-money, dan e-bills pay.
37
yang merupakan komponen dari M1 (uang dalam arti sempit) dari sebesar
44.3% % di tahun 2004 menjadi 41,06% di tahun 2016.
38
Ketiga, perkembangan inovasi finansial sistem pembayaran
menurunkan perminta- an M1, hal ini sesuai dengan hasil estimasi yaitu
dengan menggunakan proxy volume transaksi, peningkatan penggunaan
electro- nic money menurunkan permintaan akan M1, kemudian dengan
menggunakan proxy rasio inovasi sistem pembayaran terhadap GDP ,
peningkatan penggunaan kartu kredit dan electronic money menurunkan
permintaan M1, selanjutnya dengan menggunakan proxy nilai transaksi,
peningkatan penggunaan A TM atau kartu debet menurunkan per- mintaan
M1, dan dengan menggunakan proxy rasio inovasi sistem pembayaran ter-
hadap M1, peningkatan penggunaan kartu kredit menurunkan permintaan
akan M1.
39
Uang beredar sering dikaitkan dengan suku bunga, pertumbuhan
ekonomi, dan perkembangan harga. Fenomena yang terjadi di Indonesia
menunjukan pada saat jumlah uang beredar meningkat cenderung
mendorong kenaikan harga barang- barang secara umum, sehingga
mengakibatkan inflasi. Sebaliknya, ketika jumlah uang beredar menurun,
kegiatan ekonomi akan melambat yang berujung pada penurunan tingkat
produksi yang kemudian diikuti kenaikan harga barang.
40
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif runtut waktu (time
series) berupa data per bulan (monthly) yang dikumpulkan dari tahun
2011:M1 s.d. 2015:M12 dengan pertimbangan kekinian dan pada masa
tersebut sudah dapat mewakili dinamika perekonomian Indonesia terbaru.
Sumber data yang didapat dari masing-masing variabel adalah Bank
Indonesia dan Badan Pusat Statistik.
41
STRUCTURAL BREAKS DAN KETIDAKSTABILAN PERMINTAAN UANG DI
INDONESIA
42
adalah uji akar unit dengan menggunakan Zivot and Andrews Test (ZA Test)
dan Augmented Dickey Fuller Test (ADF Test). ZA Test digunakan untuk
mengetahui periode breaks yang terjadi pada masing-masing variabel.
Sementara itu, untuk menentukan order of integration digunakan ADF Test.
Dalam uji kointegrasi untuk mennetukan keseimbangan jangka panjang,
dalam penelitian ini akan menggunakan Gregory and Hansen Test (GH Test)
yang melibatkan breaks ke dalam proses analisisnya. Apabila, dari hasil uji
diperoleh bukti bahwa fungsi permintaan uang tidak memiliki hubungan
keseimbangan jangka panjang, atau dengan kata lain tidak stabil, maka akan
digunakan state space model, khususnya model Time Varying Parameter
(TVP).
43