Anda di halaman 1dari 28

1.

1 Proses Kehamilan

A. Fertilisasi
Fertilisasi (pembuahan) adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang
biasanya berlangsung di ampula tuba,fertilisasi meliputi penetrasi spermatozoa ke dalam ovum,
fusi spermatozoa dan ovum, diakhiri dengan fusi materi genetik,untuk mencapai ovum sperma
harus melewati korona radiate (lapisan sel di luar ovum) dan zona pleusida (suatu bentuk
glikoprotein ekstraselular), yaitu dua lapisan yang menutupi dan mencegah ovum mengalami
fertilisasi lebih dari satu spermatozoa.
Suatu komplemen di permukaaan kepala spermatozoa kemudian mengikat glikoprotein di
zonapelusida, pengikatan ini memicu akrosom melepaskan enzim yang membantu spermatozoa
menembuas zona pelusida. Pada saat spermatozoa menembus zona pelusida terjadi reaksi korteks
ovum.Granula korteks di dalam ovum berfusi dengan membrane plasma sel, sehingga enzim di
dalam granula-granula dikeluarkan secara eksositosis ke zona pelusida. Spermatozoa yang telah
masuk ke vitelus kehilangan membrane nukleusnya yang tinggal hanya pronukleusnya, sedangkan
ekor spermatozoa dan mitokondrianya berdegenerasi, masuknya spermatozoa membangkitkan
nukleus ovum yang masih dalam metafase untuk proses pembelahan selanjutnya (pembelahan
meiosis kedua),ovum sekarang hanya mempunyai pronukleus yang haploid,pronukleus
spermatozoa juga telah mengandung jumlah kromosom yang haploid.
Kedua pronukleus saling mendekati dan bersatu membentuk zigot yang terdiri atas bahan
genetikdari perempuan dan laki-laki.
Dari penyatuan itu mungkin menghasilkan:
1) XX – zigot akan menghasilkan bayi perempuan
2) XY – zigot akan menghasilkan bayi laki-laki
Dalam beberapa jam setelah pembuahan, mulailah pembelahan zigot car dan dalam 3 hari sampai
dalam stadium morula, hasil konsepsi ini dengan ukuran tetap bergerak kearah rongga rahim oleh
arus dan getaran silia serta kontraksi tuba, selama dalam perjalanan ke kavum uteri morula
mengalami pembelahan -pembelahan menjadi blastula.

Gambar 1.1 Fertilisasi


B. Nidasi
Nidasi adalah peristiwa tertanamnya atau bersarangnya sel telur yang telah dibuahi ke
dalam endometrium, sel telur yang telah dibuahi (zigot) akan segera menjadi blastomer, pada hari
ketiga 16 blastomer disebut morula. Pada hari keempat di dalam morula akan terbentuk rongga,
bangunan ini disebut blastula.
Dua struktur penting di dalam blastula adalah:
1) Lapisan luar disebut trofoblast, yang akan menjadi plasenta
2) Emblastu (inner cell mass) yang akan menjadi janin
Pada hari ke-4 blastula masuk kedalam endrometrium dan pada hari ke-6 menempel pada
endrometrium, pada hari ke-10 seluruh blastula sudah terbenam dalam endometrium dengan
demikian nidasi sudah selesai tempat nidasi biasanya pada dinding belakang didaerah fundus uteri.

Gambar 1.2 Proses Nidasi


Gambar 1.3 Nidasi
Pada saat terjadi nidasi sel-sel endometrium telah berubah menjadi sel-sel desidua.
Pertumbuhan dan perkembangan desidua sejak terjadi konsepsi karena pengaruh hormon terus
tumbuh sehingga makin lama menjadi tebal. Desidua adalah mukosa rahim pada kehamilan yang
terbagi atas:
1. Desidua basalis
Terletak diantara hasil konsepsi dan dinding rahim, disini plasentater bentuk
2. Desidua kapsularis
Meliputi hasil konsepsi ke arah rongga rahim yang lama kelamaan bersatu dengan desidua vera
kosena obliterasi.
3. Desidua vera (parietalis)
Meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya.
Setelah implantasi, sel– sel trofoblas yang tertanam di dalam endometrium terus berkembang
membentuk jaringan bersama dengan sistem pembuluh darah maternal untuk menjadi plasenta,
yang kemudian berfungsi sebagai sumber nutrisi dan oksigenasi bagi jaringan embrioblas yang
akan tumbuh menjadi janin.
1. Pembuatan Lapisan Lembaga
Setelah hari ke-12, tampak dua lapisan jaringan di sebelah luar disebut ektoderm, di sebelah
dalam endoderm. Endoderm tumbuh ke dalam blastosoel membentuk bulatan penuh. Dengan
demikian terbentuklah usus primitif dan kemudian terbentuk pula kantung kuning telur (Yolk Sac)
yang membungkus kuning telur. Pada manusia, kantung ini tidak berguna, maka tidak
berkembang, tetapi kantung ini sangat berguna pada hewan ovipar (bertelur), karena kantung ini
berisi persediaan makanan bagi embrio.
Di antara lapisan ektoderm dan endoderm terbentuk lapisan mesoderm. Ketiga lapisan
tersebut merupakan lapisan lembaga (Germ Layer). Semua bagian tubuh manusia akan dibentuk
oleh ketiga lapisan tersebut. Ektoderm akan membentuk epidermis kulit dan sistem saraf,
endoderm membentuk saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan, mesoderm membentuk antara
lain rangka, otot, sistem peredaran darah, sistem ekskresi dan sistem reproduksi.

2. Membran (Lapisan Embrio)


Terdapat 4 macam membran embrio, yaitu :
a. Kantung Kuning Telur (Yolk Sac)
Kantung kuning telur merupakan pelebaran endodermis berisi persediaan makanan bagi
hewan ovipar, pada manusia hanya terdapat sedikit dan tidak berguna.
b. Amnion
Amnion merupakan kantung yang berisi cairan tempat embrio mengapung, gunanya
melindungi janin dari tekanan atau benturan.
c. Alantois
Pada alantois berfungsi sebagai organ respirasi dan pembuangan sisa metabolisme. Pada
mammalia dan manusia, alantois merupakan kantung kecil dan masuk ke dalam jaringan
tangkai badan, yaitu bagian yang akan berkembang menjadi tali pusat.
d. Korion
Korion adalah dinding berjonjot yang terdiri dari mesoderm dan trofoblas. Jonjot korion
menghilang pada hari ke-28, kecuali pada bagian tangkai badan, pada tangkai badan jonjot
trofoblas masuk ke dalam daerah dinding uterus membentuk ari-ari (plasenta). Setelah semua
membran dan plasenta terbentuk maka embrio disebut janin/fetus. Chorion terdiri dari dua
lapisan: yang luar dibentuk oleh primitif ektoderm atau trofoblas , dan dalam dibentuk oleh
somatik mesoderm , amnion yang bersentuhan dengan yang terakhir ini. Trofoblas ini terdiri
dari lapisan internal atau prismatik sel kubus, yang sitotrofoblas atau lapisan Langhans, dan
lapisan bagian luar dari bernukleus protoplasma kaya tanpa batas sel, sinsitiotrofoblas.
Chorion yang mengalami proliferasi cepat dan berbagai bentuk proses , vili chorionic, yang
menyerang dan menghancurkan desidua uterus dan pada saat yang sama menyerap dari itu
bahan-bahan gizi untuk pertumbuhan embrio.

C. Plasentasi
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. setelah nidasi embrio
kedalam endometrium, plasentasi dimulai,pada manusia plasentasi berlangsung sampai 12 -18
minggu setelah fertilisasi.
Terjadinya implantasi mendorong sel blastula mengadakan deferensiasi, sel yang dekat
dengan ruang eksoderm membentuk “endoderm” dan yolk sac (kantung yolk) sedangkan sel yang
lain membentuk ”ectoderm” dan ruangan amnion. Plat embrio (embryonal plate) terbentuk
diantara dua ruangan yaitu ruangan amnion dan kantung yolk, plat embrio terdiri dari unsur
ectoderm, endoderm, dan mesoderm, ruangan amnion dengan cepat mendekati korion sehingga
jaringan yang terdapat antara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat.
Pada permulaan kantung yolk berfungsi sebagai pembentuk darah bersama dengan hepar,
limfe, dan sumsum tulang, pada minggu kedua sampai ketiga terbentuk bakal jantung dengan
pembuluh darahnya yang menuju body stalk (bakal tali pusat), jantung bayi mulai dapat
dideteksipada minggu keenam sampai delapan dengan mempergunakan ultrasonografi atau
doppler,pembuluh darah pada body stalk terdiri dari arteri umbilikalis dan vena
umbilikalis.Cabang arteri dan vena umbilikalis masuk ke vili korialis sehingga dapat melakukan
pertukaran nutrisi dan sekaligus membuang hasil metabolisme yang tidak diperlukan.
Perkembangan desidua kapsularis secara bertahap memangkas sirkulasi yang melaluinya.
Hal ini akan menyebabkan atrofi dan hilangnya viili yang bersangkutan. Permukaan blastosis
menjadi halus dan bagian korion ini disebut Chorion Laeve. Pada sisi yang berlawanan, villi
mengalami pertumbuhan dan pembesaran dan disebut sebagai Chorion Frondusum. Dengan
semakin luasnya ekspansi blastosis, desidua kapsularis menempel dengan desidua vera dan cavum
uteri menjadi obliterasi
Trofoblas primitif chorion frondusum melakukan invasi desidua. Pada proses ini, kelenjar
dan stroma akan rusak dan pembuluh darah maternal yang kecil akan mengalami dilatasi
membentuk sinusoid.
Trofoblas mengembangkan lapisan seluler yang disebut sitotrofoblas dan lapisan
sinsitium yang disebut sinsitiotrofoblas. Struktur yang disebut villi chorialis ini terendam dalam
darah ibu. Dengan kehamilan yang semakin lanjut, struktur viili chorialis menjadi semakin
komplek dan viili membelah dengan cepat untuk membentuk percabangan-percabangan dimana
cabang vasa umbilkalis membentuk percabangan yang berhubungan erat dengan permukaan epitel
trofoblas. Sebagian besar cabang villi chorialis yang disebut sebagai villi terminalis mengapung
dengan bebas dalam darah ibu sehingga memungkinkan terjadinya tarnsfer nutrien dan produk sisa
metabolisme. Sejumlah villi melekat pada jaringan maternal dan disebut sebagai anchoring villi.
Dengan semakin lajutnya kehamilan, hubungan antara vaskularisasi trofoblas dan maternal
menjadi semakin erat. Trofoblas mengalami migrasi kedalam arteri spiralis maternal yang berasal
dari ruang intervillous
Perubahan fisiologi yang berakibat dilatasi arteri maternal 1/3 bagian dalam miometrium.
Perubahan ini berakibat konversi pasokan darah uteroplasenta kedalam vaskularisasi yang bersifat
“ low resistance – high flow vascular bed” yang diperlukan untuk tumbuh kembang janin intra
uterin.

Gambar 1.4 Dilatasi Arteri Maternal

Dengan semakin lanjutnya kehamilan maka transfer nutrien – sisa metabolisme – hormon
dan CO serta O2 plasenta akan semakin meningkat dimana struktur pemisah antara sirkulasi ibu
dan anak menjadi semakin tipis.
Tidak ada hubungan langsung antara kedua jenis sirkulasi dan “placental barrier” pada
akhir kehamilan terletak di microvilli sinsitiotrofoblas yang memperluas permukaan transfer
nutrien dan lain lain. Selanjutnya, sinsitiotrofoblas dan mesoderm janin akan semakin tipis dan vas
dalam villus mengalami dilatasi.
Plasenta yang sudah terbentuk sempurna berbentuk cakram yang berwarna merah dengan
tebal 2 -3 cm pada daerah insersi talipusat. Berat saat aterm ± 500 gram
Tali pusat berisi dua arteri dan satu vena dan diantaranya terdapat ‘Wharton Jelly’yang
bertindak sebagai pelindung arteri dan vena sehingga talipusat tidak mudah tertekan atau terlipat,
umumnya berinsersi di bagian parasentral plasenta.

Gambar 1.5 Tali pusat

 Hormon-hormon plasenta
a. Human Chorionic Gonadotropin (hCG) - hCG adalah hormon plasenta pertama. Hormon ini
hanya diproduksi oleh tubuh wanita saat dia hamil. hCG dapat memastikan bahwa wanita itu
terus memproduksi progesteron dan estrogen, dua hormon penting untuk menjaga bayi di
selama 9 bulan. hCG juga menekan respon imunologi ibu yang bayi dan plasenta adalah benda
asing dan menolak mereka. hCG berfungsi mempertahankan korpus luteum kehamilan.
b. Human Placental Lactogen (hPL)/Human chorionic somatomammotropin. Hormon ini
memiliki sifat mempromosikan pertumbuhan. Ini mendorong pertumbuhan kelenjar susu
dalam persiapan untuk laktasi pada ibu. Hal ini juga yang mengatur glukosa ibu, protein,
lemak sehingga ini selalu tersedia untuk janin.
c. Estrogen. 'Hormon wanita' ini memberikan kontribusi terhadap pembangunan kelenjar susu
wanita dalam persiapan untuk menyusui dan merangsang pertumbuhan rahim (miometrium)
untuk mengakomodasi pertumbuhan janin. Hormon ini juga meningkatkan kekuatan uterus
unuk persalinan.
d. Progesterone. Hormon ini diperlukan untuk menjaga lapisan endometrium rahim selama
kehamilan. Hormon ini mencegah persalinan prematur oleh kontraksi dan membentuk sumbat
mukus di serviks untuk mencegah kontaminasi uterus. Mempersiapkan kelenjar mamaria
untuk laktasi.
e. Relaxin. Melunakkan serviks sebagai persiapan untuk dilatasi serviks saat persalinan dan
melemaskan jaringan ikat antara tulang-tulang panggul.
Dua komponen tambahan plasenta, neurokinin B (mengandung molekul fosfokholin) dan
lymphocytic suppressor cells /sel penekan limfositik, membantu plasenta untuk melindungi bayi
dari sistem kekebalan wanita.

Fisiologi Ibu Hamil

Uterus/Rahim
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi hasil pembuahan
dalam rahim (intrauterin). Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progesterone
berperan untuk elastisitas / kelenturan uterus.

Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan perut (tinggi fundus):


 Tidak hamil / normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)
 kehamilan 8 minggu : telur bebek
 kehamilan 12 minggu : telur angsa
 kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis (tulangkemaluan)-pusat
 kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat
 kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat
 kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphid (tulang rongga dada paling bawah)
 kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid
 36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid

Serviks uteri (leher rahim) mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan
perlunakan akibat progesteron, warna menjadi livide/ kebiruan. Sekresi lender serviks
meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.

Vagina / vulva
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah
kebiruan (tanda Chadwick).
Ovarium (KantongTelur)
Sejakkehamilan 16 minggu, fungsi ovarium diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi
produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat. Tidak
terjadi pembentukan dan pematangan folikelbaru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus
hormonal menstruasi.

Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hyperplasia system duktus dan jaringan interstisial
payudara. Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan
hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat
kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, dan kolostrum. Mammae membesar dan
tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah
areola dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol.

Sistemrespirasi/Pernapasan
Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma (otot pernapasan) juga
terdorong ke atas menyebabkan napas cepat dan dangkal (20-24x/menit). Inilah yang
menyebabkan wanita hamil merasa napasnya sesak.

Sistem gastrointestinal
Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain itu
terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi (susah BAB),
lebih sering lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga terjadi peningkatan asam
lambung. Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai
lebihdari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).

Sistem sirkulasi / kardiovaskular


Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan
HEMODINAMIK calon ibu, meliputi :
 Retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung
 anemia relatif
 tekanan darah arterial menurun
 curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai akhir
kehamilan
 volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%
 volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian bertambah secara
perlahan sampai akhir kehamilan.
Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen-antibodi fisiologik yang
terjadi pada kehamilan. Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi 15.000/mm3. Trombosit
meningkat sampai 300.000-600.000/mm3, tromboplastin penting untuk hemostasis yang
baik pada kehamilan dan persalinan. Fibrinogen juga meningkat 350-750 mg/dl (normal
250-350 mg/dl). Laju endap darah meningkat. Protein total meningkat, namun rasio
albumin-globulin menururn karena terjadi penurunan albumin alfa-1, alfa-2 dan beta
diikuti peningkatan globulin alfa-1, alfa-2 dan beta. Faktor-faktor pembekuan meningkat.
Metabolisme
Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid. Kebutuhan
karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari (menyusui).
Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin. Kadar kolesterol
plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium, cuprum
meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan hemoglobin
tambahan.
Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal, terjadi kadar glukosa
plasma ibu yang lebih rendah secara bermakna karena :
 ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat
 produksi glukosa dari hati menurun
 produksi alanin (salah satu precursor glukoneogenesis) menurun
 aktifita sekskresi ginjal meningkat
 efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta lainnya,
hormon-hormon ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb).

Traktus urinarius/saluran kemih


Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen dan
progesteron.Kencing lebih sering (poliuria), kadar kreatinin, urea dan asamurat dalam
darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.

Kulit
Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormone menyebabkan perubahan berupa
hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, striae lividae pada perut,
dsb. Terdapat linea nigra dibagian perut.
Peningkatan Berat Badan Selama Hamil
Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari pertumbuhan isi konsepsi
dan volume berbagai organ / cairan intra uterin.
Berat janin + 2.5-3.5 kg, berat plasenta + 0.5 kg, cairan amnion + 1.0 kg, berat uterus +
1.0 kg, penambahan volume sirkulasi maternal + 1.5 kg, pertumbuhan mammae + 1 kg,
penumpukan cairan interstisial di pelvis dan ekstremitas + 1.0-1.5 kg.

1.1. Fisiologi Janin

Perkembang fungsi organ janin


Usia Organ
gestasi
6 Pembentukan hidung, dagu, palatum, dan tonjolan paru. Jari-jari telah
berbentuk, namun masih tergenggam. Jantung telah terbentuk penuh
7 Mata tampak pada muka. Pembentukan alis dan lidah
8 Mirip bentuk manusia, melalui pembentukan genital eksterna. Sirkulasi
melalui tali pusat dimulai. Tulang mulai terbentuk
9 Kepala meliputi separuh besar janin, terbentuk ‘muka’ janin ; kelopak
mata terbentuk namun tak akan membuka sampai 28 minggu
13-16 Janin berukuran 15 cm. ini merupakan awal dari trimester ke-2. Kulit
janin masih transparan, telah mulai tumbuh lanugo(rambut janin). Janin
bergerak aktif, yaitu menghisap dan menelan air ketuban. Telah
terbentuk meconium (feses) dalam usus. Jantung berdenyut 120-
150/menit
17-24 Komponen mata terbentuk penuh,juga sidik jari.seluruh tubuh diliputi
oleh verniks kaseosa (lemak). Janin mempunyai reflex
25-28 Saat ini disebut permulaan trimester ke-3, dimana terdapat
perkembangan otak yang cepat. Sistem saraf mengendalikan gerakan
dan fungsi tubuh, mata sudah membuka. Kelangsungan hidup pada
periode ini sangat sulit bila lahir
29-32 Bila bayi dilahirkan, ada kemungkinan untuk hidup (50-70%). Tulang
telah terbentuk sempurna, gerakan nafas telah regular,suhu relative
stabil
33-36 Berat janin 1500-2500 gram. Bulu kulit janin (lanugo) mulai
berkurang.pada saat 35 minggu paru telah matur. Janin akan dapat hidup
tanpa kesulitan.
38-40 Sejak 38 minggu kehamilan disebut atrem, dimana bayi akan meliputi
seluruh uterus. Air ketuban mulai berkurang, tetapi masih dalam batas
normal
Fase-fase perkembagan embrionik
A. Periode Pre-embrionik (selama 2 minggu pertama setelah fertilisasi) Zigot mengalami
pembelahan mitosis (dari 2 sel 4 sel 8 sel) bergerak kearah uterus,hingga zigot
menjadi 16 sel (morula),didalam rongga uterus membentuk blastosit. Blastosit akan
berimplantasi ke dinding uterus pada hari ke-6 setelah ovulasi
B. Tahap Embrionik (selama minggu ke-2 hingga minggu ke-8) Setelah selesai implantasi,
terbentuk lapisan germ,membran embrionik, dan plasenta, diikuti dengan perkembangan
organ-organ internal major serta pembentukan tampilan struktur eksternal

1. Pembentukan germ
 Ektoderm : membentuk keseluruhan sistem saraf,indera khusus,kulit dan beberapa kelenjar
endokrin
 Mesoderm : membentuk sistem rangka, sistem urinaria, sistem sirkulasi, dan sistem
reproduksi
 Endoderm : membentuk saluran cerna dan pernafasan serta bagian2 sistem reproduksi
2. Pembentukan membran janin (ekstra-embrionik) :
lapisan2 sel yang tidak bergabung dalam tubuh embrio.Fungsinya melindungi & memberi
nutrisi embrio dan janin yg sedang berkembang
3. Plasenta
Berasal dari penggabungan vili chorionik dan endometrium uterus. Plasenta berperan
dalam fungsi pencernaan, pernafasan, ekskretori, dan fungsi metabolik, serta merupakan
organ endokrin
C. Tahap Perkembangan Janin (akhir minggu ke-8 trimester 1/minggu pertama-12 dan
berlanjut hingga partus) semua sistem tubuh terbentuk setelah minggu ke-8

Sistem kardiovaskular
Tali pusat terdiri dari satu vena dan 2 arteri. Vena ini menyalurkan oksigen dan makanan
dari plasenta ke janin. Sebaliknya, kedua arteri menjadi pembuluh balik yang menyalurkan
darah kea rah plasenta untuk dibersihkan dari sisa metabolisme.
Perjalanan darah dari plasenta melalui vena umbilical adalah sebagai berikut. Setalah
melewati dinding abdomen, pembuluh vena umbilical mengarah ke atas menuju hati,
membagi menjadi 2, yaitu sinus porta ke kanan- memasok darah ke hati- dan ductus
venosus yang berdiameter lebih besar, akan bergabung dengan vena cava inferior masuk
ke atrium kanan. Darah yang masuk ke jantung kanan ini mempunyai kadar oksigen seperti
arteri meski bercampur sedikit dengan darah dari vena kava.
Darah ini akan langsung menyemprot melalui foramen ovale pada septum , masuk ke
atrium kiri dan selanjutnya melalui ventrikel kiriakan menuju aorta dan seluruh tubuh.
Darah yang berisi banyak oksigen itu terutama akan memperdarahi organ vital jantung dan
otak.
Adanya krista dividens sebagai pembatas pada vena cava memungkinkan sebagian besar
darah bersih dariduktus venosus langsung akan mengalir kearah foramen ovale.
Sebaliknya, sebgaian kecilakan mengalir ke ventrikel kanan.
Darah dari ventrikel kanan akan mengalir kearah paru. Karena paru belum berkembang,
sebagain besar darah dari jantung kanan melalui arteri pulmonalis akan dialirkan ke aorta
melalui suatu pembuluh ductus arteriosus. Darah itu akan bergabung di aorta desending,
bercampur dengan darah bersih yang akan dialirkan ke seluruh tubuh
Setelah bayi lahir, semua pembuluh umbilical, ductus venosus, dan ductus arteriosus akan
mengerut. Pada saat lahir akan terjadi perubahan sirkulasi, dimana terjadi pengembangan
paru dan penyempitan tali pusat. Akibat peningkatan kadar oksigen pada sirkulasi paru dan
vena pulmonalis, ductus arteriosus akan menutup dalam 3 hari dan total pada minggu ke-
2. Pada situasi diamana kadar oksigen kurang yaitu pada gagal nafas, ductus akan relative
membuka.
Sistem respirasi
Gerakan napas janin telah dapat dilihat sejak kehamilan 12 minggu dan pada 34 minggu
secara regular gerakan nafas adalah 40-60/menit dan diantara jeda adalah periode apnea.
Cairan ketuban akan masuk sampai bronkioli, sementara didalam alveolus terdapat cairan
alveoli. Gerakna napas janin dirangsang oleh kondisi hiperkapnia dan penigkatan kadar
glukosa. Sebaliknya, kondisi hipoksia akan menurunkan frekuensi napas. Pada aterm
normal, gerak nafas akan berkurang dan dapat apnea selama 2jam. Alveoli terdiri atas dua
lapis sel epitel yang mengandung sel tipe I dan II. Sel tipe II membuat skresi fosfolipid
suatu surfaktan yang penting untuk fungsi pengembangan nafas. Surfaktan yang utam ialah
sfinngomielin dan lesitin serta fosfatidil gliserol. Produksi sfingomielin dan fosfatidil
gliserol akan memuncak pada 32 minggu,sekalipun sudah dihasilkan sejak 24 minggu.
Sistem saraf
Mielinisasi saraf spinal terbentuk pada pertengahan kehamilan dan berlanjut sampai usia
bayi 1 tahun. Fungsi saraf sudah tampak pada usia 10 minggu yaitu janin bergerak, fleksi
kaki sedangkan genggaman tangan lengkap dapat dilihat pada 4 bulan. Janin sudah dapat
menelan pad 10 minggu sedangkan gerak respirasi pada 14-16 minggu.
Sistem ginjal
Pada 22 minggu akan tampak pembentukan kopuskel ginjal di zona jukstaglomerularis
yang berfungsi filtrasi. Ginjal terbentuk sempurna pada minggu ke-36. Pada janin hanya
2% dari curah jantung mengalir ke ginjal, mengingat sebagian besar sisa metabolism
dialirkan ke plasenta. Sementara itu, tubuli juga mampu filtrasi sebelum glomerulus
berfungsi penuh. Urin janin menyumbang cukup banyak pada volume cairan amnion.bila
terdapat kondisi oligohiromion itu merupakan pertanda penuruna fungsi ginjal atau
kelainan sirkulasi.
Sistem gastrointestinal
Pada 26 minggu enzim sudah terbentuk meskipun amilasi baru nyata pada periode neonatal.
Janin meminum air ketuban dan akan tampak gerakan peristaltik usus. Protein dan cairan
amnion yang ditelan akan menghasilkan meconium didalam usus. Meconium ini akan tetap
tersimpan sampai partus, kecuali pada kondisi hipoksia dan stress, akan tampak cairan
amnion bercampur meconium.
2. MM Anemia

Etiologi
Secara garis besar, anemia dapat disebabkan karena :

1.Peningkatan destruksi eritrosit, contohnya pada penyakit : gangguan sistem imun, talasemia.

2.Penurunan produksi eritrosit, contohnya pada penyakit anemia aplastik, kekurangan nutrisi. 3)
3.Kehilangan darah dalam jumlah besar, contohya akibat perdarahan akut, perdarahan kronis,
menstruasi, ulser kronis dan trauma

KLASIFIKASI
a. Anemia Defisiensi Besi

Merupakan anemia yang paling sering ditemukan. Dapat disebabkan karena kurang asupan
besi dalam makanan, gangguan resorpsi, gangguan penggunaan, atau karena pengeluaran
besi terlalu banyak dari tubuh misalnya pada perdarahan. Jika terjadi defisiensi besi, maka
suplai ke sumsum tulang juga berkurang sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan basal
produksi Hb. Hal ini menyebabkan setiap sel darah merah yang terbentuk mengandung
sedikit Hb sehingga menjadi mikrositosis dan hipokrom. Proliferasi prekursor eritroid juga
terhambat pada saat defisiensi besi.
Prognosis anemia defisiensi besi dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu dan anak.
Persalinan dapat berlangsung seperti biasa tanpa perdarahan banyak atau komplikasi.
Anemia berat yang tidak diobati dalam kehamilan muda dapat menyebabkan abortus, dan
dalam kehamilan tua dapat menyebabkan partus lama, perdarahan postpartum, dan infeksi.
Walaupun bayi yang dilahirkan tidak menunjukkan Hb yang rendah, namun cadangan
besinya kurang sehingga beberapa bulan kemudian tampak sebagai anemia infantum.
b. Anemia Megablostik

Disebabkan karena defisiensi asam folat, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12.
Diagnosis dibuat bila ditemukan megaloblas atau promegaloblas dalam darah atau sumsum
tulang. Sifat khas sebagai anemia makrositer dan hiperkrom tidak selalu dijumpai kecuali
anemia berat. Seringkali anemia bersifat normositer dan normokrom karena defisiensi
asam folat sering berdampingan dengan defisiensi besi dalam kehamilan. Perubahan-
perubahan dalam leukopoesis seperti metamielosit datia dan sel batang datia yang kadang-
kadang disertai vakuolisasi dan hipersegmentasi granulosit, terjadi lebih dini pada
defisiensi asam folat dan vitamin B12 bahkan sebelum terdapat megaloblastosis. Diagnosis
pasti baru dapat dibuat dengan percobaan penyerapan dan pengeluaran asam folik. Pada
pengobatan percobaan asam folat menunjukkan naiknya jumlah retikulosit dan kadar Hb.
Pada anemia ini, terjadi hambatan sintesis DNA menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak
seimbang. Namun ketika pembelahan sel terhambat, sintesis RNA tidak terpengaruh.
Hasilnya adalah komponen sitoplasma terutama hemoglobin disintesis dalam jumlah
berlebihan selama penundaan pembelahan sel. Akhirnya terjadi peningkatan dalam ukuran
sel.
Anemia megaloblastik dalam kehamilan umumnya mempunyai prognosis yang cukup baik.
Pengobatan dengan asam folat hampir selalu berhasil. Apabila penderita mencapai masa
nifas dengan selamat dengan atau tanpa pengobatan maka anemianya akan sembuh dan
tidak akan timbul lagi. Hal ini disebabkan karena dengan lahirnya anak keperluan akan
asam folik jauh berkurang. Sebaliknya anemia pernisiosa memerlukan pengobatan terus-
menerus juga di luar kehamilan. Anemia megaloblastik dalam kehamilan yang berat tidak
diobati mempunyai prognosis kurang baik. Angka kematian bagi ibu mendekati 50% dan
anak 90%.
c. Anemia Hipoplastik

Disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Sumsum
tulang bersifat normoblastik dengan hipoplasia eritropoesis yang nyata. Dapat disebabkan
karena kerusakan sumsum tulang, defisiensi besi, atau stimulus eritropoetin yang
inadekuat. Hal terakhir dapat disebabkan karena supresi EPO oleh sitokin misalnya IL-1,
gangguan fungsi ginjal, atau penurunan kebutuhan O2 jaringan akibat penyakit metabolik
seperti hipotiroid. Perbandingan mielosit : eritrosit yang diluar kehamilan 5 : 1 dan
kehamilan 3 : 1 atau 2 : 1 berubah menjadi 10 : 1 atau 20 : 1. Ciri lain ialah bahwa
pengobatan dengan segala macam obat penambah darah tidak memberi hasil. Satu-satunya
cara memperbaiki keadaan penderita adalah transfusi darah yang sering perlu diulang
sampai beberapa kali.
Biasanya anemia hipoplastik karena kehamilan apabila selamat mencapai masa nifas akan
sembuh dengan sendirinya. Dalam kehamilan berikutnya biasanya wanita menderita
anemia hipoplastik lagi. Pada kondisi yang berat jika tidak diobati mempunyai prognosis
yang buruk bagi ibu maupun anak.
d. Anemia Hemolitik

Pada anemia ini terjadi penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari
pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka
anemia menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin bahwa kehamilan menyebabkan krisis
hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.
Gejala-gejala yang lazim dijumpai ialah gejala proses hemolitik seperti anemia,
hemoglobinemia, hemoglobinuria, hiperbilirubinemia, hiperurobilinuria, dan sterkobilin
lebih banyak dalam feses. Disamping itu terdapat tanda regenerasi darah seperti
retikulositosis dan normoblastemia serta hiperplasia eritropoesis sumsum tulang. Pada
hemolisis yang berlangsung lama dijumpai pembesaran limpa dan pada kasus herediter
kadang disertai kelainan radiologis pada tengkorak dan tulang lain. Perbandingan
mielosit:eritrosit biasanya 3 : 1 atau 2 : 1 dalam kehamilan berubah menjadi 1 : 1 atau 1 :
2. Frekuensi pada kehamilan tidak tinggi, biasanya terjadi pada sel sabit dan thalasemia.
TATALAKSANA
1. Anemia Defisiensi Besi (62,3%)

Anemia ini adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.
Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi
yang dianjurkan adalah pemberian tablet besi.
a. Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau
Na-fero bisirat
b. Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per oral, dan
adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa kehamilannya tua
(Wiknjosastro, 2002). Pemberian preparat parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000
mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat
yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001)

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800 mg. Kebutuhan ini
terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi
digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal.
2. Anemia Megaloblastik (29%)

Anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali karena
kekurangan vitamin B12.
Pengobatannya:
a. Asam folik 15 – 30 mg per hari
b. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan
transfusi darah.

3. Anemia Hipoplastik (8%)

Anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah merah
baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi
lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosit.

4. Anemia Hemolitik (0,7%)

Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat
dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran
darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ
vital. Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila
disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah
darah. Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil. Sehingga
transfusi darah berulang dapat membantu penderita ini

PENCEGAHAN
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat
besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dengan cara
mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat ditemukan
pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong,
serta kacang-kacangan. Perlu diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih
mudah diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan seperti
sereal yang diperkuat dengan zat besi.
Anemia juga bisa dicegah dengan mengatur jarak kehamilan atau kelahiran bayi. Makin
sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan, akan makin banyak
kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis. Jika persediaan cadangan Fe minimal,
maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan
anemia pada kehamilan berikutnya. Oleh karena itu, perlu diupayakan agar jarak antar
kehamilan tidak terlalu pendek, minimal lebih dari 2 tahun.
KOMPLIKASI
Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan,
persalinan maupun masa nifas. Komplikasi anemia pada ibu hamil dapat berupa :
1. Komplikasi selama kehamilan
A. Ancaman timbulnya abortus
B. Mudah lelah dan turunnya immature dan premature
C. Ancaman timbulnya persalinan immature dan premature
2. Komplikasi selama persalinan
A. Partus lama karena inersia uteri
B. Pendarahan pasca persalinan
C. Atonia uteri
D. Hipoksia yang dapat menyebabkan syok dan kematian ibu pada persalinan
E. Infeksi persalinan dan setelah persalinan
3. Komplikasi terhadap janin
A. Kematian prenatal
B. Prematuritas
C. Cacat bawaan

Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh langsung terhadap janin,


sedangkan pengaruh komplikasi pada kehamilan dapat diuraikan, sebagai berikut :

1. Bahaya Pada Trimester I


Pada trimester I, anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan
congenital, abortus / keguguran.

2. Bahaya Pada Trimester II


Pada trimester II, anemia dapat menyebabkan terjadinya partus premature, perdarahan
ante partum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai
kematian, gestosis dan mudah terkena infeksi, dan dekompensasi kordis hingga kematian
ibu.

3.Bahaya Saat Persalinan


Pada saat persalinan anemia dapat menyebabkan gangguan his primer, sekunder, janin lahir
dengan anemia, persalinan dengan tindakan-tindakan tinggi karena ibu cepat lelah dan
gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif
Gejala Klinis
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang,
nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

Diagnosis

3.MM Asupan Gizi


3.1 Ibu

Protein
 Kebutuhan protein pada paruh kedua kehamilan 1 gram/Kg + 20 gram perhari (total
kebutuhan perhati ± 80 gram)
 Protein terutama diperlukan untuk pertumbuhan janin

Kalsium
 Asupan kalsium pada bulan-bulan terakhir kehamilan dan masa laktasi ditambah sebesar 1,5
gram perhari.
 Kekurangan kalsium akan menyebabkan demineralisasi tulang ibu.
Zat besi
 Pada wanita hamil dan laktasi disarankan penambahan asupan zat besi sebesar 30-60 mg
perhari.
 Selama kehamilan, diperkirakan 300-500 mg zat besi yang diberikan pada janin.
Vitamin dan Mineral
 Preparat Vitamin dan Mineral diberikan bukan sebagai pengganti asupan makanan yang
normal.
 Asam folat berguna untuk mengurangi kejadian NTD’s dan diberikan dengan dosis 4 mg
perhari pada ibu dengan riwayat melahirkan anak dengan NTD’s 3 bulan sebelum kehamilan
dan dilanjutkan sampai sekurang-kurangnya kehamilan 12 minggu.
 Pada kehamilan normal, asam folat diberikan dengan dosis 0,4 mg perhari
 Pada pasien vegetarian dan penderita anemia megaloblastik diperlukan suplemen Vitamin
B12.

Diet Rendah Garam


 Makanan yang mengandung sedikit natrium tidak membahayakan kehamilan.
 Diet rendah garam merupakan hal yang harus dihindari oleh karena dapat membahayakan
ibu hamil.
 Tidak ada bukti bahwa kenaikan berat badan yang terlalu cepat pada preeklampsia dapat
dikendalikan dengan diet rendah garam.

A. Kebutuhan Nutrisi pada Ibu Hamil Trimester

1. Minggu 1 sampai minggu ke-4

Selama trimester 1 (hingga minggu ke-12), ibu harus mengonsumsi berbagai jenis makanan
berkalori tinggi untuk mencukupi kebutuhan kalori yang bertambah 170 kalori (setara 1 porsi nasi
putih). Tujuannya, agar tubuh menghasilkan cukup energi, yang diperlukan janin yang tengah
terbentuk pesat. Konsumsi minimal 2000 kilo kalori per hari.
Penuhi melalui aneka sumber karbohidrat (nasi, mie, roti, sereal, dan pasta), dilengkapi sayuran,
buah, daging-dagingan atau ikan-ikanan, susu dan produk olahannya.

1. Minggu ke-5

Agar asupan kalori terpenuhi, meski dilanda mual dan muntah, makan dalam porsi kecil tapi
sering. Konsumsi makanan selagi segar atau panas. Contoh porsi yang dapat dikonsumsi untuk
memenuhi kebutuhan zat gizi per hari pada trimester 1, antara lain roti, sereal, nasi 6 porsi, buah
3 - 4 porsi, sayuran 4 porsi, daging, sumber protein lainnya 2 - 3 porsi, susu atau produk olahannya
3 - 4 porsi, camilan 2 - 3 porsi

2. Minggu ke-7
Konsumsi aneka jenis makanan sumber kalsium untuk menunjang pembentukan tulang kerangka
tubuh janin yang berlangsung saat ini. Kebutuhan kalsium Anda 1000 miligram/hari. Didapat dari
keju 3/4 cangkir, keju Parmesan atau Romano 1 ons, keju cheddar 1,5 ons, custard atau puding
susu 1 cangkir, susu (full cream, skim) 8 ons, yoghurt 1 cangkir.

4. Minggu ke-9

Jangan lupa penuhi kebutuhan asam folat 0,6 miligram per hari, diperoleh dari hati, kacang kering,
telur, brokoli, aneka produk whole grain, jeruk, dan jus jeruk. Konsumsi juga vitamin C untuk
pembentukan jaringan tubuh janin, penyerapan zat besi, dan mencegah pre-eklampsia. Sumbernya:
1 cangkir stroberi (94 miligram), 1 cangkir jus jeruk (82 miligram), 1 kiwi sedang (74 miligram),
1/2 cangkir brokoli (58 miligram).

5. Minggu ke-10

Saatnya makan banyak protein untuk memperoleh asam amino bagi pembentukan otak janin,
diitambah kolin dan DHA untuk membentuk sel otak baru. Sumber kolin; susu, telur, kacang-
kacangan, daging sapi dan roti gandum. Sumber DHA: ikan, kuning telur, produk unggas, daging,
dan minyak kanola.

6. Minggu ke-12

Sejumlah vitamin yang harus Anda penuhi kebutuhannya adalah vitamin A, B1, B2, B3, dan B6,
semuanya untuk membantu proses tumbuh-kembang, vitamin B12 untuk membentuk sel darah
baru, vitamin C untuk penyerapan zat besi, vitamin D untuk pembentukan tulang dan gigi, vitamin
E untuk metabolisme. Jangan lupa konsumsi zat besi, karena volume darah Anda akan meningkat
50%. Zat besi berguna untuk memroduksi sel darah merah. Apalagi jantung janin siap berdenyut.

B. Kebutuhan Nutrisi pada Ibu Hamil Trimester II

Di trimester dua, ibu dan janin mengalami lebih banyak lagi kemajuan dan perkembangan.
Kebutuhan gizi juga semakin meningkat seiring dengan semakin besarnya kehamilan.

1. Minggu ke-13
Kurangi atau hindari minum kopi. Sebab kafeinnya (juga terdapat di teh, kola dan cokelat)
berisiko mengganggu perkembangan sistem saraf pusat janin yang mulai berkembang.

2. Minggu ke-14
Ibu perlu menambah asupan 300 kalori per hari untuk tambahan energi yang dibutuhkan untuk
tumbuh-kembang janin. Penuhi antara lain dari 2 cangkir nasi atau penggantinya. Juga perlu lebih
banyak ngemil, 3-4 kali sehari porsi sedang.
3. Minggu ke-17
Makan sayur dan buah serta cairan untuk mencegah sembelit. Penuhi kebutuhan cairan tubuh yang
meningkat. Pastikan minum 6-8 gelas air setiap hari. Selain itu, konsumsi sumber zat besi (ayam,
daging, kuning telur, buah kering, bayam) dan vitamin C untuk mengoptimal pembentukan sel
darah merah baru, karena jantung dan sistem peredaran darah janin sedang berkembang.

4. Minggu ke-24
Batasi garam, karena memicu tekanan darah tinggi dan mencetus kaki bengkak akibat menahan
cairan tubuh. Bila ingin jajan atau makan di luar, pilih yang bersih, tidak hanya kaya karbohidrat
tapi bergizi lengkap, tidak berkadar garam dan lemak tinggi (misal, gorengan dan junk food). Bila
mungkin pilih yang kaya serat.

5. Minggu ke-28
Konsumsi aneka jenis seafood untuk memenuhi kebutuhan asam lemak omega-3 bagi
pembentukan otak dan kecerdasan janin. Vitamin E sebagai antioksidan harus dipenuhi pula.
Pilihannya, bayam dan buah kering.
C. Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil Pada Trimester III

Di trimester ke III, ibu hamil butuh bekal energi yang memadai. Selain untuk mengatasi beban
yang kian berat, juga sebagai cadangan energi untuk persalinan kelak.
Itulah sebabnya pemenuhan gizi seimbang tidak boleh dikesampingkan baik secara kualitas
maupun kuantitas. Pertumbuhan otak janin akan terjadi cepat sekali pada dua bulan terakhir
menjelang persalinan. Karena itu, jangan sampai kekurangan gizi.
Berikut ini sederet zat gizi yang sebaiknya lebih diperhatikan pada kehamilan trimester ke III ini,
tentu tanpa mengabaikan zat gizi lainnya:

1. Kalori
Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000 -80.000 kilo kalori (kkal), dengan
pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg. Pertambahan kalori ini diperlukan terutama pada 20
minggu terakhir. Untuk itu, tambahan kalori yang diperlukan setiap hari adalah sekitar 285-300
kkal.
Tambahan kalori diperlukan untuk pertumbuhan jaringan janin dan plasenta dan menambah
volume darah serta cairan amnion (ketuban). Selain itu, kalori juga berguna sebagai cadangan ibu
untuk keperluan melahirkan dan menyusui.
Agar kebutuhan kalori terpenuhi, Anda harus menggenjot konsumsi makanan dari sumber
karbohidrat dan lemak. Karbohidrat bisa diperoleh melalui serelia (padi-padian) dan produk
olahannya, kentang, gula, kacang-kacangan, biji-bijian dan susu. Sementara untuk lemak, Anda
bisa mengonsumsi mentega, susu, telur, daging berlemak, alpukat dan minyak nabati.

2. Vitamin B6 (Piridoksin)
Vitamin ini dibutuhan untuk menjalankan lebih dari 100 reaksi kimia di dalam tubuh yang
melibatkan enzim. Selain membantu metabolisma asam amino, karbohidrat, lemak dan
pembentukan sel darah merah, juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter (senyawa
kimia penghantar pesan antar sel saraf). Semakin berkembang otak jianin, semakin meningkat pula
kemampuan untuk mengantarkan pesan.
Angka kecukupan vitamin B6 bagi ibu hamil adalah sekitar 2,2 miligram sehari. Makanan hewani
adalah sumber yang kaya akan vitamin ini.

3. Yodium
Yodium dibutuhkan sebagai pembentuk senyawa tiroksin yang berperan mengontrol setiap
metabolisma sel baru yang terbentuk. Bila kekurangan senyawa ini, akibatnya proses
perekembagan janin, termasuk otaknya terhambat dan terganggu. Janin akan tumbuh kerdil.
Sebaliknya, jika tiroksin berlebih, sel-sel baru akan tumbuh secara berlebihan sehingga janin
tumbuh melampaui ukuran normal. Karenanya, cermati asupa yodium ke dalam tubuh saat hamil.
Angka yang ideal untuk konsumsi yodium adalah 175 mikrogram perhari.

4. Tiamin (vitamin B1), Riboflavin (B2) dan Niasin (B3)


Deretan vitamin ini akan membantu enzim untuk mengatur metabolisma sistem pernafasan dan
enerji. Ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi Tiamin sekitar 1,2 miligram per hari, Riboflavin
sekitar 1,2 miligram perhari dan Niasin 11 miligram perhari. Ketiga vitamin B ini bisa Anda
konsumsi dari keju, susu, kacang-kacangan, hati dan telur.

5. Air
Kebutuhan ibu hamil di trimester III ini bukan hanya dari makanan tapi juga dari cairan. Ari sangat
penting untuk pertubuhan sel-sel baru, mengatur suhu tubuh, melarutkan danmengatur proses
metabolisma zat-zat gizi, serta mempertahankan volume darah yang meningkat selama masa
kehamilan.
Jika cukup mengonsumsi cairan, buang air besar akan lancar sehingga terhindar dari sembelit serta
risiko terkena infeksi saluran kemih. Sebaiknya minum 8 gelas air putih sehari. Selain air putih,
bisa pula dibantu dengan jus buah, makanan berkuah dan buah-buahan. Tapi jangan lupa, agar
bobot tubuh tidak naik berlebihan, kurangi minuman bergula seperti sirop dan softdrink.

3.2 Janin
Kebutuhan gizi janin diperkirakan dengan berbagai cara antara lain : 1) perkiraan konsumsi
oksigen dan produksi karbondioksida; 2) transfer zat gizi dari ibu ke janin; 3) perubahan
perkembangan komposisi tubuh janin.
1. Kebutuhan Zat Gizi Makro
a. Kebutuhan energi
Kebutuhan energi janin digunakan untuk proses metabolisme, pertumbuhan fisik, dan
kebutuhan minimal aktifitas fisik. Janin tidak memerlukan energi untuk pemeliharaan temperatur
tubuh, karena ibu telah memberikan janin suhu lingkungan 37oC. Energi yang dibutuhkan janin
menjelang kelahiran diperkirakan sekitar 96kkal/kg/hr atau 336 kkal/hr dengan berat janin 3,5 kg.
b. Protein
Transpor protein melalui plasenta terutama asam amino yang kemudian disintesis oleh
fetus menjadi protein jaringan. Pada akhir kehamilan, diperkirakan kebutuhan protein sekitar 1,8
g/kg/hr.
c. Lemak
Sebagian besar dari 500 gram lemak tubuh janin ditimbun antara minggu ke 35-40
kehamilan. Pada stadium awalkehamilan tidak ada lemak yang ditimbun kecuali lipid esensial dan
fosfolipid untuk pertumbuhan susunan syaraf pusat dan dinding sel syaraf. Sampai pertengahan
kehamilan hanya sekitar 0,5 % lemak dalam tubuh janin,setelah itu jumlahnya meningkat
mencapai 7,8 % pada minggu ke 34 dan 16 % pada saat sebelum lahir. Pada bulan terakhir
kehamilan sekitar 14 gram lemak perhari ditimbun. Transpor asam lemak melalui plasenta sekitar
40 % dari lemak ibu, sisanya disintesa oleh janin.
Baik lemak maupun protein meningkat dengan cepat pada bulan terakhir kehamilan bersamaan
dengan meningkatnyaberat janin. Sebagian besar lemak ditimbun pada daerah subkutan, oleh
karna itu pada bayi “aterm” 80 % jaringan lemak tubuh terdapatpada jaringan subkutan.
d. Karbohidrat
Janin mempunyai sekitar 9 gram karbohidrat pada minggu ke 33, dan pada waktu lahir
meningkat menjadi 34 gram. Konsentrasi glukogen pada hati dan otot-otot skelet meningkat pada
akhir kehamilan.
2. Kebutuhan Zat Gizi Mikro
a. Vitamin
Kebutuhan vitamin dan mineral janin tidak diketahui secara pasti. Namun para ahli ada
yang memperkirakannya berdasarkan vitamin yang terakumulasi pada janin. Misalnya vitamin E,
dari berbagai studi yang dipublikasikan,kandungan vitamin E pada janin meningkat secara
proporsional dengan meningkatan berat tubuh berdasarkan kebutuhan energi janin. Selain itu
kebutuhan vitamin dapat juga diperkirakan berdasarkan konsumsi energi pada janin,
misalnyathiamin diperlukan sekitar 0,04 mg, niasin 1,2 mg, dan riboflavin 0,075 mg.
b. Mineral
Kebutuhan mineral juga diperkirakan melalui informasi kandungan mineral pada janin.
Selama 2 minggu terakhir kehamilan, rata-rata janin memerlukan 3,1 mg/hr, angka ini lebih besar
dibandingkan dengan kebutuhan bayi pada tahun pertama kehidupan yang hanya sekitar 0,6 mg/hr.
Rata-rata kandungan zinc dalam tubuh janin sekitar 2,0 mg/hr atau 0,6 mg/kg/hr. Sedangkan
kalsium sekitar 300 mg/hr.

4.MM Proses Persalinan


a.Normal
Beberapa Istilah Yang Ada Hubungannya Dengan Partus
Menurut Cara Persalinan
- Partus normal disebut juga partus spontan yaitu proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu
sendiri, tanpa bantuan alat-alat, serta tidak melukai bayi dan ibu, yang umumnya
berlansung kurangdari 24 jam.
- Partus abnormal yaitu persalinan parvaginan dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding
perut dengan operas caesarea.

Tanda-tanda Permulaan Persalinan


Sebelum terjadi kehamilan/persalinan beberapa minggu sebelumnya, wanita hamil
memasuki “bulannya” atau “minggunya” atau “harinya” yang disebut kala pendahuluan.
(Prepatory Stage of Labor).Tandanya adalah sebagai berikut :
- Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida.
- Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
- Perasaan sering atau susah kencing (polikisuria) karena kandung kemih tertekan oleh
bagian terbawah janin.
- Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah uterus,
kadang disebut “false labor pains”.
- Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bias bercampur darah
(bloody show).

Tanda-tandaInpartu
- Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering, dan teratur.
- Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak robekan-robekan kecil pada
serviks.
- Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
- Pada pemeriksaan dalam :serviks mendatar dan pembukaan telah ada.

Proses Berlangsungnya Persalinan Normal


1. Persalinan Kala 1 : Fase Pematangan/Pembukaan Serviks
Persalinan kala 1 dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang
teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-
lendir yang tidak lebih banyak daripada darah haid. Persalinan kala 1 berakhir pada waktu
pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir porsio serviks tidak dapat diraba
lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir kala I.
Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam.
Fase aktif terbagi atas :
1. Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
2. Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
3. Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).
Peristiwa penting pada persalinan kala 1 :
1. Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang
selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler
serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.
2. Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar.
3. Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah dini
jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).

Pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada primigravida menurut


Wiknyosastro, dkk (1999 : 183) berbeda dengan pada multipara :
1. Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih dahulu sebelum terjadi pembukaan - pada
multipara serviks telah lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi
proses penipisan dan pembukaan.
2. Pada primigravida, ostium internum membuka lebih dulu daripada ostium eksternum
(inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah) - pada multipara,
ostium internum dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk
seperti garis lebar).
3. Periode kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara (+14 jam)
karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida memerlukan
waktu lebih lama.

His ssesungguhnya dan his palsu

His Sesunggunya His Palsu


1. Rasa sakit : 1. Rasa sakit :
- teratursemakin sering, berlangsung selama - tidak teratur dan tidak sering (kontraksi
30-70 detik Braxton Hicks)
- Interval makin pendek - interval panjang
- semakin lama semakin kuat - kekuatan tetap
- dirasakan paling sakit di - dirasakan kuat di daerah
daerah punggung perut
- intensitas makin kuat kalau - tak ada perubahan walaupun
penderita berjalan. penderita berjalan
2. Keluar “show” 2. Tidak keluar “show”
3. Serviks membuka dan menipis. 3.Serviks tertutup dan tak ada pembukaan.

2. Persalinan Kala 2 : Fase Pengeluaran Bayi


Persalinan kala 2 dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada saat
bayi telah lahir lengkap. His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat kuat. Selaput
ketuban mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala 2.
Peristiwa penting pada persalinan kala 2 adalah :
1. Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul.
2. Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat.
3. Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik)
4. Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis sebagai
sumbu putar / hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.
5. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar jalan lahir
(episiotomi).

Lama kala 2 pada primigravida + 1.5 jam, multipara + 0.5 jam.


Gerakan utama pengeluaran janin pada persalinan dengan letak belakang kepala :
1. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas
panggul (sinklitismus) atau miring/membentuk sudut dengan pintu atas panggul
(asinklitismus anterior/posterior).
2. Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari daerah
fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding
perut dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.
3. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari diameter
oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus (belakang
kepala).
4. Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran ubun-ubun
kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati distansia
interspinarum dengan diameter biparietalis.
5. Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati bawah
simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung,
mulut, dagu.
6. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu rotasi
tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai di bawah
simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
7. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah.
Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan
belakang, tungkai dan kaki.

3. Persalinan Kala 3 : Fase Pengeluaran Plasenta


Persalinan kala 3 dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap dan berakhir dengan lahirnya
plasenta. Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta
pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan perdarahan
baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan, atau mungkin
juga serempak sentral dan marginal. Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di
dinding uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi
mudah lepas dan berdarah.
Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / di atas pusat.
Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi lahir (jika lepasnya plasenta terjadi sebelum
bayi lahir, disebut solusio/abruptio placentae - keadaan gawat darurat obstetrik).

4. Persalinan Kala 4 : Observasi Pasca Persalinan


Sampai dengan 1 jam postpartum, dilakukan observasi. Menurut Kampono dan M. Moegni
(1999) ada 7 (tujuh) pokok penting yang harus diperhatikan pada kala 4 :
1. kontraksi uterus harus baik,
2. tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain,
3. plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap,
4. kandung kencing harus kosong,
5. luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma,
6. resume keadaan umum bayi,
7. resume keadaan umum ibu.

Dua jam pertama setalah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya
baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa – si ibu melahirkan bayi dari perutnya dan
bayi sedang menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar.Petugas/bidan harus tinggal
bersama ibu dan bayi untuk memastikan bahwa keduanya dalam kondisi yang stabil dan
mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan stabilisasi.

5.MM Puasa pada Ibu Hamil


Hamil dan menyusui adalah dua kondisi berat yang dialami hampir semua wanita.
Dalam hal inilah kewajiban berpuasa bagi wanita hamil dan menyusui agak berbeda dari
kaum muslimin pada umumnya. Kesukaran yang mereka hadapi diibaratkan orang yang
sakit ditengah ketidakberdayaanya melawan penyakit. Sebab itu, wanita hamil dan
menyusui diberikan keringanan (rukhshah) untuk tidak berpuasa.

‫ﻓﻣﻦﺍ ﻜﺍﻦ ﻣﻧﻜﻡ ﻣﺭﻴﺿﺍﺍﻮﻋﻠﻲ ﺳﻓﺮﻓﻌﺪﺓ ﻣﻦ ﺍﻴﺍﻡ ﺍﺧﺮﻮﺍﻠﺬﻴﻦ ﻴﻂﻴﻗﻮﺬﻪ ﻂﻌﺍﻡ ﻣﺴﻛﻴﻦ‬
”Diwajibkan bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak
berpuasa) untuk membayar fidyah, yaitu dengan memberi makan seorang miskin.” (QS.
Al- Baqarah : 184).
Sedang hadist Nabi SAW, ”Sesungguhnya Allah telah memaafkan setengah
nilai shalat dari para musafir serta memberikan kemurahan bagi wanita hamil dan
menyusui. Demi Allah. Rasulullah telah mengatakan keduanya, salah satu atau
keduanya.” (HR. Nasai dan Tirmidzi).

Hukumnya kembali ke asal, yakni wajib. Sepanjang mereka tidak merasa berat, yakin sanggup
menjalani serta tidak sampai membahayakan kondisi kesehatan diri dan janinnya.
Para ulama berbeda pendapat dalam masalah ini, yang secara garis besar terbagi menjadi
empat pandangan :
Keduanya (wanita hamil maupun menyusui) harus mengganti puasa dan tidak perlu
membayar fidyah. Ini adalah pendapat Mazhab Hanafi , Abu Tsaur dan Abu Ubaid.
Dalilnya adalah mengqiyaskan wanita hamildan menyusui dengan orang sakit. Orang sakit
boleh tidak puasa, dan harus meng-qadha (mengganti) di hari lain, sebagaimana jelas dalam
Al- Qur’an surah Al- Baqarah ayat 184 dan 185. Pendapat ini disokong oleh ulama asal
Mekkah, Syekh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin. Menurutnya penjelasan tentang
membayar fidayah bagi yang meningglakan puasa karena uzur tidak ada dalam Al- Qur’an
maupun Sunnah (Hadist).
Bila dia hanya khawatir akan dirinya saja, maka dia harus meng-qadha, tapi bila
mengkhawatirkan pula keselamatan bayinya kalau berpuasa, maka dia harus meng-qadha
plus membayar fidyah.

Anda mungkin juga menyukai