Anda di halaman 1dari 4

Nama : Hatta Razhasya AndiPratama

NIM : 180534632005
Offering : E11
Prodi : S1 Pendidikan Teknik Elektro
1. Sinopsis
Pada suatu hari ada seorang anak laki-laki bernama Ishaan yang berusia
antara 8-9 tahun yang duduk dikelas tiga sekolah dasar. Ia mempunyai seorang
kakak yang sangat pintar dalam pelajaran juga bermain tenis, tetapi sangat
berbeda jauh dengan adiknya yang nakal dan sering tidak mengerjakan tugas.
Pada saat dia dikelas dia hanya diam saja dan melihat jendela sampai-sampai
dimarahi oleh gurunya karena tidak pernah menghiraukannya, dan kejadian ini
berulang setiap harinya. Dan pada suatu saat Ishaan meminta sang kakak yang
bernama Yohan untuk membuatkan surat izin tidak masuk kelas, tetapi dengan
tegasnya sang kakak tidak mau untuk membuatkanya dan sang adik pun tetap
dengan pendirianya meminta kakaknya untuk membuat surat tersebut dan
akhirnya sang kakak pun mau membuatkannya. Pada suatu waktu ayahnya yang
pulang dari berkerja membaca majalah yang ada diruang tamu, dengan tidak
sengaja ayahnya menemukan surat izin yang disembunyikan Ishaan, dan ayahnya
sangat marah sekali kepada ishaan sampai menampar mukanya dan menanyakan
kemana saja Ishaan pergi, Ishaan pun menjawab dia pergi untuk berkeliling kota
dan ayahnya pun mengetahui kalau yang menulis surat itu adala h kakaknya
Yohan.
Dan pada hari selanjutnya ayah dan ibu Ishaan pergi ke sekolah untuk
mengetahui perkembangan Ishaan, ternyata guru yang mengajar Ishaan
menjelaskan tingkah laku Ishaan selama disekolah yang sering tidak mengerjakan
tugas, kondisi baju yang tidak rapi, hasil ujian yang tidak di tanda tangani sampai-
sampai ujian matematika yang soal nomer satu yaitu 3x9=3 itu juga salah.
Sesudah itu ayah Ishaan menelepon saudaranya yang merupakan pemilik sekolah
asrama dan Ishaan akan dikirim ke sekolah asrama tersebut dan tentunya Ishaan
tidak menyetujuinya, tetapi dengan keras kepala ayah Ishaan tetap ingin
mengirimkan Ishaan ke sekolah asrama tersebut. Pada keesokan harinya Ishaan
serta ayah, ibu dan kakaknya Yohan mengatar Ishaan pergi ke sekolah asrama,
setelah mengatar dan pergi meninggalkan Ishaan di asrama ibu dan kakaknya
Yohan tidak kuasa menahan tangis karena tidak kuasa melihat adiknya sendirian
disana.
Di asrama Ishaan hanya terlihat diam saja tak bicara sepatah kata pun dan
hanya menangis setiap waktu, dan waktu pelajaran Bahasa Ihsaan duduk didepan
Bersama Rajan dan menjelaskan tenta makna puisi tersebut, tetapi Ishaan tidak
bisa menjelaskan dengan benar makna puisi tersebut tetapi teman sebangkunya
Rajaan mengapresiasi kalimat yang diucapkan oleh Ishaan, Kemudian kelas seni
Ihsaan hanya diam saja memandang burung yang sedang menyuapi anaknya dan
dengan kasarnya guru tersebut melempar kapur ke wajah Ishaan dan menyuruh
Ishaan untuk menunjuk titik yang sebelumnya Digambar oleh guru tersebut, tetapi
Ishaan tidak bisa menyebutkan letak titik tersebut dan tangan Ishaan di pukul
penggaris oleh guru tersebut. Kejadian ini terus menerus terjadi disetiap pelajaran
yang berbeda sampai-sampai semua guru menyebut Ishaan idiot dan gila, hal itu
yang membuat Ishaan tiap hari menangis, menunduk, dan tidak berbicara sama
sekali. Dan pada suatu hari ada seorang guru seni pengganti dan sebelumnya guru
seni yang lama pergi ke selandia baru untuk mengajar disana, dan guru itu
mengejutkan anak-anak dengan menyamar menjadi seorang badut, sesudah itu
guru tersebut membagikan kertas guna menyuruh siswanya mengambar bebas,
guru tersebut bernama Ram Shankar Nikumbh.
Lambat laun pun sang guru seni baru itu mencari tau kenapa Ishaan selama
pembelajaran hanya diam termenung saja, kemudian guru tersebut menanyakan
kepada teman sebangkunya Rajaan, kemudian Ram mencari informasi dengan
cara melihat tugas dan catatan yang dibuat oleh Ishaan, ternyata di dalam catatan
tersebut terdapat lingkaran merah yang menandakan huruf yang salah yang ditulis
Ishaan yang menulis “bis” dengan hutuf b yang terbalik. Lantas dia “Ram”
menceritakan semuanya kepada temanya yang mengajar disekolah kebutuhan
khusus. Kata Ram, anak itu “Ishaan”dalam keadaan tertekan tidak berbicara sama
sekali. Kemudian pada suatu saat Ram berkunjung ke rumahnya Ishaan berbicara
dan menjelaskan kepada orang tua Ishaan kenapa Ishaan terus menerus melakukan
kenakalan, sesampainya dirumah Ishaan pada saat membuka buku Ram
menemukan sebuah lukisan yang di gambar Ishaan, kemudian Ram ditunjukan
lukisan yang dibuat Ishaan, betapa kagumnya Ram terhadap lukisan tersebut.
Lalu Ram menanyakan kenapa ayah Ishaan mengirimnya ke asrama,
dengan tegasnya ayahnya Ishaan menjawab karena dia “Ishaan” sering membuat
kesalahan, tetapi Ram dengan sedihnya menjelaskan kenapa Ishaan terus menerus
membuat kesalahan dan kesalahan itu dilakukannya dengan cara yang sama, Ram
memberi tau tentang catatan tugas yang Ishaan kerjakan dan diketahui Ishaan
memiliki kelainan yaitu Diseleksia, kemudia Ram meminta izin kepada kepala
sekolah untuk memberikan privat kepada Ishaan cara membaca menulis dan
mengeja kalimat dengan berbagai metode seperti menggunakan tanah liat, melukis
huruf sampai Ishaan bisa melakukannya. Kemudian Ram meminta izin kembali
untuk membuat lomba melukis yang pesertanya adalah seluruh warga sekolah,
kemudian ayah Ishaan dating ke sekolah untuk menemui Ram dan menayakan
semua hal tentang Ishaan dan disleksia, sesudah bertemu kemudian ayah Ishaan
melihat Ishaan sedang mengeja kalimat yang ada di papan penggumuman
tersebut, betapa sedihnya melihat Ishaan yang sudah lancer mengeja kata-kata
tersebut. Pada saat hari perlombaan Ishaan sudah bangun serta dia sudah bisa
untuk memakai baju, menali sepatu dan menata rambutnya sendiri, kemudian
Ishaan datang ke lomba dengan terlambat dan Ishaan melukis, dan hasil lukisan
itu membuat kagum Ram, dan Ishaan memenangkan lomba tersebut serta
membuat lukisan Ishaan masuk dalam sampul majalah Sekolah.

2. Identifikasilah permasalahan yang muncul


a. Kurangnya perhatian orang tua kepada anak
b. Kurangnya pemahaman guru tentang anak berkebutuhan khusus
c. Guru memberikan hukuman yang terlalu berlebihan
3. Uraikan langkah-langkah penanganan masalah dalam film tersebut
a. Kurangnya perhatian orang tua kepada anak
Orang tua harus lebih peka terhadap lingkungan sekitar, seperti
film tersebut sang anak melakukan kenakalan secara terus
menerus, sebagai orang tua harus mencari kenapa sang anak terus
menerus melakukan kesalahan?.
b. Kurangnya pemahaman guru tentang anak berkebutuhan khusus
Sebagai seorang guru harusnya sudah dibekali dengan pengetahuan
tentang ciri-ciri anak yang berkebutuhan khusus, dengan cara
melakukan pendekatan secara persuasif menayakan apa masalah
yang sedang dihadapi, dan memberikan solusi.
c. Guru memberikan hukuman yang terlalu berlebihan
Bagi guru memberikan hukuman yang terlalu berlebihan bisa
berakibat mental seorang siswa bisa turun atau ketakutan, guru bisa
menegur dengan cara yang lebih baik dengan cara memberi tau kan
mana yang benar dengan memberi penjelasan yang mudah
dimengerti oleh siswa
4. Uraikan langkah-langkah problem solving (posisikan diri Anda sebagai guru
di film tersebut)
Sebagai seorang guru metode pembelajaran saya akan menggunakan
motode yang berbeda jika saya mendapati dikelas saya terdapat anak yang
berkebutuhan khusus, seperti pada masalah di film anak ini memiliki
keterbatasan disleksia metode pertama saya mengenali dahulu apa
perubahan yang terjadi, jika tidak ada perubahan sama sekali saya
langsung memberikan metode multisensori untuk melatih visual,auditori,
kinestetik serta taktil, dengan aplikasi pembelajaran seperti menggunakan
tanah liat, pasir,

Anda mungkin juga menyukai