Anda di halaman 1dari 5

Devi Putri Astutik- 01111740000018 – SPEKTROMETER, hal 1-5 1

Spektrometer
Devi Putri Astutik, Misbachul F. Asy’ari , Muniroh, Faridawati
Departemen Fisika, Fakultas Sains, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: munirohza27@gmail.com

Abstrak— Percobaan spektrometer bertujuan untuk partikel karena dapat bertindak sebagai gelombang
mempelajari proses terjadinya plasma dari lampu gas, elektromagnetik dan bertindak sebagai partikel foton.
mempelajari pembentukan spektrum cahaya pada pembiasan Berdasarkan panjang gelombangnya terdapat dua jenis cahaya,
cahaya oleh prisma kaca, menentukan nilai indeks bias prisma yaitu cahaya monokromatik dan cahaya polikromatik. Cahaya
kaca, menentukan nilai panjang gelombang spektrum yang monokromatik adalah cahaya yang hanya terdiri dari satu
terbentuk dan membandingkan dengan nilai refrensi,
warna dan satu range panjang gelombang , sedangkan untuk
menghitung energi dari spektrum warna yang terbentuk dan
mengetahui pengaruh panjang gelombang terhadap energi. cahaya polikromatik adalah cahaya yang terdiri dari dari
Prinsip yang digunakan pada percobaan ini adalah hukum banyak warna dan panjang range panjang gelombangnya lebih
snellius, pembiasan cahaya pada prisma, dan dispersi cahaya panjang dibandingkan dengan monokromatik. Cahaya
oleh prisma. Percobaan ini dilakukan dengan disiapkan alat polikromatik disebut dengan cahaya putih. Gerakan cahaya
spektrometer terlebih dahulu, lalu dipasang lampu pada sumber berbentuk garis lurus yang disebut berkas cahaya, terdapat 3
listrik (PLN), setelah itu cahaya diamati lewat teropong dan macam berkas cahaya yaitu mengumpul(konvergen),
dicatat berapa sudut pelurus tiap pengulangan dan sudut deviasi menyebar (divergen), dan sejajar (paralel). Spektrum cahaya
pada tiap warna yang terlihat. Variasi yang digunakan pada merupakan suatu keadaan dimana berkas cahaya berkumpul
praktikum ini adalah lampu gas neon dan lampu gas helium.
Hasil yang didapat dari percobaaan yaitu dapat diketahui bahwa
dengan panjang gelombang dari warna yangdapat dilihat oleh
plasma terjadi karena adanya peristiwa eksitasi, ionisasi, dan mata. Umumnya spektrum merujuk pada rentang warna yang
deeksitasi pada elektron. Nilai indeks bias prisma kasa sebesar teramati ketika cahaya putih terdispersi oleh sebuah prisma,
1,62. Pembentukan spektrum cahaya pada pembiasan prisma prisma ini berfungsi sebagai alat untuk menguraikan
kaca ini terjadi adanya dua peristiwa yaitu refraksi dan dispersi. cahaya[1].
Pada lampu gas helium, nilai panjang gelombang dari spektrum Gelombang cahaya memiliki beberapa sifat yaitu refleksi,
warna dari merah, kuning, hijau, biru sampai ungu berturut- refraksi, dispersi, difraksi, interferensi dan polarisasi. Refleksi
turut sebesar 1057 nm; 618,4 nm; 406,4 nm; 480,2 nm; dan 446,2 adalah sifat pemantulan cahaya dan refraksi adalah sifat
nm. Sedangkan untuk lampu gas neon nilai panjang gelombang cahaya yang dapat terjadi karena adanya pembiasan.
dari spektrum warna dari merah, kuning, sampai hijau berturut-
Interferensi cahaya merupakan perpaduan dua atau lebih
turut sebesar 792,1 nm; 483 nm; dan 606,8 nm. Pada lampu gas
helium, nilai energi dari spektrum warna dari merah, kuning, gelombang cahaya yang bertemu pada suatu titik sehingga
hijau, biru sampai ungu berturut-turut sebesar 1,88x10-19J; menimbulkan adanya satu gelombang baru. Difraksi adalah
3,22x10-19J; 4,89x10-19J; 4,14x10-19J; dan 4,46x10-19J. Sedangkan sifat gelombang cahaya yang dapat dibelokkan atau terjadinya
untuk lampu gas neon nilai energi dari spektrum warna dari penyebaran gelombang cahaya oleh celah sempit sebagai
merah, kuning, sampai hijau berturut-turut sebesar 2,51x10-19J; penghalang. Polarisasi adalah peristiwa atau proses
4,12x10-19J; dan 3,28x10-19J. Pengaruh panjang gelombang berubahnya arah getar gelombang pada cahaya yang acak
terhadap energi, semakin besar panjang gelombang cahaya, menjadi satu arah getar, atau dapat dikatakan proses
maka semakin kecil energi yang dihasilkan, dan sebaliknya. penyerapan arah bidang getar dari gelombang[2].
Dispersi merupakan sifat cahaya yang dapat terurai secara
Kata Kunci—Disosiasi, Eksitasi, Ionisasi.
alamiah. Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya
polikromatis (cahaya putih) menjadi cahaya monokromatis
I. PENDAHULUAN pada prisma lewat pembiasan atau pembelokkan. Prisma
sebagai alat untuk menguraikan cahaya menjadi warna-warna
S ERINGKALI kita melihat cahaya matahari yang masuk
melalui ventilasi di sebuah ruangan memiliki bayanngan
yang memanjang atau memendek dan memiliki pola gelap
spektralnya. Cahaya yang melalui prisma akan mengalami dua
kali pembiasan yaitu saat memasuki prisma dan meninggalkan
terang. Peristiwa tersebut dapat terjadi karena cahaya matahari prisma. Peristiwa dispersi terjadi karena adanya perbedaan
yang melewati celah pada ventilasi udara akam mengalami indeks bias tiap warna cahaya. Cahaya warna merah akan
difraksi, yaitu kejadian pembelokkan cahaya ketika melewati mengalami deviasi terkecil, sedangkan warna ungu mengalami
celah sempit. Ventilasi udara yang memiliki lebar celah yang deviasi terbesar[2].
sama bertindak sebagai kisi. Plasma merupakan gas yang terionisasi , unsur-unsur yang
Cahaya merupakan suatu energi yang berbentuk gelombang terbentuk tidak lagi bersatu membentuk molekul, melainkan
elektromagnetik atau partikel foton yang dipancarkan oleh kehilangan elektron. Plasma memiliki banyak elektron bebas,
benda yang dapat bersinar, sehingga memungkinkan mata maka plasma dapat menjadi konduktor yang baik.
manusia menangkap bayangan benda disekitar benda yang terbentuknya plasma ini dikarenakan adanya proses ionisasi,
bersinar. Cahaya dapat dikatakan dualisme gelombang- disosiasi, dan eksitasi. Ionisasi adalah proses terlepasnya
Devi Putri Astutik- 01111740000018 – SPEKTROMETER, hal 1-5 2

Mulai

Dipersiapkan alat dan bahan

Lampu gas helium dipasang


dibelakang kolimator

Dihubungkan dengan sumber


tegangan

Gambar 1. Skema Persobaan Spektrometer Fokus teropong diatur

Lampu Gas Helium


1,815 Letak dan celah kolimator diatur
Indeks Bias (n)

1,81 y = 2906,3x + 1,7964


R² = 0,4803
1,805
Besar sudut pelurus ditentukan
1,8
1,795
0 0,000002 0,000004 0,000006 0,000008 Besar sudut deviasi ditentukan
1/𝜆ref^2

Gambar 3. Grafik pada Gas Helium


Ya
elektron suatu atom atau molekul dari ikatannya. Energi yang Dilakukan variasi
dibutuhkan untuk melepas elektron disebut energi ionisasi. lampu gas?
Atom akan menjadi ion positif jika kelebihan muatan positif
dan menjadi ion negatif apabila kelebihan muatan negatif.
Eksitasi merupakan proses berpindahnya elektron dari tingkat
energi yang lebih rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi Tidak
dengan menyerap energi dari tumbukan dengan elektron luar.
Kebalikan dari eksitasi adalah dieksitasi yaitu proses Selesai
berpindahnya elektron dari tingkat energi yang lebih tinggi ke
tingkat energi yang rendah. Dengan memancarkan energi Gambar 2. Diagram Alir Percobaan Spektrometer
(foton). Peristiwa ionisasi pada plasma dapat menyebabkan
bidang datar. Lalu perbandingan sinus sudut datang dengan
terjadinya disosiasi yaitu pemisahan suatu molekul menjadi
sinus sudut bias pada dua medium yang berbeda merupakan
atom-atom penyusunnya. Plasma adalah gas yang terionisasi,
bilangan tetap. Secara matematisnya dapat diperoleh rumus
tapi tidak semua gas yanag terionisasi disebut plasma.
Terdapat syarat seperti kerapatan, temperature, panjang debye (1)
dan energi untuk bisa dikatakan plasma[2]. dimana adalah kecepatan sinar datang dan adalah
Hukum snellius merupakan hukum yang menjelaskan kecepatan sinar bias dan n adalah indeks bias medium pada
tentang pembiasan antara sudut datang dan sudut bias pada
sinar datang ( ) dan sinar bias ( ) [3].
cahaya atau gelombang lain melalui batas antara dua medium
isotropik berbeda seperti udara dan gelas. Hukum ini didasari
dari percobaan seberkas sinar pada balok kaca, ketika cahaya II. METODE PENELITIAN
diarahkan pada permukaan balok kaca, ternyata sinar
dibelokkan pada saat mengenai bidang batas udara-kaca. A. Alat dan Bahan
Snellius menyatakan tentang hukum pembiasan bahwa sinar Pada percobaan spektrometer menggunakan beberapa
datang dan garis normal serta sinar bias terletak dalam satu peralatan yang digunakan antara lain yaitu satu set
Devi Putri Astutik- 01111740000018 – SPEKTROMETER, hal 1-5 3

Tabel 2
Lampu Gas Neon Spektrum
Data Percobaan Lampu Gas Neon
δ1 δ2 δ3 δ4 Rata-rata δ
1,815 Warna
Indeks Bias (n)

Merah 67,4 71,3 69,5 70,6 69,70


1,810
Kuning 66,9 68,2 67,4 69,6 68,03
1,805
y = -4455x + 1,8171 Hijau 68 70 70 67,9 68,98
1,800 R² = 0,2697
1,795 Tabel 3.
Data Perhitungan Lampu Gas Helium
0,0000E+001,0000E-062,0000E-063,0000E-064,0000E-06
1/𝜆ref^2 λ λ
Spektrum
n referensi perhitungan Error E (joule)
Warna
(nm) (nm)
Gambar 4. Grafik pada gas neon
Merah 1,799 685 1057 54,32% 1,88 kali 10-19
Tabel 1
Data Percobaan Lampu Gas Helium Kuning 1,804 580 618,4 6,62% 3,22 kali 10-19
Spektrum Hijau 1,814 532,5 406,4 23,68% 4,89 kali 10-19
δ1 δ2 δ3 δ4 Rata-rata δ
Warna
Merah 69,5 69,4 67,1 67 68,25 Biru 1,809 472,5 480,3 1,65% 4,14 kali 10-19

Kuning 70,4 69 67 68,7 68,78 Ungu 1,811 415 446,2 7,52% 4,46. 10-19

Hijau 72 70 71 68 70,25
Biru 68 69,5 68,5 72 69,50 (2)
Ungu 72,1 71,1 67,1 68,8 69,78
Untuk menghitung nilai panjang gelombang menggunakan
persamaan :
spektrometer sebagai alat dalam percobaan, lampu gas neon
dan gas helium sebagai sumber cahaya, power supply sebagai √ (3)
sumber tegangan, penggaris sebagai alat ukur jarak . Step up dimana nilai a dan b diperoleh dari persamaan regresi linier
dan down transformator sebagai sumber arus AC. antara perubahan indeks bias prisma (n) terhadap ⁄
B. Skema Rangkaian
Skema alat percobaan spektrometer terdapat pada Untuk membandingkan hasil perhitungan dengan nilai
Gambar 1. referensi dinyatakan dalam nilai error menggunakan
C. Langkah Kerja persamaan
Adapun langkah kerja pada percobaan ini yaitu alat | | (4)
dirangkai seperti gambar 2. Kemudian dipasang lampu gas
neon pada tegangan tinggi. Diatur letak lampu dibelakang Untuk menghitung nilai energi spektrum warna yang terbentuk
celah kolimator agar sinar dapat sampai ke prisma laser. menggunakan persamaan :
Dihubungkan ke sumber tegangan dan dinyalakan lampu. (5)
Diatur fokus teropong agar dapat melihat benda. Diatur letak
dan celah kolimator agar spektrum yang terjadi cukup tajam
dan spektrum tampak bersama-sama dengan pembagian skala. III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Ditentukan besar sudut pelurus kolmator yang ditunjukkan
pada skala vernier dengan menggunakan penggaris. A. Analisa Data
Ditentukan besar sudut deviasi yang ditunjukkan pada skala Berdasarkan percobaan spektrometer yang telah dilakukan,
vernier pada setiap warna. Diulangi langkah-langkah diperoleh hasil data yang tercantum pada tabel 1, tabel 2
sebelumnya untuk lampu gas helium.

D. Flowchart B. Perhitungan
Pada percobaan kisi difraksi terdapat diagram alir yang Dari variasi data yang diberikan dilakukan perhitungan
dapat dilihat pada gambar 2. untuk warna biru pada gas helium sebagai berikut.
Diketahui:
E. Persamaan ̅
Pada percobaan spektrometer, persamaan yang
digunakan adalah sebagai berikut: λ referensi= 472,5 nm
Untuk menentukan indeks bias prisma menggunakan Ditanya : n
persamaan :
Devi Putri Astutik- 01111740000018 – SPEKTROMETER, hal 1-5 4

Dan untuk error yang terjadi pada praktikum kali ini


Tabel 4.
digunakan,
Data Perhitungan Lampu Gas Neon

λ λ | |
Spektrum
n referensi perhitungan Error E (joule)
Warna
(nm) (nm)
| |
Merah 1,810 685 792,1 15,64 2,51 kali 10-19

Kuning 1,798 580 483 16,72 4,12 kali 10-19


| |

Hijau 1,805 532,5 606,8 14 3,28 kali 10-19

Hasil perhitungan untuk panjang gelombang data yang lain


terdapat pada tabel 3 dan tabel 4.
̅ C. Grafik
Berdasarkan data yang diperoleh, maka akan didapatkan
grafik pada gambar 3 dan gambar 4.

D. Pembahasan
Percobaan spektrometer ini berprinsip dari cahaya
yang memiliki sifat refraksi dan dispersi. Spektrometer adalah
alat yang dapat digunakan untuk mengukur panjang
gelombang dari spektrum gelombang cahaya. Pada percobaan
spektrometer, cahaya berasal dari lampu gas neon dan helium
yang dimana kedua lampu ini adalah variasinya. Ketika lampu
dihubungkan ke sumber tegangan, lampu akan menyala.
Tegangan yang dinyalakan harus bernilai tinggi agar elektron
yang menempel pada katoda bergetar dan energi yang
1,809 dihasilkan dapat membuat elektron bergerak dan terlepas dari
Kemudian untuk menghitung panjang gelombang katoda yang dimana terjadi emisi termal. Saat elektron terlepas
menggunakan persamaan berikut, dari katoda, elektron akan bertumbukan dengan gas yang
Diketahui: berada pada lampu. Pada gas helium terdapat dua peristiwa,
Nilai regresi gas helium, yaitu dieksitasi dan ionisasi. Helium hanya memiliki dua kulit
y= 2906,3x + 1,7964 terluar sehingga terjadi dua peristiwa, sedangkan untuk lampu
a= 2906,3 neon hanya terjadi satu peristiwa ionisasi. Lampu gas dapat
b= 1,7964 memancarkan cahaya karena cahaya lampu mengalami
ionisasi, eksitasi, deeksitasi dan disosiasi secara terus
menerus. Karena atom-atom didalam gas mengalami ionisasi
√ maka akan terdapat elektron bebas didalam tabung gas yang
akan masuk atau terdisosisasi juga ke dalam atom. Karena
√ atom neon dan helium bersifat inert maka mereka dalam
mempertahankan kestimbangannya relatif besar. Oleh karena
itu pada saat terjadi ionisasi pada atom terjadi pula disosiasi
√ sesaat setelah ionisasi. Pada saat disosiasi energi akan berasal
dari tinggi menuju rendah. Dari peristiwa tersebut terdapat sisa
energi dari elektron. Sisa energi emisi ini dapat menyebabkan

gelombang cahaya dan kedua lampu ini dapat menyala.
Kemudian gelombang cahaya dari lampu gas akan masuk ke
kolimator, sifat dari cahaya sebelum masuk ke kolimator ini
Serta untuk menentukan energi digunakan persamaan berikut, masih terhambur bersebaran. Kolimator adalah bagian alat
Diketahui: yang berfungsi untuk mensejajarkan cahaya agar searah
dengan prisma dari sumber cahaya. Oleh karena itu
dibutuhkan kolimator agar gelombang cahaya yang masuk
arah getarannya dapat terarah. Setelah melewati kolimator,
cahaya masuk ke bagian prisma. Pada bagian prisma ini
terdapat dua kali pembiasan yaitu saat cahaya masuk ke
prisma dan saat cahaya keluar dari prisma. Saat cahaya masuk
ke prisma, maka cahaya akan mendekati garis normal. Hal ini
Devi Putri Astutik- 01111740000018 – SPEKTROMETER, hal 1-5 5

terjadi karena cahaya datang dari medium yang rapat menuju sebesar 2,51x10-19J dan panjang gelombangnya sebesar 606,8
medium yang renggang. Sehingga cahaya yang datang akan nm.
dibiaskan menuju garis normal. Didalam prisma cahaya akan
terurai menjadi beberapa cahaya sesuai spektrum atau panjang
gelombang yang dikeluarkan, namun jarak warna yang terurai IV. KESIMPULAN
masih rapat. Lalu pada saat cahaya keluar dari prisma, cahaya Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan
dibiaskan menjauhi garis normal karena cahaya datang dari bahwa:
medium renggang menuju medium yang rapat. Sehingga, 1. Terjadinya plasma pada lampu gas karena adanya
cahaya polikromatis (cahaya putih) akan terurai menjadi peristiwa eksitasi, ionisasi, dan deeksitasi pada elektron. .
cahaya monokromatis yaitu cahaya yang memiliki satu warna 2. Pembentuka spektrum cahaya pada pembiasan prisma
dan satu range panjang gelombang untuk setiap warna (merah kaca ini terjadi adanya dua peristiwa yaitu refraksi dan
jingga kuning hijau biru nila ungu). Hasil penguraian dari dispersi
prisma ini menghasilkan urutan warna dari panjang 3. Nilai indeks bias prisma kaca sebesar 1,8057
gelombang terbesar ke panjang gelombang yang terkecil.
4. Pada lampu gas helium, nilai panjang gelombang dari
Warna yang terlihat dimulai dari warna merah. Warna merah
memiliki panjang gelombang yang paling besar, sedangkan spektrum warna dari merah, kuning, hijau, biru sampai
warna ungu memiliki panjang gelombang terkecil. Namun ungu berturut-turut sebesar 1057 nm; 618,4 nm; 406,4
warna merah meiliki nilai energi terkecil diantara warna nm; 480,2 nm; dan 446,2 nm. Sedangkan untuk lampu
lainnya dan warna ungu memiliki nilai energi terbesar. Kedua gas neon nilai panjang gelombang dari spektrum warna
hal itu menyebabkan warna merah dan warna ungu memiliki dari merah, kuning, sampai hijau berturut-turut sebesar
perbedaan lintasan. Semakin besar panjang gelombang dan 792,1 nm; 483 nm; dan 606,8 nm.
semakin kecil energi yang dikeluarkan maka semakin kecil 5. Pada lampu gas helium, nilai energi dari spektrum warna
lintasannya, begitu juga sebaliknya. dari merah, kuning, hijau, biru sampai ungu berturut-
Pada percobaan yang telah dilakukan didapatkan data berupa turut sebesar 1,88x10-19J; 3,22x10-19J; 4,89x10-19J;
sudut deviasi dan sudut pelurus. Dari data tersebut akan 4,14x10-19J; dan 4,46x10-19J. Sedangkan untuk lampu gas
diketahui nilai panjang gelombang spektrum warna, energi neon nilai energi dari spektrum warna dari merah,
yang dikeluarkan setiap warna, dan indeks bias prisma. Dari
kuning, sampai hijau berturut-turut sebesar 2,51x10-19J;
data perhitungan dapat diketahui bahwa panjang gelombang
4,12x10-19J; dan 3,28x10-19J.
warna merah adalah yang terbesar lalu semakin mengecil
sampai warna ungu. Lalu untuk energi juga dari warna merah 6. Pengaruh panjang gelombang terhadap energi, semakin
sampai ke warna nila semakin membesar. Hal ini sesuai besar panjang gelombang cahaya, maka semakin kecil
dengan teori spektrum warna. Dari hasil data tersebut dapat energi yang dihasilkan, dan sebaliknya.
dikatakan bahwa semakin besar panjang gelombang maka
akan semakin kecil energi pada warna tersebut, begitu pula UCAPAN TERIMA KASIH
sebaliknya. Pada grafik dapat dilihat bahwa nilai indeks bias Saya Devi Putri Astutik mengucapkan terimakasih
akan semakin besar bila nilai sudut deviasi semakin besar. kepada Dosen Pembimbing mata kuliah Fisika Laboratorium
Sudut deviasi berhubungan dengan besarnya panjang yaitu Ibu Faridawati beserta Asisten Fisika Laboratorium
gelombang, maka dapat diketahui bahwa semakin besar Percobaan Spektrometer Misbachul F. Asy’ari dan Muniroh
panjang gelombang yang dimiliki oleh suatu warna maka yang telah membimbing saya dan teman-teman kelompok
indeks biasnya akan semakin besar. Dari perhitungan yang praktikum yang telah bekerja sama dengan baik.
dilakukan didapatkan nilai energy dari masing-masing
spektrum warna yang telah dihasilkan, sehingga kita dapat
mengetahui bahwa semakin besar panjang gelombang maka DAFTAR PUSTAKA
semakin kecil energi yang terjadi contohnya pada spektrum [1] Giancoli,D.”Physics Principle and Applications”USA:Practice
warna merah memiliki panjang gelombang yang lebih besar Hall(2005).
[2] Hecht,E.”OPTICS’.USA:Addition-Wesley Publilshing-Inc(1974).
dari pada warna ungu. Pada perhitungan yang didapat energi [3] Mikrajuddin,A.”Fisika Dasar II”.Bandung:ITB(2006).
dari warna merah terlihat lebih kecil dibandingkan dengan
energi yang dihasilkan dari gelombang berwarna ungu. Pada
lampu gas helium, nilai energi dari spektrum warna merah,
sebesar 1,88x10-19J, nilai panjang gelombannya sebesar 1057
nm Sedangkan untuk lampu gas neon nilai energi dari
spektrum warna merah sebesar 2,51x10-19J dan panjang
gelombangnya sebesar 792,1 nm. Untuk warna ungu, pada gas
helium energinya bernilai 4,46x10-19J dan panjang
gelombangnya sebesar 446,2 nm. Sedangkan pada gas neon
sampai berwarna hijau yang terlihat dengan nilai energi

Anda mungkin juga menyukai