Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru yang
biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA) (Sylvia A. price). Dengan
gejala batuk dan disertai dengan sesak nafas yang di sebabkan agen infeksius seperti virus,
bakteri, mycoplasma, (fungi), dan aspirsi substansi asing, berupa radang paru-paru yang
disertai edukasi dan konsolidasi dan dapat di lihat melalui gambaran radiologis ( Nurarif Amin
Huda, 2015). Pnemonia menyerang sistem pernafasan bagian bawah yang menyebabkan
penderita mengalami sesak nafas dan batuk berdahak yang dapat mengganggu jalan nafas pada
anak. Jika tidak di tangani dengan cepat dan tepat sputum dapat menutupi jalan nafas secara
keseluruhan sehingga dapat menyebabkan masalah yang serius dan dapat mengakibatkan
kematian, karena di ketahui otak manusia merupakan organ yang sangat sensistive terhadap
kekurangan oksigen. Menurut Kozier dan Erb. 1998 (dalam Triyana, 2013:85), Otak masih
mampu mentoleransi keurangan oksigen selama 3-5 menit. Akan tetapi jika berlangsung lebih
dari 5 menit, maka dapat terjadi kerusakan sel secara permanen.

Berdasarkan data WHO pada tahun 2016angka kematian akibat pneumonia di


seluruh dunia pada anak dengan usia di bawah 5 tahun adalah sekitar 15%. Hasil sample
Registration System (SRS) tahun 2014 menyatakan bahwa pneumonia merupakan penyebab
kematian nomor 3 pada balita di Indonesia yaitu sebesar 9,4% dari jumlah kematian balita.
Diperkirakan 2-3 orang balita setiap jam meninggal karena pneumonia . menurut profil
kesehatan Indonesia. Pneumonia menyebabkan 15% kematian balita yaitu sekitar 922.000
balita pada tahun 2015 di Indonesia sedangkan di provinsi Jawa Barat di temukan sebanyak
4,62%. Period prevalence pneumonia balita di provinsi Banten adalah 19,4 pemil, yakni
penderita pneumoniapada anak di kabupaten serang sebanyak 27,4% (RISKESDAS,2013).

Peran perawat pada kasus pneumoni untuk mencegah terjadinya komplikasi


penumpukan secret pada Saluran pernafasan. Salah sayu tindakan yang dapat diberikan dalam
pemenuhan kebutuhan pembebasan jalan nafas yaitu dengan memberikan terapi Nebulisasi.
Terapi Nebulisasi merupakan pemberian terapi inhalasi yang menggunakan alat Nebulisasi.
Cara kerja Nebulisasi yaitu memberikan obat melalui penguapan (pelembapan dan
penghangatan) pada udara inspirasi yang masuk Dalam sistem pernafasan, yang sebelumnya
obat-obatan tersebut terlebih dahulu di pecahkan menjadi partikel-partikel yang lebih kecil
melalui cara aerosol atau humidifikasi (Putri,2013).

Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme
untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini
diperoleh dengan cara menghirup oksigen ruangan setiap kali bernafas (Tarwoto,2006).
Pemenuhan kebutuhan oksigen adalah bagian dari kebutuhan fisiologis menurut hierarki dan
maslow. Kebutuhan oksigen diperlukan untuk proses kehidupan. Masalah kebutuhan oksigen
merupakan masalah utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia . hal ini telah terbukti
pada seseorang yang kekurangan oksigen akan mengalami hipoksia dan akan terjadi kematian.
(A.Azis, 2012).

Pada pneumonia di atas maka peneliti tertarik mengambil studi kasus dalam bentuk
karya tulis ilmiah dengan judul “ Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pneumonia Dalam
Pemenuhan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif : Nebulizer Di Ruang Flamboyan RSUD dr.
Dradjat Prawiranegara 2019.”

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam kasus ini adalah “ Bagaimanakah Asuhan


Keperawatan Pada Anak Dengan Pneumonia Dalam Pemenuhan Bersihan Jalan Nafas Tidak
Efektif : Nebulizer Di Ruang Flamboyan RSUD dr. Dradjat Prawiranegara 2019.”

1.3 Tujuan Umum

Studi kasus ini secara umum bertujuan untuk menggambarkan “ Asuhan


keperawatan Pada Anak Dengan Pneumonia Dalam Pemenuhan Bersihan Jalan Nafas Tidak
Efektif : Nebulizer Di Ruang Flamboyan RSUD dr. Dradjat Prawiranegara 2019.”
1.4 Tujuan Khusus

1. Menggambarkan pengkajian pada pasien pneuomonia dengan pemberian Nebulisasi untuk


meningkatkan bersihan jalan nafas di Ruang Flamboyan RSUD dr. Dradjat Prawiranegara.
2. Menggambarkan analisa data pada pasien pneumonia dengan pemberian Nebulisasi untuk
meningkatkan bersihan jalan nafas di Ruang Flamboyan RSUD dr. Dradjat Prawiranegara.
3. Menggambarkan diagnosa keperawatan pada pasien pneumonia dengan pemberian
Nebulisasi untuk meingkatkan bersihan jalan nafas di Ruang Flamboyan RSUD dr. Dradjat
Prawiranegara.
4. Menggambarkan perencanaan keperawatan yang di lakukan pada pasien pneumonia
dengan pemberian Nebulisasi untuk meningkatkan bersihan jalan nafas di Ruang
Flamboyan RSUD dr. Dradjat Prawiranegara.
5. Menggambarkan implementasi keperawatan yang di lakukan pada pasien pneumonia
dengan pemberian Nebulisasi untuk meningkatkan bersihan jalan nafas di Ruang
Flamboyan RSUD dr. Dradjat Prawiranegara.
6. Menggambarkan evaluasi keperawatan yang di lakukan pada pasien pneumonia dengan
pemberian Nebulisasi untuk meningkatkan bersihan jalan nafas di Ruang Flamboyan
RSUD dr. Dradjat Prawiranegara.
1.5 Manfaat Studi Kasus
1. Bagi Rumah Sakit
Agar dapat digunakan sebagai masukan dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan Anak
Pneumonia Dalam Pemenuhan Kebutuhan Respirasi, serta dapat meningkatkan
mutu/kualitas pelayanan pada pada pasien.

2. Bagi Institusi Pendidikan


Hasil dari studi kasus ini dapat di jadikan sebuah informasi yang bermanfaat sebagai
masukan dan referensi selanjutnya dalam rangka meningkatkan pengembangan ilmu
kesehatan keperawatan dalam memberikan Asuhan Keperawatan Anak Pneumonia dengan
pemberian Nebulisasi untuk Meningkatkan Bersihan Jalan Nafas.

3. Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman berharga , meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam
bidang penelitian keperawatan anak tentang Asuhan Keperawatan Anak Pneumonia
dengan pemberian Nebulisasi untuk Meningkatkan Bersihan Jalan Nafas.

Anda mungkin juga menyukai