Anda di halaman 1dari 12

RESUME

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN


PT. CATUR SENTOSA ADIPRANA tbk.
TAHUN 2012-2014
NABELA PATU MILENA R (17130210231)
EMAIL : nabelarahmadani@gmail.com

A. SEJARAH PERUSAHAAN

Pada 1966, Eka Santosa bersama dengan Darmawan Putra Totong membuka toko cat
kecil berukuran 40m² di Jalan Gajah Mada, Jakarta. Toko ini diberi nama "Toko Tjat
Sentosa" yang menjual berbagai jenis produk cat. Setelah usaha bertumbuh mereka
memperbesar usaha dengan menjual ragam produk bahan bangunan lainnya yang
lebih bervariasi.
Seiring dengan perkembangan usaha, pada tahun 1970, Budyanto Totong dan
Totong Kurniawan bergabung dalam usaha dan bersama dengan saudara-saudaranya
membuat rencana yang lebih luas. Mereka melihat peluang dalam area pemasaran
dan pendistribusian. Ini adalah permulaan dari CSA distribusi bahan bangunan.
PT Catur Sentosa Adiprana ("Perseroan") didirikan pada bulan Desember 1983,
karena pesatnya perkembangan usaha yang membutuhkan pengelolaan yang lebih
baik.
Tidak berhenti sampai disitu, pada tahun 1997 Budyanto Totong melihat adanya
kesempatan di sektor ritel moderen dengan memperkenalkan konsep "One Stop
Shopping" bahan bagunan di Indonesia dengan brand Mitra10. Sektor ini
dikembangkan dengan tujuan untuk menangkap peluang adanya perubahan pola
berbelanja dari tradisional ke moderen, memperkuat sinergi dengan pemasok,
transaksi yang berbasis tunai, dan memberikan margin keuntungan yang lebih tinggi.
Untuk terus bertumbuh dan mengembangkan kegiatan usahanya, Perseroan kembali
memperkuat struktur permodalannya melalui proses "Initial Public Offering".
Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 12
Desember 2007 dengan kode saham CSAP. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah menjalankan usaha dibidang
perdagangan barang hasil produksi.

B. VISI MISI PERUSAHAAN

Visi : 1. Menjadi Perusahaan Nasional terdepan di bidang Distribusi & Logistik, dan
Ritel di Indonesia dan Asia Tenggara.

Misi : 1. Mengutamakan kepentingan bersama bagi semua pihak terkait


2. Memberikan pelayanan terbaik
3. Meningkatkan Manajemen Supply Chain dan Inovasi Produk secara
berkesinambungan
4. Kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat
5. Mengoptimalkan sumber daya manusia

C. PENTINGNYA ANALISIS KINERJA KEUANGAN

a. Untuk mengetahui hubungan di antara suatu perusahaan dengan perusahaan


yang lain, baik pada satu laporan keuangan ataupun antar laporan keuangan.
Sehingga jika terjadi kelemahan di dalam satu atau beberapa perusahaan pada
laporan keuangan, maka akan diambil suatu tindakan untuk memperbaikinya.
b. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu.
Seperti harta, kewajiban dan modal atau hasil usaha yang telah dicapai dalam
beberapa periode.
c. Untuk mengetahui beberapa kelemahan yang dapat menjadi kekurangan suatu
perusahaan.
d. Untuk mengetahui beberapa kekuatan yang dimiliki suatu perusahaan.
e. Untuk mengetahui langkah perbaikan yang perlu untuk dilakukan, yang berkaitan
dengan posisis keuangan di perusahaan pada saat ini.
f. Dapat memberikan suatu informasi yang lebih luas dan lebih dalam dari pada
informasi yang terdapat pada laporan keuangan biasanya.
g. Dapat menggali beberapa informasi yang tidak tampak secara kasat mata dari
suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan tersebut.
h. Dapat mengetahui beberapa kesalahan yang terdapat dalam laporan keuangan
serta dapat membongkar hal yang mempunyai sifat konsisten dalam
hubungannya dengan suatu laporan keuangan ataupum kaitannya dengan
informasi yang dapat diperoleh dari luar perusahaan.
i. Dapat menentukan sebuah peringkat perusahaan menurut kriteria tertentu yang
sudah dikenal di dalam dunia bisnis.
j. Dapat membandingkan situasi perusahaan satu dengan perusahaan yang lain
pada periode sebelumnya atau dengan standart industri normal maupun
standart yang ideal.
k. Dapat memahami situasi dan juga kondisi keuangan, hasil usaha serta struktur
keuangan pada suatu perusahaan.
l. Dapat untuk memprediksi potensi yang mungkin akan dilakukan perusahaan di
masa yang akan datang.
m. Dapat memberikan suatu informasi yang diinginkan oleh para pengambil
keputusan.
n. Untuk melakukan penilaian suatu kinerja manajemen pada masa datang, apakah
perlu dilakukan penyegaran atau tidak.
o. Dapat digunakan sebagai pembanding perusahaan satu dengan perusahaan yang
sejenis tentang hasil yang telah mereka capai.
D. HASIL PENILAIAN KINERJA SELAMA 3 TAHUN

1. ANALISIS PERSENTASE PERKOMPONEN

A. Antara komponen piutang dengan total aktiva

Pos-Pos Dalam Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014


Neraca
Piutang 1.863.944 2.391.021 2.490.040
Total Aktiva 2.512.217 3.107.895 3.308.918

Piutang
x 100%
total aktiva

1.863.944
Tahun 2012 : x 100% = 0,74
2.512.217
Artinya, piutang tahun 2012 berjumlah 74% dari jumlah aktiva. Dengan kata
lain bahwa setiap Rp 1,- aktiva diinvestasikan ke piutang sebesar Rp 0,74,-

2.391.021
Tahun 2013 : x 100% = 0,76
3.107.895
Artinya, piutang tahun 2013 berjumlah 76% dari jumlah aktiva. Dengan kata
lain bahwa setiap Rp 1,- aktiva diinvestasikan ke piutang sebesar Rp 0,76,-

2.490.040
Tahun 2014 : x 100% = 0,75
3.308.918
Artinya, piutang tahun 2014 berjumlah 75% dari jumlah aktiva. Dengan kata
lain bahwa setiap Rp 1,- aktiva diinvestasikan ke piutang sebesar Rp 0,75,-

Kesimpulan : Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa investasi aktiva


pada piutang terjadi kenaikan pada tahun 2013 sebesar 2%, dan terjadi
penurunan 1% di tahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun 2012.

B. Antara Kompongen Utang JK. Pendek dengan Total Passiva

Pos-Pos Dalam Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014


Neraca
Utang Jk. 2.490.040 2.110.834 2.252.050
Pendek
Total Passiva 2.512.217 3.107.895 3.308.918

Utang Jk.Pendek
x 100%
Total Passiva

2.490.040
Tahun 2012 : x 100% = 0,63
2.512.217
Artinya, Utang Jk Pendek tahun 2012 berjumlah 63% dari jumlah passiva.
Dengan kata lain bahwa setiap Rp 1,- aktiva dibiayai utang jk. Pendek sebesar
Rp 0,63,- atau Rp1,- passiva, maka Rp 0,63,- merupakan utang Jk. pendek
2.110.834
Tahun 2013 : x 100% = 0,67
2.512.217
Artinya, Utang Jk Pendek tahun 2013 berjumlah 67% dari jumlah passiva.
Dengan kata lain bahwa setiap Rp 1,- aktiva dibiayai utang jk. Pendek sebesar
Rp 0,67,- atau Rp1,- passiva, maka Rp 0,67,- merupakan utang Jk. Pendek

2.252.050
Tahun 2014 : x 100% = 0,68
2.512.217
Artinya, Utang Jk Pendek tahun 2014 berjumlah 68% dari jumlah passiva.
Dengan kata lain bahwa setiap Rp 1,- aktiva dibiayai utang jk. Pendek sebesar
Rp 0,68,- atau Rp1,- passiva, maka Rp 0,68,- merupakan utang Jk. pendek

Kesimpulan : Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa aktiva yang


dibiayai utang jk pendek terjadi kenaikan pada tahun 2013 sebesar 4%, dan
terjadi kenaikan 1% di tahun 2014.

C. Antara Komponen Persediaan dengan Total Aktiva

Pos-Pos Dalam Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014


Neraca
Persediaan 849.127 1.090.835 1.242.867
Total Aktiva 2.512.217 3.107.895 3.308.918

Persediaan
x 100%
Total aktiva

849.127
Tahun 2012 : x 100% = 0,33
2.512.217
Artinya, perssediaan tahun 2012 berjumlah 33% dari jumlah aktiva . Dengan
kata lain bahwa setiap Rp 1,- aktivadiinvestasikan pada persediaan sebesar
Rp 0,33,- .

1.090.835
Tahun 2013 : x 100% = 0,35
3.107.895
Artinya, perssediaan tahun 2013 berjumlah 35% dari jumlah aktiva . Dengan
kata lain bahwa setiap Rp 1,- aktivadiinvestasikan pada persediaan sebesar
Rp 0,35,- .

1.242.867
Tahun 2013 : x 100% = 0,37
3.308.918
Artinya, perssediaan tahun 2014 berjumlah 37% dari jumlah aktiva . Dengan
kata lain bahwa setiap Rp 1,- aktivadiinvestasikan pada persediaan sebesar
Rp 0,37,- .

Kesimpulan : Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa investasi aktiva


pada persediaan terjadi kenaikan / peningkatan pada tahun 2013 sebesar 2%,
dan terjadi kenaikan 2% di tahun 2014.
D. Antara Komponen HPP dengan Penjualan

Pos-Pos Dalam Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014


Neraca
HPP 89.446.181 117.589.458 146.001.217
Penjualan 5.021.151 6.438.747 7.143.925

HPP
x 100%
Penjualan

89.446.181
Tahun 2012 : x 100% = 17,8
5.021.151
Artinya, HPP tahun 2012 berjumlah 17,8% dari jumlah penjualan, dengan
kata lain bahwa setiap Rp 1,- penjualan terkandung Rp 17,8 HPP.

117.589.458
Tahun 2013 : x 100% = 18,2
6.438.747
Artinya, HPP tahun 2013 berjumlah 18,2% dari jumlah penjualan. Dengan
kata lain bahwa setiap Rp 1,- penjualan terkandung Rp 18,2 HPP.

146.001.217
Tahun 2014 : x 100% = 20,4
7.143.925
Artinya, HPP tahun 2014 berjumlah 20,4% dari jumlah penjualan. Dengan
kata lain bahwa setiap Rp 1,- penjualan terkandung Rp 20,4 HPP.

Kesimpulan : Dari analisis diatas dapat disimpulkan baha kandungan HPP


pada penjualan meningkat pada setiap tahunya, terjadi peningkatan dari
tahun 2012 ke 2013 sebesar 0,4 . dan meningkat 4,4 dri tahun 2013 ke 2014.

E. Antara Komponen Laba Bank Bersih dengan Penjualan

Pos-Pos Dalam Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014


Neraca
Laba Usaha 150.077.890 178.172.970 241.724.970
Penjualan 5.021.151 6.438.747 7.143.925

Laba Bersih Operasional


x 100%
Penjualan

150.077.890
Tahun 2012 : x 100% = 29,8
5.021.151
Artinya, Laba operasional tahun 2012 berjumlah 29,8% dari jumlah
penjualan, dengan kata lain bahwa setiap Rp 1,- penjualan bersih diperoleh
Rp 29,8 Laba bersih operasional.
178.172.970
Tahun 2013 : x 100% = 27,6
6.438.747
Artinya, Laba operasional tahun 2013 berjumlah 27,6% dari jumlah
penjualan, dengan kata lain bahwa setiap Rp 1,- penjualan bersih diperoleh
Rp 27,6 Laba bersih operasional.

241.724.970
Tahun 2014 : x 100% = 33,8
7.143.925
Artinya, Laba operasional tahun 2014 berjumlah 33,8% dari jumlah
penjualan, dengan kata lain bahwa setiap Rp 1,- penjualan bersih diperoleh
Rp 33,8 Laba bersih operasional.

Kesimpulan : Pada analisis diatas dapat dilihat bahwa laba operasional


perusahaan menurun 2,2 dari tahun 2012 ke 2013, dan pada tahun 2014
mengalami peningkatan 6,02 dr tahun 2013.

2. ANALISIS RASIO KEUANGAN

A. Rasio Likuiditas
Aktifa Lancar
 Curent rasio=
Hutang Lancar
1756891
2012= = 1,10 kali
1594281
2265881
2013= = 1,07 kali
2110834
2541776
2014= = 1,13 kali
2252050

Rasio lancar mengalami 3% di tahun 2013 dan pada tahun 2014


mengalami kenaikan 6%.
Aktifa Lancar−Persediaan
 Quick Rasio=
Hutang Lancar
17556891−849127
2012= = 0,57 kali
1594281
2265881−1090825
2013= = 0,56 kali
2110834
2541776−21242867
2014= = 0,58 kali
2252050

Quick Rasio menurun 1% pada tahun 2012 ke tahun 2013 dan pada tahun
2014 mengalami kenaikan 2% dari tahun 2013. Rata rata quic ratio pada
perusahaan ini masih dibawah rata rata industri maka keadaan
perusahaan ini lebih buruk dari perusahaan lain.
Penjualan
 Rasio Perputaran Kas=
Modal Kerja Bersih
5021151
2012= = 30,9 kali
1756891−1594281

6438747
2013= = 41,5 kali
2265881−2110834
7143925
2014= = 24,2 kali
2541776−2252050

Jika rata rata perputaran kas adalah 10% maka keadaan perusahaan pada
th 2012,2013,2014 termasuk perusahaan dengan kondisi baik.

B. Leverage Ratio
Total utang
 Debt Ratio =
Totalaktiva
1.863.944
2012= = 0,74
2.512.217
2.391.021
2013= = 0,77
3.107.895
2.490.040
2014= = 0,75
2.490.040

Rasio utang terhadap total aktiva tahun 2012 ke tahun 2013 naik 3% dan
ke tahun 2014 turun 2%. Perusahaan ini sudah mencapai di atas rata rata
industri sehingga perusahaan ini akan lebih mudah mendapat pinjaman,
kondisi tersebut menunjukan perusahaan tidak dibiayai hampir separuh
hutang.
Total utang
 Total Debt To Equity Ratio =
Total ekuitas
1.863.944
2012= = 2,88
648.273
2.391.021
2013= = 3,34
716.874
2.490.040
2014= = 3,04
818.878

DER tahun 2012 sejumlah 2,88 di tahun 2013 naik sejumlah 0,46 di tahun
2013 turun 0,3. Kondisi perusahaan ini pada th 2012,2013,2014 dianggap
baik karena berada di bawah rata rata industri.
EBIT
 Timer Interest Earned Ratio =
Bunga
86.051.770
2012= = 1,33 Kali
64.739.732
97.361.926
2013= = 1,19 kali
81.977.463
141.091.148
2014= = 13,8 kali
102.052.992

TIER tahun 2012 ke tahun 2013 turun 0,14 dan ke tahun 2014 naik 12,6.
Pada tahun 2012 dan 2013 perusahaan dinilai kurang baik karena masih
dibawah rata rata industri, sedangkan tahun 2014 kondisi perusahaan
dinilai baik karena berada di atas rata rata perusahaan.
C. Rasio Aktivitas
Penjualan
 Total assets Turn Over = x 100%
Total aktiva
5.021.151
2012= x 100% = 199,9 %
2.512,217
6.438.747
2013= x 100% = 207,2%
3.107.895
7.143.925
2014= x 100% = 215,9%
3.308.918

Total asset turn over tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami kenaikan
7,3% dan naik 8,7% di tahun 2014.

 Ratio Perputaran Modal Kerja = Penjualan − Utang lancar


2012 = 5.021.151 − 1.594.281 = 3.426.870
2013 = 6.438.747 − 2.110.834 = 4.327.913
2014= 7.143.925 − 2.252.050 = 4.891.875
Ratio Perputaran Modal Kerja mengalami kenaikan 901.043 pada tahun
2012 ke 2014 dan mengalami kenaikan pada tahun 2013 ke 2014 sebesar
563.926.
Penjualan
 Fixed assets Turn Over = x 100%
Aktiva tetap
5.021.151
2012= x 100% = 756,9%
663.402
6.438.747
2013= x 100% = 877,2%
734.042
7.143.925
2014= x 100 % = 1,113%
641.769
Rasio perputaran aktiva tetap tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami
kenaikan 120,3% lalu mengalami penurunan sebesar 876,087%.

D. Rasio Profitabilitas
EAT(laba bersih tahun berjalan)
 Return on Equity (ROE) = x 100%
Modal sendiri(total ekuitas)
63.072.180
2012 = x 100% = 9,7%
648.273
75.880.191
2013 = x 100% = 11%
716.874
114.689.405
2014 = x 100% = 14%
818.878
ROE tahun 2012 meningkat 2,7% ke tahun 2013 lalu naik 3% pada tahun
2014.
EBIT
 Return on Aset (ROA) = x 100%
Total Aktiva
86.051.770
2012= x 100% = 3.43%
2.512.217
97.361.926
2013= x 100% = 3,13%
3.107.895
141.091.148
2014= x 100% = 4,26%
3.308.918

ROA tahun 2012 sebesar 3,43% lalu di tahun 2013 turun 0,3% lalu naik
1,13% di tahun 2014.

 Profit Margin
Laba kotor
a. Gross Profit Margin(GPM) = x 100%
Penjualan
632.321.954
2012= x 100% = 13%
5.021.151
835.335.435
2013= x 100% = 13%
6.438.747
931.738.567
2014= x 100% = 13%
7.143.925

GPM di perusahaan ini dari tahun 2012 sampai tahun 2014 stabil 13%.
EBIT
b. Profit Margin(PM) = x 100%
Penjualan
86.051.770
2012= x 100% = 17,1%
5.021.151
97.361.926
2013= x 100% = 15,1%
6.438.747
141.091.148
2014= x 100% = 19,7%
7.143.925

Profit margin tahun 2012 ke tahun 2013 menurun 2% dan naik 4,6% di
tahun 2014.
EBIT
c. Net Profit Margin(NPM)= x 100%
Penjualan
86.051.770
2012= x 100% = 17,1%
5.021.151
97.361.926
2013= x 100% = 15,1%
6.438.747
141.091.148
2014= x 100% = 19,7%
7.143.925

NPM mengalami penurunan 2% dari tahun 2012 ke tahun 2013 dan


mengalami kenaikan 4,6% di tahun 2014.
3. PREDIKSI MODEL ALTMAN Z SCORE
 Zscore Altman
MODAL KERJA
1) WCTA=
TOTAL ASET
162.610
2012= = 0,06
2.512.217
155.047
2013= = 0,05
3.107.895
289.726
2014= = 0,09
3.308.918

WCTA tahun 2012 sebesar 0,06 mengalami penurunan 1%, dan di tahun
2014 naik 4%.
Laba ditahan
2) RETA=
Total Aset
233.960.343
2012= = 93,1
2.512.217
294.974.601
2013= = 94,9
3.107.895
385.116.217
2014= = 116,4
3.308.918

RETA di tahun 2012 ke tahun 2013 naik 1,8% dan di tahun 2014 naik
sebesar 21,5%
Laba sebelum pajak dan bunga
3) EBITTA=
Total Aset
86.051.770
2012= = 34,2
2.512.217
97.361.926
2013= = 31,3
3.107.895
141.091.148
2014= = 42,6
3.308.918

EBITTA tahun 2013 turun 2,9% , di tahun 2014 naik 11,3%.


Nilai pasar sekuritas
4) MVEBUL= =
Liabilitas
Harga saham x Jumlah lembar saham
230 x 4.053.052.920
2012= = 0,50
1.863.944
180 x 4.053.052.920
2013= = 0,31
2.391.021
575 x 4.053.052.920
2014= = 0,94
2.490.040

MVEBUL tahun 2012 sebesar 0,50 mengalami penurunan 0,19% tahun


2013, naik 0,63% di tahun 2014.
Penjualan
5) STA=
Total Aset
5.021.151
2012= = 1,99
2.512.217
6.438.747
2013= = 2,07
3.107.895
7.143.925
2014= = 2,16
3.308.918

STA tahun 2012 ke tahun 2013 naik 0,08% dan naik 0,9% di tahun 2014.
Z 2012 = 1,2 (0,06) + 1,4 (93,1) + 3,3 (34,2) + 0,6 (0,50) + 1 (1,99)

= 0,072 + 130,34 + 112,86 + 0,3 + 1,99


= 245,562
Z 2013 = 1,2 (0,05) + 1,4 (94,9) + 3,3 (31,3) + 0,6 (0,31) + 1 (2,07)

= 0,06 + 132,86 + 103,29 + 0,186 + 2,07


= 238,466
Z 2014 = 1,2 WCTA + 1,4 RETA + 3,3 EBITTA + 0,6 MVEBUL + 1 STA
= 1,2 (0,09) + 1,4 (116,4) + 3,3 (42,6) + 0,6 (0,94) + 1 (2,16)
= 0,108 + 162,96 + 140,58 + 0,564 + 21,6
= 289,812
E. KESIMPULAN

Hasil penilaian kinerja perusahaan ini selama 3 tahun yaitu tahun 2012, 2013
dan 2014 analisis persentase per komponen hasilnya tidak stabil , tetapi rasio
keuangan pada perusahaan ini juga tidakstabil karena ada yang mengalami
kenaikan dan penurunan, prediksi z score menunjukan bahwa skor
perusahaan Catur Sentosa Adiprana tbk lebih dari 2,99 yang artinya
perusahaan ini diklasifikasikan sebagai perusahaan sehat.

F. DAFTAR PUSTAKA

https://csahome.com/id/tentang-kami/perusahaan.html

https://www.tommcifle.com/mengapa-analisis-keuangan-sangat-penting/

http://aimadhack.net/makna-dan-pentingnya-analisis-laporan-keuangan.html

Annual-Report-2014-Company-Profile-Indonesia-Investments.pdf

http://www.duniainvestasi.com/bei/prices/stock

https://cdn.indonesia-investments.com/bedrijfsprofiel/486/Catur-Sentosa-
Adiprana- Annual-Report-2014-Company-Profile-Indonesia-Investments.pdf

https://csahome.com/en/ind/annual-report&

Anda mungkin juga menyukai