DISCOVERY LEARNING
Disusun oleh:
DISCOVERY LEARNING
Penemuan pembelajaran adalah metode belajar yang siswa dapat actived
selama studi di kelas. Penemuan belajar para guru tidak hanya sebagai pengajar
tetapi guru dapat melakukan sebagai mentoring dan fasilitator untuk diskusi kelas.
Guru ketika melakukan sebagai mentoring dan fasilitator, guru juga melakukan
langsung diskusi ketika siswa membangun pengetahuan untuk memecahkan ini
masalah ini memberikan dengan langkah ilmiah dengan langkah-langkah.
Menurut Suryosubroto (2009: 178) bahwa metode penemuan adalah komponen
dari praktek pendidikan yang meliputi mengajar ke pembelajaran aktif, mandiri
diarahkan, mencari diri, dan relatif(Agus Kistian, Prof. Dian Armanto, 2017). Dari
wikipedia, belajar penemuan adalah teknik pembelajaran dasar penyelidikan dan
dianggap constructivisme sebuah mengembik pendidikan. Pembelajaran
Penemuan didirikan oleh Jerome Bruner di 1960(Wikipedia, nd).
Definisi lainnya tentang pembelajaran penemuan dari Holesinska (2006: 1)
menyatakan bahwa strategi pembelajaran penemuan adalah yang paling
mendorong dari strategi pembelajaran aktif ketika siswa harus bekerja sama untuk
menemukan konsep-konsep oleh dirinya sendiri. Serupa dengan Thorrsett (2002:
1) mengatakan bahwa definisi belajar penemuan adalah belajar ketika tujuan
dipelajari tidak diberikan, tetapi keharusan untuk secara independen ditemukan
oleh seorang pelajar untuk membuat siswa akan actived di kelas. Dengan definisi
yang sama dari Joolingen (1999: 386) menyatakan bahwa belajar penemuan
adalah jenis pembelajaran yang peserta didik membangun dan menemukan
pengetahuan mereka sendiri dengan melakukan percobaan dengan domain dan
untuk coclude berdasarkan hasil dari sebuah eksperimen. Definisi dari Balim
(2009:(Yunisa Rahmi, Dr. Ratmanida 2014).
Kemudian, definisi pembelajaran penemuan dari Lefrancois (Lefrancois di
Emetembun, 1986: 103 dalam Pendidikan Nasional menteri 2014) menyatakan
bahwa belajar penemuan adalah pembelajaran yang terjadi bahwa siswa tidak
disajikan dengan subjek dalam bentuk akhir, tetapi dibutuhkan sebuah
membutuhkan untuk mengatur dirinya sendiri. Dari Budianingsih (2005: 43)
mengatakan bahwa definisi pembelajaran penemuan untuk memahami tentang
konsep, yang berarti, dan hubungan dengan proses intiutional sampai untuk
mendapatkan kesimpulan. Pendidikan nasional menteri (2014: 14) juga
menyatakan bahwa belajar penemuan memiliki sebagai prinsip yang sama seperti
metode penyelidikan. Hanya saja itu, yang berbeda antara belajar penemuan dan
metode inquiry adalah masalah yang diberikan kepada siswa. jika penemuan
belajar masalah ini diberikan kepada siswa adalah rekayasa dari guru, sedangkan
metode penyelidikan masalah ini diberikan kepada siswa bukan hasil dari masalah
rekayasa. Jadi, para siswa harus mengerahkan semua kemampuan untuk
mendapatkan sebuah solusi penemuan berdasarkan masalah dari
penelitian(Muhammad Habib Ridwan, 2015). Dan kita bisa mendapatkan
pembelajaran kesimpulan penemuan adalah mengharuskan peserta didik untuk
menjadi aktif dalam melakukan percobaan, mengumpulkan data, dan menganalisis
data. Kegiatan ini cocok untuk pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada
siswa yang menempatkan guru hanya sebagai fasilitator atau expositor. Artinya,
peserta didik harus mampu memecahkan atau menebak masalah yang diberikan
oleh guru. Hal ini dapat membuat proses belajar menjadi lebih berguna dan efektif
karena dengan memberikan masalah, guru mencoba memberikan rangsangan bagi
siswa.
Bibliografi