Anda di halaman 1dari 2

pencatatan perkawinan dijadikan

sebagai rukun maka dapat

dipastikan tidak ada mudharatnya.

Karena dengan dicatatkannya

perkawinan maka akan terjamin

hak-hak istri dan anak. Untuk

menghilangkan kemudaratan dan

mendatangkan kemaslahatan dalam

pernikahan ini perlu adanya aturan

yang tegas. Dalam hal ini maka

untuk kemaslahatan pencacatan

nikah adalah suatu keharusan.

Sehingga menjadikan pencatatan

bagian dalam rukun nikah menjadi

sebuah kemestian.

diatur dalam UU

nomor 1 tahun 1974 bila dilihat dari tinjaun

ushul fiqhnya bahwa penetapanya berdasarkan

kepada mashlahah mursalah. Secara teks tidak

ada nash yang melarang, begitu pula sebaliknya

tidak ada nash yang menganjurkannya, tetapi

karena keberadaannya yang membawa banyak

kebaikan, maka ia diperlukan. Sebagai-

mana kaidah berbunyi

(sesuatu yang tidak sempurna kecuali dengan

sesuatu yang lain, maka sesuatu yang lain itu

pun menjadi wajib hukumnya). Dalam hal ini,

tujuan suatu perkawinan tidak akan terwujud

sempurna kecuali dengan sesuatu yang lain, di

antaranya pernikahan tersebut harus tercatat,

maka terkait dengan mencatatkan pernikahan


ini menjadi wajib hukumnya. Hanya saja,

wajib di sini bukan masuk ke dalam syarat atau

rukun nikah, tetapi ia digolongkan kepada

wajib nikah

Anda mungkin juga menyukai