Oleh:
Andi Nur Abdul Aziz (181510501009)
Nahyu Kulla Af’iddah (181510501102)
Hasbi Rusydan R. (181510501154)
GOLONGAN/KELOMPOK
B/1A
2.2 Alat
1. Timbangan analitik
2. Labu ukur volume 100 ml
3. Dispenser skala 10 ml/pipet ukur 10 ml
4. Pipet volume 5 ml
5. Spektofotometer visible
2.3 Bahan
1. H2SO4 pa. 98%, Bj 1,84
2. K2Cr2O7
3. Larutan standaer 5000 ppm
4. Aquades
2.4 Metode
1. Menimbang 0,5 gram tanah halus ke dalam labu takar volume 100 ml.
2. Menambahkan berturut-turut 5 ml larutan K2Cr2O7 2N, kemudian
mengocoknya.
3. Menambahkan 7,5 ml H2SO4, kemudian mengocoknya setelah itu biarkan
selama 30 menit.
4. Menambahkan 100 ml aquades, kemudia mengocoknya lagi dan mengukur
pada hari berikutnya.
5. Membuat standar yang mengandung 250 ppm C dan blanko 0 ppm C dengan
mengerjakan seperti diawal.
3.1 Hasil
linear(abs)
C% B%
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini acara “Penetapan Bahan Organik Tanah” dapat
mengetahui kandungan bahan organik pada tanah. Bahan Organik Tanah
merupakan bahan di dalam atau permukaan tanah yang berasal dari sisa
tumbuhan, hewan, dan manusia baik yang telah mengalami dekomposisi lanjut
maupun yang sedang megalami proses dekomposisi. Bahan organik sangat
berperan penting dalam menjaga stabilitas agregat, kadar lengas dan kemampuan
tanah mengikat unsur hara agar tidak mudah tercuci. Secara substansi bahan
organik tersusun dari bahan humus dan non humus. Lahan yang paling banyak
mengandung bahan organik tanah adalah lahan tanaman semusim contoh kacang
tanah karena pemberian penggunaan pupuk lebih efektif dari pada lahan yang
lainnya (Dewiastuti. 2016). Dengan adanya bahan organik pada tanah diharapkan
dapat meningkatkan serapan hara tanaman dan kehidupan biologi tanah. Ada
beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap bahan organik tanah pada
berbagai lahan berturut-turut adalah pemupukan, iklim mikro, dan tipe lahan.
Kandungan bahan organik pada semua vegetasi yaitu vegetasi jambu,
vegetasi buah naga, vegetasi jeruk dan vegetasi belimbing mendapatkan hasil
yang sangat rendah atau sangat lemah. Salah satu akibat kurangnya bahan organik
Dwiastuti. S., Maridi., Suwarno dan D. Puspitasari. 2016. Bahan Organik Tanah
di Lahan Marjinal dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Proceeding
Biology Education Conference. 13(1): 748-751.
Johannes, A., A. Matter, R. Schulin, P. Weisskopf, P. C. Baveye, and P. Boivin.
2017. Optimal Organic Carbon Values for Soil Structure Quality of Arable
Soils, Does Clay Content Matter?. Geoderma, 302: 14-21.
Napitupulu, A. S., H. Hanum, dan MMB. Damanik. 2018. Aplikasi Kombinasi
Bahan Organik terhadap Ketersediaan dan Serapan Hara pada Tanah Sawah
Serdang Bedagai. ANR Conference Series, 1(1): 169-173.
Nita, C. E., B. Siswanto, dan W. H. Utomo. 2015. Pengaruh Pengolahan Tanah
dan Pemberian Bahan Organik (Blotong dan Abdu Ketel) terhadap Porositas
Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Tebu pada Ultisol. Tanah dan
Sumberdaya Lahan, 2(1): 119-127.
Peltre, C., E. G. Gregorich, S. Bruun, L. S. Jensen, and J. Magid. 2017. Repeated
Application of Organic Waste Affects Soil Organic Matter Composition:
Evidence from Thermal Analysis, FTR-PAS, Amino Sugars and Lignin
Biomarkers. Soil Biology and Biochemistry, 104: 117-127.
Tfaily, M. M., R. K. Chu, J. Toyoda, N. Tolic, E. W. Robinson, L. Pasa-Tolic, and
N. J. Hess. 2017. Sequental Extraction Protocol for Organic Matter from
Soils and Sediments Using High Resolution Mass Spectrometry. Analytica
Chimica Acta, 972: 54-61.
Waluyo, L. 2018. Bioremediasi Limbah. Malang: UMM Press.