SPESIFIKASI TEKNIS
3.1.1.2 Ukuran
Semua ukuran untuk pekerjaan beton dinyatakan dalam cm dan m, jika terjadi
kebingungan berkenaan dengan ukuran bangunan kontraktor wajib menanyakan terlebih
dulu kepada Konsultan Pengawas (KP).
3.1.1.5 Koordinasi
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan material tersebut, Kontraktor
wajib mengadakan koordinasi dengan kontraktor-kontraktor unsur pekerjaan lainnya atas
petunjuk KP.
Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah Kontraktor menerima surat pelulusan, Kontraktor
harus memasukkan rencana kepada Konsultan Pengawas/ Pengawas Lapangan mengenai
prosedur mobilisasi. Hal ini harus menjamin dilaksanakannya mobilisasi di atas dalam waktu
10 (sepuluh) hari setelah Konsultan Pengawas /Pengawas Lapangan memberikan nota
dimulainya pekerjaan, peralatan harus sudah berada di lokasi proyek sesuai dengan jadwal
dibutuhkannya alat-alat tersebut.
Kontraktor diharuskan mengajukan daftar terperinci tentang peralatan yang akan
digunakannya untuk melaksanakan pekerjaan.
Daftar tersebut harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dan disetujui oleh
Pengawas Lapangan dalam hal fungsi dalam pekerjaan, kapasitas, jumlah, tahun
pembuatan; pabrik pembuat, kondisi dan rencana waktu tiba di tempat pekerjaan.
Kontraktor wajib mendatangkan alat-alat tersebut tepat pada waktunya sesuai dengan
jadwal pemakaian.
Kontraktor dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memindahkan alat-alat
tersebut atau seluruhnya, selama pelaksanaan pekerjaan tanpa persetujuan Pengawas
Lapangan.
Kontraktor diharuskan untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk
melaksanakan tiap-tiap bagian/komponen/ tahap pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut
dimulai. Penyediaannya di tempat pekerjaan dan persiapannya harus terlebih dahulu
mendapat pemeriksaan dan persetujuan dari Pangawas Lapangan.
Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan tersebut yang
akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti sedemikian
rupa, sehingga Pengawas Lapangan menganggap pekerjaan dapat dilanjutkan.
2. Bila pekerjaan sedang dilaksanakan pada saluran yang ada atau daerah lain di mana aliran
bawah tanah atau air tanah dapat tercemar, maka Kontraktor harus memelihara sepanjang
waktu pada tempat pekerjaan yang sebenarnya suatu persediaan air dari kualitas air minum
untuk digunakan oleh pekerja untuk mencuci, bersama dengan persediaan secukupnya dari
sabun dan disinfektan.
3.2.1.8 Utilitas
1. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperoleh setiap informasi yang ada tentang
keberadaan serta lokasi bangunan utilitas di bawah tanah dan untuk memperoleh serta
membayar setiap perizinan yang diperlukan atau pemberian hak lainnya untuk
melaksanakan galian yang disyaratkan dalam Kontrak.
2. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemeliharaan dan perlindungan setiap saluran
pipa di bawah tanah/ yang melintang sungai yang masih berfungsi, kabel, pipa penyalur
atau lainnya di atas tanah dan jalur-jalur pelayanan atau struktur cabang yang mungkin
ditemukan dan untuk memperbaiki setiap kerusakan yang disebabkan oleh opersinya.
3.3.2.2 Adukan
Adukan haruslah adukan semen yang memenuhi kebutuhan dari Bab 6 dari
spesifikasi ini.
3.3.3 PELAKSANAAN
3.3.3.1 Persiapan Pondasi
1. Pondasi untuk struktur pasangan batu kali harus disiapkan sesuai dengan syarat pada
pekerjaan tanah galian (cerucuk).
2. Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada gambar, dasar pondasi untuk struktur
tembok penahan harus normal, atau bertangga yang juga normal terhadap muka dari
tembok. Untuk struktur lain dasar pondasi harus mendatar atau bertangga yang juga
horizontal.
3. Lapis landasan yang dapat mengalihkan air dan kantung penyaring harus disediakan di mana
disyaratkan sesuai dengan syarat dalam drainase porous.
3.4.1.3 Standard
Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Pedoman Perencanaan :
-2003 : Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen
1967-1990 : Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat
1731-1989 : Pengujian lnsitu CBR
1966-1990 : Metode Pengujian Batas Plastis
1973-1990 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton
2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin
6388-2000 : Spesifikasi Agregat Lapis Pondasi Bawah, Lapis Pondasi atas dan lapis penutup
3.4.2 BAHAN
1. Sumber Material
Material lapis pondasi jalan harus dipilih dari sumber yang disetujui sesuai dengan bahan
dari spesifikasi ini (sesuai dengan gambar perencanaan).
2. Dimensi
Dimensi agregat yang akan digunakan dalam pembuatan jalan adalah pada lapis pondasi
bawah/sub base berupa batu pecah dengan dimensi 15-20 cm sedangkan pada lapisan
pondasi atasl base coarse berupa agregat kelas B.
3. Lapis Permukaan Jalan Beton
Spesifikasi lapis permukaan jalan beton adalah beton dengan mutu K-225, dan disyaratkan
merupakan beton ready mix.
4. Ketentuan Tanah Dasar
Daya dukung tanah dasar ditentukan dengan pengujian CBR insitu (CBR minimum 5%),
sesuai dengan SNI 03-1731-1989 atau CBR laboratorium sesuai dengan SNI 03-1744-1989.
5. Ketentuan Pondasi Bawah
Bahan pondasi bawah diencanakan dari material bahan berbutir. Lapis pondasi bawah perlu
diperlebar sampai 60 cm diluar tepi perkerasan beton semen. Untuk tanah ekspansif perlu
pertimbangan khusus perihal jenis dan penentuan lebar lapisan pondasi dengan
memperhitungkan tegangan pengembangan yang mungkin timbul. Tebal lapisan pondasi
minimum 10 cm yang paling sedikit mempunyai mutu sesuai dengan SNI No. 03-6388-2000
dan ASSHTO M-155 serta SNI 03-1743-1989.
Material berbutir tanpa pengikat harus memenuhi persyaratan sesuai dengan SNI-03-6388-
2000. Persyaratan dan gradasi pondasi bawah harus sesuai dengan kelas B. Sebelum
pekerjaan dimulai, bahan pondasi bawah harus diuji gradasinya dan harus memenuhi
spesifikasi bahan untuk pondasi bawah, dengan penyimpangan ijin 3% - 5%. Ketebalan
minimum lapis pondasi bawah untuk tanah dasar dengan CBR minimum 5% adalah 15 cm.
2. Pengiriman Bahan
Jika lapis pondasi jalan tanpa dipasok sebagai bahan yang dicampur lebih dahulu, bahan itu
harus dikirim ke badan jalan sesuai dengan ketentuan. Bilamana agregat dikirim dalam
bentuk dua atau tiga komponen, setiap komponen harus dlkirim sesuai dengan ketentuan,
kecuali jlka komponen itu harus dikirim dalam keadaan kering.
Tebal padat minimum tidak boleh kurang dari dua kali ukuran agregat
maksimum. Tebal padat maksimum tidak boleh lebih dari 20 cm kecuali ditentukan lain atau
disetujui Direksi Pekerjaan .
Komponen bahan untuk setiap lapis harus dihampar dengan ketebalan yang sama di seluruh
lokasi. Mesin pencampur stabilisasi tanah, mesin penggaru pertanian, cakram bajak atau
alat lain yang sesuai harus digunakan untuk mencampur seluruh tebal bahan gembur
tersebut. Sebagai alternatif, setumpukan kecil bahan yang menerus pada panampang
melintang yang seragam dapat dihampar sepanjang jalan bilamana labar jalan tetap.
Seluruh kedalaman bahan yang gembur itu dibolak-balik dari sisi jalan yang satu ke yang
lainnya sampai seluruh bahan itu tercampur merata, kemudian dihampar dengan ketebalan
yang sama.
Pancampuran di tempat hanya diijinkan bila kondisi panas dan cuaca panas diharapkan
berlangsung sampai pekerjaan selesai.
Pembentukan akhir permukaan lapis pondasi bawah harus dilaksanakan paling sedikit
setelah dua lintasan pemadatan melintasi seluruh lokasi tersebut.
Selama pemasangan, pembentukan dan pemadatan Lapis Pondasi Jalan, agregat harus
dipertahankan dalam keadaan lembab dengan penyemprotan air yang diatur dengan ketat
sehingga bahan halus yang berada di permukaan tidak terganggu. Sebelum pemadatan
selesai, kontraktor harus membuang setiap agregat yang terlalu basah sehingga tidak
merusak tanah dasar. Pemadatan tidak boleh dilanjutkan jika bahan menunjukkan tanda-
tanda agak bergelombang. Dalam keadaan demikian, bahan harus dibuang atau diperbaiki.
Bahan sepanjang kerb, tembok dan tempat-tempat lain yang tak terjangkau oleh mesin gilas
harus dipadatkan dengan menggunakan timbris atau pemadat mekanis.
Pemadatan harus berlanjut sampai seluruh lokasi yang telah dipadatkan menjadi suatu
permukaan yang keras dengan kepadatan yang merata serta semua bekas jejak roda mesin
gilas tidak tampak. Suatu lapisan yang keras dan stabil harus diperoleh dalam penggilasan
akibat saling mengunci antar agregat dengan rapat.
Penambahan abu batu atau pasir berplastisitas rendah dalam jumlah kecil pada saat
pemadatan tahap akhir dapat diijinkan agar dapat meningkatkan pengikatan pada lapis
permukaan. Abu batu dan pasir tidak boleh dihampar terlalu tebal sedemikian hingga
agregat kasar menjadi tidak tampak.
3.4.4 PENGUJIAN
Jumlah data pendukung pengujian yang dibutuhkan untuk persetujuan awal dari mutu
bahan akan ditentukan Direksi Pekerjaan namun harus mencakup semua pengujian yang
disyaratkan, paling sedikit tiga contoh yang mewakili sumber bahan yang diusulkan, yang
dipilih untuk mewakili batas rentang mutu bahan yang mungkin terdapat dalam sumber
bahan tersebut.
Setelah persetujuan atas mutu bahan untuk Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal yang
diusulkan, seluruh pengujian mutu bahan harus diulangi lagi bilamana menurut pendapat
Direksi Pekerjaan terdapat perubahan pada mutu bahan atau pada sumber bahan atau pada
metcde produksinya.
Suatu program pengujian pengendalian mutu bahan secara rutin harus dilaksanakan untuk
memeriksa ketidakseragaman bahan yang dibawa kelokasi pekerjaan. Pengujian lebih lanjut
harus sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan tetapi untuk setiap 1000 meter kubik bahan yang
dihasilkan, pengujian harus meliputi paling sedikit lima (5) pengujian Indeks Plastisitas dan
lima (5) pengujian gradasi.
Pada Lapis Pondasi Jalan dimana tebal lapis pondasi yang ditetapkan atau disetujui tidak
seluruhnya terdiri dari bahan baru, tetapi terdiri dari sebagian bahan pada jalan lama yang
dikerjakan kembali, volume untuk pembayaran haruslah berdasarkan volume padat dari
bahan baru yang dihampar, dihitung dari penampang melintang yang diambil oleh
Kontraktor dan disetujui Direksi Pekerjaan sebelum pekerjaan dimulai.
Bilamana penyesuaian kadar air telah diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sebelum
pemadatan, pembayaran tambahan tidak akan diberikan untuk penambahan air atau
pengeringan terhadap bahan atau pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk memperoleh
kadar air yang memenuhi ketentuan
3. Dasar Pembayaran
Kuantitas yang ditentukan, seperti yang diuraikan di atas, harus dibayar menurut Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk masing-masing mata pembayaran yang terdaftar di
bawah ini dan terdapat dalam daftar kuantitas dan harga, dimana harga dan pembayaran
tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan,
penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, penyiapan lapis dasar
(cut-offlayer), penggunaan lapis permukaan sementara pada permukaan yang sudah
selesai, dan semua biaya Iain-lain yang diperlukan atau lazim untuk penyelesaian yang
sebagaimana mestinya dari pekerjaan ini.
3.5.1.2 Gambar-Gambar
1. Kontraktor wajib membuat gambar detail untuk pelaksanaan pekerjaan (Shop Drawing).
Gambar ini harus disetujui oleh Direksi.
2. Gambar kerja & gambar detail untuk seluruhu pekerjaan harus selalu berada di lapangan
setiap waktu. Gambar tersebut dalam keadaan jelas, dapat dibaca dan menunjukkan
perubahan-perubahan terakhir.
3. Ukuran pokok dan pembagiannya, seluruhnya telah tercantum dalam gambar kerja dan
detail. Ukuran tersebut merupakan ukuran efektif/bersih, atau ukuran dalam keadaan jadi
oleh karena itu dalam pelaksanaan maupun pemesanaun ukuran-ukuran harus
diperhitungkan sebagai ukuran efektif.
4. Kontraktor membuat Gambar Instalasi yang sebenarnya terpasang (as built drawings).
3.6.1 Umum
3.6.1.1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk lingkup pekerjaan beton adalah :
1. Semua pekerjaan beton tidak bertulang, seperti pengisi lubang, lantai kerja, dan lain-lain.
2. Semua pekerjaan beton bertulang pada pekerjaan konstruksi bangunan, Semua pekerjaan
yang harus dilakukan sebelum, selama dan sesudah pengecoran termasuk
pembuatan cetakan, penulangan, pembuatan dan pemasangan spacer, pengecoran,
pembongkaran cetakan, pembuatan benda uji serta pengetesan mutu beton, persiapan dan
pemasangan penulangan stek-stek.
3.6.2. BAHAN-BAHAN
3.6.2.1 Portland Cement
1. Semen yang digunakan harus semen Portland jenis I atau II atau V yang memenuhi
Standard Semen Indonesia (NI-8-1964) dan ASTM C-150.
2. Semen harus disimpan ditempat yang terlindung dari cuaca luar, kelembaban dan air, serta
dijaga jangan sampai terjadi kontaminasi. Penyimpanan semen harus mengikuti ketentuan-
ketentuan material saat ini dalam PBI 1971.
3. Semen harus disimpan dengan teratur dan rapi sesuai urutan kedatangannya dan
pemakaiannya harus diusahakan sesuai dengan urutan kedatangannya sehingga tidak ada
semen yang terlalu lama penyimpanannya.
4. Umur semen yang akan digunakan tidak boleh lebih dan 2 bulan.
5. Semen yang telah menggumpal tidak boleh digunakan.
6. Jumlah semen yang disimpan harus diperhitungkan agar cukup banyak untuk
menghindarkan kemacetan pekerjaan yang diakibatkan oleh keterlambatan pengiriman.
7. Harus dijaga agar tidak terjadi proses pelembaban pada semen yang sedang dalam
pengangkutan atau pun penyimpanan.
8. Kadar alkali maksimum 0,40%.
3.6.2.2 Agregat
1. Agregat beton dapat berupa agregat hasil desintegrasi alami atau buatan yang dihasilkan
oleh alat-alat pemecah batu, tetapi agregat tersebut harus memenuhi test, standard
laboratorium dan mempunyai gradasi yang memenuhi persyaratan ASTM 0-33. Agregat
kasar harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat
(tidak porous). Selain itu, agregat beton yang digunakan haruslah bersih, uncoated, keras
dan terbebas dan lumpur, garam, partikel pipih dan material-material merusak lainnya
seperti alkali, organik dan bahan-bahan lunak & ekspansif.
2. Agregat beton yang digunakan harus memenuhi persyaratan PB 1971 0052-80, dan ASTM C-
33 seperti:
- Agregat halus harus memenuhi persyaratan:
Modulus kehalusan = 2,3 - 3,1
Kotoran organik ≤ no.3
Kadar lumpur < 3%
Kekerasan < 2,2
Kekekalan (Na2 SQ4) (5 siklus) < 12%
Peresapan (Absorpsi) < 5%
Tidak bersifat reaktif terhadap alkali.
- Agregat kasar harus memenuhi persyaratan:
Kadar lumpur < 1%
Kandungan butiran pipih < 20%
Abrasi Los Angeles < 40%
Kekekalan (Na2 SO4) (5 siklus) < 12%
Peresapan (Absorpsi) < 5%
Tidak bersifat reaktif terhadap alkali.
3. Sumber-sumber pengambilan agregat terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas. Kontraktor harus menyediakan sample agregat seberat 25 kg untuk
setiap ukuran dari sumber pengambilan agregat yang akan digunakan untuk disetujui
Pengawas. Jika Pengawas memandang perlu untuk mengadakan pemeriksaan di
laboratorium, maka pemeriksaan tersebut sudah harus diperhitungkan di dalam penawaran.
4. Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 20 mm dan sesuai dengan ASTM
Grade Size #67 (19,0 sampai 4,75 mm).
5. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dari bebas dan bahan-bahan organik,
tanah lempung dan sebagainya.
3.6.2.3 Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih, segar dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali, garam, dan bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang dapat
menurunkan mutu pekerjaan dan sesuai dengan pasal 3.6 P81 1971 dan pasal 9 PUBI -
1982. Apabila dipandang perlu, Pengawas dapat minta kepada Kontraktor supaya air yang
dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya
Kontraktor.
3.6.2.5 Admixture
1. Untuk setiap penggunaan admixture yang dianggap perlu, Kontraktor diminta terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan dari Pengawas mengenai hal tersebut.
2. Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama perdagangan admixture tersebut
dengan keterangan mengenai tujuan, data-data bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan
mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko- resiko dan keterangan-keterangan lain
yang dianggap perlu.
3. Admixture yang mengandung unsur clorida, flourida, ion sulfide, ion nitrat dan unsur-unsur
lainnya yang dapat merusak bahan-bahan beton dan tulangan baja tidak boleh digunakan
pada pekerjaan ini.
4. High-range water-reducing, jika diijinkan untuk digunakan, harus sesuai dengan persyaratan
ASTM C494 type F atau G.
9. Penyampaian beton (adukan) dan mixer ke tempat pengecoran harus dilakukan dengan cara
yang tidak mengakibatkan terjadinya pemisahan komponen-komponen beton.
10. Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton.
11. Pemeriksaan Mutu Beton:
Persiapan, cara-cara pembuatan, penyimpanan dan pemeriksaan mutu hasil pelaksanaan
pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-ketentuan pada bab 4 PB 1971.
12. Penerimaan Hasil Pekerjaan Beton:
Pekerjaan beton dapat diterima setelah syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam
spesifikasi teknik dan gambar perencanaan telah dipenuhi seluruhnya dan umur beton telah
mencapai 28 hari. Kriteria penerimaan hasil pekerjaan beton ditentukan berdasarkan PBI
1971
Apabila hasil pemeriksaan benda-benda uji menunjukkan kekurangan kekuatan beton hasil
pekerjaan yang tidak melebihi 10% dari kekuatan beton yang disyaratkan, maka hasil
pekerjaan ini dapat diterima oleh Pengawas. Atau diambil tindakan-tindakan sesuai dengan
pasal 4.8 PBI 1971. Penyimpangan hasil pelaksanaan terhadap spesifikasi teknis, gambar
perencanaan atau petunjuk Pengawas dapat menyebabkan hasil pekerjaan tersebut
dibongkar dan diperbarui kembali sesuai dengan persyaratan dan ketentuan-ketentuan
dalam persyaratan dokumen kontrak.
3.6.10 PEMBERSIHAN
Jangan dibiarkan puing-puing, sampah sampai tertimbun. Pembersihan harus dilakukan
secara baik dan teratur.