Anda di halaman 1dari 15

TUGAS INDIVIDU

JURNAL APLIKASI MODEL METODE ASUHAN


KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP)

Mata Kuliah : METODOLOGI PENELITIAN


Dosen Mata Kuliah : SUNIK CAHYAWATI,SKM.,M.Kes

NAMA : ARDNAH MARASABESSY

SEMESTER : II (KELAS PROGSUS AMBON )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MALUKU HUSADA
AMBON
Nursing News Gambaran Kinerja Perawat Dalam Penerapan
Metode Asuhan Keperawatan Profesional (Makp)
Volume 2, Nomor 3, 2017
Modifikasi Tim-Primer di Ruangan Dahlia RSUD
Umbu Rara Meha Waingapu Sumba Timur

GAMBARAN KINERJA PERAWAT DALAM PENERAPAN METODE ASUHAN


KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP) MODIFIKASI TIM-PRIMER DI
RUANGAN DAHLIA RSUD UMBU RARA MEHA WAINGAPU SUMBA TIMUR

Pendrita Jeffri Ratu Andung1), Ni Luh Putu Eka Sudiwati2), Neni Maemunah3)
1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
2)
Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang
3) Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang E-mail:
jeffriandung.84@gmail.com

ABSTRAK
Penerapan model asuhan keperawatan professional (MAKP) di ruangan dapat
diterapkannya proses keperawatan dalam asuhan keperawatan sehingga terpenuhinya
kepuasan pasien, keluarga dan masyarakat; kepuasan dan kinerja perawat ; terlaksananya
komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan lainnya. Tujuan penelitian ini
untuk menggambarkan kinerja perawat dalam penerapan MAKP modifikasi tim–primerdi
ruangan Dahlia RSUD Umbu Rara Meha Waingapu Sumba Timur. Desain penelitian
berupa metode deskriptif. Populasi penelitian ini sebanyak 12 perawat di ruangan Dahlia
RSUD Umbu Rara Meha Waingapu Sumba Timur dan sampel penelitian menggunakan
total sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Hasil
penelitian membuktikan bahwa perawat melakukan kegiatan timbang terima dengan baik
sebanyak 75 %, perawat melakukan pre conference dengan baik sebanyak 42 %, perawat
melakukan post conference dengan cukup sebanyak 42%, perawat melakukan ronde
keperawatan dengan kurang sebanyak 100%, perawat melakukan discharge planning
dengan cukup sebanyak 50 %, perawat melakukan sentralisasi obat dengan baik sebanyak
67%, dan perawat melakukan dokumentasi keperawatan dengan baik sebanyak 67%. Total
rata-rata kinerja responden (perawat) di ruangan dahlia RSUD Umbu Rara Meha
Waingapu Sumba Timur yang telah menerapkan metode asuhan keperawatan (MAKP)
modifikasi tim-primer adalah cukup sebanyak 58%. Peneliti direkomendasikan menambah
jumlah ruangan tempat penelitian sehingga dapat memberikan gambaran kinerja perawat
yang optimal dengan jumlah tenaga yang cukup dalam penerapan metode MAKP
modifikasi tim-primer untuk membandingkan kinerja perawat di ruangan yang sudah
menerapkan MAKP dengan ruangan yang belum menerapkan MAKP.

Kata Kunci : Kinerja Perawat,Modifikasi Tim–Primer.

746
Nursing News Gambaran Kinerja Perawat Dalam Penerapan
Metode Asuhan Keperawatan Profesional (Makp)
Volume 2, Nomor 3, 2017
Modifikasi Tim-Primer di Ruangan Dahlia RSUD
Umbu Rara Meha Waingapu Sumba Timur

DESCRIPTION APPLICATION METHODS IN NURSING PROFESSIONAL (FGM)


MODIFIED TEAM-PRIMER OF NURSES PERFORMANCE IN ROOM DAHLIA
HOSPITAL UMBU RARA MEHA WAINGAPU SUMBA EAST

ABSTRACT
Application of professional nursing care model (MAKP) in the room can be applied nursing
process in nursing care so that the fulfillment of patient, family and community satisfaction; nurse's
satisfaction and performance; adequate communication exists between nurses and other health
teams. The purpose of this study to describe the performance of nurses in the application of MAKP
modification team - primary in the room Dahlia RSUD Umbu Rara Meha Waingapu East Sumba.
The research design is descriptive method. The population of this study were 12 nurses in Dahlia
Room of Umbu Rara Meha Waingapu Sumba Timur Hospital and the research sample used total
sampling. Data collection techniques used are questionnaires. The result of the research shows
that the nurses do good weighing activity as much as 75%, the nurses do pre conference with good
42%, the nurse do post conference with enough 42%, the nurses do nursing round with less 100%,
the nurse discharge planning with quite as much as 50%, nurses do the drug well with 67%, and
nurses do well nursing documentation as much as 67%. So the total average performance of
respondents (nurses) in the room dahlias RSUD Umbu Rara Meha Waingapu East Sumba who
have applied the method nursing care (MAKP) primary-team modification is quite as much as
58%. Researchers are recommended to increase the number of room where the research so that it
can provide an optimal nurse performance with sufficient numbers of personnel in the application
of primary-team modification MAKP method to compare the performance of nurses in a room that
has applied MAKP with a room that has not applied MAKP.

Keywords: Modified Tim–Primer, Nurse Performance

PENDAHULUAN pelayanan keperawatan. Perawat jika


tidak memiliki nilai-nilai tersebut sebagai
sesuatu pengambilan yang independen,
Sistem metode asuhan keperawatan maka tujuan pelayanan
professional (MAKP) adalah suatu kesehatan/keperawatan dalam memenuhi
kerangka kerja yang mendefinisikan 4 kepuasan pasien tidak akan dapat
unsur, yakni standar, proses keperawatan, terwujud (Nursalam, 2015).
pendidikan keperawatan dan sistem
MAKP. Definisi tersebutberdasarkan Metode pemberian asuhan
prinsis-prinsip nilai yang diyakini dan keperawatan profesional yang sudah ada
akan menentukan produksi/jasa dan akan terus dikembangkan di masa

747
Nursing News Gambaran Kinerja Perawat Dalam Penerapan
Metode Asuhan Keperawatan Profesional (Makp)
Volume 2, Nomor 3, 2017
Modifikasi Tim-Primer di Ruangan Dahlia RSUD
Umbu Rara Meha Waingapu Sumba Timur

depan dalam menghadapi tren pelayanan memiliki kondisi yang memungkinkan


keperawatan yaitu fungsional (bukan mereka bekerja maksimal (Heru S, 2008).
model MAKP); MAKP Tim; MAKP
Berdasarkan hasil observasi dan
Primer; MAKP Kasus, dan modifikasi:
wawancara dengan kepala ruangan Dahlia
MAKP Tim-Primer. Modifikasi Tim-
RSUD Umbu Rara Meha dimana tempat
Primer adalah gabungan atau kombinasi
peneliti ingin melakukan penelitian
dari model MAKP Tim dan MAKP
didapatkan dan diketahui bahwa penerapan
Primer yang digunakan dengan beberapa
MAKP sudah diterapkan sebelumnya
alasan, yaitu: Keperawatan primer tidak
dengan metode tim dan pada tahun 2013
digunakan secara murni, karena perawat
metode modifikasi tim primer mulai
primer harus mempunyai latar belakang
diterapkan dengan jumlah tenaga sebanyak
pendidikan S-1 Keperawatan atau setara;
16 orang yang terdiri dari 2 orang lulusan
Keperawatan tim tidak digunakan secara
Sarjana Keperawatan (Ners) yang menjabat
murni, karena tanggung jawab asuhan
sebagai kepala ruangan dan perawat primer,
keperawatan pasien terfragmentasi pada
10 orang lulusan Diploma III Keperawatan,
berbagai tim; melalui kombinasi kedua
4 orang lulusan SPK serta kapasitas tempat
model tersebut diharapkan komunitas
tidur pasien di ruangan sebanyak 32 tempat
asuhan keperawatan terdapat pada
tidur yang terdiri dari ruang kelas I dengan 4
primer, karena saat ini perawat yang ada
tempat tidur, ruang kelas II dengan 8 tempat
di rumah sakit sebagian besar adalah
tidur dan ruang kelas III dengan 20 tempat
lulusan D-3 dan SPK sehingga bimbingan
tidur. Perawat dari jumlah tenaga yang ada
tentang asuhan keperawatan diberikan
di ruangan dibagi dalam 2 tim perawat
oleh perawat/ketua tim (Sitorus R, 2006).
primer dengan klasifikasi 1 perawat primer
Penerapan model asuhan keperawatan
dan 2 orang perawat asosiate yang
profesional apabila tanggung jawab atau
melaksanakan asuhan keperawatan dalam 3
peran perawat tidak baik dalam hal
shift pagi, sore dan malam.
timbang terima, preconference,
postconference, ronde keperawatan, Model MAKP modifikasi Tim –
dansentralisasi obat, discharge planning, Primer yang digunakan di ruangan dahlia,
dokumentasi keperawatan tidak kepala ruangan mengatakan bahwa
dijalankan dengan baik, menunjukan penerapan ini belum diterapkan secara
kinerja perawat juga menurun. Kinerja efektif dimana kegiatan-kegiatan MAKP
yang optimal akan terwujud bilamana diantaranya preconference, postconference
organisasi dapat memilih karyawan dilakukan pada kondisi-kondisi tertentu
memiliki motivasi dan kecakapan yang ketika pasien yang dirawat dengan
sesuai dengan pekerjaannya serta klasifikasi total care,

748
Nursing News Gambaran Kinerja Perawat Dalam Penerapan
Metode Asuhan Keperawatan Profesional (Makp)
Volume 2, Nomor 3, 2017
Modifikasi Tim-Primer di Ruangan Dahlia RSUD
Umbu Rara Meha Waingapu Sumba Timur

serta ronde keperawatan tidak pernah Berdasarkan RSUD Umbu Rara Meha
dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk Waingapu Sumba Timur.
menggambarkan kinerja perawat dalam
Tabel 2. Kegiatan Pre Conference.
penerapan MAKP modifikasi tim–primer di
Ruangan Dahlia RSUD Umbu Rara Meha
Post Confrence f (%)
Waingapu Sumba Timur.
Baik 4 33
Cukup 5 42
Kurang 3 25
METODE PENELITIAN
Total 12 100
Desain penelitian mengunakan desain
metode deskriptif. Populasi dalam penelitian Berdasarkan Tabel 2, didapatkan
ini sebanyak 12 perawat di Ruangan Dahlia hampir setengahnya 42 % (5) perawat
RSUD Umbu Rara Meha Waingapu Sumba melakukan pre conference dengan baik dan
Timur dan sampel penelitian menggunakan sebagian kecil 25 % sebanyak (3) perawat
total sampling. melakukan pre conference dengan cukup
baik di ruangan Dahlia RSUD Umbu Rara
Teknik pengumpulan data yang
Meha Waingapu Sumba Timur.
digunakan adalah kuesioner. Metode analisa
data yang di gunakan yaitu deskripsi data.
Tabel 3 Kegiatan Post Conference

HASIL DAN PEMBAHASAN Post Confrence f (%)


Baik 4 33
Tabel 1.Kegiatan Timbang Terima. Cukup 5 42
Kurang 3 25
Timbang Terima f (%)
Total 12 100
Baik 9 75
Cukup 3 25
Berdasarkan Tabel 3, didapatkan
Kurang 0 0
hampir setengahnya 42 % (5) perawat
Total 12 100
melakukan post conference dengan cukup
baik dan sebagian kecil 25 % (3) perawat
Berdasarkan tabel 1, didapatkan melakukan post conference dengan kurang
sebanyak 9 (75 %) perawat melakukan baik di ruangan Dahlia RSUD Umbu Rara
kegiatan timbang terima dengan baik Meha Waingapu Sumba Timur.
sedangkan sebanyak 3 (25%) perawat
melakukan kegiatan timbang terima dengan Berdasarkan Tabel 4, didapatkan
cukup baik di ruangan Dahlia seluruh perawat 100% (12) perawat
melakukan ronde keperawatan dengan

749
Nursing News Gambaran Kinerja Perawat Dalam Penerapan
Metode Asuhan Keperawatan Profesional (Makp)
Volume 2, Nomor 3, 2017
Modifikasi Tim-Primer di Ruangan Dahlia RSUD
Umbu Rara Meha Waingapu Sumba Timur

kurang baik diruangan Dahlia RSUD Distribusi Kegiatan Dokumentasi


Umbu Rara Meha Waingapu Sumba Keperawatan
Timur.
Berdasarkan kegiatan dokumentasi
Tabel 4. Kegiatan Ronde Keperawatan. keperawatan, didapatkan sebagian besar
sebanyak 8 (67%) perawat melakukan
Ronde Keperawatan f (%) dokumentasi keperawatandengan baik dan
Baik 0 0 sebagian kecil 8 % (1) perawat melakukan
Cukup 0 0 dokumentasi keperawatan dengan kurang
Kurang 12 100 baik di ruangan Dahlia RSUD Umbu Rara
Total 12 100 Meha Waingapu Sumba Timur.

Berdasarkan Tabel 5, didapatkan


Kinerja Perawat dalam Kegiatan
setengahnya 50% (6) perawat melakukan
Timbang Terima di Ruangan Dahlia
discharge planning dengan cukup
RSUD Umbu Rara Meha Waingapu
baikdan sebagian kecil 8% (1) perawat
Sumba Timur
melakukan discharge planning dengan
kurang baik di ruangan Dahlia RSUD Berdasarkan Tabel 1 didapatkan
Umbu Rara Meha Waingapu Sumba sebanyak 9 (75%) perawat melakukan
Timur. kegiatan timbang terima dengan baik dan
sebanyak sebanyak 3 (25%) perawat
Tabel 5. Kegiatan Discharge Planning.
melakukan kegiatan timbang terima
Discharge Planning f (%) dengan cukup baik di ruangan Dahlia
Baik 5 42 RSUD Umbu Rara Meha Waingapu
Cukup 6 50 Sumba Timur. Timbang terima adalah
Kurang 1 8 suatu cara dalam menyampaikan dan
Total 12 100 menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan
dengan keadaan klien yang bertujuan untuk
Distribusi Kegiatan Sentralisasi Obat menyampaikan kondisi atau keadaan
pasien secara umum, menyampaikan hal-
Berdasarkan kegiatan sentralisasi
hal yang penting yang perlu ditindak
obat, didapatkan sebagian besar
lanjuti oleh dinas berikutnya dan
sebanyak 7 (67%) perawat melakukan
tersusunnya rencana kerja untuk dinas
sentralisasi obat dengan baik dan
berikutnya (Nursalam, 2015).
sebagian kecil sebanyak 1 (8%) perawat
melakukan sentralisasi obat dengan Didapatkan sebanyak 9 (75%)
kurang baik di ruangan Dahlia RSUD perawat melakukan kegiatan timbang
Umbu Rara Meha Waingapu Sumba terima dengan baik di ruangan Dahlia
Timur. RSUD Umbu Rara Meha Waingapu

750
Nursing News
Volume 2, Nomor 3, 2017
Gambaran Kinerja Perawat Dalam Penerapan
Metode Asuhan Keperawatan Profesional (Makp)
Modifikasi Tim-Primer di Ruangan Dahlia RSUD
Umbu Rara Meha Waingapu Sumba Timur

Sumba Timur hal ini disebabkan adanya


persiapan yang dilakukan perawat dalam
penginformasian disampaikan secara
melakukan timbang terima yang
akurat, singkat, sistematis dan
dilaksanakan setiap pergantian
menggambarkan kondisi pasien saat ini
shift/operan, menerapkan prinsip timbang
serta menjaga kerahasiaan pasien,
terima seperti semua pasien baru masuk
perawat berorientasi pada permasalahan
dan pasien yang dilakukan timbang
pasien dan parawat harus membicarakan
terima khususnya pasien yang memiliki
sesuatu yang mungkin membuat pasien
permasalahan yang belum teratasi
terkejut/shok di nurse station.
membutuhkan observasi lebih lanjut
dengan menyampaikan timbang terima
Identifikasi Kinerja Perawat dalam
kepada Perawat Pelaksana / PP (yang
Kegiatan Pre Conference di Ruangan
menerima pendelegasian) berikutnya
Dahlia RSUD Umbu Rara Meha
dilakukan dengan baik. Pelaporan
Waingapu Sumba Timur
timbang terima dituliskan secara
Berdasarkan Tabel 2 didapatkan
langsung pada format timbang terima
sebanyak 5 (42%) perawat melakukan
yang ditanda tangani oleh PP yang jaga
pre conference dengan baik,
saat itu dan PP yang jaga berikutnya
sebanyaksebanyak 3 (25%) perawat
diketahui oleh kepala ruangan serta
melakukan pre conference dengan cukup
ditutup oleh kepala ruangan. Faktor yang
baik dansebanyak 4 (33%) perawat
mendukung terlaksananya kegiatan
melakukan pre conference dengan kurang
timbang terima dengan baik didukung
baik diruangan Dahlia RSUD Umbu Rara
oleh pengalaman kerja perawat dimana
Meha Waingapu Sumba Timur. Pre
didapatkan sebanyak 7 (58%) perawat
conference adalah komunikasi perawat
memiliki pengalaman kerja dan pernah
primer dan perawat pelaksana setelah
mengikuti pelatihan keperawatan.
selesai operan untuk rencana kegiatan
Hasil penelitian didapatkan pada sif yang dipimpin oleh perawat
sebanyak 3 (25%) perawat melakukan primer atau penanggung jawab primer
kegiatan timbang terima dengan cukup (Maghfuri, 2015).
baik, dengan demikian maka hal-hal yang Pre conference yang dilakukan
perlu diperhatikan perawat dalam perawat di ruangan Dahlia RSUD Umbu
melakukan kegiatan timbang terima yaitu Rara Meha Waingapu Sumba Timur
perawat melaksanakan pergantian shift hampir sebagian 42% perawat melakukan
tepat pada waktu, kegiatan timbang pre conference dengan baik hal tersebut
terima dipimpin oleh kepala ruang atau dikarenakan perawat primer atau
penanggung jawab pasien (PP), diikuti penanggung jawab primer membuka
oleh semua perawat yang telah dan acara dengan baik, adanya penangung
akan dinas, jawab perawat pimer dalam

751
Nursing News Gambaran Kinerja Perawat Dalam Penerapan
Metode Asuhan Keperawatan Profesional (Makp)
Volume 2, Nomor 3, 2017 Modifikasi Tim-Primer di Ruangan Dahlia RSUD
Umbu Rara Meha Waingapu Sumba Timur

menanyakan rencana harian masing– (25%) perawat melakukan pre conference


masing perawat pelaksana, perawat dengan cukup baik, dari hal tersebut
primer atau penanggung jawab primer untuk meningkatkan pre conference maka
memberikan masukan dan tindakan lanjut kegiatan dilaksanakan sebelum
terkait dengan asuhan yang diberikan pemberian asuhan keperawatan dengan
saat itu, perawat primer atau penanggung waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15
jawab primer memberikan reinforcement menit, topik yang dibicarakan harus
dan perawat primer atau penanggung dibatasi, umumnya tentang keadaan
jawab primer menutup acara dengan pasien, perencanaan tindakan rencana dan
baik. data-data yang perlu ditambahkan adapun
yang terlibat dalam pre conference adalah
Kuntoro (2010), menjelaskan tujuan kepala ruangan, ketua tim dan anggota
pre conference untuk menganalisa tim.
masalah-masalah secara kritis dan
menjabarkan alternatif penyelesaian
masalah, mendapatkan gambaran Identifikasi Kinerja Perawat dalam
berbagai situasi lapangan yang dapat Kegiatan Post Conference di Ruangan
menjadi masukan untuk menyusun Dahlia RSUD Umbu Rara Meha
rencana antisipasi sehingga dapat Waingapu Sumba Timur
meningkatkan kesiapan diri dalam Berdasarkan Tabel 3 didapatkan
pemberian asuhan keperawatan dan sebanyak 5 (42%) perawat melakukan
merupakan cara yang efektif untuk post conference dengan cukup
menghasilkan perubahan non kognitif, baik,sebanyak 4 (33%) perawat
Juga membantu koordinasi dalam melakukan post conference dengan baik
rencana pemberian asuhan keperawatan dansebanyak 3 (25%) perawat melakukan
sehingga tidak terjadi pengulangan post conference dengan kurang baik
asuhan, kebingungan dan frustasi bagi diruangan Dahlia RSUD Umbu Rara
pemberi asuhan. Meha Waingapu Sumba Timur. Post
Didapatkan sebanyak 4 (33%) perawat conference merupakan komunikasi
melakukan preconferencedengan kurang perawat primer dan perawat pelaksana
baik hal ini disebabkan perawat kurang tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan
memperhatikan masalah-masalah pasien. sebelum operan kepada shift berikutnya,
Perencanaan asuhan dan perencanaan isinya berupa hasil asuhan keperawatan
evaluasi hasil maka perawat harus tiap perawatan dan hal penting untuk
mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui operan (tindak lanjut) (Nursalam, 2015).
di lapangan dan memberikan kesempatan Hasil penelitan membuktikan
untuk berdiskusi tentang keadaan pasien. postconference di ruangan Dahlia
Didapatkan sebanyak 3 RSUDUmbu Rara Meha Waingapu
Sumba

752
Nursing News Gambaran Kinerja Perawat Dalam Penerapan
Metode Asuhan Keperawatan Profesional (Makp)
Volume 2, Nomor 3, 2017
Modifikasi Tim-Primer di Ruangan Dahlia RSUD
Umbu Rara Meha Waingapu Sumba Timur

Timur dinyatakan cukup baik hal ini menyelesaikan masalah yang tidak dapat
didapatkan hampir separuhnya 42% diselesaikan. Didapatkan sebanyak 4
perawat melakukan post conference (33%) perawat melakukan
dengan cukup baik, adapun yang perlu postconference dengan baik, dimana post
ditingkatkan perawat dalam conference dilakukan sesuai dengan
meningkatkan kegiatan post conference tujuannya untuk memberikan kesempatan
yang lebih baik yaitu dengan cara perawat mendiskusikan penyelesaian
perawat primer atau penanggung jawab masalah dan membandingkan masalah
primer membuka acara, perawat primer yang dijumpai.
atau penanggung jawab primer
Didapatkan juga sebanyak 3 (25%)
menanyakan kendala dalam asuhan yang
perawat melakukan post conference
telah diberikan, perawat primer atau
dengan kurang baik, hal tersebut
penanggung jawab primer menanyakan
dikarenakan perawat tidak melakukan
tindakan lanjut asuhan klien yang harus
perencanaan dan persiapan yang baik saat
dioperkan kepada perawat shift
melakukan conference, untuk
berikutnya dan perawat primer atau
meningkatkan post conference maka
penanggung jawab primer menutup acara
harus sesuai dengan pedoman
dengan baik.
pelaksanaan conference yaitu: sebelum
Sitorus (2006), menjelaskan dimulai, tujuan conference harus
pelaksana dalam melakukan dijelaskan, diskusiharus mencerminkan
postkonferensi seperti konferensi proses dan dinamika kelompok,
dilakukan setiap hari segera setelah pemimpin mempunyai peran untuk
dilakukan pergantian dinas pagi atau sore menjaga fokus diskusi tanpa
sesuai dengan jadwal perawatan mendominasi dan memberi umpan balik,
pelaksana, konferensi dihadiri oleh pemimpin harus merencanakan topik
perawat pelaksana dan Perawat Ahli (PA) yang penting secara periodik,
dalam timnya masing–masing, menciptakan suasana diskusi yang
penyampaian perkembangan masalah mendukung peran serta, keinginan
klien berdasarkan hasil evaluasi kemarin mengambil tanggung jawab dan
dan kondisi klien yang dilaporkan oleh menerima pendekatan serta pendapat
dinas malam, perawat pelaksana yang berbeda, raung diskusi diatur
mendikusikan dan mengarahkan perawat sehingga dapat tatap muka pada saat
tentang masalah yang terkait dengan diskusi dan pada saat menyimpulkan
perawatan pasien, menggiatkan kembali conference, ringkasan diberikan oleh
standar prosedur yang ditetapkan, pemimpin dan kesesuaiannya dengan
menggiatkan kembali tentang situasi lapangan.
kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan
kemajuan masing–masing perawatan
asosiet serta membantu perawat
753
Nursing News Gambaran Kinerja Perawat Dalam Penerapan
Metode Asuhan Keperawatan Profesional (Makp)
Volume 2, Nomor 3, 2017
Modifikasi Tim-Primer di Ruangan Dahlia RSUD
Umbu Rara Meha Waingapu Sumba Timur

Identifikasi Kinerja Perawat dalam rencana tindakan yang akan di


Kegiatan Ronde Keperawatan di laksanakan, perlu di diskusikan,
Ruangan Dahlia RSUD Umbu Rara memberikan justifikasi oleh perawat
Meha Waingapu Sumba Timur. tentang masalah klien serta rencana
tindakan yang akan dilakukan. Setelah
Berdasarkan Tabel 4 didapatkan pasca ronde maka perawat perlu
seluruh perawat 12 (100%) melakukan mendiskusikan hasil temuan dan tindakan
ronde keperawatan dengan kurang baik di pada klien tersebut serta menerapkan
ruangan Dahlia RSUD Umbu Rara Meha tindakan yang perlu dilakukan. Ronde
Waingapu Sumba Timur. Ronde keperawatan diperlukan agar masalah
keperawatan merupakan suatu kegiatan klien dapat teratasi dengan baik, sehingga
yang bertujuan untuk mengatasi masalah semua kebutuhan dasar klien dapat
keperawatan klien yang dilaksanakan terpenuhi. Perawat professional harus
oleh perawat, disamping klien dilibatkan dapat menerapkan ronde keperawatan,
untuk membahas dan melaksanakan sehingga role play tentang ronde
asuhan keperawatan akan tetapi pada keperawatan terlaksana dengan baik.
kasus tertentu harus dilakukan oleh
penanggung jawab jaga dengan
melibatkan seluruh anggota tim (Heru, Identifikasi Kinerja Perawat dalam
2008). Kegiatan Discharge Planning di
Ruangan Dahlia RSUD Umbu Rara
Ronde keperawatandi ruangan
Meha Waingapu Sumba Timur
Dahlia RSUD Umbu Rara Meha
Waingapu Sumba Timur dinyatakan Berdasarkan Tabel 5 didapatkan
kurang baik, hal ini didapatkan pada 12 sebanyak 6 (50%) perawat melakukan
(100%) perawat. Berdasarkan hasil discharge planning dengan cukup
penelitian maka untuk meningkatkan baik,sebanyak 5 (42%) perawat
ronde keperawatan maka diperlukan melakukan discharge planning dengan
persiapan bagi seluruh perawat dalam baik dansebanyak 1 (8%) perawat
melakukan ronde dengan menerapkan melakukan discharge planning dengan
kasus minimal 1 hari sebelum waktu kurang baik diruangan Dahlia RSUD
pelaksanaan ronde dan memberikan Umbu Rara Meha Waingapu Sumba
informed consent kepada klien Timur. Discharge Planning merupakan
ataukeluarga. suatu proses dimana mulainya pasien
mendapatkan pelayanan kesehatan yang
Maghfuri (2015), menjelaskan
diikuti dengan kesinambungan perawatan
pelaksanaan ronde keperawatan
baik dalam proses penyembuhan maupun
diperlukan penjelasan kepada klien oleh
dalam mempertahankan derajat
perawat dalam hal ini penjelasan di
kesehatannya sampai pasien merasa siap
fokuskan pada masalah keperawatan dan
untuk kembali

754
Nursing News Gambaran Kinerja Perawat Dalam Penerapan
Metode Asuhan Keperawatan Profesional (Makp)
Volume 2, Nomor 3, 2017
Modifikasi Tim-Primer di Ruangan Dahlia RSUD
Umbu Rara Meha Waingapu Sumba Timur

ke lingkungannya (pulang/keluar RS) masalah yang mungkin timbul di rumah


(Marquis, 2010). dapat segera diantisipasi,(3) perencanaan
pulang dilakukan secara kolaboratif.
Discharge planning di
ruanganDahlia RSUD Umbu Rara Meha Perencanaan pulang merupakan
Waingapu Sumba Timur dinyatakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim
cukup baik hal ini didapatkan pada 6 harus saling bekerja sama, (4)
(50%) perawat. Discharge planning perencanaan pulang disesuaikan dengan
bertujuan bagi perawat untuk mengetahui sumber daya dan fasilitas yang
keahliannya diterima sehingga dapat ada,tindakan atau rencana yang akan
mengembangkan ketrampilan dalam dilakukan setelah pulang disesuaikan
prosedur baru. Keuntungan dengan pengetahuan dari tenaga yang
dischargeplanning bagi pasien yaitu tersedia atau fasilitas yang tersedia di
dapat memenuhi kebutuhan pasien, masyarakat, (5) perencanaan pulang
merasakan bahwa dirinya adalah bagian dilakukan pada setiap sistem pelayanan
dari proses perawatan sebagai bagian kesehatan. Setiap pasien masuk tatanan
yang aktif dan bukan objek yang tidak pelayanan maka perencanaan pulang
berdaya, menyadari haknya untuk harus dilakukan, hal ini peru diterapkan
dipenuhi segala kebutuhannya, merasa perawat karena masih didapatkan
nyaman untuk kelanjutan perawatannya sebanyak 1 (8%) perawat melakukan
dan memperoleh support sebelum discharge planning dengan kurang baikdi
timbulnya masalah, dapat memilih ruangan Dahlia RSUD Umbu Rara Meha
prosedur perawatannya dan mengerti apa Waingapu Sumba Timur.
yang terjadi pada dirinya dan mengetahui
siapa yang dapat dihubunginya. Kinerja Perawat dalam Kegiatan
Sentralisasi Obat di Ruangan Dahlia
Didapatkan sebanyak 5 (42%) RSUD Umbu Rara Meha Waingapu
perawat melakukan discharge Sumba Timur
planningdengan baik, dari hal
tersebutmaka beberapa prinsip Berdasarkan data didapatkan
pelaksanaan discharge planning yang sebanyak 8 (67%) perawat melakukan
perlu dijalankan perawat menurut sentralisasi obat dengan baik, sebanyak 3
Nursalam (2015), yaitu (1) pasien (25%) perawat melakukan sentralisasi
merupakan fokus dalam perencanaan obat dengan cukup baik dan sebanyak 1
pulang. Nilai keinginan dan kebutuhan (8%) perawat melakukan sentralisasi obat
dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi, dengan kurang baik di ruangan Dahlia
(2) kebutuhan dari pasien diidentifikasi, RSUD Umbu Rara Meha Waingapu
kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah Sumba Timur. Sentralisasi obat
yang mungkin timbul pada saat pasien merupakan pengeluaran obat dimana
pulang nanti, sehingga kemungkinan

755
Nursing News Gambaran Kinerja Perawat Dalam Penerapan
Metode Asuhan Keperawatan Profesional (Makp)
Modifikasi Tim-Primer di Ruangan Dahlia RSUD
Volume 2, Nomor 3, 2017
Umbu Rara Meha Waingapu Sumba Timur

seluruh obat yang akan di berikan kepada penyembuhan pasien. Resep dari perawat
pasien di serahkan pengelolaan diberikan keluarga pasien untuk dibelikan
sepenuhnya oleh perawat. Tujuan di apotek, setelah mendapatkan obatnya
pengelolaan obat untuk menggunakan
diserahkan ke perawat untuk dicatat pada
obat secara bijaksana dan menghindarkan
pemborosan sehingga kebutuhan asuhan buku penerimaan obat. Perawat sebanyak
keperawatan pasien dapat terpenuhi 1 (8%) melakukan sentralisasi obat
sehingga pengeluaran dan pembagian dengan kurang baik di ruangan Dahlia
obat sepenunnya dilakukan oleh perawat RSUD Umbu Rara Meha Waingapu
(Nursalam, 2015). Sumba Timur. Penggunaan obat yang
Kegiatan sentralisasi obat di tidak tepat dapat menimbulkan berbagai
ruangan Dahlia RSUD Umbu Rara Meha kerugian pada pasien. Resistensi tubuh
Waingapu Sumba Timur dinyatakan terhadap obat dan resiko resistensi kuman
sebagian besar sebanyak 8 (67%) perawat penyakit dapat terjadi jika konsumsi obat
melakukan sentralisasi obat dengan baik oleh penderita tidak terkontrol dengan
hal tersebut dikarenakan perawat baik. Kerugian lain yang bisa terjadi
melakukanteknik pengelolaan obat atau adalah terjadinya kerusakan organ tubuh
sentralisasi dengan baik seperti perawat atau timbulnya efek samping obat yang
bertanggung jawab atas pengelolaan obat tidak diharapkan.
dan keluarga wajib mengetahui dan ikut
serta mengontrol penggunaan obat. Identifikasi Kinerja Perawat Dalam
Proses sentralisasi obat dilakukan Kegiatan Dokumentasi Keperawatan
perawat dengan baik didukung oleh di Ruangan Dahlia RSUD Umbu Rara
adanya umur perawat yang masih muda Meha Waingapu Sumba Timur
dimana sebagian besar sebanyak 8 (67%)
responden berumur 20–34 tahun, umur Berdasarkan data didapatkan
yang produktif mampu mengurangi sebanyak 8 (67%) perawat melakukan
kesalahan dalam penyajhian obat pada dokumentasi keperawatan dengan baik,
pasien. sebayak 3 (25%) perawat melakukan
dokumentasi keperawatan dengan cukup
Perawat sebanyak 3 (25%) baik dan sebanyak 1 (8%) perawat
melakukan sentralisasi obat dengan melakukan dokumentasi keperawatan
cukup baik, untuk meningkatkan dengan kurang baik di ruangan Dahlia
sentalisasi obat yang lebih baik maka RSUD Umbu Rara Meha Waingapu
proses sentalisasi obat harus diberikannya Sumba Timur. Dokumentasi merupakan
secara tepat pada pasien, tepat waktu, catatan otentik dalam penerapan
tepat dosis, tepat cara pemberian manajemen asuhan keperawatan
sehingga akan mempercepat professional.

756
Nursing News Gambaran Kinerja Perawat Dalam Penerapan
Metode Asuhan Keperawatan Profesional (Makp)
Modifikasi Tim-Primer di Ruangan Dahlia RSUD
Volume 2, Nomor 3, 2017
Umbu Rara Meha Waingapu Sumba Timur

Dokumentasi keperawatandi berulang terhadap pasien atau anggota


ruangan Dahlia RSUD Umbu Rara Meha tim kesehatan atau mencegah tumpang
Waingapu Sumba Timur dinyatakan tindih, bahkan sama sekali tidak
perawat melakukan dokumentasi dilakukan untuk mengurangi kesalahan
keperawatan dengan baik hal ini dan meningkatkan ketelitian dalam
didapatkan pada 8 (67%) perawat. memberikan asuhan keperawatan pada
Tujuan dokumentasi keperawatan yaitu pasien, membantu tim perawat dalam
mendokumentasikan asuhan keperawatan menggunakan waktu sebaik-baiknya.
(pendekatan proses keperawatan),
mendokumentasikan pengelolaan logistic Didapatkan sebanyak 1 (8%)
dan obat, mendokumentasikan HE perawat melakukan dokumentasi
(Health Education) melalui kegiatan keperawatan dengan kurang baik di
perencanaan pulang, ruangan Dahlia RSUD Umbu Rara Meha
mendokumentasikan timbang terima, Waingapu Sumba Timur, untuk
mendokumentasikan kegiatan supervise meningkatkan kualitas dokumentasi
dan mendokumentasikan penyelesaian keperawatan maka perawat perlu
kasus melalui ronde keperawatan. melakukan dokumentasi secara sistematis
Kegiatan dokumentasi yang baik dengan cara mencatat tahap-tahap proses
didukung oleh proses lama kerja perawat perawatan yang diberikan kepada pasien.
hal ini didapatkan sebanyak 9 (75%) Kuntoro (2010), menjelaskan
perawat memiliki lama kerja lebih dari 2 dokumentasi asuhan keperawatan
tahun. merupakan catatan penting yang dibuat
oleh perawat baik dalam bentuk
Tujuan sistem dokumentasi
elektronik maupun manual berupa
keperawatan untuk memfasilitasi
rangkaian kegiatan yang dikerjakan oleh
pemberian perawatan pasien yang
berkualitas, memastikan dokumentasi perawat meliputi lima tahap yaitu:
kemajuan yang berkenan dengan hasil pengkajian, penentuan diagnosa
yang berfikus pada pasien, memfasilitasi keperawatan, perencanaan tindakan
konsistensi antardisiplin dan komunikasi keperawatan, pelaksanaan rencana
tujuan dan kemajuan pengobatan. keperawatan dan evaluasi perawatan.
Berdasarkan data didapatkan sebayak 3
(25%) perawat melakukan dokumentasi
KESIMPULAN
keperawatan dengan cukup baik,
dokumentasi yang dikomunikasikan Penelitian tentang Gambaran
secara akurat dan lengkap dapat berguna Kinerja Perawat dalam Penerapan Model
untuk membantu koordinasi asuhan Asuhan Keperawatan Profesional
keperawatan yang diberikan oleh tim (MAKP) Modifikasi Tim – Primer
kesehatan, mencegah informasi yang diRuangan Dahlia RSUD Umbu Rara
Meha

757
Nursing News
Gambaran Kinerja Perawat Dalam Penerapan
Volume 2, Nomor 3, 2017 Metode Asuhan Keperawatan Profesional (Makp)
Modifikasi Tim-Primer di Ruangan Dahlia RSUD
Umbu Rara Meha Waingapu Sumba Timur

Waingapu Sumba Timur pada tanggal 4- DAFTAR PUSTAKA


18 Januari 2016, menyimpulkan bahwa:

1) Sebagian besar perawat melakukan Heru, S. 2008. Keperawatan Journal


kegiatan timbang terima dengan baik Artikel Etika Manajemen. Diakses
di ruangan Dahlia RSUD Umbu Rara pada tanggal 3 Nopember 2015.
Meha Waingapu Sumba Timur. Kuntoro, A. 2010. Buku Ajar Manajemen
2) Hampir setengahnya perawat Keperawatan. Yogyakarta :
melakukan pre conferencedengan Penerbit Nuha Medika.
baikdi ruangan Dahlia RSUD Umbu Maghfuri, A. 2015. Buku Pintar
Rara Meha Waingapu Sumba Timur Keperawatan Konsep dan Aplikasi.
3) Hampir setengahnya perawat Jakarta : CV Trans Info Media.
melakukan post conference dengan Marquis. Bassie. dkk. 2010.
cukup baik di ruangan Dahlia RSUD Kepemimpinan dan Manajemen
Umbu Rara Meha Waingapu Sumba Keperawatan Teori dan Aplikasi.
Timur. Jakarta : Edisi.4.
4) Seluruh perawat melakukan ronde Nursalam. 2015. Manajemen
keperawatan dengan kurang baik di Keperawatan. Aplikasi dalam
ruangan Dahlia RSUD Umbu Rara Praktik Keperawatan Profesional.
Meha Waingapu Sumba Timur. Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika
5) Setengah dari perawat melakukan Sitorus.R. 2006. Model Praktik
discharge planning dengan cukup Keperawatan Profesional di Rumah
baik di ruangan Dahlia RSUD Umbu Sakit, Penataan Struktur dan
Rara Meha Waingapu Sumba Timur Proses (Sistem) Pemberian Asuhan
6) Sebagian besar perawat melakukan Keperawatan di Ruang
sentralisasi obat dengan baik di Rawat.Jakarta : EGC.
ruangan Dahlia RSUD Umbu Rara
Meha Waingapu Sumba Timur.
7) Sebagian besar perawat melakukan
dokumentasi keperawatan dengan
baik di ruangan Dahlia RSUD Umbu
Rara Meha Waingapu Sumba Timur.

758

Anda mungkin juga menyukai