Keperawatan Bencana

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

KEPERAWATAN BENCANA

“Bencana geologi”

OLEH
NAMA : NURUL HIKMA YULIANA
NIM : 163010007

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS PATRIA ARTHA
2019
GEMPA BUMI DI VALDIVIA ,1960

Gempa Bumi Valdivia 1960 (bahasa Spanyol: Gran terremoto de Valdivia)


pada 22 Mei 1960 adalah gempa Bumi terkuat yang pernah ada, mencapai 9.5
Mw.[1] Gempa ini terjadi pada siang hari (19:11 GMT, 14:11 waktu lokal) dan
menyebabkan tsunami yang mencapai Chili selatan, Hawaii, Jepang, Filipina,
Selandia Baru timur, Australia tenggara, dan Kepulauan Aleut di Alaska.

Episenter gempa ini terletak di dekat Cañete, sekitar 900 km sebelah selatan
Santiago, meskipun Valdivia, Chili, merupakan kota yang paling terpengaruh.
Ini menyebabkan tsunami merusak sepanjang pantai Chili, dengan gelombang
sampai dengan 25 meter (82 kaki). Tsunami utama berlari melintasi Samudera
Pasifik dan menghancurkan kawasan Hilo, Hawaii. Ombak setinggi 10,7
meter (35 kaki) tercatat 10.000 kilometer (6.000 mil) dari pusat gempa, dan
sejauh Jepang dan Filipina.

Korban tewas dan moneter kerugian yang timbul dari bencana ini tidak akan
pernah dapat secara tepat diketahui. Berbagai perkiraan jumlah korban jiwa
dari gempa Bumi dan tsunami telah diterbitkan, dengan mengutip studi tokoh-
tokoh USGS studi yang menyebut gempa dan tsunami tersebut telah
membunuh 2231, 3000, atau 5.700 orang,[2] dan sumber lain menggunakan
perkiraan bahwa 6.000 orang tewas.[3] Dari sumber berbeda memperkirakan
biaya moneter berkisar antara 400 miliar sampai 800 miliar dollar Amerika
(atau 2,9 hingga 5,8 miliar dollar pada 2010, disesuaikan untuk inflasi.)

Revieuw artikel

Gempa bumi di Valdivia ,gempa ini adalah gempa terkuat yang terjadi pada
tahun 1960 denga mencapai 9.5 magnitudo dengan melibatkan beberapa
Negara .gelombang tsunami mencapai 25 meter Tsunami utama berlari
melintasi Samudera Pasifik dan menghancurkan kawasan Hilo, Hawaii.
Ombak setinggi 10,7 meter (35 kaki) tercatat 10.000 kilometer (6.000 mil)
dari pusat gempa, dan sejauh Jepang dan Filipina.korban dan kerugian
moneter tidak dapat di tentukan dalam bencana ini Berbagai perkiraan jumlah
korban jiwa dari gempa Bumi dan tsunami telah diterbitkan, dengan mengutip
studi tokoh-tokoh USGS studi yang menyebut gempa dan tsunami tersebut
telah membunuh 5.700 orang,[2] dan sumber lain menggunakan perkiraan
bahwa 6.000 orang tewas.[3] Dari sumber berbeda memperkirakan biaya
moneter berkisar antara 400 miliar sampai 800 miliar dollar Amerika (atau 2,9
hingga 5,8 miliar dollar pada 2010.
2 GUNUNG MELETUS DI PAPUA ,2019

Port Moresby, Beritasatu.com- Letusan dari dua gunung berapi di Papua


Nugini (PNG) memaksa 15.000 penduduk di timur laut negara itu untuk
mengungsi dari rumah mereka.

Gunung Ulawun yang berada di timur laut pulau New Britain PNG, meletus
secara tiba-tiba pada Rabu (26/6), menembakkan kolom abu setinggi 18
kilometer ke udara, sedangkan di dekatnya, Gunung Manam, meletus pada
Jumat (28/6), dan mengirimkan aliran piroklastik berbahaya ke
lerengnya.Tidak ada laporan korban jiwa, tapi letusan tersebut
menghancurkan rumah, perkebunan, dan sumur, serta membuat para
penduduk kesulitan memperoleh makanan dan air. Kolom abu akibat erupsi
juga telah menganggu penerbangan dalam negeri. Federasi Internasional
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC), Minggu (30/6), menyatakan
3.775 orang telah melarikan diri dari letusan Gunung Manam dan 11.047
orang mengungsi dari letusan Gunung Ulawun dan tinggal di pusat-pusat
penampungan.Abu vulkanik menyelimuti kawasan itu dengan partikel-
partikel kecil seperti kaca yang secara permanen bisa merusak paru-paru, serta
membawa kepada sakit atau kematian.Leo Mapmani dari Pusat Bencana
Provinsi New Britain Barat menyatakan resiko kesehatan dari abu membuat
orang-orang tidak bisa kembali ke rumahnya masing-masing. Debu vulkanik
juga bisa merusak tanaman pangan jika tidak segera turun hujan.“Jika berada
di puncak bukit dan puncak pohon, dan angin meniupnya (debu), orang-orang
akan menghirupnya,” kata Mapmani.Penduduk di Kepulauan Manam, Jordan
Sauba, mengatakan rumahnya telah hancur oleh debu dan batuan. “Kami tidak
punya tempat untuk pergi sehingga kami ke bawah rumah dan bersembunyi di
sana selama setidaknya delapan jam,” ujar Sauba

Reviuew artikel

Pada hari rabu tlg 26 juni 2019 gunung ulawun menembakkan kolom abu
setinggi 18 kilometer ke udara, sedangkan di dekatnya, Gunung Manam,
meletus pada Jumat, 28 juni 2019 dan mengirimkan aliran piroklastik
berbahaya ke lerengnya. Tidak ada laporan korban jiwa,namun 3.775 orang
telah melarikan diri dari letusan Gunung Manam dan 11.047 orang mengungsi
dari letusan Gunung Ulawun dan tinggal di pusat-pusat penampungan. Dan
letusan tersebut menghancurkan rumah, perkebunan, dan sumur, serta
membuat para penduduk kesulitan memperoleh makanan dan air. Kolom abu
akibat erupsi juga telah menganggu penerbangan dalam negeri.

Anda mungkin juga menyukai