Anda di halaman 1dari 249

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN TERHADAP

NY.A DI BPM LISNANI ALI S.ST


BANDAR LAMPUNG

OLEH :
MERZA WAHYUNI
NIM 1614061

AKADEMI KEBIDANAN PANCA BHAKTI


BANDAR LAMPUNG
2019
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN TERHADAP
NY.A DI BPM LISNANI ALI S.ST
BANDAR LAMPUNG

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan


Ahli Madya Program Study Diploma III Kebidanan
Panca Bhakti Bandar Lampung

OLEH :
MERZA WAHYUNI
NIM 1614061

AKADEMI KEBIDANAN PANCA BHAKTI


BANDAR LAMPUNG
2019
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Merza Wahyuni

NIM : 1614061

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Tugas Akhir saya saya yang
berjudul “ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN TERHADAP NY. A DI
BPM LISNANI ALI BANDAR LAMPUNG” adalah hasil / orisinil dan bukan
merupakan hasil plagiat dari karya orang lain / lembaga lain kecuali arahan dari
pembimbing.

Apabila di kemudian hari terbukti saya melakukan plagiat maka saya bersedia
menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya dengan penuh
tanggung jawab.

Bandar Lampung, Agustus 2019

Yang Membuat Pernyataan

(Merza Wahyuni)

NIM 1614061
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Merza Wahyuni

Nim : 1614061

Tempat, tanggal lahir : Pakuan Agung, 15 Maret 1998

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Nama Orang Tua

Ayah : Zainal

Ibu : Masnia Wati

Alamat : Negeri Ratu Rt/Rw 004/003 Kec. Muara Sungkai


Kab. Lampung Utara

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. ( 2002-2005) : TK Dharma Wanita


2. ( 2005-2011) : SD Negeri 3 Karya Sakti
3. ( 2011-2013) : SMP Negeri 2 Tumijajar
4. ( 2013-2016) : SMA Negeri 1 Tumijajar
5. ( 2016-Sekarang) : Akademi Kebidanan Panca Bhakti Bandar
Lampung
MOTTO

“sukses adalah saat persiapan dan kesempatan bertemu”

PERSEMBAHAN

Dengan ketulusan dan kerendahan hati


penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

Laporan Tugas Akhir ini saya dedikasikan kepada:

Kedua Orang Tuaku:


Papah zainal dan mamah nia yang tak pernah putus mendoakan dan selalu
mendukungku secara fisik dan material
dan adikku:
Alan wahyudi
Kedua Dosen Pembimbing:
Ibu Herliana, S.ST.,M.Kes. dan Ibu Nirma Lidia Sari S.ST,S.KM
Pembimbing Lahan:
Bidan Lisnani ALI S.ST
Keluarga Pasien:
Keluarga Bapak Herman, Ibu Asliah, dan Baby Putri
Dosen dan Staff Akbid Panca Bhakti
Dan Teman-Teman Angkatan 14 tersayang
AKADEMI KEBIDANAN PANCA BHAKTI BANDAR LAMPUNG
LAPORAN TUGAS AKHIR, 25 MEI 2019

MERZA WAHYUNI
NIM 1614061

Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Terhadap Ny. A Di BPM Lisnani Ali,


S.ST Bandar Lampung
XVI + 249 halaman, 13 Tabel, 5 Lampiran

RINGKASAN

Angka Kematian Ibu (AKI) di provinsi Lampung masih tinggi oleh karena itu
untuk menurunkan angka tersebut hendaknya dilakukan pelaksanaan pelayanan
kesehatan yang baik dengan melakukan asuhan kebidanan berkelanjutan
(continuity of care). BPM Lisnani Ali, S.ST. Bandar Lampung memberikan
asuhan kebidanan mulai dari kehamilan sampai KB. Salah satu pasiennya adalah
Ny. A usia 24 tahun G2P0A1 yang diambil sebagai pasien pada kasus ini untuk
diberikan asuhan kebidanan secara berkelanjutan pada kehamilan, persalinan,
nifas, Bayi Baru Lahir, dan Keluarga Berencana (KB).

Asuhan kebidanan berkelanjutan ini dilakukan sejak bulan Februari sampai bulan
Mei 2019 di BPM Lisnani Ali, S.ST. Bandar Lampung. Asuhan yang diberikan
mulai dari ibu hamil dengan KEK dan Anemia Sedang dengan kadar Hb 8,2 gr%
kemudian dilakukan asuhan dengan pemberian tablet Fe dengan dosis 2x1 / hari
agar Hb dapat meningkat, Ny. A melahirkan secara spontan pervaginam pada
tanggal 18 Maret 2019 pukul 17.20 WIB. Bayi lahir normal, jenis kelamin
perempuan, BB: 3700 gram dan PB: 48 cm. Plasenta lahir lengkap dan dilakukan
pemantauan kala IV selama 2 jam. Kunjungan bayi baru lahir dilakukan 4 kali dan
tidak didapatkan masalah, kunjungan nifas dilakukan 4 kali dan tidak didapatkan
masalah. dan ibu memutuskan untuk menggunakan Alat Kontrasepsi Suntik 3
Bulan pada nifas hari ke 40 setelah lahir.

Evaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan yang telah diberikan terhadap Ny. A


secara keseluruhan berjalan dengan baik sesuai standar pelayanan kebidanan,
sehingga tidak ditemukan penyulit atau komplikasi-komplikasi yang lain pada
persalinan, BBL, dan KB.

Kesimpulan dan saran pada penulis Laporan Tugas Akhir yang memberikan
asuhan berkelanjutan pada klien dari hasil hingga KB, terdapat kesenjangan antara
teori dan praktik. Dengan adanya asuhan berkelanjutan diharapkan pada masa
yang akan datang asuhan yang diberikan dapat lebih maksimal dan akan lebih
kompeten dalam bidangnya. Sehingga dapat terdeteksi secara dini kemungkinan
komplikasi yang terjadi dan mampu menurunkan AKI dan AKB
Kata kunci :Anemia Sedang, Asuhan Kebidanan Berkelanjutan,
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT, atas semua berkat dan rahmat-Nya sehingga
dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Laporan Asuhan
Komperhensif Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir, Nifas dan Keluarga
Berencana pada Ny. A di BPM Lisnani Ali, S.ST Bandar Lampung Tahun 2019”.
Penyusunan dibuat sebagai salah satu tugas akhir untuk menyelesaikan
pendidikan ahli madya kebidanan.

Dalam penyusunan studi kasus ini memperoleh bimbingan, arahan, dan dorongan
dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih pada :
1. Akma Listiana, S.ST, M.Kes, selaku Direktur Akademi Kebidanan Panca
Bhakti Bandar Lampung.
2. Risa Mundari, Bd.S.Keb, M.Keb, sselaku Kaprodi Akademi Kebidanan Panca
Bhakti Bandar Lampung
3. Ni Made Dian Pramasari, S.ST, M.Kes, selaku Koordinator LTA
4. Herliana , S.ST, M.Kes selaku pembimbing I dalam penyusunan LTA.
5. Nirma Lidia Sari, S.ST, M.KM selaku pembimbing II dalam penyusunan LTA.
6. Bidan Lisnani Ali, S.ST selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan
arahan dan bimbingan dalam menyusun proposal ini
7. Seluruh Staf Dosen, Karyawan di lingkungan Akadami Kebidanan Panca
Bhakti Bandar Lampung
8. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan studi kasus ini.

Demikianlah LaporanTugas Akhir ini tidak dapat luput dari kekurangan, untuk itu
diperlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan
Proposal ini, sehingga insya Allah dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin

Bandar Lampung, Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN .............................................................................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi
RINGKASAN ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Pembatas Masalah ........................................................................ 5
1.3 Tujuan ........................................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................... 5
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................... 5
1.4 Ruanglingkup ................................................................................ 6
1.4.1 Sasaran............................................................................... 6
1.4.2 Tempat ............................................................................... 6
1.4.3 Waktu ................................................................................ 6
1.5 Manfaat .......................................................................................... 6
1.5.1 Bagi institusi pendidikan ................................................... 7
1.5.2 Bagi lahan praktek .............................................................. 7
1.5.3 Bagi klien ........................................................................... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kehamilan .................................................................................... 8
2.1.1 Pengertian .......................................................................... 8
2.1.2 Tanda-tanda Kehamilan .................................................... 8
2.1.3 Perubahan Fisiologis Kehamilan ...................................... 10
2.1.4 Perubahan Psikologis Kehamilan ..................................... 16
2.1.5 Kebutuhan Ibu Hamil ........................................................ 17
2.1.6 Tujuan Antenatal ............................................................... 22
2.1.7 Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care ................................. 23
2.1.8 Ketidaknyamanan Pada Kehamilan................................... 24
2.1.9 Tanda Bahaya Kehamilan ................................................. 26
2.1.10 Anemia dan pengertian ...................................................... 29
2.1.11 Nomenklatur Kebidanan.................................................... 34

2.2 Persalinan..................................................................................... 46
2.2.1 Pengertian ......................................................................... 46
2.2.2 TandadanGejalaInpartu ..................................................... 46
2.2.3 Tahapan Persalinan ........................................................... 47
2.2.4 Partograf ............................................................................ 52
2.2.5 Perlukaan Jalan Lahir ........................................................ 57
2.2.6 Kebutuhan Dasar Selama Persalinan ................................. 58
2.2.7 Mekanisme Persalinan ....................................................... 59
2.2.8 Posisi Meneran Dalam Persalinan ..................................... 61
2.2.9 Faktor-Faktor Penting DalamPersalinan ........................... 63
2.2.10 60 LangkahAsuhanPersalinan ........................................... 65
2.2.11 PerubahanFisiologisdanPsikologis .................................... 76

2.3 Bayi Baru Lahir (BBL) ............................................................... 79


2.3.1 Pengertian ......................................................................... 79
2.3.2 Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal .................................... 79
2.3.3 Penanganan Bayi Baru Lahir ............................................ 81
2.3.4 Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan Diluar
Uterus ................................................................................ 86
2.3.5 Imunisasi ........................................................................... 87

2.4 Nifas .............................................................................................. 88


2.4.1 Pengertian ......................................................................... 88
2.4.2 Periode Masa Nifas .......................................................... 88
2.4.3 Perubahan –perubahan Fisiolgis ........................................ 89
2.4.4 Perubahan Psikologis Masa Nifas ..................................... 91
2.4.5 Kunjungan Masa Nifas ...................................................... 92
2.4.6 Asuhan Masa Nifas .......................................................... 94
2.4.7 Tanda Bahaya Nifas .......................................................... 97
2.4.8 Bendungan Payudara ......................................................... 100
2.4.9 Perawatan Payudara .......................................................... 101
2.4.10 Cara Menyusui Yang Benar .............................................. 103

2.5 Keluarga Berencana .................................................................... 105


2.5.1 Pengertian ......................................................................... 105
2.5.2 Tujuan Keluarga Berencana .............................................. 105
2.5.3 Macam-macam Alat Kontrasepsi ...................................... 105
2.5.4 Sasaran Program KB ......................................................... 119

2.6 Standar Pelayanan Kebidanan .................................................. 120


2.7 Pengkajian Data Ibu ................................................................... 161
2.8 Wewenang Bidan ......................................................................... 169
BAB 3TINJAUAN KASUS
3.1 Kehamilan ..................................................................................... 175
3.2 Persalinan ...................................................................................... 190
3.3 BayiBaruLahir (BBL) ................................................................... 213
3.4 Nifas .............................................................................................. 230
3.5 KeluuargaBerencana (KB) ............................................................ 253

BAB 4PEMBAHASAN
4.1 Kehamilan ..................................................................................... 257
4.2 Persalinan ...................................................................................... 259
4.3 BayiBaruLahir (BBL) ................................................................... 262
4.4 Nifas .............................................................................................. 263
4.5 KeluuargaBerencana (KB) ............................................................ 267

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan.................................................................................... 269
5.2 Saran .............................................................................................. 270

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 TFU Penambahan per TigaJari ........................................................ 11


Tabel 2.2 Rekomendasi Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan
Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) ........................................ 13
Table 2.3 Imunisasi TT ................................................................................... 21
Tabel 2.4 Ketidaknyamanan Masa Kehamilan dan Cara Mengatasinya.......... 24
Tabel2.5 Pemenuhan Zat Besi Ibu Hamil ........................................................ 34
Tabel 2.6 Penilaian dan Intervensi Kala I ........................................................ 48
Tabel 2.7 Tanda Apgar ..................................................................................... 82
Tabel 2.8 Jadwal Imunisasi .............................................................................. 87
Tabel 2.9 Manfaat Imunisasi ............................................................................ 88
Table 2.10 TFU dan Berat Uterus Masa Ivolusi .............................................. 90
Table 2.11 Pengeluaran Lochea ....................................................................... 91
Tabel 2.12 Frekuensi Masa Nifas..................................................................... 92
Tabel 2.13 Elemen Pelayanan Kesehatan Pasca Persalinan............................. 93
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Partograf Bagian Depan ............................................................... 55


Gambar 2.2 Partograf Bagian Belakang........................................................... 56
Gambar 2.3 System Pendokumentasian SOAP ................................................ 163
DAFTAR SINGKATAN

AKB : Angka Kematian Bayi


AKI : Angka Kematian Ibu
ANC : Antenatal Care
APN : AsuhanPersalinan Normal
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BB : Berat Badan
BBL : Bayi Baru Lahir
BBLR : Berat Badan Lahir Rendah
BCG : Basilus Calmette Guerine
BPM : Bidan Praktik Mandiri
CVAT : Costo Vertebra Angle Tendernes
DJJ : Denyut Jantung Janin
DM : Diabetes Melittus
DPT : Diphteri Pertusis Tetanus
DTT : Desinfeksi Tingkat Tinggi
HB : Hemoglobin
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
HTP : Hari Taksiran Persalinan
IBI : Ikatan Bidan Indonesia
IM : Intra Musculer
IMD : Inisiasi Menyusu Dini
IU : International Unit
IUFD : Intra Uterine Fetal Death
IMT : Indeks Massa Tubuh
KB : Keluarga Berencana
KEMENKES : Kementrian Kesehatan
KI : Kunjungan I
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
KIE : Konseling Informasi dan Edukasi
KMS : Kartu Menuju Sehat
LILA : Lingkar Lengan Atas
MDGS :Millenium Devolepment Goals
PAP : Pintu Atas Panggul
PMS : Penyakit Menular Seksual
RI : Republik Indonesia
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TT : Tetanus Toksoid
WHO : World Health Organitation
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Klien (Informed Consent)


Lampiran 2 : Buku Kesehatan Ibu dan Anak
Lampiran 3 : Profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2017
Lampiran 4 : Lembar Bimbingan Penyusunan Proposal LTA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila

dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut

kalender internasional.(Elisabeth.2017:65).

Menurut WHO (2015), diperkirakan setiap hari terdapat sekitar 830 kematian ibu

yang disebabkan karena komplikasi kehamilan dan persalinan. Penyebab utama

dari kematian tersebut adalah perdarahan, tekanan darah tinggi, infeksi, dan

penyebab kematian tidak langsung. sebagian besar terjadi pada interaksi antara

kondisi kesehatan dan hamilan yang sudah terjadi. Dari angka kematian diatas,

sebagian besar terjadi di Afrika yakni sebanyak 550 kematian, dan 180 kematian

di wilayah Asia. Hal ini menunjukkan bahwa angka kematian ibu banyak terjadi

di negara-negara miskin dan berkembang.(Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu”.

2017).

Sebagian besar perempuan mengalami anemia selama kehamilan, baik

dinegara maju maupun negara berkembang. Badan Kesehatan Dunia atau

World Health Organization memperkirakan bahwa 35-75 ibu hamil di

Negara berkembang dan 18% ibu hamil di Negara maju mengalami

anemia. Namun, banyak di antara mereka yang telah menderita anemia

pada saat konsepsi, dengan perkiraan prevalensi sebesar 43% pada


perempuan yang tidak hamil dinegara berkembang dan 12% di negara

yang lebih maju (prawirodihardjo,2014:777).

Pada tahun 2015 Survei Penduduk Antar Sensus, Angka Kematian Ibu

305/100.000 Kelahiran Hidup, total kematian ibu 16.640 jiwa yang

dilaporkan sejumlah 4.999 jiwa yang tidak dilaporkan sejumlah 9.641

jiwa. Tempat kematian ibu 77% dirumah sakit, 15,6% di rumah, 4,15%

perjalanan ke Fasilitas Kesehatan, 2,5% Fasilitas Kesehatan lainnya, 0,8%

Penyebab Lainnya (Rakernas kemenkes 2019)

Angka Kematian Ibu di provinsi lampung pada tahu 2015 disebabkan oleh

perdarahan sebesar 46 kasus, hipertensi sebanyak 35 kasus, infeksi

sebanyak 7 kasus, gangguan sistem peredaran darah sebanyak 10 kasus,

gangguan metabolisme sebanyak 3 kasus dan lain-lain sebanyak 48 kasus.

( Profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2015).

Menurut data di puskesmas yang melakukan ANC pada tahun 2018

terdapat 286 orang ibu hamil. sedangkan yang mengalami anemia terdapat

28 orang ibu hamil.

Dan berdasarkan data di klinik bidan Lisnani,S.ST yang melakukan ANC

pada tahun 2018 terdapat 149 orang ibu hamil. sedangkan yang mengalami

anemia terdapat 28 orang ibu hamil.

Penyebab tidak langsung pada kematian ibu antara lain faktor yang

memperberat keadaan ibu hamil seperti empat terlalu, serta faktor yang

mempersulit proses penanganan kedaruratan kehamilan, persalinan, dan

nifas. Faktor yang memperberat keadaan ibu hamil ( kurang lebih 65%
kehamilan ). Yaitu : Terlalu muda ( usia <20 tahun ), Terlalu tua ( usia >35

tahun ), Terlalu sering melahirkan ( jarak kehamilan <2 tahun ), Terlalu

banyak anak (>3 anak). Selain berpengaruh terhadap angka kematian ibu,

empat terlalu juga mempunyai dampak terhadap angka kematian bayi dan

pertumbuhan kesehatan bayi yang dilahirkan ( Sri Astuti.2017)

Salah satu komplikasi sering terjadi dalam kehamilan adalah anemia,

biasanya kondisi ibu hamil yg anemia adalah yang mempunyai kadar Hb

<11,00 gr%.pada trimester I dan III atau kadar Hb <10,50 gr% pada

trimester II.karena ada perbedaan dengan kondisi wanita tidak hamil

karena hemodilusi trutama terjadi pada trimester II.(dr.sri

pujiningsih.2010).

Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus

memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar untuk mencegah

anemia gizi besi yaitu setiap ibu hamil harus mendapat tablet tambah

darah (tablet zat besi) dan Asam Folat minum 90 tablet selama kehamilan

yang diberikan sejak kontak pertama (Pelayanan Antenatal Terpadu

Permenkes RI No. 97 2014).

Anemia pada kehamilan juga disebabkan karena kekurangan zat besi,

kurang gizi dalam darah dan kurangnya nutrisi.penderita biasanya diet

berpantang telur,daging,hati atau ikan. penderita yang mempunyanyai

gangguan penyerapan zat besi dalam usus juga dapat menderita anemia.hal

ini dapat terjadi karena gangguan pencernaan.ibu hamil yang biasanya

mengkonsumsi minuman kopi, teh, atau serat makanan tertentu tanpa


asupan zat besi yang cukup juga dapat menyebabkan anemia.(dr.Sri

pujiningsih.2010)

Kematian ibu juga disebabkan oleh faktor dasar, diantaranya keterbatasan

pengetahuan, taraf pendidikan, status sosial ekonomi, dan pengambil

keputusan di tingkat rumah tangga. Faktor berpengaruh lainnya yaitu : Ibu

hamil yang mengidap penyakit menular, misalnya malaria, HIV.AIDS,

tuberkolosis (TB), dan sifilis, Ibu hamil yang tidak mengidap penyakit

menular, misalnya hipertensi, diabetes militus, dan gangguan jiwa Ibu

hamil yang mengalami kekuarangan gizi. Untuk ibu hamil yang mengidap

anemia gizi besi yaitu sebesar 40% (Sri Astuti 2017)

1.2 Pembatasan Masalah

Berdasarkan ruang lingkup, sasaran pelayanan bidan meliputi asuhan

kebidanan fisiologis pada Kehamilan trimester III, Persalinan, Nifas,

BBL, dan KB.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan secara berkelanjutan pada Kehamilan ,

Persalinan, Nifas, (Bayi Baru Lahir) BBL, dan Keluarga Berencana (KB)

terhadap Ny.A dengan pendekatan pola pikir manajemen varney dan

pendokumentasian SOAP di BPM Lisnani Ali S.ST,Bandar Lampung

Tahun 2019.
1.3.2 Tujuan khusus

1.3.2.1 Mampu melaksanakan pengkajian pada Ny. A yang terdiri dari identitas

klien, anamnesa dan pemeriksaan fisik pada ibu hamil, persalinan, nifas,

BBL, dan KB di BPM Lisnani Ali S.ST,Bandar Lampung Tahun 2019.

1.3.2.2 Mampu menegakkan diagnose masalah dan kebutuhan pada Ny. A dalam

masa kehamilan, persalinan, nifas, BBL, dan KB di BPM Lisnani Ali

S.ST, Bandar Lampung Tahun 2019.

1.3.2.3 Mampu merencanakan asuhan kebidanan secara continue dan

berkesinambungan (continuity of care) pada Ny. A kehamilan,

persalinan, nifas, BBL, dan KB di BPM Lisnani Ali S.ST, Bandar

Lampung Tahun 2019.

1.3.2.4 Mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan

pada Ny. A dalam masa kehamilan, persalinan, nifas, BBL, dan KB di

BPM Lisnani Ali S.ST, Bandar Lampung Tahun 2019.

1.3.2.5 Mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan

pada Ny. A dalam masa kehamilan, persalinan, nifas, BBL, dan KB di

BPM Lisnani Ali S.ST, Bandar Lampung Tahun 2019.

1.4 Ruang Lingkup

1.4.1 Sasaran

Sasaran asuhan kebidanan secara berkelanjutan ditujukan pada Ny. A di

BPM Lisnani Ali Bandar Lampung tahun 2019.

1.4.2 Waktu
Waktu kegiatan ini dilaksanakan tanggal 18 Febuari s/d 25 Mei 2019.

1.4.3 Tempat

Lokasi yang dipilih untuk memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ny.A di

BPM Lisnani Ali S.ST, Bandar Lampung tahun 2019.

1.5 Manfaat

1.5.1 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai metode penilaian pada mahasiswi dalam melaksanakan tugasnya

dalam menyusun Laporan Tugas Akhir, mendidik dan membimbing

mahasiswa agar lebih terampil dan professional dalam memberikan asuhan

kebidanan.

1.5.2 Bagi Lahan Praktik

Sebagai bahan masukan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan

kebidanan melalui pendekatan menejemen kebidanan secara Continuity of

Care pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL dan KB.

1.5.3 Bagi Peneliti

Di harapkan dapat meningkatkan kemampuan penulis dan dapat menggali

wawasan serta mampu menerapkan ilmu yang telah di dapatkan tentang

penatalaksanaan asuhan kebidanan berdasarkan Continuity of Care

sehingga dapat merencanakan dan melakukan asuhan secara berkelanjutan

dan dapat memecahkan permasalahan serta mengevaluasi hasil asuhan

yang telah diberikan.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KEHAMILAN

2.1.1 Pengertian

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Bila dihitung dai saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal

akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan

menurut kalender internasional. Lamanya hamil normal adalah 280 hari

(40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.

Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan kedua dari bulan yaitu triwulan

pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan

keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9

bulan.(Prawirohardjo, 2014).

Setiap kehamilan merupakan proses alamiah, bila tidak dikelola dengan

baik akan memberikan komplilasi pada ibu dan janin dalam keadaan

sehat dan aman. Filosofi adalah pernyataan mengenai keyakinan dan

nilai/value yang dimiliki yang berpengaruh terhadap perilaku

seseorang/kelompok. Filosofi asuhan kehamilan menggambarkan

keyakinan yang dianut oleh bidan dan dijadikan sebagai panduan yang

diyakini dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien selama masa

kehamilan. (Elisabeth :2017)


2.1.2 Tanda-tanda Kehamilan

1. Tanda pasti kehamilan

a. Terasa gerakan janin dalam rahim

b. Terdengar denyut jantung janin (DJJ)

2. Pada pemeriksaan USG di lihat yaitu bagian-bagian janin (kepala dan

bokong) serta bagian keci janin (lengan dan kaki) dapat di raba pada usia

kehamilan tua (trimester III).

Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya kerangka janin (>16 minggu)

(Elisabeth.2017).

3. Tanda tidak pasti kehamilan

1. Rahim membesar terjadi akibat pembesaran uterus.terjadi pada bulan

keempat kehamilan.

2. Tanda hegar, yaitu isthmus dan segmen bawah rahim, menjadi lembut

pada perabaan

3. Tanda goodel pelunakan servik

4. Tanda Chadwick, yaitu warna keunguan pada vulva, serviks, vagina,

dan portio

5. Tanda Piskacek, yaitu pembesaran uterus yg tidak simetris terjadi

karena ovum berimplementasi pada daerah yg dekat dengan kornu

sehingga daerah tersebut berkembang lebih

6. Braxton hicks, yaitu bila uterus dirangsang (distimulasi dengan

diraba) akan mudah berkontaksi


7. Ballottement positif dilakukan pemeriksaan palpasi di perut ibu

dengan cara menggoyang-goyangkan di salah satu sisi, maka akan

terasa “pantulan” disisi yang lain

8. Tes urine kehamilan (tes HCG) positif yaitu Tes urine dilaksanakan

minimal satu minggu setelah terjadi pembuahan. Tujuan dari

pemeriksaan ini adalah mengetahui kadar hormon gonodotropin dalam

urine. Kadar yang melebihi ambang normal, mengindikasikan bahwa

wanita mengalami kehamilan.(Elisabeth .2017)

4. Tanda Dugaan Kehamilan

1. Amenore/tidak mengalami menstruasi sesuai siklus (terlambat

haid)

2. Nausea, dan emesis(mual dan muntah)

3. ngidam

4. syncope(pingsan)

5. kelelahan

6. payudara tegang

7. Miksing/sering buang air kecil

8. Obstipasiatau konstipasi

9. Hiperpigmentasi : striae, cloasma, linea nigra

10. Epulis atau bengkak pada gusi

11. Varises (Elisabeth.2017)


2.2.3 Perubahan Fisiologis kehamilan

Perubahan anatomi dan fisiologi pada perempuan hamil sebagian besar

sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama

kehamilan. Kebanyakan perubahan ini merupakan respons terhadap janin.

Satu hal yang menakjubkan adalah bahwa hampir semua perubahan ini

akan kembali seperti keadaan sebelum hamil setelah proses persalinan dan

menyusui selesai (Prawirohardjo, 2014).

a. Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan

melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) samai persalinan.

Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah

besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali seperti

keaadaan semula dalam beberapa minggu setelah persalinan. Pada

perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 gram dan kapasitas

10 ml atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi

suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta, dan cairan

amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5

liter bahkan dapat mencapai 20 liter atau lebih dengan berat rata-rata

1100 gram (Prawirohardjo, 2014).


Tabel 2.1

TFU menurut penambahan pertiga jari

Usia kehamilan Tinggi fundus uteri


(minggu) (TFU)
12 3 jari diatas simfisis
16 Pertengahan pusat-simfisis
20 3 jari dibawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan pusat- prosesus xiphoideus (px)
36 3 jari dibawah prosesus xiphoideus (px)
40 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px)
Sumber : Hanifah, Prawirodihardjo, 2014

b. Servik

Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan

kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan

terjadinya edema pada seluruh serviks, bersamaan dengan terjadinya

hipertrofi dan hiperplasia pada kelenjar-kelenjar serviks.servik hanya

memiliki 10-15% otot polos. (Prawirohardjo, 2014).

servik manusia merupakan organ yang komplek dan heterogen yang

mengalami perubahan yang luar biasa selama kehamilan.servik

bersifat seperti katup yang bertanggung jawab menjaga janin di dalam

uterus sampai ahir kehamilan. (Prawirohardjo, 2014).

c. Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan foliket

baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di

ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6 -7 minggu

awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil

progesteron dalam jumlah yang relatif minimal. Relaksin, suatu

hormone protein yang memiliki struktur mirip dengan insulin dan

disekresikan oleh korpus luteum, desidua, plasenta dan hati.

(Prawirohardjo, 2014).

d. Vagina dan Perineum

Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat

jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada

vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda

Chadwick.perubahan ini meliputi penipisan mukosadan hilangnya

sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos.dinding

vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan

untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan

meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat dan

hipertrofi sel otot polos. (Prawirohardjo, 2014).

e. Kulit

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi

kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah

payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae

gravidarum. Pada multipara selain strie kemerahan itu seringkali


ditemukan garis bewarna perak yang merupakan sikatrik dari strie

sebelumnya. Pada banyak perempuan kulit digaris pertengahan

perutnya (linea alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang di

sebut dengan linea nigra. (Prawirohardjo, 2014).

f. Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya

menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan lebih

bertambah ukurannya dan vena-vena di bawah kulit akan lebih

terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak.

Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut

kolostrum dapat keluar. Kolustrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar

asinus yang mulai bersekrasi. (Prawirohardjo, 2014).

g. Perubahan Metabolik

Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal

dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan

ekstraselular. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan

bertambah 12,5 kg (Prawirohardjo, 2014).


Table 2.2

Rekomendasi penambahan berat badan selama

kehamilan berdasarkan indeks masa tubuh

Kategori IMT Rekomendasi (kg)

Rendah <19,8 12,5 – 18

Normal 19,8 – 26 11,5 – 16

Tinggi 26 – 29 7 – 11,5

Obesitas > 29 ≥7

Gemeli 16 – 20,5

Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik

dianjurkan menambah berat badan per minggu sebesar 0,4 kg,

sementara pada perempuan dengan kurang atau berlebih dianjurkan

menambah berat badan per minggu masing-masing sebesar 0,5 kg dan

0,3 kg.(prawirodihardjo.2014)

h. Sistem Kardiovaskuler

Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena

kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang.

Penekanan ini akan mengurangi darah balik vena ke jantung.

Akibatnya, terjadinya penurunan preload dan cardiac output sehingga

akan menyebabkan terjadinya hipotensi arterial yang dikenal dengan

sindrom hipotensi supine dan pada keadaan yang cukup berat akan

mengakibatkan ibu kehilangan kesadaran.penekanan pada aorta ini

juga akan mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal.


(Prawirohardjo. 2014).

Selama trimester terakhir posisi terlentang akan membuat fungsi ginjal

menurun jika dibandingkan posisi miring. Karena alasan inilah tidak

dianjurkan ibu hamil dalam posisi terlentang pada akhir kehamilan

(Prawirohardjo, 2014).

i. Sistem Respirasi

Frekuensi pernapasan hanya mengalami sedikit perubahan selama

kehamilan, tetapi volume tidal, volume ventilasi per menit dan

pengambilan oksigen per menit akan bertambah secara signifikan pada

kehamilan lanjut. Perubahan ini akan mencapai puncaknya pada

minggu ke 37 dan akan kembali hampir seperti sedia kala dalam 24

minggu setelah persalinan (Prawirohardjo, 2014).

j. Traktus Digestivus

Seiring dengan makin besarnya uterus, lambung dan usus akan

tergeser. Demikian juga dengan yang lainnya seperti apendiks yang

akan bgeser ke arah atas dan lateral (Prawirohardjo, 2014).

Perubahan yang nyata akan terjadi pada penurunan motilitas otot

polos pada traktus digestivus dan penurunan sekresi asam hidroklorid

dan petindi lambung sehingga akan menimbulkan gejala berupa

pyrosis (heartburn) yang disebabkan oleh refluks asam lambung ke

esofagus bewah sebagai akibat perubahan posisi lambung dan

menurunnya tonus sfingter esofagus bagia bawah. Mual terjadi akibat


penurunan asam hidroklorid dan penuruna motilitas, serta konstipasi

sebagai akibat penurunan motilitas usus besar. Gusi juga akan menjadi

lebih hiperemis dan lunak sehingga dengan trauma sedang saja dapat

mengalami perdarahan. (Prawirohardjo, 2014).

k. Traktus Urinarius

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemil akan tertekan

oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering

berkemih. Keadaan ini akan menghilang dengan makin tuanya

kehamilan bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir

kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul,

keluhan itu akan timbul kembali (Prawirohardjo, 2014).

l. Sistem Endokrin

Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar. Pada

perempuan yang mengalami hipofisektomi dapat berjalan dengan

lancar. Hormon prolaktin akan meningkat 10 x lipat pada saat

kehamilan aterm. Sebaliknya, setelah persalinan konsentrasinya pada

plasenta akan menurun. Hal ini juga ditemukan pada ibu-ibu yang

menyusui (Prawirohardjo, 2014).

m. Sistem Muskuloskeletal

Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada

kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi

anterior, lordosis menggeser pusat daya barat ke belakang ke arah dua

tungkai. Sendi sakroilliaka, sakrokoksigis dan pubis akan meningkat


mobilitasnya, yang diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas

tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya

menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung

terutama pada ahir kehamilan (Prawirohardjo, 2014).

2.1.3 Perubahan Psikologis Kehamilan

1. Perubahan psikologis trimester I

a. Ibu merasa membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan,

penolakan, kecemasan, dan kesedihan.

b. Ibu mencari tahu secara aktif apakah ibu memang benar-benar

hamil dengan memperhatikan perubahan pada tubuhnyadan

seringkali memberitahukan orang lain tentang apa yang

dirahasiakannya.

c. Hasrat melakukan seksual berbeda-beda pada setiap wanita.

d. Sedangkan bagi suami sebagai calon ayahakan timbul

kebanggaan,tetapi bercampur dengan keprihatinan akan kesiapan

untuk mencari nafkah bagi keluarga.(Elisabeth.2017)

2. Perubahan psikologis trimester II

1. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone

yang tinggi.

2. Rasa tidak nyaman akibat kehamilannya sudah mulai berkurang.

3. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan ibu sebagai

beban.
4. Ibu sudah dapat menerima kehamilannya dan dapat dimulai

menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif.

5. Ibu merasakan gerakkan anak.

6. Ibu mulai merasakan kehadiran bayinya

Ibu merasa terlepas dari ketidak nyamanan dan kekhawatiran. Dan

Libido mengingkat.( Menurut Marjati.2011 Di Dalam Buku

Elisabeth.2017:73).

3. Perubahan psikologis trimester III

1. Sakit punggung disebabkan karena meningkatnya beban berat yang

ibu bawa yaitu bayi dalam kandungan.

2. Ibu mengalami susah bernafas dikarenakan tekanan bayi yang

berada di bawah diafragma menekan paru ibu,tetapi jika kepala bayi

sudah turun kerongga panggul biasanya pada 2-3 minggu sebelum

persalinan maka ibu akan merasa lega dan bernafas lebih mudah.

3. Sering buang air kecil,pembesaran rahim,dan penurunan bayi ke

PAP membuat tekanan pada kandung kemih ibu.

4. Kontaksi perut, brackton-hicks kontraksi palsu berupa rasa sakit

yang ringan, tidak teratur dan kadanng hilang bila duduk atau

istirahat

5. Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal.cairan

biasanya jernih,pada awal kehimalan biasanya agak kental dan pada

persalinan lebih cair. (Elisabeth.2017)

6.
2.1.4 Kebutuhan Ibu Hamil

Edukasi kesehatan bagi ibu hamil, tidak semua ibu hamil dan keluarganya

mendapat pendidikan dan konseling kesehatan yang memadai tentang

kesehatan reproduksi, terutama tentang kehamilan dan upaya untuk

menjaga agar kehamilan tetap sehat dan berkualitas. Kunjungan antenatal

member kesempatan bagi petugas kesehatan untuk memberikan informasi

kesehatan esensial bagi ibu hamil dan keluarganya termasuk rencana

persalinan dan cara merawat bayi. Beberapa informasi penting tersebut

adalah sebagai berikut (Prawirohardjo 2014).

1. Nutrisi yang adekuat

a. Kalori

Jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil untuk setiap harinya

adalah 2.500 kalori. Jumlah kalori yang berlebih dapat

menyebabkan obesitas dan hal ini merupakan factor predisposisi

untuk terjadinya preeklamsia. Jumlah pertambahan berat badan

sebaiknya tidak melebihi 10-12 kg selama hamil.

(prawirodihardjo.2014)

Pada kehamilan trimester III kebutuhan kalori selama kehamilan

adalah sekitar 70.000 – 80.000 kilo kalori (kkal), dengan

pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg. Pertambahan kalori ini

0diperlukan terutama pada 20 minggu terakhir. Untuk itu,

tambahan kalori yang diperlukan setiap hari adalah sekitar 285 –

300 kkal.
Tambahan kalori diperlukan untuk pertumbuhan jaringan janin dan

plasenta dan menambah volume darah serta ciran amnion

(ketuban). Selain itu, kalori juga berguna sebagai cadangan ibu

untuk keperluan melahirkan dan menyusui.

b. Protein

Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85 gram per

hari. Sumber protein tersebut dapat diperoleh dari tumbuh-

tumbuhan (kacang-kacangan) atau hewan (ikan, ayam, keju, susu

dan telur). Defisiensi protein dapat menyebabkan kelahiran

premature, anemia dan edema.(prawirodiharjo.2014).

c. Kalsium

Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari. Kalsium

dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama pengembangan otot

dan rangka. Sumber kalsium yang mudah diperoleh adalah susu,

keju, yogurt dan kalsium karbonat. Defisiensi kalsium dapat

menyebabkan riketsia pada bayi atau osteomalasia pada ibu.

(prawirodiharddjo.2014).

d. Zat besi

Metabolism yang tinggi pada ibu hamil memerlukan kecukupan

oksigenasi jaringan yang diperoleh dari pengikatan dan

pengantaran oksigen melalui hemoglobin didalam sel-sel darah

merah. Untuk menjaga konsentrasi haemoglobin yang normal,


diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30mg/hari

terutama setelah trimester kedua. Bila tidak ditemukan anemia

pemberian besi perminggu cukup adekuat. Zat besi yang diberikan

dapat berupa ferrous gluconate, ferrous fumarate atau ferrous

sulphate. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan

anemia defisiensi zat besi.(pawirodihardjo.2014).

e. Asam folat

Selain zat besi, sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat

bagi pematangan sel. Jumlah asam folat yang dibutuhkan oleh ibu

hamil adalah 400 mikrogram per hari. Kekurangan asam folatdapat

menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil (Prawirohardjo

2014).

2. Perawatan Payudara

Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat

segera berfungsi dengan baik pada saat diperlukan. Pengurutan

payudara untuk mengeluarkan sekresi dan membuka duktus dan sinus

laktiferus, sebaiknya dilakukan secara hati-hati dan benar karena

pengurutan yang salah dapat menimbulkan kontraksi pada rahim

sehingga terjadi kondisi seperti pada uji kesejahteraan janin

menggunakan uteretonika. Basuhan lembut setiap hari pada aerola dan

putting susu akan mengurangi retak dan lecet pada area tersebut. Untuk

sekresi yang mongering pada putting susu, lakukan pembersihan

dengan menggunakan campuran gliserin dan alcohol. Karena payudara


menegang , sensitive dan menjadi lebih berat, maka sebaiknya

menggunakan penopang payudara yang sesuai (brassiere).

(Prawirohardjo.2014).

3. Perawatan Gigi

Paling tidak dibutuhkan 2 kali pemeriksaan gigi selama kehamilan,

yaitu pada trimester pertama dan ketiga. Penjadwalan untuk trimester

pertama terkait dengan hiperemesis dan ptialisme (produksi liur yang

berlebihan) sehingga kebersihan rongga mulut harus selalu terjaga.

Sementara itu pada trimester ketiga, terkait dengan adanya kebutuhan

kalsium untuk pertumbuhan janin sehingga perlu diketahui apakah

terdapat pengaruh yang merugikan pada gigi ibu hamil. Dianjurkan

untuk selalu menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil sangat

rentan terhadap terjadinya carries dan gingivitis (Praworohardjo 2014).

4. Imunisasi TT

Tabel 2.3

Imunisasi TT

Interval Lama tahun


Antigen
(Selang Waktu Minimal) Perlindungan Perlindungan

Pada kunjungan antenatal


TT 1 - 80
pertama

TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun* 95

TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 99

TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99

25tahun/
TT 5 1 tahun setelah TT 4 -
seumur hidup
Keterangan :

*artinya apabila dalam waktu 3 tahun wanita tersebut melahirkan,

maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari tetanus

neonatorum(Sulistyawati, 2012:121).

5. Kebersihan Tubuh dan Pakaian

Kebersihan harus terjaga selama kehamilan. Perubahan anatomic pada

perut, area genitalia/lipat paha dan payudara menyebabkan lipatan-

lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah terinventasi oleh

mikroorganisme. Sebaiknya gunakan pancuran atau gayung pada

mandi, tidak dianjurkan berendam dalam bathub dan melakukan

vaginal douche. Gunakan pakaian yang longgar, bersih dan nyaman dan

hindarkan sepatu bertongkat tinggi (high heels) dan alas kaki yang

keras (tidak elastic) serta korset penahan perut.

Lakukan gerakan tubuh ringan, misalnya berjalan kaki, terutama pada

pagi hari, jangan melakukan pekerjaan rumah tangga yang berat dan

hindarkan kerja fisik yang dapat menimbulkan kelelahan yang

berlebihan. Beristirahat cukup, minimal 8 jam pada malam hari dan 2

jam di siang hari. Ibu tidak dianjurkan untuk melakukan kebiasaan

merokok selama hamil karena dapat menimbulkan vasospasme yang

berakibat anoksi janin, berat janin lahir rendah (BBLR), prematuritas,

kelainan congenital dan solusio plasenta (Prawirohardjo 2014).


2.1.5 Tujuan Antenatal

Tujuan asuhan antenatal yaitu :

1. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu, dan

tumbuh kembang janin

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, serta

sosial ibu dan bayi

3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau implikasi yang

mungkin terjadi selama hamil,termasuk riwayat penyakit secara

umum,kebidanan dan pembedahan

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,

ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian

ASI ekslusif

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. (Elisabeth.2017)

2.1.6 Jadwal Pemeriksaan Antenal Care

1. Pemeriksaan pertama

Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat

haid. (Elisabeth.2017)

2. Pemeriksaan ulang

a. Setiap bulan sampai umur kehamilan 6-7 bulan


b. Setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 7-8 bulan

c. Setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai terjadi

persalinan. (Elisabeth.2017)

3. Menurut (mufdillah,2009 di dalam buku Elisabeth.2017:75)

Prekuensi pelayanan antenatal oleh WHO di tetapkan 4 kali

kunjungan ibu hamil dalam pelayanan antenatal,selama kehamilan

dengan ketentuan sebagai berikut:

a. 1 kali pada trimester pertama ( K1)

b. 1 kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga

(K4)

2.1.7 Ketidak Nyamanan Masa Hamil

Dalam proses kehamilan terjadi perubahan system dalam tubuh ibu yang

semuanya membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun psikologis

(Sulistyawati, 2012).

Beberapa ketidaknyamanan dan cara mengatasinya adalah sebgai berikut :

Tabel 2.4

Ketidaknyamanan Masa Kehamilan dan Cara Mengatasinya


No Ketidaknyamanan Cara Mengatasi
1 Sering buang air kecil a. Penjelasan tentang sebab terjadinya.
Trimester I dan III b. Kosongkan saat ada dorongan untuk kencing.
c. Perbanyak minum pada siang hari.
d. Jangan kurangi minum untuk mencegah
nokturia, kecuali jika nokturia sangat
mengganggu tidur dimalam hari.
e. Batasi minum kopi, teh, dan soda.
f. Jelaskan tentang bahaya infeksi saluran kemih
dengan menjaga posisi tidur, yaitu dengan
berbaring miring kiri dan kaki ditinggikan
untuk mencegah diuresis.
2 Kram pada kaki setelah a. Kurangi konsumsi susu (kandungan fosfornya
usia kehamilan 24 tinggi).
minggu b. Latihan dorsofleksi pada kaki dan
meregangkan otot yang terkena.
c. Gunakan penghangat untuk otot.
3 Sakit punggung atas a. Gunakan posisi tubuh yang baik.
dan bawah b. Gunakan bra yang menopang dengan ukuran
yang tepat.
c. Gunakan kasur yang keras.
d. Gunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan
punggung.
4 Varises pada kaki. a. Tinggikan kaki sewaktu berbaring.
Trimester II dan III b. Jaga agar kaki tidak bersilangan.
c. Hindari berdiri atau duduk terlalu lama.
d. Senam untuk melancarkan peredaran darah.
e. Hindari pakaian atau korset yang ketat.
5 Mual dan muntah. a. Hindari bau atau faktor penyebabnya.
Trimester I b. Makan biskuit kering atau roti bakar sesaat
sebelum bangun dari tempat tidurdi pagi hari.
c. Makan sedikit tapi sering.
d. Duduk tegak setiap kali selesai makan.
e. Hindari makanan yang berminyakdan
berbumbu.
f. Makan makanan kering diantara waktu
makan.
g. Minum minuman berkarbonat.
h. Bangun dari tidur secara perlahan.
i. Hindari menggosok gigi setelah makan.
j. Minum teh herbal.
k. Istirahat sesuai kebutuhan.
6 Pusing/sinkop. a. Bangun secara perlahan dari posisi istirahat.
Trimester II dan III b. Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan
yang hangat dan sesak.
c. Hindari berbaring dalam posisi terlentang.

7 Perut kembung. a. Hindari makanan yang mengandung gas.


Trimester II dan III b. Mengunyah makanan secara sempurna.
c. Lakukan senam secara teratur.
d. Pertahankan saat buang air besar yang teratur.
8 Berdebar-debar a. Jelaskan bahwa hal ini normal padakehamilan.
(palpitasi
jantung)Mulai akhir
trimester I
9 Nyeri ligamentum a. Berikan penjelasan mengenai penyebab nyeri.
rotundum. Trimester II b. Tekuk lutut ke arah abdomen.
dan III c. Mandi air hangat.
d. Gunakan bantalan pemanas pada area yang
terasa sakit hanya jika terdapat kontraindikasi.
e. Gunakan sebuah bantal untuk menopang
uterus.
10 Napas sesak. a. Jelaskan penyebab fisiologinya.
Trimester II dan III b. Merentangkan tangan diatas kepala serta
menarik napas panjang.

11 Mengidam (pica). a. Tidak perlu dikhawatirkan selama diet


Trimester I memenuhi kebutuhannya.
b. Jelaskan tentang bahaya makanan yang tidak
bisa diterima, mencakup gizi yang diperlukan
serta memuaskan rasa mengidam atau
kesukaran menurut kultur.
12 Sembelit. a. Tingkatkan diet asupan cairan
Trimester II dan III b. Minuman cairan dingin atau hangat, terutama
saat perut kosong.
c. Istirahat cukup.
d. Senam hamil.
e. Membiasakan buang air besar secara teratur.
f. Buang air besar segera setelah ada dorongan.
13 Keringat bertambah. a. Pakailah pakaian yang tipis dan longgar.
Secara perlahan terus b. Tingkatkan asupan cairan.
meningkat sampai akhir c. Mandi secara teratur.
kehamilan.
14 Keputihan. a. Tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap
Terjadi di trimester I, hari.
II, dan III b. Memakai pakaian dalam dari bahan katun dan
mudah menyerap.
c. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan
buah dan sayur.
15 Kelelahan / fatigue. a. Yakinkan bahwa ini normal pada awal
Pada trimester I kehamilan.
b. Dorong ibu untuk sering beristirahat.
c. Hindari istirahat yang berlebihan.
16 Hemoroid . a. Hindari konstipasi.
Timbul trimester II dan b. Makan makanan yang berserat dan banyak
III minum.
c. Gunakan kompres es atau air hangat.
17 Striae gravidarum. a. Gunakan emolien topikal atau antipruritik jika
Tampak jelas pada ada indikasinya.
bulan ke II dan III b. Gunakan baju longgar yang dapat menopang
payudara dan abdomen.
Sumber : Ari Sulistyawati, 2012:124, Asuhan Kebidanan pada masa
Kehamilan

2.1.8 Tanda Bahaya Kehamilan

Beberapa tanda bahaya yang penting untuk disampaikan kepada pasien

dan keluarga adalah sebagai berikut :

a. Perdarahan pervaginam

Perdarahan pada awal masa kehamilan yaitu perdarahan yang terjadi

pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu perdarahan pervaginam

di katakana tidak normal bila ada tanda-tanda berikut:

 Keluar darah merah

 Perdarahan yang banyak

 Perdarahan dengan nyeri

Perdarahan pada masa kehamilan lanjut yaitu perdarahan yang

terjadi pada kehamilan setelah 22 minggu sampai belum persalinan

Perdarahan tidak normal bila terdapat tanda-tan berikut:

 Keluar darah merah segar atau kehitaman dengan bekuan

 Perdarahan banyak kadang-kadang / tidak terus menerus

 Perdarahan disertai rasa nyeri

Perdarahan macam ini bisa berarti plasenta previa,solusio

plasent,dan rupture uteri.selain itu perlu dicurigai adanya

gangguan pembekuan darah. (Tri sunarsih & Vivian

Nanny.2012:135)

b. Sakit kepala yang hebat


Sakit kepala yang hebat dapat terjadi selama kehamilan dan

sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam

kehamilan.sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang

serius sebagai berikut:

 Sakit kepala yang hebat

 Sakit kepala yang menetap

 Sakit kepala yang tidak hilang dengan istirahat

Sakit kepala dalam kehamilan biasanya gejala dari

preeklamsia.(Tri sunarsih & Vivian Nanny.2012:136)

c. Penglihatan kabur

Penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan.masalah visual yang

mengidentifikasi keadaan yang engancam jiwa adalah perubahan

visual mendadak misalnya penglihatan kabur atau berbayang,melihat

bintik-binti,dan berkunang-kunang.selain itu adanya skotoma,

diplopia, dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menunjukan

adanya preeklamsi berat yang merah pada eklamsia.perubahan

penglihatan ini mungkin juga di sertai dengan sakit kepala yang

hebat.

(Tri sunarsih & Vivian Nanny.2012:137)

d. Bengkak pada muka dan tangan

Edema adalah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan

didalam jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan

berat badan serta pembekakan kaki ,jari tangan, dan muka.edema


pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa

sehingga tidak seberapa penting untuk penentuan diagnosis

preeklamsi.( tri sunarsih&Vivian nany.2012:138).

e. Nyeri perut yang hebat

Nyeri pada perut yang mungkin menunjukkan masalah yang

mengancam keselamatan jiwa adalah nyeri perut yang menetapdan

tidak hilang setelah istirahat.hal ini biasanya apendisitis, kehamilan

ektopik, aborsi, penyakit radang panggul, persalinan pretem,

abrupsio plasenta, dan infeksi saluran kemih.( tri sunarsih&Vivian

nany.2012).

f. Gerakan bayi yang berkurang

Gerakan janin adalah suatu hal yang biasa terjadi pada kehamilan

yaitu pada usia kehamilan 20-24 minggu.ibu mulai merasakan

gerakan janinnya selama bulan ke-5 atau ke-6 dan ada juga beberapa

ibu yang dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal.( tri sunarsih

& Vivian nany.2012)

2.1.9 ANEMIA

1. Pengertian Anemia dalam kehamilan

Anemia didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan karena

kekurangan haemoglobin.seseorang dikatakan terkena anemia sedang

apabila mempunyai Hb kurang dari 10 gr%.sedangkan apabila Hb kurang


dari 6 gr% maka disebut dengan anemia berat.dan Hb normal ibu hamil

biasanya 11 gr%- 12 gr%. (dr. Sri pujiningsih.2010).

2. Kebutuhan Zat Besi pada Wanita Hamil

Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena terjadi

menstruasi dengan perdarahan sebanyak 50 sampai 80 setiap bulan dan

kehilangan zat besi sebesar 30 sampai 40 mg. Di samping itu, kehamilan

memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah

merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta.

Gambaran berapa banyak kebutuhan zat besi pada setiap kehamilan

sebagai berikut:

Meningkatkan sel darah ibu 500 mg Fe

Terdapat dalam plasenta 300 mg Fe

Untuk darah janin 100 mg Fe

Jumlah 900 mg Fe

Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan

menguras persedian Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada

kehamilan berikutnya. pada kehamilan relatif terjadi anemia karena darah

ibu hamil mengalami hemodilusi (pengenceran) dengan peningkatan

volume 30% sampai 40% puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34

minggu (Manuaba,2010).

3. Diagnosis Anemia pada kehmilan


Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan

anmnesa. Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan

menggunakan alat Sahli (Manuaba, 2010).

Hasil pemeriksaan Hb dengan Shali dapat digolongkan sebagai berikut :

Hb > 11 gr % : Tidak anemia (Normal)

Hb 9 gr %-10 gr % : Anemia Ringan

Hb 7 gr %-8 gr % : Anemia Sedang

Hb < 7 gr % : Anemia Berat

Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu

pada trimester I dan trimester III, dengan pertimbangan bahwa sebagian

besar ibu hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian tablet Fe

sebanyak 90 tablet pada ibu-ibu hamil (Manuaba, 2010).

Kenapa pemeriksaan HB tidak dilakukan di TM II?

Karena di TM II ibu hamil mengalami hemodulusi ( pengenceran darah)

oleh karena itu pemeriksaan HB di lakukan di TM I dan III biasanya

hemodulusi berhenti di usia kehamilan 36 minggu keatas.

4. Tanda gejala anemia pada kehamilan

Tanda gejala bisa didapatkan dari anmnesa, biasanya diddapatkan keluhan

cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual-

muntah lebih hebat pada hamil muda (Manuaba, 2010).

5. Pengaruh anemia pada kehamilan dan janin

1) Pengaruh anemia terhadap khamilan

a. Bahaya anemia dalam kehamilan


1. Dapat terjadi Abortus

2. Persalinan prematuritas

3. Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim

4. Mudah terjadi infeksi

5. Ancaman dekompensasi kordis ( Hb < 6 gr% )

6. Mola hidatidosa

7. Hiperemesis gravidarum

8. Perdarahan antepartum

9. Ketuban pecah dini ( KPD )

b. Bahaya anemia terhadap kehamilan

1. Gangguan his

2. Kala I berlangsung lama

3. Terjadi partus terlantar

4. Kala II berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan

sering memerlukan tindakan operasi kebidanan

5. Kala uri dapat diikuti retensio plasenta

6. Perdarahan postpartum karena atonia uteri

7. Kala IV dapat terjaid perdarahan postpartum sekunder dan

atonia uteri

c. Pada kala nifas:

1. Terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan

postpartum
2. Memudahkan infeksi puerperium

3. Pengeluaran ASI berkurang

4. Anemia kala nifas

5. Mudah terjadi infeksi mammae

6. Bahaya anemia terhadap janin

1. Abortus

2. Kematian intrauterine

3. Persalinan prematuritas tinggi

4. BBLR

5. Kelahiran dengan anemia

6. Dapat terjadi cacat bawaan

7. Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal

7. Hemodilusi dalam kehamilan

Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena darah ibu hamil

mengalami hemodilusi (pengenceran) dengan peningkatan volume

30% sampai 40% yang puncaknya pada kehamilan 32-34 minggu.

Jumlah peingkatan sel darah 18 sampai 30%, dan hemoglobin

sekitar 19%. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11g%,

dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil

fisiologis, dan Hb ibu akan menjadi 9,5 sampai 10g% (Manuaba,

2010).
8. Pengobatan Anemia

Pengobatan anemia harus ditujukan pada penyebab anemia, dan

menurut Manuaba,2014 dapat dilakukan pengobatan sebagai

berikut :

1. Tranfusi darah

2. Kortikosteroid atau obat-obatan lainnya yang menekan

system kekebalan tubuh

3. Erytheropoietin, obat yang membantu sumsum tulang

Belakang membuat sel-sel darah

4. Suplemen zat besi, vit B12, asam folat, atau vitamin dan

mineral lainnya

Table 2.5
Pemenuhan Zat Besi Ibu Hamil

Penggunaan Jumlah ( mg Fe )

Peningkatan Sel Darah 500 mg Fe


Dalam Plasenta 300 mg fe
Darah janin 100 mg Fe
Jumlah 900 mg Fe
Sumber : Manuaba, 2014

Ibu hamil mengalami hemodelusi (pengenceran ) 30 – 40 % dalam 32 - 34

minggu, jumlah peningkatan sel darah 18 – 30 % dan hemoglobin 19 %.


Bila sebelum hamil Hb ibu 11 g% karena hemodelusi dapat menjadi 9,5 –

10 g% ( Manuaba, 2014).

Untuk menghindari terjadinya anemia sebaik ibu hamil melakukan

pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui data-data dasar

kesehatan umum calon ibu tersebut.Dalam pemeriksaan kesehatan disertai

pemeriksaan laboraturium, termasuk pemeriksaan feses sehingga diketahui

adanya infeksi parasite.Pengobatan infeksi untuk cacing relatif mudah dan

murah, pemerintah telah menyediakan preparat besi untuk dibagikan

kepada masyarakat sampai ke posyandu . Contoh preparat Fe diantaranya

Barralat, Biosanbe, iberet,vitonal,hemaviton (Manuaba,2010)

Data objektif dari ibu hamil yang harus dikumpulkan meliputi :

1. Pemeriksaan fisik ibu hamil

a. Keadaan umum meliputi : tingkat energi, keadaan emosi, Tinggi

Badan dan Berat Badan

b. Tanda-tanda vital : tekanan darah, suhu badan, frekuensi denyut

nadi dan pernapasan

c. Kepala dan leher meliputi : edema pada wajah,ikterus pada

mata,bibir pucat,leher meliputi pembengkakan saluran limfe,atau

pembengkakan tiroid.

d. Tangan dan kaki meliputi : edema di jari tangan, kuku jari

pucat, varices vena, reflek-reflek.


e. Payudara meliputi : ukuran dan kesimetrisan, putting

payudara : menonjol atau masuk, keluarnya kolostrum atau cairan

lain, retaksi dan dipling, massa, nodul aksila.

f. Abdomen meliputi : luka bekas operasi, tinggi fundus

uteri (jika > 12 minggu), letak, presentasi, posisi, dan penurunan

kepala (kalau > 36 minggu ),

Inspeksi : membesar atau tidak (pada kehamilan muda pembesaran

abdomen mungkin belum nyata.

Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri dapat diukur dengan pita ukur

sentimeter (jarak antara fundus uteri dengan tepi atas simfisis os

pubis)

Pemeriksaan palpasi Leopold dilakukan dengan cara sistematika

sebagai berikut :

Leopold I

Untuk menentukan tinggi fundus uteri dan meraba bagian janin

yang berada di fundus dengan keduua telapak tangan.

Leopold II

Untuk menentukan bagian apa yang mengisi perut kanan dan kiri

ibu.kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri dan kanan jari

kearah kepala pasien mencari sisi bagian besar (biasanya punggung

janin) atau mungkin bagian keras bulat (kepala janin).

Leopold III
Untuk menentukan bagian terendah janin. Satu tangan meraba

bagian janin apa yang terletak di bawah ( di atas simfisis)

sementara tangan lainnya menahan fundus untuk fiksasi.

Leopold IV

Kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri kanan, jari

kearah kaki pasien untuk menentukan bagian terbawah janin dan

menentukan apakah bagian tersebut sudah masuk atau melewati

pintu atas panggul (biasanya di nyatakan dengan satuan x/5).

g. Menentukan tafsiran berat janin pada kehamilan aterm perkiraan

berat janin dapat menggunakan rumus Johnson-tossec yaitu tinggi

fundus (cm) - (12 x 155 gram )

h. Denyut Jantung Janin (bila > 18 minggu)

Auskultrasi : dengan stetoskop kayu leannec atau Doppler yang di

tempelkan d daerah punggung janin,dihitung frekuensi pada 5 detik

pertama,ketiga dan kelima kemudian di jumlah kemudian dikalikan

4 untuk memperoleh frekuensi 1 menit, namun menghitung djj

yang idel adalah djj di hitung seluruhnya selama satu menit.

Djj normal adalah 120-160 denyut permenit.

i. Genetalia luar dan dalam meliputi : luar :varices, perdarahan, luka,

cairan yang keluar, pengeluaran, kelenjar bartholin : bengkak

(massa) atau cairan yang keluar.

Dalam : servik meliputi cairan yang keluar, luka (lesi), kelunakan,

posisi, mobilisasi,tertutup atau membuka.


Vagina meliputi cairan yang keluar,luka dan darah

Ukuran, bentuk, posisi, mobilitas, kelunakan, massa pada trimester

pertama.

j. Ekstremitas meliputi : oedema tangan dan kaki, pucat pada kuku

jari, varises, reflek patella (tri sunarsihh.2012: 153)

2. Pemeriksaan laboratorium

Tes laboratorium merupakan hal penting untuk menilai adanya masalah

pada ibu hamil.jika masalah bisa di tangani maka akan mencegah

kematian dan kesakitan pada ibu dan anak. Test laboratorium yang di

perlukan adalah sebagai berikut :

 Haemoglobin

 Protein urine

 Glukosa dalam urine

 VDRL/ RPL

 Faktor Rhesus

 Golongan darah

 Hiv / Aids

 Rubella

 Tinja untuk ova/telur cacing dan parasit (tri sunarsih.2010:156)

3. Pengkajian data fetus

a. Gerakan janin

Ibu hamil mulai dapat merasakan gerakan janin pada usia

kehamilan 16-18 minggu (multigravida sudah pernah hamil dan


melahirkan sebelumnya) dan 18-20 minggu (primigravida baru

pertama kali hamil).jika bayi tidur gerakan akan melemah.bayi

harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam (10

gerakan dalam 12 jam ).gerakan akan lebih mudah terasa jika ibu

berbaring/ istirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.

(Elisabeth.2017:151)

b. Denyut Jantung Janin (DJJ > 18 minggu)

Auskultrasi : dengan stetoskop kayu leannec atau Doppler yang di

tempelkan d daerah punggung janin,dihitung frekuensi pada 5 detik

pertama,ketiga dan kelima kemudian di jumlah kemudian dikalikan

4 untuk memperoleh frekuensi 1 menit, namun menghitung djj

yang idel adalah djj di hitung seluruhnya selama satu menit.

Djj normal adalah 120-160 denyut permenit (tri sunarsih.2010:155)

a. Standar Pelayanan kebidanan

1) Standard pelayanan 10 T

a. Pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan

janin penambahan berat badan yang kurang dari 9 kg selama

kehamilan dan kurang dari 1 kg setiap bulan nya menunjukan

adanya gangguan pertumbuhan janin

b. Pengukuran tekanan darah


Pengukuran tekanan darah pada setiap kunjungan antenatal

dilakukan di trimester 1 untuk skrining ibu hamil mendeteksi

adanya hipertensi (tekanan darah ≥140 / 90 Mmhg ) pada

kehamilan dan preeklamsi (hipertensi disertai odema pada

wajah dan tungkai bawah dan protein urine )

c. Pengukuran lingkar lengan atas ( LILA)

LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga

kesehatan di trimester 1 untuk skrining ibu hamil beresiko

kurang energy kronik(KEK ) ibu hamil yang mengalami KEK

dan berlangsung lama (beberapa bulan / tahun) dimana LILA

kurang dari 23,5 cm ibu hamil dengan KEK dapat melahirkan

bayinya berat lahir rendah ( BBLR)

d. Pengukuran tinggi fundus

Diukur setiap kali kunjungan antenatal dilakukan mendeteksi

pertumbahan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan,

kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin, standar

pengukuran menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24

minggu

e. Menentukan presentasi janin dan menghitung DJJ

Menetukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II

dan selanjutnya tiap kali kunjungan dimaksudkan untuk

mengetahui letak janin jika pada trimester III bagian bawah


janin bukan kepala , atau kepala janin belum masuk PAP atau

ada kelainan letak panggul sempit dan ada masalah lain.

f. Mementukan status imunisasi TT

Ibu hamil harus mendapatkan imunisasi TT pada saat kontak

pertama di skrining status imunisasinya pemberian imunisasi

ibu hamil harus sesuai dengan status imunisasinya , ibu hamil

minimal memiliki status imunisasi TT2 untuk mendapatkan

perlintungan terhadap infeksi tetanus, ibu hamil dengan status

imunisasi TS ( TT long live ) tidak perlu diberikan imunisasi

imunisasi TT lagi

g. Pemberian tablet tambah darah

Untuk mencegah anemia , ibu hamil harus mendapatkan tablet

fe / tambah darah dan asam folat minimal 90 tablet selama

kehamilan yang di berikan sejak kontak pertama

h. Tes labarotarium (Hb, protein urine, glukosa, tes HIV/AIDS)

Dilakukan pemeriksaan rutin dan khusus pemeriksaan rutin

adalah pemeriksaan rutin yang harus dilakukan setiap ibu

hamil yaitu golongan darah, haemoglobin dan periksa spesipik

daerah andemis ( malaria , flu, dll ) khusus adalah pemeriksaan

laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil

yang melakukan kunjungan antenatal

1. Pemeriksaan golongan darah

2. Pemeriksaan kadar haemglobin darah ( hb )


3. Pemeriksaan kadar gula darah

4. Pemeriksaan protein urine

5. Pemeriksaan darah malaria

6. Pemeriksaan test spilis

7. Pemeriksaan HIV

8. Pemeriksaan BTA

i. Temu wicara

Dilakukan setiap kunjungan antenatal yang meliputi

1. Kesehatan ibu

2. Prilaku hidup sehat dan bersih

3. Peran suami / keluaraga dalam kehamilan dan perencanaan

persalinan

4. Tanda bahaya kehamilan , persalinan dan nifas kesiapan

menghadapi komplikasi

5. Asuhan gizi seimbang

6. Gejala penyakit menular dan tidak menular

7. Penawaran untuk melakukan tes HIV dan konseling di

daerah epidemic meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil

dengan IMS dan TB di daerah epidemis rendah

8. Inisiasi menyusui dini ( IMD ) dan pemberian ASI eksklusif

9. KB pasca persalinan

10. Peningkatan kesehatan intelegenesia pada kehamilan


11. Imunisasi

j. Tata laksana dan pengobatan ( Buku kesehatan ibu dan Anak)

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil

pemeriksaan laboratorium setiap kelainan yang digunakan atau

ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai standar dan

kewenangan tenaga kesehatan kasus yang tidak dapat di

tangani, di rujuk sesuai dengan standar rujukan (Buku KIA

2016)

2.2 Pengkajian Data Ibu

2.3.1 Langkah 1. Pengkajian data ibu

Data yang harus dikumpulkan pada ibu hamil meluputi: biodata/identitas

baik ibu maupun suami, data subjektif dan data objektif, yang terdiri atas

pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul pemeriksaan laboratorium /

penunjang lainnya. Biodata yang dikumpulkan dari ibu hamil dan

suaminya meliputi; nama, umur, agama, suku/bangsa, pendidikan,

pekerjaan dan alamat lengkap. (Muslihatun dkk, 2009).

Data sebjektif dari ibu hamil yang harus dikumpulkan meliputi :

1. Riwayat perkawinan terdiri atas status perkawinan, perkawinan ke,

umur ibu saat perkawinan dan lama perkawinan

2. Riwayat menstruasi meliputi : HPHT, siklus menstruasi

3. Riwayat kehamilan sekarang meliputi : riwayat ANC, gerakan janin,

tanda bahaya atau penyulit, keluhan utama


4. Riwayat obstetri ( Gravida(G). Partus(P). Abortus(A). meliputi;

perdarahan pada kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, hipertensi

dalam kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, BB lahir bayi <2500

gram atau >4000 gram serta masalah selama kehamilan, persalinan

dan nifas yang lain

5. Riwayat Keluarga Berencana (KB) meliputi : jenis metode yang

dipakai, watu dan tenaga saat pemasangan dan berhenti, keluhan /

alasan berhenti

6. Riwayat kesehatan / penyakit ibu dan keluarga meliputi : penyakit

jantung, hipertensi, DM, TBC, ginjal, asma, epilepsi, hati, malaria,

penyakit kelamin, HIV/AIDS

7. Riwayat kecelakaan, operasi, alergi obat / makanan

8. Imunisasi TT

9. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari meliputi : pola nutrisi (makan

dan minum), eliminasi (BAB dan BAK), personal hygiene, aktivitas

dan istirahat

10. Riwayat psikososial meliputi : pengetahuan dan respon ibu terhadap

kehamilan dan kondisi yang dihadapi saat ini, jumlah keluarga di

rumah, respon keluarga terhadap kehamilan, dukungan keluarga,

pengambilan keputusan dalam keluarga, tempat melahirkan dan

penolong yang diinginkan ibu (Muslihatun dkk, 2009)

2.3.2 Langkah 2. interpretasi Data Dasar


Setelah pengkajian data ibu dan janin selesai, langkah selanjutnya

menentukan diagnosis. Ada empat kemungkinan diagnosis pada ibu hamil,

yaitu :

a. Hamil normal ( sertaka usia kehamilan )

b. Hamil normal dengan masalah khusus ( keluarga, masalah psikososial,

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), masalah keuangann dll )

c. Hamil dengan penyakit/komplikasi (hipertensi, anemia, preeklamsi,

pertumbuhan dan perkembangan janin terhambat, infeksi saluran

kencing, penyakit kelamin, dll).

Hamil dengan keadaan darurat (perdarahan, eklamsia, Ketuban Pecah

Dini (KPD) dll ) memerlukan tindakan rujukan segera (Muslihatun

dkk, 2009).

2.3.3 Langkah 3. Mengidentifikasi Diagnosis atau masalah pontensial

Pada langkah ini bidan mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial.

Dagnosis atau masalah potensial diidentifikasi berdasarkan diagnosis atau

masalah yang sudah teridentifikasi. Langkah ini penting untuk melakukan

asuhan yang aman (Muslihatun dkk, 2009).

2.3.4 Langkah 4. Mengidentifikasi menetapkan kebutuhan yang

memerlukan penanganan segera

Diperlukan untuk konsultasi, kolaborasi dengan tenanga kesehatan lain

berdasarkan kondisi pasien. Langkah ini sebagaicerminan keseimbangan

dari proses manajemen kebidanan


Contoh : pada pemeriksaan antenatal ditemukan kadar HB: 9,5%, hamil 16

minggu, nafsu makan berkurang, flour albus banyak, hijau muda, gatal dan

berbau.

Dengan data tersebut dapat memerlukan tindakan kolaborasi dokter atau

pemeriksaan lebih lanjut (laboraturium). Bidan harus mampu menentukan

tindakan yang paling tepat dan penting untuk wanita tersebut (Muslihatun

dkk, 2009).

2.3.5 Langkah 5. Merencanakan asuhan yang menyeluruh

Langkah ini ditentukan oleh hasil pengkajian data pada langkah

sebelumnya. Jika ada informasi/data yang tidak lengkap bisa dilengkapi.

Juga bisa mencerminkan rasional yang benar/valid.

Rencana asuhan umum yang menyeluruh dan harus diberikan pada ibu

hamil, antara lain sebagaii berikut :

a. Jelaskan kondisi kehamilan dan rencana asuhan yang akan diberikan

b. Diskusikan jadwal pemeriksaan dan hasil yang diharapkan

c. Jelaskan pada ibu, bila diperlukan pemeriksaan khusus/konsultasi de

disiplin ilmu lain. Bila perlu, ibu dapat dirujuk ke tenaga ahli/fasilitas

kesehatan yang lebih lengkap.

d. Beritahukan beberapa hal/gejala klinis penting dalam kehamilan yang

menyebabkan ibu harus segera melakukan kunjungan ulang


e. Beritahukan ibu tentang fasilitas kesehatan dan sistem yang ada untuk

melakukan rujukan

f. Pastikan ibu mengerti informasi dan hasil pemeriksaan/ diagnosis

serta penatalaksanaannya

g. Berikan kartu ibu, antarkan ibu keluar dan ucapkan salam

Rencana asuhan menyeluruh bagi ibu hamil yang di diagnosis normal

antara lain: pemberian konseling (gizi, latihan fisik, perubahan fisiologis,

kebersihan diri, kunjungan ulang berikutnya, pertolongan bila terjadi

tanda-tanda bahaya, rencana dan persiapan kelahiran,pengambilan

keputusan bila terjadi komplikasi. Ibu hamil normal juga harus

mendapatkan tablet Zat besi serta imunisasi TT.

Rencana asuhan menyeluruh bagi ibu hamil yang di diagnosis hamil

dengan masalah/kebutuhan khusus, adalah sama seperti rencana asuhan

yang menyeluruh bagi ibu hamil yang didiagnosis normal dengan sedikit

penambahan. Rencana asuhan ditambah dengan konseling khusus sesuai

dengan masalah/kebutuhan khusus yang ibu hamil hadapi saat ini.

Rencana asuhan menyeluruh bagi ibu hamil yang di diagnosis hamil

dengan penyakit/ komplikasi adalah sebagai berikut :

a. Rujuk ke dokter untuk konsultasi\

b. Lanjutkan pemantauan ibu dan janin selama kehamilan

c. Berikan asuhan antenatal

d. Rencana dini jika ibu tidak aman melahirkan di rumah


Rencana asuhan menyeluruh bagi ibu hamil yang didiagnosis hamil

dengan keadaan darurat, adalah :

a. Rujuk segera ke fasilitas kesehatan terdekat yang tersedia pelayanan

kegawatdaruratan obstetrik

b. Sambil menunggu transportasi, berikan pertolongan awal, bila perlu

berikan pengobatan

c. Temani ibu dan anggota keluarga

d. Bawa obat dan kebutuhan lain

e. Bawa catatan medik, kartu ibu dan surat rujukan (Muslihatun dkk,

2009).

2.3.6 Langkah 6. Pelaksanaan perencananan

Pada langkah ini bidan mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan

secara efektif dan aman. Pelaksanaan asuhan ini sebagian dilakukan oleh

bidan, sebagian oleh klien sendiri atau oleh petugas kesehatan lainnya.

Walau bidan tidak melaksanakan seluruh asuhan sendiri, tetapi dia tetap

memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (misalnya

memantau rencananya benar-benar terlaksana).

Bila perlu berkolaborasi dengan dokter misalnya karena adanya

komplikasi. Manajemen yag efisien berhubungan dengan waktu, biaya

serta peningkatan mutu asuhan. Kaji ulang apakah semua rencana telak

dilaksanakan (Muslihatun dkk, 2009).

2.3.7 Langkah 7. Evaluasi


Pada langkah ini dievaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan,

apakah telah memenuhi kebutuhan asuhan yang telah teridentifikasi dalam

diagnosis maupun masalah. Pelaksanaan rencana asuhan tersebut dapat

dianggap efektif apabila anak menunjukkan pertumbuhan dan

perkembangan yang lebih baik, terjadi pencapaian dalam tugas

perkembangan sesuai dengan kelompok usia dan ukuran fisik sesuai

dengan batasan ideal anak.

Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut terlaksana dengan

efektif dan mungkin sebagian belum efektif. Karena proses manajemen

asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan maka perlu

evaluasi, kenapa asuhan yang diberikan belum efektif. Dalam hal ini

mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang belum efektif, melalui

proses manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses tersebut tidak

efektif serta melakukan penyesuaian dan modifikasi apabila memang

diperlukan. Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan

pengkajian yang memperjelas proses berfikir yang mempengaruhi

tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena proses manajemen

tersebut berlangsung di dalam situasi klinik ( Muslihatun dkk, 2009)


Gambar 2.1

Keterkaitan antara manajemen kebidanan dan system pendokumentasian SOAP

Alur fikir Bidan Pencatatan dari Asuhan Kebidanan

Pendokumentasian asuhan
Proses Manajemen
kebidanan

7 Langkah Varney 5 Langkah SOAP NOTES


(Kompetensi
Bidan )
1. Pengumpulan Data Data Subjektif
(Hasil Anamnesis)
Objektif
(Pemeriksaan)
2. Interpensi Data: Assessment / Assessment
Diagnosis, Masalah, Diagnosis (Analisis dan
Kebutuhan interpretasi
3. Identifikasi Diagnosis Data)
atau Masalah Pontensial

- Diagnosis dan
4. Identifikasi Kebutuhan masalah
yang memerlukan - Diagnosis atau
penanganan segera masalah
mandiri, konsultasi atau Pontensial
kolaborasi - Kebutuhan tindakan
Segera
5. Rencana Asuhan Planning Planning
- Melengkapi data: (Dokumentasi)
Tes Diagnostik / Implementasi dan
Laboratorium evaluasi)
- Pendidikan /
Konseling
- Rujukan flow up
6. Pelaksananan Implementasi
- Asuhan Mandiri
- Kolaborasi
- Tes Diagnostik atau
Tes
7. Evaluasi Evaluasi
Laboraturium
- konseling
- folloow up
Sumber: Depkes RI, 2003

(Muslihatun dkk, 2009)


2.1.10 Nomenklatur Kebidanan

Nomenklatur Diagnosa Kebidanan yang ditegakkan oleh bidan dalam

lingup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama)

diagnosis kebidanan.

Syarat standar nomenklatur kebidanan :

1) Diakui dan disyahkan oleh profesi

2) Berhubungan langsung dengan praktis kebidanan

3) Memiliki ciri khas kebidanan

4) Didukung oleh clinical judgement dalam praktik kebidanan

5) Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajement kebidanan

Berikut daftar diagnose nomenklatur kebidanan

1. Persalinan normal

2. Partus normal

3. Syaok

4. DJJ tidak normal

5. Abortus

6. Solusio placenta

7. Akut pyelonephritis

8. Amnionitis

9. Anemia berat

10. Apendiksitis

11. Atonia uteri

12. Infeksi mammae


13. Pembengkakkan mammae

14. Presentasi bokong

15. Asma bronchiale

16. Presentasi dagu

17. Disproporsi sevalo pelvik

18. Hipertensi kronik

19. Koagilopati

20. Presentasi ganda

21. Cystitis

22. Eklampsia

23. Kelainan ektopik

24. Ensephalitis

25. Epilepsi

26. Hidramnion

27. Presentasi muka

28. Persalinan semu

29. Kematian janin

30. Hemoragik antepartum

31. Hemoragik postpartum

32. Gagal jantung

33. Inertia uteri

34. Infeksi luka

35. Invertio uteri


36. Bayi besar

37. Malaria berat dengan komplikasi

38. Malaria ringan dengan komplikasi

39. Mekonium

40. Meningitis

41. Metritis

42. Migrain

43. Kehamilan mola

44. Kehamilan ganda

45. Partus macet

46. Posisi occiput posterior

47. Posisi occiput melintang

48. Kista ovarium

49. Abses pelvix

50. Peritonitis

51. Placenta previa

52. Pneumonia

53. Pre-Eklampsia ringan/berat

54. Hipertensi karena kehamilan

55. Ketuban pecah dini

56. Partus prematurus

57. Prolapsus tali pusat

58. Partus fase laten lama


59. Partus kala II lama

60. Sisa placenta

61. Retensio placenta

62. Rupture uteri

63. Bekas luka uteri

64. Presentasi bahu

65. Distosia bahu

66. Robekan serviks dan vagina

67. Tetanus

68. Letak lintang (Purwoastuti, 2014).

2.1.11 Wewenang Bidan

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor

1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik

Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:

1. Pasal 9

Bidan dalam menyelenggarakan praktik berwenang untuk

memberikan pelayanan yang meliputi :

a. Pelayanan kesehatan ibu

b. Pelayanan kesehatan anak dan

c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga

berencana (Purwoastuti, 2014).

2. Pasal 10
1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9

huruf a diberikan pada masa prahamil, kehamilan, masa persalinan,

masa nifas, masa menyusui dan masa antara 2 kehamilan

2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi :

a. Pelayanan konseling pada masa pra hamil

b. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal

c. Pelayanan persalinan normal

d. Pelayanan ibu nifas normal

e. Pelayanan ibu menyusui

f. Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan

3) Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) berwenang untuk :

a. Episiotomi

b. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II

c. Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan

d. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil

e. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas

f. Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi

air susu ibu (ASI) eksklusif

g. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan

postpartum

h. Penyuluhan dan konseling


i. Bimbingan pada kelompok ibu hamil

j. Pemberian surat keterangan kematian

k. Pemberian surat keterangan cuti bersalin (Purwoastuti, 2014).

3. Pasal 11

1) Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud pada pasal 9

huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak

prasekolah

2) Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana

dimaksud pada ayat 1 berwenang untuk :

a. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,

pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi

vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-

28 hari), dan perawatan tali pusat

b. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk

c. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan

d. Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah

e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra

sekolah

f. Pemberian konseling dan penyuluhan

g. Pemberian surat keterangan kelahiran

h. Pemberian surat keterangan kematian (Purwoastuti, 2014).

4. Pasal 12
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan

dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf c,

dengan kewenangan:

a. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi

perempuan dan keluarga berencana

b. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom (Purwoastuti, 2014).

5. Pasal 13

1) Selain kewenangan sebagimana dimaksud dalam pasal 10, pasal 11,

dan pasal 12, bidan yang menjalankan program pemerintah

berwenang melakukan pelayanan kesehatan meliputi :

a. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam

rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit

b. Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus

penyakit kronis tertentu (dilakukan di bawah supervisi dokter)

c. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang

ditetapkan

d. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang

kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan

penyehatan lingkungan

e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra

sekolah dan anak sekolah

f. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas


g. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan

penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk

pemberian kondom, dan penyakit lainnya

h. Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat

Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi

i. Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program pemerintah

2) Pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal

terintegrasi, penanganan bayi dan anak balita sakit, dan

pelaksanaan deteksi dini, merujuk, dan memberikan penyuluhan

terhadap infeksi menular seksual dan penyakit lainnya, serta

pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif

(NAPZA) hanya dapat dilakukan oleh bidan yang dilatih untuk itu

(Purwoastuti, 2014).

6. Pasal 14

1) Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak

memiliki dokter, dapat melakukan pelayanan kesehatan diluar

kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 9

2) Daerah yang tidak memiliki dokter sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) adalah kecamatan atau kelurahan/desa ang ditetapkan

oleh kepala dinas kesehatan kab/kota

3) Dalam daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 2 telah terdapat

dokter, kewenangan bidan sebagaimana dimasud pada ayat 1

tidak berlaku (Purwoastuti, 2014).


7. Pasal 15

1) Pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota menugaskan bidan

praktik mandiri untuk melaksanakan program pemerintah

2) Bidan praktik mandiri yang di tugaskan sebagai pelaksana

program pemerintah berhak atas pelatihan dan pembinaan dan

perintah dari pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota

(Purwoastuti, 2014).

8. Pasal 16

1) Peda daerah yang belum memiliki dokter, pemerintah dan

pemerintah daerah harus mempertahankan bidan dengan

pendidikan minimal Diploma III kebidanan

2) Apabila tidak terdapat tenaga bidan sebagimana dimaksud pada

ayat 1, pemerintah dan pemerintah daerah dapat menempatkan

bidan yang telah mengikuti pelatihan

3) Pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota berlangsung jawab

menyelenggarakan pelatihan bagi bidan yang memberikan

pelayanan di daerah yang tidak memiliki dokter (Purwoastuti,

2014).
2.2 PERSALINAN NORMAL

2.2.1 Pengertian

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)

yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan

lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan

sendiri). (sulistyawati, 2012).

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya srviks dan janin turun

ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban

didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal

adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan

(37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang

berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada

janin (Prawirohardjo, 2014).

2.2.2 Tanda dan Gejala inpartu Menjelang Persalinan

2.2.2.1 Lightening

Menjelang minggu ke 36 pada primigravida, terjadi penurunan fundus

uteri karena kepala bayi sudah masuk kedalam panggul.

Penyebab dari proses ini adalah sebagai berikut :

1. Kontraksi Braxton hicks

2. Ketegangan dinding perut

3. Ketegangan ligamentum rotundum

4. Gaya berat janin, kepala kearah bawah uterus


Masuknya kepala janin kedalam panggul dapat dirasakan oleh wanita

hamil dengan tanda-tanda sebagai berikut

1. Terasa ringan dibagian atas dan rasa sesak berkurang

2. Dibagian bawah terasa penuh dan mengganjal

3. Kesulitan saat bejalan

4. Sering berkemih

Gambaran lightening pada primigravida menunjukkan hubungan

normal antara ketiga, yaitu power (his), passage (jalan lahir),

pasangger (bayi dan balita).

2.2.2.2 Terjadinya His Persalinan

Karakter dari his pesalinan

1. Pinggang terasa sakit menjalar ke depan

2. Sifat his teratur, interval maikn pendek dan kekuatan makin besar

3. Terjadi perubahan pada serviks

4. Jika pasien menambah aktivitasnya, misalnya dengan berjalan, maka

kekuatannya bertambah.

2.2.2.3 Pengeluaran lendir dan darah (Penanda Persalinan)

Dengan adanya his persalinan,terjadi perubahan pada serviks yang

menimbulkan :

1. Pendataran dan pembukaan

2. Pembukaan menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada kanalis

servikalis terlepas.

3. Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.


2.2.2.4 Pengeluaran Cairan

Jika ketuban sudah pecah, maka ditargetkan persalinan dapat berlangsung

dalam 24 jam. namun jika ternyata tidak tercapai, maka persalinan diahiri

dengan tindakan tertentu, misalnya ekstraksi vakum,atau section caesaria.

(Sulistyawati, 2012)

2.2.3 Tahapan Persalinan

2.2.3.1 Kala I (Kala Pembukaan)

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan

pembukaan serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).

Persalinan kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif

1. Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai

sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan serviks

berlangsung lambat dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan

penipisan dan pembukaan secara bertahap sampai pembukaan 3 cm,

berlangsung dalam 7-8 jam.

2. Fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung selama 6 jam

dan dibagi dalam 3 subfase.

a. Periode akselerasi : berlangsung selama 2 jam dan pembukaan

menjadi 4 cm

b. Periode dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam,

pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm

c. Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam 2 jam

pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap(Rohani,2011).


Tabel 2.6 Penilaian dan Intervensi Selama Kala I

Parameter Frekuensi pada kala I Frekuensi pada kala I


laten aktif
Tekanan Darah Tiap 4 jam Tiap 4 jam
Suhu Tiap 4 jam Tiap 2 jam
Nadi Tiap 30-60 menit Tiap 30-60 menit
DJJ Tiap 1 jam Tiap 30 menit
Kontraksi Tiap 1 jam Tiap 30 menit
Pembukaan Tiap 4 jam Tiap 4 jam
Serviks
Penurunan Tiap 4 jam Tiap 4 jam
Kepala
Warna Cairan Tiap 4 jam Tiap 4 jam
Amnion
(Kemenkes RI, 2013)

2.2.3.2 Kala II

Kala dua persalinan dimulai dari pembukaan lengkap serviks (10 cm)

dilanjutkan dengan upaya mendorong bayi keluar dari jalan lahir dan

berakhir dengan lahirnya bayi.Kala dua persalinan disebut juga sebagai

kala pengeluaran bayi.berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada

primipara berlangsung selama 2 jam dan pada multipara 1 jam.

1. Gejala dan Tanda Kala dua persalinan:

a. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi


b. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum

dan/atau vagina

c. Perineummenonjol

d. Vulva-vagina dan sfingter ani membuka

e. Meningkatnya pengeluaran lender bercampur darah

Tanda pasti kala dua ditentukan melalui periksa dalam (informasi

objektif) yang hasilnya adalah:

a. Pembukaan serviks telah lengkap, atau

b. Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus

vagina(JNPK-KR, 2014).

2. Pemantauan Selama Kala II Persalinan

Kondisi ibu, bayi, dan kemajuan persalinan harus selalu dipantau

secara berkala dan ketat selama berlangsungnya kala II persalinan.

Pantau, periksa dan catat:

a. Nadi ibu setiap 30 menit

b. Frekuensi dan lamanya kontraksi setiap 30 menit

c. DJJ setiap selesai meneran atau setiap 5-10 menit

d. Penurunan kepala bayi setiap 30 menit melalui pemeriksaan

abdomen (periksa luar) dan periksa dalam setiap 60 menit atau

jika ada indikasi, hal ini dilakukan lebih cepat

e. Warna cairan ketuban jika selaputnya pecah (jernih atau

bercampur meconium atau darah)

f. Putaran paksi luar segera setelah kepala bayi lahir

g. Kehamilan kembar yang tidak diketahui sebelum bayi lahir


h. Kehamilan kembar yang tidak diketahui sebelum bayi pertama

lahir

i. Catatkan semua pemeriksaan dan intervensi yang dilakukan pada

catatan persalinan(JNPK-KR, 2014).

2.2.9.3 Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta)

Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan

lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya

berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.

1. Tanda Pelepasan Plasenta

a. Perubahan bentuk dan tinggi fundus.

b. Tali pusat memanjang

c. Semburan darah mendadak dan singkat

2. Manajemen Aktif Kala III

a. Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi

lahir

b. Melakukan peregangan tali pusat terkendali

c. Masase fundus uteri

3. Keuntungan Manajemen Aktif Kala III

a. Persalinan kala tiga yang lebih singkat

b. Mengurangi jumlah kehilangan darah

c. Mengurangi kejadian retensio plasenta(JNPK-KR, 2014).

2.2.3.3 Kala IV (Kala Pengawasan)

Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu.

Selama dua jam pertama pascapersalinan:


1. Pantau tekanan darah, nadi, TFU, kandung kemih dan darah yang

keluar setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30 menit

selama satu jam kedua kala empat. Jika ada temuan yang tidak

normal, tingkatkan frekuensi observasi dan penilaian kondisi ibu

2. Masase uterus membuat uterus berkontraksi baik setiap 15 menit

selama satu jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua kala

empat. Jika ada temuan yang tidak normal, tingkatkan frekuensi

observasi dan penilaian kondisi ibu

3. Pantau temperature tubuh setiap jam dalam dua jam pertama pasca

persalinan. Jika meningkat, pantau dan tatalaksana sesuai dengan apa

yang diperlukan

4. Nilai jumlah darah yang keluar. Periksa perineum dan vagina setiap

15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30 menit selama jam

kedua pada kala empat

5. Ajarkan ibu dan keluarga bagaimana menilai kontraksi uterus dan

jumlah darah yang keluar dan bagaimana melakukan masase jika

uterus menjadi lembek

6. Meminta agar anggota keluarga untuk memeluk bayi. Bersihkan dan

bantu ibu mengenakan baju atau sarung yang bersih dan kering, atur

posisi ibu agar nyaman, duduk bersandar bantal atau berbaring miring

jaga agar bayi diselimuti dengan baik, bagian kepala tertutup baik,

kemudian berikan bayi ke ibu dan anjurkan untuk dipeluk dan

diberikan ASI

7. Lakukan asuhan esensial bagi bayi baru lahir


2.2.4 Partograf

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan

dan informasi untuk membuat keputusan klinik.

2.2.4.1 Tujuan utama penggunaan partograf :

1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai

pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.

2) Mendeteksi apakah persalinan berjalan secara normal

3) Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, bayi,

kemajuan persalinan, proses persalinan, bahan dan medikamentosa

yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik

dan asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatatkan

secara rinci pada status atau rekam medic ibu bersalin dan bayi baru

lahir.

2.2.4.2 Kondisi ibu dan janin harus dinilai dan dicatat secara seksama, yaitu :

1. Denyut jantung janin dicatat setiap 30 menit.

2. Air ketuban, catat dengan lambang-lambang berikut :

a. U : Selaput ketuban Utuh (belum pecah)

b. J : Selaput ketuban pecah dan air ketuban Jernih

c. M : Selaput ketuban pecah dan air ketuban bercampur Mekonium

d. D : Selaput ketuban pecah dan air ketuban bercampur Darah

e. K : Selaput ketuban pecah dan air ketuban Kering

3. Penyusupan (Molase) tulang kepala janin, catat dengan lambang-

lambang berikut :
a. 0 : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah

dipalpasi.

b. 1 : Tulang-tulang kepala janin hanya terpisah.

c. 2: Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih namun

masih bisa dipisahkan.

d. 3 : Tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat

dipisahkan.

4. Pembukaan serviks dinilai setiap 4 jam dan diberi tanda (X).

5. Penurunan bagian terbawah janin

Tulisan “Turunnya kepala” dan garis tidak putus dari 0-5, tertera disisi

yang sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda “O” yang

ditulis pada garis waktu yang sesuai.

6. Kontraksi uterus, catat setiap 30 menit. Lakukan palpasi untuk

menghitung banyaknya kontraksi dalam 10 menit dan lamanya tiap-tiap

kontraksi dalam hitungan detik :

a. Beri titik-titik di kotak yang sesui untuk menyatakan kontraksi

yang lamanya <20 detik.

b. Beri garis-garis di kotak yang sesui untuk menyatakan kontraksi

yang lamanya 20-40 detik.

c. Isi penuh di kotak yang sesui untuk menyatakan kontraksi yang

lamanya >40 detik.

7. Nadi dicatat setiap 30 menit

8. Tekanan darah dicatat setiap 4 jam


9. Suhu badan dicatat setiap 2 jam.

10. Protein, aseton, dan volume urin dicatat setiap 2 jam(JPNK-KR, 2014).

Gambar 2.1Partograf Bagian Depan


(JNPK-KR, 2014)

Gambar 2.2Partograf Bagian Belakang


(JNPK-KR, 2014)
2.2.5 Perlukaan Jalan Lahir

Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua dari perdarahan pasca

persalinan.Robekkan dapat terjadi bersamaan dengan atonia

uteri.Perdarahan pascapersalinan dengan kontraksi uterus yang baik

umumnya disebabkan oleh robekan jalan lahir (rupture perineum dinding

vagina dan robekan serviks).Penyebab yang paling sering adalah pimpinan

persalinan yang salah seperti pembukaan belum lengkap sudah dilakukan

pimpinan persalinan dan tindakan mendorong kuat fundus uteri.

Laserasi jalan lahir diklasifikasikan berdasarkan luasnya robekan yaitu

sebagai berikut:

1. Derajat satu

Robekan sampai mengenai mukosa vagina dan kulit perineum

2. Derajat dua

Robekkan sampai mengenai mukosa vagina, kulit perineum, dan otot

perineum

3. Derajat tiga

Robekan sampai mengenai mukosa vagina, kulit perineum, otot

perineum, dan otot spingter ani eksternal

4. Derajat empat

Robekan sampai mengenai mukosa vagina, kulit perineum, otot

perineum, otot sfingter ani eksternal,ndan mukosa rectum


Tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi lokasi laserasi dan sumber

perdarahan

2. Lakukan irigasi pada empat luka dan bubuhi antiseptic

3. Jepit dengan ujung klem sumber perdarahan kemudian ikat dengan

benang yang dapat diserap

4. Lakukan penjahitan luka mulai dari bagian yang paling distal terhadap

operator

5. Khusus pada rupture uteri komplet (hingga anus dan sebagian rectum)

dilakukan penjahitan lapis demi lapis dengan bantuan busi pada

rectum

Secara Jelujur:

1. Mukosa vagina dan kulit dijahit submukosal subkutikuler

2. Berikan terapi antibiotic profilaksis (ampisilin 2 gram dan

metronidazole 1 gr peroral). Terapi penuh antibiotika hanya diberikan

apabila terjadi tanda-tanda infeksi

2.2.6 Kebutuhan Dasar Selama Persalinan

2.2.6.1 Makan dan minum per oral

Beberapa waktu yang lalu pemberian makanan padat pada pasien yang

kemungkinan sewaktu-waktu memerlukan tindakan anastesi tidak

disetujui, karena makanan yang tertinggal di lambung akan menyebabkan

aspirasi pneumoni (tersedak dan masuk ke dalam saluran pernapasan).


Sedangkan cairan tidak terpengaruh dan akan meninggalkan lambung

dengan durasi waktu yang biasa, oleh karena itu pada pasien sangat

dianjurkan untuk minum cairan yang manis dan berenergi sehingga

kebutuhan kalorinya tetap akan terpenuhi.

2.2.6.2 Akses intravena

Akses intravena adalah tindakan pemasangan infus pada pasien.Kebijakan

ini diambil dengan pertimbangan sebagai jalur obat, cairan, atau darah dan

untuk mempertahankan suplai cairan bagi pasien.

2.2.6.3 Posisi dan ambulasi

Posisi yang nyaman saat poersalinan sangat diperlukan bagi pasien, selain

mengurangi ketegangan dan rasa nyeri, posisi tertentu justru akan

membantu proses penurunan kepala janin sehingga persalinan dapat

berjalan lebih cepat( selama tidak ada kontran indikasi dari keadaan

pasien). beberapa posisi yang dapat diambil antara lain rekumben lateral

(miring), lutut dada, tangan lutut, duduk berdiri,berjalan, dan jongkok.

2.2.6.4 Eliminasi selama persalinan

Selama proses persalinan, pasien akan mengalami poliuri sehingga penting

untuk difasilitasi agar kebutuhan eliminasi dapat terpenuhi. Jika pasien

masih berada pada awal kala I, ambulasi berjalan seperti aktivitas ke toilet

akan membantu penurunan kepala janin. Jika kondisi pasien tidak

memungkinkan untuk BAK sendiri ke toilet, maka tugas bidan dan

keluarga untuk memfasilitasinya misalnya menggunakan pispot di tempat

tidur.
Selain BAK pasien juga ingin BAB dan jika pasien dapat berjalan sendiri

ke toilet,maka cukup bagi pendamping untuk menemaninya sampai selesai.

Namun jika kondisi tidak memungkinkan untuk turun dari tempat tidur,

makanya tanyakan posisi yang paling nyaman serta siapa yang akan

diminta bantuan untuk membersihkannya. (Sulistyawati, 2012).

2.2.7 Mekanisme Persalinan Normal

2.2.7.1 His

His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks

membuka dan mendorong janin ke bawah. Pada presentasi kepala, bila his

sudah cukup kuat kepala akan turun dan mulai masuk kedalam rongga

panggul.

2.2.7.2 Turunnya kepala, meliputi :

Masuknya kepala dalam PAP.Dimana sutura sagitalis terdapat ditengah –

tengah jalan lahir tepat diantara symfisis dan promontorium, disebut

synclitismus. Kalau pada synclitismus os.parietal depan dan belakang sam

tingginya jika sutura sagitalis agak kedepan mendekati symfisis atau agak

kebelakang mendekati promontorium disebut Asynclitismus. Jika sutura

sagitalis mendekati symfisis disebut asynclitismus posterior jika

sebaliknya disebut asynclitismus anterior.

2.2.7.3 Fleksi

Fleksi disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat

tahanan dari pinggir PAP serviks, dinding panggul atau dasar panggul.

2.2.7.4 Putaran paksi dalam


Yaitu putaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian

terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah symfisis.

2.2.6.5 Ekstensi

Setelah kepala di dasar panggul terjadilah distensi dari kepala hal ini

disebabkan karena lahir pada intu bawah panggul mengarah ke depan dan

keatas sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya.

2.2.6.6 Putaran paksi luar

Setelah kepala lahir maka kepala anak memutar kembali kearah punggung

anak torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam.

2.2.6.7 Ekspulsi

Setelah kepala melakukan putaran paksi luar sesuai arah punggung

dilakukan pengeluaran anak dengan gerakan biparietal sampai tampak ¼

bahu ke arah anterior dan posterior dan badan bayi keluar dengan sanggah

susur (Sulistiawati, 2012).

2.2.8 Posisi Meneran Dalam Persalinan

2.2.8.1 Posisi Miring

Posisi ini mengharuskan ibu miring ke kiri atau kanan.Salah satu kaki

diangkat, sedangkan kaki lainnya lurus. Posisi ini akrab disebut dengan

posisi lateral, umumnya dilakukan bila posisi bayi belum tepat

Keuntungan:

1. Peredaran darah balik ibu menjadi lancer

2. Kontraksi uterus akan lebih lancer


3. Memudahkan bidan dalam menolong persalinan

4. Persalinan berlangsung lebih nyaman

Kerugian:

Memerlukan bantuan untuk memegangi paha kanan ibu

2.2.8.2 Posisi Jongkok

Posisi ini sudah dikenal sebagai posisi bersalin yang alami

Keuntungan:

1. Memperluas rongga panggul

2. Proses persalinan lebih mudah

3. Menggunakan gaya gravitasi

4. Mengurangi trauma pada perineum

Kerugian:

Berpeluang kepala bayi cedera

2.2.8.3 Posisi Merangkak

Pada posisi ini, ibu merebahkan badan dengan merangkak, kedua tangan

menyanggah tubuh, kedua kaki ditekuk dan dibuka

Keuntungan:

1. Posisi yang paling baik bagi ibu yang mengalami nyeri punggung

2. Dapat mengurangi rasa sakit

3. Mengurangi keluhan haemoroid

2.2.8.4 Posisi Semiduduk (Setengah duduk)

Posisi ini merupakan posisi yang paling uum diterapkan

Keuntungannya:
1. Memudahkan melahirkan kepala bayi

2. Membuat ibu nyaman

3. Jika merasa lelah, ibu bisa beristirahat dengan mudah

Kerugiannya:

Rongga panggul menjadi sempit

2.2.8.5 Posisi duduk

Pada posisi ini, ibu duduk di atas bantal atau bersandar pada tubuh suami

Keuntungannya:

1. Memanfaatkan gaya gravitasi

2. Memberi kesempatan untuk beristirahat

3. Memudahkan melahirkan kepala

2.2.8.6 Posisi Berdiri

Pada posisi ini, ibu disangga oleh suami di belakangnya

Keuntungannya:

1. Memanfaatkan gaya gravitasi

2. Memudahkan melahirkan kepala

3. Memperbesar dorongan untuk meneran(JNPK-KR, 2014)

2.2.9 Faktor-faktor penting dalam persalinan

2.2.9.1 Passage ( Jalan Lahir )

Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga

panggul, dasar panggul, serviks, dan vagina.Agar bayi dapat melalui jalan

tersebut maka jalan lahir tersebut harus normal.


Passage terdiri dari:

1. Bagian keras tulang-tulang panggul

2. Bagian lunak otot dan ligamen-ligamen

3. Bidang hodge

a. Bidang hodge 1 dibentuk pada bagian PAP dengan bagian atas

promontorium

b. Bidang hodge II sejajar dengan hodge I setinggi pinggir bawah

simfisis

c. Bidang hodge III sejajar dengan hodge I dan II setinggi spina

ischiadica

d. Bidang hodge IV sejajar hodge I, II dan III setinggi os coccygis

2.2.9.2 Power ( Kekuatan Ibu )

Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his

atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu.

2. Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari

a. His (kontraksi otot uterus)

Adalah kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim bekerja

dengan baik dan sempurna. Pada waktu kontraksi otot–otot

rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek.

b. Kontraksi otot-otot dinding perut

c. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan

d. Ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum

rotundum.
2.2.9.3 Passenger

Passenger adalah janin dan plasenta.Hal-hal yang perlu diperhatikan

mengenai janin adalah ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan

posisi janin; sedangkan yangperlu diperhatikan pada plasenta adalah

letak, besar, dan luasnya.

Passenger terdiri dari :

1. Janin

2. Moulage (molase) kepala janin

3. Plasenta dan tali pusat

4. Air ketuban(Sulistyawati , 2012).

2.2.9 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal

Menurut Prawiroharjo, 2014 hal 341 60 Langkah Asuhan Persalinan

Normal :

Melihat Tanda dan Gejala Kala Dua

1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua

a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran

b. Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan

vaginanya.

c. Perineum menonjol

d. Vulva vagina dan sfinger ani membuka

Menyiapkan Pertolongan Persalinan


2. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap

digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan

tabung suntik steril sekali pakai didalam partus set.

3. Mengenakan baju penutup atau clemek plastik yang bersih

4. Melepaskan semua perhiasan yang di pakai dibawah siku, mencuci

kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan

mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai/pribadi yang

bersih.

5. Memakai satu sarung dengan DTT atau steril untuk pemeriksaan

dalam.

6. Mengisap oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik (dengan memakai

sarung tangan Desinfeksi Tingkat Tinggi atau steril) dan meletakkan

kembali di partus set/wadah desinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa

mengontaminasi tabungsuntik).

Memastikan Pembukaan Lengkap Dengan Janin Baik

7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati

dari anterior (depan) ke posterior (belakang) menggunakan kapas

atau kasa yang dibasahi air DTT. Jika mulut vagina, perineum atau

anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkan dengan

seksama dari arah depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa

yang terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung

tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut

dengan benar di dalam larutan dekontaminasi,langkah #9).


8. Dengan menggunakan teknik aseptic, melakukan pemeriksaan dalam

untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap. Bila

selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap,

lakukan amniotomi.

9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan

yang masih memakai sarung tangan kotor kedalam larutan klorin

0,5%, melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di

dalam klorin 0,5% selama 10 menit). Mencuci kedua tangan setelah

sarung tangan dilepaskan.

10. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir

untuk memastikan bahwa DJJ masih dalam batas normal (100-180x/

menit)

a. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal

b. Mendokumentasikan hasil-hasil periksa dalam, DJJ, semua hasi-

hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf

Menyiapkan Ibu dan Keluarga untuk Membantu Proses Pimpinan

Meneran

11. Memberitahu pada ibu bahwa pembukaan lengkap dan keadaan

janin baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai

dengan keinginannya.

a. Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran,

melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta


janin sesuai dengan pedoman penatalaksnaan aktif dan

dokumentasikan temuan-temuan.

b. Menjelaskan kepada anggota bagaimana mereka dapat

mendukung dan memberi semangat kepada ibu dan meneran.

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk

meneran. (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah

duduk dan pastikan ia merasa nyaman).

13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang

kuat untuk meneran.

a. Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan

untuk meneran.

b. Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk

meneran.

c. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya

(tidak meminta ibu berbaring terlentang)

d. Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.

e. Menganjurkan keluarga untuk dukungan dan memberi semangat

pada ibu.

f. Menganjurkan asupan cairan peroral.

g. Menilai DJJ setiap lima menit.

h. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi

segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu


primipara atau 60 menit ( 1 jam) untuk ibu multipara, merujuk

segera. Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran.

i. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil

posisi yang aman. Jika ibu belum ingin meneran dalam 60

menit, anjurkan ibu untuk mulai meneran pada puncak

kontraksi-kontraksi tersebut dan beristirahat di antara kontraksi.

j. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi

segera setelah 60 menit meneran, merujuk ibu dengan segera.

Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi

14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,

letakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi.

15. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian seabagai alas

bokong ibu

16. Membuka tutup partus set

17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.

Menolong Kelahiran Bayi

Lahirnya Kepala

18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi

perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain tadi,

letakkan tangan yang lain dikepala bayi dan lakukan tekanan yang

lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi,membiarkan

kepala keluar perlahan-lahan, Menganjurkan ibu untuk meneran

perlahan-lahan atau bernafas cepat saat kepala lahir.


19. Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung, bayi dengan

kain atau kasa yang bersih (langkah ini tidak harus dilakukan)

20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai

jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses

kelahiran bayi.

a. Jika tali pusat melilit leher dengan longgar, lepaskan lewat

bagian atas kepala bayi

b. Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di

dua tempat dan memotongnya

21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara

spontan.

Lahir Bahu

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua

tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk

meneran saat kontraksi berikutrnya, dengan lembut menariknya ke

arah bawah dan ke arah luar hingga bahu naterior muncul dibawah

arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik kearah atas dan

ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior.

23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala

bayi yang berada dibagian bawah kearah perineum, membiarkan

bahu dan lengan posterior lahir ketangan tersebut. Mengendalikan

kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan

lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.


Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan

siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.

24. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di

atas (anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk

menyangganya saat punggung kaki lahir. Memegang kedua mata

kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran bayi.

Penanganan Bayi Baru Lahir

25. Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakkan

bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah

dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi

ditempat yang memungkinkan). Bila bayi mengalami asfiksia,

lakukan resusitasi.

26. Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan

biarkan kontak kulit ibu-bayi. Lakukan penyuntikan

oksitosin/i.m(lihat keterangan dibawah).

27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat

bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem kearah ibu

dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (kearah ibu).

28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari

gunting dan memotong tali pusat diantara dua klem tersebut.

29. Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan

menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering,
menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi

mengalami kesulitan bernafas, ambil tindakan yang sesuai.

30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk

memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu

menghendakinya.

Oksitosin

31. Meletakkan kain yang bersih dan kering, melakukan palpasi

abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.

32. Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.

33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan

oksitosin 10 unit IM di gluteus atau 1/3 atas paha kanan ibu bagian

luar, setelah mengaspirasi nya terlebih dahulu.

Penegangan Tali Pusat Terkendali

34. Memindahkan klem pada tali pusat .

35. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat

diatas tulang pubis dan menggunakan tangan ini untuk melakukan

palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.Memegang tali pusat dan

klem dengan tangan yang lain.

36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan

penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan

tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan

cara menekan uterus kearah atas dan belakang (dorso kranial)

dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio


uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan

penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut

mulai.

a. Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang

anggota keluarga untuk melakukan rangsangan puting susu.

Mengeluarkan Plasenta

37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil

menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas,

megikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan

arah pada uterus.

a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga

berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva

b. Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali

pusat selama 15 menit :

1) Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM

2) Menilai kandung kemih dan dilakukan kateterisasi kandung

kemih dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu

3) Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.

4) Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit

berikutnya.

5) Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit

sejak kelahiran bayi.


38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran

plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta

dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga

selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan

selaput ketuban tersebut.

a. Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disenfeksi

tingkat tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu

dengan seksama, menggunakan jari-jari tangan atau klem atau

forceps disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melpaskan

bagian selaput yang tertinggal.

Pemijatan Uterus

39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase

uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase

dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus

berkontraksi (fundus menjadi keras).

40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun

janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan

selaput ketuban lengkap dan utuh.Meletakkan plasenta di dalam

kantung plastik atau tempat khusus

a. Jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 dteik mengambil

tindakan yang sesuai.

41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan

segera menjahit laserasi yang mengalami pendarahan aktif.


Melakukan Prosedur Pascapersalinan

42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.

43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan kedalam

larutan klorin 0,5% membilas kedua tangan yang masih bersarung

tangan tersebut dengan air disenfeksi tingkat tinggi dan

mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.

44. Menempatkan klem tali pusat disenfeksi tingkat tinggi atau steril

atau mengikatkan tali desinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati

sekeliling tali pusat sekitar 1cm dari pusat.

45. Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang bersebrangan

dengan simpul mati yang pertama.

46. Melepaskan klem bedah dan meletakkanya kedalam larutan klorin

0,5%

47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.

Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.

48. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.

49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan

pervaginam.

a. 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan.

b. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan.

c. Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan.

d. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan

perawatan yang sesuai untuk menatalaksanakan atonia uteri.


e. Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan

penjahitan dengan anestesi lokal dan menggunakan teknik yang

sesuai.

50. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase

uterus dan memeriksa kontraksi uterus.

51. Mengevaluasi kehilangan darah.

52. Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih setiap

15 menit selama satu jam pertama pascapersalinan dan setiap 30

menit selama jam kedua pasca persalinan.

a. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua

jam pertama pascapersalinan.

b. Melakukan tindakan yang seuai untuk temuan yang tidak

normal.

Kebersihan dan Keamanan

53. Menempatkan semua peralatan didalam larutan klorin 0,5% untuk

didekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan

setelah dekontaminasi.

54. Membuang bahan-bahan terkontaminasi kedalam tempat sampah

yang sesuai.

55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disenfeksi tingkat

tinggi. Membersihkan cairan ketuban, lendir, dan darah. Membantu

ibu memakaikan pakaian yang bersih dan kering.


56. Memastikan bahwa ibu nyaman, Membantu ibu memberikan ASI,

menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman makanan

yang diinginkan.

57. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan

dengan larutan klorin 0,5 % dan membilas dengan air bersih.

58. Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam klorin 0,5%,

membalikan bagian dalam keluar dan merendamnya dalam larutan

klorin 0,5% selama 10 menit.

59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

Dokumentasi

60. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang).

(JNPK-KR, 2014)

2.2.10 Perubahan Fisiologis dan Psikologis Maternal Selama Persalinan

2.2.10.1 Perubahan Fisiologis

1. Tekanan Darah

Meningkat selama kontraksi disertai peningkatan sistolik rata-rata 15

(10-20) mmHg dan diastolic 5-10 mmHg.Pada waktu-waktu di

antara kontraksi, tekanan darah kembali ke tingkat sebelum

persalinan.

3. Metabolisme

Selama persalinan, metabolism karbohidrat meningkat dengan

kecepatan tetap yang disebabkan oleh ansietas dan aktivitas otot


rangka.Peningkatan aktifitas metabolic terlihat dari peningkatan suhu

tubuh, denyut nadi, pernapasan, curah jantung, dan cairan yang

hilang.

4. Suhu

Yang dianggap normal ialah peningkatan suhu yang tidak lebih dari

0,5-1˚C, yang mencerminkan peningkatan metabolism seama

persalinan.

5. Denyut Nadi

Perubahan yang mencolok selama kontraksi disertai peningkatan

selama fase peningkatan, penurunan selama titik puncak sampai

frekuensi yang lebih rendah.Penurunan yang mencolok selama pucak

kontraksi uterus tidak terjadi jika wanita berada dalam posisi miring.

6. Pernapasan

Sedikit peningkatan frekuensi pernapasanmasih normal selama

persalinan dan mencerminkan peningkatan metabolisme yang terjadi.

7. Perubahan pada ginjal

Poliuria sering terjadi selama persalinan.Kondisi ini dapat

diakibatkan peningkatan lebih lanjut curah jantung selama persalinan

dan kemugkinan peningkatan laju filtrasi glomerulus dan airan

plasma ginjal.

8. Perubahan pada saluran cerna

Motilitas dan absorbsi lambung terhadap makanan padat jauh

berkurang.Apabila kondisi ini diperburuk oleh penurunan lebih


lanjut sekresi asam lambung selama persalinan, maka saluran cerna

bekerja dengan lambat sehingga waktu pengosongan lambung

menjadi lebih lama.

8. Perubahan Hematologi

Hemoglobin meningkat rata-rata 1,2 gm/100 mL selama persalinan

dan kembali ke kadar sebelum persalinan pada hari pertama

pascapartum jika tidak ada kehilangan darah yang abnormal. Waktu

koagulasi darah berkurang dan terdapat peningkatan fibrinogen

plasma lebih lanjut selama persalinan (Varney,2007).

2.2.10.2 Perubahan Psikologis dan Perilaku Maternal

Berbeda dari perubahan fisiologis yang terjadi dalam kala I persalinan,

perubahan psikologis dan perilaku ini cukup spesifik seiring kemajuan

persalinan. Selain perubahan spesifik, kondisi psikologis keseluruhan

seorang wanita yang sedang menjalani persalinan sangat bervariasi,

tergantung pada persiapan dan bimbingan antisipasi yang ia terima

selama persiapan menghadapi persalinan, dukungan yang diterima wanita

dari pasangannya, orang terdekat, dan keluarga, dan pemberi perawatan,

lingkungan tempat wanita itu tinggal, dan apakah bayi yang

dikandungnya merupakan bayi yang diinginkan (Varney, 2007).


2.3 BAYI BARU LAHIR

2.3.1 Pengertian

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 – 42

minggu dan berat badannya 2500 – 4000 gram. Bayi baru lahir disebut

juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan

baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan

penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin

(Vivian, 2013)

Bayi baru lahir dapat dibagi menjadi 2:

1. Bayi normal (sehat) memerlukan perawatan biasa

2. Bayi gawat (high risk baby) memerlukan penanggulan khusus,

misalnya bayi yang mengalami asfiksia dan perdarahan.

Pada umumnya, kelahiran bayi normal cukup ditolong oleh bidan

yang bertanggung jawab penuh terhadap keselamatan ibu dan

bayi.Pada kelahiran abnormal, yang melakukan pertolongan spesialis,

bayi baru lahir diurus oleh bidan atau, jika di rumah sakit yang

dilengkapi dengan unit kesehatan bayi, hendaknya ditangani oleh

dokter anak (Mochtar, 2012).

2.3.2 Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir Normal

Menurut Dewi, 2014 ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah sebagai

berikut:
1. Lahir aterm antara 37 – 42 minggu

2. Berat badan 2500 – 4000 gram

3. Panjang badan 48 – 52 cm

4. Lingkar dada 30 – 38 cm

5. Lingkar kepala 33 – 35 cm

6. Lingkar lengan 11 – 12 cm

7. Frekuensi denyut jantung 120 – 160 kali per menit

8. Pernafasan 40 – 60 kalai per menit

9. Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan subkutan yang

cukup

10. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah

sempurna

11. Kuku agak panjang dan lemas

12. Nilai APGAR >7

13. Gerakan aktif

14. Bayi lahir langsung menangis kuat

15. Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada

pipi dan daerah mulut

16. Refleks sucking (isap dan menelah) sudah terbentuk dengan baik

17. Refleks morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk

dengan baik

18. Refleks grasping (menggenggam) sudah baik

19. Genetalia
a. Pada laki – laki kematangan ditandai dengan testis yang berada

pada skrotum dan penis yang berlubang

b. Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra

yang berlubang, serta adanya labia minora dan mayor.

20. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24

jam pertama dan berwarna hitam kecokelatan

2.4.3 Penanganan Bayi Baru Lahir

Menurut JNPK-KR (2014), komponen asuhan bayi baru lahir meliputi:

2.4.3.1 Pencegahan Infeksi

Bayi baru lahir (BBL) sangat rentan terhadap infeksi mikroorganisme yang

terpapar/terkontaminasi selama proses persalinan berlangsung maupun

beberapa saat setelah lahir. Sebelum menangani BBL, pastikan penolong

persalinan telah melakukan upaya pencegahan infeksi berikut:

1. Persiapan Diri

Cuci tangan dengan seksama kemudian keringkan, sebelum dan

setelah bersentuhan dengan bayi, serta memakai sarung tangan bersih

pada saat menangani bayi yang belum dimandikan

2. Persiapan Alat

Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem,

gunting, alat-alat resusitasi dan benang tali pusat telah di DTT atau

sterilisasi. Gunakan bola karet penghisap yang baru dan bersih jika

akan melakukan penghisapan lender dengan alat tersebut. Pastikan


semua pakaian, handuk, selimut, dan kain yang digunakan untuk bayi

sudah dalam keadaan bersih.

3. Persiapan Tempat

Gunakan ruangan yang hangat dan terang, siapkan tempat resusitasi

yang datar, rata, cukup keras, bersih, kering, dan hangat.

2.4.3.2 Penilaian Awal

Untuk semua BBL, lakukan penilaian awal dengan menjawab 3

pertanyaan:

1. Apakah kehamilan cukup bulan?

2. Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap

3. Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?

Jika bayi kurang bulan (<37 minggu/259 hari) atau bayi lebih bulan (>

42 minggu/283 hari) dan atau tidak bernapas atau megap-megap dan

atau tonus otot tidak baik lakukan manajemen BBL dengan Asfiksia

Tabel 2.9Tanda APGAR

Tanda Nilai : 0 Nilai : 1 Nilai : 2


Appearance Pucat / seluruh Tubuh merah, Seluruh tubuh
(Warna kulit) tubuh biru ektremitas biru kemerahan
Pulse Tidak ada < 100 >100
(Denyut
jantung)
Grimace Tidak ada Ektremitas sedikit Gerakan aktif
(Tonus otot) fleksi
Activity Tidak ada Sedikit gerak Langsung
(Aktifitas) menangis
Respiration Tidak ada Lemah / tidak Menangis
(pernafasan) teratur

(Dewi, 2014)

Interpretasi :

1. Nilai > 6 Asfiksia berat

2. Nilai 4 – 6 Asfiksia sedang

3. Nilai 7 – 10 Asfiksia ringan (normal)

2.4.3.3 Pencegahan Kehilangan Panas

Saat lahir, mekanisme pengaturan temperature tubuh bayi baru lahir

belum berfungsi sempurna, untuk itu perlu dilakukan pencegahan

kehilangan panas pada tubuh bayi karena dapat menyebabkan hipotermi.

BBL dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut:

1. Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Jika saat lahir

tubuh bayi tidak segera dikeringkan dapat terjadi kehilangan panas

akibat penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas

tubuh bayi sendiri. Kehilangan panas juga terjadi pada bayi yang

terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan

diselimuti

2. Konduksi yaitu kehilangan panas melalui kontak langsung antara

tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.


3. Konveksi yaitu kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar

dengan udara sekitar yang lebih dingin.

4. Radiasi yaitu kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan

dekat benda yang mempunyai temperatur tubuh lebih rendah dari

suhu tubuh bayi.

Cara pencegahan kehilangan panas dapat dilakukan dengan:

1. Keringkan bayi tanpa menghilangkan verniks

2. Letakkan bayi diatas dada ibu agar ada kontak kulit ke bayi

3. Selimuti dan berikan topi bayi

4. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi

5. Tempatkan bayi dilingkungan hangat

6. Jangan membedong bayi terlalu ketat karena dpat mengahmbat

pergerakan otot bayi

2.3.3.1 Merawat Tali Pusat

Yang terpenting dalam perawatan tali pusat ialah menjaga agar tali

pusattetap kering dan bersih. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih

sebelum merawat tali pusat. Bersihkan dengan lembut kulit disekitar tali

pusatdengan kapas basah, kemudian bungkus dengan longgat dengan

kasabersih/steril. Popok dan celana bayi diikat di bawah tali pusat,

tidakmenutupi tali pusat untuk menghindari kontak dengan fese dan

urin.Pada alkohol tidak lagi dianjurkan untuk merawat tali pusat karena

dapat mengiritasi kulit dan menghambat pelepasan tali pusat.

(Prawirohardjo,2014:370)
2.3.3.2 Pemberian ASI

Langkah Inisiasi Menyusui Dini (IMD):

a. Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan ibunya segera setelah

lahir selama paling sedikit satu jam

b. Bayi harus dibiarkan untuk melakukan IMD dan dapat mengenali

bahwa bayinya siap untuk menyusu serta memberi bantuan jika

diperlukan

c. Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada BBL

hingga inisiasi menyusu selesai dilakukan, prosedur tersebut seperti :

pemberian salep/tetes mata, pemberian vitamin K1, menimbang dan

lain-lain(JNPK-KR, 2014)

2.3.3.3 Pencegahan Perdarahan

Semua BBL harus diberi vitamin K1 injeksi 1 mg intramuscular setelah

IMD dan bayi selesai menyusu untuk mencegah perdarahan BBL akibat

defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL (JNPK-KR,

2014).

2.3.3.4 Pencegahan infeksi mata

Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah

proses IMD dan bayi selesai menyusu. Pencegahan infeksi mata tersebut

mengandung tetrasiklin 1 % atau antibiotika lain. Upaya pencegahan

infeksi mata kurang efektif bila diberikan >1 jam kelahiran (JPNK-KR,

2014)
2.3.3.5 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin jika

terdapat kelainan pada bayi.Resiko terbesar kelainan BBL terjadi pada 24

jam pertama kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan

sangat dianjurkan untuk tetap tinggal difasilitas kesehatan selama 24 jam

(JNPK-KR, 2014).

2.3.3.6 Pemberian Imunisasi

Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis B

terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi.Imunisasi hepatitis B

pertama diberikan 1-2 jam setelah pemberian vitamin K1, pada saat bayi

berumur 2 jam(JNPK-KR, 2014).

2.4.4 Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan Diluar Uterus

Menurut Nanny Vivian,2010 Fisiologi neonatus meliputi :

2.4.4.1 Sistem Pernapasan

Ketika stuktur paru – patu matang, paru – paru sudah bisa

mengembangkan sistem alveoli.Selama didalam uterus janin mendapatkan

oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta dan setelah bayi lahir,

pertukaran gas harus melalui paru – paru bayi. Cara neonatus bernafas

dengan cara digfragmatik dan abdominal, sedangkan untuk frekuensi dan

dalamnya pernafasan belum teratur.

2.4.4.2 Peredaran Darah

Setelah bayi lahir, paru akan berkembang yang akan mengakibatkan

tekanan arteriol dalam paru menurun yang akan diikuti dengan


menurunnya tekanan pada jantung kanan. Kondisi ini menyebabkan

tekanan jantung kiri leih besar dibandingkan pada jantung kanan, dan hal

tersebutlah yang membuat foramen ovalesecara fungsional menutup.Hal

ini terjadi pada jam – jam pertama setelah kelahiran.

2.4.5.3 Suhu Tubuh

Agar dapat mencegah terjadinya kehilangan panas pada bayi, maka

lakukan hal berikut :

1. Keringkan bayi secara seksama

2. Selimuti bayi dengan selimut atau kain yang bersih, kering dan hangat

3. Tutup bagian kepala bayi

4. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya

5. Jangan segera menimbang atau memandikan BBL

6. Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat

2.4.5.4 Metabolisme

Luas permukaan tubuh neonatus lebih luas dari tubuh orang dewasa,

sehingga metabolisme basal per kg berat badan akan leih besar. Oleh

karena itu, BBL harus menyesuaikan diri dengan lingkunagn baru

sehingga energi dapat diperoleh dari metabolisme karbohidrat dan lemak.

2.4.5.5 Hati

Segera setelah bayi lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan

morfologis yang berupa kenaikan kadan protein dan penurunan kadar

lemak serta glikogen. Enzim hati belum aktif benar pada waktu bayi baru

lahir, daya detoksifikasi hati pada neonatus juag belum sempurna.


2.4.5 Imunisasi

Tabel 2.10 Jadwal Imunisasi

Umur Jenis Imunisasi


0 bulan HB 0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT/HB 1, Polio 2
3 bulan DPT/HB 2, Polio 3
4 bulan DPT/HB 3, Polio 4
9 bulan Campak
(Buku KIA, 2017)

Tabel 2.11 Manfaat Imunisasi

Imunisasi Penyakit yang Bisa dicegah

Hepatitis B Mencegah hepatitis B (kerusakan hati)


BCG Mencegah TBC/Tuberkulosis (Sakit paru-paru)
Polio Mencegah polio (lumpuh layuh pada tungkai kaki dan
lengan tangan)
DPT Mencegah difteri (penyumbatan jalan napas), batuk
rejan (batuk 100 hari), dan tetanus.
Campak Mencegah campak (radang paru, radang otak dan
kebutaan)
(Buku KIA, 2017)
2.4 NIFAS

2.4.1 Pengertian

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pascapersalinan

harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan

bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan

komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan

pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan

nutrisi bagi ibu (Prawirohardjo, 2014:356).

Masa nifas adalah masa masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai

sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Nifas

(peurperium) berasal dari bahasa latin. Yakni peur ( bayi ) dan parous (

melahirkan ). Jadi dapat disimpulkan bahwa peurperium merupakan masa

setelah melahirkan. ( Yusari asih dan Hj Risneni 2016)

2.4.2 Periode masa nifas

2.4.2.1 Periode masa nifas di bagi menjadi 3 :

Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri

dan berjalan. Dalam agama Islam dianggap bersih dan boleh bekerja

setelah 40 hari.

a. Puerperium intermedial yaitu keputihan menyeluruh alat-alat genitalia

yang lamanya 6-8 minggu.


b. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna terutama bila ibu salaam hamil atau waktu persalinan

mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-

minggu, bulan atau tahun.

2.4.3 Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologi, yaitu:

2.4.3.1 Involusi uterus

Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan

kasar, tidak rata, dan kira-kira sebesar telapak tangan.Dengan cepat luka

ini mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir

nifas 1-2 cm. penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali.Pada

permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar

yang tersumbat oleh thrombus (Vivian, 2011).

Tabel 2. 6

Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi

Involusi Tinggi Fundus Uterus Berat Uterus


Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri lahir 2 jari bawah pusat 700 gram
1 minggu Pertengahan pusat simfisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba diatas 300 gram
simfisis
6 minggu Bertambah kecil 40-60 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram
Sumber : (Vivian,2011)
2.4.3.2 Lokhea

Lokhea adalah eksresi cairan rahim selama masa nifas.Lokhea

mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam

uterus.lokhea mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat

organisme berkembang lebih cepat daripada kondisi asam yang ada vagina

normal. Lokhea mempunyai bau amis (anyir) meskipun tidak teralu

menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Lokhea yang

berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lokhea mengalami

perubahan karena proses involusi( Vivian 2011).

Pengeluaran lokhea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya, seperti

berikut ini:

Tabel 2.7

Pengeluaran lochea berdasarkan waktu dan warna

Lokhea Waktu Warna ciri-ciri


Rubra 1-3 hari Merah kehitaman Terdiri dari darah segar, jaringan
sisa plasenta, dinding rahim,
lemak bayi, lanugo dan sisa
mekonium.
Sangui- 3-7 hari Merah kuning Sisa darah bercampur lendir
lenta kecoklatan dan
belendir
Serosa 5-9 hari Kuning Lebih sedikit darah dan lebih
kecoklatan banyak serum,juga terdiri dari
leukosit dan robekan atau
laserasi plasenta.
Alba >14 hari Putih Mengandung leukosit, sel
berlangsung 2 desidua dan sel epitel, selaput
- 6 minggu lendir serviks dan serabut
postpartum jaringan yang mati.
Sumber : Vivian, 2011

2.4.4 Perubahan Psikologis Pada masa nifas

Tahap-tahap adaptasi psikososial pada masa postpartum (Reva Rubin) :

2.4.4.1 Taking in periode

Gangguan psikologis yang mungkin dirasakan ibu pada fase ini adalah

sebagai berikut

a. Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan tentang

bayinya misalkan : jenis kelamin tertentu, warna kulit, dan sebagainya

b. Ketidaknyamanan sebagai akibat dari kontraksi rahim, payudara

bengkak, akibat luka jahitan, dan sebagainya.

c. Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya

d. Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara merawat

bayinya dan cenderung melihat saja tanpa mebantu.

2.4.4.2 Taking hold periode

Fase taking hold adalah fase/periode yang beralngsung antar 3-10 hari

setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu merasa khawatir akan

ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya daalm merawat bayi.

Ibu memiliki perasaan yang sangat sensitive sehingga mudah tersinggung


dan gampang marah sehingga kita perlu berhati-hati dalam berkomunikasi

dengan ibu.

2.4.4.3 Letting go periode

Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran

barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah

dapat menyesuaikan diri merawat diri dan bayinya, serta kepercayaan

dirinya sudah meningkat (Vivian, 2011).

2.4.5 Kunjungan Masa Nifas

Tabel 2.8

Frekuensi kunjungan masa nifas

No Kunjungan Waktu Tujuan


1 I 6-8 jam setelah persalinan 1. Mencegah perdarahan masa
nifas akibat atonia uteri.
2. Mendeteksi dan merawat
penyebab lain perdarahan
dan rujuk jika perdarahan
berlanjut.
3. Member konseling pada ibu
atau slah satu anggota
keluarga mengenai cara
mencegah perdarahan masa
nifas akibat atonia uteri.
4. Pemberian ASI awal.
5. Melakukan hubungan anara
ibu dan bayi baru lahir.
6. Menjaga bayi tetap sehat
dengan mencegah
hipotermia.
7. Petugas kesehatan yang
menolong persalinan harus
mendampingi ibu dan bayi
lahir selama 2 jam pertama
setelah kelahiran atau
sampai ibu dan bayi dalam
keadaan stabil.
2 II 6 hari setelah persalinan 1. Memastikan involusi uterus
berjalan normal, uterus
berkontraksi, fundus
dibawah umbilicus, tidak
ada perdarahan abnormal,
dan tidak ada bau.
2. Menilai adanya demam.
3. Memastikan agar ibu
mendapatkan cukup makan,
cairan, dan istirahat.
4. Memastikan ibu menyusui
dengan baik.
5. Member konseling pada ibu
tentang asuhan pada bayi,
perawatan tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat,
dan perawatan bayi sehari-
hari.
3 III 2minggusetelahpersalinan. Sama seperti yang diatas ( 6
hari setelah persalinan)
4 IV 6 minggu setelah 2. Mengkaji tentang
kemungkinan penyulit pada
persalinan.
ibu.
3. Member konseling keluarga
berencana (KB) secara dini.
Sumber : (Saifuddin, 2009)
Tabel 2.9
Elemen kunci pelayanan kesehatan pasca persalinan
No 6-12 jam 3-6 hari 6 minggu 6 bulan
1. Bayi
1. Napas 3.Minum 1. Berat 1. tumbuh
2. Kehangatan 4.Infeksi badan kembang
3. Minum 5.Tes rutin 2. Pemberian 2. weaning
4. Tali pusat minum
5. Imunisasi 3. Imunisasi
2. Ibu
1. kehilangan darah 1. Breast 1. pemulihan 1. kesehatan
2. nyeri care 2. anemia umum
3. tekanan darah 2. Suhu / 3. kontrasepsi 2. kontraseps
4. tanda bahaya infeksi i
3. Lokea 3. morbiditas
4. Mood lanjut
Sumber : (Prawirohardjo, 2014:364)

2.4.6 Asuhan masa nifas normal ibu nifas

2.4.6.1 Nutrisi Dan Cairan

a. Gizi

1. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari

2. Makan dengan diet berimang untuk mendapatkan protein, mineral

dan vitamin yang cukup

3. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum

setiap kali menyusui)

4. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya

selama 40 hari pasca bersalin

5. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan

vitamin A kepada bayinya melalui ASInya (Prawirohardjo, 2009).


b. Ambulasi

Perawatan mobilsasi dini mempunyai keuntungan, yaitu sebagai

berikut:

1) Melancarkan pengeluaran lokia, mengurangi infeksi puerperium

2) Mempercepat involusi uterus.

3) Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat kelamin

4) Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat

fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.

c. Elimanasi

Miksi disebut normal bila dapat BAK spontan tiap 3-4 jam.Ibu

diusahakan mampu buang air kecil sendiri, bila tidak, maka dilakukan

tindakan berikut ini.

1) Dirangsang dengan melahirkan air keran di dekat klien

2) Mengompres air hangat di atas simfisis

3) Saat site bath (berendam air hangat) klien disuruh BAK

d. Kebersihan diri dan perineum

1) Personel hygiene

a) Putting susu

Harus diperhatikan kebersihannya dan luka pecah (rhagade)

harus segera diobati karena kerusakan putting susu merupakan

port de entree dan dapat menimbulakn mastitis.

b) Partum lokia
Lokia adalah cairan yang keluar dari vagina pada masa nifas

yang tidak lain adalah secret dari rahim terutama luka plasenta.

Lokia yang berbau amis dan lokia yang berbau busuk

menandakan adanya infeksi.

2) Perineum

Caranya dibersihkan dengan sabun yang lembut minimal sehari

sekali. Biasanya ibu akan takut akan jahitan yang lepas, juga

merasa sakit sehingga perineum tidak dibersihkan atau tidak

dicuci.

e. Istirahat

Berikut adalah hal-hal yang dapat dianjurkan pada ibu

1) Beristirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang

berlebihan

2) Sarankan ia untuk kembali ke kegiatan-kegiatan yang tidak berat

Kurang istirahat akan memengaruhi ibu dalam beberapa hal, di

anataranya adalah sebagai berikut.

1) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi

2) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak

pendarahan

3) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi

dan dirinya sendiri.

f. Seksual
Hubungan seksual dapat dilakukan dengan aman ketika luka

episiotomy telah sembuh dan lokia telah berhenti.Sebaiknya hubungan

seksual dapat ditunda sedapat mungkin sampai 40 hari swtelah

persalinan karena pada saat itu diharapkan organ-organ tubuh telah

pulih kembali.

g. Keluarga berencana

Tujuan dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya

kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang

dengan sel sperma tersebut. Kontrasepsi yang cocok untuk ibu pada

masa nifas, anatara lain Metode Amenorhea Laktasi (MAL), pil

progestin (mini pil), suntikan progestin, kontrasepsi implant, dan alat

kontrasepsi dalam rahim.

h. Latihan/senam nifas

Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu-ibu setelah mealhirkan

setelah keadaan tubuhnya pulih kembali.Senam nifas bertujuan untuk

mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi, serta

memulihkan dan menguatkan otot-otot punggung, otot dasar panggul

dan otot perut (Vivian, 2011).


2.4.7 Tanda Bahaya Nifas

2.4.7.1 Depresi pada masa nifas

Penyebab depresi terjadi karena reaksi terhadap rasa sakit yang muncul

saat melahirkan dank arena sebab-sebab yang kompleks

lainnya.Berdasarkan hasil riset yang dilakukan menunjukkan factor-faktor

penyebab depresi adalah terhambatnya karir ibu karena harus melahirkan,

kurangnya perhatian orang-orang terdekat terutama suami dan perubahan

struktur keluarga karena hadirnya bayi, terutama pada ibu primipara.

2.4.7.2 Infeksi kala nifas

Faktor prediposisi infeksi kala nifas, diantaranya :

a. Persalinan berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantar

b. Tindakan operasi persalinan

c. Tertinggalnya plasenta, selaput ketuban, dan bekuan darah

d. Ketuban pecah dini atau pada pembukaan masih kecil melebihi 6 jam

e. Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum yaitu perdarahan

antepartum da postpartum, anemia pada saat kehamilan, malnutrisi,

kelelahan, dan ibu hamil dengan penyakit infeksi.

Bentuk infeksi dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Bentuk infeksi local

1) Infeksi pada luka episiotomi

2) Infeksi pada vagina

3) Infeksi pada serviks yang luka

b. Bentuk infeksi general (menyebar)


1) Parametritis

2) Peritonitis

3) Sepsikemi dan piemia

c. Penyebaran infeksi kala nifas dapat melalui :

1) Berkelanjutan perkontinuitatum

2) Melalui pembuluh darah

3) Melalui pembuluh limfe

4) Penyebaran melalui bekas implantasi plasenta

2.4.7.3 Perdarahan nifas sekunder

a. Factor-faktor penyebab

1) Endometritis

2) Sub involusio

3) Sisa plasenta

4) Mioma uteri

5) Kelainan uterus

6) Inversion uteri

7) Pemberian estrogen untuk menekan laktasi

b. Gejala klinis

1) Terjadi perdarahan berkepanjangan melampaui partum pengeluaran

lokhe normal

2) Terjadi perdarahan yang cukup banyak

3) Rasa sakit di daerah uterus


4) Palpasi : fundus uteri masih dapat diraba lebih besar dari yang

seharusnya

5) Pada VT : didapatkan uterus yang membesar, lunak, dan dari

osteum uteri keluar darah.

2.4.7.4 Patofisiologi Late HPP

a. Sub involusio

Sub involusio adalah kemacetan atau kelambatan involusio yang

disertai pemanjangan periode pengeluaran lokhea dan kadang-kadang

oleeh perdarahan yang banyak.

b. Hematoma nifas

Pembuluh darah yang rupture terletak diatas vasia pelvic dan keadaan

tersebut hematoma akan terbentuk diatasnya kadang-kadang oleh

perdarahan yang banyak, proses ini dapat diikuti oleh leukhore.

2.4.7.5 Perdarahan nifas sekunder

a. Pengertian

1) Perdarahan kala nifas sekunder adalah perdarahan yang terjadi

setelah 24 jam pertama

2) Perdarahan nifas dinamakan sekunder adalah bila terjadi 24 jam

atau lebih sesudah persalinan

3) Perdarahan nifas sekunder adalah perdarahan yang terjadi setelah

lebih 24 jam post partum dan biasanya terjadi pada minggu kedua

Nifas
b. Factor-faktor penyebab

1) Endometritis

2) Sub involusio

3) Sisa plasenta

4) Mioma uteri

5) Kelainan uterus

6) Inversio uteri

7) Pemberian estrogen untuk menekan laktasi

c. Gejala klinis

1) Terjadi perdarahan berkepanjangan melampaui partum pengeluaran

lokhea normal

2) Terjadi perdarahan yang cukup banyak

3) Rasa sakit di daerah uterus

4) Palpasi : fundus uteri masih dapat diraba lebih besar dari

seharusnya

5) Pada VT : didapatkan uterus yang membesar, lnak, dan dari osteum

uteri keluar darah.

2.4.8 Bendungan Payudara

Bendungan payudara adalah peningkatan aliran vena dan limfe pada

payudara dalam rangka mempersiapkan diri untuk laktasi. Hal ini bukan

disebabkan overdistensi dari saluran sistem laktasi (Prawirohardjo, 2009).


Pada permulaan nifas, apabila bayi belum menyusu dengan baik, atau

kemudian apabila kelenjar-kelenjar tidak di kosongkan dengan sempurna,

terjadi pembendungan air susu. Payudara akan terasa nyeri pada perabaan

dan bengkak. Sehingga putting susu mendatar dan ini dapat menyulitkan

bayi utuk mneyusu. Pengeluaran susu pun juga terhalang duktus laktoferi

yang menyempit karena pembesaran vena dan pembuluh limfe (Asih,

2016).

2.4.9 Perawatan Payudara

Menurut Dewi, 2012 Perawatan payudara dilakukan atas berbagai indikasi,

antara lain putting susu tidak menonjol atau bendungan payudara.

Tujuannya adalah memperlancar ASI saat massa menyusui. Untuk pasca

persalinan, lakukan sedini mungkin, yaitu 1 sampai 2 hari dan dilakukan 2

kali sehari.

Pengurutan Payudara

Langkah-langkah pengurutan payudara adalah sebagai berikut:

1. Pengurutan pertama

Licinkan kedua tangan dengan minyak.Tempatkan kedua tangan

diantara payudara.Pengurutan dilakukan dimulai ke arah atas, lalu

telapak tangan kanan ke arah sisi kiri dan telapak tangan kiri ke arah

sisi kanan.Lakukan terus pengurutan ke bawah dan samping,

selanjutnya pengurutan melintang.Ulangi masing-masing 20-30

gerakan untuk tiap payudara.


2. Pengurutan kedua

Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dua atau tiga jari

tangan kanan membuat gerakan memutar sambil menean mulai dari

pangkal payudara dan berakhir pada putting susu. Lakukan 2 gerakan

tiap payudara bergantian.

3. Pengurutan ketiga

Sokong payudara kiri dengan satu tangan , sedangkan tangan lainnya

mengurut dengan sisi kelingking dari arah tepi kearah putting susu.

Lakukan sekitar 30 kali.

4. Pengompresan

Kompres payudara dengan handuk kecil hangat selama 2 menit, lalu

diganti dengan kompres dingin. Kompres bergantian selama 3 kali dan

akhiri dengan kompres air hangat.

5. Pengosongan ASI

Pengosongan ini dimaksutkan untuk mencegah pembendungan ASI.

Keluarkan air susu dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk kira-kira 2

sampai 3 cm dari putting susu dan tampung ASI yang keluar. Tekan

payudara ke arah dada dan perhatikan agar jari-jari jangan

diregangkan.Angkat payudara yang agak besar dahulu lalu tekan ke

arah dada. Gerakkan ibu jari dan telunjuk ke arah putting susu untuk

menekan dan mengosongkan tempat penampungan susu pada

payudara tanpa rasa sakit. Ulangi untuk masing-masing payudara.

Berikut adalah tips untuk perawatan payudara


1. Kenakan bra untuk menjaga bentuk payudara tetap indah. Pilih

ukuran bra yang sesuai agar dapat menopang payudara dengan

baik.

2. Bersihkan secara rutin daerah seputar putting susu dengan kapas

yang dibasahi air hangat.

3. Oleskan minyak zaitun pada payudara untuk menjaga

kelembapan. Agar hasilnya maksimal, lakukan pijatan ringan

dengan gerakan lembut. Lakukan senam ringan dengan fokus

untuk memperbesar otot dada.

2.4.10 Cara Menyusui yang Benar

Menurut Dewi, 2012 beberapa langkah-langkah menyusui yang benar

adalah sebagai berikut :

1. Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan

disekitar putting, duduk dan berbaring dengan santai.

2. Ibu harus mencari posisi nyaman, biasanya duduk tegak ditempat tidur

atau kursi. Ibu harus merasa rileks

3. Lengan Ibu menopang kepala, leher, dan seluruh badan bayi (kepala

dan tubuh berada dalam garis lurus), muka bayimenghadap

kepayudara Ibu, hidung bayi di depan putting susuibu. Posisi bayi

harus sedemikian rupa sehingga perut bayi menghadap perut ibu. Bayi

seharusnya berbaring miring dengan seluruh tubuhnya menghadap

Ibu. Kepalanya harus sejajar dengan tubuhnya, tidak melengkung ke


belakang atau menyamping, telinga, bahu, dan panggul bayi berada

dalam satu garis lurus.

4. Ibu mendekatkan bayi ketubuhnya (muka bayi kepayudaraIbu) dan

mengamati bayi yang siap menyusu: membukamulut, bergerak

mencari dan menoleh. Bayi harus berada dekat dengan payudara Ibu.

Ibu tidak harus mencondongkan badan dan bayi tidak merenggangkan

lehernya untuk mencapai putting susu Ibu.

5. Ibu menyentuhkan putting susunya ke bibir bayi, menunggu hingga

mulut bayi terbuka lebar kemudian mengarahkan mulut bayi ke

putting susu ibu hingga bibir bayi dapat menangkap putting susu

tersebut. Ibu memegang payudara dengan satu tangan dengan cara

meletakkan empat jari dibawah payudara dan ibu jari diatas payudara.

Ibu jari dan telunjuk harus membentuk huruf “C”. Semua jari Ibu

tidak boleh terlalu dekat dengan aerola.

6. Pastikan bahwa sebagian besar aerola masuk kedalam mulut bayi.

Dagu rapat ke payudara ibu dan hidungnya menyentuh bagian atas

payudara. Bibir bawah bayi melengkung keluar.

7. Bayi diletakkan menghadap ke Ibu dengan posisi sanggah seluruh

tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh

bayi harus lurus, hadapkan bayi ke dada ibu sehingga hidung bayi

berhadapan dengan putting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu,

menyentuh bibir bayi ke putting susunya dan menunggu sampai mulut

bayi terbuka lebar.


8. Jika bayi sudah selesai menyusui, ibu mengeluarkan putting dari

mulut bayi dengan cara memasukkan jari kelingking ibu diantara

mulut dan payudara.

9. Menyendawakan bayi dengan menyandarkan bayi dipundak atau

menelungkupkan bayi melintang kemudian menepuk-nepuk punggung

bayi.

2.5 KELUARGA BERENCANA

2.5.1 Pengertian

Keluarga berencana atau pengendalian kehamilan adalah bagian dari

pelayanan kesehatan reproduksi untuk pengaturan kehamilan dan

merupakan hak setiap individu sebagai makluk seksualserta istilah yang

mengacu pada pengaturan jumlah anak yang dikandung atau yang

dilahirkan, kontrasepsi mengacu pada pencegahan kehamilan temporer

yang dicapai lewat penggunaan kontrasepsi spesifik, atau metode

pengendalian kehamilan ( Saifudin, 2010).

2.5.2 Tujuan Keluarga Berencana (KB)

Tujuan umum keluarga berencana adalah membentuk keluarga kecil sesuai

dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan

kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang

dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lain meliputi pengaturan

kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan

kesejahteraan keluarga (Sulityawati, 2012)


2.5.3 Macam-macam Alat Kontrasepsi

2.5.3.1 Metode Amenorhea Laktasi

Adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI. MAL dapat

dikatakan sebagai kontrasepsi bila terdapat keadaan- keadaan berikut

a. Menyusui secara penuh tanpa susu formula dan makanan pendamping

b. Belum haid sejak masa nifas selesai

c. Umur bayi kurang dari 6 bulan

Beberapa keuntungan kontrasepsi ini adalah sebagai berikut :

a. Efektifitas tinggi

b. Segera efektif

c. Tidak menganggu senggama

d. Tidak ada efek samping

e. Tidak perlu pengawasan medis

f. Tidak perlu obat atau alat

g. Tanpa biaya

Pelaksanaan dari metode ini adalah sebagai berikut :

1. Biarkan bayi menghisap sampai dia sendiri yang melepas

isapannya

2. Ketika ibu mulai haid lagi, pertanda ibu sudah subur kembali dan

harus segera memulai metode kb lainnya (Saifuddin,2006).


2.5.3.2 Kondom

Kondom tidak hanya mencegah kehamilantetapi juga mencegah IMS

termasuk HIV AIDS.

a. Cara kerja

Menampung spermatozoa sehingga tidak masuk ke dalam kanalis

serviks (Manuaba, 2010).

Kondom menghalanginya terjadinya pertemuan sperma dan sel telur

dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang

pada penis sehingga sperma tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi

perempuan.

b. Efektivitas

Kondom cukup bila dipakai secara benar setiap kali berhubungan

seksual.Pada beberapa pasangan, pemakaian kondom tidak efektif

karena tidak dipakai secara konsisten.

c. Manfaat Kontrasepsi

a. Efektif bila digunakan dengan benar

b. Tidak menganggu produksi ASI

c. Tidak menganggu kesehatan klien

d. Tidak mempunyai pengaruh sistemik

e. Murah dan dapat di beli secara umum

f. Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus

2.5.3.3 Pil kombinasi

Jenis monofasik :
a. Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif

esterogen/progestin dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa

hormone

b. Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

hormon

aktif esterogen/progestin dengan dua dosis berbeda dengan 7 tablet

tanpa hormon aktif

c. Trifasik : pil kemasan yang tersedia kemasan 21 tablet mengandung

hormon aktif dengan tiga dosis berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon

aktif (Saifuddin, 2010).

2.5.3.4 Pil progestin (mini pil)

Metode ini cocok di gunakan oleh ibu menyusui yang ingin memakai pil

kb karena sangat efektif pada masa laktasi.Efek samping adaah gangguan

perdarahan.

Beberapa keuntungan kontrasepsi adalah sebagai berikut:

Dapat dipakai sebagi kontrasepsi darurat

a. Pemakaian dalam dosis rendah

b. Sangat efektif bila digunakan dengan benar

c. Tidak menganggu hubungan seksual

d. Tidak mempengaruhi produksi ASI

e. Kesuburan kembali cepat

f. Nyaman dan mudah diguanakan

g. Sedikit efek samping


h. Dapat di berhentikan setiap saat

Keterbatasan yang dimiliki metode ini adalah sebagai berikut

a. Hampir 30-60 % mengalami gangguan haid

b. Peningkatan berat badan

c. Harus digunakan setiap hari pada waktu yang sama

d. Bila lupa satu pil saja, kegagalan bertambah besar

e. Payudara menjadi tegang

f. Risiko kehamilan ektopik cukup tinggi

Cara penggunaan :

1) Mulai 1-5 hari siklus haid

2) Diminum setiap hari pada waktu yang sama (Saifuddin,2010)

2.5.3.5 Suntikkan progestin

Kontrasepsi suntik adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan

dengan melalui suntikan hormonal ( Saifuddin, 2010)

KB suntik (depo provera) adalah suntikan medroksi progesteron asetat

yang biasanya diberikan pada hari ke-3 sampai 5 pasca persalinan, segera

setelah keguguran dan pada masa interval sebelum hari ke-3 haid.KB

suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) merupakan suatu

progestin yang mekanisme kerjanya menghambat sekresi hormon pemicu

filikes (FSH) dan LH serta lonjakan LH (Varney, 2007).

a. Jenis kb suntik

1) Suntikan 1 bulan

2) Suntikan 3 bulan
b. Jenis Kontrasepsi Suntik Progestin

Tersedia dua jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung

progestin, yaitu

1) Depo provera 150 mg, depo provera berisi progestin, mengandung

150 mg DMPA (Depo Medroxy Progesterone Asetat).

2) Noristerat 200 mg, noristerat berisi progesterone 200 mg

norethindrone enanthate (Saifuddin, 2009).

c. Cara kerja kb suntik

1) Menghalangi ovulasi

2) Mengubah lendir serviks menjadi kental

3) Menghambat sperma dan menimbukan perubahan pada rahim

4) Mencegah terjadinya pertemuan sel telur dan sperma

d. Keuntungan Kontrasepsi Suntik Progestin

1) Sangat efektif

2) Pencegahan kehamilan jangka panjang

3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

4) Tidak mengandung estrogren

5) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI

6) Sedikit efek samping

7) Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai

perimenopouse (Saifuddin, 2009).

e. Keterbatasan Kontrasepsi Suntik Progestin

1) Sering ditemukan gangguan haid seperti:


2) siklus haid yang memendek atau memanjang

3) perdarahan yang banyak atau sedikit

4) perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)

5) Klien sangat bergantung pada tempat pelayanan kesehatan (harus

kembali untuk suntikan.

6) Tidak dapat dihentikan sewaktu – waktu sebelum suntikan

berikutnya

7) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering

8) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian

9) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan

pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi ( jarang ), sakit

kepala, jerawat

f. Yang dapat menggunakan kontrasepsi suntikan progestin:

1) Usia reproduksi.

2) Nulipara dan yang telah memiliki anak.

3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki

efektifitas tinggi.

4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.

5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui.

6) Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan

pembekuan darah atau anemia bulan sabit.

7) Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung

esterogen
8) Sering lupa bila menggunakan pil.

9) Mendekati usia menopouse yang tidak mau atau tidak boleh

menggunakan pil kontrasepsi kombinasi (Saifuddin, 2009).

g. Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin, antara

lain:

1) Hamil atau dicurigai hamil

2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

3) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama

amenorrhea

4) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara

5) DM disertai komplikasi ( Saifuddin, 2010)

h. Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntik Progestin

1) Setiap saat selama siklus haid asal ibu tersebut tidakhamil

2) Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid

3) Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapatdiberikan setiap

saat, asalkan ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah

suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual

4) Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin

mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu tidak hamil,

suntikan pertama dapat segera diberikan atau tidak perlu menunggu

sampai haid berikutnya datang.

5) Bila ibu sedang menggunakan kontrasepsi suntikan jenis lain dan

ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan yang lain lagi,


kontrasepsi suntikan yangakan diberikan dimulai pada saat jadwal

kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.

6) Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin

menggantikannya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama

kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan, asal

saja ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu

haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke-7 haid, ibu

tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan

hubungan seksual.

7) Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal.

Suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7

siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus

haid, asal saja yakin ibu tersebut tidak hamil.

8) Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan

pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil,

dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan

seksual (Saifuddin, 2009).

2.5.3.6 Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

a. Sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang

b. Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak

c. Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan

d. Dapat dipakai oleh semua orang bereproduksi


e. Tidak dapat dipakaioleh semua perempuan yang terpapar pada infeksi

menular seksual (Saifuddin, 2009).

a. Jenis

1) AKDR Cu T-380A

2) Kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk huruf T

disebulubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga ( Cu).

Tersedia di indonesia dan terdapat dimana-mana

3) AKDR lain yang beredar di indonesia ialah NOVA-T

4) Selanjutnya yang akan dibahas adalah khusus CuT-380

b. Cara kerja

1) Menghambat kemampuan spermaa untuk masuk ke tuba fallopi

2) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri

3) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu

walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat

reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan untuk

fertilisasi

4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus

c. Keuntungan

1) Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi

2) AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan

3) Metode jangka panjang

4) Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat

5) Tidak mempengaruhi hubungan seksual


6) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk

hamil

7) Tidak efek samping hormonal dengan cu AKDR

8) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

9) Dapat dipasang segera setelah persalinan atau aborsi

10) Dapat digunakan sampai menopause

11) Membantu mencegah kehamilan ektopik

d. Kerugian

1) Efek samping yang umum terjadi perubahan silus haid

2) Haid lebih lama dan banyak

3) Perdarahan antar menstruasi

4) Saat haid lebih sedikit

5) Tidak mencegah IMS

6) Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS

memakai AKDR

e. Yang dapat menggunakan AKDR

1) Usia reproduktif

2) Keadaan nullipara

3) Menginginkan menggunaka kontrasepsi jangka panjang

4) Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya

5) Menyusui dan menggunakan kontrasepsi

6) Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

7) Tidak menghendaki metode hormonal.


f. Yang tidak dapat menggunakan AKDR

1) Sedang hamil

2) Perdarahan pervaginam yang tidak di ketahui

3) Sedang menderita infeksi alat genital

4) Di ketahui mempunyai TBC pelvik

5) Kanker alat genital

6) Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm (Saifuddin, 2009).

2.5.3.7 IUD Post Plasenta

IUD post plasenta adalah IUD yang dipasang dalam waktu 10 menit

setelah lepasnya plasenta pada persalinan pervaginam (Saifuddin, 2009).

a) Cara Kerja

IUD yang dipasang setelah persalinan selanjutnya juga akan berfungsi

seperti IUD yang dipasang saat siklus menstruasi. Pada pemasangan

IUD post plasenta, umumnya digunakan jenis IUD yang mempunyai

lilitan tembaga yang menyebabkan terjadinya perubahan kimia di

uterus sehingga sperma tidak dapat membuahi sel telur.

2.5.3.8 Implan

Implant adalah alat kontrasepsi yang berbentuk kapsul kosong silastic

(karet silikon) yang di isi dengan hormon dan ujung-ujungnya kapsul yang

di tutup dengan silastic adhesive.

1) Jenis Implant

a) Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3.4 cm

dengan diameter 2.4 cm yang diisi dengan 36mg levonorgestel dan lama

kerjanya 5 tahun.

b) Implanon

Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira – kira 40 mm,

diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3 – keto – desogestel dan lama

kerjanya 3 tahun.

c) Jadena dan indoplant

Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestel dengan

lama kerjanya 3 tahun.

2) Cara Kerja

a) Lendir serviks menjadi kental

b) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit

terjadi

implantasi

c) Mengurangi transportasi sperma

d) Menekan ovulasi

3) Efektifitas

a) Angka kegagalan Norplant < 1 per 100 wanita per tahun dalam 5

tahun pertama

b) Efektivitas Norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun, dan pada

tahun ke-6 kira – kira 2,5 – 3 % akseptor menjadi hamil.

c) Norplant – 2 sama efektivitasnya seperti norplant, untuk waktu 3


tahun pertama

4) Keuntungan Kontrasepsi

a) Perlindungan jangka panjang

b) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan

c) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

d) Bebas dari pengaruh estrogen

e) Tidak mengganggu ASI

f) Tidak mengganggu kegiatan senggama

g) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan

h) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan

5) Kekurangan Kontrasepsi Implan

a) Tidak memberikan efek protektif terhadap PMS dan AIDS

b) Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan

pencabutan

c) Dapat mempengaruhi penurunan dan peningkatan berat badan

d) Memiliki resiko (infeksi, hematoma,dan perdarahan)

e) Dapat menyebabkan perubahan pola siklus haid : spoting, amenore,

hipermenore.

6) Indikasi Menggunakan Implant

a) Usia reproduksi

b) Tidak memiliki anak ataupun belum punya anak

c) Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan

menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang


d) Menyusui dan belum membutuhkan kontrasepsi

e) Pasca persalinan dan tidak menyusui

f) Pasca keguguran

g) Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi

h) Riwayat kehamilan ektopik

i) Tekanan darah < 180/100 mmHg, dengan masalah pembekuan

darah, atau anemia bulan sabit (sickle cell)

j) Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung

estrogen

k) Sering lupa menggunakan pil

7) Yang Tidak Boleh Menggunakan Implant

a) Hamil atau diduga hamil

b) Perdaraham pervaginam yang belum jelas penyebabnya

c) Benjolan / kanker payudara atau riwayat kanker payudara

d) Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi

e) Mioma uterus dan kanker payudara

f) Gangguan toleransi glukosa

g) Penyakit jantung,hipertensi,diabetes mellitus.

8) Waktu Mulai Menggunakan Implant

a) Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak

diperlukan metode kontrasepsi tambahan.

b) Insersi dapat dilakukan setiap saat,asal diyakini tidak terjadi


kehamilan. Bila di insersi setelah hari ke-7 siklus haid,klien jangan

melakukan hubungan seksual,atau gunakan kontrasepsi lain untuk

7 hari saja.

c) Bila klien tidak haid, Insersi dapat dilakukan setiap saat,asal

diyakini tidak terjadi kehamilan, jangan melakukan hubungan

seksual,atau gunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.

d) Bila menyusui 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, Insersi

dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh klien tidak perlu

menggunakan metode kontrasepsi lain.(Saifuddin, 2009)

2.5.4 Sasaran Program KB

Sasaran program KB yaitu:

1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar

1,14% pertahun.

2. Menurunnya kelahiran total menjadi sekitar 2,2 per perempuan.

3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin

menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat

kontrasepsi menjadi 6%.

4. Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5 %.

5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi rasional, efektif, dan

efisien.

6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi

21 tahun.
7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang

anak.

8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera 1

yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.

9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan

pelayanan program KB nasiaonal

(Sulistiyawati, 2012)
BAB III

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP NY. A

DENGAN G2P0A1 DI BPM LISNANI,S.ST

BANDAR LAMPUNG

3.1 Kehamilan

3.1.1 Kunjungan 1

Oleh : Merza Wahyuni

Tanggal Pengkajian : 18 Febuari 2019

Pukul : 09.30 WIB

DATA SUBJEKTIF

a. Identitas

Nama ibu : Ny. A Nama suami : Tn. H

Umur : 24 tahun Umur : 26 tahun

Suku : Sunda Suku : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT Pekerjaan :Karyawan


swasta

Alamat : Jl.kunci impres sinar baru teluk betung , Bandar

Lampung

b. Alasan Kunjungan

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya belum pernah

melahirkan penah keguguran satu kali.

c. Keluhan Utama

Ibu mengatakan sering buang air kecil di malam hari

d. Riwayat menstruasi

1) HPHT : 09 Juni 2018

2) TP : 16 Maret 2019

3) Siklus : menstruasi 28 hari, lamanya 5 hari,

4) Banyak nya : ±2-3 x ganti pembalut

5) Konsistensi : cair

6) Bau : Amis

7) Menarce : usia 13 tahun

8) Keluhan : Tidak Ada

e. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Anak
N Tahun Tempat Usia Jenis Keada
L PB BB
o Partus Partus Kehamilan Partus an
/P (cm) (gr)

1 Abortus - - - - - - -

3 Hamil ini - - - - - - -
f. Ibu mengatakan pergerakan janin pertama kali dirasakan pada usia

kehamilan 16 minggu dan pergerakan janin saat ini ± 11 x terasa

dalam 24 jam.

g. Riwayat kesehatan

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang serius, seperti :

jantung hipertensi, diabetes, anemia, malaria dan operasi

h. Perilaku kesehatan

Ibu mengatakan tidak pernah minum-minuman alkohol atau

sejenisnya, mengkonsumsi jamu, dan merokok.

i. Status perkawinan

Nikah sebanyak : 1 kali

Status : Sah

Lama perkawinan : 2 tahun

j. Kontrasepsi yang pernah digunakan

Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi

k. Pola Perilaku Sehari – Hari

1) Nutrisi

Sebelum hamil :

Pola makan sehari-hari : ± 3 x sehari ,1 piring nasi, 1 mangkuk

sayur dan buah-buahan serta minum ± 6-7 gelas sehari air putih

Saat hamil :
Pola makan sehari-hari: ± 3 x sehari ,dengan porsi 1 x makan

yaitu 1 piring nasi, ± 2-3 ptong tempe dan tahu, 1 mangkuk

sayur,serta minum ± 8-10 gelas sehari air putih dan ± 1 gelas

susu perhari.

2) Eliminasi

Sebelum hamil:

Ibu mengatakan BAB ± 1-2 x sehari dengan konsistensi lunak,

dan bewarna kuning kecoklatan, bau khas feses dan BAK ± 4 x

sehari dengan konsistensi cair, warna kuning jernih bau khas

urine

Selama hamil :

Ibu mengatakan BAB ± 1-2 x sehari dengan konsistensi lunak,

warna agak hitam, bau khas feses dan BAK ± 10 x sehari

konsistensi cair, warna putih jernih bau khas urine dan ibu

mengatakan kebangun di malam hari untuk BAK ± 4 x dalam

semalam.

3) Personal Hygien

Ibu mengatakan mandi 2 x sehari pagi dan sore dengan

menggunakan sabun, shampoo, dan menggosok gigi kemudian

mengganti pakaian dalam 2 x sehabis mandi pagi dan sore dan

jika merasa lembab

4) Aktifitas dan istirahat

Sebelum hamil :
Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga sehari-

hari seperti : menyapu, mengepel,menyetrika, merapihkan

rumah dan bekerja sebagai karyawan di sebuah toko baju serta

ibu mengatakan istirahat tidur siang ± 1 ½ jam sehari ditambah

tidur malam ± 7 – 8 jam sehari

Selama hamil :

Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga yang

ringan seperti :menyapu, mengepel, merapihkan rumah,

memasak, menyetrika, dan tidak melakukan pekerjaan berat

sepeti menimba air serta ibu tidak bekerja lagi di toko baju

ibu mengatakan istirahat tidur siang ± 1 jam sehari ditambah

tidur malam ± 8-9 jam sehari

5) Pola seksual

Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1 x dalam

seminggu dengan posisi ibu barada di bawah dan sperma di

buang keluar dengan alasan ibu takut terjadi sesuatu dengan

bayinya.

l. Riwayat imunisasi

Ibu mengatakan pernah imunisasi TT pada saat kelas 3 SD dan

baru mendapat imunisasi sebelum menikah pada tanggal 03 maret

2017
m. Riwayat social

1. Psikososial

Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang direncanakan

dan didukung oleh keluarganya maupun keluarga suaminya

2. Kultural

Ibu mengatakan dikeluarganya tidak ada kegiatan adat istiadat

dalam kehamilan

3. Spiritual

Ibu mengatakan tidak mempercayai mitos apapun dan hanya

menyerahkan serta memasrahkan sesuatu apapun kepada Allah

SWT.

3.1.1.1 DATA OBJEKTIF

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Keadaan emosional : Stabil

Tanda Tanda Vital

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Pernapasan : 22 x/menit

Nadi : 79 x/menit
Suhu : 36,5o C

Tinggi badan : 160 cm

BB sekarang : 63kg

BB sebelum hamil : 48 kg

Lingkar lengan atas : 26 cm

b. Tafsiran Persalinan : 16 Maret 2019

c. Usia Kehamilan : 36 minggu 2 hari

d. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

1. Rambut

Rambut ibu bewarna hitam, bersih,lurus, tidak rontok,tidak

bercabang, tidak ada lesi,tidak ada ketombe, dan tidak ada nyeri

tekan.

2. Wajah

warna kulit wajah merata, wajah ibu bersih, tidak ada cloasma

gravidarum,tidak ada jerawat tidak Oedema,tidak ada leci dan

tidak ada nyeri tekan.

3. Mata

Simetris kanan dan kiri, sklera ibu bewarna putih ,

konjungtiva sedikit pucat , pupil ibu bila didekatkan

cahaya mengecil dan bila di jauhkan cahaya membesar

dan tidak ada oedema pada kelopak mata.

4. Hidung
Terdapat 2 lubang hidung dibatasi oleh septum nasal,

terdapat rambut-rambut hidung tidak ada secret,

tidak ada polip dan tidak ada nyeri tekan.

5. Telinga

Simetris kanan dan kiri, bersih, tidak ada pengeluaran

cairan kelainan, menandakan alat pendengaran ibu

berfungsi dengan baik.

6. Mulut dan Gigi

Bibir ibu bewarna sedikit pucat , lidah bersih,

Tidak ada caries gigi dan tidak ada pembengkakan pada

gusi, gigi ibu berlubang dan ibu tidak ada pembengkakan

tongsil

7. Leher

Tidak ada pembesaran pada kelenjar thyroid ( tidak

bertambahnya volume jaringan kelenjar dan sekitarnya) dan

kelenjar getah bening serta tidak ada bendungan pada vena

jugularis ( tidak sakit ketika menoleh kekanan dank kekiri serta

ibu tidak ada kaku kuduk.

8. Dada

a. Jantung : Normal, berbunyi Lup dup

b. Paru-paru : Normal, tidak ada wheezing dan ronchi

9. Payudara
Simetris kanan dan kiri, terjadi pembesaran, puting susu

menonjol,aerola berpigmentasi dan belum ada pengeluaran

kolostrum pada payudara sebelah kanan dan kiri, tidak ada rasa

nyeri dan benjolan mammae.

10. Abdomen

Terdapat linea nigra ( garis hitam yang terbentang dari sympisis

sampai px ) dan strie nigra Tidak ada luka bekas operasi dan ada

pembesaran pada kehamilan.

TFU Mc. Donald : 29 cm

Palpasi :

Leopold I : TFU berada di 3 jari dibawah Prosesus Xipoideus.

Pada bagian fundus teraba bagian yang lunak, agak bulat dan

tidak melenting (bokong janin).

Leopold II : Pada bagian kanan perut ibu teraba ruang kosong

dan bagian-bagian kecil janin ( eksremitas) dan pada bagian kiri

perut ibu teraba bagian keras, panjang seperti papan dan ada

tahanan ( punggung)

Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba bagian bulat,

keras dan melenting ( kepala ). Kepala belum masuk PAP


Leopold IV : bagian terendah janin belum masuk PAP

(konvergen)

DJJ : (+), frekuensi 136x/menit teratur Punctum

maximum ± 3 jari di bawah pusat sebelah kiri perut ibu

TBJ (Rumus jhonson Tausak) :

TBJ = (TFU-13) x 155

= (29-13) x 155

= 2400 gram

Jadi TBJ ibu sekitar 2400 gram

11. Punggung dan Pinggang

Tidak di lakukan pemeriksaan

12. Anogenital

Menurut keterangan ibu tidak keputihan,tidak ada varices, tidak

ada hemoroid dan mengganti celana dalam 2 x sehari pagi dan

sore setelah mandi dan jika celana dalam ibu lembab.

13. Ekstremitas

Atas

simetris kanan dan kiri, jari tangan lengkap, tidak ada odema

padatangan dan kuku bersih dan kuku ibu sedikit pucat.

Bawah

simetris kanan dan kiri, jari kaki lengkap,tidak ada odema pada

tulang peritibia,untuk memastikan ibu tidak ada tanda preeklamsi

dan tidak ada varises, reflek patella:(+).


14. Pemeriksaan Penunjang

1) Hb : 8,2 gr%

2) Protein urine : Negative

3) Glukosa urine : Negative

4)

3.1.1.2 ASSASMENT

G2P0A1 hamil 36 minggu 2 hari janin tunggal hidup intra uterine

presentasi kepala dengan masalah anemia sedang.

3.1.1.3 PLANNING

1. Menjelaskan kepada ibu bahwa hasil pemeriksaan ibu dan janin

dalam keadaan normal,tetapi ibu mengalami anemia sedang

TTV : TD :120/80 mmHg S : 36,5 0C

N : 79 x /menit R : 22 X/menit

Ibu tampak senang mengetahui kondisinya dan bayinya dalam

keadaan normal.

2. Melakukan informed consent persetujuan menjadi pasien LTA

pada ibu dan menandatangani infored consent.

Ibu sudah mau menandatangani informed consent.

3. Beri dan anjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe 2x1 per

hari. penyerapan dapat optimal jika diiringi Vit. C, 2 tablet Fe

per hari pada malam dan siang hari setelah makan , dengan

mengkonsumsi tablet Fe dengan Vit. C dapat membantu


pembentukan sel – sel darah merah sehingga dapat mencegah

terjadinya anemia serta penyerapan dapat optimal jika dibarengi

Vit. C, tanpa dibarengi dengan teh, kopi, maupun kacang –

kacangan karna dapat menghambat proses penyerapan dalam

tubuh.

Ibu mengatakan sudah mengerti serta mampu menjelaskan cara

minum tablet Fe dan mau mengkonsumsi tablet Fe.

4. Memberitahu ibu untuk mengurangi minum di malam hari

supaya ibu tidak buang air kecil tengah malam agar tidak

mengganggu waktu istirahat ibu

Ibu mengerti dan akan mengurangi minum di malam hari

5. Menganjurkan ibu jika berhubungan seksual sebaiknya posisi

ibu berada di atas agar ibu mengetahui posisi yang nyaman dan

tidak membahayakan bayinya.

Ibu mengerti dan akan melakukannya.

6. Mengajarkan dan menganjurkan ibu untuk senam hamil

trimester III agar memperkuat dan mempertahankan kelenturan

otot-otot dinding perut dan panggul.

Ibu mengerti dan akan mempraktikkan senam hamil dirumah

7. Memberitahukan ibu tentang tanda-tanda bahaya pada

kehamilan trimester III yaitu keluar darah dari kemaluan,

bengkak pada kaki, tangan atau wajah, demam, pusing kepala

berlebihan, air ketuban keluar sebelum waktunya dan gerakan


bayi berkurang. apa bila di temukan tanda-tanda tersebut segera

ketenaga kesehatan.

Ibu sudah mengerti dan akan melakukan nya

8. Menjelaskan pada ibu tanda-tanda persalinan agar ibu dapat

segera datang ketenaga kesehatan untuk meminta pertolongan

peersalinan jika terjadi tanda-tanda yaitu:

a. seperti keluar darah bercampur lendir dari kemaluan dan

b. sakit perut menjalar ke pinggang.

Ibu sudah mengerti dan mampu mengulangi tanda-tanda

persalinan

9. Menjelaskan kepada ibu tentang persiapan-persiapan persalinan

seperti :

a. Tempat bersalin / penolong

b. Pendonor darah

c. Transportasi

d. Biaya

e. Pakaian bayi dan pakaian ibu

Ibu sudah mengerti dan mampu mengulang persiapan-persiapan

persalinan serta sudah menyiapkan persiapan persalinan.

10. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1

minggu lagi untuk ANC ke II pada tanggal 25 Februari 2019


atau apabila ada keluhan. Dengan melakukan kunjungan ulang

dapat memantau kesehatan ibu dan janin.

Ibu mengatakan akan melakukan kunjungan ulang 1 minggu

pada tanggal 25 Februari 2018 lagi atau bila ada keluhan.

3.1.2 Kunjungan 2

Oleh : Merza Wahyuni

Tanggal : 25 Februari 2019

Pukul : 09.30 WIB

3.1.2.1 DATA SUBJEKTIF

1. Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada kehamilannya.

2. Ibu mengatakan ia merasakan gerakan janin bergerak sebanyak ±12

kali dalam 24 jam.

3. Ibu mengatakan meminun obat yang telah di berikan secara rutin.

4. Ibu mengatakan makan 3 x sehari sesuai dengan kebutuhannya, dan

minur air mineral sebanyak 7-8 gelas per hari. Dan minum susu 1 x

per hari.

5. Ibu mengatakan BAB 2 x sehari, dan BAK 7-8 x sehari dan ibu tidak

BAK lagi d malam hari.

6. Ibu mengatakan tidak melakukan pekerjaan berat dan hanya

melakukan pekerjaan rumah seperti : menyapu, mengepel,menyetrika


merapihkan rumah dan istirahat tidur siang 1jam sehari ditambah tidur

malam jam 8-9 jam sehari.

3.1.2.2 DATA OBJEKTIF

a. Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmenhtis

Keadaan emosional : Stabil

Tanda Tanda Vital

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Pernapasan : 22 x/menit

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 36,6o C

BB 1 minggu yang lalu : 63 kg

BB sekarang : 64 kg

b. Pemeriksaan Fisik

1) Mata

Simetris kanan dan kiri, Sklera bewarna putih ( anikterik ) dan

konjungtiva bewarna merah muda, pupil bila di jauhkan cahaya

mengecil dan bila di jauhkan cahaya membesar, mata ibu tidak

strabismus, Tidak ada oedema pada kelopak mata.

2) Payudara
Simetris kanan dan kiri, putting susu menonjol,tidak ada benjolan,

tidak ada nyeri tekan,dan belum ada pengeluaran colostrums.

3) Abdomen

terdapat linea nigra ( garis hitam yang terbentang dari sympisis

sampai px ), terdapat strie nigra, Tidak ada luka bekas operasi,

ada pembesaran pada kehamilan.

TFU Mc. Donald : TFU : 29 cm

Palpasi

Leopold I : TFU 3 jari dibawah PX

Pada bagian fundus teraba bagian yang besar, lunak, agak bulat

dan tidak melenting ( bokong )

Leopold II : pada bagian kanan perut ibu teraba ruang kosong

dan bagian-bagian kecil janin ( eksremitas) dan pada bagian kiri

perut ibu teraba bagian keras, panjang seperti papandan ada

tahanan ( punggung)

Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba bagian bulat,

keras dan melenting ( kepala ). Kepala belum masuk PAP

Leopold IV : bagian terendah janin belum masuk PAP

(konvergen)
DJJ : DJJ (+), frekuensiyaitu 140 x / menit,terdengar

pada punctum maximum kuadran kiri 3 jari dibawah pusat perut

ibu.

TBJ = (TFU-13) x 155

= (29-13) x 155

= 2400 gram

4) Genitalia

Menurut keterangan ibu tidak mengalami keputihan, tidak ad a

varices, tidak ada jengger ayam, dan tidak ada haemoroid pada

anus ibu.

5) Ekstremitas

Atas

Jari-jari lengkap, kuku jari tidak pucat, tidak ada nyeri tekan,

tidak terdapat oedema, tidak terdapat tremor.

Bawah

Jari-jari lengkap, kuku ibu tidak pucat, Tidak terdapat oedema

pada kaki, tidak terdapat varises, Reflek patella positif (++)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Kadar Hb : tidak dilakukan

Protein Urine : tidak dilakukan


Glukosa : tidak dilakukan

3.1.2.3 ASSASMENT

G2P0A1 hamil 37 minggu 2 hari janin tunggal hidup intra uterine presentasi

kepala.

3.1.2.4 PLANNING

1. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan

Tanda Tanda Vital :TD : 120/80 mmHg

RR : 22 x/menit

N : 80 x/menit

S : 36,6o C

Ibu sudah mengetahui keadaannya saat ini

2. Menganjurkan ibu untuk tetap meminum vitamin C dan calcium

secara rutin sesuai anjuran yang telah diberikan.

Ibu mengerti dan akan mengikuti saran yang diberikan.

3. Menganjurkan ibu untuk makan buah-buahan dan makanan yang

mengandung zat besi seperti buah naga, buah bit, dan makanan seperti

ikan, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan hati ayam. Untuk

menggantikan tablet Fe

Ibu mengerti dan akan mengikutin saran yang di berikan.


4. Memberitahukan ibu tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan

trimester III yaitu keluar darah dari kemaluan, bengkak pada kaki,

tangan atau wajah, demam, pusing kepala berlebihan, air ketuban

keluar sebelum waktunya dan gerakan bayi berkurang. apa bila di

temukan tanda-tanda tersebut segera ketenaga kesehatan.

Ibu sudah mengerti dan akan melakukan nya

5. Menjelaskan kepada ibu tentang persiapan-persiapan persalinan

seperti :

f. Tempat bersalin / penolong

g. Pendonor darah

h. Transportasi

i. Biaya

j. Pakaian bayi dan pakaian ibu

Ibu sudah mengerti dan mampu mengulang persiapan-persiapan

persalinan serta sudah menyiapkan persiapan persalinan.

6. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu

berikutnya atau apabila ada keluhan.

Ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan ulang


3.2 Persalinan

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN NORMAL TERHADAP NY.A

G2P0A1 HAMIL 40 MINGGU DI BPM LISNANI ALI S.ST

BANDAR LAMPUNG

Pengkajian Kala 1

Pada Tanggal : 18 Maret 2019

Pukul : 17.20 Wib

Oleh : Merza Wahyuni

SUBJEKTIF (S)

Identitas

Nama ibu : Ny. A Nama suami : Tn. H

Umur : 24 tahun Umur : 26 tahun

Suku : Sunda Suku : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Jl. Kunci Impres Sinar Baru Teluk Betung, Bandar Lampung
Anamnesa

1. Ibu datang pukul 07.00 WIB mengatakan perut mulas dan nyeri pada

pinggang yang menjalar keperut bagian bawah masih jarang sejak tanggal 18

Maret 2019 pukul 03.00 WIB

2. Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua

3. Ibu megatakan menstruasi terakhir tanggal 09 Juni 2018.

4. Ibu mengatakan masih merasakan gerakan janin >10 kali dalam 24 jam

terakhir.

5. Ibu mengatakan belum BAB hari ini.

OBYEKTIF (O)

Pemeriksaan Umum

1. Keadaan Umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Keadaan Emosional : Stabil

4. Tanda-tanda vital

1) TD : 120/80 mmHg

2) R : 22x/menit

3) N : 80x/menit

4) T : 36,70C

5) Tafsiran Persalinan : 16 Maret 2018

6) Usia Kehamilan : 40 minggu


Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

rambut ibu bewarna hitam, bersih, tidak ada ketombe dan tidak ada kutu.

b. Wajah

Tidak ada cloasma dan tidak ada oedema. Untuk memastikan tidak ada tanda

hipertensi dan tidak ada cloasma gravidarum.

c. Mata

Sklera putih ( anikterik ) dan konjungtiva merah muda (ananemis) Tidak ada

oedema pada kelopak mata, fungsi pengelihatan baik.

d. Payudara

Simetris, terjadi pembesaran, puting susu menonjol,aerola berpigmentasi sudah

ada pengeluaran kolostrum pada payudara sebelah kiri dan kanan, tidak ada

rasa nyeri dan benjolan mammae yang berarti normal.

e. Abdomen

Tidak ada luka bekas operasi,ada pembesaran pada kehamilan terdapat linea

nigra ( garis hitam yang terbentang dari sympisis sampai px )

Leopold I : TFU 3 jari di bawah PX.

Pada bagian fundus teraba bagian yang lunak, agak bulat

(bokong janin).

Leopold II : Pada bagian kanan perut ibu teraba ruang kosong dan

bagian-bagian kecil janin ( eksremitas) dan pada bagian


kiri perut ibu teraba bagian keras, panjang seperti papan

dan ada tahanan ( punggung)

Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba bagian bulat, keras

dan melenting ( kepala ). Kepala sudah masuk PAP.

Leopold IV : Divergen

Mc. Donald : 30 cm

DJJ : (+), frekuensi 138x/menit teratur Punctum maximum ± 3

jari di bawah pusat sebelah kiri perut ibu

TBJ (Rumus Niswander):

1,2 ( TFU – 7,7 ) x 100 gram ± 150 gram

: 1,2 ( 30 – 7,7 ) x 100 gram ± 150 gram

: 1,2 (30 – 7,7 ) x 100 gram ± 150 gram

= 2.826 gram

: 1,2 (30 – 7,7 ) x 100 gram ± 150 gram

= 2.526 gram

Jadi TBJ besekisaran antara 2.826 – 2.526 gram

His : 2 x 10 menit lamanya (18,20 detik)

f. Anogenital

Tidak ada oedema dan tidak ada varises, vulva dan vagina ibu bersih, terdapat

pengeluaran pervaginam berupa lendir bercampur darah, dan tidak ada

haemoroid pada anus.

Pemeriksaan dalam dalam pukul 09.18 wib,

1) Dinding vagina : tidak ada pembesaran sistokel, dan rektokel


2) Portio : lunak tebal

3) Pendataran : 50 %

4) Pembukaan : 5 cm

5) Ketuban : (+)

6) Presentasi : kepala

7) Petunjuk : UUK

8) Posisi : ubun-ubun kcil kiri depan

9) Penurunan : Hodge III

10) Penyusupan : 0 (tidak ada)

g. Ekstremitas

Atas

simetris kanan dan kiri, jari tangan lengkap, tidak ada odema pada tangan dan

kuku bersih.

Bawah

simetris kanan dan kiri, jari kaki lengkap, tidak ada odema, tidak terdapat

varises di ekstremitas bagian kaki, refleks pateela baik untuk ekstremitas

kanan dan kiri.

ASSASMENT (A)

Ny.A G2P0A1 hamil 40 minggu 3 hari inpartu kala I fase aktif janin tunggal hidup

intrauterine presentasi kepala


PLANNING (P)

1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan TTV yang telah

dilakukan.

1) TD : 120/80 mmHg

2) R : 22x/menit

3) N : 80x/menit

4) T : 36,40C

5) DJJ : 138x/mnt

6) Pembukaan : 5 cm

7) Ketuban : (+)

Ibu dan keluarga sudah mengetahui keadaan ibu dan janin nya

2. Melakukan informed consent pada pihak keluarga agar mendapat bukti

persetujuan tindakan medis dari pihak keluarga

Keluarga telah menyetujui tindakan yang akan dilakukan dan informed

consent telah ditanda tangani

3. Memberitahu ibu apa saja tanda-tanda persalinan yaitu kontraksi semakin

kuat dan sering, merasa adanya dorongan ingin meneran bersamaan dengan

terjaidnya kontraksi, adanya dorongan seperti ingin BAB, keluarnya air-air

berupa air ketuban. Apabila ada tanda-tanda seperti diatas maka ibu di

haruskan segera ke klinik bidan.

Ibu mengerti dan akan ke klinik apabila terjadi di antara tanda-tanda bahaya

tersebut
4. Memberi anjuran kepada ibu pada untuk berjalan-jalan kecil di pinggiran

tempat tidur untuk membantu proses penuruan kepala bayi

Ibu mengerti dan akan melakukannya

5. Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat di sela-sela apabila kontraksi masih

jarang

Ibu mengerti dan akan istirahat jika kontraksi masih jarang

6. Mengajarkan ibu teknik relaksasi ketika ada his datang tarik nafas panjang

melalui hidung dan buang perlahan melalui mulut

Ibu sudah mengerti dan sudah melakukannya

7. Menganjurkan ibu pada saat dirumah untuk mengambil posisi miring ke kiri

di tempat tidur agar aliran oksigen dari ibu ke janin tidak terganggu. Ibu

diajarkan dengan cara menggerakkan badan Ibu kearah kiri, kaki diluruskan,

kaki kanan ditekukkan kearah kiri dengan menjeit bantal. Serta dapat

merangsang kontraksi uterus dan mempercepat proses penurunan kepala.

Ibu sudah mengerti dan mengambil posisi miring ke kiri.

8. Memberitahu kepada keluarga untuk memberi makanan atau minuman untuk

menambah tenaga ibu

Keluarga ibu mengerti dan akan melakukannya


KALA II

PENGKAJIAN

Tanggal : 18 Maret 2019

Pukul : 16.30 - 17.20 WIB

Tempat : BPM Lisnani Ali S.ST

Oleh : Merza Wahyuni

SUBJEKTIF (S)

1. Ibu mengatakan perut nya semakin mulas,merasa seperti buang air besar dan

keluar air dari kemaluan nya

2. Ibu mengatakan ada nya perasaan ingin mengedan yang kuat

OBJEKTIF (O)

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV

TD : 120/80 mmHg RR : 22×/menit

N : 82×/menit S : 370C

2. Pemeriksan Fisik

a. Abdomen : HIS kuat, teratur 4 x dalam 10 menit lamanya >40 detik,

DJJ teratur, punctum maksimum kuadran kiri bawah perut ibu dengan

frekuensi 138 x / menit.


b. Anogenital

1) Adanya tanda gejala kala II yaitu :

a) Vulva membuka

b) Perineum menonjol

c) Anus mengembang

d) Dorongan meneran

c. Pemeriksaan Dalam pukul 16.30 WIB

Tidak ada oedema dan tidak ada varises, vulva dan vagina ibu bersih,

terdapat pengeluaran pervaginam berupa lendir bercampur darah, dan tidak

ada haemoroid pada anus.

1) Dinding vagina : tidak ada pembesaran sistokel,rektokel,

2) Porsio : tidak teraba

3) Pendataran : 100%

4) Pembukaan : 10 cm

5) Ketuban : (-) pecah spontan pukul 16.30 WIB berwarna

jernih

6) Presentasi : kepala

7) Penunjuk : UUK

8) Posisi : ubun-ubun kecil kiri depan

9) Penurunan : hodge IV

10) Penyusupan : 0 (tidak ada)


ASSASMENT (A)

Ny.A G2P0A1 hamil 40 minggu 3 hari inpartu kala II janin tunggal hidup

intrauterin presentasi kepala

PLANNING (P)

1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan TTV yang telah

dilakukan.

TD : 120/80 mmHg RR : 22×/menit

N : 82×/menit S : 370C

Pembukaan : 10 cm DJJ : 138x/mnt

Ketuban : (+)

Ibu dan keluarga telah mengetahui keadaannya

2. Memberikan dukungan dan semangat kepada ibu agar dapat melewati proses

persalinan dengan lancar.

Bidan sudah memberikan dukungan dan semangat kepada ibu

3. Melakukan asuhan sayang ibu dengan cara massase atau usapan pada bagian

punggung belakang ibu agar ibu merasakan kenyamanan dan rasa nyeri yang

dirasakan sedikit berkurang.

Asuhan sudah diberikan dan ibu terlihat sedikit nyaman

4. Mengajarkan pada ibu cara mengedan yang baik dan benar sewaktu ada

his,yaitu mengait kaki dengan kedua siku,dekatkan paha ke perut,mata

membuka dan melihat ke arah perut,dagu menyentuh dada,mulut dikatupkan


serta mengedan dengan tidak bersuara. Anjurkan ibu untuk beristirahat saat

tidak ada kontraksi.

Ibu mengerti dan sudah melakukan nya dengan baik

5. Memberikan ibu minum teh manis hangat saat tidak ada his agar tidak

dehidrasi dan memiliki tenaga untuk meneran.

Ibu sudah di beri minum

6. Mendekatkan alat pertolongan persalinan (partus set), meletakkan kain bersih

dan handuk di atas perut ibu.Tindakan sudah di lakukan

7. Melakukan asuhan kebidanan sesuai standar APN yaitu :

1) Saat kepala bayi terlihat divulva 5 – 6 cm, letakan kain bersih dan kering

dibawah bokong ibu dan siapkan kain / handuk bersih diatas perut ibu, lalu

melakukan stagnan dengan tangan kanan menahan perineum agar tidak

terjadi ruptur, sedangkan tangan kiri menahan belakang kepala agar tidak

terjadi defleksi maximal.

2) Melahirkan kepala bayi dengan perlahan, lakukan tekanan lembut,

menganjurkan ibu untuk meneran perlahan – lahan atau bernafas cepat saat

kepala bayi lahir.

3) Dengan lembut mengusap mulut, hidung, dan muka bayi dengan kasa

bersih.

4) Memeriksa adakah lilitan tali pusat, dan tidak terdapat lilitan tali pusat.

5) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang kepala secara

biparietal lalu tarik lembut kearah bawah untuk melahirkan bahu depan,

dan tarik lembut keatas untuk melahirkan bahu belakang.


6) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk kepala dan bahu,

gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku

sebelah atas.Setelah tubuh dan lengan lahir, penulusuran tangan atas

berlajut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (

masukan telunjuk diantara kaki dan pegang masing – masing mata kaki

dengan ibu jari dan jari – jari lainnya.

7) Bayi lahir spontan pukul 17.20 WIB

8) Meletakan bayi diatas kain atau handuk yang telah disiapakan diatas perut

ibu mengeringkan bayi dan lakukan penilaian selintas meliputi,bayi

menangis spontan, warna kemerahan dan tonus otot aktif.

Setelah bayi lahir, bayi langsung menangis, bernapas spontan dan tonus

otot bergerak baik

9) Menjepit tali pusat dengan klem pertama berjarak 3 cm dari umbilikus dan

klem kedua berjarak 2 cm dari klem pertama, kemudian memotong tali

pusat dengan gunting tali pusat lalu mengikat tali pusat dengan klem

umbilikus.

Tali pusat sudah di potong dan diklem dengan klem umbilikus

10) Meletakkan bayi tengkurap pada dada ibu dengan kulit bayi bersentuhan

langsung ke kulit ibu untuk dilakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini).

Biarkan kontak kulit berlangsung selama 1 jam. Bayi di selimuti dan diberi

topi.

IMD sudah dilakukan, terlihat reflek rooting baik dan bayi berhasil pada

pukul 18.20 WIB


KALA III

PENGKAJIAN

Tanggal : 18 Maret 209

Pukul : 17.20 – 17.25 WIB

Tempat : BPM Lisnani Ali S.ST

Oleh : Merza Wahyuni

SUBJEKTIF (S)

1. Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya

2. Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules setelah persalinan

OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda-Tanda Vital : TD : 110/80 mmHg R: 24 x/menit

N : 80 x/menit T: 36,7 ºC

4. Kandung kemih : kosong

5. TFU : Sepusat

6. Kontraksi Uterus : Baik, konsistensi keras dan membulat

7. Tanda-tanda pelepasan plasenta : uterus membulat, semburan darah tiba-tiba

dan tali pusat memanjang

ASSASMENT(A)

Ny.A P1A1 inpartu kala III


PLANNING (P)

1. Memastikan tidak ada janin kedua pada uterus ibu, dengan palpasi abdomen.

Prosedur telah dilakukan dan tidak ada janin kedua

2. Melakukan menejemen aktif kala III

a. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntikan oksitosin untuk merangsang

kontraksi uterus di 1/3 paha atas bagian lateraldengan dosis 10 IU

b. Pindahkan klem 5-10 cm dari vulva. Letakkan satu tangan diatas

sympisis untuk mendeteksi. Tangan yang satu menegangkan tali pusat.

Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil

tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang atas (dorso cranial)

secara hati-hati (untuk mencegah inversion uteri) hingga plasenta terlepas

mengikuti poros jalan lahir.

Tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu perubahan bentuk tinggi fundus

uteri / rahim membulat, tali pusat memanjang, semburan darah secara

tiba-tiba. Saat plasenta tampak di introitus vagina. Lahirkaan plasenta

dengan kedua tangan. Pegang plasenta dan putar plasenta hingga selaput

ketuban terpilin kemudian tempatkan plasenta pada wadah yang telah

disediakan.

c. Melakukan massase uterus

Segera setelah plasenta lahir, lakukan massase uterus sebanyak 15 x

dalam 15 detik dengan gerakan melingkar atau searah jarum jam.

3. Periksa kelengkapan plasenta dan selaputnya


Plasenta lahir lengkap 17.25 WIB, diameter ± 20 cm, panjang tali pusat ± 50

cm, selaput da kotiledon lengkap, berat plasenta ± 500 gram, tebal ± 2 cm,

letak tali pusat central (ditengah)

4. Menilai kemungkinan adanya laserasi pada vagina dan perineum, jika

terdapat laserasi lakukan penjahitan. Dan terdapat laserasi pada vagina dan

perineum derajat 2 (robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot

perineum)

Telah dilakukan heating secara jelujur

5. Menilai perdarahan

Pendarahan ± 150 cc

6. Memberikan ibu makan dan minum agar tenaga ibu pulih dan rasa haus

hilang

Ibu sudah diberikan minum teh manis hangat

KALA IV (PUKUL 17.25 WIB-19.25 WIB)

Tanggal : 18 Maret 2019

Pukul : 17.25 - 19.25 WIB

Tempat : BPM LISNANI ALI S.ST

Oleh : Merza Wahyuni

SUBJEKTIF (S)

1. Ibu mengatakan perutnya masih mulas


2. Ibu mengatakan bahwa ia lelah setelah persalinan

OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : TD : 110/80 mmHg S : 36,8o C

N : 80x/menit R : 20x/menit

4. Kontraksi uterus : Baik, konsistensi keras dan membulat

5. Kandung kemih : kosong

6. TFU : 2 jari bawah pusat

7. Perineum : terdapat laserasi derajat 2 (robekan mengenai selaput

lendir vagina dan otot perineum)

ASSASEMENT (A)

Ny.A P1A1 inpartu kala IV

PLANNING (P)

1. Melakukan penilaian ulang uterus dan memastikan kontraksi uterus baik

yaitu dengan konsistensi baik, bulat, tegang.

TFU sepusatTelah dilakukan penilaian ulang yaitu kontraksi uterus baik.

2. Mengajarkan kepada ibu cara masase uterus yaitu searah jarum jam.dengan

mengajarkan untuk masase diharapkan dapat mencegah perdarahan yang

keluar lebih banyak dan mencegah terjadinya subinvolusi (kegagalan uterus

untuk mengikuti pola normal).


Ibu sudah mengerti dan mau melakukan masase uterus dengan mengusap

perut secara melingkar searah jarum jam.

3. Membersihkan badan ibu dari darah dan lendir serta mengganti pakaian ibu

agar ibu merasa nyaman.

Tubuh ibu sudah dibersihkan dan pakaian sudah diganti

4. Menjelaskan kepada ibu dan kondisinya dan rasa mulas yang dialami ibu

adalah normal rasa mulas timbul dikarenakan pergerakan otot-otot uterus atau

kontraksi yang mencegah terjadinya perdarahan.

5. Menganjurkan keluarga untuk memberikan makanan, minuman yang

diinginkan oleh ibu.

Anggota keluarga sudah memberikan makanan dan minuman pada ibu.

6. Melakukan pemantauan selama 2 jam postpartum yaitu pemeriksaan TTV,

kontraksi, perdarahan dan kandung kemih ibu setiap 15 menit selama 1 jam

pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.

7. Mendekontaminasi alat – alat yang digunakan selama menolong persalinan

dengan larutan kalorin 0,5 % selama 10 menit serta membilasnya denagn

air bersih dan rendam dalam air DTT.

Alat – alat dan tempat yang digunakan untuk persalinan sudah

didekontaminasi.

8. Melengkapi partograf dan buku catatan bersalin

Partograf dan buku catatan bersalin sudah dilengakapi.


3.3 Bayi Baru Lahir

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN BAYI BARU LAHIR

TERHADAP BAYI NY.A DI BPM LISNANI ALI S.ST

BANDAR LAMPUNG

3.3.1 PENGKAJIAN (HARI KE – 1)

Tanggal : 18 Maret 2019

Pukul : 20.00 WIB

Oleh : Merza Wahyuni

IDENTITAS BAYI

Nama : Bayi Ny. A

Tanggal lahir : 18 Maret 2019

Pukul : 17.25 WIB

Jenis kelamin : Perempuan

Anak ke :2

IDENTITAS ORANG TUA

Nama ibu : Ny. A Nama suami : Tn. H

Umur : 24 tahun Umur : 26 tahun

Suku : Sunda Suku : Lampung

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SD


Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pegawai Swasta

Alamat : Jl. Kunci Impres Sinar Baru Teluk Betung, Bandar Lampung

SUBJEKTIF (S)

1. Ibu mengatakan sudah melahirkan anak yang kedua berjenis kelamin

Perempuan pada tanggal 18 Maret 2019 pukul 17.25 WIB. Jenis persalinan

yaitu spontan pervaginam.

2. Ibu mengatakan bayi lahir dengan spontan dan menangis kuat

3. Ibu mengatakan bayi lahir dengan kulit kemerahan

4. Ibu mengatakan melakukan IMD selama 1 jam setelah bayi lahir

5. Riwayat persalinan

1) Tempat melahirkan : Di rumah bidan

2) Penolong : Bidan

3) Jenis persalinan : Spontan

4) Komplikasi : Tidak ada

5) P2 A1

Lama persalinan : Kala I : 9 jam 30 menit

Kala II : 0 jam 55 menit

Kala III : 0 jam 5 menit

Kala IV : 2 jam +

Jumlah : 12 jam 30 menit

6) Waktu pecahnya ketuban : 16.30 WIB


7) Keadaan air ketuban : Jernih

8) Jumlah perdarahaan : Kala I :+10 cc

Kala II :+100cc

Kala III :+150cc

Kala IV :+100cc +

Total pendarahan : +360 cc

9) Lilitan tali pusat : Tidak ada


10) Obat-obatan yang diberikan : Oksitosin 1 ampul
11) Bayi jenis kelamin : Perempuan
Berat Badan : 3700
Panjang Badan : 48 cm
Anus : (+)
12) Placenta
a. Lahir : Spontan
b. Panjang tali pusat : ± 50 cm
c. Dimeter : ± 20 cm
d. Tebal : ± 2 cm
e. Berat : ± 500 gram
f. Selaput kotiledon : Lengkap
g. Kelainan : Tidak ada
13) Perineum : ada luka jahitan derajat 2 dan sudah di
heating

OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umum : baik

2. APGAR SCORE
Aspek yang Menit Menit
Nilai : 0 Nilai : 1 Nilai : 2
dinilai 1 2
Tubuh
Appearance Pucat/seluruh merah, Seluruh tubuh
2 2
(Warna kulit) tubuh biru ekstremitas kemerahan
biru
Pulse (Denyut
Tidak ada <100 >100 2 2
jantung)
Ekstremitas
Grimace
Tidak ada sedikit Gerakan aktif 2 2
(Tonus otot)
fleksi
Aktivity Sedikit Langsung
Tidak ada 1 2
(Aktivitas) gerak menangis
Respiration Lemah/tidak
Tidak ada menangis 2 2
(Pernafasan) teratur
Jumlah skor 9 10

3. TTV

Suhu : 36,8oC

Pernafasan : 48 x / menit

4. Antropometri

5. Berat Badan : 3700 gram

Panjang Badan : 48 cm

Lingkar Lengan : 11 cm

Lingkar Dada : 31 cm

Lingkar Kepala : 32 cm

6. Keadaan fisik
a. Kepala

Ubun-ubun besar : Datar

Ubun-ubun kecil : Datar

Molase : Tidak ada

Caput succedenum : Tidak ada

Cepal hematoma : Tidak ada

Sutura : Ada

b. Mata

Bentuk : Simetris kanan dan kiri, tidak strabismus

Sklera : An ikterik (putih)

Konjungtiva : Merah muda

Bulu mata : Ada

Kotoran mata : Tidak ada

Pupil : Normal

c. Hidung

Bentuk : Simetris, normal

Lubang hidung : Ada 2 dan dipisahkan oleh septum nasal

Pernafasan cuping hidung : Tidak ada

Pengeluaran : Tidak ada

d. Mulut

Simetris : Ya,kanan dan kiri

Palatum : Normal, tidak ada palatoscizis

Bibir : Normal,tidak ada labioscizis


e. Telinga

Bentuk : Simetris, normal

Lubang telinga : Ada, bersih

f. Leher

Pergerakan : Kepala bebas bergerak ke kanan dan kiri

g. Dada

Bentuk : Datar

Pergerakan dan rongga dada : Simetris, kanan dan kiri, teratur

Bunyi jantung : Normal berbunyi lup dup

Paru – paru : Normal tidak ada wheezing, ronchi

h. Abdomen

Bentuk : Simetris

Tali pusat : Masih basah

i. Punggung, pinggang, dan bokong

Fleksibilitas pinggang,dan bokong : Baik, dapat bergerak bebas

Tonjolan tulang punggung : Tidak ada

Lipatan bokong : Ada

Anus : ( +) Ada

j. Genitalia

Jenis kelamin : Perempuan

BAK pertama kali : Pukul 20.35 WIB

BAB pertama kali :-

k. Ekstremitas
1) Tangan

Pergerakan : Aktif

Jari tangan : Lengkap kanan dan kiri

2) Kaki

Pergerakan : Aktif

Jari tangan : Lengkap kanan dan kiri

Reflex moro dan menggenggam baik. Refleks babinsky dan refleks

normal baik

l. Kulit

Warna kulit : kemerahan, ada rambut lanugo.

6. Pola nutrisi

Makanan : ASI

Pemberian : Sesuai kebutuhan bayi

7. Pemeriksaan reflek

Refleks rooting : Ada, (mencari puting susu dengan

rangsangan taktil pada pipi dan

daerah mulut)

Refleks sucking : Ada, (isap dan menelah) sudah

terbentuk dengan baik

Refleks morro : Ada, (gerakan memeluk bila

dikagetkan) sudah terbentuk dengan

baik

Refleks grasping : Ada, (menggenggam) sudah baik


ASSASEMENT (A)

Neonatus cukup bulan sesuai dengan masa kehamilan.

PLANNING (P)

1. Memberitahu ibu dan keluarganya hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,

Suhu : 36,8oC

Pernafasan : 48 x / menit

Berat Badan : 3700 gram

Panjang Badan : 48 cm

Lingkar Lengan : 11 cm

Lingkar Dada : 31 cm

Lingkar Kepala : 32 cm

Jenis Kelamin : Laki - laki

Anus :(+)

Ibu dan keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan bayinya dan ia

merasa senang

2. Memberikan bayi pakaian yang kering agar bayi tetap terjaga kehangatan

dan terhindar dari kehilangan panas (hipotermi).

Bayi sudah diberikan pakaian kosong

3. Memenuhi kebutuhan asupan nutrisi bayi dengan memberikan ASI ekslusif

secara demand yaitu bayi mengkonsumsi ASI selama 6 bulan tanpa

makanan pendamping lainnya atau MP-ASI dan bayi diberikan ASI sesuai

dengan kebutuhan bayi.

Ibu mengerti dan akan memberikan ASI ekslusif


4. Memberikan pencegahan infeksi yaitu dengan cara:

1) Memberikan salep mata tetrasiklin agar terhindar dari infeksi mata

2) Memberikan vitamin K1 pada paha kanan bayi dengan dosis 0,5 mg, agar

bayi dapat terhindar dari perdarahan intrakranial karena trauma jalan

lahir

Salep mata dan vit k sudah di berikan kepada bayi

5. Memberikan suntik hepatitis B pada paha kiri bayi setelah 1 jam pemberian

vitamin K1. Imunisasi hepatitis B dilakukan untuk mencegah terjangkitnya

penyakit hepatitis B. Hal ini dikarenakan penyakit hepatitis B merupakan

salah satu penyakit yang mudah menularIbu mengerti dan bayi sudah di

suntikan hepatitis B

6. Menjelaskan pada ibu tanda bahaya bayi baru lahir.

Menjelaskan kepada ibu tanda bahaya bayi baru lahir seperti :

1) Nafas cepat lebih dari 60 x/menit dan terlalu lambat kurang dari

30x/menit.

2) Suhu tubuh bayi tinggi > 38 0C ( fibris ), Suhu tubuh rendah < 36 0C

(hipotermi).

3) Warna kulit abnormal ( kulit membiru sianosisi atau bayi sangat

kuning).

4) Daya hisap lemah, mengantuk berlebihan, dan banyak muntah.

5) Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan darah bercampur nanah juga

berbau busuk.
6) Tidak berkemih selama 24 jam dan pengeluaran tinja lembek, sering,

berwarna hijau tua, terdapat lendir juga darah

Ibu mengatakan sudah mengerti tentang tanda-tanda bahaya pada bayi baru

lahir dan akan segera membawanya ke tenaga kesehatan jika menemukan

tanda-tanda bahaya pada bayinya.

7. Menjelaskan pada ibu agar tetap menjaga kehangatan bayi agar bayi tidak

kedinginan.

Ibu akan melakukan mejaga kehangatan bayi.

8. Mengajari ibu cara perawatan tali pusat pada bayi agar tidak terjadi infeksi

dan tali pusat dapat kering dengan cepat, yaitu:

1) Menganjurkan ibu dan keluarga untuk mencuci tangannya sesudah dan

sebelum membersihkan tali pusat.

2) Membungkus tali pusat dengan kasa steril.

3) Menjaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering.

4) Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci dengan sabun dan air

bersih dan pastikan tali pusat benar–benar kering

Ibu sudah mengerti cara merawat tali pusat.

9. Perawatan bayi sehari – hari seperti : hanya berikan ASI saja kepada bayi

sampai usia 6 bulan. Segera ganti popok bayi setelah BAK atau BAB.

Keringkan bayi segera setelah mandi. Jangan menggunakan bedak pada

daerah lipatan badan bayi untuk mencegah iritasi.

Ibu sudha mengerti


3.3.2 PENGKAJIAN (HARI KE-7)

Tanggal : 25 Maret 2019

Pukul : 11.30 WIB

Oleh : Merza Wahyuni

SUBJEKTIF (S)

1. Ibu mengatakan bayi menyusui dengan kuat

2. Ibu mengatakan ASI yang keluar sudah banyak

3. Ibu mengatakan bayinya BAB 4-5 kali sehari, dan BAK 8-9 kali dalam

sehari

4. Ibu mengatakan pola istirahat bayi pada siang hari bayi tertidur dan pada

malam hari bayi sering terbangun

OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umum : Baik

2. TTV

Nadi : 132 x / menit

R : 40 x / menit

S : 36,5oC

BB : 3900 gram

3. Tali pusat : sudah lepas sejak 24 Maret 2018 dan kering

4. Gerakan : Aktif

5. Daya hisap : Kuat


6. Pemeriksaan fisik

a. Mata : simetris, sclera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis.

b. Mulut : mulut bersih tidak ada stomatitis

c. Abdomen : tidak tampak benjolan abnormal, tali pusat sudah lepas

dan kering

ASSASMENT (A)

Neonatus cukup bulan hari ke-7

PLANNING (P)

1. Memberitahu ibu bahwa kondisi bayinya saat ini baik.

N :132 x/menit R : 20 x/menit

S : 36,5°C BB : 3900 gram

Ibu sudah mengetahui keadaan bayi nya dan ibu merasa senang

2. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya di sinarmatahari tidak

menggunakan baju (dalam keadaan dada telanjang) dan di bolak balik tubuh

nya agar seluruh tubuh terkena sinar matahari pagi selama 15 menit agar

tidak kuning pada pukul 07.00-08.00 wib

Ibu mengerti dan akan melakukan nya

3. Memberitahu ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan

pakaian dan bedong dan setelah mandi di beri minyak bayi agar bayi tetap

hangat.

Ibu sudah mengerti dan akan melakukan nya


4. Mengingatkan kembali ibu untuk tetap memberikan ASI sesering mungkin

secara on demand atau sesuai keinginannya tampa makanan tambahan.

Ibu sudah melakukan dan akan tetap memberikan ASI

5. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda- tanda bahaya pada bayi dan

dianjurkan segera memeriksakan ke tenaga kesehatan. Tanda-tanda bahaya

bayi baru lahir yaitu bayi malas menyusu, bayi kesulitan bernafas, bayi

latergi (bayi teru-menerus tidur tanpa bangun dan menyusu). Warna kulit

sianosis / kebiruan atau bayi sangat kuning, suhu tubuh bayi panas atau

terlalu dingin, bayi tidak BAB selama 3 hari, bayi muntah terus menerus,

dan mata bayi merah / bengkak.

Ibu sudah megerti tentang tanda-tanda bahaya pada bayi


3.3.3 PENGKAJIAN (HARI KE-14)

Tanggal : 1 April 2019

Pukul : 14.15 WIB

Oleh : Merza Wahyuni

SUBJEKTIF (S)

1. Ibu mengatakan sudah menjemur bayi nya

2. Ibu mengatakan pengeluaran ASI nya lancar

3. Ibu mengatakan bayi meminum ASI ± 12 kali sehari

4. Ibu mengatakan bayinya BAB 4-5 kali sehari, dan BAK 8-9 kali dalam sehari

OBYEKTIF (O)

1. Keadaan umum : Baik

2. TTV

Nadi : 135 x / menit

R : 42 x / menit

S : 36,5oC

BB : 4300 gram

3. Tali pusat : sudah lepas sejak 24 Maret 2019 dan kering

4. Gerakan : Aktif

ASSASMENT (A)

Neonatus cukup bulan usia 14 hari


PLANNING (P)

1. Memberitahu ibu bahwa kondisi bayinya dalam keadaan normal

N : 135 x / menit R : 42 x / menit

S : 36,5oC BB : 4300 gram

Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan

2. Mengingatkan ibu untuk tetap memberikan ASI sesering mungkin secara on

demand atau sesuai keinginannya tampa makanan tambahan.

Ibu sudah melakukan dan akan melanjutkan nya

3. Menjelaskan pada ibu pentingnya imunisasi untuk mencegah berbagai

penyakit pada bayinya. Jeni-jenis imunisasi yang wajib didapatkan oleh bayi

yaitu 5 imunisasi dasar lengkap meliputi : BCG pada usia 0-2 bulan, polio

1,2,3 dan 4 pada usia 1,2,3 dan 4 bulan, DPT 1,2, dan 3 pada usia 3,4 dan 5

bulan, dan campak pada usia 9 bulan. Ibu sudah mengerti pentingnya

imunisasi dan akan membawa bayinya untuk imunisasi

4. Menganjurkan pada ibu untuk kunjungan ulang sebulan kemudian pada

tanggal 1 Mei 2018 untuk penimbangan bayi dan imunisasi BCG + Polio 1

agar bayi terhindar dari penyakit TBC (Tuberculosis) dan lumpuh layu.

Ibu sudah mengerti dan akan melakukan kunjungan ulang untuk imunisasi
3.3.4 PENGKAJIAN (HARI KE-40)

Tanggal : 27 April 2019

Pukul : 12.30 WIB

Oleh : Merza Wahyuni

SUBJEKTIF ( S )

1. Ibu mengatakan bayi nya mau menyusu dengan baik dan lancar

2. Ibu mengatakan ASI yang keluar sudah banyak

3. Ibu mengatakan bayi meminum ASI ± 12 kali sehari

4. Ibu mengatakan bayinya BAB 4-5 kali sehari, dan BAK 8-9 kali dalam sehari

5. Ibu mengatakan bayinya telah melakukan imunisasi pada tanggal 01 April

2019 untuk penimbangan bayi dan imunisasi BCG + Polio 1

OBJEKTIF ( O )

1. Keadaan umum : Baik

2. TTV

Nadi : 138 x / menit

R : 40 x / menit

S : 36,8oC

BB : 5600 gram

3. Gerakan : Aktif

ASSASMENT (A)
By. Ny. A usia 40 hari dengan keadaan normal

PLANNING (P)

1. Memberitahu ibu bahwa bayinya dalam keadaan normal

N : 138 x/menit R : 40 x/menit

S : 36,80 C BB : 5600 gram

Ibu sudah mengetahui keadaan bayi nya

2. Mengingatkan kepada ibu untuk tetap memberikan ASI tanpa makanan

tambahan apapun hingga usia bayi 6 bulan.

Ibu mengerti dan akan tetap menyusui bayinya hanya dengan ASI

3. Menganjurkan ibu segera membawa bayinya ke petugas kesehatan apabila

bayinya sakit agar bayi dapat segera di tangani.

Ibu mengerti dan akan membawa bayinya ke petuga kesehatan

4. Memberitahukan ibu untuk membawa bayinya ke posyandu setiap bulan untuk

memeriksakan pertumbuhan, perkembangan dan juga membawa bayinya untuk

imunisasi DPT 1 + Polio II pada tanggal 01 Mei 2019.

Ibu mengerti dan akan membawa bayinya ke posyandu setiap bulan


3.4 Nifas

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA IBU NIFAS

NORMAL TERHADAP NY.A P1A1DI BPM LISNANI ALI S.ST

BANDAR LAMPUNG

3.4.1 PENGKAJIAN (HARI KE-1)

Pada Tanggal : 18 Maret 2019

Pukul : 20.45 WIB

Oleh : Merza Wahyuni

SUBJEKTIF (S)

1. Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas


2. Ibu mengatakan masih merasa lelah
3. Ibu mengatakan sudah bisa menyusui bayinya dengan baik

4. Ibu mengatakan ibu makan-makanan yang diberikan bidan seperti nasi, telur,

sayuran hijau dan buah-buahan untuk menambah tenaga

5. Ibu mengatakan masih keluar darah sedikit saat BAK

6. Ibu mengatakan sudah bisa berjalan perlahan ke kamar mandi di temani

suami

7. Riwayat persalinan

1) Tempat melahirkan : Di rumah bidan

2) Penolong : Bidan

3) Jenis persalinan : Spontan


4) Komplikasi : Tidak ada

5) P2A1

Lama persalinan : Kala I : 9 jam 30 menit

Kala II : 0 jam 55 menit

Kala III : 0 jam 5 menit

Kala IV : 2 jam +

Jumlah : 12 jam 30 menit

6) Waktu pecahnya ketuban : 16.30 WIB

7) Keadaan air ketuban : Jernih

8) Jumlah perdarahaan : Kala I :+10 cc

Kala II :+100cc

Kala III :+150cc

Kala IV :+100cc +

Total pendarahan : +360 cc

9) Lilitan tali pusat : Tidak ada

10) Obat-obatan yang diberikan : Oksitosin 1ampul

11) Bayi jenis kelamin : Perempuan

Berat Badan : 3700

Panjang Badan : 48 cm

Anus : (+)

12) Placenta

h. Lahir : Spontan

i. Panjang tali pusat : ± 50 cm


j. Dimeter : ± 20 cm

k. Tebal : ± 2 cm

l. Berat : ± 500 gram

m. Selaput kotiledon : Lengkap

n. Kelainan : Tidak ada

13) Perineum : ada luka jahitan derajat 2 dan sudah di

heating

OBJEKTIF (O)

1. Keadaan Umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Keadaan Emosional : Stabil

4. Tanda-tanda vital :

TD : 120/80 mmHg

R : 20 x/menit

N : 80 x/menit

T : 37,20C

5. Pemeriksaan Fisik

a. Mata : Tidak ada oedema pada kelopak mata, konjungtiva merah muda

(ananemis) dan sklera putih ( anikterik)

b. Mulut dan Gigi : Bibir simetris, adakelembapan, lidah bersih berwarna

kemerahan. Tidak ada caries gigi dan tidak ada

pembengkakan Pada gusi dan gigi ibu tidak berlubang


c. Payudara : Simetris, putting susu menonjol kanan dan kiri,

hyperpigmentasi aerola, tidak ada rasa nyeri tekan, ASI

lancar

d. Abdomen

a. Bekas luka operasi : Tidak ada

b. Konsistensi Uterus : Keras, bulat

c. TFU : TFU 2 jari dibawah pusat

e. Anogenital

1) Vulva : Tidak ada oedema, tidak ada varises

2) Perineum : Terdapat luka jahitan belum kering

3) Pengeluaran cairan : Warna kemerahan kehitaman

f. Ekstremitas

Atas

Jari tangan lengkap, tidak ada odema pada tangan dan tidak

Bawah

Jari kaki lengkap,tidak ada odema dan tidak ada varises, reflek patella

kiri dan kanan (+)

ASSASMENT (A)

Ny.A P1A1 postpartum hari ke-1

PENATALAKSANAAN (P)

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada ibu agar ibu

mengetahui kondisi kesehatannyasaat ini


TD : 120/80 mmHg R : 20 x/menit

N : 80 x/menit T : 37,20C

Ibu tampak tenang dan senang setelah mengetahui kondisinya dalam keadaan

sehat

2. Menganjurkan ibu untuk memakan makanan yang bergizi seimbang seperti

sayuran – sayuran hijau, buah – buahan, ikan, tempe, daging,air putih, telur,

dan susu untuk membantu mengembalikan kesehatan dan memperbanyak

ASI.

Ibu sudah makan makanan yang bergizi dan melakukannya setiap hari

3. Menjelaskan pada ibu bahwa rasa mulas pada perutnya merupakan faktor

fisiologis karna ada proses involusi atau kembalinya rahim keukuran semula.

Ibu tampak sudah mengerti alasan mulas yang dirasakan ibu adalah faktor

fisiologis dan ibu tampak sudah tak cemas lagi

4. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan genitalianya untuk mencegah

infeksi dan melakukan perawatan luka perineum

1) Saat mandi

Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka

maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang

tertampung pada pembalut, untuk itu maka paerlu dilakukan penggantian

pembalut, demikian pula pada perineum ibu, untuk itu diperlukan

pembersihan perineum.

2) Setelah buang air kecil


Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan besar

terjadi kontaminasi air seni pada rectum akibatnya dapat memicu

pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan

perineum.

3) Setelah buang air besar

Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran

disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus

ke perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses

pembersihan anus dan perineum secara keseluruhan.

Ibu sudah mengerti dan akan menjaga kebersihan alat genitalia

5. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini, untuk memulihkan organ – organ

reproduksinya dengan cara berbaring, setelah duduk, atau berbaring dan

miring kiri kanan, lalu mencoba berjalan- jalan disekitar kamar

Ibu sudah bisa berjalan perlahan ke kamar mandi di temani suami

6. Menjelaskan pada ibu manfaat ASI esklusif selama 6 bulan,

Manfaat untuk bayi nya :

1) ASI merupakan makanan seimbang untuk bayi

2) Meningkatkan daya tahan tubuh bayi

3) Meningkatkan perkembangan tubuh bayi

4) Membantu percernaan

5) Meningkatkan tumbuh kembang bayi

Manfaat untuk ibu ;


1) Mencegah perdarahan

2) Menjarangkan kehamilan

3) Mempercepat involusi uteri

4) Hemat dan murah

5) Ekonomis dan praktis

Ibu sudah mengerti dan akan memberikan asi esklusif

7. Menganjurkan ibu istirahat yang cukup agar tenaga ibu dapat pulih kembali

pasca persalinan.

Ibu mengatakan sudah mengerti dan ibu sudah mau istirahat setelah menyusui

bayinya.

8. Menganjurkan ibu untuk memberi ASI saja kepada banyinya dan

memberikan asi atau menyususi bayi secara on demand

Ibu sudah mengerti dan akan memberikan asi secara on demand kepada bayi

nya

9. Mengajarkan ibu cara menyusui yang baik dan benar agar ibu merasa nyaman

dan bayinya mendapat ASI yang cukup dengan cara :

1) Mulut bayi harus mengenai aerola mamae ketika menyusui

2) Hidung bayi jangan sampai tertutup oleh payudara ibu

3) Badan bayi dan perut ibu bersentuhan

4) Kepala bayi menengadah keatas

Ibu mengerti dan akan melakukan nya

10. Mengobservasi perdarahan ibu

Tidak terdapat pendarahan yang abnormal pada ibu


11. Menganjurkan ibu minum tablet Fe 1 kali sehari selama masa nifas dari

vitamin A dengan dosis 200.000 2 kali setelah melahirkan. Pemberian

pertama setelah melahirkan dan pemberian kedua selang waktu minimal 24

jam, tidak lebih dari 6 minggu setelah melahirkan.

Ibu mengatakan akan meminum tablet Fe selama masa nifas dan vitamin

12. Menjekaskan pada ibu tanda-tanda bahaya nifas

1) Perdarahan hebat/peningkatan perdarahan secara tiba-tiba (memerlukan

pergantian pembalut 2 x dalam setengah hari)

2) Pengeluaran cairan pervaginam dengan bau busuk

3) Rasa nyeri yang hebat diperut bagian bawah atau punggung

4) Sakit kepala yang terus menerus, nyeri ulu hati dan pengelihatan kabur

5) Pembengkakan pada wajah dan tangan

6) Demam, muntah, rasa sakit pada saat BAK

7) Payudara yang memerah, panas atau sakit

8) Merasa sakit, sedih atau tidak mau mengasuh bayinya

9) Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah

Ibu telah mengerti tentang tanda-tanda bahaya masa nifas dan ibu

mengatakan akan segera ketenaga kesehatan apabila terjadi tanda-tanda

bahaya seperti diatas

13. Menjelaskan pada ibu merawat bayi sehari-hari dengan cara :

1) Mengganti pakaian bayi setiap terasa lembab dan kotor dikarenakan BAB /

BAK

2) Memandikan bayi dengan air hangat


3) Melakukan perawatan tali dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah

membersihkan tali pusat, membungkus tali pusat dengan kasa steril, serta

menjaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering

4) Menjemur bayinya pada pagi hari selama ± 30 menit pada pukul 07.00 –

08.00 WIB dengan cara membuka baju bayi, tutupi kemaluan bayi,

kemudian dengan posisi terlentang jemur badan bayi selama ± 30 menit.

Ibu sudah mengerti cara perawatan bayi sehari – hari dan akan melakukannya

dirumah

14. Menganjurkan ibu melakukan kunjungan ulang seminggu lagi atau apabila

ada keluhan. Dengan melakukan kunjungan ulang dapat memantau kesehatan

ibu dan bayinya.

Ibu mengatakan akan melakukan kunjungan ulang satu minggu lagi atau

apabila ada keluhan


3.4.2 PENGKAJIAN (HARI KE-7)

Tanggal : 25 Maret 2019

Jam : 11.30 WIB

Oleh : Merza Wahyuni

SUBJEKTIF (S)

1. Ibu mengatakan sudah bisa berjalan dan merawat bayinya sehari-hari

2. Ibu mengatakan tidak ada kesulitan dalam memberikan ASI kepada bayinya

3. Ibu mengatakan payudara kanan nya terasa nyeri

4. Ibu mengatakan meminum tablet Fe dan vitamin yang diberikan oleh bidan

5. Ibu mengatakan makan-makanan yang berprotein tinggi, sayur-sayuran hijau dan

buah-buahan

6. Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari, BAK 5-6 kali sehari

OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umun : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda-tanda vital :

TD :120/80 mmHg R : 22 x/menit

N : 82x/menit T : 36,3°C
4. Pemeriksaan fisik

a. Mata

1) Konjungtiva : Merah muda (an anemis)

2) Sklera : Putih ( an ikterik)

3) Odema : Tidak ada

b. Payudara

1) Simetris : Tidak, payudara sebelah kanan lebih besar

(bengkak)

2) Puting Susu : Menonjol dan tidak lecet

3) Pengeluaran : Ya, ada pengeluaran air susu kiri lancar, namun

sebelah kanan tidak

4) Hyperpigmentasi : Ya, pada aerola mammae

5) Payudara sebelah kanan jika di tekan terasa nyeri

c. Abdomen

1) TFU : Pertengahan pusat simpisis

2) Odema : Tidak ada

3) Bekas luka operasi : Tidak ada

d. Anogenital

1) Vulva : Tidak ada oedema dan varises

2) Perineum : terdapat luka jahitan tetapi sudah kering

3) Pengeluaran pervaginam : Lochea sanguilenta

e. Ekstremitas

1) Ekstremitas Atas
a) Oedema : Tidak ada

2) Ekstremits Bawah

a) Oedema : Tidak ada

b) Varises : Tidak ada

c) Reflek patella : (+) kanan dan kiri

ASSASMENT (A)

Ny.A P1A1 postpartum hari ke-7

PLANNING (P)

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa secara keseluruhan ibu dalam

keadaan normal

TD :120/80 mmHg R : 22 x / menit

N : 82x/ menitT : 36,3°C

Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya

2. Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya secara bergantian yaitu jika bayi

disusukan pada payudara sebelah kanan maka selanjutnya susui pada payudara

sebelah kiri begitupula selanjutnya.

Ibu menegrti dan akan menyusui bayinya secara bergantian

3. Memberikan KIE gizi ibu menyusui

1) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari

2) Makan dengan diet berimang untuk mendapatkan protein, mineral dan

vitamin yang cukup


3) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap

kali menyusui)

4) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40

hari pasca bersalin

5) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A

kepada bayinya melalui ASInya

Ibu mengerti dan akan melakukannya

4. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti

nasi, sayur, lauk pauk, buah-buahan. Serta minum air putih minimal 12 gelas

perhari

Ibu sudah mengkonsumsi makanan bergizi

5. Menjelaskan pada ibu untuk sering menyusui bayinya sesering mungkin tanpa

terjadwal

Ibu mau menyusui bayinya

6. Mengingatkan ibu untuk tetap memberi ASI saja kepada bayinya secara on

demand.

Ibu sudah mengerti dan akan tetap memberikan asi kepada bayi nya.

7. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI ekslusif pada bayinya selama 6 bulan

tanpa MP-ASI

Ibu mengerti dan akan memberikan ASI ekslusif

8. Mengingatkan ibu dan keluarga agar segera menghubungi bidan apabila

mengenali tanda-tanda bahaya pada ibu seperti: perdarahan pervaginam, lochea

berbau, penglihatan kunang-kunang dan demam.


Ibu mengerti dan akan melakukan nya

3.4.3 PENGKAJIAN (HARI KE-14)

Tanggal : 1 April 2019

Pukul : 14.15 WIB

Oleh : Merza Wahyuni

SUBJEKTIF (S)

1. Ibu mengatakan ASInya banyak, masih memberikan bayinya ASI saja tanpa

makanan pendamping

2. Ibu mengatakan tetap menjaga makan-makanan yang bergizi seimbang

3. Ibu mengatakan sudah menyusui secara bergantian

OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umun : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda tanda vital

TD : 120/70 mmHg R : 22 x / meenit

N : 80 x / menit S : 36,70C
4. Pemeriksaan Fisik

a. Payudara

1) Simetris : Ya, kanan dan kiri

2) Puting Susu : Menonjol dan tidak oedema

3) Hiperpigmentasi : Ya, pada aerola mammae

4) ASI : Lancar

b. Abdomen

1) TFU : Tidak teraba di atas simpisis

2) Luka bekas operasi : Tidak ada

c. Anogenital

1) Vulva : Tidak ada oedema dan varises

2) Perineum : Luka jahitan sudah kering

3) Pengeluaran pervaginam : Lochea serosa

d. Ekstremitas

1) Ekstremitas Atas

a) Oedema : Tidak ada

2) Ekstremits Bawah

a) Oedema : Tidak ada

b) Varises : Tidak ada

c) Reflek patella : (+) kanan dan kiri

ASSASMENT (A)

Ny.A P1A1 postpartum hari ke-14


PENATALAKSANAAN (P)

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa secara keseluruhan ibu

dalam keadaan baik

TD : 120/70 mmHg R : 22 x / meenit

N : 80 x / menit S : 36,70C

Ibu sudah mengetahui keadaannya

2. Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga pola makan dan ibu ikut beristirahat

juga saat bayinya sedang tidur .

Ibu mengeti dan akan melakukan nya

3. Memastikan bahwa fase Letting Go berjalan dengan baik dan memotivasi serta

mempertahankan ibu untuk tetap menjaga dan merawat bayinya dengan baik

Ibu sudah merawat bayinya dengan baik

4. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makan-makanan yang bergizi

dan seimbang

Ibu sudah mengkonsumsi makan-makanan bergizi dan seimbang

5. Mengingatkan ibu untuk tetap menyusui bayinya sesering mungkin tanpa

terjadwal dan menganjurkan ibu untuk memberikan ASI ekslusif selama 6

bulan tanpa MP-ASI

Ibu mengerti dan akan memberikan ASI ekslusif pada bayinya

6. Menganjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup pada malam dan siang hari

saat bayi tidur

Ibu sudah beristirahat dengan cukup


7. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke posyandu atau petugas

puskesmas setelah usia 1 bulan untuk imunisasi dasar

Ibu akan membawa bayinya ke posyandu untuk imunisasi dasar

8. Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan perawatan daerah vagina dengan

cara menjaga kebersihan dan kelembapan di daerah vagina seperti rajin

megganti pakaian dalam sehabis mandi atau bila terasa lembabIbu sudah

melakukan perawatan daerah vagina

9. Menjelaskan pada ibu tentang jenis-jenis alat kontrasepsi yaitu ada 2 jenis yaitu

hormonal seperti KB suntik, pil, dan implan (AKBK) dan non hormonal seperti

kontrasepsi mantap (MOW/MOP) dan IUD (AKDR), selain itu juga ada

metode amenorhea laktasi (MAL) yang cocok untuk ibu menyusui atau metode

sederhana seperti kondom dan sangga terputus

Ibu mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan dan akan memilih KB

suntik

10. Menjelaskan tujuan ber-KB yaitu untuk menunda kesuburan, dapat

menjarangkan kehamilan. Ber-KB juga dapat meningkatkan kesehatan fisik,

mental dan emosi setiap anggota keluarga terutama ibu

Ibu mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan


3.4.4 PENGKAJIAN (HARI KE-40)

Tanggal : 27 April 2019

Pukul : 12.30 WIB

Oleh : Merza Wahyuni

SUBJEKTIF (S)

1. Ibu mengatakan sudah bisa menyusui bayinya dengan baik dan sudah mampu

merawat bayinya sendiri

OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umun : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda-tanda vital

TD :110/80 mmHg R : 22 x/menit

N : 82x/menit T : 36,7°C

4. Pemeriksaan Fisik

a. Payudara

1) Simetris : Ya, kanan dan kiri

2) Puting Susu : Menonjol dan tidak oedema

3) Hiperpigmentasi : Ya, pada aerola mammae

4) ASI : Lancar

b. Abdomen
1) TFU : Tidak teraba lagi

2) Luka bekas operasi : Tidak ada

c. Anogenital

1) NVulva : Tidak ada oedema dan varises

2) Perineum : Luka jahitan sudah kering

3) Pengeluaran pervaginam : Lochea alba

d. Ekstremitas

1) Ekstremitas Atas

a) Oedema : Tidak ada

2) Ekstremitas Bawah

a) Oedema : Tidak ada

b) Varises : Tidak ada

c) Reflek patella : (+) kanan dan kiri

ASSASMENT (A)

Ny.A P1A1 postpartum hari ke-40

PLANNING (P)

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu tentang kondisi dan keadaannya

TD :110/80 mmHg R : 22 x / menit

N : 82x/menit T : 36,7°C

Ibu sudah mengetahui kondisi dan keadaannya sekarang ini

2. Menanyakan pada ibu akan menggunakan KB apa yang akan di gunakan


Ibu mengatakan akan menggunakan KB suntik 3 bulan

3. Mengingatkan ibu untuk tetap memberi ASI saja kepada banyinya tanpa batas

waktu, memberikan asi atau menyususi bayi nya per 3 jam sekali.

Ibu sudah mengeti dan akan memberikan asi per 3 jam kepada bayi nya.

4. Mengingatkan ibu untuk tetap menyusui bayinya sesering mungkin tanpa

terjadwal dan menganjurkan ibu untuk memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan

tanpa MP-ASI

Ibu mengerti dan akan memberikan ASI ekslusif pada bayinya

5. Menjelaskan kepada ibu bahwa ibu tidak mengalami tanda-tanda infeksi pada

masa nifas Ibu sangat senang mendengarnya

6. Menganjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup pada malam dan siang hari saat

bayi tidur

Ibu sudah beristirahat dengan cukup


3.5 Keluarga Berencana (KB)

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA AKSEPTOR KB

TERHADAP NY.A DI BPM LISNANI ALI S.ST

BANDAR LAMPUNG

Pengkajian

Pada Tanggal : 27 April 2019

Waktu : 13.00 WIB

Oleh : Merza Wahyuni

IDENTITAS

Nama ibu : Ny. A Nama suami : Tn. R

Umur : 24 tahun Umur : 26 tahun

Suku : Sunda Suku : Lampung

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : S1

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl.Kunci Impress Sinar Baru Teluk Betung, Bandar Lampung

SUBJEKTIF (S)

1. Ibu mengatakan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan

2. Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular dan menurun

seperti jantung, hipertensi, DM, Asma, Hepatitis, dan TBC.


OBJEKIF (O)

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV

TD :110/80 mmHg R : 22 x / menit

N : 82 x / menit T : 36,7°C

4. Tinggi Badan : 160 cm

5. BB sekarang : 56 kg

6. BB sebelum KB : 59 kg

7. Pemeriksaan Fisik

a. Mata

Simetris, tidak nyeri tekan, konjungtiva merah muda, skelera putih

b. Dada

Simetris antara kanan dan kiri, paru-paru tidak ada wheezing dan ronchi,

jantung normal (lup-dup)

c. Payudara

Simetris antara kanan dan kiri, aerola mamae hyperpigmentasi, putting

susu menonjol, bersih, tidak ada benjolan, pengeluaran ASI kanan dan kiri

d. Abdomen

Tidak ada luka bekas operasi

e. Genetalia

Tidak ada keputihan, tidak ada hemoroid


f. Ekstremitas

Ekstremitas atas : Tidak ada oedema

Ekstremitas bawah : Tidak ada oedema, tidak ada varises, reflek patella

(+) kanan dan kiri

ASSASMENT (A)

Ny.A akseptor KB suntik 3 bulan

PLANNING (P)

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu

TD :110/80 mmHg R : 22 x / menit

N : 82 x / menit T : 36,7°C

Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan

2. Menjelaskan keuntungan dan efek samping peenggunaan KB suntik

Keuntungan

1. Sangat efektif

2. Pencegah kehamilan jangka panjang

3. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

4. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI

Kerugian

1. Gangguan siklus haid, tidak teratur atau perdarahan bercak

2. Permasalahan berat badan

3. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian


4. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada

vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, jerawat

Ibu sudah mengerti keuntungan dan efek samping KB suntik 3 bulan

3. Menjelaskan kepada ibu tentang cara kerja obat kontrasepsi hormonal

1. Menghalangi ovulasi (masa subur)

2. Mengubah lendir serviks (vagina menjadi kental)

3. Mengubah sperma dan menimbulkan perubahan pada rahim

4. Mencegah terjadinya pertemuan sel telur dan sperma

5. Mengubah kecepatan transportasi sel telur

Ibu sudah mengerti tentang cara kerja obat kontrasepsi hormonal

4. Melakukan injeksi merk dagang Gestin 150mg/ml pada daerah bokong secara

IM pada 1/3 SIAS os kogsigis

Ibu sudah di suntikkan

5. Memberitahu ibu tentang jadwal penyuntikkan berikutnya yaitu tanggal 19

Juli 2019

Ibu sudah tau jadwal suntik berikutnya

6. Menganjurkan ibu untuk memeriksa dirinya jika terjadi kelainan atau efek

samping yang hebat

Ibu sudah mengerti dan akan memeriksakan dirinya ke tenaga kesehatan jika

terjadi efek samping


BAB 4

PEMBAHASAN

Dalam studi kasus ini penulis akan membahas tentang Asuhan Kebidanan

Berkelanjutan dimulai dari Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir, dan

Keluarga Berencana. Pada Ny. A umur 24 tahun G2P0A1 yang dilakukan di mulai

tanggal 18 Februari 2019 – 25 Mei 2019 di BPM Lisnani Ali S.ST. menggunakan

pendokumentasian SOAP dengan pola piker Varney.

Pada bab ini yang berisi mengenai pembahasan kasus yang diambil, penulis akan

membahas dengan membandingkan antara teori dengan praktik dilapangan. Untuk

lebih sistematis maka penulis membuat pembahasan dengan mengacu pada

pendekatan Asuhan Kebidanan, menyimpulkan data, menganalisa data dan

melakukan penatalaksanaan asuhan sesuai dengan Asuhan Kebidanan.

4.1 Kehamilan

Pada pengkajian penulis memperoleh data dari data subyektif dan data

obyektif.Data Subjektif diperoleh dari hasil wawancara dengan pasien,

sedangkan Data Objektif diperoleh dari hasil pemeriksaan pasien secara

menyeluruh.Berdasarkan data subyektif yang diperoleh dari Ny. A yaitu

Ibu mengatakan datang ke BPM untuk memeriksakan kehamilan nya

sebanyak 2 kali.
Dari hasil pengkajian yang penulis lakukan pada kunjungan pertama

tanggal 18 Februari 2019, penulis mendapatkan data subjektif Ny. A

datang ke BPM LINANI ALI S.STdengan usia kehamilan 36 minggu 2

hari, mengatakan tidak ada keluhan untuk kehamilannya dan ingin

memeriksakan kehamilan untuk mengetahui keadaan nya dan janin nya

dan ibu mengatakan jarang meminum tablet Fe dan sering kebangun di

malam hari untuk buang air kecil. Ny. A mengatakan makan 3 x sehari

dengan teratur dan gizi seimbang. Data objektif di dapatkan dari

pemeriksaan umum, ttv dalam batas normal, TD 120/80mmHg, BB:63 kg ,

lila : 26 cm dalam batas normal, dari pemeriksaan fisik head to toe dan

semua normal kecuali pada pemeriksaan pada konjungtiva ibu terlihat

agak pucat/ anemis. Dan hasil laboratorium di dapatkan Hb Ny. A yaitu

8,2 gr% tergolong dalam anemia sedang dan kadar glukosa dan protein

urin Ny. A negatif.

Pada pemeriksaan laboratorium di dapatkan Hb Ny. A yaitu 8,2 gr%

tergolong dalam anemia sedang . Penulis memberikan asuhan kepada klien

berupa anjuran mengonsumsi tablet Fe secara teratur agar ibu tidak anemia

dan mengonsumsinya bersamaan dengan vitamin C atau air jeruk agar

mempercepat penyerapan obat dalam tubuh, serta mengonsumsi makanan

yang mengandung zat besi seperti daging, hati, ikan, kacang merah, bayam

merah, tomat dan kentang dan mengurangi minum di malam hari agar ibu

tidak kebangun untuk BAK dan tidak mengganggu waktu istirahat di


malam hari ibu . Menurut teori yang ada, jumlah kadar hemoglobin normal

pada ibu hamil 11 gr% , 9-10 gr% anemia ringan, 7-8 gr% anemia sedang,

<7 gr% anemia berat. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu

hamil mengalami anemia, maka dikakukan pemberian tablet Fe sebanyak

90 tablet pada ibu-ibu hamil (Manuaba, 2010). Tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktek.

Pada pemeriksaan kedua yaitu tanggal 25 Februari 2019 Ny.A mengatakan

tidak ada keluhan pada kehamilannya dan pada saat pemeriksaan

didapatkan keadaan umum baik, tanda-tanda vital normal,keadaan janin

baik dan pemeriksaan fisik normal dan tidak dilakukan pemeriksaan

laboratorium. Ibu sudah rutin mengonsumsi tablet Fe dan jika ibu tetap

mual ibu akan mengonsumsi makan-makanan yang mengandung zat besi

seperti yang sudah di jelaskan di kunjungan pertama. Dan minum 8-9 gelas

air sehari.

4.2 Persalinan

Ny. A usia 24 tahun datang ke BPM Lisnani Ali pukul 09.00 WIB, dengan

keluhan perut mulas dan nyeri pada pinggang yang menjalar keperut bagian

bawah masih jarang sejak pukul 18 Maret 2018 pukul 03.00WIB. Setelah

dianamnesa dan dilakukan pemeriksaan diperoleh hasil TD : 130/90mmHg,R:

20x/menit, N: 80x/menit, T: 37 0C. pada pemeriksaan abdomen TFU 3 jari di

bawah PX, pukul 06.25 WIB di lakukan pemeriksaan dalam didapat kan hasil
dinding vagina tidak ada pembesaran sistokel dan rektokel, porsio lunak

tebal, pendataran 30%, pembukaan 3 cm, ketuban (+) , presentasi kepala,

petunjuk UUK, hodge II, DJJ : 138 x / menit. Karna pembukaan masih 3 cm

Ny. F diberitahu dan menjelaskan kepada keluarga untuk pulang terlebih

dahulu dan jika keadaan Ny. F pada saat di rumah merasakan kontraksi

semakin kuat dan sering, merasa adanya dorongan ingin meneran bersamaan

dengan terjaidnya kontraksi, adanya dorongan seperti ingin BAB, keluarnya

air-air berupa air ketuban maka segera datang ke tempat bersalin.

Pada pukul 06.20 WIB Ny. F datang kembali mengatakan mules semakin

sering dan sakit pada pinggang yang menjalar sampai keperut dan keluar

lendir bercampur darah sejak pukul 03.15 WIB. Keadaan ini sesuai dengan

tanda-tanda persalinan menurut Sulistyawati, Ari (2010) yang mengatakan

salah satu tanda terjadinya HIS persalinan adalah pinggang terasa sakit

menjalar kedepan dan adanya pengerluran lendir dan darah.

Pemeriksaan dalam pukul 06.25 WIB hasilnya dinding vagina tidak ada

sistokel dan rektokel, arah portio sejajar jalan lahir, konsistensi lunak dan

tipis, pendataran 60 %, pembukaan 6 cm, selaput ketuban utuh, presentasi

kepala, posisis UUK kiri depan, penurunan hodge III.

Kala I persalinan Ny. F berlangsung selama 7 jam 12 menit, dihitung dari

pemeriksaan dalam yang pertama yaitu pembukaan 3 sampai pembukaan


lengkap. Dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktik, hal

ini normal karena dipantau melalui partograf dan tidak melewati batas

waspada.Dukungan dari suami dan keluarga sudah diberikan, faktor

pendukung dalam proses persalinan yaitu dengan adanya power, passenger,

dan passage tiga faktor ini sangat mendukung jalannya persalinan.

Kala II pada Ny. F berlangsung 20 menit dari pembukaan lengkap pukul

09.30 WIB dan bayi lahir spontan pukul 09.50 WIB. Menurut teori, kala II

berlangsung selama 1 jam pada primi dan ½ jam pada multi. Dalam hal ini

tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktik. Setelah dilakukan

pemotongan tali pusat bayi diletakkan di dada ibu dengan posisi tengkurap

untuk IMD. Pada bayi Ny. F dilakukan IMD selama 1 jam hal ini tidak terjadi

kesenjangan teori dan praktek IMD dilakukan selama 1 jam setelah bayi lahir.

(JNPK-KR, 2014)

Dilakukan manajemen aktif kala III yaitu pemberian oksitosin 10 IU secara

IM, melakukan peregangan tali pusat terkendali dan massase fundus uteri.

Pada Ny. F plasenta lahir pukul 10.10 WIB menit berlangsung selama 10

menit setelah bayi lahir. Hal ini normal terjadi karena plasenta lahir 5-30

menit setelah bayi lahir dengan demikian selama kala III tidak ada penyulit

dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. (JNPK-KR, 2014)
Kala IV pada Ny. F terdapat laserasi jalan lahir derajat 2 dan telah dilakukan

hecting secara jelujur. TFU 2 jari dibawah pusat, pengeluaran lochea rubra,

kandung kemih kosong. Pemantauan post partum dilakukan selama 2 jam

post partum yaitu untuk memantau perdarahan, TTV, kontraksi, TFU, dan

kandung kemih pemantauan dilakukan 15 menit dalam 1 jam pertama dan 30

menit sekali pada 1 jam berikutnya. Dari hasil observasi kala IV tidak

terdapat komplikasi dan ridak ada kesenjangan teori dengan praktek. (JNPK-

KR, 2014)

Observasi kala IV pada Ny. F yaitu TTV batas normal, tinggi fundus uteri

setelah plasenta lahir 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, uterus keras,

kandung kemih kosong, lochea rubra, pengeluaran darah selama proses

persalinan yaitu pada kala I ± 10 cc, kala II ± 100 cc, kala III ± 150 cc, kala

IV ± 100 cc, jumlah pengeluaran darah yang dialami yaitu ± 360cc. Teori

mengatakan pengeluaran darah darah normal ± 500 cc dan bila pengeluaran

darah ≥ 500 cc yaitu pengeluaran darah abnormal. (Prawirohardjo, 2009).

Pengeluaran darah pada kasus Ny. F masih dalam batas normal dan tidak ada

kesenjangan dengan teori. Persalinan pada Ny D kala I, kala II, kala III, dan

kala IV tidak ada komplikasi.

4.3 Bayi Baru Lahir

Bayi Ny. F lahir cukup bulan dengan usia kehamilan 39 minggu, lahir spontan

pukul 09.50 WIB tidak ditemukan adanya masalah, bayi menangis spontan,
kuat, tonus otot positif (+) warna kulit kemerahan, jenis kelamin laki-laki,

Pada 1 jam setelah IMD bayi diberikan salep mata, disuntikan vit.K 1 mg/0,5

cc pada paha kiri. Dilakukan pengukuran antropometri dan didapatkan hasil

BB : 2900 gram menurut Vivian, LD : 32 cm, R: 48 x / menit, PB : 46 cm,

LILA: 11,5 cm, S: 36,8ºC, LK : 32,5 cm, dilakukan pemeriksaan fisik bayi

baru lahir dan didapatkan hasil normal dan tidak ada kelainan atau cacat

bawaan. Setelah 1 jam dari menyuntik Vit. K, bayi disuntikkan imunisasi HB0

pada paha kanan bayi secara IM.

Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. Dalam teori, bayi

dilakukan IMD dan kontak kulit dengan kulit ibunya segera setelah lahir

paling sedikit 1 jam, kemudian pemberian salep mata, disuntikan vitamin K

dan dilakukan pemeriksaan fisik atau penimbangan bayi lalu bayi di imunisasi

HB0 segera 1 jam setelah pemberian Imunisasi Vit K. (JNPK-KR, 2014).

6. Kunjungan II,7 Ny. F memberikan ASI ekslusif dna tidak ditemukan tanda-

tanda bahaya pada bayi Ny. J, tali pusat telah puput dihari ke 6 yaitu pada

tanggal 16 Maret 2018. Kunjungan III, 2 minggu hasil pemantauan keadaan

bayi dalam keadaan normal, bayi menyusu ASI sesuai dengan kebutuhan, tidak

terjadi kesenjangan dengan teori. Kunjungan IV, hari ke 40 hasil pemantauan

bayi Ny.F dalam keadaan normal berat badan bertambah menjadi 5100 gram.

Dan Ny. F mengatakan bayinya telah melakukan imunisasi pada tanggal 09

April 2018 untuk penimbangan bayi dan imunisasi BCG + Polio 1. Bayi
menyusu ASI sesuai dengan kebutuhan,Ny. F akan rutin datang kepelayanan

kesehatan ibu dan anak untuk melakukan penimbangan, pengisian KMS, dan

pemberian imunisasi kembali yaitu DPT 1 + Polio II pada tanggal 07 Mei

2018.

4.4 Nifas

Pada pengkajian masa nifas Ny. F dipeoleh hasil pemeriksaan yang normal.

Keadaaan umum baik dan tanda – tanda vital dalam batas normal. Kontraksi

uterus baik dan involusi uterus baik. TFU 2 jari dibawah pusat setelah 2 jam

pasca persalinan. Berdasarkan anamnesa didapatkan hasil bahwa ibu masih

merasa mulas. Hal ini bersifat fisiologis karena pada saat dimulai setelah

kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti

keadaan sebelum hamil (Sulistyawati, 2014). Tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktek.

Ny. F diberikan terapi obat oral yaitu tablet Fe 1x1 sehari, Amoxicilin 500mg

3x1 dan Vit A 200.000 unit sebanyak 2 kapsul.Minum kapsul vitamin A

(200.000 unit) sebanyak 2 kali yaitu 1 jam setelah melahirkan dan 24 jam

setelahnya agar dapat memberikan vitamin A kepada ibu dan bayinya melalui

ASI (Dewi, 2012). Tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek.

Kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir,

dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang


terjadi, kunjungan nifas pada Ny. F dilakukan kunjungan 6 jam, 7 hari, 14

hari, dan 40 hari.

Kunjungan pertama, 6 jam post partum pada Ny. F tinggi fundus uteri 2 jari

dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, pengeluaran

lochea rubra, semua hasil pemantauan tidak ada kelainan tidak ada

perdarahan, menurut teori bahwa tinggi fundus uteri pada 6 jam post partum

adalah 2 jari dibawah pusat dan terjadi pengeluaran lochea rubra selama 2 hari

pasca persalinan. Hal ini tidak terjadi kesenjangan dengan teori.

Kunjungan kedua, 7 hari postpartum adalah menilai tidak adanya tanda-tanda

demam, infeksi atau atau perdarahan abnormal, memastikan ibu mendapatkan

cukup makanan, cairan dan istrahat, memastikan ibu menyusui dengan baik.

Hasil pemeriksaan pada Ny. F adalah tinggi fundus uteri pertengahan antara

pusat dan sympisis, kontraksi uterus baik, pengeluaran lochea sanguinolenta

yaitu berwarna merah kuning.

Ny.F mengatakan pada saat menyusui bayinya terasa nyeri dan bengkak pada

payudaranya. Pada saat dilakukan pemeriksaan di dapatkan TTV ibu normal,

namun pada pemerikasaan fisik payudara kanan ibu terlihat bengkak jika di

tekan terasa nyeri.


Pembendungan air susu apabila bayi belum menyusu dengan baik atau

kemudian apabila kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna,

terjadi pembendungan air susu. Payudara keras dan nyeri pada perabaan serta

suhu badan tidak naik. Putting susu mendatar dan ini dapat menyulitkan bayi

untuk menyusu (Sulistiyawati, 2009). Pembendungan air susu terjadi

dikarenakan penyempitan duktus laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak di

kosongkan dengan sempurna atau karena kelain pada putting susu (Sofian,

2011). Pada pemeriksaan ini didapatkan kesenjangan antara teori dan praktek.

Pada pemeriksaan fiisk di dapatkan Ny. F mengalami bendungan air susu.

Penulis memebrikan asuhan kepada klien berupa anjuran berikan terapi

analgetik, kosongkan payudara, memakai BH untuk menyokong payudara,

sebelum menyusukan pijatan dulu atau dipompa sehingga sumbatan hilang.

Bila perlu berikan stilboestrol tablet 3 kali sehari selama 2-3 hari untuk

mengurangi pembendungan sementara (Sulistyawati, 2009). Tidak ada

kesenjangan antara terori dan praktek.

Kunjungan ketiga, 14 hari post partum pada tanggal 24 Maret 2018 Ny. F

megatakan keluhan bendungan air susu sudah tidak lagi dirasakan dan pada

saat pemeriksaandidapatkan tidak adanya tanda-tanda demam, infeksi atau

perdarahan abnormal memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan

dan istrahat, memastikan ibu menyusui dengan baik. Hasil pemeriksaan Ny. F

adalah tinggi fundus uteri pada 14 hari post partum sudah tidak teraba lagi dan
pengeluaran lochea alba berwarna putih. Keadaan ini normal sesuai dengan

teori menurut Dewi (2012) yaitu Locea alba berbentuk cairan putih pada 2

minggu setelah persalinan. Tidak ada pantangan dalam makanan, dan ibu

istirahat yang cukup, pemberian ASI lancar, ibu menyusui bayinya dengan

baik, Dari hasil pemantauan tidak ada kesenjangan antara teori.

Kunjungan keempat, 40 hari post partum di lakukan pemeriksaan dengan hasil

pemeriksaan pada Ny. F adalah tinggi fundus sudah tidak teraba lagi dan tidak

ada pengeluaran lochea.Dari hasil pemantauan tidak ada kesenjangan antara

teori.Selama masa nifas Ny. Fdidapatkan kesenjangan yaitu pembendungan air

susu dan telah di berikan asuhan.

4.5 Keluarga Berencana

Dari hasil anamnesa pada ibu pada tanggal 19 April 2018, Ny. F mengatakan

telah sepakat dengan suaminya untuk menjarangkan kehamilannya dalam

pendek dengan menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan. Penulis

menjelaskan kepada Ny. F tentang kerugian, keuntungan, dan cara kerja dari

suntik 3 bulan.

Dari hasil pemeriksaan fisik yang didapat Ny. F dalam batas normal.Ny. F

tidak sedang menderita penyakit IMS, tidak mempunyai TBC pelvik, kanker.

Hal ini sesuai dengan teori yang ada dalam buku BKKBN 2013 bahwa yang
tidak boleh memakai suntik yaitu seseorang yang sedang hamil, yang sedang

menderita kanker.

Menurut teori Keuntungan Kontrasepsi Suntik Progestin,Sangat

efektif,Pencegahan kehamilan jangka panjang ,Tidak berpengaruh pada

hubungan suami istri, Tidak mengandung estrogren, Tidak memiliki pengaruh

terhadap ASI, Sedikit efek samping ,dapat digunakan oleh perempuan usia >

35 tahun sampai perimenopouse. Keterbatasan Kontrasepsi Suntik Progestin

Sering ditemukan gangguan haid seperti: siklus haid yang memendek atau

memanjang , perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur

atau perdarahan bercak (spotting), Klien sangat bergantung pada tempat

pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntikan), Tidak dapat dihentikan

sewaktu – waktu sebelum suntikan berikutnya, Permasalahan berat badan

merupakan efek samping tersering ,Terlambatnya kembali kesuburan setelah

penghentian pemakaian, Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan

kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi ( jarang ), sakit

kepala, jerawat ( Saifudin, 2009). Tidak ada kesenjangan dari teori dan

praktek.
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan secara berkelanjutan pada

kehamilan, persalinan,bayi baru lahir, nifas, dan KB terhadap Ny.F di BPM

Rosbiatul, S.ST.,M.Kes dimulai dari bulan Februari sampai April 2018,

maka penulis mengambil kesimpulan:

5.1.1 Penulis telah mampu melaksanakan pengkajian data subjektif dan pbjektif

Ny. F yang pada saat kehamilan didapati Hb 10,6 gr%, persalinan tidak ada

kendala, nifas didapati pembendungan air susu, BBL dan KB tidak ada

kendala yang berat.

5.1.2 Penulis telah mampu menegakkan diagnose masalah dan kebutuhan pada

Ny. F G3P2A1 dengan masalah anemia ringan, persalinan normal, nifas

dengan pembendungan air susu, BBL normaldan KB suntik 3 bulan. Tidak

terdapat masalah dalam merumuskan diagnosa masalah asuhan kehamilan,

persalinan, nifas, BBL dan KB

5.1.3 Penulistelahmampumerencanakanasuhankebidanansecarakontinyudanberkes

inambungan (continuity of care) padaNy. F dalammasakehamilan,

persalinan, nifas, BBL, dan KB denganbaik


5.1.4 Penulistelahmampumelaksanakanasuhankebidanansecarakontinyudanberkes

inmbungan (continuity of care) padaNy. F dalammasakehamilan, persalinan,

nifas, BBL, dan KB denganbaik

5.1.5 Penulistelahmampumelakukanevaluasiasuhankebidanan yang

telahdilaksanakanpadaNy. F dalammasakehamilan,persalinan, nifas, BBL,

dan KBdanklienmerespondenganbaikasuhan yang diberikan

5.1.6 Penulistelahmampumendokumentasikanasuhankebidanan yang

telahdilaksanakanpadaNy. F dalammasakehamilan, persalinan, nifas, BBL,

dan Kbdalambentuk SOAP denganbaik

5.2 Saran

5.2.1 Manfaat bagi peneliti

Diharapkan dapat meningkatan kemampuan penulis dan dapat menggali

wawasan serta mampu menerapkan ilmu yang telah didapatkan tentang

pelaksanaan asuhan kebidanan berdasarkan Continuity of Care sehingga

dapat merencanakan dan melakukan asuhan secara berkelanjutan dan dapat

memecahkan permasalahan serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah

diberikan.

5.2.2 Manfaat bagi tempat peneliti

Klien mendapatkan asuhan secara kemprehensif meliputi pemberian

informasi serta pemeriksaan .

5.2.3 Manfaat bagi pendidikan


Sebagai metode penelitian dalam melaksanakan tugas dalam menyusun

Laporan Tugas Akhir, mendidik dan membimbing mahasiswa agar lebih

terampil dalam memberikan Asuhan Kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

Asih, Yusari dan Risneni. 2016. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.Trans
Info Media: Jakarta
BKKBN.2013. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo : Jakarta
BukuKesehatan Ibu dan Anak (KIA) 2017

Dewi, Vivian Nanny Lia dan Tri Sunarsih. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Nifas. Jakarta : Salemba Medika
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2017. ProfilKesehatanIbudanAnakProvinsi
Lampung tahun 2015. Bandar Lampung

JNPK-KR.2014. Asuhan Persalinan Normal.Jakarta: Tim Revisi

Laporan Kinerja Ditjen Kesehatan Masyarakat, 2016

Manuaba, IBG. 2010. PenyakitKandungandan KB untukPendidikanBidan .


Jakarta :EGC

Muslihatun, Wafi Nur, dkk. 2009. DokumentasiKebidanan. Yogyakarta


:Fitramaya

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. IlmuKebidanan. Jakarta :BinaPustaka

Prawirohardjo, Sarwono.2009. BukuAcuanNasionalPelayananKesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Purwoastuti, Endangdan Elisabeth Siwi Walyani. 2014. KonsepKebidanan.


Yogyakarta :Pustaka Baru Pres

Rohani , dkk. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba
Medika
Sukarni K, Icasni dan Margareth ZH. 2013. Kehamilan, Persalinan,
Nifas.Yogyakarta :Nuha Medika.

Sulistyawati, Ari. 2012. AsuhanKebidananPadaMasaKehamilan. Jakarta:


Salemba Medika

Sulistiyawati, Ari. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba
Medika

Sulistiyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba
Medika

Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012

Varney, Helen dkk. 2007. BukuAjarAsuhanKebidanan. Jakarta : EGC

Varney, Helen dkk. 2018. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2.
Jakarta : EGC

Walyani, Elisabeth Siwi. 2015. AsuhanKebidananPadaKehamilan. Yogyakarta


:Pustaka Baru Pres

Anda mungkin juga menyukai