TULI SENSORINEURAL
Berdasarkan uraian pada Bab II dan Bab III, ilmu kedokteran dan Islam
memiliki pandangan yang sama mengenai pengaruh paparan bising pabrik terhadap
ketidakmampuan secara parsial atau total dalam mendengarkan suara pada salah
satu atau kedua telinga akibat kerusakan pada reseptor suara atau kelainan pada
satunya paparan bising mesin pabrik. Bising industri merupakan masalah yang
belum bisa ditanggulangi dengan baik sehingga dapat menjadi ancaman serius bagi
pendengaran para pekerja dan kerugian ekonomi bagi pihak industri. Berbagai studi
gangguan pendengaran akibat bising adalah melalui proses degenerasi pada sel-sel
stereosilia yang meningkat sesuai dengan intensitas dan lama paparan. Bising
dengan intensitas 80 desibel (dB) atau lebih dapat menyebabkan kerusakan reseptor
pendengaran organ Corti pada telinga bagian dalam. Bising mampu menyebabkan
stereosilia pada sel-sel rambut luar menjadi kurang kaku sehingga mengurangi
akan dijumpai lebih banyak kerusakan seperti hilangnya stereosilia dan destruksi
total organ Corti. Dengan hilangnya stereosilia, sel-sel rambut akan mati dan
79
digantikan jaringan parut. Semakin tinggi intensitas paparan bunyi, sel-sel rambut
dalam dan sel-sel penunjang juga akan rusak. Dengan semakin luasnya kerusakan
pada sel-sel rambut, dapat timbul degenerasi pada saraf yang juga dapat dijumpai di
serta menurunkan kualitas hidup, hal demikian merupakan suatu mudharat karena
meliputi pemeliharaan akal, harta, dan agama. Oleh karena itu, harus dicegah dan
paparan bising pabrik. Tuli akibat bising pabrik dapat dicegah dengan penggunaan
alat pelindung telinga dari bising seperti ear plug atau ear muff. Pencegahan
terhadap ketulian akibat bising merupakan salah satu bentuk mensyukuri nikmat
Allah dan mengobati tuli termasuk salah satu maslahah karena, pencegahan dan
karena itu, paparan bising pabrik harus dicegah sebagai upaya menyelamatkan
pendengaran pekerja pabrik, yaitu dengan memakai alat pelindung diri seperti
80