Anda di halaman 1dari 8

Pires, Tome., 1515.

The Suma Oriental of Tome ISLAMISASI DAN PERKEMBANGAN KERAJAAN HOAMOAL


Pires, terj. Armando Cortessao. London: DI SERAM BAGIAN BARAT
Hakluyt Society, 1944.

Pusat Dokumentasi Arsitektur. 2008. Field The Islamization and The Development of Hoamoal Kingdom of Western Seram
Survey Report Mid Year Evaluation: The
Inventory and Identification of Fort in Wuri Handoko
Indonesia. Disampaikan dalam Workshop
Hasil Indentifikasi Benteng di Indonesia Balai Arkeologi Ambon
Timur. Jakarta, 12 Juli 2008. Jl. Namalatu-Latuhalat 97118
wuri_balarambon@yahoo.com
Reid, Anthony., 2011. Asia Tenggara dalam
Kurun Niaga 1450-1680. Jilid 2: Jaringan
Perdagangan Global. Jakarta: Yayasan Naskah diterima : 06-02-2014 ; direvisi : 05-08-2014 ; disetujui : 05-09-2014
Pustaka Obor Indonesia.
Abstract
Ricklefs. M.C. 2010. Sejarah Indonesia Modern: Hoamoal kingdom is one of the Islamic empire in the Moluccas Islands, precisely
1200-2008, Cetakan III November 2010. in Ceram which has an important role in the movement of Islamization in Central
Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. Moluccas region. This study with emphasis on archaeological survey method to collect
Suratminto, Lilie., 2008. Makna Sosio-Historis physical data or artefaktual, then do the processing and analys is of data to explain
Batu Nisan VOC di Batavia. Jakarta: the influence of Islam in the region. This study aims to look at developments in the
Wedatama Widya Sastra. history of the Kingdom Hoamoal Islam and trade in the region of Central Moluccas,
and saw its role in supporting the Islamization movement in the region. The result
Tibbetts, G.R. 1979. A Study of the Arabic Texts showed that the growth of the Kingdom Hoamoal explanation can not be separated
Containing Material on South-East Asia. from the influence of Ternate in the form of Islamization and trade networks.
Leiden: E.J. Brill for the Royal Asiatic
Society. Keywords: Kingdom, Hoamoal, Islamization, Trade
Tim Penelitian, 2010. Kepulauan Banda,
Maluku Tengah, Pusat Perdagangan Abstrak
Pala Abad ke-16-19. Laporan Penelitian
Arkeologi. Jakarta: Pusat Penelitian dan Kerajaan Hoamoal adalah salah satu kerajaan Islam di wilayah Kepulauan Maluku,
Pengembangan Arkeologi Nasional. tepatnya di Pulau Seram yang memiliki peran penting dalam gerak Islamisasi di
wilayah Maluku Tengah. Penelitian ini dengan menekankan pada metode survei
Turner, Jack., 2011. Sejarah Rempah: Dari arkeologi untuk mengumpulkan data fisik atau artefaktual, kemudian melakukan
Erotisme sampai Imprealisme. Jakarta: pengolahan dan analisis data untuk menjelaskan pengaruh Islam di wilayah tersebut.
Komunitas Bambu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perkembangan Kerajaan Hoamoal dalam sejarah
perkembangan Islam dan perdagangan di wilayah Maluku Tengah, serta melihat
perannya dalam menunjang gerak Islamisasi di wilayah tersebut. Dari hasil penelitian
diperoleh penjelasan bahwa berkembangnya Kerajaan Hoamoal tidak terlepas dari
pengaruh Ternate dalam membentuk jaringan Islamisasi dan perdagangan.

Kata Kunci : Kerajaan, Hoamoal, Islamisasi, Perdagangan

PENDAHULUAN Propinsi Maluku, penting untuk ditelusuri


Gerak Islamisasi dan kembali bagaimana proses penyebaran dan
perkembangannya, merupakan salah satu pengaruh kekusaan Islam berlangsung,
entitas penting perkembangan sejarah dan mengingat daerah ini dianggap sebagai daerah
peradabaan masyarakat di wilayah Kepulauan perluasan kekuasaan dan penyebaran Islam.
Maluku. Dalam historiografi Islam di wilayah Kerajaan-kerajaan Islam di wilayah Maluku
Kepulauan Maluku, eksistensi Islam yang bagian selatan, budaya masyarakat dengan
paling kuat dianggap berpusat di wilayah- corak Islam cukup berkembang, namun
wilayah empat kerajaan besar di wilayah perkembangannya menjadi daerah Kesultanan
Maluku Utara itu. Di daerah lainnya di bagian seperti halnya di wilayah Maluku Utara tidak
selatan Kepulauan Maluku atau yang saat terwujud dan ketika pada masa hegemoni
ini termasuk dalam wilayah administratif kolonial kerajaan-kerajaan ini mengalami

98 Kapata Arkeologi Volume 10 Nomor 2, November 2014: 85-98 Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan Hoamoal di Seram Bagian Barat, Wuri Handoko 99
kemunduran dan kalah dalam peperangan dan dengan munculnya kerajaan-kerajaan Islam. menjadi daerah kesultanan yang melebarkan terjalinnya jaringan perdagangan dan
politik (Putuhena, 2001:58). Oleh karena itu Diantara kerajaan-kerajaan ini terdapat sayap kekuasaannya hingga ke ’wilayah- pertumbuhan serta perkembangan kota-kota
penelitian arkeologi penting dilakukan untuk pusat-pusat peradaban Islam yang meluaskan wilayah seberang’. Selain pelebaran sayap pusat kesultanan, dengan kota-kota bandarnya
melihat sejauh mana perkembangan Islam kekuasaan ke wilayah-wilayah lainnya. Dalam kekuasaan yang bersifat politis, kerajaan- sejak abad ke 13-18 M (Tjandrasamitha,
berlangsung assosiasinya dengan pengaruh catatan sejarah, sangat minim atau terbatas kerajaan besar tersebut juga menyebarkan 2009:39).
kekuasaan sekaligus perluasan jaringan sekali informasi tentang wilayah-wilayah dan mengembangkan paham-paham bersifat Berdasarkan landasan teoritis ini
perdagangan. penyebaran Islam. Dalam aspek Islamisasi, kultural, yakni penyebaran dan pengembangan maka, penelitian ini dilakukan dalam rangka
Perkembangan kemudian, Ternate dan kita sulit menemukan informasi atau petunjuk agama Islam di wilayah-wilayah pelebaran menelusuri kembali jejak pengaruh Islam
Tidore bersaing memperoleh legitimasi politik bagaimana masyarakat mengkonversi dan kekuasaan tersebut. Pengislaman ‘wilayah di wilayah yang dianggap sebagai wilayah
sebagai wilayah pusat kekuasaan Islam, mengadopsi Islam, serta bagaimana proses seberang’ kesultanan Ternate, tidak lepas dari kekuasaan dari pusat kekuasaan Islam.
sehingga masing-masing kerajaan tersebut Islamisasi berlangsung, dalam korelasinya peranan pusat kekuasaaan Islam. (Putuhena, Penelitian ini juga berupaya mengidentifikasi
bersaing untuk memperluas kekuasaannya. dengan kekuasaan dan politik, serta bagaimana 2001: 60). bagaimana Islam berlangsung dalam
Ternate berekspansi ke wilayah Seram Barat gerak niaga wilayah-wilayah pengaruh Islam Proses pengislaman wilayah-wilayah korelasinya dengan gerak dan jaringan niaga
yakni Jazirah Hoamoal tempat berdirinya dalam mempertahankan eksisitensinya. seberang di wilayah Kepulauan Maluku di wilayah kepulauan Maluku.
Kerajaan Hoamoal dan ke wilayah Pulau Untuk melihat bagaimana pengaruh dan Maluku Utara, biasanya selain karena
Ambon, sementara Tidore berekspansi ke Islam di wilayah penyebaran Islam dari ekspansi politik, juga dibarengi dengan METODE
wilayah pesisir utara Pulau Seram, Pulau pusat kekuasaan Islam, penelitian ini dengan perluasan perdagangan akibat persaingan Dalam Penelitian ini, lokus penelitian
Gorom dan Seram Laut di bagian timur lokus di wilayah Luhu, yakni wilayah pusat kerajaan untuk menguasasi jaringan ekonomi. diarahkan di wilayah jazirah Hoamoal, pesisir
Pulau Seram, bahkan mencapai Raja Empat, Kerajaan Hoamoal di Seram Bagian Barat, Eksistensi kekuasaan Islam terutama di Seram Bagian Barat, yang berpusat di Desa
Irian. Peranan Ternate dan Tidore sebagai yang disebut dalam sejarah dan tradisi lisan wilayah Maluku, tak bisa dilepaskan dari Luhu. Desa Luhu, secara administrative
bandar jalur sutera dengan sendirinya terkait sebagai wilayah kekuasaan Islam Ternate. kegiatan perdagangan, hal ini mengingat termasuk dalam wilayah Kecamatan Hoamoal,
dengan ekspansi itu (Leirizza, 2001: 7-8). Berdasarkan hal itu, permasalahan penelitian penyebaran pengaruh Islam salah satunya Kabupaten Seram Bagian Barat.
Seiring dengan itu, perluasan agama Islam ini dirumuskan sebagai berikut: dimulai melalui aktivitas niaga oleh para Lokasi penelitian ini dipilih mengingat
dari kedua kerajaan tersebut juga menyebar. 1. Sejak kapan Islamisasi berlangsung di pedagang muslim, meskipun sebagian ahli berdasarkan teks sejarah merupakan wilayah
Sejarah mencatat, Ternate dan Tidore adalah wilayah tersebut dan siapa pihak penyebar berpendapat, perdagangan tak berkaitan penyebaran kekuasaan Islam Ternate. Selain
dua kerajaan di wilayah Maluku Utara yang Islam di wilayah tersebut ? langsung dengan Islamisasi (Ricklefs 2008: itu, sejarah lisan daerah disebutkan sebagai
dapat dipresentasikan sebagai wilayah pusat 2. Bagaimana gerak dan jaringan niaga 36). Ia juga menuliskan bahwa antara Islam salah satu bekas wilayah kerajaan Islam,
kekuasaan Islam di wilayah Maluku Utara. berlangsung dalam mempertahankan dan perdagangan tampaknya ada semacam taklukan dari Kerajaan Ternate, namun
Ternate, meluaskan kekuasaan ke wilayah eksistensinya sebagai kerajaan Islam? kaitan, meskipun banyak pertanyaan- penelitian lebih lanjut untuk hal itu belum
selatan Maluku, meliputi Pulau Ambon, pertanyaan yang belum terjawab, mengingat dilakukan. Selain itu secara arkeologis
Haruku, Saparua, Buru, Seram Bagian Barat Kerajaan Ternate, Tidore, Jailolo, dan perdagangan oleh orang-orang muslim belum ditemukan bukti-bukti peninggalan
dan Tengah. Sementara itu Tidore melebarkan Bacan di Maluku Utara, dianggap sebagai telah ada beberapa abad sebelum masa kerajaan Islam dimaksud serta belum
sayap kekuasaannya ke wilayah pesisir utara pusat kekuasaan Islam, karena di wilayah pengislaman Nusantara yang baru terjadi diperoleh penjelasan perkembangan budaya
Pulau Seram dan wilayah kepulauan di sisi inilah Islam pertama kali berkembang. Di pada abad ke- 13 dan terutama abad ke 14 masyarakatnya, terutama perkembangan
paling timur Pulau Seram, yakni Gorom dan wilayah Pulau Ambon, Kerajaan Hitu juga dan 15 M (Ricklefs, 2008:37-38). Penjelasan budaya Islam awal. Survei juga dia rahkan ke
Seram Laut hingga ke wilayah Kepulauan dianggap sebagai pusat peradaban dan tersebut memberikan gambaran bahwa wilayah pulau-pulau kecil di sekitar jazirah
Raja Ampat Irian Jaya (Leirissa, 2001:8). kekuasaan Islam yang sezaman dengan proses perdagangan di wilayah Nusantara Hoamoal, yang diperkirakan sebagai wilayah
Kedua wilayah kesultanan itu dianggap saling Ternate. Jika kehadiran Islam dianggap berlangsung jauh sebelum Islam berkembang, penyebaran Islam dari wilayah Hoamoal.
bersaing dalam memperluas kekuasaannya sebagai kekuatan transformatif, telah sehingga jika Islamisasi berlangung sejak Pengumpulan data dilakukan melalui
hingga keluar wilayah geografisnya ke memberdayakan masyarakat untuk keluar dimulainya era perdagangan oleh bangsa- survei lapangan yang merupakan kegiatan
wilayah pulau-pulau di seberang lautan. dari paham-paham primitif, serta dianggap bangsa penyebar Islam, semestinya Islam pengamatan secara langsung di kawasan situs
Sejauh ini dokumen sejarah dan mampu memberikan andil terhadap perubahan tumbuh dan berkembang sejak masa itu. yang bertujuan mencari dan menemukan
tradisi tutur banyak mengungkapkan gerak penting di bidang sosial dan struktur politik Namun, satu hal yang tak dapat dipungkiri data-data di permukaan tanah. kegiatan
Islamisasi di hampir seluruh wilayah (Mahmud, 2001:73), maka di wilayah bahwa proses perdagangan yang berlangsung survei terutama diarahkan pada daerah-
Kepulauan Maluku. Dokumen sejarah juga Maluku, wilayah-wilayah pusat kekuasaan telah memperkuat eksistensi Islam di daerah yang di dudga sebagai wilayah bekas
banyak menuliskan bagaimana kiprah Islam Islam seperti yang disebutkan diawal, dapat Nusantara. Tjandrasamita memperkuat permukiman komunitas melayu. Selain itu
dalam menguasai jaringan perdagangan dan dikatakan mewakili anggapan itu. Pusat-pusat dengan penjelasan bahwa munculnya jalur juga penting melakukan pendeskripsian
ekonomi, bahkan dalam struktur politik, kekuasaan Islam Maluku telah berkembang perdagangan sejak masa awal telah memicu bangunan monumental yang dijumpai,

100 Kapata Arkeologi Volume 10 Nomor 2, November 2014: 99-112 Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan Hoamoal di Seram Bagian Barat, Wuri Handoko 101
dilakukan serinci mungkin menyangkut masih dalam penelitian, namun sejarah tutur Dalam berbagai sumber sejarah yang memerintah di wilayah–wilayah yang
deskripsi metrik, desain arsitektur, tipologi menyebut bahwa pemerintahan pertama sudah disebutkan bahwa Kerajaan Hoamoal adalah dikuasai Ternate di Maluku Tengah. Gimelaha
bangunan dan atribut kuat lainnya seperi berlangsung sejak awal abad ke 17 (1600an wilayah ekspansi dari kekuasaan Islam Bassi sebagai wakil Ternate, berkedudukan di
hiasan dan sebagainya. Diharapkan hasil M) yakni ketika utusan Ternate Gimelaha Ternate. Wilayah-wilayah persebaran dari wilayah yang disebut Gamsugi, di pantai timur
pendeskripsian ini dapat memberi gambaran Ruhobongi dan dilanjutkan oleh Gimelaha kekuasaan Ternate di wilayah Maluku bagian Jasirah Hoamoal, yakni kota Pelabuhan Luhu,
tentang pengaruh teknologi dan aspek sosial Bassi memerintah di Hoamoal. Selain itu selatan, termasuk dalam hal ini adalah sebagai Gimelaha kedua yang memerintah
budaya. Kerajaan Hoamoal kemungkinan sudah ada Kerajaan Hoamoal merupakan dampak hingga tahun 1612 (Leirizza, 1973: 48).
Studi Pustaka, dalam tahap ini, sebelum bangsa-bangsa Asing seperti Cina, dari persaingan antara dua kerajaan pusat Dalam catatan sejarah dan sumber
dilakukan penggalian informasi dengan India, Persia, Arab, Spanyol, Potugis, Ingris kekuasan Islam di Maluku Utara, yakni lisan, kekuasaan Gimelaha berawal dari
mengumpulkan dan mempelajari sumber- dan Belanda datang ke Indonesia termasuk Ternate dan Tidore. Perkembangan lanjut, tahun 1600-1656, yakni masa kemenangan
sumber tertulis (literatur) tentang sejarah Maluku untuk berdagang dan menyiarkan Ternate dan Tidore bersaing memperoleh VOC atas Portugis dimana saat itu Ternate
dan budaya masyarakat di wilayah Hoamoal, agama. legitimasi politik sebagai wilayah pusat bermitra dengan VOC, hingga masa jatuhnya
khususnya di Desa Luhu. Mempelajari teks Di Maluku sudah terdapat banyak kekuasaan Islam, sehingga masing-masing Kerajaan Hoamoal akibat politik VOC
sejarah yang budaya dan perkembangan Islam kerajaan kecil, salah satu diantara kerajaan- kerajaan tersebut bersaing untuk melebarkan atas persetujuan Ternate dalam operasi
di wilayah Ternate, yang dioanggap sebagai kerajaan kecil adalah Kerajaan Hoamual. sayap kekuasaannya. Ternate berekspansi ke Hongitochten Kebijakan ini diikuti pula
wilayah berpengaruh terhadap perkembangan Wilayah kekuasaan Kerajan Hoamual adalah wilayah Seram Barat yakni Jazirah Hoamoal, dengan pemusatan penanaman pohon pala di
Islam di Hoamoal. Teks-teks sejarah terutama meliputi seluruh Jasirah Hoamual dan sampai ke wilayah Pulau Ambon, sementara Tidore Kepulauan Banda (Ricklefs. M.C. 2008 :102).
menyangkut proses Islamisasi dan aktifitas ke pulau-pulau yang berhadapan dengan berkespansi ke wilayah pesisir utara Pulau Untuk menjamin pelaksanaan
perdagangan. Data kepustakaan yang perlu tanah genting. Kotania, yaitu Pulau Manipa, Seram, Kepulauam Gorom dan Seram Laut di perjanjian ini, Belanda menerapkan
dipelajari dan dikaji juga menyangkut Pulau Kelang, Pulau Buano serta pulau-pulau bagian timur Pulau Seram, bahkan mencapai kebijakan pelayaran hongi atau ekspedisi
catatan-catatan etnografis tentang budaya kecil disekitarnya. Kejayan Kerajan Hoamual Kepulauan Raja Empat, Irian. Peranan hongitochten. Pelayaran hongi atau armada
lokal masyarakat setempat. mengalami keruntuhan akibat kekerasan Ternate dan Tidore sebagai bandar jalur sutera hongi adalah pengerahan armada kapal yang
Wawancara adalah kegiatan menggali Bangsa Belanda yang ingin memonopoli dengan sendirinya terkait dengan ekspansi itu dipersenjatai untuk melakukan pengawasan
informasi dari masyarakat. Hal ini penting hasil cengkeh di Kerajaan Homoal selama (Leirizza, 2001 : 7). terhadap daerah-daerah penghasil cengkeh.
untuk memperoleh informasi dari masyarakat, kurang lebih 31 tahun, yang juga dibarengi Seiring dengan itu, berlangsung pula Pelayaran hongi telah berlangsung sejak
terutama mencari target sasaran masyarakat dengan penebangan cengkeh (Ekstirpasi) oleh secara serentak proses perluasan agama masa pendudukan Portugis dan sistem ini
melayu, maupun tokoh masyarakat ternate pasukan Hongitochtennya, yakni menebang Islam dari kedua kerajaan tersebut. Sejarah dilanjutkan oleh Belanda setelah berhasil
yang mengetahui keberadaan perkampungan atau menebas seluruh kebun cengkeh di mencatat, Ternate dan Tidore adalah dua merebut penguasaan atas wilayah ini. Sejak
melayu. Metode wawancara dilakukan wilayah Kerajaan Hoamoal. Hal ini berkaitan kerajaan di wilayah Maluku Utara yang pemerintahan Portugis, telah berlangsung
dengan cara wawancara terbuka, sehingga dengan keberhasilan Gubernur de Vlaming dapat dipresentasikan sebagai wilayah pusat hubungan antara penduduk Leitimor (bagian
memungkinkan memperoleh informasi yang pada Januari 1652, untuk mendesak Sultan kekuasaan Islam di wilayah Maluku Utara. timur Pulau Ambon) untuk menyediakan
lebih luas dari informan. Ternate Mandar Syah menandatangani Ternate, melakukan perluasan kekuasaan perahu pengangkut yang disebut dengan kora-
perjanjian tentang pelarangan penanaman ke wilayah selatan Maluku, meliputi Pulau kora (perahu tradisional Maluku). Armada
HASIL DAN PEMBAHASAN pohon cengkeh di wilayah Maluku (dan Ambon, Haruku, Saparua, Buru, Seram inilah yang kemudian digunakan untuk
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Maluku Utara) kecuali di Pulau Ambon dan bagian barat dan tengah. Sementara itu melaksanakan pelayaran hongi atau pada
terdapat dua hal penting dalam Islamisasi dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Perang yang Tidore ke wilayah pesisir utara Pulau Seram masa Belanda disebut ekspedisi hongitochten
perkembangan Kerajaan Hoamoal, yaitu: (1) berlangsung dari tahun 1625-1656 itu dikenal dan wilayah kepulauan di sisi paling timur (Patikayhatu, dkk., 2009: 26). Dalam upaya
Data sejarah berkaitan dengan perkembangan dengan nama Perang Hoamual. Perang Pulau Seram, yakni Gorom dan Seram Laut menguasai perdagangan cengkeh, bangsa
Kerajaan Hoamoal, (2) Data Arkeologi jejak tersebut berhasil meluluh lantakan sendi- hingga ke wilayah Kepulauan Raja Ampat Eropa melakukan pembatasan penanaman
Islamisasi di wilayah Kerajaan Hoamoal. sendi kehidupan Kerajaan Hoamoal. Paska Irian Jaya (Leirissa, 2001:8). Dapat dianggap pohon agar pasokan cengkeh dapat dijaga
Perang Hoamual tepatnya mulai tanggal 6 kedua wilayah kesultanan itu saling bersaing dan harga dapat dipertahankan. Kejayan
Data Sejarah Berkaitan dengan Maret 1656 Belanda melakukan deportasi dalam hal hegemoni kekuasaan hingga keluar Kerajan Hoamual mengalami keruntuhan
Perkembangan Kerajaan Hoamoal (pemindahan Penduduk secara paksa) sebagai wilayah geografisnya ke wilayah pulau-pulau akibat kekerasan Bangsa Belanda yang
Desa Luhu yang sekarang, pada bagian dari politik pecah belah (Devide et diseberang lautan. ingin memonopoli hasil cengkeh di kerajaan
masa lampau adalah Ibukota sekaligus juga Impera). Akhirnya, kekuasaan Kerajaan Catatan lain yang mendukung bahwa Hoamual selama kurang lebih 31 tahun, yang
pusat pemerintahan dari Kerajaan Luhu atau Hoamual yang dulu konon meliputi 99 desa/ wilayah Kerajaan Hoamoal merupaka juga dibarengi dengan penebangan cengkeh
juga sering disebut Kerajan Hoamual. Sejak dusun, kini hanya tinggal sebuah desa yaitu bagian dari kekuasaan Ternate, yakni ketika (Ekstirpasi) oleh pasukan Hongitochtennya.
kapan Kerajaan Hoamoal didirikan, kini Desa Luhu dengan 16 dusun bawahannya. Ternate menempatkan wakilnya, Gimelaha Perang yang berlangsung dari tahun 1625-

102 Kapata Arkeologi Volume 10 Nomor 2, November 2014: 99-112 Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan Hoamoal di Seram Bagian Barat, Wuri Handoko 103
1656 itu dikenal dengan nama Perang terbuat dari logam besi pada mata tombaknya, Islam. Data arkeologi yang penting dari
Hoamual. Perang tersebut berhasil meluluh dengan bentuk runcing pipih. Tombak situs Wayasell adalah situs negeri lama
lantakan sendi-sendi kehidupan Kerajaan berbentuk seperti ini, tampak sebagai pusaka yang disebut sebagai Kota Mulu. Dalam
Hoamual. Paska Perang Hoamual tepatnya atau alat perang yang kemungkinan berasal tradisi tutur masyarakat Luhu, Kota Mulu,
mulai Tanggal 6 Maret 1656 kekuasaan dari Jawa. Lampu minyak kelapa di desa sesungguhnya menunjuk pada toponim pusat
Kerajaan Hoamual runtuh, dan banyak Luhu, terbuat dari bahan kuningan. Lampu kota awal Kerajaan Hoamoal. Kota Mulu
penduduk yang direlokasi secara paksa. minyak ini biasanya sebagai salah satu alat pengertianya adalah Kota Raja, disinilah
kelengkapan masjid kuno. Di Luhu, lampu awal mula pusat Kerajaan Hoamoal, sebelum
Data Arkeologi Jejak Islam di Wilayah minyak menjadi koleksi atau benda pusaka kemudian pindah di Negeri Luhu (Abdul
Kerajaan Hoamoal dari salah satu keluarga atau mata rumah Wahab Sunet, pers.com, 2012). Kampung
Pertama, di Desa Luhu Situs Desa di Desa Luhu. Sementara itu Pedang ang kuno atau negeri lama Wayasel, terletak di
Luhu terdapat situs Batu Kapal, Masjid Jami Gambar 1. Foto Situs Batu Kapal sebagai wilayah menjadi koleksi penduduk, menunjukkan perbukitan dengan ketinggian 250 M dpl.
pemukiman dan benteng pertahanan tradisional
Luhu dan Data artefaktual Koleksi Penduduk. Kerajaan Hoamoal pada abad ke 17 M. pedang yang diproduksi dari Eropa. Tempat ini berjarak 2 km dari dusun Air
Di areal Situs Batu Kapal, ditemukan sebuah Te m u a n k e r a m i k , b e b e r a p a papaya atau mendekati perbatasan Desa
(Sumber : Dokumen Balai Arkeologi Ambon, 2012)
makam kuno berorientasi utara selatan, diantaranya menjadi koleksi penduduk, selain Air papaya dengan Desa Wayasell. Secara
yang menandakan makam Islam. Makam ini temuan dalam bentuk pecahan yang ditemukan administratif situs ini masuk dalam wilayah
Masjid Luhu, merupakan Masjid
tampaknya merupakan sebuah makam kuno di permukaan tanah pada situs-situs yang di Dusun Wayasel. Masyarakat menyebutnya
Jami Negeri Luhu yang sudah mengalami
yang memiliki nisan berupa nisan menhir. survey. Temuan keramik, koleksi penduduk sebagai Kota Mulu’. Daerah ini merupakan
perombakan, sehingga nyaris tidak ada
Situs batu kapal ini, terdiri dari situs terbuka merupakan wadah yang dipergunakan sehari- padang datar dengan luas mencapai 200 M2.
tanda-tanda kekunoannya. Ciri kunonya
(open site), merupakan lahan datar yang hari antara lain jenis mangkuk besar, mangkuk Pada areal seluas 100 x 50 M, ditemukan
kemungkinan sebagai situs hunian, sekaligus diperlihatkan dari empat tiang di tengah
ruangan serta bedug masjid yang diletakkan di kecil dan piring serta cawan. Warna glasir sebaran keramik dan gerabah. Di duga areal
sebagai pertahanan, mengingat ditemukannya pada umumnya putih kebiru-biruan. Warna inilah adalah pusat kampung negeri lama
struktur batu yang mengelilingi areal datar. serambi masjid. Sementara itu, bagian tangga
masjid, yang sudah diperbaharui, menurut bahan putih keabu-abuan, dengan motif hias Wayasel (Tim Penelitian, 2007: 12).
Di areal ini ditemukan sebaran keramik flora berwarna biru. Jenis keramik ini berasal Berdasarkan identifikasi bentuknya,
dan gerabah yang cukup padat. Situs ini sumber tutur disebutkan bahwa jumlah 12
anak tangga menyimbolkan 12 marga yang dari China, kemungkinan dari masa Dinasti gerabah yang ditemukan di situs ini pada
berjarak sekitar 2 km dari lokasi negeri Luhu Ming (Abad 16-17) dan Qing (17-19 M). umumnya merupakan wadah, diantaranya
sekarang. Dalam sumber tutur diperoleh ada di Negeri Luhu. Berdasarkan keterangan
masyarakat, masjid pertama kalinya dibangun tempayan, mangkuk dan piring. Bentuk
informasi bahwa Situs Batu Kapal, adalah wadah ini umumnya dipergunakan sebagai
lokasi pertahanan terakhir, sebelum Luhu pada pertengahan abad ke 17 M, setelah
utusan Ternate secara resmi memerintah alat sehari-hari Ditemukan pula beberapa
dibumihanguskan oleh VOC dalam periode
Hoamoal. sampel gerabah hias. Yang menarik salah
perang Hongi. Sebaran keramik yang padat,
satunya berupa mangkuk berkaki yang
didominasi oleh keramik China periode
memperlihatkan bentuk semacam pedupaan.
Dinasti Ming (16-17) dan Dinasti Qing (17-
Diduga kuat temuan ini khusus digunakan
19) (Tim Penelitian, 2012: 31).
sebagai alat upacara keagaamaan oleh
Sementara itu gerabah dalam jumlah
masyarakat. Mangkuk ini merupakan wadah
yang lebih sedikit juga ditemukan di areal
tersebut. Hasil analisis morfologi fragmen dengan pola hias yang menunjukkan motif
gerabah yang ditemukan, menunjukkan hias asli Maluku. Pola hias menunjukkan
temuan didominasi oleh gerabah sebagai corak asli Maluku berupa motif geometris,
peralatan sehari-hari. Tampaknya situs ini garis-garis dan garis lengkung setengan
selain sebagai situs benteng pertahanan, lingkaran dengan panel-panel lingkaran
juga dimanfaatkan sebagai hunian, mungkin dan motif hias bintik-bintik. Teknik hias
Gambar 2. Foto lampu minyak buatan Portugis, Gambar 3, 4, dan 5. Foto berbagai bentuk keramik menggunakan teknik gores dan cukil. Pada
oleh para tentara atau prajurit kerajaan pada asing yang menjadi koleksi penduduk di Negeri
masa perang melawan VOC. Tampaknya berbahan kuningan, sebagai salah satu alat umumnya gerabah yang ditemukan berbahan
kelengkapan masjid. Luhu, wilayah bekas pusat Kerajaan Hoamoal
hunian, hanya berlangsung pada masa perang tipis dengan bahan pembuatan yang lebih
(Sumber: Dokumen Balai Arkeologi Ambon, 2012) (Sumber: Dokumen Balai Arkeologi Ambon, 2012)
mempertahankan Luhu dari serangan VOC halus. Ciri ini menunjukkan perkembangan
Data artefaktual Koleksi Penduduk,
pada masa abad ke 17 M. (Tim Penelitian, teknologi pembuatan gerabah yang lebih
meliputi tombak, lampu minyak kelapa, Kedua, di Desa Wayasell, terdapat
2012: 36). maju.
koleksi keramik asing dan gerabah. Tombak situs Kota Mulu’. Di areal situs tersebut
ditemukan batu meja dan makam kuno

104 Kapata Arkeologi Volume 10 Nomor 2, November 2014: 99-112 Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan Hoamoal di Seram Bagian Barat, Wuri Handoko 105
Di areal ini juga ditemukan batu meja tempayan tanah liat, memunjukkan bahwa
terletak sekitar 160 meter dari negeri lama batu meja tersebut masih dimanfaatkan
Wayasel (Kota Mulu’). Melihat posisinya, penduduk sampai sekarang sebagai sarana
masih terletak di areal kampung lama, upacara ritual. Hubungannya dengan batu
mengingat jarak yang relatif dekat, dengan meja yang berassosiasi dengn makam kuno
intensitas temuan gerabah yang masih Islam, serta adanya konteks tradisi atau ritual
dijumpai di titik-titik jalur menuju lokasi yang berlanjut, bisa disimpulkan bahwa
batu meja dari kampung lama. Disekeliling tradisi megalitihik masih berlangsung terus
batu, disusun batu gamping yang menjadikan sejak masa awal pengaruh Islam hingga saat
semacam pembatas yang berjarak hanya ini.
sekitar 50 cm dari posisi batu meja. Di Gambar 7. Foto Salah satu bentuk makam kuno tipe
Ternate, yang diduga sebagai makam penyebar Islam Gambar 8. Foto Prasasti yang tertera di atas pintu
sekitar batu meja juga tampak pagar batu atau utusan Sultan Ternate masuk Masjid Kuno Manipa
benteng berupa gundukan tanah yang telah (Sumber: Dokumen Balai Arkeologi Ambon, 2009) (Sumber: Dokumen Pribadi, 2012)
ditumbuhi semak belukar. Benteng/pagar batu
yang masih tampak berada di sebelah utara Selain Alquran Kuno, juga terdapat Dalam prasasti atau keterangan
dan timur batu meja dengan jarak sekitar 15 makam kuno. Situs makam kuno ini terdiri pembangunan masjid yang ditulis di atas pintu
meter. Di sekitar batu meja merupakan areal terdiri dari 6 (enam) buah makam kuno masuk tertera angka 1232, sebagai angka
semak belukar dan pohon-pohon besar (Tim yang terletak ditengah-tengah atau diantara tahun pendirian masjid. Namun angka itu
Penelitian, 2007:13) pemukiman penduduk.
Gambar 6. Foto Koleksi Mushaf Alquran Kuno, tampaknya menunjukkan angka hijiriah. Jadi
Di sebelah berat batu meja dengan Kompleks makam kuno ini terletak
Koleksi marga Husemahu kemungkinan pembangunan masjid tahun
jarak sekitar 50 m terdapat sebuah makam di Pulau Buano di bagian selatan masjid desa Buano Utara. 1232 H, atau kira-kira sama dengan 1811 M.
kuno. Makam kuno tersebut berupa gundukan (Sumber: Dokumen Balai Arkeologi Ambon, 2009) Makam pada umumnya terdiri dari jirat yang Di atas pintu masjid tertera, tulisan
tanah dikelilingi susunan batu yang tidak dibuat dari susunan batu karang berwarna berhuruf Arab, Bahasa Melayu, sebagai
menutup keseluruhan pemukaan makam. Ketiga, Situs Pulau Buano, temuan hitam. Sedangkan nisan menunjukkan berikut :
Susunan batu nampaknya digunakan sebagai arkeologi Islam yang penting adalah alquran teknologi yang lebih maju, yakni nsian Pasal 1:
jirat dengan menggunakan satu nisan. Kuno dan makam kuno. Alquran kuno dibawa terbuat dari batu karang berwarna hitan yang Bab peri pada menyatakan nama-nama tuan-
Nisan kubur berupa menhir yakni berupa oleh marga Husemahu, difungsikan pada hari telah dipahat atau dihaluskan membentuk tuan raja masowoi dan tuan raja pati
batu lempeng (pipih) dengan ketebalan ramadhan, dibawa ke masjid di simpan di prisma, di bagian atasnya meruncing atau Tuang raja Masawoi dan Tuang Raja Kelang
batu sekitar 10 cm, dengan panjang 120 rumah adat Husemahu. Alquran ini terbuat mebentuk segitiga sedangkan bagian badan dan orang kaya dan tuang orang Saude, dan
cm dan lebar 28 cm. Kondisi menhir sudah tuan orang kaya Buano putih, ada majelis
dari sejenis kertas dengan tingkat kekerasan dan pangkalnya membentuk persegi panjang. pada hari itu, pada berdiri agama buano hatu
tidak berdiri lagi namun telah rubuh rapat serat kertas yang tinggi. Di beberapa bagian Ukuran tinggi nisan antara 50-70 cm, lebar putih sanumi-sanumi dan babul masjid
dengan permukaan makam/gundukan tanah. kertas yang rusak, menunjukkan adanya serat pangkal antara 20-30 cm, lebar bagian atas
Makam kuno tersebut berorientasi utara kertas yang cukup kuat. Kemuingkinan kertas 30-40 cm. Dengan demikian bentuk nisan Pasal 2
selatan, hal ini berarti menunjukkan adanya ini produk luar, hanya saja, tidak ada tanda- menunjukkan semakin ke atas semakin Bab peri pada menyatakan nama-nama
pengaruh Islam. Dapat diduga makam kuno tanda logo tertentu yang tertera pada kertas melabar. Nisan pada umnya dieri motif hias tukang-tukang pertama :
ini memiliki assosiasi dengan batu meja ketika diterawang di sinar matahari secara sulur-sulur dan bentk motif hias trisula yang 1. Rahmate lausepa. 2 Tukan Suku 3. Tukan
di sebelah timurnya. Artinya, orang yang langsung. Dari gaya tulisannya, tampak dibentuk dari motif sulur. Makam kuno pada Salisi 4. Tukan Tiakoly 5. Tukan Tuna,
dimakamkan merupakan pendukung dari dilepas wabilatu ganti dengan Tukan kum
sekali alquran ini dhasilkan dari tulisan umumnya menunjukkan makam dengan dan Tukan Masawoi dan tukan Maulna
kebudayaan atau tradisi megalithik dengan tangan. Adanya alqur an kuno bisa menjadi tipologi hiasan makam Tipe ternte sedangkan Bahrun Mihrab, Nabi SAW dan bab pintu
menggunakan sarana batu meja sebagai media bukti bahwa pengaruh Islam sudah sangat bentuknya lebih identik dengan makam tipe masjid pada tahun 1232 H
ritual. Meskipun melihat orientasi makam, kuat di daerah itu. Alquran kuno salah satu Demak (Tim Penelitian, 2009: 11-12)
menunjukkan bahwa orang yang dimakamkan fungsinya kemungkinan sebagai medium Keempat, data arkeologi di Wilayah Bab peri pada menyatakan
tersebut sudah mendapat pengaruh Islam, untuk sosialisasi ajaran Islam di daerah itu, Pulau Manipa. Dalam tinjauan singkat di Nama-nama penghulu
namun tradisi ritual nenek moyang dengan 1. Imam Suku dan Robo dan Modim Saman.
baik masa awal maupun masa perkembangan Pulau Manipa, tepatnya di desa Tumeluhu, Bab pada menyatakan nama-nama orang
media batu meja tetap dijalankan (Tim Islam di wilayah itu (Tim Penelitian, 2009: terdapat masjid kuno yang kemungkinan di tua pertama
Penelitian, 2007 :14) 10). bangun pada awal abad ke 19 M. 2. Orang tua leka uku an orang tua salisi
Melihat temuan berbagai sesajen di dan orang tua kasila ini haja babun
sekeling betu meja serta adanya pecahan mihrab.

106 Kapata Arkeologi Volume 10 Nomor 2, November 2014: 99-112 Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan Hoamoal di Seram Bagian Barat, Wuri Handoko 107
adanya perkembangan Islam misalnya, Tentang aktifitas dagang, selain orang-
adalah Masjid Jami Luhu, yang sudah banyak orang Cina tidak menutup kemungkinan
mengalami perubahan, kecuali di bagian adanya interaksi dengan Kerajaan Ternate
tengah masjid, yang ditandai oleh sokoguru, yang memang dikenal telah lama memiliki
berjumlah empat buah tiang. Selain itu kontak dengan Kepulauan Maluku bagian
terdapat beberapa makam keturunan raja, selatan. Di wilayah Buano sampai saat ini
diantaranya yang masih mencirikan makam terdapat marga yang secara turun temurun
kuno dengan bentuk makam jirat terbuka telah bermukim dan menjadi penduduk asli
dengan nisan menhir yakni makam keturunan Pulau Buano yang leluhurnya berasal dari
Payapo salah satu marga Raja, yang terletak di Ternate yakni marga Nurlette. Persentuhan
depan masjid. Selain itu banyak benda-benda wilayah Buano dan Kelang dengan budaya
koleksi penduduk, berupa senjata-senjata Islam, selain berasal dari Ternate, tidak
tradisional, yang kemungkinan difungsikan menutup kemungkinan baik langsung maupun
pada masa perang Hoamoal abad ke 17 M, tak langsung, juga pengaruh pedagang Persia
Gambar 9. Peta Hoamoal diantaranya, pedang, tombak dan sebagainya. dan Arab, juga pengaruh Islam dari Jawa.
(Sumber: Gerith Knaap, 2004:20) Selain itu juga koleksi penduduk yang diduga Sementara persentuhan dengan para pedagang
sebagai alat-alat perlengkapan masjid kuno China, pada abad 17 M menunjukkan pada
Prasasti tulisan Arab berbahasa menjelaskan secara langsung kaitan antara diantaranya lampu kuningan dan Alquran abad itu aktivitas perdagangan di wilayah
melayu yang tertera di atas pintu masjid, Ternate dan Hoamoal, namun menyangkut kuno jenis cetakan yang kemungkinan dicetak tersebut berlangung pesat.
secara garis besar sesungguhnya menerangkan Islamisasi di wilayah ini dapat saling dikaitkan. pada akhir abad ke 19 M. Survei arkeologi di daerah kekuasaan
perihal proses pembangunan masjid dan Data arkeologi dapat memberikan gambaran Berdasarkan temuan arkeologi, Kerajaan Hoamoal, yakni Pulau Manipa,
kronologi pendirian masjid tua tersebut. tentang Islamisasi, sehingga memiliki seperti makam Islam, Alqur ‘an Kuno dan Kelang dan Buano juga menemukan data-
Dalam proses pendirian masjid, diterangkan pertautan atau dapat mengkonfirmasi data berbagai bentuk benda pusaka, menunjukkan data pendukung tentang gerakan Islamisasi di
bahwa proses pendirian masjid dilakukan sejarah tentang Islamisasi wilayah Hoamoal perkembangan budaya Islam yang sangat wilayah kerajaan ini, di Pulau Manipa dterdapat
melalui proses musyawarah oleh para pemuka yang berasal dari Ternate. kuat. Bentuk-bentuk makam menunjukkan masjid kuno yang di bangun sekitar abad 18
masyarakat. Penjelasan itu dapat diartikan Dalam tulisan Leirizza (1973) tipe yang memiliki kesamaan dengan tipe M, meskipun dalam kepercayaan penduduk,
bahwa pada masa masjid didirikan oleh pengaruh Ternate di wilayah Luhu sudah nisam makam di Jawa, namun berbagai masjid di bangun abad ke 12 M. Angka tahun
para pemuka masyarakat, menandai bahwa tampak ketika wakil Ternate pada tahun 1605 bentuk ukiran menunjukkan pula pengaruh Islam di atas pintu masjid, menunjukkan
Islam telah diterima secara resmi sebagai yakni Gimelaha Besi Frangi ditempatkan Ternate. Tidak menutup kemungkinan pada tahun 1231 H, yang menunjukkan abad 18 M.
agama resmi pada tahun 1232 H. Selanjutnya di wilayah Hoamoal yakni sebuah tempat masa perdagangan, kontak dengan pedagang Data arkeologi yang lebih tua, kemungkinan
prasasti itu juga menerangkan nama-nama bernama Gamsugi, suatu tempat khusus muslim Jawa juga sudah sangat intensif. terdapat di Pulau Buano, selain Alquran kuno
marga yang bertugas sebagai imam, modin yang didirikan di kota pelabuhan Luhu di Dari hasil temuan keramik di Pulau yang kemungkinan ditulis abad ke 16-17 M,
(muadzin, yang bertugas melafalkan azan) pantai timur jazirah Hoamoal (Seram Barat). Buano dan Kelang, maka dapat disimpulkan, juga terdapat kompleks makam kuno, yang
serta yang bertindak sebagai khutbah. Selain Gimelaha Bassi ini memerintah hingga wilayah Kelang dan Buano telah membangun kemungkinan makam para penyiar Islam.
itu juga tercatat nama-nama marga yang tahun 1611 atau 1612 (Leirizza, 1973:86). kontak perdagangan secara intensif dengan Tipologi makam menunjukkan tipologi
terlibat sebagai tenaga pertukangan dalam Penjelasan selanjutnya adalah bahwa ciri daerah luar. Temuan keramik China, makam Ternate (Tim Penelitian, 2009:12).
membangun masjid. penting dari daerah yang diperintah oleh mengindikasikan adanya perdagangan Di wilayah daratan Hoamoal ditemukan
Gimelaha adalah meluasnya agama Islam. instensif Bangsa China ke wilayah Pulau situs yang kemungkinan dimanfaatkan sebagai
Masjid-masjid dan surau-surau merupakan Kelang dan Buano (Tim Penelitian, 2009: 14). benteng pertahanan tradisional, yakni Situs
J E J A K I S L A M D A N budaya yang terdapat di hampir setiap negeri, Temuan keramik di Pulau Buano dan Kelang Batu Kapal. Situs batu kapal ditandai oleh
PERKEMBANGANNYA terutama negeri-negeri di pantai. dapat didentifikasi berasal dari China yang temuan struktur atau susunan batu keliling,
Data arkeologi yang ditemukan di Penjelasan sejarah ini sesuai dengan umumnya dari Dinasti Ming (16-17 M), Qing yang menandai sebagai situs pertahanan
wilayah Kerajaan Hoamoal, baik secara data arkeologi yang ditemukan, baik data (17-19 M). Sejak abad itu, sangat mungkin sekaligus sebagai hunian. Areal rata, dengan
langsung maupun tidak langsung dapat arkeologi berbentuk artefak maupun bangunan pelabuhan tua Pulau Buano dan Kelang sangat lanskap perbukitan landai dekat daerah
memberi petunjuk tentang Islamisasi di monumental. Survei arkeologi, menemukan ramai disinggahi kapal-kapal dagang berbagai pantai serta sumber air yang cukup, sangat
wilayah ini. Jika dalam catatan sejarah bahwa bukti-bukti perkembangan kerajaan Islam bangsa luar seperti China, Arab dan Eropa, startegis sebagai lokasi pertahanan sekaligus
Hoamoal merupakan bagian dari kekuasaan Hoamoal, di antaranya di Negeri Luhu yang yakni Portugis dan Belanda. hunian. Bukti-bukti hunian ditemukan adanya
Ternate. Data arkeologi meskipun tidak dapat ditempati penduduk sekarang. Bukti–bukti sebaran gerabah dan keramik dari periode

108 Kapata Arkeologi Volume 10 Nomor 2, November 2014: 99-112 Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan Hoamoal di Seram Bagian Barat, Wuri Handoko 109
Ming (abad 14-16 M) dan Qing (17-19 M). PENUTUP DAFTAR PUSTAKA
Temuan keramik asing di dominasi oleh Berdasarkan hasil penelitian baik
keramik Qing, yang menandakan bahwa situs berupa data arkeologi maupun pelacakan Akbar, Ali., 2012. Khasanah Mushaf Alquran
Kuno Maluku. Pameran dalam Rangka
tersebut intensif digunakan pada abad 17 M, atas sumber-sumber literatur, maka Kerajaan Penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil
yang jika dikonfirmasi dengan data sejarah, Hoamoal tak dapat disangsikan lagi merupakan Quran (MTQ) Nasional XXIV Maluku.
menunjukkan periodesasi akhir pemerintahan sebuah wilayah kerajaan yang mendapat Latjnah Penthasihan Mushaf Alquran
Islam Kerajaan Hoamoal, karena pada periode pengaruh dari wilayah pusat kekusaaan Islam Badan Litbang dan Diklat Kementerian
tersebut, hegemoni VOC telah menguasai Ternate di Maluku Utara. Meskipun secara Agama RI
Kerajaan Hoamoal. lokalitas, terdapat sanggahan atas kekuasaan
Leirissa R.Z., 1973. Kebijaksanaan VOC untuk
Pada masa puncak kejayaannya, Ternate di Hoamoal, namun bukti-bukti cukup mendapatkan Moniopoli Perdagangan
Kerajaan Hoamoal tercatat dalam berbagai menerangkan bahwa Hoamoal bagian dari Cengkeh di Maluku Tengah antara Tahun
sumber lisan, mengembangkan wilayah ekspansi kekuasaan Ternate sebagaimana 1615 dan 1652, dalam Bunga Rampai
kekuasaannya di wilayah pulau-pulau kecil banyak diuraikan dalam catatan sejarah lokal. Sejarah Maluku (1), Lembaga Penelitian
di sekitar pesisir selatan Pulau Seram Bagian Bukti-bukti arkeologi maupun sejarah Daerah Maluku, Jakarta.
Barat. Dalam sumber tutur disebutkan Pulau memberikan penekanan pada bukti kekuasaan
Leirissa, R.Z., 2001. Jalur Sutera: Integrasi Laut-
Kelang, Buano dan Manipa merupakan Ternate atas Hoamoal. Berdirinya Masjid Darat dan Ternate sebagai Bandar di Jalur
wilayah kekuasaan Hoamoal sekaligus basis Jami Luhu menadai berdirinya sebuah Sutera. Dalam M.J. Abdulrahman, et.al.
pertahanan terluar dari Kerajaan Hoamoal. kerajaan yang dapat dihubungkan dengan Ternate: Bandar Jalur Sutera, LinTas
Temuan arkeologi, berupa peninggalan- adanya pemerintahan pertama oleh utussan (Lembaga Informasi dan Transformasi
peninggalan Islam di wilayah tersebut Ternate yang bergelar Gimelaha. Selain itu Sosial). Ternate
mengindikasikan mendapat pengaruh Islam, berbagai artefak di permukaan tanah dalam
Gambar 10. Foto. Mushaf Alquran dari Pulau Patikayhatu, dkk., 2009. Sejarah Negeri dan Desa
baik secara langsung dari wilayah Kesultanan bentuk pecahan maupun artefak yang masih di Kota Ambon. Ambon: Dinas Pariwisata,
Manipa, Koleksi Universitas Leiden.
Ternate maupun dari Kerajaan Hoamoal. (Sumber: Litbang Kementerian Agama, 2012)
utuh koleksi penduduk seperti keramik Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga.
Dalam catatan sejarah, Luhu dalah asing membuktikan bahwa perkembangan
kota pelabuhan dari Kerajaan Hoamoal. Dalam sejarah disebutkan bahwa aktifitas perdagangan semakin intensif Mahmud, Irfan., 2001. Determinasi Budaya
K ejay an K erajaan Luhu (Hoamual) setelah terbentuknya pemerintahan di Islami di Wilayah Pinggiran Kekuasaan
setelah dikuasai atau ditaklukkan, VOC, Bugis. WalannaE. Jurnal Arkeologi
mengalami keruntuhan akibat kekerasan banyak masyarakat Kerajaan Hoamoal Kerajaan Hoamoal. Data sejarah yang
Sulawesi Selatan dan Tenggara. Vol IV No
Bangsa Belanda yang ingin monopoli hasil meninggalkan negeri dan mencari pemukiman menyebutkan bahwa pemerintahan Islam 6 Juni. Balai Arkeologi Makassar.
cengkeh di Kerajaan (Hoamual) selama baru. Berdasarkan tradisi tutur masyarakat di Hoamoal berlangsung sejak awal abad ke
kurang lebih 31 Tahun, disertai dengan Pulau Buano dan Manipa, masyarakat dari 17 M berkesesuaian dengan data artefaktual Putuhena, Shaleh 2001 Proses Perluasan Agama
penebangan cengkeh (Ekstirpasi) oleh Hoamoal sebagian diantaranya mendirikan keramik asing yang juga menunjukkan Islam di Maluku Utara. Dalam M.J.
pasukan Hongitochtennya. Perang yang kronologi mulai abad ke 17 M dan selanjutnya Abdulrahman, et.al. Ternate: Bandar
pemukiman baru ke Pulau Buano dan Jalur Sutera, Ternate: LinTas (Lembaga
berlangsung dari tahun 1625-1656 itu dikenal Manipa. Di Pulau Manipa dukungan data berkembang hingga abad 18-19 ketika
Informasi dan Transformasi Sosial).
dengan nama perang Hoamual. Perang Mushaf Alquran Kuno koleksi Perpustakaan perdagangan bangsa Eropa semakin intensif.
tersebut berhasil meluluh lantakan sendi- Universitas Leiden memperkuat penjelasan Hal ini mendukung penjelasan sejarah bahwa Ricklefs, M.C 2008 Sejarah Indonesia Modern
sendi kehidupan Kerajaan Hoamual. Paska tentang puncak perkembangan Islam pada Islamisasi di wilayah Hoamoal mendapat 1200-2004. Jakarta. PT Serambi Ilmu
perang Hoamual tepatnya mulai tanggal 6 abad 17 M. Mushaf Alquran kuno tersebut pengaruh dari Ternate dan puncak Islamisasi Semesta.
Maret 1656 Belanda melakukan deportasi bertarikh 1694 M ditulis di Pulau Manipa oleh berlangsung sejak awal abad 17 M ketika
(pemindahan penduduk secara paksa) yang utusan ternate memerintah di wilayah itu, Tjandrasasmitha, Uka 2009 Arkeologi Islam
Batu Langkai, imam Tomilehu (Akbar, 2012 : Nusantara. Jakarta. Kepustakaan Populer
adalah merupakan sebagian dari politik 15 ). Meskipun pada masa itu pengaruh Eropa dan berlangsur-angsur surut ketika hegemoni Gramedia (KPG).
pecah belah (Devide et Impera). Akhirnya, juga sangat kuat, namun tradisi Islam melalui Kolonial melalui VOC menguasai wilayah
kekuasaan Kerajaan Hoamual yang dulu penulisan mushaf Alquran menunjukkan serta menguasai monopoli perdagangan Tim Penelitian, 2007 Survei Arkeologi di
meliputi 99 desa / dusun, kini hanya tinggal bahwa perkembangan syiar Islam justru cengkeh yang menimbulkan perpecahan dan Kawasan Air Papaya dan Wayasel,
sebuah desa yaitu Desa Luhu dengan 16 dusun pada akhirnya Hoamoal dapat dihancurkan Kecamatan Hoamoal Belakang. Laporan
meningkat. Penelitian. Balai Arkeologi Ambon.
bawahannya. sampai kemudian pemerintahan Islam
Tidak terbit
berakhir.
Tim Penelitian, 2009 Survei Arkeologi di Wilayah
***** Pulau Kelang dan Buano. Laporan

110 Kapata Arkeologi Volume 10 Nomor 2, November 2014: 99-112 Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan Hoamoal di Seram Bagian Barat, Wuri Handoko 111
Penelitian. Ambon. Balai Arkeologi INDEKS PENULIS
Ambon. Tidak terbit
KAPATA Arkeologi Volume 10, Nomor 1, Juli 2014, dan Nomor 2, November 2014
Tim Penelitian, 2012 Penelitian Arkeologi
Islamisasi di Wilayah Kerajaan Hoamoal.
Lapoaran Penelitian. Ambon. Balai
Arkeologi Ambon. Tidak terbit
B
Bau Mene
Pola Hias Gerabah pada Situs-Situs di Kawasan Danau Sentani, Papua, 10 (2): halaman 67-76

C
Cheviano Alputila
Pasang Surut Penyebaran Agama Katolik di Maluku Utara pada Abad 16-17, 10 (1): halaman 1-12
Makam Tradisional Etnis Cina di Kota Ambon, 10 (2): halaman 55-66

K
Karyamantha Surbakti
Penggunaan Tinggalan Batu Pamali sebagai Media Pelantikan Raja di Desa Liang, Kecamatan
Teluk Elpaputih, Kabupaten Maluku Tengah, 10 (2): halaman 77-84

L
Lucas Wattimena
Lukisan Cadas: Simbolis Orang Maluku, 10 (1): halaman 47-54

M
Marlon Ririmasse
Pengetahuan Arkeologi sebagai Muatan Lokal: Penerapannya di Maluku, 10 (1): halaman 13-22

Mezak Wakim
Kepulauan Aru dan Integrasi Kebangsaan dalam Perspektif Sejarah dan Budaya, 10 (1): halaman
23-32

S
Syahruddin Mansyur
Sistem Perbentengan dalam Jaringan Niaga Cengkih Masa Kolonial di Maluku, 10 (2): halaman
85-98

W
Wuri Handoko
Tradisi Nisan Menhir pada Makam Kuno Raja-Raja di Wilayah Kerajaan Hitu, 10 (1): halaman
33-46
Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan Hoamoal di Seram Bagian Barat, 10 (2): halaman 99-112

112 Kapata Arkeologi Volume 10 Nomor 2, November 2014: 99-112

Anda mungkin juga menyukai