Anda di halaman 1dari 46

I.

PROSEDUR UJI KADAR AIR TANAH


(ASTM D 2216-98)
Maksud
Memeriksa kadar air dari suatu contoh tanah. Kadar air tanah adalah perbandingan antara massa
(berat) air yang dikandung tanah dan massa (berat) kering tanah, dinyatakan dalam persen.

Alat
1. Oven dengan suhu dapat diatur konstan pada 105°-110°C.
2. Timbangan yang mempunyai ketelitian sekurang-kurangnya :
a) 0,01 gram – untuk massa kurang dari 100 gram,
b) 0,10 gram untuk – massa antara 100 – 1000 gram,
c) 1,00 gram untuk – massa lebih dari 1000 gram.
3. Desikator
4. Cawan timbang tertutup dari gelas atau kolam tahan karat.
Benda Uji
Contoh tanah (basah) yang akan diperiksa, dengan massa (berat) minimum tergantung pada ukuran
terbesar dari butir tanah.

Massa tanah (basah) minimum


Ukuran butir
Ukuran ayakan Ketelitian kadar air
maksimum Ketelitian kadar air 1%
0,1%
2,00mm No. 10 20 g 20 g
4,75mm N0. 4 100 g 20 g
9,5mm 3⁄ 𝑖𝑛𝑐𝑖 500 g 50 g
8
19mm 3⁄ 𝑖𝑛𝑐𝑖 2,5 Kg 250 g
4
38mm 1 1⁄2 𝑖𝑛𝑐𝑖 10 Kg 1 Kg

76mm 3 𝑖𝑛𝑐𝑖 50 Kg 5 Kg

Pelaksanaan
1. Bersihkan dan keringkan cawan timbang, kemudian timbang dan catat massanya (=𝑀1 )
2. Masukan contoh tanah (basah) kedalam cawam timbang, kemudian bersama tutupnya
ditimbang (=𝑀2 )
3. Dalam keadaan terbuka, cawan bersama tanah dimasukan ke dalam oven (105° - 110°C)
selama 16 – 24 jam. Tutup cawan disertakan dan jangan sampai tertukar dengan cawan lain.
4. Cawan dengan tanah kering diambil dari oven, didinginkan dalam desikator. Setelah dingin
cawan ditutup.
5. Cawan tertutup bersama tanah kering ditimbang (=𝑀3 ).
Hitungan
𝑴𝒂𝒔𝒔𝒂 𝒂𝒊𝒓
Kadar air w = 𝑴𝒂𝒔𝒔𝒂 𝒕𝒂𝒏𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒓𝒊𝒏𝒈 × 𝟏𝟎𝟎%
𝑴 −𝑴
= 𝑴𝟏−𝑴𝟑 × 𝟏𝟎𝟎% (𝒅𝒖𝒂 𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂 𝒅𝒊𝒃𝒆𝒍𝒂𝒌𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒐𝒎𝒂)
𝟑 𝟏

Catatan
1. a. Bila diragukan bahwa setelah 24 jam tanah mungkin belum kering, pengeringan dalam
oven dilanjutkan beberapa jam dan pada penimbangan kedua yang berurutan, massa yang
didapat tidak boleh berkurang lagi (makimum selisih 0,1%).
b. Untuk tanah yang mudah terbakar seperti tanah yang mudah mengandung bahan organic
atau mengandung gips, gunakan tempertur oven sekitar 60° - 80°C. waktu pengeringan
bias lebih dari 24 jam dan digunakan cara seperti tersebut pada butir 1.a
c. Tanah pasir dapat kering dalam waktu yang lebih cepat, yaitu beberapa jam.
2. Pemeriksaan kadar air tanah, selain dilakukan pada tanah asli, juga merupakan pelengkap dari
pengujian lain, seperti uji pemadatan, batas-batas konsistensi, konsolidasi dan lain sebagainya.
3. Pemeriksaan kadar air sebaiknya dilakukan secara duplo, yaitu digunakan 2 benda uji dengan
cawan, yang hasilnya harus hampir sama, kemudian harganya dirata-ratakan. Jika selisih harga
kedua percobaan terlalu jauh, maka percobaan harus diulang.
4. Jika massa tanah yang diuji kurang dari yang tercantum dalam tabel diatas, maka dalam
laporan perlu disebutkan.
LEMBAR PRAKTIKAN

1. UJI KADAR AIR TANAH

Sketsa Alat

Hasil Pengamatan

HASIL PENGAMATAN I II
1 No Cawan timbang
2 Berat Cawan Kosong M1 gram 9 9
3 Berat Cawan + tanah basah M2 gram 54 57
4 Berat Cawan + tanah Kering M3 gram 50 43
5 Berat Air (M2-M3) gram 4 14
6 Berat tanah Kering (M3-M1) gram 41 34
7 Kadar Air {(M2-M3)/(M3-M1)}x100% 9.7561 41.1765
8 Kadar Air rata - rata 25.46628407
Hari/Tanggal Praktikum : No. Kelompok :
Nama Praktikan : No. Mahasiswa :
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.

Asisten/ Laporan Mahasiswa

………………………………… …………………………………
II PROSEDUR UJI GRAVITASI KHUSUS ( SPECIVIC GRAFITY ) TANAH.
( ASTM 854-02)

Maksud

Penentuan gravitasi khusus sesuatu contoh tanah. Gravitasi khusus tanah adalah perbandigan
antar masa butir-butir dengan massa air destilasi di udara dengan volume yang sama dan pada
temperature tertentu. Biasanya diambil pada temperatur 27,5o C.

Alat

1. Piknometer, yaitu botol gelas dengan leher sempit dan tutup ( dari gelas ) yang berlubang

kapiler, dengan kapasitas 500 cc atau lebih besar.

2. Timbangan dengan ketelitian 0.001 gram

3. Air destilasi bebas udara ( dalam “wash bottle” )

4. Oven dengan suhu yang dapat diatur pada 105o – 110

5. Desikator

6. Termometer.

7. Gumpalan Cawan porselen ( mortar ) dengan pestel ( penumbuk berkepala karet ) untuk

menghancurkan tanah menjadi butir-butir tanpa merusak butiran-butirannya sendiri.

8. Alat vaccum atau kompor


Benda uji

Contoh tanah sekitar 30 – 40 gram yang akan di gunakan yang akan di gunakan untuk
pemeriksaan secara duplo (2 percobaan yang terpisah )

Pelaksanaaan

1. Piknometer dibersihkan luar dalam dan dikeringkan, kemudian ditimbang ( =M1)

2. Contoh tanah dihancurkan pad cawan porselen dengan menggunakan pastel, kemudian

dikeringkan dengan oven

3. Ambil tanah kering dari oven dan langsung didinginkan dalam desikator. Setelah dingin,

dari desikator segera/lansung dimasukan dalam piknometer sebanyak sekitar 10 gram.

4. Piknometer dengan tutupnya berisi tanah ( =M2 )

5. Isi air destikasi kurang dari 10 cc kedalam piknometer, sehingga tanah terendam seluruhnya

lalu dibiarkan 2 – 10 jam

6. Tambahkan air destilasi sampai kira-kira setengah/du per tiga penuh. Udara yang

terperangkap di antara butir-butir tanah harus dikeluaran/dihilangkan yang dapat dilakukan

dengan salah satu cara dibawa ini.

a. Piknometer bersama air dan tanah dimasukan dalam bejana tertutup, selanjutnya di

vaccum ( tidak melebihi 100 mg hg ), sehingga gelembung-gelembung udara keluar dan

air menjadi jernih.

b. Piknometer direbus dengan hati-hati sekitar 10 menit, sekali-sekali piknometer

dimiringkan untuk membantu keluarnya udara , kemudian dibiarkan dingin.

7. Piknometer ditambah air destilasi sampai penuh dan ditutup. Bagian luar piknometer

dikeringkan dengan kain kering. Setelah itu piknometer berisis tanah dan air ditimbang (

=M3 ). Air dalam piknometer di ukur suhunya dengan termometer ( =t0 C ).

8. Piknometer di kosongkan dan dibersihkan, kemudian diisi penuh dengan air destilasi, bebas

udara, bagian luar piknometer dikeringkan dengan kain kering. Piknometer penuh air

ditimbbang ( =M4 ). Hal ini dikerjakan segera setelah selesai no. 5, agar suhu udara masih

sama dengan keadaan No. 5.


Hitungan
1. Gravitasi khusus butir-butir tanah pada suhu to C adalah

Massa butiran M5
G= =
Massa air dengan volume yang sama Mw

( M2 – M1 )
= atau
( M4 – M1 ) – ( M3 – M2 )

( M2 – M1 )
G=
( M2 – M1 ) – ( M3 – M4 )

2. Gravitasi khusus tanah pada temperatur 27,5o C adalah

Gravitasi khusus air toC

Gradasi khusus air pada 27,5oC

G ( 27,5o) = G(to)
Gravitasi khusus air ( densitas ) pada masing-masing temperatur dapat dilihat pada
daftar.

Catatan :
1. Piknnometer 50 cc digunakan untuk butir-butir yang lewat saringan No. 4. Untuk

butir-butir yang lebih besar dari saringan dari No. 4, digunakan piknometer yang

lebih besar ( misalnya 100 cc). jika tanah merupakan campuran antara butir-butir

kasar ( tertahan saringan No. 4) dan butir-butir halus, butir-butir tersebut harus

dipusahkan dengsn saringan No 4 kemudian masing-masing dikerjakan sendiri-

sendiri, kemudian harga gravitasi khusus tanah diambil rata-rata dari keduanya.

Pada percoaan penentuan gradasi dengan cara pengendapan ( cara pipet atau

hydrometer ), gravitasi khusus butir-butir ditentukan dari butir-butir yang lolos

saringan No. 10.


2. Sebagai air pengganti destilasi sering digunakan keroseneuntuk tanah yang

mengandung bahan banyak organic.

3. Contoh tanah basah dapat juga digunakan dan langsung digunakan piknometer, asal

diketahui kadar airnya.

4. Secara praktis, pengaruh temperature tidak terlalu besar dan pengaruh yang besar

terhadap kesalahan hasilnya adalah bersihnya udara yang terperangkap antara butir-

butir yang larut dalam air, sehingga pembersihan udara ini harus sebaik-baiknya

5. Pekerjaan penentuan gravitasi khusus suatu tanah di lakukan secara duplo, yaitu

dilakukan dua kali yang terpisah. Hasil kedua percobaan harus tidak banyak

berbeda dan diratakan. Jika selisih dari kedua percobaaan terlalu jauh maka

percobaaan gravitasi khusus ini harus di silang

6. Di eberapa negar lain, digunakan suhu 20o C.

DAFTAR GRAVITASI KHUSUS AIR


Temperatur Gravitasi khusus
( toC)
20 0.9982
21 0.9980
22 0.9978
23 0.9976
24 0.9973
25 0.9971
26 0.9968
27 0.9965
27,5 0.9964
28 0.9963
29 0.9960

Temperatur Gravitasi khusus


( toC)
30 0.9957
31 0.9954
32 0.9951
33 0.9947
34 0.9944
35 0.9941
36 0.9937
37 0.9934
38 0.9930
38 0.9926
40 0.9922
LEMBAR PRAKTIKAN

II. UJI GRAVITASI KHUSUS ( SPECIFIC GRAVITY ) TANAH.

Sketsa alat

Hasil pengamatan

1 Piknometer no
2 Berat iknometer kosong M1 gram 40
3 Berat piknometer + tanah kering M2 gram 92
4 Berat piknometer + tanah + air M3 gram 170
5 Berat piknometer + air M4 gram 1189
6 Temperature to C
7 A = M2 – M 1 51
8 B = M3 – M 4 51
9 C=A–B 0
10 Gravitasi khusus, G1 = A/C 0
11 Gravitasi khusus rata-rata, G1
12 Gair padat toC
13 G untuk 27,5o C = G = ( G1 x padat to-C)/
( gas pada 27,5oC)

III. PROSEDUR UJI BATAS CAIR TANAH


(ASTM D 4318-00)

Maksud
Menentukan batas cair tanah. Batas cair suatu tanah adalah kadar air tanah tersebut pada keadaan
batas peralihan antara cair dan keadaan plastis. Alat uji batas cair adalah casagrande. Kedua bagian
tanah dalam mangkok dipisahkan dengan alat pembarut, terbentuk alur lebar 2mm (seperti yang
diuraikan dibawah), dan menutup kembali sepanjang 13mm (1/2 inci) oleh 25 pukulan dengan
kecepatan 2 pukulan perdetik.

Alat
1. Alat batas cair Casagrande
2. Alat pembarut (grooving tool)
3. Cawan porselen (mortar)
4. Pestel (penumbuk/ penggerus) berkepala karet atau dibungkus karet.
5. Spatel
6. Saringan No. 40
7. Air destilasi dalam botol cuci (wash bottle)
8. Alat-alat pemeriksa kadar air (lihat percobaan kadar air).

Benda Uji
Contoh alat yang perlu disediakan untuk pemeriksaan ini sebanyak ±300 – 400 gram. Contoh tanah
ini harus bebas atau telah dibebaskan dari butir-butir yang lebih besar dari 0,425mm (yang tertahan
saringan No. 40). Untuk contoh tanah yang memang tidak mengandung butir-butir kasar lebih besar
dari 0,425mm dapat langsung diperiksa batas cairnya tanpa persiapan lebih dulu.
Apabila contoh tanah mengandung butir-butir kasar, mula-mula keringkan dalam suhu udara (atau
dengan alat pengering dengan suhu kurang dari 60°C) secukupnya saja, sampai dapat disaring
dengan saringan.
Pecahkan gumpalan-gumpalan tanah dengan digerus dalam mortar dengan menggunakan pestel
(penumbuk/ penggerus) dengan kepala terbungkus karet, sehingga butir-butir tidak rusak. Kemudian
saring dengan saringan No. 40.
Bagian yang tertahan saringan No. 40 disingkirkan dan bagian yang lewat saringan digunakan
sebagai benda uji ini.
Persiapan Alat
1. Periksa alat Casagrande yang akan dihunakan, bahwa alat dalam keadaan dan dapat bekerja
dengan baik, baut-baut tidak longgar, sumbu mangkok tidak sangat aus sehingga mangkok
goyang dan mangkok tidak terlalu aus pada bagian alurnya, juga periksa alat pembarut
mempunyai ukuran yang benar.
2. Periksa apabila pegangan diputar, mangkok akan terangkat setinggi 1cm. gunakan pegangan
alat pembarut sebagai pengukur. Bila tidak benar, atur sehingga didapatkan tinggi jatuh 1cm.

Pelaksanaan
1. Taruhlah contoh tanah (sebanyak kurang lebih 200gram) dalam mangkok porselan, campurt
rata dengan air destilasi sebanyak kira-kira 15 – 20cc. aduk, tekan-tekan dan tusuk-tusuk
dengan spatel. Bila perlu tambahkan air secara bertahap, tambah sekitar 1cc – 3cc, aduk, tekan
dan tusuk-tusuk, tambah air lagi dan seterusnya, sehingga diperoleh adukan yang benar-
benar merata.
2. Apabila adukan tanah ini telah merata, dan kebasahannya telah menghasilkan sekitar 25 – 35
pukulan pada percobaan, contoh tanah diperam paling tidak selama 16 jam.
3. Setelah diperam, contoh tanah ini diaduk-aduk lagi kemudian diuji dengan memasukan
sebagian tanah tersebut dalam mangkok casagrande. Gunakan spatel, sebar dan tekan
dengan baik, sehingga tidak terperangkap gelembung udara dalam tanah.
4. Ratakan permukaan tanah dan buat mendatar dengan ujung terdepan tepat pada ujung
terbawah mangkok. Dengan demikian tebal tanah pada bagian terdalam akan terdapat 1cm.
jika ada kelebihan, kembalikan kelabihan tersebut kedalam mangkok porselan.
5. Digunakan alat pembarut, untuk membuat alur lurus pada garis tengah mangkok seartah
dengan sumbu alat, sehingga tanah terpisah menjadi dua bagian secara simetris. Bentuk alur
harus baik dan tajam dengan ukuran harus sesuai dengan alat pembarut.
6. Untuk selanjutnya,
a. Segera gerakan memutar, sehingga mangkok terangkat dan jatuh pada alasnya dengan
kecepatan 2 putaran perdetik, sampai kedua bagian tanah bertemu kira-kira 13mm (1/2
inci). Catatlah jumlah pukulan yang diperlukan tersebut,
b. Pada percobaan pertama tersebut, jumlah pukulan yang diperlukan harus antara 25 – 35
kali. Bila ternyata lebih dari 35 kali, berarti tanah kurang basah dan kembalikan tanah dari
mangkok porselen casagrande ke cawan porselen, tambahkan sedikit demi sedikit air dan
aduk seperti tadi sampai merata,
c. Cuci mangkok casagrande dengan air, kemudian keringan dengan kain kering. Kemudian
ulangi pekerjaan seperti tersebut pada no. 3 sampai no. 5a.
7. Ambilah segera dari mangkok sebagian tanah dengan menggunakan spatel secara melintang
tegak lurus termasuk bagian tanah yang bertemu. Periksalah kadar air tanah tersebut (lihat
percobaan kadar air).
8. Ambil sisa tanah yang masih ada dalam mangkok dan kembalikan ke cawan porselen, tambah
lagi dengan air secara merata, cuci dan keringkan mangkok.
9. Ulangi pekerjaan pada nomor-nomor 3, 4, 5.a, 6, 7 sehingga diperoleh 3 atau 4 data yang
berhubungan antara kadar air dan jumlah pukulan antara 15 sampai 35 pukulan dengan
masing-masing selisihnya hamper sama. Percobaan ini harus dilaksanakan dari keadaan tanah
yang kurang cair kemudian makin cair.

Hitungan
Setiap data hubungan antara kadar air tanah dan jumlah pukulan merupakan satu titik dlam grafik,
jumlah pukulan sebagai absis (dengan skala log) dan kadar air sebagai ordinat (dalam persen skala
biasa).
Tarik garis lurus penghubung terbaik dari titik-titik yang diperoleh pada perpotongan garis
penghubung tersebut dengan garis vertical 25 pukulan. Batas cair dilaporkan sebagai bilangan bulat
yang terdekat.

Catatan
1. Suatu cara pendekatan untuk menentukan batas cair dapat digunakan satu data jumlah
pukulan dan kadar air dihitung dengan rumus :

𝐿𝐿 = 𝑊𝑁 . (𝑁/25)0,121
\
Dengan :
LL : batas cair
N : jumlah pukulan yang diperlukan untuk menutup alur pada tanah
dengan kadar air 𝑊𝑁 .
2. Dalam pemeriksaan bats cair tanah, sebaiknya tidak digunakan tanah yang dikeringakan
dalam oven, karena batas cair tanah akan berubah. Sebaiknya gunakan tanah langsung dari
lapangan.
3. Dalam percobaan ini, kedua bagian tanah dalam mangkok casagrande harus bertemu karena
mengalirnya tanah dan tidak karena bergesernya tanah terhadap dasar mangkok.
4. Ada dua macam alat pembarut, yaitu alat barut casagrande yang lebih sesuai untuk tanah
kohesif, sedangkan alat pembarut ASTM lebih sesuai untuk tanah berpasir.
LEMBAR PRAKTIKAN

III. UJI BATAS CAIR TANAH

Sketsa Alat
Hasil Pengamatan

1 No Cawan timbang 1 2 3 4
2 Jumlah Pukulan 30 39 28 27
3 Berat Cawan Kosong M1 gram 11 11 11 11 9 11 9 11
Berat Cawan + tanah
4 basah M2 gram 34 32 28 34 24 40 32 24
Berat Cawan + tanah
5 Kering M3 gram 27 28 20 28 23 34 26 23
6 Berat Air A= (M2-M3) 7 4 8 6 1 6 6 1
7 Berat tanah Kering B= (M3-M1) 16 17 9 17 14 23 17 12
8 Kadar Air W= A/B x 43.75 23.529 88.89 35.29 7.143 26.1 35.29 8.333
9 Kadar Air rata - rata 33.63970588 62.09150327 16.6149068 21.81372549
10 Batas Cair
Hari/Tanggal Praktikum : No. Kelompok :
Nama Praktikan : No. Mahasiswa :
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.

Asisten/ Laporan Mahasiswa

………………………………… …………………………………

IV PROSEDUR UJI PLASTIS DAN INDEX PLASTILITAS TANAH

( ASTM D 4318-00)

Maksud

Menentukan batas plastis sesuiatu tanah. Batas plastis tanah adalah kadar air minimum (dinyatakan
dalam persen) bagi tanah tersebut yang masing dalam keadaan plastis. Tanah ada dalam keadaan
plastis apabila tanah digling menjadi batang-batang berdiameter 3,2 mm (1/8 inchi) mulai menjadi
retak-retak .
Indeks plastilitas suatu tanah adalah suatu tentang kadar air dimana tanah berperilaku plastis secara
numeris, indeks plastilitas merupakan selisih antara batas cair dan batas plastisnya.

Alat

1. Cawan porselen

2. Pestel ( penumuk/pengerus) dengan kepala karet atau terbungkus karet.

3. Spatel.

4. Saringan No 40

5. Batang kawat berdiameter 3,2 mm untuk pembanding.

6. Alat-alat pemeriksa kadar air ( lihat percobaaan kadar air )

Benda uji

Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksaan ini sebanyak kurang 15 g – 20 g. contoh
tanah ini harus bebas dan telah di bebaskan dari butir-butir yang lebih besar dari 0,425 mm ( yang
bertahan pada saringan No. 40 ). Untuk contoh tanah yang tidak mengandung butir-butir kasar lebih
kasar dari 0,425 mm dapat diperiksa langsung tanpa persiapan lebih dulu

Apabila contoh tanah mengandung butir kasar mula-mua keringkan dalam suhu udara ( atau dengan
alat pengering suhu kurang dari 60o C) secukupnya sampai gumpalan-gumpalan muda diremukan da
kemudian disaring. Pecahkan gumpalan-gumpalan tanah dengan digerus dalam mortar dengan
menggunakan pestel berkepala karet sehingga nmennjadi butiran-butiran, tetapi butir-butir tanah
tidak rusak.

Bagian yang tertahan saringan No. 40 disingkirkan dan bagian yang lewat saringan digunakan
sebagai benda uji. Persiapan benda uji sama dengan penyiapan untuk pemekrisaan batas air dan
batasa plastis kedua-duanya dilakukan bersama-sama.

Pelaksanaan

1. Tarulah tanah dalam cawan porselen, campur air sedikit demi sedikit untuk sampai merata

benar. Kadar air tanah yang diberikan adalah sampai tanah besifat cukup plastis dan dapat

dengan mudah dibentuk menjadi bola dan tidak melekat pada jari, bila ditekan dengan jari.

Contoh tanah untuk batas plastis ini bias juga diambil dari contoh tanah yang akan digunakan

pengujian batas cair ( setelah diperam selama 16 jam)

2. Remaslah dan bentuklah mennjadi bentuk bola atau bentuk ellipsoida dari contoh tanah

sekitar 8 gram ( dengan diameter kurang lebih 13 mm ). Gilinglah benda uji ini pada plat kaca

yang terletak pada bidang mendatar dibawah jari-jari tangan dengan tekanan secukupnya

sehingga akan terbentuk batang-batang yang diameter rata. Pada gerakan menggiling tanah,

gunakan kecepatan kira-kira tip 2 detik 3 kali gerakan maju mundur.

3. Bila pada penggilingan diameter batang telah menjadi sekitar 3,2 mm ( dibandingkan dengan

kawat pembanding ). Apabila batang mash licin, ambil dan potong-potong menjadi 6 atau 8

bagian, kemudian remas seluruhnya antara ibu jari dan jari-jari lain dari kedua tangan sampai

homogeny, sellanjutnya giling lagi seperti tadi. Jika setelah digiling menjadi batang

berdiameter 3,2 mm, ternyata batang masih licin, ulangi lagi dengan meremas menjadi bentuk

bola lagi dan giling lagi seterusnya, sampai batang tanh retak-retak dan tidak dapat digiling

menjadi batang yang lebih kecil ( meskipun belum mencapai dameter 3,2 mm).

4. Kumpulkan tanah yang retak-retak atau terputus-putus tersebut dan segera kerjakan

isnyapemeriksaan kadar air ( lihat percobaan pemeriksaan kadar air).

Hitungan
1. Batas plastis adalah kadar air yang diperoleh pad pemeriksaan tersebut di atas yang

dinyatakan dalam persen. Laporkan batas plastis tanah berupa bilangan bulat terdekat.

2. Hitung indeks plastisitas taah yaitu selisih dari batas cair batas plastisnya,

lp = LL – PL
3. Jika salah satu batas cair atau batas plastis karena keadaan tanahnya tidak dapat diperoleh,

laporkan bahwa iindeks plastisnya = NP ( non plastis )

4. Jika tanahnya banyak mengandung pasir , kerjakan pemeriksaan batas plastis terlebih dahulu

dari batasa cairnya. Jika batas plastis tidak dap t dilaksanakan, laporkan bahwa tanah non

plastis.

5. Jika ternyata batasa plastis tanah sama dengan atau lebih besar dari batas cairnya , juga

laporkan bahwa indeks plassititasnya non plastis ( NP).

LEMBAR PRAKTIKAN

IV. UJI BATAS PLASTIS DAN INDEKS PLASTISITAS TANAH

Sketsa alat
Hasil pengamatan

1 No. cawan timbanagan I II

2 Berat cawan kosong M1 gram


11 9

3 Berat cawan + tanah basa M2 gram


13 12

4 Berat cawan + tanah kering M3 gram


12 10
5 Berat air A = M2-M3 1 2
6 Berat tanah kering B = M3-M1 1 3
7 Kadar air W = A/B x 100% 1 0.667
8 Kadar air rata-rata = bebas plastis ) 0.833

V. PROSEDUR UJI BATAS SUSUT DAN FAKTOR-FAKTOR SUSUT TANAH


(ASTM D 427-98)
Maksud
Menentukan data dari suatu tanah subgrade, yang meliputi batas susut, angka susut, susut volumetric
dan susut linier.

Alat
1. Cawan porselen
2. Spatel
3. Cawan susut atau perselin atau monel, berbentuk bulat dengan atas datar, berdiameter ±
4,44cm dan tinggi ±1,27cm
4. Pisau perata (straight edge)
5. Alat pengukur volume tanah yang terdiri atas mangkok gelas, plat gelas dengan tiga paku dan
air raksa.
6. Gelas ukur 25cc
7. Timbangan dengan ketelitian 0,10 gram.

Benda Uji
Siapkan kurang lebih 30 gram contoh tanah yang telah dibersihkan dari butir-butir tertahan saringan
No. 40 (0,425mm). Jika contoh tanah dari lapangan mengandung butir-butir yang lebih besar dari
0,425mm, keringkan tanah diudara. Kemudian hancurkan tanah dengan menggunakan mortar
porselen dengan menggunakan pastel dengan kepala terbungkus karet, sehingga butir-butir terpisah,
tanpa merusak butir-butir. Kemudian saring dengan saringan No. 40, maka bagian yang lewat
saringan digunakan sebagai benda uji.

Pelaksanaan
1. Taruh contoh tanah pada cawan porselen dan aduk secara baik sampai betul-betul merata
dengan air destilasi secukupnya. Sehingga mengisi semua pori tanah dan jangan sampai
ada udara yang terperangkap di dalamnya. Banyaknya air sedemikian, sehingga bila benda
uji berupa tanah plastis kadar air lebih 10% dari batas cair, sehingga bila benda uji berupa
tanah yang kurang plastis buat sehingga konsistensi tanah sedikit diatas batas cair.
2. Bersihkan cawan kemudian timbang dan catat massanya. Untuk menentukan volume cawan,
taruhlah cawan dalam mangkok porselen, isi dengan air raksa sampai penuh. Tekan dengan
plat gelas rata diatas permukaan cawan. Jaga jangan ada udara yang terperangkap.
Bersihkan air raksa yang melekat diluar cawan. Pindahkan air raksa pada mangkok lain dan
tentukan massanya. Volume cawan sama dengan massa air dibagi massa jenisnya.
3. Olesi tipis cawan dengan Vaseline atau pelumas pekat. Isilah cawan dengan tanah sekitar
sepertiga volumenya dan taruhlah ditengahnya. Pukulkan dengan hati-hati cawan pada
bidang datar kokoh yang dilapisi oleh beberapa kertas isap atau lembaran karet, sehingga
tanah akan mengalir mengisi sudut-sudut cawan. Tambahkan lagi tanah seperti jumlah tadi
dan pukul-pukulkan lagi sehingga tanah memadat dan semua udara bergerak ke
permukaan. Tambahkan lagi tanah dan terus lagi pukul-pukulkan, sehingga terisi penuh
sampai tepi atas. Ratakan dengan pisau perata dan hapuslah tanah yang melekat diluar
cawan, sehingga volume tanah tepat sama dengan volume cawan.
4. Setelah cawan terisi tanah segera timbang dan catat massa cawan yang terisi tanah basah.
Biarkan tanah mongering diudara sampai warnanya berubah dari tua menjadi muda.
Kemudian keringkan dengan oven temperature 105° - 110°C. Setelah betul-betul kering,
dinginkan dalam desikator, dan timbang serta catat massanya.
5. Tentukan volume tanah kering dengan cara keluarkan dari cawan, kemudian dicelup dengan
air raksa dalam mangkok gelas. Mula-mula tempatkan mangkok gelas dalam cawa porselen,
isilah mangkok dengan air raksa sampai melimpah, kemudian tekan dengan pelat gelas
berpaku tiga buah diatas mangkok. Hapuslah air raksa yang melekta diluar mangkok,
kemudian tempatkan mangkok dalam cawan porselen kosong. Tekanlah dengan hati-hati
tanah kering kedalam air raksa dengan gelas berpaku diatas mangkok. Pindahkan air raksa
yang tumpah kedalam suatu mangkok dan tentukan massa air raksa ini. Volume tanah
kering sama dengan massa air raksa dibagi dengan massa jenisnya (densitas).

Hitungan
1. Batas susut (shrinkage limit, 𝑆𝐿 ).
a. Batas susut suatu tanah adalah kadar air maksimum, dan pengurangan kadar air
selanjutnya tidak menyebabkan berkurangnya volume tanah.
b. Apabila gravitasi khusus tanah (G) diketahui, maka batas susut tanah dapat dihitung
sebagai berikut :
𝑉𝑜 1
𝑆𝐿 = ( − ) × 100% (𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛)
𝑀𝑜 𝐺
Dengan :
𝑆𝐿 = 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑢𝑠𝑢𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ
𝑀𝑜 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑉𝑜 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝐺 = 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑘ℎ𝑢𝑠𝑢𝑠 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ
c. Apabila gravitasi tanah tidak diketahui, maka batas susut 𝑆𝐿 dapat dihitung dari data
yang diperoleh dari percobaan, sebagai berikut :
𝑉 − 𝑉𝑜
𝑆𝐿 = 𝑊 − ( ) × 100% (𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛)
𝑀𝑜
Dengan :
𝑊 = 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛
𝑀 − 𝑀𝑜
= × 100% (𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛)
𝑀𝑜
𝑀 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
𝑀𝑜 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑉 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛
𝑉𝑜 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔

2. Angka susut (shrinkage ratio, 𝑆𝑅 )


a. Angka susut suatu tanah adalah angka perbandingan antara “presentase perubahan
volume tanah terhadap volume kering” dengan “perubahan kadar air yang terjadi
terhadap tanah (dalam persen)” dan berlaku pada keadaan diatas batas susut tanah.
Atau dengan rumus :
𝑆𝑅 = [(∆𝑉/𝑉𝑜 )/∆𝑤 ]

(∆𝑉/𝑉𝑜 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛 𝑑𝑎𝑛 ∆𝑤 𝑗𝑢𝑔𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛)

b. Besarnya 𝑆𝑅 dapat dihitung sebagai berikut :


𝑆𝑅 = 𝑀𝑜 /𝑉𝑜

3. Susut volumetrik (volumetric shrinkage, 𝑉𝑠).


a. Susut volumetrik suatu tanah adalah “presentase pengurangan volume tanah
trerhadap volume kering tanah” apabila tanah pada suatu kadar air (dalam persen)
tertentu berkurang menjadi pada batas susut tanah.
Dengan rumus :
𝑉𝑠 = [(𝑉1 − 𝑉𝑜 )/𝑉𝑜 ] × 100

b. Besarnya 𝑉𝑠 dapat dihitung sebagai berikut,


𝑉𝑠 = (𝑊1 − 𝑆𝐿 )/𝑆𝑅

Dengan :
𝑊1 = 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑒𝑎𝑑𝑎𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝑆𝐿 = 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑢𝑠𝑢𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ
𝑆𝑅 = 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑠𝑢𝑠𝑢𝑡
4. Susut linier
a. Susut linier suatu tanah adalah “presentase pengurangan satu dimensi (panjang) tanah
terhadap ukuran semula” apabila kadar air tanah berkurang menjadi pada batas susut
tanah.
b. Besarnya susut linier (𝐿𝑆 ).
3 100
𝐿𝑆 = 100 (1 − √ ).
𝑉 + 100
𝑠

5. Gravitasi khusus tanah


Dari data hasil pemeriksaan, yaitu angka susut dan susut volumetrik, gravitasi khusus tanah
dapat dihitung sebagai berikut :

1
𝐺=
1 𝑆𝐿
𝑆𝑅 − 100

Catatan
Batas susut tanah dapat pula ditentukan terhadap tanah asli kenyang air (undisturbed soil), yang
pelaksanaannya sebagai berikut.
1. Bentuklah dari contoh tanah asli dari lapangan menjadi yang ukurannya sekitar berdiameter
4,5cm dan tebalnya 1,50cm. buatlah sudut-sudutnya menjadi bulat (tidak tajam) agar dalam
pengukuran volume benda uji kering dan air raksa tidak terdapat udara yang terperangkap.
2. Taruhlah benda uji pada sebuah mangkok dan biarkan beberapa waktu sampai warnanya
berubah dari tua menjadi muda. Keringkan tanah tersebut dalam oven, dengan temperature
105° - 110°C. haluskan sudut-sudut benda uji dengan kertas gosok.
3. Lanjutkan pengeringan dalam oven beberapa lama sehingga massanya konstan. Ambil dan
dinginkan dalam desikator, kemudian timbang dan catat massanya.
4. Tentukan volume benda uji kering dengan menggunakan air raksa seperti cara yang telah
dijelaskan tadi (pada pelaksanaan no. 5).
5. Besarnya batas susut tanah dapat dihitung seperti tadi.
𝑆𝐿 = [(𝑉𝑜 /𝑀𝑜 ) − (1/𝐺) ] × 100%

LEMBAR PRAKTIKAN

V. UJI BATAS SUSUT DAN FAKTOR – FAKTOR SUSUT TANAH

Sketsa Alat
Hasil Pengamatan
1. Gravitasi khusus tanah sudah diketahui ( G= ………….. )

1 Berat cawan susut 𝑾𝟏 (𝒈𝒓)


2 Berat cawan susut + tanah basah 𝑾𝟐 (𝒈𝒓)
3 Berat cawan susut + tanah kering 𝑾𝟑 (𝒈𝒓)
4 Berat tanah kering 𝑾𝒐 = 𝑾𝟑 − 𝑾𝟏 (𝒈𝒓)
5 Barat cawan porselin 𝑾𝟒 (𝒈𝒓)
6 Barat cawan porselin + air raksa 𝑾𝟓 (𝒈𝒓)
7 Berat air raksa 𝑾𝟔 = 𝑾𝟓 − 𝑾𝟒 (𝒈𝒓)
8 Volume tanah kering 𝑽𝒐 = 𝑾𝟔 /𝟏𝟑, 𝟔 (𝒄𝒎𝟑 )
9 Shrinkage limit 𝑺𝑳 = (𝑽𝒐/𝑾𝒐 − 𝟏/𝑮) × 𝟏𝟎𝟎%

2. Gravitasi khusus tanah tidak diketahui


a. Kadar air tanah basah
Berat cawan + tanah basah (𝑊2 )=………….. gram
b. Volume tanah basah = volume cawan susut
Berat cawan porselin + berat air raksa pengisi cawan susut = …………… gram

Hari/Tanggal Praktikum : No. Kelompok :


Nama Praktikan : No. Mahasiswa :
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.

Asisten/ Laporan Mahasiswa

………………………………… …………………………………
VI. PROSEDUR UJI DISTRIBUSI UKURAN BUTIR TANAH

( ASTM 1140-00 & ASTM D 422-63 )

Maksud
Menentukan distribusi uuran butir-butir tanah untuk tanah yang tidak mengandung butir tertahan
saringan No. 10 ( tidak ada butir yang lebih besar dari 2 mm ). Pemekrisaan dilakukan dengan
analisa sedimen dan hidrometer, sedangkan ukran butir-butir yang tertahan saringan No. 200 (
0.0075 mm) dilakukan dengan menggunakan saringan.

Alat atau bahan

1. Hidrometer untuk mengetahui gravitasi khusus suspense, dapat berupa

a. Hydrometer dengan skala pembacaan antara -0,95 sampai + 1,030 gr/cm3, misalnya

hydrometer ASTM 151 dan BS 1377

b. Hydrometer dengan skala pembacaan antara -5 samapai +60 gr/liter, misalnya hydrometer

ASTM 152 H

2. Saringan, terdiri atas satu susunan saringan dengan tutup atas dan tutup bawah. Nomor

saringan (standar ASTM ) dengan ukurannya adalah sebagai berikut :

No. 10 ( 2.00 mm)

No. 20 ( 0.850 mm )

No. 40 ( 0.425 mm)

No. 60 ( 0.250 mm)

No. 140 ( 0.106 mm)

No. 200 ( 0.075 mm )

3. Timbangan dengan ketelitian 0.001 gram

4. Gelas silinder kapasitas 1000 cc, diameter 2,5 inchi ( 6,35 cm), tinggi 18 inchi ( 45,7 cm )

dengan tand volume 1000 cc disebelah daam dengan ketinggian 36 ± 2 cm dari dasar.

5. Cawan porselen ( mortar ) dan pestel pengerus berkepala karet atau dibungkus dengan karet.

6. Alat pengaduk suspense ( stirring apparatus ).

7. Thermometer 0 – 50o C dengan ketelitian 0.5o C..

8. Stop watch

9. Water bath, baik air dengan suhu yang dapat diatur konstan, alat ini terutama diperlukan bila

suhu udara sanagat tidak konstan.

10. Air destilasi

11. Bahan disperse ( reagent), dapat berupa water glass ( sodium silikat = Na2SiO3) atau calgon (

sodium hexameta phosphate = NaPO3)

12. Pengetar ayakan ( sieve shaker ).


Pelaksanaan

1. Untuk tanah yang tidak mengandung butir lebih dari 2 mm, tanah lembab yang diperoleh dari

lapangan langsung digunakan sebagai benda uji tanpa dikeringkan.

a. Ambil contoh ± 10-15 gram dan diperiksa kadar air seperti percobaan No. 1, catat hasilnya

( =M).

b. Apabila belum ada datanya, lakukan juga percobaan penentuan garvitasi khusus tanah

(=G).

c. Sediakan contoh tanah yang diperiksa. Timbang dan catat masanya ( = Bo gram ) jumlah

ini sekurang-kurangnya sekitar 50 – 60 gram untuk tanah lanau ( lempung tidak berpasir

dan sekitar 100 – 120 gram untuk tanah berpasir )

2. Taruh contoh tanah dalam tabungan gelas ( beaker kapasitas 250 cc ). Tuangkan sebanyak ±

125 cc larutan air + reagent yang telah disiapkan. Campur dan aduk sampai seluruh tanah

tercampur dengan air. Biarkan tanah terendam selamasekurang-kurangnya 16 jam

3. Tuangkan campuran tersebut dalam alat pengaduk. Jamagan ada butir tanah tertinggal atau

hilang dengan memblas dengan air dan tuangkan air bilasan kealat. Bila perlu tambahkan air,

sehingga volumenya sekitar lebih dari separuh penuh. Putarkan alat pengaduk selama lebih

dari 1 menit.
4. Segera pindahkan suspensi kegelas air silinder pengendap. Jangan ada tanah tertinggal dengan

membilas dan menuangkan air bilasan ke silinder. Tambahkan air destilasi sehingga

volumenya mencapai 1000 cm3.

5. Selain silinder isi suspensi tersebut, sediakan gelas silinder ke dua yang di isi hanya denan air

destilasi ditambah reagent sehinnga berupa larutan yang keduanya sama seperti yang dipakai

pada silinder pertama. Apungkan hydrometer dalam silinder ke dua ini selam percobaan

dilaksanakan.

6. Tutup gelas isis suspensi dengan tututp karet ( atau dengan telapak tangan ). Kocok suspensi

dengan membolak-balik vertical keatas dan kebawah selam 1 menit, sehingga butir-butir

tanah melayang merata dalam air. Gerakan membolak-balik gelas ini harus sekitar 60 kali.

Langsung letakan silinder, jalankan stop watch dan merupakan waktu permulaan

pengendapan T = 0.

7. a. lakukan pembacaan hydrometer pada T = 2, 5, 15, 30, 60, 250, dan 1440 menit ( setelah T =

0 ), dengan cara sebagai berikut.

Kira-kira 20 – 25 detik sebelum setiap saat pelaksanaan pembacaan, ambil hydrometer dan
silinder kedua, celupkan secara hati-hati dan pelan-pelan dalam suspense sampai mencapai
kedalaman sekitar taksiran skala yang terbaca, kemudian lepaskan ( jangan sampai timbul
goncangan ). Kemudian pda saatnya bacalah skala yang ditunjuk oleh puncak miniskus
muka air =R1 ( pembacaan dalam kkoreksi ).

b . setelah dibaca, segera ambil hydrometer pelan-pelan, pindahkan kedalam silinder


tkedua. Dalam air silinder kedua, bacalah skala hydrometer = R2 ( koreksi pembacaan )
catattan : apabila digunakan water batch dengan suhu konstan, tarulah kedua silinder
kedalam water batch dan lakukan ini sesudah pembacaan 2 menit dan sebelum pembacaan
5 menit.
8. Setiap setelah pembacaan hydrometer, amati dan catat temperatur suspense dengan

mencelupkan thermometer.

9. Setelah pembacaan hydrometer terakhir selesai dilaksanakan ( T = 1440 menit ), tuangkan

suspense keatas saringan No. 200 seluruhnya, jangan sampai ada butir yang tertinggal, cucilah

dengan air ( air bersih ) sampai air yang mengalir dibawah saringan menjadi jernih dan tidak

ada lagi butir halus yang tertinggal.

10. Pindahkan butir-butir tanah yang tertinggal pada suatu tempat, kemudian keringkan dalam
oven ( dalam temperatur 105o – 110o ).
11. Dionginkan serta timbang serta catat massa tanah kering yang diperoleh = B1 gram.
12. Saring tanah ini dengan menggunakan sejumlah saringan yang tersebut pada bagian alat dan
bahan No. 2.
13. Timbang dan catat massa bagian tanah yang tertinggal diatas saringan. Periksalah bahwa
seharusnya jumlah massa dari bagian-bagian sama atau dekat dengan massa sebelum disaring.

Hitunglah

1. Massa berat benda uji.


a. Hitung massa kering contoh tanah yang diperiksa :
Bo
M=
1+W

Dengan :
Bo : masa basah contoh tanah
W : kadar air tanah.
b. Hitunglah massa kering bagian tanah lewat saringan No. 200

B2 = M – B
Dengan :
B1 : massa tanah tertahan saringan No. 200
2. Anlisis bagian butir lewat saringan No. 200

a. Hitung ukuran butir-butir terbesar D (mm), yang adal dalam suspensi pada kedalaman

efektif L (cm) untuk setiap saat pembacaan. T (cm) dengan rumus

D = K L/T
Dengan :
K : konstanta yang besarnya dipengaruhi temperatur suspensi dan gravitasi khusus butir,
harga K dapat dicari pada daftar 3.
L : kedalaman, efektif dimana grvitasi khusus suspense diukur oleh hydrometer, yang
nilainya ditentukan oleh jenis hydrometer yang dipakai dlam pembacaan hydrometer
R, harga L (cm) dapat dicari pada daftar 2
T : saat pembacaan dalam menit
b. Hitung presentase massa P dari butir yang lebih kecil dari Dterhadap massa kering seluruh

tanah yang diperiksa dengan rumus sebagai berikut

1. Jika digunakan hidrometer 151 H

P = [( 10.000/Mo x G/(G – G1 )] (R-G1)


2. Jika digunakan hydrometer 152 H

P = ( R .a/M) x 100
Dimana :
R : pembacaan hydrometer terkoreksi = R1 + R2
G : gravitasi khusus tanah
G1 : gravitasi khusus cairan pelarut tanah. Untuk pemcampuuran tanah dengan
Air destilasi + reagent digunakan G1 = 1,
a : angka koreksi untuk hydrometer 152 H terhadap gravitasi khusus butir harga a
dapat dicari pada daftar 1
3. Analisa yang tertahan saringan No. 200

a. Hitunglah massa bagian yang lewat masing-masing saringan yang digunakan

apabila massa bagian yang tertahan pada pada saringan dengan nomor-nomor :

10,20,40,60,140 dan 200. Berturut-turut masing-masing adalah : b1,b2,b3,b4,b5, dan

b6 gram, maka jumlah massa bagian lewat masing-masing saringan adalah

saringan Jumlah massa lewat saringan


No. 200 C6 = B2
No.140 C5 = C6 – B6
No. 60 C4 = C5 + B5
No. 40 C3 = C4 + B4
No. 20 C2 = C3 + B3
No. 10 C1 = C2 + B2

b. Hitunglah presentase massa leewat masing-masing saringan terhadap massa kering

seluruh contoh tanah yang diperiksa M

4. Grafik, gambarlah gabungan dari hasik analisa B dan C tersebut diatas didalam gafik,

yang menunjukan hubungan antara ukuran butir dalam mm ( sebagai absis dengan

skala logaritma ) dan presentase lebih kecil ( sebagai ordinat )

Catatan

Bahan disperesi ( reagent ) yang umum digunakan adalah sebagai berikut.

 Water glass ( sodium silikat , Na2SiO3 )

Jumlah yang digunakan dalam percobaan adlah sebagai berikut 1 – 1,5 cc 40o baume
sodium silikat
 Calgon ( sodium hexa mete phospite, NaPO3 )

Jumlah yang digunakan dalam percobaan sekitar 200 cc larutan 2 %. Calgon digunakan
tanah yang bersifat basah ( pH > 7).
 Daftar 2 terlampir untuk menentukan kedalaman efektif, hanya berlakuhidrometer

ASTM 151 H dan 152 H dan menggunakan silinder ukur dengan luas penampang 27,8

cm2 ( diameter 5,95 cm ). Pembacaan yang digunakan adalah dikoreksi miniskus.


Apabila digunakan hydrometer merek lain, maka perlu dilaksanakan kalibrasi dan
dibuatkan daftar tersendiri.
Kedalaman efektif dicari dengan rumus :
L = L1 + ½ [ L2 – (VB/A)]
Dengan:
L : kedalaman efektf ( cm )
L1 : jarak pada tangkai hydrometer dan bagian atas yang bergelembung sampai ketanda
pembacaan hydrometer ( cm).
L2 : panjang keseluruhan bagian hydrometer yang menggelembung
VB : volume dari hydrometer yang menggelembung
A : luas penampang silinder gelas pengujian sedimentasi ( cm2)

Daftar 1 : faktor koreksi a, untuk hydrometer 152 H terhadap gravitasi khusus tanah.

Gradasi Faktor koreksi Gravitasi Faktor koreksi


khusus a Khusus a
G G
2,95 0,94 2,65 1.00
2,90 0,95 2,60 1.02
2,85 0,96 2,55 1,03
2,80 0,97 2,50 1,04
2,75 0,98 2,45 1,05
2,70 0,99 2,40

Daftar datel 2 : harga kedalaman efektif L, yang ditentukan oleh macam hydrometer, dan ukuran
silinder pengendapan

Untuk hydrometer 151 H

Pembacaan hydrometer Kedalaman


( R1 + koreksi miniskus ) Efeltif ,L
( cm )
1,000 16,3
1,001 16,0
1,002 15,8
1,003 15,5
1,004 15,2
1,005 15,2

1,006 14,7
1,007 14,4
1,008 14,2
1,009 13,9
1,010 13,7

1,011 13,4
1,012 13,1
1,013 12,9
1,014 12,6
1,015 12,3

1,016 12,1
1,017 11,8
1,018 11,5
1,019 11,3
1,020 11,0

Pembacaan hydrometer Kedalaman


( R1 + koreksi miniskus) Efektif, L
( cm )
1,021 10,7
1,022 10,5
1,023 10,2
1,024 10,0
1,025 9,7

1,026 9,4
1,027 9,2
1,028 8,9
1,029 8,6
1,030 8,4

1,031 8,1
1,032 7,8
1,033 7,6
1,034 7,3
1,035 7,0

1,036 6,8
1,037 6,5
1,038 6,2
Untuk hidrometer 152 H

Pembacaan hidrometer Kedalama


( R1 + koreksi miniskus ) n
Efektif, L
(cm)
0 16,3
1 16,1
2 16,0
3 15,8
4 15,6
5 15,5

6 15,3
7 15,2
8 15,0
9 14,8
10 14,7

11 14,5
12 14,3
13 14,2
14 14,0
15 13,8

16 13,7
17 13,5
18 13,3
19 13,2
20 13,0

21 12,0
22 12,7
23 12,5
24 12,4
25 12,2

26 12,0
27 11,9
28 11,7
29 11,5
30 11,4
Pembacaan hidrometer Kedalama
( R1 + koreksi miniskus ) n
Efektif, L
(cm)
31 11,2
32 11,1
33 10,9
34 10,7
35 10,6

36 10,4
37 10,2
38 10,1
38 9,9
40 9,7

41 9,6
42 9,4
43 9,2
44 9,1
45 8,9

56 8,8
47 8,6
48 8,4
49 8,3
50 8,1

51 7,9
52 7,8
53 7,6
54 7,4
55 7,3

56 7,1
57 7,0
58 6,8
59 6,6
60 6,5

Daftar 3 : harga K untuk menghitung diameter butir dengan hidrometer.


Temper Gravitasi khusus butir tanah
ature 2,450 2,500 2,550 2,600 2,650 2,700 2,750 2,800 2,850
Co

16 0,01481 0,01505 0,01481 0,01457 0,01435 0,01414 0,01394 0,01374 0,01356


17 0,01486 0,01486 0,01462 0,01439 0,01417 0,01396 0,01376 0,01356 0,01338
18 0,01492 0,01467 0,01443 0,01421 0,01399 0,01378 0,01359 0,01339 0,01321
19 0,01474 0,01449 0,01425 0,01403 0,01382 0,01361 0,01342 0,01342 0,01305
20 0,01456 0,01431 0,01408 0,01386 0,01365 0,01344 0,01325 0,01307 0,01289

21 0,01438 0,01414 0,01391 0,01369 0,01384 0,01328 0,01309 0,01291 0,01273


22 0,01421 0,01397 0,01374 0,01353 0,01332 0,01312 0,01294 0,01276 0,01258
23 0,01404 0,01381 0,01358 0,01337 0,01317 0,01297 0,01276 0,01261 0,01243
24 0,01388 0,01365 0,01342 0,01321 0,01301 0,01282 0,01264 0,01246 0,01229
25 0,01372 0,01349 0,01327 0,01306 0,01286 0,01267 0,01249 0,01232 0,01215

26 0,01357 0,01334 0,01312 0,01291 0,01275 0,01253 0,01235 0,01218 0,01210


27 0,01342 0,01319 0,01297 0,01277 0,01258 0,01259 0,01221 0,01204 0,01188
28 0,01327 0,01304 0,01283 0,01264 0,01244 0,01225 0,01208 0,01181 0,01175
29 0,01312 0,01290 0,01299 0,01249 0,01230 0,01212 0,01195 0,01178 0,01162
30 0,01298 0,01276 0,01256 0,01236 0,01217 0,01199 0,01182 0,01165 0,01149

LEMBARAN PRAKTIKAN
VI. UJI DISTRIBUSI UKURAN BUTIRAN TANAH

Alat

Hasil pengamatan

1 Berat total tanah basah (Bo gram)


2 Berat cawan kosong ( Wa gram)
3 Berat cawan + tanah basah ( Wb gram)
4 Berat cawan + tanah kering ( Wc gram )

1. Analisa pengendapan/hidrometer.

Tipe hidrometer 152 H ( K) = ……………


Koreksi miniskus hidrometer ( m ) = ………….
Koreksi hidrometer 152 H ( a ) = …………..
Reagent Na2SiO3/NaPo3 sebanyak ……………. Gram

jam T R1 R2 to C
2
5
30
60
250
1440

2. Analisa saringan butir pasir

Saringan Kuran butir Berat tertahan saringan ( gram )


( cm)
No. 200 0,075 B6 = …………………………..
No. 140 0,106 B5 = …………………………
No. 60 0,250 B4 = ………………………………………
No. 40 0,425 B3 = ……………………........
No. 20 0,850 B2 = …………………………
No. 10 2000 B1 = …………………………
VII. PROSEDUR UJI PEMADATAN TANAH
(ASTM D 698 – 00a)

Maksud
a. Menentukan hubungan antara kadar air dengan kepadatan (berat volume kering) tanah
apabila dipadatkan dengan tenaga pemadatan tertentu.
b. Ada 2 cara pemadatan yang didasarkan pada jumlah tenaga pemadatan yang dilaksanakan
yaitu :
a) Pemadatan Standard
b) Pemadatan Berat (modified)
c. Ada 4 cara alternatif yang mungkin digunakan, yang dapat digunakan baik untuk pemadatan
standard maupun pemadatan berat, yaitu :
o Cara A : menggunakan silinder pemadatan kecil dan dengan matrial lewat saringan No.4
o Cara B : menggunakan silinder pemadatan besar dan dengan matrial lewat saringan No.4
o Cara C : menggunakan silinder pemadatan kecil dan dengan matrial lewat saringan 3⁄4 𝑖𝑛𝑐
o Cara D : menggunakan silinder pmadatan besar dan dengan matrial lewat saringan 3⁄4 𝑖𝑛𝑐
Apabila tidak ada permintaan khusus, pilihlah cara A.

Alat
1. Silinder Pemadatan
Ada 2 macam yaitu silinder kecil dan silinder besar. Silinder pemadatan terdiri atas silinder
utama, silinder sambungan yang dapat dilepas dan plat alas yang dapat dilepas. Ukuran-
ukuran dan toleransi yang masih diperkenankan adalah sebagai berikut :
a. Silinder kecil, diameter 4” ±0,16” ; tinggi 4,584” ±0,005” dan volume 1/30 ft3 (diameter
10,16 ±0,04cm, tinggi 11,63 ±0,013cm dan volume 0,943liter ±0,008liter),
b. Silinder besar, diameter 6” ±0,026” ; tinggi 4,584” ±0,005” dan volume 0,075 ft3 ±0,00075
ft3 (diameter 15,24 ±0,067cm, tinggi 11,63 ±0,013cm dan volume 2,124liter ±0,002liter).

2. Penumbuk
Penumbuk yang digunakan dapat berupa :
a. Penumbuk yang dilayani dengan tangan
b. Penumbuk mesin
Berdasarkan massa dan tinggi jatuhnya, maka dibedakan :
a. Penumbuk standard, yang digunakan pada percobaan pemadatan standard
b. Penumbuk berat (modified), yang digunakan pada percobaan pemadatan berat
(modified).
Ukuran dan toleransinya sebagai berikut :
a. Penumbuk standard, diameter bidang jatuh 2” ±0,005” ; massa 5,5 ±0,02 lb dan tinggi
jatuh 12” ±1/16” (diameter 5,08 ±0,013cm ; massa 2,5 ±0,01kg dan tinggi jatuh 30,48 ±
0,16cm)
b. Penumbuk berat (modified), diameter bidang jatuh 2” ±0,005” ; massa 10 ±0,02 lb dan
tinggi jatuh 18” ±1/16” (diameter 5,08 ±0,013cm ; massa 4,536 ± 0,009kg dan tinggi jatuh
45,72 ±0,16cm).

3. Alat untuk mengeluarkan contoh tanah dari silinder


4. Timbangan dengan kapasitas + 12 Kg dengan ketelitian 5 gr dan timbangan dengan kapasitas
1Kg dengan ketelitian 0,1gr
5. Pisau perata
6. Saringan 2”, ¾” dan No. 4
7. Oven
8. Alat pencampur tanah, seperti talam, sendok dan sebagainya.

Pelaksanaan
1. Pada dasarnya cara pelaksanaan percobaan sama, baik untuk
a. Pemadatan standard
b. Pemadatan modified
c. Cara A, B, C, maupun cara D
Perbedaan utama antara pemadatan standard dan pemadatan modified adalah
a. Pemadatan standard menggunakan penumbuk standard dan pemadatan dilaksanakan
dalam 3 lapis,
b. Pemadatan berat (modified) menggunakan penumbuk berat dan pemadatan dilaksanakan
dalam 5 lapis.
Ringkasan perbedaan pada masing-masing cara adalah sebagai berikut :

STANDARD
Cara A Cara B Cara C Cara D
1 Silinder pemadatan Kecil besar Kecil Besar
2 Material, lewat saringan No. 4 No. 4 3⁄ ′′ 3⁄ ′′
4 4
3 Penumbuk Standard Standard Standard Standard
4 Jumlah lapis 3 3 3 3
5 Jumlah tumbukan tiap lapis 25 56 25 56
Material siap ditumbuk yang
6 2,7Kg 6,4Kg 4,5Kg 10Kg
perlu disediakan setiap kali
BERAT (MODIFIED)
Cara A Cara B Cara C Cara D
1 Silinder pemadatan Kecil Besar Kecil Besar
2 Material, lewat saringan No. 4 No. 4 3⁄ ′′ 3⁄ ′′
4 4
3 Penumbuk Berat Berat Berat Berat
4 Jumlah lapis 5 5 5 5
5 Jumlah tumbukan tiap lapis 25 56 25 56
Material siap ditumbuk yang
6 3,2Kg 7,3Kg 5,4Kg 11,3Kg
perlu disediakan setiap kali

2. Persiapan benda uji


a. Bila contoh tanah yang akan diperiksa keadaannya basah, keringkan tanah tersebut
diudara atau dengan alat pengering dengan suhu tidak melebihi 60°C. pengeringan
dilakukan secukupnya, sampai gumpalan-gumpalan dapat mudah dihancurkan/ dipecah-
pecah. Hancurkan gumpalan-gumpalan menjadi butiran-butiran yang lebih kecil dengan
cara seperti yang telah disebutkan diatas, sedemikian sehingga butir-butir tanah asli tidak
rusak.
b. Butiran-butiran yang diperoleh disaring, yaitu :
1) Bila dilaksanakan cara A atau B, digunakan saringan No. 4,
2) Bila dilaksanakan cara C dan D, digunakan saringan 3⁄4.
Butiran besar yang tertahan diatas saringan dibuang/disingkirkan, kecuali butiran yang
masih berupa gumpalan dana dapat dipecah menjadi butiran yang lebih kecil.
c. Bagian yang lewat saringan akan digunakan sebagai benda uji, dan yang terkumpul
jumlahnya harus cukup, yaitu sekurang-kurangnya seperti pada daftar pada nomor 6 bagi
masing-masing cara yang dilaksanakan (lihat nomor e).
d. Campur tanah tersebut dengan air secukupnya secara merata. Sedemikian hingga untuk
benda uji yang pertama kadar air yang diperoleh kira-kira 6% dibawah kadar air optimum.
e. Apabila contoh tanah berupa lempung, peresapan air secara merata kedalam gumpalan
akan sukar dan perlu waktu yang cukup lama, maka untuk tanah lempung perlu
dilaksanakan sebagai berikut : setelah dicampur merata dengan air, simpanlah tanah
didalam tertutup selama sekurang-kurangnya 12 jam sebelum dilakukan pemadatan
(dapat digunakan kantong plastik).
Karena pelaksanaan pemadatan akan dilaksankan 6 kali dengan kadar air yang masing-
masing berbeda, maka untuk tanah lempung akan lebih baik jika disiapkan benda uji lebih
banyak. Siapkan 6 bagian benda uji, yang masing-masing sekurang-kurangnya seperti
yang telah disebutkan pada no. 6 dalam daftar. Masing-masing bagian dicampur merata
dengan air, sehingga kadar air yang diperoleh berbeda-beda, masing-masing sekitar 1
atau 3% dan masing-masing disimpan dalam tempat tertutup atau kantong plastic.

3. Persiapan alat
a. Bersihkan silinder pemadatan yang akan digunakan, kemudian timbang dan catat
massanya (=𝑀1 , 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 ± 𝑔𝑟𝑎𝑚).
b. Pasang dan klem alas silinder sambungan. Pada saat pelaksanaan penumbukan, silinder
harus diletakan pada dasar yang kokoh (tidak boleh diatas tanah atau lantai yang
bergetar, karena tenaga yang diperoleh akan berkurang). Bila perlu misalnya harus
disediakan blok beton yang massanya sekurang-kurangnya 91Kg.

4. Pemadatan
a. Sejumlah tanah lembab yang sudah disiapkan dipadatkan dalam silinder dalm lapisan-
lapisan yang tebalnnya (3 atau 5 lapisan), sedemikian sehingga tanah padat yang
diperoleh kira-kira 0,50cm lebih tinggi dari silinder utama. Setiap lapisan ditumbuk
dedngan penumbuk dengan jumlah tumbukan tertentu secara merata pada seluruh
permukaan. Penumbukan dan silinder yang digunakan, jumlah lapisan dari jumlah
tumbukan setiap lapisan tergantung pada macam pemadatan (standard atau berat) dan
cara yang digunakan (cara A, B, C, dan D) seperti tercantum pada daftar.
b. Lepas silinder sambungan (silinder bagian atas), kemudian potonglah tanah dengan pisau
(straight edge) sehingga tanah rata dengan permukaan silinder. Bila perlu lobang-lobang
kecil yang terjadi ditambal sehingga permukaan menjdai halus. Lepaskan plat dasar
kemudian timbang silinder bersama tanahnya dan catat massanya (=M2).
c. Keluarkan tanah padat tersebut, kemudian dibelah dan ambil contoh tanah bagian atas,
tengah dan bawah secukupnya untuk diperiksa kadar airnya (lihat percobaan no.1).
d. Tanah padat ini dipecah-pecah lagi menjdai butir-butir atau gumpalan kecil dengan
ukuran maksimum kira-kira lewat saringan No.4. tambahkan air secukuipnya, campur
secara merat, sehingga kadar airnya naik dari sekitar 1 atau 3%. Kemudian ulangi
pekerjaan tersebut pda langkah ururtan dari a-d untuk mendapatkan data berat volume
dan kadar air berikutnya. Dalam hal contoh tanah yang diperlukan berupa lempungan dan
tanah yang disiapkan berupa beberapa buah dengan kadar air yang berbeda seperti yang
tersebut pada no. 2.e, pekerjaan pemadatan selanjutnya dilakukan pada contoh berikutnya
yang telah dipersiapkan.
e. Pekerjaan ini dilakukan sehingga diperoleh 6 data, yaitu 3 data tanah dengan kadar air
dibawah w optimum dan 3 data tanah dengan kadar air diatas w optimum.

Catatan
Jika contoh tanah yang diperiksa banyak mengandung butir-butir kasar (Butir yang lebih besar dari
3⁄ ") dan percobaan dilakukan dengan cara C dan D, maka agar pengaruhnya pada pemadatan tidak
4
diabaikan, dapat diminta atau diisyaratkan bahwa presentase bahan kasar lewat saringan 2” dan
tertahan saringan No.4 dipertahankan sama seperti keadaan aslinya, dengan cara sebagai berikut :
Contoh tanah yang diperiksa disaring dengan saringan 2” dan saringan 3⁄4 ". Bahan kasar yang
tertahan saringan 2” disingkirkan. Bagi yang lewat saringan 2” dan tertahan saringan 3⁄4 " juga
disingkirkan tetapi dicatat massanya dan diganti dengan bahan yang lewat saringan 3⁄4 " dan
tertahan saringan No.4 dalam massa yang sama. Bahan pengganti diambil dari contoh tanah asli
yang belum digunakan.

Hitungan
1. Dari setiap pekerjaan pemadatan yang telah dikerjakan dihitung
a. Kadar air tanah = w
b. Massa volume basah tanah,
𝑀2 − 𝑀2
𝜌𝑚 ∶
𝑉
Dengan
M1 : massa silinder kosong (gram0
M2 : massa silinder isi tanah basah (gram0
V : volume silinder (cm3)
c. massa volume kering tanah
𝜌𝑚
𝜌𝑚 = 1+𝑤
𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3

2. Gambarkan antara massa volume kering dengan kadar air pada grafik dengan absis = kadar air
dan ordinat = massa volume kering, grafik diperoleh dengan menarik garis penghubung yang
terbaik melalui titik-titik data yang diperoleh.
Dari grafik ini dapat ditetapkan
a. Kadar air optimum Wopt dari tanah yang diperiksa, yaitu pada puncak garis lengkung,
b. Kepadatan maksimum 𝜌𝑑 𝑚𝑎𝑥 , yaitu massa volume kering yang dioperoleh pada pemadatan
pada kadar air optimum.
3. Cantumkan pada laporan mengenai hal-hal berikut ;
a. Macam pemadatan (standard atau modified) dan cara pemadatan (cara A,B,C atau D),
b. Jika digunakan cara C atau D, apakah diadakan pergantian terhadap butir yang lewat saringan
2” dan tertahan saringan 3⁄4 ".

LEMBAR PRAKTIKAN

VII. PROSEDUR UJI PEMADATAN TANAH


Sketsa Alat

Hasil Pengamatan

Jenis Tanah = ……………………….


Ukuran Silinder = Cara = A/ B/ C/ D
Diameter = ……………cm Berat penumbuk =…………Kg
Tinggi =…………….cm Jumlah Lapisan =…………lapis
Volume = v =…………….cm3 Jml. Tumbukan tiap lapis =………..

Lampiran Data
Percobaan no 1 2 3 4 5 6
berat silinder +tanah padat, gr 4733 4791 4814 4891 4894 4985
Berat silinder, gram 362 362 362 362 362 362
Berat tanad padat, A gram 4371 4429 4452 4529 4532 4623
Berat volume basah :
No. cawan timbang 1A 1B 2A 2B 3A 3B 4A 4B 5A 5B 6A 6B
M1
Berat cawan kosong 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11
gr
M2
Berat cawan+tanah basah 41 43 56 52 48 59 58 57 55 57 58 60
gr
M3
Berat cawan+tanah kering 32 33 41 39 45 44 43 44 40 42 36 43
gr
Berat air A’ = M2-M3 9 10 15 13 3 15 15 13 15 15 22 17
Berat tanah
B = M3-M1 21 22 30 28 34 33 32 33 29 31 25 32
kering

Kadar air 0.429 0.45 0.5 0.46 0.0882 0.455 0.469 0.39 0.517 0.484 0.88 0.53

Kadar air rata-rata, % 0.44155844 0.48214286 0.271390374 0.431344697 0.500556174 0.705625

Berat volume kering

Hari/Tanggal Praktikum : No. Kelompok :


Nama Praktikan : No. Mahasiswa :
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.

Asisten/ Laporan Mahasiswa

………………………………… …………………………………

IX. PROSEDUR UJI KEPADATAN TANAH LAPANGAN


Dengan Metode Kerucut Pasir (Sand Cone Method)
(ASTM D 1556 – 00)
Maksud
Memeriksa/menentukan kepadatan tanah lapangan. Cara ini dilakukan terbatas untuk tanah yang
berbutir terbesarnya tidak lebih dari 50,80 mm (2 inci).
Catatan,
 Umumnya dihunakan untuk memeriksa kepadatan tanah dari tanah yang dipadatkan,
 Kepadatan tanah adalah berat volume keringnya.

Alat
1. Alat kerucut pasir yang terdiri atas
a. Botol (dari gelas/plastic) kapasitas minimum 4 liter akan diisi pasir,
b. Kran yang dapat dibuka tutup dengan lubang 1,27 cm (1/2 inci)
c. Corong berupa kerucut tinggi 13,50 cm (5 3/8 inci) dan diameter dasar 16,51 cm (6 ½ inci)
d. Plat baja yang berbentuk persegi atau bujur sangkar yang bagian tengahnya terdapat lubang
dengan diameter yang sesuai dengan diameter dasar corong. Plat tersebut harus cukup kaku,
dan pada sisi-sisinya membentukdinding dengan ketinggian 10 sampap 13 mm. ukuran plat
30,48 x 30,48 cm2 (12 inci x 12 inci)
2. Bahan pembantu berupa,
Pasir bersih, kering, tanpa bahan ikat, sehingga dapat mengalir bebas dengan ukuran butir lewat
saringan no. 10 (2,00 mm) dan kurang dari 3% lewat saringan no.60 (0,25 mm). koefisien
keseragaman butiran (Cu) kurang 2,0. Pasir ini perlu ditentuka/diketahui berat volumenya sebelum
dipakai pada percobaan.
3. Timbangan,
a. 1 buah kapasitas 10 kg dengan ketelitian 1,00 gram
b. 1 buah kapasitas 500 gram dengan ketelitian 0,10 gram
4. Alat-alat pembantu berupa,
Palu, pahat, sendok untuk membuat lubang pada tanah juga kaleng, kuas dan sebagainya.

Pelaksanaan
1. Sebelum pelaksanaan pemeriksaan, yang perlu diketahui adalah
a. Berat unit 𝜌𝑜 g/cm3
b. Massa pasir yang akan mengisi kerucut dan lubang plat dasar = Mo g.
2. Memeriksa kepadatan tanah lapangan,
a. Isi botol dengan pasir secukupnya, timbanglah massa botol bersama pasir (=M1 gram)
b. Persiapkan permukaan tanah yang akan diperiksa, sehingga diperoleh bidang rata dan datar.
Letakan pada dasar diatas tanah, buat tanda batas lubang plat pada tanah.
c. Buat/gali lubang pada tanahdidalam tanda batas yang telah dibuat.
Kerjakan secara hati-hati, hindarkan terganggunya tanah disekitar dinding/dasar lubang, perlu
sangat hati-hati untuk tanah yang mudah longsor (tanah non kohesif).
Volume ukuran galian lihat catatan No.2.
d. Kumpulkan/masukan semua tanah hasil galian (jangan ada yang tercecer) dalam kaleng
tertutup yang telah diketahui massanya (massa kaleng kosong bersama tutupnya = M 2 gram).
Kemudian timbang kaleng dengan tutupnya yang telah berisi tanah (=M3)
e. Dengan plat dasar terletak diatas tanah, letakan botol pasir dengan corongnya menghadap
kebawah ditengah plat dasar. Buka kran dan tunggu sampai pasir berhenti mengalir mengisi
lubang dan corong, kemudian tutup kran.
f. Tutup botol, lalu bersama corong dengan pasir yang masih tersisa dalam botol ditimbang
(=M4 gram).
g. Ambil sebagian tanah dalam kaleng dan periksa kadar airnya (=w), caranya lihat percobaan
kadar air.

Hitungan
Kepadatan tanah = berat volume kering tanah =
𝜌𝑜 𝑀3 − 𝑀2
𝜌𝑘 = =
𝑙 + 𝑤 𝑀1 − 𝑀4 − 𝑀𝑜
Penjelasan rumus :
𝜌𝑜
𝜌𝑘 =
𝑙+𝑤
Dengan
𝜌 : M/V
M : massa tanah basah dari lubang
= M3 – M2
V : volume tanah = volume lubang = volume pasir yang mengisi lubang,

= Mpasir/𝜌𝑜

Mpasir : M1 - M 4 - M 0

Catatan
1. Selama pengisian pasir dalam lubang hindarkan adanya getaran-getaran, karena nilai 𝜌𝑜 dan Mo
tidak akan tepat.
2. Ukuran atau volume lubang benda uji untuk menentukan kadar air sekurang-kurangnya adalah
seperti dibawah ini.

Berat butir tanah terbesar Volume minimum lubang galian Benda uji untuk kadar air
(mm) (cm3) (gram)
< 4,75 (lolos saringan no. 40) 710 100
12,50 1420 300
25,00 2120 500
50,00 2830 1000
3. Nilai berat volume pasir yang digunakan = 𝜌𝑜 dan massa pasir yang mengisi kerucut mo, perlu
ditentukan terlebih dahulu setiap penggangtian pasir yang akan digunakan atau jika keadaan pasir
sudh berubah m,isalnya karena kotor.
Cara menentukan adalah sebagai berikut.
1. Menentukan volume botol (termasuk lubang sebelum kran)
a. Timbang botol kosong dan kering bersama corongnya = M5 gram.
b. Dirikan botol dengan corong menghadap keatas, kemudian isikan air sampai diatas kran.
Kemudian tutup kran dan bersihkan/keringkan kelebihan air dalam corong.
c. Timbang botol yang berisi air = M6 gram.
d. Maka volume botol
V1 = (M6 – M5)/𝜌𝑤 cm3
e. Berat jenis 𝜌𝑤 praktis dapat diambil = 1 gram/cm3. Tetapi akan lebih teliti bila diukur
temperatur air dan berat jenis air sesuai dengan suhunya, dapat dilihat pada daftar.
f. Pengukuran botol ini perlu dilakukan 2 atau 3 kali dan selisih hasilnya masing-masing jangan
lebih dari 3 cm3. Ulangi lagi bila selisihnya masih terlalu besar.
2. Menentukan berat volume pasir yang akan dipakai.
a. Dirikan botol kosong (kering) dengan corongnya menghadap keatas pada bisang rata,
mendatar, dan kokoh. Kemudian isikan pasir di dalam corong (diatas kran)
b. Timbanglah botol yang terisi pasir = M7 gram dan hitnglah berat volme pasir,
𝜌𝑜 = (M7 – M6)/ W1
c. Mengukur massa pasir yang akan mengisi corong
d. Isi botol dengan pasir secukupnya, tutup kran dan timbanglah botol yang terisi pasir = M 4
gram.
e. Letakan plat dasar pada suatu bidang rata dan mendatar. Kemudian tekan botol dengan
corongnya menghadap kebawah di atas plat dasar tersebut
f. Buka kran dan biarkan pasir mengalir sampai berhenti.
g. Tutup kran kemudian timbang alat dengan sisa pasir yang tidak mengalir = M 5 gram.
h. Hitung massa pasir pengisi corong = Mo = M5 – M4 gram.

LEMBAR PRAKTIKAN

IX. UJI KEPADATAN TANAH LAPANGAN


Dengan Metdoe Kerucut Pasir (Sand Cone Method)

Sketsa Alat
Hasil Pengamatan
Kepadatan Sand cone + pasir =………………….gms/cc
Volume kerucut =…………………….cm3

1 Berat sand cone + pasir 𝑊1 𝑔𝑟𝑎𝑚


2 Berat sand cone + pasir sisa 𝑊2 𝑔𝑟𝑎𝑚

3 Berat pasir dikerucut 𝑊4 𝑔𝑟𝑎𝑚

4 Barat tanah dari lubang galian 𝑊6 𝑔𝑟𝑎𝑚

5 Berat cawan + tanah basah 𝑊8 𝑔𝑟𝑎𝑚

6 Berat cawan + tanah kering 𝑊9 𝑔𝑟𝑎𝑚

7 Berat cawan 𝑊11 𝑔𝑟𝑎𝑚

Hari/Tanggal Praktikum : No. Kelompok :


Nama Praktikan : No. Mahasiswa :
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.

Asisten/ Laporan Mahasiswa

………………………………… …………………………………

Anda mungkin juga menyukai